Anda di halaman 1dari 3

SUNGAI KAMPAR, RIAU

Sungai Kampar atau (Batang Kampar) merupakan sebuah sungai di Indonesia,


berhulu di Bukit Barisan sekitar Sumatera Barat dan bermuara di pesisir timur
Pulau Sumatera Riau. Sungai ini merupakan pertemuan dua buah sungai yang hampir sama
besar, yang disebut dengan Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Pertemuan ini berada pada
kawasan Langgam (Kabupaten Pelalawan), dan setelah pertemuan tersebut sungai ini disebut
dengan Sungai Kampar sampai ke muaranya di Selat Malaka.

Sungai Kampar
Sumber aliran Bukit Barisan
Mulut sungai Selat Malaka
Negara Indonesia
Panjang 413,5 Km
Ketinggian mata air ...
Debit air rata-rata ...
Daerah aliran sungai 2.186.000 Ha

Sementara sekitar kawasan hulu air sungai ini dimanfaatkan untuk PLTA Koto
Panjang yang mempunyai kapasitas 114 MW. PLTA Koto Panjang atau Pembangkit
Listrik Tenaga Air Koto Panjang, merupakan salah satu pembangkit listrik bertenaga air,
yang berada di kabupaten Kampar, Riau. PLTA ini menggunakan air Sungai Kampar sebagai
sumber penggerak turbinnya, saluran masuk In-take dam PLTA ini berada di daerah Rantau
Berangin. Namun akibat pembuatan dam atau waduk untuk PLTA ini menyebabkan beberapa
desa pada kawasan Koto Panjang menjadi terendam, sehingga pemukiman warga tersebut
dipindah ke kawasan aman lainnya. PLTA Koto Panjang memiliki kapasitas terpasang 3 x 38
megawatt (114 MW).

Aliran Sungai Kampar Kanan menelusuri Lima Puluh Kota dan Kampar, sedangkan
aliran Sungai Kampar Kiri melewati Sijunjung, Kuantan Singingi dan Kampar, kemudian
kedua aliran sungai tersebut berjumpa di Pelalawan.
Sungai Kampar Kanan bermata air dari Gunung Gadang, memiliki luas daerah
tangkapan air 5.231 km². Alur utama semula mengalir ke utara kemudian berbelok ke timur,
bertemu dengan anak sungai Batang Kapur Nan Gadang, mengalir dengan kemiringan sedang
melalui lembah Batubersurat. Selanjutnya bertemu dengan anak sungai Batang Mahat,
mengalir ke arah timur.

Sungai Kampar Kiri bermata air dari Gunung Ngalautinggi, Gunung Solokjanjang,
Gunung Paninjauan Nan Elok, memiliki luas daerah tangkapan air 7.053 km². Dua anak
sungai besar bernama Batang Sibayang dan Batang Singingi.

Semakin ke hilir, badan sungai dan volume airnya semakin membesar karena
ditambah dengan berbagai anak sungai lainnya. Sungai ini dikenal dengan gelombang Bono-
nya, yaitu gelombang tinggi yang diakibatkan pertemuan air sungai dengan air laut. Bono
biasanya terjadi pada saat pasang, sehingga air yang berasal dari sungai, tertekan oleh air laut.
Ditambah lagi dengan dangkalnya muara mengakibatkan gelombang yang tercipta semakin
tinggi.

Gelombang Bono di Sungai Kampau, Riau adalah salah satu keajaiban dari Indonesia.
Ombaknya bisa setinggi 6 meter dan panjang gelombangnya mencapai 300 meter lebih.
Peselancar dunia pun berlomba-lomba menaklukkannya. Di Teluk Meranti, Sungai Kampar,
Kabupaten Palalawan, Riau, terdapat fenomena alam yang membuat penasaran traveler dan
peselancar dunia. Namanya adalah Gelombang Bono yang bisa dipakai untuk
berselancar. "Kalau biasanya surfing di laut, ini beda, surfingnya di sungai," kata Direktur
Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event, Ungkap Achyaruddin.

Meski di sungai, berselancar di Sungai Kampar untuk menaklukkan Gelombang Bono


tidaklah mudah. Bayangkan saja, tinggi ombaknya bisa mencapai 4 sampai 6 meter. Panjang
gelombangnya bisa mencapai 300 meter. "Bono berbeda dengan tempat lain, karena letaknya
di garis ekuator. Jadi gelombangnya cepat, panjang, dan karakternya sulit," ungkap
peselancar asal Inggris, Steven King yang baru sama mencatatkan rekor setelah menaklukan
Sungai Bono.

Gelombang Bono tercipta dari pertemuan arus sungai dan arus laut. Ditambah dengan
angin dan tebing di kanan kirinya. Gelombang di sini menjadi tantangan tersendiri. "Di Bono
itu air sungai, jadi akan sulit mengambang dan berdiri di sana daripada di laut," lanjut
Steve.Oleh sebab itu, Gelombang Bono menjadi daya tarik kuat bagi para peselancar atau pun
traveler. Gelombangnya yang besar akan mencuri perhatian Anda. Selain itu, suara dari
hempasan gelombangnya akan bikin merinding! "Ada dua pintu akses ke Kawasan
Palalawan, dari Batam bisa menyeberang pakai boat. Satu lagi dari naik mobil selama 4 jam
dari Pekanbaru. Di sana ada banyak homestay di Desa Meranti," ungkap Achyaruddin
lagi. Bulan terbaik mengunjungi Sungai Bono adalah di awal dan di akhir musim hujan.
Sebabnya, saat itulah gelombak akan tinggi. Tepatnya di bulan Februari, Maret, Oktober, dan
November. Saat siang dan malam hari, adalah waktu terbaik untuk berselancar di sana.
Siapkan perencanaan Anda! "Kami sudah mengekspos Gelombang Bono sejak 2011. Kami
akan terus mengembangkannya," tutup Achyaruddin.
http://riausupport.blogspot.co.id/2013/07/sungai-kampar-riau.html

Iklim
Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 1000-3000
mm per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan. Daerah yang paling
sering ditimpa hujan setiap tahun adalah Kota Pekanbaru 193 hari, Kabupaten Indragiri Hulu 178
hari, Kabupaten Pelalawan 147 hari, Kabupaten Rokan Hulu 136 hari, dan Kabupaten Kampar dengan
jumlah hari hujan 110 hari. Jumlah Curah Hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi di Kabupaten
Kampar dengan curah hujan sebesar 3 349,0 mm, disusul Kota Pekanbaru sebesar 3 214,4 mm,
sedangkan curah hujan terendah terjadi di Kota Dumai sebesar 635,0 mm. Selanjutnya menurut
catatan Stasiun Meteorologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru tahun 2009
menunjukkan 28,0 celcius dengan suhu maksimum 36,0 celcius dan suhu minimum 21,0 celcius

http://scorponoksiqbal.blogspot.co.id/2011/10/makalah-tentang-provinsi-riau.html

Anda mungkin juga menyukai