Anda di halaman 1dari 9

Kata sulit

1. Wsd adalah Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem drainage yang
menggunakan water seal untuk mengeluarkan udara atau cairan dari cavum pleura (
rongga pleura)
untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut karena Dalam keadaan
normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura /
lubrican.

Toracotomi adalah Tindakan operasi torakotomi emergensi dilakukan untuk


menghentikan perdarahan apabila dijumpai :
a. Dijumpai perdarahan massif atau inisial jumlah produksi darah di atas 1500 cc.
b. Bila produksi darah di atas 5 cc/kgBB/jam.
c. Bila produksi darah 3-5 cc/kgBB selama 3 jam berturut-turut
2. Kontusio
Kontusio adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada kulit.
Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga
darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya (Morgan, 1993: 63)
Kontusio adalah suatu injuri yang biasanya diakibatkan adanya benturan terhadap
benturan benda keras atau pukulan. Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam
jaringan kulit, tanpa ada kerusakan kulit. (Buku ajar praktis bedah)
3. Ekspansi dada asimetris adalah ekstensi bagian-bagian dari dinding dada pada saat
inspirasi. Pada respirasi normal, toraks bersamaan mengembang keatas dan kebawah,
kemudian berkontraksi kebawah dan kedalam. jika proses ini terganggu, pernafasan
menjadi tidak terkoordinasi, mengakibatkan ekspansi dada asimetris.
4. Jvd
5. Fremitus adalah pemeriksaan untuk mengetahui getaran suara dari saluran nafas.
Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara palpasi taktil atau dengan
stetoskop. (Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pernafasan )

6. Diaforesis adalah keringat, terutama keringat berlebihan. (kamus kesehatan)


7. Agitasi (keresahan atau kegelisahan) adalah suatu bentuk gangguan yang
menunjukkan aktivitas motorik berlebihan dan tak bertujuan atau kelelahan, biasanya
dihubungkan dengan keadaan tegang dan ansietas. (Kamus kedokteran)
8. Perkusi dullnes adalah Dullness/ Redup/ pekak : suara perkusi jaringan yang lebih
padat, misalnya pada perkusi hepar, limpa, dan vesika urinaria yang terisi.
9. OKSIGEN NRBM

1. Penatalaksanaan pre hospital.


PERTANYAAN
1. Penatalaksanaan pre hospitas
2. Cara imobilisasi pasien. ?
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala Hemotoraks
Hipoxia, sianosis, dispnea, takipneu, ekspansi dada asimetris, bunyi dullnes saat
perkusi, penurunan suara nafas pada lobus dextra.mungkin memerlukan 200-300 ml
darah sebelum cxr, Kecemasan, Kegelisahan,Kelelahan, dan berkeringat. (trauma
care, 2010)

4. Komplikasi (keperawatan medical bedah)


1. Kegagalan pernafasan
2. Kematian
3. Fibrosis atau parut dari membran pleura
4. Syok
5. penyumbatan ETT
6. Hipotermi
7. Tension pneumotorak
8. Depresi miokard

5. Mekanisme cedera
a. Cedera Benturan Kemudi : Benturan dengan kemudi seringkali menyebabkan
kematian jika pengemudi tidak memakai sabuk pengaman.Perubahan bentuk
kemudi harus dicurigai karena bisa menyebabkan trauma pada dada, kepala,
wajah ,leher, abdomen.
b. Cedera Lain ( Miscellaneous) Dapat terjadi benda-benda yang ada di dalam mobil
dapat mencederai,seperti: barang bawaan,makan,buku,dan penumpang lain. Dapat
mematikan pada saat terjadi deselerasi cepat ke depan
Cedera yang sering terjadi dapat berupa:

 Kepala: coup/contracoup disebabkan oleh pergerakan ke samping


 Leher: mulai dari strain otot sampai subluksasi dengan kelumpuhan
 Lengan dan bahu sesuai dengan tempat benturan
 Dada/Abdomen: disebabkan tekanan langsung dari pintu tempat benturan,atau
penumpang tanpa sabuk pengaman akan terdorong diantara tempat duduk.
 Pelvis dan tungkai: penumpang di daerah benturan akan terdapat fraktur femur
panggul dan pelvis.
Advanced Trauma Life Support (Arlin Prananingrum, 31 Januari 2010
6. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan diagnostik

 Sinar X dada : menyatakan akumulasi udara / cairan pada area pleura,


dapat menunjukan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
 GDA : Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengeruhi, gangguan
mekanik pernapasan dan kemampuan mengkompensasi.
 Angiography, ECG
 Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa (hemothorak).
 Hb : mungkin menurun, menunjukan kehilangan darah.
 Radiologi : foto thorax (AP).
 Gas darah arteri (GDA), mungkin normal atau menurun.
 Torasentesis : menyatakan darah/cairan serosanguinosa.
 Hemoglobin : mungkin menurun.
 Pa Co2 kadang-kadang menurun.
 Pa O2 normal / menurun.
 Saturasi O2 menurun (biasanya).
 Oraksentesis : menyatakan darah/cairan,

7. Cara mengetahui pasien mengalami trauma ?


Mengetahui nya harus dilihat beberapa hal berikut.observasi tempat kejadian
a. Lokasi ?
b. Kecelakaannya bagaimana
c. Gambaran umum tempat kejadian ?
d. Dimana dan berapa banyak korban ?
e. Bagaimana kondisi kendaraan ?
f. Bagaimana mekanisme trauma ?
g. Perlu alat khusus ?
Dengan mengevaluasi tempat kejadian, petugas dapat memperkirakan berapa
besar trauma yang dialami korban dan orang apa yang mungkin mengalami cedera, apa yang
harus ditangani, peralatan yang diperlukan Situasi tempat kejadian. perlu dicatat dan segera
dilaporkan apakah memerlukan tambahan dukungan personil dan peralatan dalam memberi
pertolongan

8. Diagnosa
9. pada kasus masuk Triase ke berapa ?
1. Merah – prioritas tinggi dan segera memerlukan pertolongan (karena ada
masalah respirasi dan sirkulasi)
2. Kuning – prioritas kedua yang mana korban bisa menunggu sebelum di
transport (45 – minutes)
3. Hijau – bisa jalan dan bisa menunggu beberapa jam sebelum di transport
4. Hitam – mati atau tidak mungkin ditolong karena beratnya cedera

10. interpretasi hasil lab


TD : 120/80 mmhg Ph : 7,5-7,45
Nadi : 60-100 x/m CTR <2 Detik
Suhu : 36-37,5 c Hb pria : 13-16 g/dl
RR : 12-20 x/m Pco2 : 35-45 mmhg (hipoventilasi)
Po2 : 80-100 mm hg Hco3 : 22-26 mEq/l
Sao2 : 96-100%
(trauma care)
11. bagian tubuh yg rusak
12. prognosis
13. jenis jenis trauma :

PENATALAKSANAAN in hospital
1. Darurat
a. Anamnesa yang lengkap dan cepat. Anamnesa termasuk pengantar yang mungkin
melihat kejadian. yang ditanyakan :
o Waktu kejadian
o Tempat kejadian
o Bagaimana keadaan penderita selama dalam transportasi.
b. Pemeriksaan harus lengkap dan cepat, baju penderita harus dibuka, kalau perlu
seluruhnya.
1. Inspeksi
 Warna kulit, sianosis atau pucat. (Sianosis merupakan tanda kurang oksigen.
 Berikan posisi sesuai kondisi pasien.
 Liat pernafasan pasien,, apakah pernafasan cuping hidung atau tidak.
 Dipneu
 Tingkat pernafasan, irama, kedalaman, gerakan dada.
 Lokasi nyeri.

2. Palpasi
 Diraba ada/tidak krepitasi
 Nyeri tekan anteroposterior dan laterolateral.
 Fremitus kanan dan kiri dan dibandingkan
3. Perkusi
 Adanya sonor, timpanis, atau hipersonor.
 Aadanya pekak dan batas antara yang pekak dan sonor seperti garis lurus atau
garis miring.
4. Auskultasi
 Bising napas kanan dan kiri dan dibandingkan.
 Bising napas melemah atau tidak.
 Bising napas yang hilang atau tidak.
 Batas antara bising napas melemah atau menghilang dengan yang normal.
 Bising napas abnormal dan sebutkan bila ada.
Pemeriksaan tekanan darah.
Kalau perlu segera pasang infus,.
Pemeriksan kesadaran.
Pemeriksaan Sirkulasi perifer.
Kalau keadaan gawat pungsi.
Kalau perlu intubasi napas bantuan.
Kalau keadaan gawat darurat, kalau perlu massage jantung.
Kalau perlu torakotomi massage jantung internal.
Kalau keadaan stabil dapat dimintakan pemeriksaan radiologik (Foto thorax
AP, kalau keadaan memungkinkan).
2. Therapy
a. Chest tube / drainase udara (pneumothorax).
b. WSD (hematotoraks).
d. Torakotomi.
e. Pemberian oksigen

PENANGANAN PRE HOSPITAL

Pada saat akan memberi pertolongan kepada korban trauma,


1. pertama Yang harus memperhatikan lokasi kejadian apakah aman dari bahaya. Yang
dimaksud aman disini adalah aman bagi petugas dan pasien. Di lokasi kejadian
petugas mengidentifikasi adanya resiko bahaya, bila ada segera pindahkan, kobran
atau amankan daerah tersebut bila memungkinkan. Untuk itu perlu kerja sama dengan
instansi lain contoh polisi atau pemadam kebakaran. Bersama dengan hal diatas,
petugas dengan cepat mengevaluasi situasi tempat kejadian trauma, beberapa hal yang
perlu diperhatikan.
h. Lokasi ?
i. Gambaran umum tempat kejadian ?
j. Dimana dan berapa banyak korban ?
k. Bagaimana kondisi kendaraan ?
l. Bagaimana mekanisme trauma ?
m. Perlu alat khusus ?
Dengan mengevaluasi tempat kejadian, petugas dapat memperkirakan berapa
besar trauma yang dialami korban dan orang apa yang mungkin mengalami cedera, apa yang
harus ditangani dan peralatan yang diperlukan Situasi tempat kejadian perlu dicatat dan
segera dilaporkan apakah memerlukan tambahan dukungan personil dan peralatan dalam
memberi pertolongan
1. Penatalaksanaan prehospital (Prosedur Keperawatan darurat.EGC)
untuk penatalaksanaan langsung saat di tempat kejadian itu sangat penting dan
jangan sampai penanganan yang tidak tepat itu dapat menyebabkan kerusakan lebih
lanjut dan penurunan fungsi neurologis.
A. Proteksi diri dan lingkungan , lihat lingkungan aman atau tidak .
B. selalu utamakan A-B-C, mencegah penyumbatan jalan nafas yg disebabkan karena
darah, air liur atau makanan yg keluar dari lambung, kontrol perdarahan bila
terjadi perdarahan,
C. Sedapat mungkin mengenal penyebab cedera ()
D. Lakukan stabilisasi dengan tangan untuk menjaga kesegarisan tulang belakang
E. Kepala dijaga agar tetap netral, tidak tertekuk (fleksi) ataupun
mendongak(ekstensi) saat pasien di imobilisasi.
F. Kepala dijaga agar tetap segaris , tidak menengok kiri atau kanan.
G. Pasang kolar servikal , dan penderita dipasang diatas long spinal board
H. Periksa dan perbaiki A-B-C
I. Periksa akan adanya kemungkinan cedera spinal.
J. Rujuk ke RS

Anda mungkin juga menyukai