Anda di halaman 1dari 21

OLEH:

HIKMATULLOH, M.PdI
SURAT DARI ALLAH
KOMPETENSI
 Perbedaan Qur’an Hadits dan Hadits Qudsi
 Kedudukan fungsi nya
 Kemukzizatan al Qur’an
 l-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan dengan lafal Bahasa
Arab dan maknanya dari Allah SWT melalui wahyu yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, Ia merupakan
dasar dan sumber utama bagi syariat.
Dalam hubungan ini Allah sendiri menegaskan dalam firman-
Nya :
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan
berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (QS. Yusuf : 2)[6]
Sedangkan menurut Zakaria al-Birri[7], yang dimaksud al-
Qur’an adalah :
Al-Kitab yang disebut al-Qur’an dalah kalam Allah SWT, yang
diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad SAW dengan lafal
Bahasa Arab dinukil secara mutawatir dan tertulis pada
lembaran-lembaran mushaf.
Perbedaan Qur’an Hadits dan
Hadits Qudsi
 Perbedaan dari segi bahasa dan makna adalah
sbb.
 Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa dan maknanya
langsung dari Allah swt
 Hadis Qudsi adalah hadis yang maknanya dari Allah
swt., sedangkan bahasanya dari Nabi saw.
 Hadis Nabawi adalah bahasa dan maknanya dari Nabi
saw.
 Perbedaan dari segi periwayatan adalah sbb :
 Al-Qur’an tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya
saja sebab dapat mengurangi kemujizatannya
 Hadis qudsi dan hadis nabawi boleh diriwayatkan
dengan maksudnya saja. Yang terpenting dalam hadis
adalah penyampaian maksudnya.
 Perbedaan dari segi nilai membacanya adalah sbb
:
 Al-Qur’an diperintahkan untuk dibaca, baik pada
waktu shalat (surah al-fatihah) maupun di luar shalat
sebagai ibadah, baik orang yang membacanya itu
mengerti maksudnya maupun tidak
 Hadis qudsi dan hadis nabawi dilarang dibaca ketika
shalat dan membacanya tidak bernilai ibadah. Yang
terpenting dalam hadis adalah untuk dipahami,
dihayati dan diamalkan.
Kedudukan fungsi nya
Fungsi Al Quran :

 Sebagai petunjuk akidah atau kepercayaan yang harus


dianut oleh manusia.
 Sebagai petunjuk mengenai moral (akhlak) yang harus
diikuti manusia baik secara individual maupun
kolektif.
 Sebagai petunjuk mengenai syari'at dan hukum,
dengan jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang
harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya
dengan Tuhan maupun sesamanya.
Kedudukan Al Quran :

 Al Quran dipandang sebagai sumber pertama yang


membentuk seluruh bangunan keagamaan Islam, baik
Teologi, Etika maupun Hukum.
 Al Quran menjadi basis segala aspek kehidupan
individual dan sosial Kaum Muslim.
Pokok Kandungan Al Quran :

 Ajaran mengenai Akidah.


 Ajaran mengenai Ibadah dan Syari'ah.
 Ajaran mengenai Mu'amalah.
 Keterangan tentang yang Haq (Benar) dan Bathil
(Salah).
 Petunjuk-petunjuk Ilmiah (Keilmuan)
 Keterangan tentang Alam Ghaib.
 Kisah-kisah Umat-umat Terdahulu.
 Tabsyir (Berita Gembira) dan Indzar (Peringatan).
Kemukzizatan al Qur’an
 Unsur-unsur mukjizat, sebagaimana dijelaskan oleh
Quraish Shihab, adalah:
1. Hal atau peristiwa yang luar biasa
2. Terjadi atau dipaparkan oleh seseorang yang mengaku
Nabi.
3. Mendukung tantangan terhadap mereka yang
meragukan kenabian
4. Tantangan tersebut tidak mampu atau gagal dilayani
 1. Mendatangkan semisal Al-Qur'an secara
keseluruhan, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-
Isra (17) ayat 88:

 “Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin


berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an ini,
niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang
serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian lain.” (Al-Isra (17): 88)
 2. Mendatangkan sepuluh surat yang menyamai surat-
surat yang ada dalam Al-Qur’an, sebagaimana dijelaskan
dalam surat Hud (11) ayat 13 berikut

 “Bahkan mereka mengatakan, Muhammad telah membuat-


buat Al-Qur’an itu. “ Katakanlah, kalu demikian, maka
datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat
menyamai, dan panggilah orang-orang yang kamu sanggup
memanggilnya selain Allah, jika kamu memang orang-
orang yang benar” (Q.S. Hud [11]: 13)
 surat yang menyamai surat-surat yang ada dalam Al-
Qur'an, sebagaimana dijelaskan oleh surat Al-Baqarah
(2) ayat 23:

 “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-


Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami
(Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal
Al-Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain
Allah, jika kami orang-orang yang benar” (QS. Al
Baqarah (2): 23)
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
 1. Gaya Bahasa
 Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu
merasa kagum dan terpesona, bukan saja orang-orang
mukmin, tetapi juga bagi orang-orang kafir. Kehalusan
ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka
masuk Islam. Bahkan, Umar bin Khattab pun yang
mulanya dikenal sebagai orang yang paling memusuhi nabi
Muhammad SAW, dan bahkan berusaha membunuhnya,
memutuskan masuk Islam dan beriman pada kerasulan
Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-
Qur-an. Susunan Al-Qur-an tidak dapat disamakan oleh
karya sebaik apa pun.[4]
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
 2. Susunan Kalimat
 Kendatipun Al-Qur-an, hadis qudsi, dan hadis nabawi
sama-sama keluar dari mulut nabiu, terapi uslub
(style) atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda.
Uslub bahasa Al-Qur-an jauh lebih tinggi kualitasnya
bila dibandingkan dengan lainya. Al-Qur-an muncul
dengan uslub yang begitu indah. Didalam uslub
tersebut terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak
akan pernah ada ucapan manusia.
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
 3. Hukum Illahi yang Sempurna
 Al-Qur-an menjelaskan pokok-pokok aqidah, norma-norma
keutamaan, sopan-santun, undang-undang ekonomi, politik,
sosial, dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Al-
Qur-an menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah
ketentuan hukum, yakni:
 a. Secara global
 Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global,
sedangkan perincianya diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
 b. Secara terperinci
 Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan
dengan utang piutang, makanan yang halal dan yang haram,
memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
 4. Ketelitian Redaksinya
 Ketelitian redaksi Al-Qur-an bergantung pada hal berikut:
 a. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya.
 b. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya.
 c. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan akibatnya.
 d. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya.
 e. Disamping keseimbangan-keseimbangan tersebut, ditemukan juga keseimbang khusus
 1. Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun,
sedangkan kata hari yang menunjukan bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni), berjumlah tiga
puluh, sama dengan jumnlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti bulan (syahr) hanya
terdapat dua belas kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
 2. Al-Qur-an menjelaskan bahwa langit itu ada tujuh macam. Penjelasan ini diulangi sebanyak
tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah [2] ayat 29, surat Al-Isra [17] ayat 44, surat Al-Mukmin
[23] ayat 86, surat Al-Fushilat [41] ayat 12, surat Ath-Thalaq [65] ayat 12, surat Al-Mulk [67] ayat 3, dan
surat Nuh [71] ayat 15. Selain itu, penjelasan tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam hari
dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
 3. Kata-kata yang menunjukan kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi atau basyir (pembawa
berita gembira) atau nadzir (pemberi peringatan), kesemuanya berjumlah 518 kali. Jumlah ini
seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut, yakni
518.[5]
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
 5. Berita tentang Hal-hal yang Gaib
 Sebagaimana ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur'an itu
adalah berita gaib. Salah satu contohnya adalah Fir’aun, yang mengejar-ngejar
Nabi Musa. Hal ini, diceritakan dalam surat Yunus (10) ayat 92:
“Maka pada hari Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan
dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
 Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Firaun akan diselamatkan Tuhan untuk
menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui hal
tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19,
tepatnya pada tahun 1896 di lembah raja-raja Luxor Mesir, seorang ahli
purbakala Loret menemukan satu mumi, yang dari data-data sejarah terbukti
bahwa ia Firaun yang bernama Muniftah yang pernah mengejar Nabi Musa a.s.
selain itu pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah
Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Firaun tersebut. Apa yang
ditemukannya satu jasad utuh, seperti yang diberitakan Al-Qur'an melalui
Nabi yang ummy (tidak pandai membaca dan menulis)
Segi-segi Kemukjizat Al-Qur'an
 6. Isyarat-isyarat Ilmiah
 Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dala Al-Qur-an misalnya:
 a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan
pantulan. Terdapat dalam Q.S. Yunus [10]: 5.
 b. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakan napas, hal ini
terdapat pada surat Al-An’am [6]: 25
 c. Perbedaan sidik jari manusia. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah [75]: 4
 d. Aroma/bau manusia berbeda-beda. Terdapat dalam surat Yusuf [12]: 94
 e. Masa penyusuan yang tepat dan kehamilan minimal. Terdapat dalam
surat Al-Baqarah [2]: 233
 f. Adanya nurani (super ego) dan bawah sadar manusia. Terdapat dalam
surat Al-Qiyamah [75]: 14
 g. Yang merasakan nyeri adalah kulit. Terdapat dalam surat Al-Qiyamah
[75]: 4

Anda mungkin juga menyukai