TINJAUAN PUSTAKA
merupakan satu kelompok atau sekumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil dan biasanya tidak selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan, atau ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah
dibawah asuhan kepala keluarga. keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang
terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah atau adopsi yang tinggal dalam satu
dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-
nilai, pola pemikiran dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya
luar dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya. (Harnilawati, 2013). Menurut
sulistyo (2012) Keluarga merupakan sistem sosial yang terbuka/hidup artinya dalam
keluarga terdiri dari anggota keluarga, terjadi interaksi antar anggota dan
mempunyai ciri atau sifat yang berbeda dengan keluraga lain. Dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga dengan penderita yang sakit.
Keluarga juga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya dan anggota
keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan
11
12
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
perkawinan yang memiliki hubungan darah dan tinggal bersama dalam satu atap serta
merupakan orang terdekat yang mempunyai unsur penting dalam kehidupan, karena
didalamnya terdapat peran dan fungsi dari anggota keluarga tersebut yang saling
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam
situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah
tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
menyebutkan “setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara kesehatan dalam
upaya meningkatkan tingkat derajat kesehatan yang optimal. Setiap anggota keluarga
tertentu.
2. Ibu : Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga dan
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
keluarga.
produktivitas tinggi.
14
a. Fungsi keagamaan
b. Fungsi budaya
dipertahankan.
menerus.
kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan
seimbang.
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju
d. Fungsi perlindungan
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang
- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun rasa aman psikis dari
e. . Fungsi reproduksi
f. Fungsi sosialisasi
pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
masyarakat.
masyarakat.
sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi
g. Fungsi ekonomi
kehidupan keluarga.
seimbang.
keluarga.
keluarga.
keluarga.
Keluarga terdiri dari dua macam, yaitu keluarga inti (nuclear family) yang
terdiri dari ayam, ibu dan anak-anaknya, dan keluarga besar (extended family). Pada
keluarga besar di dalamnya terdapat orang lain selain keluarga inti, misalnya nenek,
18
kakek, bibi, paman, atau lainnya yang kadang-kadang timbul masalah dalam
Selain itu, dalam Sudiharto (2007) juga terdapat beberapa bentuk keluarga
diantaranya:
1. Keluarga inti (nuclear family), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak,
2. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal
seseorang dilahirkan.
3. Keluarga besar (extended family), keluarga inti ditambah keluarga yang lain
4. Keluarga berantai (social family), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
hidup bersama.
8. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai global dan
pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman dalam harnilawati
(2015) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu:
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga
sekitar keluarga.
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda. Perawatan
20
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari
komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak,
dan anggota keluarga lain (pada keluarga besar) dan keluarga inti.
Menurut sulistyo (2012) System didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan yang
diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi dan saling
ketergantungan satu dengan yang lainnya dan dapat bertahan dalam waktu tertentu.
berhubungan dan tergantung satu dengan yang lain dalam waktu tertentu untuk
terdiri dari anggota keluarga, terjadi interaksi antara anggota dan lingkungannya,
fungsi sendiri-sendiri.
3. Keluarga berada dalam sistem yang lenih besar yaitu masyarakat disekitarnya
perawat utama dalam anggota keluarga. Keluarga akan berperan banyak terutama
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga. Sebagai satu sistem
akan terjadi saling interaksi, intelerasi, dan interdependensi antara sub-sub sistem di
dalam keluarga. Dengan kata lain salah satu anggota keluarga mengalami gangguan ,
sekitarnya.
keluarga.
supra sistemnya.
b) Sistem tertutup : Tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak selaras,
2. Aturan keluarga
a) Sistem terbuka:
b) Sistem tertutup
berkembang, harga diri : kurang percaya diri, ragu-ragu dan kurang dapat
Keluarga merupakan sistem sosial karena terdiri dari kumpulan dua orang
atau lebih yang mempunyai peran sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan
dan tergantung antar individu. Seperti pada umumnya keluarga suatu sistem, keluarga
Lingkungan
Umpan balik
fungsi keluarga.
3) Keluaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk prilaku
lingkungan/masyarakat disekitar.
lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberikan dorongan / motivasi atau
semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan (Chaplin,
25
2006). Kuntjoro (2002, dalam Fithriany 2011) mengatakan bahwa pengertian dari
dukungan adalah informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan, yang nyata atau
tingkah laku diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek didalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan
ini biasanya didapatkan dari seseorang yang terdekat yang bisa diandalkan,
memberikan kepedulian serta mengasihi dan akan efektif apabila terjalin hubungan
melindungi sesorang dari efek stress yang buruk. Dukungan keluarga adalah sikap,
Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi
keluarga merasa ada yang memperhatikan (Friedman, 2010). Dalam hal ini orang
(silvitasari, 2013).
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
stress.
saran atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga yang diberikan oleh
oleh keluarga sebagai suatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan
sosial bisa atau tidak digunakan), tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang
yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika
diperlukan. Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal,
seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan
keluarga adalah:
1. Faktor Internal
a. Tahap Perkembangan
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
berbeda-beda.
c. Faktor emosi
28
d. Spiritual
2. Faktor external
a. Praktik dikeluarga
b. Faktor sosioekonomi
kesehatan pribadi.
Menurut KBBI (Kamus besar bahasa indonesia), patuh berarti suka menurut
perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin. kepatuhan berarti bersifat
pasien dalam minum obat secara benar tentang dosis, frekuensi, dan waktunya
(Ardhiyanti, 2015). Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis
dari dokter yang mengobatinya (Silvitasari, 2012). Kepatuhan berarti memakai obat
persis sesuai dengan aturan, yaitu obat yang benar, pada waktu yang benar, dengan
Kepatuhan dan komitmen terhadap terapi sangat diperlukan. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan kenyamanan dan toleransi terhadap terapi. Hal ini penting karena 36
diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat. Kepatuhan atau
adhrennce harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur pada setiap kunjungan.
ARV.
30
dari pada terapi medik lainnya. Laporan WHO mengatakan akan mudah dan murah
melakukan intervensi kepatuhan berobat secara konsisten dan hasilnya sangat efektif.
sukses terapi.[12] Untuk mencapai supresi virologis yang baik diperlukan tingkat
kepatuhan terapi ARV yang sangat tinggi. Penelitian menunjukan bahwa untuk
mencapai tingkat supresi virus yang optimal setidaknya 90 - 95 % dari semua dosis
tidak boleh terlupakan. Resiko kegagalan terapi timbul jika pasien sering lupa minum
obat. Sebelum mulai terapi, pasien harus memahami program terapi ARV beserta
konsekuensinya. Harus dibuat rencana pengobatan secara rinci bersama pasien untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab pasien untuk berobat secara teratur dan terus –
menerus. Penjelasan rinci tentang pentingnya kepatuhan minum obat dan akibat dari
Banyak penelitian menunjukan bahwa dengan kelupaan hanya satu atau dua
dosis saja per minggu, menimbulkan dampak yang besar terhadap keberhasilan
pengobatan ARV
>90% 81%
90-95% 64%
80-90% 50%
70-80% 25%
<70% 6%
Hasil penelitian yang ditujukan pada tabel 2.2 menunjukan bahwa walau dengan 95 %
kepatuhan, hanya 81 % orang mencapai viral load yang tidak terdeteksi. Kepatuhan 95
31
% ini berarti pasien hanya lupa atau terlambat memakai tiga dosis per bulan dengan
Menurut Smet (1994) dalam silvitasari (2013) berbagai strategi telah dicoba
2) Dukungan sosial
3) Perilaku sehat
Modifikasi gaya hidup dan control secara teratur atau minum obat anti
4) Pemberian informasi
(2012) yaitu:
1. Motivasi diri
keinginan untuk dapat bertahan hidup dan tidak ingin sakit. Motivasi dari
dalam diri ODHA untuk sembuh atau bertahan hidup merupakan faktor
hal ini bisa berfungsi menjadi Pengawas Minum Obat (PMO) bagi
penting karena Pada dasarnya untuk dapat menjalani ARV dengan baik,
dan optimal, utamanya layanan ARV, sehingga dapat hidup sehat, adalah
jaminan kerahasiaan dan penjadwalan yang baik, petugas yang ramah dan
membantu pasien.
kesehatan, dan asal kelompok dalam masyarakat misal waria atau pekerja
3. Paduan terapi ARV. Meliputi jenis obat yang digunakan dalam paduan,
bentuk paduan (FDC atau bukan FDC), jumlah pil yang harus diminum,
karakteristik obat dan efek samping dan mudah tidaknya akses untuk
mendapatkan ARV.
diminum.
nada afeksi dari hubungan tersebut (hangat, terbuka, kooperatif, dll) dan
pasien
1) Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio
terapi.
menjadi empat bagian menurut Niven (2002) dalam silvitasari (2013) antara lain :
Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham tentang
2) Kualitas Interaksi
ketidakpatuhan.
dijalankan, diantaranya :
2) Terjadinya resistensi
3) Keracunan
ketidakpatuhan, yaitu :
pengobatan.
(people living with HIV/AIDS), sedangkan diindonesia kategori ini diberi nama
merupakan orang yang menderita HIV/AIDS yang secara fisik sama dengan orang
yang tidak menderita HIV/AIDS. Mereka pada umumnya memiliki ciri-ciri yang
37
sama seperti orang sehat sehingga tidak dapat diketahui apakah seseorang itu
sistem kekebalan tubuh manusia, virus yang masuk menyerang dan merusak sel darah
putih sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi
akan menurun jumlahnya, akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan
didapat, bukan keturunan. Immune terkait dengan sistem kekebalan tubuh. Deficiency
berarti kekurangan. Syndrome berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala
tertentu. Jadi AIDS merupakan kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan
sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah kita lahir (Susani, 2015).
penderita HIV dan AIDS dewasa dapat dibagi menjadi empat stadium :
1) Stadium I
a) Asimtomatis
2) Stadium II
angularis)
38
3) Stadium III
bulan
d) Kandidiasis oral
4) Stadium IV
j) Sepsis
k) Tuberkulosis ektrapulmoner
39
l) Limfoma maligna
m) Sarkoma kaposi
n) Enselopati HIV
Gejala klinis HIV/AIDS Menurut Mayo Foundation for Medical Educstion and
1. Fase awal
bening.
2. Fase lanjut
3. Fase akhir
Perjalanan klinis pasien dari tahap terinfeksi HIV sampai tahap AIDS, sejalan
dengan penurunan derajat imunitas pasien, terutama imunitas seluler dan menunjukan
40
keganasan. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang menjadi
AIDS pada tiga tahun pertama, 50% menjadi AIDS sesudah sepuluh tahun dan
hampir 100% pasien HIV menunjukna gejala AIDS setelah 13 tahun (Ardhiyanti,
2015).
positif. Rentang waktu sejak HIV menjadi positif disebut window period
antara satu sampai tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai
6 bulan.
sekitar 5-10 tahun. Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang tampak sehat
c. Stadium ketiga
ARV atau antiretroviral adalah obat anti HIV yang dapat menekan
petunjuk dokter baik dosis maupun waktunya. Mengingat bahwa HIV adalah
virus yang selalu bermutasi, maka jika tidak mematuhi aturan pemakaian obat
ARV, obat yang dikonsumsi tidak bisa lagi memperlambat laju HIV menuju ke
tujuan:
opportunistik
Obat–obatan ARV yang beredar saat ini sebagian besar bekerja berdasarkan
siklus replikasi HIV, sementara obat–obat baru lainnya masih dalam penelitian. Jenis
obat–obat ARV mempunyai target yang berbeda pada siklus replikasi HIV yaitu :
42
a) Entry (saat masuk). HIV harus masuk ke dalam sel T untuk dapat
Enzim reverse transcriptase dapat dihalangi oleh obat AZT, ddC, 3TC,
dan D4T, enzim integrase mungkin dihalangi oleh obat yang sekarang
b) Early replication. Sifat HIV adalah mengambil alih mesin genetik sel T.
bahan genetik sel, maka sel akan diatur unyuk membuat berbagai
43
potongan sebagai bahan untuk membuat virus baru. Potongan ini harus
dipotong dalam ukuran yang benar yang dilakukan enzim protease HIV,
maka pada fase ini, obat jenis protease inhibitors diperlukan untuk
Obat ARV terdiri atas beberapa golongan antara lain nucleoside transcriptase
DNA (proses ini dilakukan oleh virus HIV agar bisa bereplikasi).
memotong DNA yang dibentuk oleh virus dengan ukuran yang benar untuk
memproduksi virus baru, contoh obat golongan ini adalah indinavir (IDV),
Semakin cepat pengobatan dimulai, semakin baik hasilnya. Obat akan bekerja
dengan baik bila sistem kekebalan juga bekerja dengan baik melawan virus. Namun
demikian, waktu memulai terapi ARV harus dipertimbangkan dengan ART diberikan
dalam jangka panjang. Menurut WHO (2015), ART bisa dimulai pada orang dewasa
a. Pengobatan ARV dapat dimulai lebih dini tanpa melihat jumlah sel CD4,
dengan prioritas pada dewasa dengan gejala klinis HIV yang berat (WHO
stadium klinis 3 atau 4) dan dewasa yang CD4-nya di bawah 350 sel/mm3
(WHO, 2015).
1) Kepatuhan
2) Kesinambungan
3) Pendampingan
4) dan lain–lain
45
c. Pertimbangkan kepatuhan
prophylaxis)
a. Infeksi HIV telah dikonfirmasi dengan hasil tes positif yang tercatat
b. Memiliki indikasi medis, jika tidak memenuhi indikasi klinis, jangan memulai
6) Tidak ada kasus ketidakpatuhan berobat yang muncul saat ini (beberapa
psikiatri serius.
kemenkes RI (2011) disebutkan bahwa HIV sangat cepat bermutasi sehingga resisten
47
infeksi HIV digunakan terapi antiretriviral yang sangat aktif (highly active antiretroviral
therapy, disingkat HAART). Pilihan terbaik HAART saat ini berupa kombinasi dari
setidaknya tiga obat (disebut “koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam
(3TC), Tenofovir (TDF), Emtri citabine (FTC) dengan non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitor (NNRTI) yang terdiri dari Nevirapin (NVP), Efavirenz (EFV). (Dirjen P3L
ODHA dewasa Stadium klinis 1 > 350 sel/mm3 Belum mulai terapi.
dan 2 Monitor gejala
klinis dan jumlah
sel CD4 setiap 6-12
bulan
< 350 sel/mm3 Mulai terapi
maupun virologis. Pada tempat dimana tidak tersedia sarana pemeriksaan CD4 dan
atau viral load, maka diagnosa kegagalan terapi menurut gejala klinis dapat dilakukan.
Sebaliknya pada tempat yang mempunyai sarana pemeriksaan CD4 dan atau viral
48
load, maka diagnosa kegagalan terapi ditegakkan dengan panduan pemeriksaan CD4
dan atau viral load setelah pada pemeriksaan fisik dijumpai tampilan gejala klinis yang
mengarah pada kegagalan terapi. Di bawah akan diulas dua macam kriteri kegagalan
terapi, yang pertama adalah yang menggunakan pemeriksaan CD4 dan VL sebagai
dasar penentuan (kriteria WHO) dan yang menggunakan pemeriksaan klinis sebagai
dasar penentuan gagal terapi (utamanya digunakan pada tempat yang tidak memiliki
Keberhasilan terapi dapat dilihat dari tanda-tanda klinis pasien yang membaik
setelah terapi, salah satunya infeksi oppurtunistik tidak terjadi., BB meningkat, tidak
terjadi resistensi dan CD4 meningkat. Ukuran jumlah sel CD4+ menjadi predictor
sebagai perbaikan yang lambat dalam terapi, meski pada kenyataannya pasien yang
memulai terapi pada saat CD4+ rendah, akan menunjukkan perbaikan yang lambat.
Namun jumlah CD4+ di bawah 100 sel/mm3 menunjukkan resiko yang signifikan
(Silvitasari, 2013).
Hampir semua orang kadang-kadang lupa atau terlambat minum obat, akan
tetapi ada perbedaan antara sekali-kali melupakan dan lupa beberapa minggu. Jika
sering terlambat atau lupa, mungkin lebih baik berhenti ARV sampai penderita benar-
benar lebih mampu minum obat sesuai jadwal. Ini akan menghindari kemungkinan
50
timbulnya resistensi. Obat ARV diminum setiap hari, jika penderita ingat bahwa lupa
satu dosis sebaiknya langsung diminum segera setelah ingat. Namun jika lupa maka
pada waktu selanjutnya obat ARV jangan di gandakan dosisnya, karena tidak ada
Zidovudine (ZDV 250 atau 300 mg setiap 12 jam. Dalam suhu kamar
atau AZT)
Dosis 250 mg sementara tidak
tersedia di Indonesia
Emtricitabine (FTC) 200 mg setiap 24 jam Dalam suhu kamar
Didanosine (ddI) [b] Bb > 60 kg : 400 mg setiap 24 Tablet dan kapsul dalam
(tablet bufer atau jam. suhu kamar. Puyer harus
kapsul enteric BB < 60 kg : 250 mg setiap 24 dalam refrigerator, suspensi
coated) jam orall formula pediatrik
(250 mg setiap 24 jam bila dapat tahan hingga 30 hari
diberikan bersama TDF) bila disimpan dalam lemari
es.
(Diminum 2 jam setelah makan
atau 1 jam setelah makan).
Lamivudine (3TC) 150 mg setiap 12 jam atau 300 Dalam suhu kamar
mg setiap 24 jam (sesudah
makan)
Stavudine (d4T) 30 mg setiap 12 jam (setelah Dalam suhu kamar.
makan) Suspensi oral harus
disimpan di lemari es dan
stabil hingga 30 hari
Nucleotide RTI
Pasien yang sedang mendapat kan ARV umumnya menderita efek samping
sekitar 25% penderita mnghentikan terapi pada tahun pertama karena efek samping
obat dan 25% penderita tidak meminum dosis yang dianjurkan karena takut akan efek
samping yang ditimbulkan. Efek samping antiretroviral yang paling lazim dalam
DAFTAR PUSTAKA
Consolidated guidelines onthe use of antiretroviral drugs for treating and preventing
hiv infection Recommendations for a public health approach. 2016. WHO.
Second edition.
Friedman, marlyn, M (2010). Buku ajar keperawatan keluarga riset, teori dan praktek,
ed 2. Jakarta: EGC
Lembaran informasi tentang HIV dan AIDS untuk ODHA. Jakarta:Yayasan spiritia
Nursalam, kurniawan ninuk, (2007). Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV
AIDS. Jakarta: Salemba medika
Pedoman Nasional tatalaksana klinis infeksi HIV dan terapi antiretroviral pada orang
dewasa, kemenkes RI, 2011
Pedoman Nasional tatalaksana klinis infeksi HIV dan terapi antiretroviral pada orang
dewasa, kemenkes RI, 2007
Susana murni. (2015). Hidup dengan HIV dan AIDS. Jakarta:Yayasan spiritia
Setiawati santun, agus citra dermawan (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan
keluarga ed 2. Jakarta: Trans info media.