Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN

“ TOKSIKOLOGI GAS CO “

OLEH :

NAMA : - DOMINIKA P. KHOTAN (1706070037)


- ANGGELINA G. I. WEA (1706070041)
- SITI SARIFAH BARAY (1706070051)
- ERWIN Y. BESSY (1706070060)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTASS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan berkat dan rahmat-Nya, kami selaku punyusun dapat menyelesaikan makalah
TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN dengan judul “Toksikologi Gas CO” ini dengan baik.
Dimana makalah ini di buat dengan tujuan untuk mempelajari tentang toksikologi dari gas
CO, sumber, dan penyebarannya di alam serta akibatnya bagi makhluk hidup, dan juga untuk
melengkapi nilai mata kuliah toksikologi lingkungan.
Kami juga ingin mengucapkan limpah terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
ikut andil dalam penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak. Baik untuk
dosen pengasuh mata kuliah dan teman-teman anggota kelompok ini, serta teman-teman kelas
toksikologi lingkungan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian. Dan
pastinya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami selaku penyusun meminta
pengertiannya dan memohon maaf yang sebesar-besarnya, dan kami penyusun mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Kupang, Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................2
C. TUJUAN..................................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN.................... ....................................................................................3
A. PENGERTIAN GAS CO.........................................................................................3
B. SUMBER DAN PENYEBARAN GAS CO DI ALAM.........................................3
C. MEKANISME TOKSIKOLOGI GAS CO..............................................................6
D. DAMPAK TOKSIKOLOGI GAS CO.....................................................................7
E. PERTOLONGAN PERTAMA DAN PENCEGAHAN PADA GAS CO...............9
BAB III : PENUTUP.. .................................................... ........................................................11
A. KESIMPULAN................................................. ....................................................11
B. SARAN................................................. ................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan
meningkatnya pembangunan fisik kota, pusat – pusat industri dan sarana transportasi
yang semakin bertambah, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang
dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi perubahan
tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan serta tumbuhan.
Pencemaran udara diartikan sebagai suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi
rusak dan terkontaminasi oleh zat – zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang
membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota
– kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas – gas yang
mengandung zat di atas batas kewajaran. Salah satu polutan berbahaya yang
terkandung dalam udara adalah gas Karbon Monoksida (CO).
Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa , tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan
berbahaya. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu
atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen berikatan dan satu ikatan
kovalen koordinasi antara karbon dan oksigen.
Gas CO dapat bertahan lama di muka bumi karena kemampuan atmosfer
untuk menyerapnya adalah 1 sampai 5 tahun. Gas CO utamanya dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna dari senyawa karbon, misalnya berasal dari minyak
tanah, bensin, solar, batubara, LPG, atau kayu. Karbon monoksida terbentuk apabila
terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Namun, pada umumnya gas
CO terbentuk secara alamiah maupun sebagai hasil sampingan kegiatan manusia.
Dampak dari CO bagi manusia, bervariasi tergantung dari status kesehatan
seseorang, kelahiran prematur, badan bayi di bawah normal, keracunan dll. Keracunan
gas CO dapat menyebabkan kematian, ia masuk ke paru-paru lalu masuk ke dalam
molekul hemoglobin dalam sel darah merah. CO terikat pada hemoglobin dan
memiliki kecenderungan yang sama dengan oksigen. Kemudian terbentuklah carboxy
hemoglobin. Carboxy hemoglobin menghambat masuknya oksigen ke dalam molekul
hemoglobin dan menghambat kemampuan penukaran gas dari sel darah merah.
Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen yang menyebabkan kerusakan jaringan dan
kematian sehingga perlu upaya untuk pencegahan terhadap CO meskipun untuk
mengetahui adanya CO sangat sulit tetapi keracunan gas CO masih bisa diidentifikasi
dengan gejala yang timbul. Gejala yang timbul pada konsentrasi rendah adalah serupa
dengan gejala flu, seperti kepala pusing , pernafasan yang terganggu dan sedikit mual
atau dapat dilakukan pencegahan pada sumber yang dapat menghasilkan gas CO (
pada kendaraan bermotor khususunya ).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana deskripsi gas CO?
2. Apa sajakah sumber dan bagaimana penyebaran gas CO dialam?
3. Bagaimana mekanisme toksikologi gas CO?
4. Apa dampak toksikologi gas CO?
5. Bagaimana tindakan pertolongan pertama dan pencegahan pada toksikologi gas CO?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan deskripsi dari gas CO.
2. Menyebutkan dan menjelaskan sumber dan penyebaran gas CO dialam.
3. Menjelaskan mekanisme toksikologi gas CO.
4. Menyebutkan dan menjelaskan dampak dari toksikologi gas CO.
5. Menjelaskan tindakan pertolongan pertama dan pencegahan pada toksikologi gas CO.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GAS CO
Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu diatas -192 °C.
Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen berikatan dengan satu atom
oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen
koordinasi antara atom karbon dan oksigen. Karbon monoksida (CO) adalah hasil
pembakaran tidak sempurna bahan karbon atau bahan-bahan yang mengandung
karbon. Karbon monoksida terbentuk apabila terdapat kekurangan oksigen dalam
proses pembakaran. Karbon monoksida mudah terbakar dan menghasilkan lidah api
berwarna biru, menghasilkan karbon dioksida.
Karbon monoksida (CO) adalah pencemar primer berbentuk gas yang tidak
berwarna, tidak memilki rasa, tidak berbau dan memilki berat jenis yang lebih kecil
dari udara serta sangat stabil dan mempunyai waktu tinggal 2-4 bulan (Purnomohado
dalam Satria, 2006). Jika suhu udara normal, CO berbentuk gas yang tidak berwarna.
CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk
ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.

B. SUMBER DAN PENYEBARAN GAS CO


Emisi gas karbon monoksida dari alam, proses geologis maupun dari aktivitas
manusia. Karbon monoksida yang dihasilkan akibat aktivitas manusia merupakan
salah satu penyumbang karbon monoksida terbesar di alam. Sumber karbon
monoksida dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu:
1. Sumber Titik
Karbon monoksida, walaupun dianggap sebagai polutan, telah lama ada di
atmosfer sebagai hasil produk dari aktivitas gunung berapi. Ia larut dalam lahar
gunung berapi pada tekanan yang tinggi di dalam mantel bumi. Kandungan karbon
monoksida dalam gas gunung berapi bervariasi dari < 0,01 % - > 2 % bergantung
pada gunung berapi tersebut. Oleh karena sumber alami karbon monoksida bervariasi
dari tahun ke tahun, maka sangat sulit untuk secara akurat menghitung emisi alami
gas tersebut.
- CO dapat terbentuk secara alamiah walaupun jumlahnya relatif sedikit. Seperti: gas
hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi, dll.
- Sebagai hasil sampingan kegiatan manusia
- Selain itu juga CO berasal dari pembakaran produk-produk alam dan sitesis, termasuk
rokok.
- Karbon monoksida dapat juga dihasilkan reaksi oksida gas metana oleh radikal
hidroksil dan dari perombakan/ pembusukan tanaman meskipun tidak sebesar yang
dihasilkan pembakaran bensin.

2. Sumber Area

Pada sumber ini gas karbon monoksida dapat berasal dari proses industri.
Dimana pabrik-pabrik yang terdapat di kawasan industri ini tidak memasang scruber
pada cerobong asap pabrik. Scruber adalah alat yang berfungsi sebagai penyaring
sehingga asap yang dilepas pabrik ke udara, merupakan asap yang sudah melalui
penyaringan, dan tidak mengandung gas karbon monoksida yang berbahaya bagi
lingkungan. Selain itu terdapat sumber lain yaitu hasil pembakaran batubara dan hasil
pembakaran sampah domestik.

3. Sumber Bergerak
Di dalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO di udara
perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga
mengandung CO, sehingga para perokok dapat mengancam dirinya sendiri dari asap
rokok yang sedang dihisapnya. Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari
tungku dapur rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian
ditemukan kadar CO yang cukup tinggi didalam kendaraan sedan maupun bus. Di
kota-kota besar, sumber utama penghasil CO adalah kendaraan
bermotor seperti mobil, truk, bus dan sepeda motor karena
pembakaran BBM yang tidak sempurna. Karbon monoksida terbentuk apabila
terdapat kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Kota besar yang padat lalu
lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam udara relatif
tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Secara sederhana pembakaran karbon
dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa tahap sebagai berikut :
2C (s) + O2 (g) ——–> 2CO (g)
2CO (g) + O2 (g) ——–> 2CO2 (g)

Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi kedua, oleh
karena itu CO merupakan intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan dapat
merupakan produk akhir jika jumlah O2 tidak cukup untuk melangsungkan reaksi
kedua. CO dapat menjadi produk akhir meskipun jumlah oksigen di dalam campuran
pembakaran cukup, hal ini dikarenakan proses pembakaran antara minyak bakar dan
udara tidak tercampur rata. Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar dengan
udara menghasilkan beberapa tempat yang kekurangan oksigen. Semakin rendah
perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi jumlah karbon
monoksida yang dihasilkan.
Konsentrasi gas CO di daerah sekitar sumber, antara lan :
Kadar Daerah Sumber
0.1 ppm kadar alami atmosfer
0.5 - 5 ppm rata-rata kadar di rumah
5 - 15 ppm kadar dekat kompor gas rumah
100-200 ppm daerah pusat kota
5,000 ppm cerobong asap rumah dari pembakaran kayu
7,000 ppm gas knalpot mobil yang tidak diencerkan - tanpa pengubah katalitik
30,000 ppm asap rokok yang tidak diencerkan

Penyebaran gas CO di udara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk


daerah perkotaan yang banyak kegiatan industri dan lalu lintasnya padat, udaranya
sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pinggiran kota atau desa,
cemaran CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka dan belum
ada bangunan di atasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan
mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat di
udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena
dipindahkan ke tempat lain.
Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan CO yang utama (sekitar
59,2%), maka daerah-daerah yang berpenduduk padat dengan lalu lintas ramai
memperlihatkan tingkat polusi CO yang tinggi. Konsentrasi CO di udara per waktu
dalam satu hari dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor yang
ada. Semakin ramai kendaraan bermotor yang ada, semakin tinggi tingkat polusi CO
di udara.
Gas-gas karbon monoksida tersebut tentunya akan beredar ke atmosfer.
Keberadaan atau umur dari karbon monoksida di atmosfer tidak lama hanya kira-kira
4 bulan. Hal ini terjadi karena karbon monoksida di atmosfer dihilangkan melalui
reaksi dengan radikal hidroksil, HO•
CO + HO• →
CO2 + H
Reaksi menghasilkan radikal hidroperoksil

O2 + H + M HOO• + M
Yang kemudian radikal NO- dihasilkan kembali dari radikal hidroperoksil (NOO•)
melalui reaksi:
HOO• + NO →
NO• + NO2
HOO• + HOO• →
H2O2 + O2
Reaksi terakhir terjadi dengan disosiasi dari H2O2 melalui reaksi photo kimia
dan menghasilkan kembali HO°:

H2O2 + hv 2HO•
Gas metana juga terlibat dalam reaksi siklus atmosfer yang berhubungan
dengan CO, HO°, dan CH4.
CH4 + HO• →
H3C• + H2O

CO + H2O CO2 + H

H + O2 HOO•
Radikal hidroperoksil selanjutnya menghasilkan kembali HO• seperti reaksi
yang sudah ditulis sebelumnya.

C. MEKANISME TOKSIKOLOGI GAS CO


Umumnya rute masuknya gas karbon monoksida adalah melalui jalan
pernafasan atau terhirup atau inhalasi (inhalation route). Gas ini dikelompokan
sebagai bahan kimia asfiksia. Ia mengakibatkan racun dengan cara meracuni
hemoglobin (Hb) darah. Hb berfungsi mengikat darah dalam bentuk HbO. Setelah CO
mengikat hemoglobin darah terbentuk ikatan HbCO, maka otomatis oksigen akan
terusir. Dengan reaksi yang terjadi yaitu:

CO (g) + Hb (aq) HbCO (aq)
Carboxy hemoglobin (HbCO) menghambat masuknya oksigen ke dalam
molekul hemoglobin dan menghambat kemampuan penukaran gas dari sel darah
merah. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen yang menyebabkan kerusakan jaringan
dan kematian. Dengan mekanisme ini, tubuh akan mengalami kekurangan oksigen
dan gejala asfiksia akan terjadi. Hal ini disebabkan afinitas atau sifat pengikatan atau
daya lengket karbon monoksida ke hemoglobin darah dibandingkan dengan oksigen
jauh lebih besar sebanyak 200 – 3000 kali lipat. Dalam jumlah sedikit pun gas karbon
monoksida jika terhirup dalam waktu tertentu dapat menyebabkan gelaja racun
terhadap tubuh. (Majid, 2011)

D. DAMPAK TOKSIKOLOGI GAS CO


1. DAMPAK POSITIF GAS CO
Karbon monoksida digunakan dalam sistem kemasan modifikasi udara
Amerika Serikat, utamanya digunakan dalam produk-produk daging segar
seperti daging kerbau dan babi. CO berkombinasi dengan mioglobin
membentuk karboksimioglobin, sebuah pigmen cerah yang berwarna merah
ceri. Karboksimioglobin lebih stabil dari bentuk mioglobin yang
dioksigenasikan, yakni oksimioglobin, yang dapat dioksidasi menjadi pigmen
coklat, metmioglobin. Warna merah yang stabil ini dapat bertahan lebih lama,
sehingga memberikan kesan kesegaran. Kadar CO yang digunakan berkisar
antara 0,4% sampai dengan 0,5%.
Karbon monoksida adalah gas industri utama yang memiliki banyak
kegunaan dalam produksi bahan kimia pukal (bulk chemical). Sejumlah
aldehida dengan hasil volume yang tinggi dapat diproduksi dengan reaksi
hidroformilasi dari alkena, CO, dan H2. Karbon monoksida merupakan
komponen dasar dari syngas yang sering digunakan untuk tenaga industri.
Karbon monoksida juga digunakan pada proses pemurnian nikel.
2. DAMPAK NEGATIF GAS CO
Dilihat dari sifat fisiknya, gas karbon monoksida adalah gas yang tidak
berwarna, berbau, dan tidak berasa. Gas CO utamanya dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna dari bensin atau solar. CO mempunyai potensi
bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat
dengan pigmen darah yaitu hemoglobin.
Gejala ketoksikan Karbon monoksida(CO) utama adalah gejala afiksia
(kekurangan oksigen). Gejala lain dari keracunan Karbon monoksida(CO)
antara lain pusing, rasa tidak enak pada mata, pyrexia, confusion, telinga
berdengung, mual, muntah, detak jantung meningkat, rasa tertekan di dada,
kesukaran bernapas, kelemahan otot-otot, tidak sadar, dan bisa meninggal
dunia. Kematian kemungkinan disebabkan karena sukar bernafas dan edema
paru. Kematian akibat keracunan karbon monoksida disebabkan oleh
kurangnya oksigen pada tingkat seluler (seluler hypoxia). Sel darah tidak
hanya mengikat oksigen melainkan juga gas lain. Kemampuan atau daya ikat
ini berbeda untuk satu gas dengan gas lain. Sel darah merah mempunyai ikatan
yang lebih kuat terhadap karbon monoksida (CO) dari pada oksigen (O2).
Sehingga kalau terdapat CO dan O2, sel darah merah akan cenderung
berikatan dengan CO.
Berikut merupakan tabel yang menunjukan hubungan konsentrasi paparan gas CO,
persen HbCO, dan efeknya bagi manusia :
E. PERTOLONGAN PERTAMA DAN PENCEGAHAN PADA TOKSIKOLOGI GAS
CO
 Pertolongan Pertama
1) Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaustfan
2) Bila terjadi korban keracunan maka lakukan :
a.Berikan pengobatan atau pernafasan buatan
b.Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat
3) Lakukan evaluasi dan terapi suportif jalan nafas
4) Lakukan intubasi orotrakhea bila terjadi gangguan ventilasi dan oksigenasi
5) Berikan suplemen oksigen 100% melalui masker yang melekat erat ke wajah
Catatan : waktu paruh eliminasi COHb dalam serum bila bernafas dengan udara bebas
adalah 520 menit, berubah menjadi 80 menit bila bernafas dengan oksigen 100%.
Terapi oksigen sebaiknya tidak dihentikan sampai gejala hilang dan kadar COHb <
10%
(1) Lakukan monitoring : EKG (menunjukkan gambaran sinus takikardi dan
perubahan segme ST)
(2) Pikirkan penggunaan natrium bikarbonat infus bila ada metabolik asidosis
(pH darah arteri < 7
6) Pemeriksaan Laboratorium

 Cara Pengendalian
Adanya pencegahan, yaitu pada:
 Sumber Bergerak
1. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
2. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
3. Memasang filter pada knalpot.
 Sumber Tidak Bergerak
1. Memasang scruber pada cerobong asap.
2. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
3. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO rendah.
 Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 10.000
ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam ) maka untuk mencegah
dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya:
a) Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.
b) Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO
seperti sumur tua , Goa , dll
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari pemaparan materi tentang toksikologi gas CO diatas dapat diambil
kesimpulan yaitu:
Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas. Dan
karbon monoksida (CO) adalah hasil pembakaran tidak sempurna bahan
karbon atau bahan-bahan yang mengandung karbon. Karbon monoksida di
lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, seperti dari lautan, oksidasi metal
di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam. Tetapi
sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia, seperti kendaraan bermotor,
kegiatan industri, pembangkit listrik, dan lainnya.
Umumnya rute masuknya gas karbon monoksida adalah melalui jalan
pernafasan atau terhirup atau inhalasi (inhalation route). Gas ini
dikelompokan sebagai bahan kimia asfiksia. Ia mengakibatkan racun dengan
cara meracuni hemoglobin (Hb) darah. Dan karbon monoksida dapat
berdampak positif dan juga negatif bagi makhluk hidup, antara lain dapat
digunakan sebagai gas industri utama yang memiliki banyak kegunaan dalam
produksi bahan kimia pukal (bulk chemical), pemurnian nikel. Sedangkan gas
CO juga bersifat toksik dengan gejala yaitu pusing, rasa tidak enak pada mata,
pyrexia, confusion, telinga berdengung, mual, muntah, detak jantung
meningkat, rasa tertekan di dada, kesukaran bernapas, kelemahan otot-otot,
tidak sadar, dan bisa meninggal dunia.

B. SARAN
Kepada para pembaca sekalian disarankan untuk sedikit mulai untuk
memahami tentang gas CO untuk menghindari terjadinya dampak buruk gas
CO bagi kesehatan. Dan untuk lebih memahami tentang materi ini disarankan
untuk mencari informasi dari sumber lain agar dapat menambah wawasan kita
tentang toksikologi gas CO.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rukaesih. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Carbon monoxide - WHO Guidelines for Indoor Air Quality: Selected Pollutants - NCBI
Bookshelf/
Dwi, Irani Kiki.2018.MakalahToksikologi Gas Karbon Monoksida.Bandung : UNPAD
181147477-Makalah-Gas-CO-docx.pdf
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK138710/(19-02-2019)
http://asisulkimia.blogspot.com/2010/10/karbon-monoksida.html(28-02-2019)
https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp201-c3.pdf(19-02-2019)

Anda mungkin juga menyukai