Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN RUJUKAN DAN PINDAH PASIEN TB

I. DEFINISI
Rujukan dan pindah pada pasien TB adalah dikirimnya pasien TB beserta
surat rujukan TB 09 ke fasilitas pelayanan kesehatan lain (rumah sakit, puskesmas,
dll) baik sebelum memulai pengobatan ataupun saat dalam masa pengobatan
dikarenakan alasan tertentu (biaya, jarak RS jauh dari rumah, pindah rumah, pindah
tugas, dll). Prinsip dalam pelaksanaan mekanisme rujukan ini adalah untuk
memastikan pasien tuberkulosis yang dirujuk/pindah akan menyelesaikan
pengobatannya dengan benar di tempat lain.

II. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup dalam panduan rujukan dan pindah pasien TB ini adalah:
1. Pasien TB Paru dan TB ekstra paru
pasien yang telah didiagnosis TB paru maupun TB ekstra paru baik oleh dokter
umum maupun dokter spesialis.
2. Pasien TB rawat jalan dan rawat inap
pasien TB yang datang berobat jalan maupun yang dirawat di Rumah Sakit
Bhakti Rahayu.
3. Pasien TB pindah/rujukan
pasien TB yang pindah/dirujuk ke fasilitas kesehatan lainnya dikarenakan alasan
tertentu.

III.TATA LAKSANA
Mekanisme rujukan dan pindah pasien TB dibagi atas 2 yaitu :
1. Mekanisme rujukan dan pindah pasien ke unit pelayanan kesehatan (UPK) lain
(dalam satu Kabupaten/kota).
2. Mekanisme rujukan pasien dari rumah sakit ke UPK Kab/Kota lain.

1
1. Mekanisme rujukan dan pindah pasien ke UPK lain (dalam satu
Kabupaten/kota)

Koordinator Wasor TB
HDL Kab/Kota
Kab/Kota

informasi konfirmasi

Pasien, OAT, TB01, surat rujukan(TB09)

Rumah Sakit Puskesmas


TB09

Alur Rujukan Pasien Tuberkulosis antar UPK dalam Satu Unit Registrasi
(dalam 1 Kab/Kota)
Penjelasan skema :
 Apabila pasien sudah mendapatkan pengobatan di rumah sakit, maka harus
dibuatkan kartu Pengobatan (TB 01) di rumah sakit.
 Untuk pasien yang dirujuk dari rumah sakit, diberikan surat pengantar (TB
09) dengan menyertakan TB 01 dan OAT (bila telah dimulai pengobatan).
 Formulir TB 09 diberikan kepada pasien.
 Rumah sakit memberikan informasi langsung (telepon atau sms) ke
koordinator HDL tentang pasien yang dirujuk.
 UPK yang telah menerima pasien rujukan segera mengisi dan mengirimkan
kembali TB 09 (lembar bagian bawah) ke UPK asal.
 Koordinator HDL memastikan semua pasien yang dirujuk melanjutkan
pengobatan di UPK yang dituju (dilakukan konfirmasi melalui telepon/sms).

2
 Bila pasien tidak ditemukan di UPK yang dituju, petugas tuberkulosis UPK
yang dituju melacak sesuai dengan alamat pasien.
 Koordinator HDL memberikan umpan balik kepada UPK asal dan wasor
tentang pasien yang dirujuk.

2. Mekanisme rujukan pasien dari rumah sakit ke UPK Kab/Kota lain


Mekanisme rujukan sama dengan di atas, dengan tambahan:
 Informasi rujukan diteruskan ke Koordinator HDL Propinsi yang akan
menginformasikan ke Koordinator Kab/Kota yang menerima rujukan, secara
telepon langsung atau dengan sms.
 Koordinator HDL propinsi memastikan bahwa pasien yang dirujuk telah
melanjutkan pengobatan ke tempat rujukan yang dituju.
 Bila pasien tidak ditemukan maka koordinator HDL propinsi harus
menginformasikan kepada Wasor atau Koordinator HDL Kabupaten/Kota
untuk melakukan pelacakan pasien.

IV. DOKUMENTASI
Formulir-formulir yang digunakan dalam proses rujukan atau pindah adalah
sebagai berikut:
1. Formulir TB 09 (Formulir rujukan/pindah pasien TB)
2. Formulir TB 01 (Kartu pengobatan pasien TB)

(cara pengisian formulir dapat dilihat pada “Panduan Pengisian Formulir


Pencatatan dan Pelaporan Pasien TB”).

FORMULIR TB 09

3
FORMULIR TB 01 (Halaman depan)

4
FORMULIR TB 01 (Halaman belakang)

5
6

Anda mungkin juga menyukai