Anda di halaman 1dari 20

Pedoman Pelayanan

Unit Kerja Poliklinik DOTS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KALIDERES


Jalan Satu maret No. 48 Kel. pegadungan Kec. Kalideres, Jakarta Barat
Telp. 021-54390575
Email: rskalideres@gmail.com
LEMBAR PENGESAHAN

Pedoman Pelayanan Unit Kerja Poliklinik DOTS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


001/PDM/YMRJ/KD/2015 01 1 dari 13

Ditetapkan,
Direktur RSU Daerah Kalideres

Tanggal terbit:
PEDOMAN
01 Januari 2016
dr.Fify Mulyani, MARS
NIP.196904112002122003

BAB I
PENDAHULUAN

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan.
Dalam laporan WHO tahun 2013 :
1. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TBCC pada tahun tahun 2012 dimana
1,1 juta orang ( 13%) diantaranya pasien TBCC dengan HIV positif. Sekitar
75 % dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika.
2. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TBC
MDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia.
3. Meskipun kasus dan kematian TBC sebagian besar pada pria tetapi angka
kesakitan dan kematian wanita akibat TBC juga sangat tinggi. Diperkirakan
terdapat 2,9 juta kasus TBC pada tahun 2012 dengan jumlah kematian
mencapai 410.000 diantaranya adalah 160.000 wanita dengan HIV positif.
Separuh dari orang yang meninggal dengan HIV positif karena TBC pada
tahun 2012 adalah wanita.
4. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TBC anak di antara seluruh
kasus TBC secara global mencapai 6 % (530.000 anak/tahun) sedangkan
kematian anak (dengan status HIV negative) yang menderita TBC mencapai
74.000 kematian/tahun atau sekitar 8 % dari total kematian yang disebabkan
oleh TBC
5. Meskipun jumlah kasus TBC dan kematian TBC tetap tinggi untuk penyakit
yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga
menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian TBC. Peningkatan angka
insidensi TBC secara global telah berhasil dihentikan dan menunjukkan tren
penurunan (turun 2 % /tahun pada tahun 2012, angka kematian juga sudah
berhasil diturunkan 45 % bila dibandingkan tahun 1990.

Sekitar 75 % pasien TBC adalah kelompok usia produktif secara ekonomis (15-50
tahun). Diperkirakan seorang pasien TBC dewasa akan kehilangan rata-rata waktu
kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TBC maka akan hilang
pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TBC juga

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 2
memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan
oleh masyarakat.
Indonesia telah mencapai kemajuan bermakna dalam upaya pengendalian TBC
bahkan beberapa target MDG’s telah tercapai sebelum waktu target, namun perlu
diwaspadai karena masih ada beberapa tantangan utama yang harus dihadapi agar
tidak menghambat laju pencapaian target program selanjutnya. Salah satu
tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah masih banyaknya kasus TBC yang
hilang atau tidak terlaporkan ke program. Pada tahun 2012 diperkirakan ada pasien
ada sekitar 130.000 kasus TBC yang belum terlaporkan.
Salah satu tantangan internal yang masih dialami program pengendalian
nasional, yakni fasilitas pelayanan kesehatan yang ada belum sepenuhnya terlibat
dalam program pengendalian TBC. Bersumber data dasar provinsi pada tahun
2012, BKPM/BBKPM/RS Paru dan 98% dari jumlah puskesmas yang ada telah
menerapkan strategi DOTS. Namun baru sekitar 38% RS (Pemerintah, BUMN, TNI,
Polri dan Swasta) yang menerapkan pelayanan dengan menggunakan strategi
DOTS.
Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 43 Tahun 2016, yaitu setiap orang dengan penyakit TBC mendapatkan
pelayanan TBC sesuai standar, maka setiap rumah sakit di Indonesia wajib
melakukan pelayanan TBC DOTS.

B. Tujuan Pedoman
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Menjamin ketersediaan pelayanan TBC yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan sesuai dengan strategi DOTS

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan poliklinik TBC DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres, melibatkan banyak pihak, antara lain:
1) Poliklinik DOTS
2) Poliklinik Spesialis
3) IGD

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 3
4) Poliklinik MTPTRO
5) Laboratorium
6) Farmasi

D. Batasan Operasional
Pedoman pelayanan unit kerja Poliklinik DOTS adalah kumpulan ketentuan
dasar yang memberi arah dalam pelayanan penanganan pasien TBC sesuai strategi
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres dengan batasan sebagai berikut :
1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat sebagai TBC adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh kuman dari Mycobacterium tuberkulosis, yang
dapat menyerang paru dan organ lainnya
2. Tuberkulosis Sensitif Obat (TBC SO) adalah Tuberkulosis yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis yang dapat diobati dengan OAT lini
pertama
3. Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) adalah Tuberkulosis yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis telah resistan (kebal) dengan OAT lini
pertama
4. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course) adalah strategi
pengendalian penyakit TBC yang terdiri dari 5 komponen kunci, yakni:
a. Komitmen politis dengan peningkatan dan berkesinambungan pendanaan
b. Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak yang terjamin mutunya
c. Pengobatan yang standar dengan supervisi dan dukungan bagi pasien
d. Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif
e. Sistem monitoring, pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program
5. OAT (Obat Anti Tuberkulosis) adalah Kombinasi obat-obatan antibiotik yang
dapat membunuh kuman Mycobacterium Tuberkulosis
6. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah pemeriksaan dahak dengan
menggunakan alat tes cepat molekuler untuk mengetahui adanya kuman TBC
dan mengetahui apakah kuman TBC yang ada sudah kebal terhadap
Rifampisin atau tidak.
7. Formulir Bantu TBC yaitu Formulir-formulir yang digunakan untuk membantu
pencatatan dan pelaporan pasien TBC sehingga mempermudah monitoring
dan evaluasi.

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 4
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 13 Tahun 2013
tentang Pedoman Manajement Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan
Obat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 82 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Penyakit Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis.

BAB II

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 5
STANDAR KETENAGAAN

A. Pola dan Kualifikasi Ketenagaan di Unit Poliklinik DOTS

NO JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH


Penanggung Jawab Unit Dokter Spesialis Paru 1
1
Poliklinik DOTS
Kordinator Unit Poliklinik Dokter 1
2
DOTS
3 Dokter Pelaksana Harian Dokter 1
4 Pelaksana Keperawatan D3 Keperawatan 1
Penanggung Jawab Analis Laboratorium 2
5 Laboratorium tentang
TBC
Penanggung Jawab Apoteker 2
6
Farmasi tentang TBC Asisten Apoteker
7 PIC TB 06 D3 Keperawatan 1
Data Manager D3 Rekam Medis/D3 1
8
Keperawatan

B. Uraian Tugas
1. Penanggungjawab Unit Poliklinik DOTS
a) Sebagai pemimpin di Unit Poliklinik DOTS di RSUD Kalideres.
b) Sebagai koordinator tim DOTS
c) Melaksanakan fungsi perencanaan di Unit Poliklinik DOTS
d) Merencanakan dan mengusulkan peralatan, barang habis pakai dan obat-
obatan sesuai kebutuhan medis di Unit Poliklinik DOTS.
e) Menyusun program pengembangan dan pelatihan untuk seluruh staf di Unit
Poliklinik DOTS.
f) Menyusun rencana kegiatan tiap tahun di Unit Poliklinik DOTS.
g) Mengadakan rapat bulanan tim DOTS
h) Melakukan pemeriksaan pasien TBC di poliklinik DOTS
i) Membuat Alur, Standar Prosedur Operasional (SPO), Kebijakan dan
pedoman lainnya tentang TBC dan poliklinik DOTS di RSUD Kalideres.
j) Bertanggung jawab tentang pengobatan pasien TBC sesuai DOTS

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 6
2. Kordinator Unit Rawat Jalan
a) Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan keperawatan di Unit Poliklinik DOTS.
b) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja perawat dan penunjangnya.
c) Merencanakan dan mengusulkan peralatan, barang habis pakai dan obat-
obatan sesuai kebutuhan medis di Unit Poliklinik DOTS
d) Memantau pemeliharaan alat-alat inventarisasi
e) Memberikan bimbingan dan arahan teknis pekerjaan kepada perawat lain di
Unit Poliklinik DOTS secara berkesinambungan
f) Membuat laporan bulanan
g) Menerima usulan dan keluhan yang timbul dari perawat dan penunjang lain di
Unit Poliklinik DOTS
h) Membantu melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kemampuan
i) Bertanggung jawab terhadap pencatatan, monitoring dan evaluasi pengobatan
pasien TBC termasuk pelacakan pasien loss to follow up.

3. Dokter Pelaksana Harian


a) Melakukan pemeriksaan dan analisis medis terhadap pasien baru maupun
pasien lama sesuai dengan prosedur yang berlaku

b) Memberikan edukasi dan konseling tentang masalah kesehatan pasien

c) Melakukan monitoring dan evaluasi status pengobatan pasien

d) Melakukan pencatatan dan pelaporan diagnosis, pemeriksaan, dan


pengobatan pasien

e) Melakukan manajemen efek samping obat sesuai dengan kompetensi

f) Melakukan koordinasi konsultasi medis kepada dokter spesialis

4. Pelaksana Keperawatan

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 7
a) Menyiapkan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran pelayanan
di Unit Poliklinik DOTS dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.

b) Menerima pasien baru maupun pasien lama sesuai prosedur yang berlaku.

c) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai batas


kemampuannya.

d) Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan


dan kemampuannya secara optimal.

e) Menyiapkan dan membantu pasien untuk pemeriksaan dokter.

f) Mendampingi pasien yang dirujuk sesuai kebutuhan untuk pemeriksaan


diagnostik, tindakan pengobatan dan perawatan lanjutan.

g) Membuat pencatatan dan pelaporan tentang dokumen asuhan keperawatan


Poliklinik DOTS, Rekam Medis, Formulir Bantu TBC dan administrasi keuangan.

h) Memelihara peralatan keperawatan dan medis supaya dalam keadaan siap


pakai.

i) Mengikuti pertemuan berkala untuk membahas masalah-masalah yang timbul di


Unit Poliklinik DOTS, pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam
rangka meningkatkan kinerja Unit Poliklinik DOTS.

4. Penanggung Jawab Laboratorium tentang TBC


a) Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan TBC di Unit Laboratorium.

b) Mengikuti pertemuan berkala untuk membahas masalah-masalah yang timbul di


Unit Laboratorium berkaitan dengan TBC.

c) Mengikuti pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam rangka


meningkatkan kinerja dalam hal TBC di Laboratorium.
d) Mencatat data pasien di Formulir Bantu TBC (TBC04)

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 8
e) Melakukan pemeriksaan BTA dan Tes Cepat Molekuler sesuai standard prosedur
operasional

5. Penanggung Jawab Farmasi tentang TBC


a) Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan TBC di Unit Farmasi.

b) Mengikuti pertemuan berkala untuk membahas masalah-masalah yang timbul di


Unit Farmasi berkaitan dengan TBC.

c) Membuat perencanaan permintaan Obat (OAT dan non OAT) dan alat kesehatan
berhubungan dengan TBC.

d) Mengikuti pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam rangka


meningkatkan kinerja dalam hal TBC di Unit Farmasi.

e) Mengatur penyimpanan dan persediaan Obat (OAT dan non OAT) di RSUD
Kalideres agar tidak rusak

6. Data Manager
a) Memasukkan data pasien dari Formulir Bantu TBC ke sistem informasi sehingga
data dapat tercatat secara nasional (SITT)

b) Mengikuti pertemuan berkala Poliklinik DOTS untuk membahas masalah-


masalah yang timbul tentang pencatataan dan pelaporan TBC.

c) Mengikuti pelatihan dan pengembangan serta bimbingan dalam rangka


meningkatkan kinerja dalam hal pencatatan dan pelaporan TBC.

7. Uraian tugas PIC TB 06:


a) Bertanggung jawab terhadap kelengkapan pengisian buku TB 06 di Rumah Sakit
Umum Daerah Kalideres
b) Memberikan sosialisasi cara penulisaan buku TB 06 kepada petugas di unit-unit
pelayanan di luar poliklinik DOTS

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 9
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

B. FASILITAS
Pembagian ruang untuk pelayanan di unit Poliklinik DOTS terdiri dari beberapa
ruangan berdasarkan kegiatan yaitu :
1. Ruang Poliklinik DOTS
Terdiri dari :
 Ruangan konseling terbagi menjadi 2 bagian, yakni :
a) Ruang konseling TBC Sensitif Obat
b) Ruang konseling TBC Resisten Obat
Masing-masing terdiri dari 1 meja pemeriksaan, 1 kursi dokter, 2 kursi
pasien, dan 1 tempat tidur untuk pemeriksaan dan tindakan suntik
 Toilet pasien
 Ruang tempat penyimpanan alat kesehatan habis pakai, pot sputum, dan
alat pelindung diri (Sarung tangan, Masker dan Masker N95)
 Lemari data tempat formulir-formulir bantu TBC dan Formulir data pasien
lainnya
 Kipas angin dan exhaust fan sebagai alat ventilasi mekanik
 Tempat sampah medis, non medis, dan safety box
 Alat-alat Kesehatan tidak habis pakai : 1 Film viewer, 2 stetoskop dewasa,
1 Sphymomanometer, 1 Timbangan Badan Dewasa, dan 1 Pengukur
Tinggi Badan

2. Ruang Tunggu
Terdiri dari :
 2 Bangku panjang untuk kursi tunggu pasien masing-masing berisi 5 kursi
 Tempat sampah organik, non organik dan tempat sampah medis

3. Gazebo
Terdiri dari :
 2 Bangku panjang untuk kursi tunggu pasien masing-masing 5 kursi untuk
tempat pasien minum obat.
 Sputum Booth : disertai wastafel untuk cuci tangan
 Tempat sampah organik, non organik dan tempat sampah medis.

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pelayanan di Unit Poliklinik DOTS


1. Poliklinik DOTS
Pelayanan di Poliklinik DOTS melayani kasus rawat jalan Tuberkulosis sensitif
obat dan Tuberkulosis resisten obat. Mekanisme pasien berkunjung untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan di Unit Poliklinik DOTS adalah sebagai
berikut :
a) Pasien datang ke RSUD Kalideres atas permintaan sendiri atau dengan
membawa surat rujukan dari Poliklinik yang ada di rumah sakit atau dari
Pemberi Pelayanan Kesehatan Tingkat I/Puskesmas dan jaringannya,
diarahkan oleh satpam langsung ke poliklinik DOTS.
b) Perawat melakukan pendaftaran pasien baru ke bagian pendaftaran
c) Petugas Rekam Medis membawa status pasien ke Poliklinik DOTS
d) Perawat melakukan assesmen pasien :
i. Pencatatan data identitas pasien meliputi : nomor Rekam Medik,
jenis kunjungan (baru/lama), nama pasien, jenis kelamin, tanggal
lahir/umur, alamat, asal rujukan.
ii. Pengukuran antropometri meliputi penimbangan berat badan (BB)
dan pengukuran tinggi badan (TBC).
iii. Pemeriksaan fisik meliputi tanda-tanda vital (tekanan darah,
frekuensi nadi, frekuensi napas dan suhu tubuh), kesadaran dan
keadaan umum.
iv. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium dan
radiologi (bila diinstruksikan oleh dokter).
v. Pencatatan formulir bantu TBC (TBC06 untuk suspek pasien TBC,
TBC01 untuk pasien TBC)
e) Dokter Poliklinik DOTS melakukan pemeriksaan pasien :
i. Melakukan anamnesa kepada pasien
ii. Melakukan pemeriksaan fisik
iii. Bila diperlukan pemeriksaan penunjang ke laboratorium, radiologi
dan sebagainya
iv. Dokter juga melakukan edukasi dan konseling kepada pasien
f) Pemberian resep obat oleh dokter
g) Pencatatan status pasien dan formulir bantu TBC (TBC01 untuk pasien,
TBC06 untuk suspek pasien)

2. Laboratorium
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres telah dilengkapi alat
pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) sehingga mampu melaksanakan
pemeriksaan dahak smenggunakan alat TCM. Pemeriksaan ini selain dapat
menjadi standar diagnosis Tuberkulosis juga dapat mendeteksi status resistensi
kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap obat anti Tuberkulosis Rifampisin.
Oleh karena itu, laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah sebagai fasilitas
layanan kesehatan rujukan TCM yang menerima rujukan sampel dahak dari
fasilitas layanan kesehatan di luar rumah sakit atau disebut jejaring eksternal
TCM.
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres melakukan
kerjasama dengan laboratorium BBLK Jakarta untuk pemeriksaan dahak
mikroskopis, kultur, dan uji resistensi sebagai upaya pemantauan pengobatan
bagi pasien Tuberkulosis resisten obat.

B. ALUR PELAYANAN POLIKLINIK DOTS


Alur pelayanan poliklinik DOTS terlampir dalam lampiran.

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
BAB V
LOGISTIK

Kegiatan logistik pada pelayanan Poliklinik DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres merupakan seragkaian kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, pendistribusian, monitoring, dan evaluasi. Secara keseluruhan, pengadaan
kebutuhan logistik, termasuk ketersediaan pot spesimen dahak, alat pelindung diri
(APD), obat anti Tuberkulosis lini pertama (Tuberkulosis sensitif obat) dan lini kedua
(Tuberkulosis resisten obat) diminta dari Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat dengan
terlebih dahulu mengisi form permintaan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejaidan tidak diharapkan

C. Standar Keselamatan Pasien


1. Ketetapan identitas. Taret 100%.
2. Pelaksanaan SBAR. Target 100% konsultasi ke dokter via telepon
menggunakan metode SBAR
3. Ketepatan penyampaian hasil peeriksaan penunjang. Target 100%. Yang
dimaksud tidak tepat adalah salah ketik hasil, mengetik terbalik dengan hasil
lain, hasil tidak terkait, atau salah identitas
4. Ketepatan pemberian obat. Target 100%. Yang dimaksud tidak tepay apabila
salah obat, salah dosis, salah jenis, kurang/kelebihan dosis, salah rute
pemberian, salah identitas pada etiket, atau salah pasien.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Definisi
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja
atau aktivitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan probadi ataupun rumah sakit.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres
2. Mencegah dan mengurangi kecelekanaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelekaannya menadi bertambah tinggi

C. Tata Laksana Keselamatan Karyawan


1. Setiap petugas medis maupun non medis menjalankanprinsip pencegahan
dan pengendalian di rumah sakit, yaitu:
a) Menganggap bahwa pasien maupun petugas dapat saling menularkan
infeksi
b) Melakukan upaya kebersihan tangan dengan teknik handrub maupaun
handwash di setiap 5 momen cuci tangan (sebelum pegang pasieng,
sebelum melakukan tindakan aspetik, setah kontak dengan pasien,
setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, dan setelah kontak dengan
lingkungan di sekitar pasien)
c) Tersedia alat pelindung diri dan petugas patuh menggunakan alat
pelindung diri. Sesuai dengan transmisi Tuberkulosis secara droplet,
petugas wajib menggunakan masker N95 saat berada di area
pelayanan dan pasien Tuberkulosis diwajibkan memakai masker bedah
selama berada di lingkungan rumah sakit
2. Terdapat tempat sampah medis, non medis, dan safety box
3. Mengelola alat dengan menerapkan prinsip sterilitas terpusat di unit CSSD
4. Menggunakan baju kerja bersih

001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu dilakukan untuk mencegah kesalahan dalam pemeriksaan,


penegakan diagosis, pengobatan maupun pemeriksaan laboratorium agar hasil
pemeriksaan tepat dan benar.
Kegiatan penegakan diagnosis, pemantauan pengobatan, dan penentuan hasil akhir
pengobatan dilakukan berdasarkan Panduan Praktik Klinis (PPK) Tuberkulosis di Rumah
Sakit Umum Daerah Kalideres. Semua data pasien untuk keperluan diagnosis dicatat
dan dilaporkan menggunakan formulir baku Tuberkulosis. Pemantauan mutu obat anti
tuberkulosis dilakukan dengan pengamatan fisik obat, meliputi:
1. Keutuhan kemasan dan wadah
2. Penandaan label termasuk persyaratan penyimpanan
3. Pengontrolan nomor batch kadaluwarsa
Pemantauan mutu laboratorium dilakukan berdasarkan standart pemeriksaan
laboratorium.
BAB V
PENUTUP
Pelayanan Unit Poliklinik DOTS di Rumah Sakit merupakan bagian penting dari
pelayanan kesehatan lainnya di rumah sakit dan secara menyeluruh merupakan salah
satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien
Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres. Pelayanan Unit Poliklinik DOTS termasuk dalam
standar pelayanan minimal di rumah sakit berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No
43 Tahun 2016 sehingga harus diberlakukan secara optimal.

Pedoman Pelayanan Unit Poliklinik DOTS ini bertujuan untuk memberikan


acuan yang jelas dan profesional dalam mengelola dan melaksanakan pelayanan
pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit sesuai dengan peraturan, standar prosedur
operasional dan kebutuhan masyarakat. Diharapkan pedoman Pelayanan Unit Poliklinik
DOTS ini bermanfaat dalam implementasi dan evaluasi kemajuan serta perkembangan
pelayanan Poliklinik DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres.

Anda mungkin juga menyukai