Ditetapkan,
Direktur RSU Daerah Kalideres
Tanggal terbit:
PEDOMAN
01 Januari 2016
dr.Fify Mulyani, MARS
NIP.196904112002122003
BAB I
PENDAHULUAN
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TBC) sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia walaupun upaya pengendalian dengan strategi DOTS telah
diterapkan.
Dalam laporan WHO tahun 2013 :
1. Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TBCC pada tahun tahun 2012 dimana
1,1 juta orang ( 13%) diantaranya pasien TBCC dengan HIV positif. Sekitar
75 % dari pasien tersebut berada di wilayah Afrika.
2. Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TBC
MDR dan 170.000 diantaranya meninggal dunia.
3. Meskipun kasus dan kematian TBC sebagian besar pada pria tetapi angka
kesakitan dan kematian wanita akibat TBC juga sangat tinggi. Diperkirakan
terdapat 2,9 juta kasus TBC pada tahun 2012 dengan jumlah kematian
mencapai 410.000 diantaranya adalah 160.000 wanita dengan HIV positif.
Separuh dari orang yang meninggal dengan HIV positif karena TBC pada
tahun 2012 adalah wanita.
4. Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TBC anak di antara seluruh
kasus TBC secara global mencapai 6 % (530.000 anak/tahun) sedangkan
kematian anak (dengan status HIV negative) yang menderita TBC mencapai
74.000 kematian/tahun atau sekitar 8 % dari total kematian yang disebabkan
oleh TBC
5. Meskipun jumlah kasus TBC dan kematian TBC tetap tinggi untuk penyakit
yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetap fakta juga
menunjukkan keberhasilan dalam pengendalian TBC. Peningkatan angka
insidensi TBC secara global telah berhasil dihentikan dan menunjukkan tren
penurunan (turun 2 % /tahun pada tahun 2012, angka kematian juga sudah
berhasil diturunkan 45 % bila dibandingkan tahun 1990.
Sekitar 75 % pasien TBC adalah kelompok usia produktif secara ekonomis (15-50
tahun). Diperkirakan seorang pasien TBC dewasa akan kehilangan rata-rata waktu
kerjanya 3-4 bulan. Hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan tahunan rumah
tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TBC maka akan hilang
pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TBC juga
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 2
memberikan dampak buruk lainnya secara sosial, seperti stigma bahkan dikucilkan
oleh masyarakat.
Indonesia telah mencapai kemajuan bermakna dalam upaya pengendalian TBC
bahkan beberapa target MDG’s telah tercapai sebelum waktu target, namun perlu
diwaspadai karena masih ada beberapa tantangan utama yang harus dihadapi agar
tidak menghambat laju pencapaian target program selanjutnya. Salah satu
tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah masih banyaknya kasus TBC yang
hilang atau tidak terlaporkan ke program. Pada tahun 2012 diperkirakan ada pasien
ada sekitar 130.000 kasus TBC yang belum terlaporkan.
Salah satu tantangan internal yang masih dialami program pengendalian
nasional, yakni fasilitas pelayanan kesehatan yang ada belum sepenuhnya terlibat
dalam program pengendalian TBC. Bersumber data dasar provinsi pada tahun
2012, BKPM/BBKPM/RS Paru dan 98% dari jumlah puskesmas yang ada telah
menerapkan strategi DOTS. Namun baru sekitar 38% RS (Pemerintah, BUMN, TNI,
Polri dan Swasta) yang menerapkan pelayanan dengan menggunakan strategi
DOTS.
Oleh karena itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No 43 Tahun 2016, yaitu setiap orang dengan penyakit TBC mendapatkan
pelayanan TBC sesuai standar, maka setiap rumah sakit di Indonesia wajib
melakukan pelayanan TBC DOTS.
B. Tujuan Pedoman
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Menjamin ketersediaan pelayanan TBC yang paripurna, merata, bermutu dan
berkeadilan sesuai dengan strategi DOTS
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan poliklinik TBC DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres, melibatkan banyak pihak, antara lain:
1) Poliklinik DOTS
2) Poliklinik Spesialis
3) IGD
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 3
4) Poliklinik MTPTRO
5) Laboratorium
6) Farmasi
D. Batasan Operasional
Pedoman pelayanan unit kerja Poliklinik DOTS adalah kumpulan ketentuan
dasar yang memberi arah dalam pelayanan penanganan pasien TBC sesuai strategi
DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres dengan batasan sebagai berikut :
1. Tuberkulosis yang selanjutnya disingkat sebagai TBC adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh kuman dari Mycobacterium tuberkulosis, yang
dapat menyerang paru dan organ lainnya
2. Tuberkulosis Sensitif Obat (TBC SO) adalah Tuberkulosis yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis yang dapat diobati dengan OAT lini
pertama
3. Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) adalah Tuberkulosis yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis telah resistan (kebal) dengan OAT lini
pertama
4. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course) adalah strategi
pengendalian penyakit TBC yang terdiri dari 5 komponen kunci, yakni:
a. Komitmen politis dengan peningkatan dan berkesinambungan pendanaan
b. Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak yang terjamin mutunya
c. Pengobatan yang standar dengan supervisi dan dukungan bagi pasien
d. Sistem pengelolaan dan ketersediaan OAT yang efektif
e. Sistem monitoring, pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan
penilaian terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program
5. OAT (Obat Anti Tuberkulosis) adalah Kombinasi obat-obatan antibiotik yang
dapat membunuh kuman Mycobacterium Tuberkulosis
6. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) adalah pemeriksaan dahak dengan
menggunakan alat tes cepat molekuler untuk mengetahui adanya kuman TBC
dan mengetahui apakah kuman TBC yang ada sudah kebal terhadap
Rifampisin atau tidak.
7. Formulir Bantu TBC yaitu Formulir-formulir yang digunakan untuk membantu
pencatatan dan pelaporan pasien TBC sehingga mempermudah monitoring
dan evaluasi.
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 4
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-undang no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 13 Tahun 2013
tentang Pedoman Manajement Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan
Obat
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 82 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Penyakit Menular
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 67 Tahun 2016
tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
BAB II
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 5
STANDAR KETENAGAAN
B. Uraian Tugas
1. Penanggungjawab Unit Poliklinik DOTS
a) Sebagai pemimpin di Unit Poliklinik DOTS di RSUD Kalideres.
b) Sebagai koordinator tim DOTS
c) Melaksanakan fungsi perencanaan di Unit Poliklinik DOTS
d) Merencanakan dan mengusulkan peralatan, barang habis pakai dan obat-
obatan sesuai kebutuhan medis di Unit Poliklinik DOTS.
e) Menyusun program pengembangan dan pelatihan untuk seluruh staf di Unit
Poliklinik DOTS.
f) Menyusun rencana kegiatan tiap tahun di Unit Poliklinik DOTS.
g) Mengadakan rapat bulanan tim DOTS
h) Melakukan pemeriksaan pasien TBC di poliklinik DOTS
i) Membuat Alur, Standar Prosedur Operasional (SPO), Kebijakan dan
pedoman lainnya tentang TBC dan poliklinik DOTS di RSUD Kalideres.
j) Bertanggung jawab tentang pengobatan pasien TBC sesuai DOTS
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 6
2. Kordinator Unit Rawat Jalan
a) Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan
pelaksanaan pelayanan keperawatan di Unit Poliklinik DOTS.
b) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja perawat dan penunjangnya.
c) Merencanakan dan mengusulkan peralatan, barang habis pakai dan obat-
obatan sesuai kebutuhan medis di Unit Poliklinik DOTS
d) Memantau pemeliharaan alat-alat inventarisasi
e) Memberikan bimbingan dan arahan teknis pekerjaan kepada perawat lain di
Unit Poliklinik DOTS secara berkesinambungan
f) Membuat laporan bulanan
g) Menerima usulan dan keluhan yang timbul dari perawat dan penunjang lain di
Unit Poliklinik DOTS
h) Membantu melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai
kemampuan
i) Bertanggung jawab terhadap pencatatan, monitoring dan evaluasi pengobatan
pasien TBC termasuk pelacakan pasien loss to follow up.
4. Pelaksana Keperawatan
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 7
a) Menyiapkan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk kelancaran pelayanan
di Unit Poliklinik DOTS dan memudahkan pasien dalam menerima pelayanan.
b) Menerima pasien baru maupun pasien lama sesuai prosedur yang berlaku.
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 8
e) Melakukan pemeriksaan BTA dan Tes Cepat Molekuler sesuai standard prosedur
operasional
c) Membuat perencanaan permintaan Obat (OAT dan non OAT) dan alat kesehatan
berhubungan dengan TBC.
e) Mengatur penyimpanan dan persediaan Obat (OAT dan non OAT) di RSUD
Kalideres agar tidak rusak
6. Data Manager
a) Memasukkan data pasien dari Formulir Bantu TBC ke sistem informasi sehingga
data dapat tercatat secara nasional (SITT)
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 9
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
B. FASILITAS
Pembagian ruang untuk pelayanan di unit Poliklinik DOTS terdiri dari beberapa
ruangan berdasarkan kegiatan yaitu :
1. Ruang Poliklinik DOTS
Terdiri dari :
Ruangan konseling terbagi menjadi 2 bagian, yakni :
a) Ruang konseling TBC Sensitif Obat
b) Ruang konseling TBC Resisten Obat
Masing-masing terdiri dari 1 meja pemeriksaan, 1 kursi dokter, 2 kursi
pasien, dan 1 tempat tidur untuk pemeriksaan dan tindakan suntik
Toilet pasien
Ruang tempat penyimpanan alat kesehatan habis pakai, pot sputum, dan
alat pelindung diri (Sarung tangan, Masker dan Masker N95)
Lemari data tempat formulir-formulir bantu TBC dan Formulir data pasien
lainnya
Kipas angin dan exhaust fan sebagai alat ventilasi mekanik
Tempat sampah medis, non medis, dan safety box
Alat-alat Kesehatan tidak habis pakai : 1 Film viewer, 2 stetoskop dewasa,
1 Sphymomanometer, 1 Timbangan Badan Dewasa, dan 1 Pengukur
Tinggi Badan
2. Ruang Tunggu
Terdiri dari :
2 Bangku panjang untuk kursi tunggu pasien masing-masing berisi 5 kursi
Tempat sampah organik, non organik dan tempat sampah medis
3. Gazebo
Terdiri dari :
2 Bangku panjang untuk kursi tunggu pasien masing-masing 5 kursi untuk
tempat pasien minum obat.
Sputum Booth : disertai wastafel untuk cuci tangan
Tempat sampah organik, non organik dan tempat sampah medis.
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
2. Laboratorium
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres telah dilengkapi alat
pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) sehingga mampu melaksanakan
pemeriksaan dahak smenggunakan alat TCM. Pemeriksaan ini selain dapat
menjadi standar diagnosis Tuberkulosis juga dapat mendeteksi status resistensi
kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap obat anti Tuberkulosis Rifampisin.
Oleh karena itu, laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah sebagai fasilitas
layanan kesehatan rujukan TCM yang menerima rujukan sampel dahak dari
fasilitas layanan kesehatan di luar rumah sakit atau disebut jejaring eksternal
TCM.
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Kalideres melakukan
kerjasama dengan laboratorium BBLK Jakarta untuk pemeriksaan dahak
mikroskopis, kultur, dan uji resistensi sebagai upaya pemantauan pengobatan
bagi pasien Tuberkulosis resisten obat.
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
BAB V
LOGISTIK
Kegiatan logistik pada pelayanan Poliklinik DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres merupakan seragkaian kegiatan yang meliputi perencanaan kebutuhan,
pengadaan, pendistribusian, monitoring, dan evaluasi. Secara keseluruhan, pengadaan
kebutuhan logistik, termasuk ketersediaan pot spesimen dahak, alat pelindung diri
(APD), obat anti Tuberkulosis lini pertama (Tuberkulosis sensitif obat) dan lini kedua
(Tuberkulosis resisten obat) diminta dari Dinas Kesehatan Kota Jakarta Barat dengan
terlebih dahulu mengisi form permintaan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi
Keselamatan pasien di rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejaidan tidak diharapkan
A. Definisi
Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja
atau aktivitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan probadi ataupun rumah sakit.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di Rumah Sakit Umum Daerah
Kalideres
2. Mencegah dan mengurangi kecelekanaan
3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerja
4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelekaannya menadi bertambah tinggi
001/PDM/YM-RJ/KD/2015 Rev01
Rumah Sakit Umum Kecamatan Kalideres Page 1
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU