Anda di halaman 1dari 7

Nama: Muhammad Rheza H.

Lubis
NPM: 1606880453
Modul: Pengindraan
Materi: Pemicu 2

Etiologi dan Patogenesis Glaukoma

I. Pendahuluan
Penglihatan yang sudah berfungsi dengan baik sejak lahir, tentunya akan
menimbulkan ketakutan yang besar bagi pasien ketika mereka mengalami penurunan
kemampuan penglihatan secara tiba-tiba. Penurunan penglihatan secara tiba-tiba tanpa
adanya mata merah, seperti yang terlihat pada pasien di pemicu 2, dapat disebabkan oleh
beberapa penyakit, seperti keratitis, glaukoma akut, uveitis, endoftalmitis, serta
panendoftalmitis. Masing-masing penyakit tersebut memiliki manifestasi yang berbeda,
sesuai dengan etiologi dan patogenesisnya masing-masing.1–3
Untuk dapat memahami perbedaan penyakit-penyakit di atas, kita perlu memahami
patogenesis dan etiologi khas yang dimiliki penyakit itu. Oleh karena itu, pada lembar
tugas mandiri kedua ini, saya akan menjelaskan etiologi dan patogenesis glaukoma,
sebagai salah satu penyakit penyebab penurunan penglihatan mendadak tanpa mata merah.
Dengan pengetahuan ini, semoga teman-teman sejawat sekalian dapat memberikan
diagnosis penyakit yang tepat dan menatalaksana kasus dengan optimal di masa depan.
.
II. Isi
Glaukoma
Glaukoma merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyebabkan kerusakan pada
saraf optik yang disebut juga optik neuropati. Gambaran khas saraf optik yang sudah rusak
ditandai oleh optic disk cupping atau perbesaran optic disk dan kehilangan luas lapang
pandang.2 Apabila dibiarkan, glaukoma dapat menyebabkan kebutaan yang tidak dapat
disembuhkan. Selain itu, glaukoma memang menjadi penyebab utama kebutaan ireversibel
di seluruh dunia.4 Faktor risiko utama glaukoma adalah peningkatan tekanan intraokular
(TIO). Gejala tambahan yang menyertai glaukoma sangat beragam dan dipengaruhi oleh
penyebabnya. Beberapa orang ada yang tidak mengalami gejala apapun (asimptomatik),
dan beberapa lainnya ada yang mengalami nyeri yang sangat hebat.2
Etiologi glaukoma

Penyebab glaukoma dapat dibagi menjadi primer, sekunder, dan kongenital (tabel
1). Pada glaukoma primer, glaukoma terjadi tanpa ada penyakit okular maupun sistemik
lainnya. Glaukoma jenis primer ini paling banyak terjadi. Sebaliknya, glaukoma sekunder
disebabkan oleh penyakit lain yang berkomplikasi pada glaukoma.2 Beragamnya etiologi
glaukoma sekunder menyebabkan glaukoma harus selalu menjadi perhatian setiap ada
penyakit mata lain karena komplikasi glaukoma yang terberat adalah kebutaan total.1

Tabel 1. Klasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi.2

Patogenesis glaukoma

Patogenesis dari glaukoma memang belum dimengerti dengan baik, namun


kematian sel ganglion pada retina dihubungkan dengan tingkat TIO. Oleh karena itu,
peningkatan TIO menjadi faktor risiko utama terjadinya glaukoma.4 Mekanisme utama
terjadinya glaukoma dapat dibagi menjadi dua, yakni glaukoma sudut terbuka (open-angle
glaucoma) dan glaukoma sudut tertutup (angle-closure glaucoma). Pada glaukoma sudut
terbuka, aliran drainase aqueous humor dari bilik mata depan (kamera okuli anterior) ke
trabecular meshwork terganggu. Sedangkan pada glaukoma sudut tertutup, aliran drainase
aqueous humor tertutup akibat iris menghalangi trabecular meshwork. Pada penelitian4,
iris yang menutupi trabecular meshwork dengan sudut lebih dari 270o termasuk pada
glaukoma sudut tertutup. Baik glaukoma sudut tertutup maupun sudut terbuka, keduanya
dapat menyebabkan peningkatan TIO. Pada normal-tension glaucoma, TIO berada pada
rentang yang normal, namun lesi khas glaukoma sudah terbentuk pada saraf optik.1,2

Glaukoma sudut tertutup (GST)

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, GST terjadi karena iris menghalangi
trabecular meshwork tanpa adanya penyakit mata atau sistemik lainnya. Pada GST,
glaukoma juga dapat dibagi kembali berdasarkan peranan pupil. Apabila aliran aqueous
humor dari kamera okuli posterior ke anterior terhalang di daerah pupil, maka disebut juga
GST dengan blokade pupil. Apabila alirannya tidak terganggu, maka disebut GST tanpa
blokade pupil.1

GST primer dengan blokade pupil bisa disebabkan oleh posterior synechiae, yaitu
menempelnya iris pada lensa sehingga aliran drainase aqueous humor terhambat di daerah
pupil (Gambar 1). Karena aqueous humor terus diproduksi, jumlah aqueous humor di
kamera okuli posterior akan terus menambah dan meningkatkan TIO. Perbedaan tekanan
yang signifikan antara kamera okuli posterior dan kamera okuli anterior akan
menyebabkan pendorongan bagian perifer iris menempel pada trabekular meshwork.
Penempelan perifer iris ke trabecular meshwork ini disebut peripheral anterior synechiae
(PAS). PAS akan menghalangi aliran drainase aquaeous humor dan jika dibiarkan, PAS
dapat bersifat permanen.3 Selain menjadi permanen, peningkatan TIO yang semakin besar
dapat menyebabkan pendorongan iris ke bagian lebih anterior lagi, yakni kornea, dan
menyebabkan penempelan iris ke kornea perifer (Gambar 2).1

Gambar 1. Mekanisme pembentukan glaukoma sudut tertutup dengan blokade pupil.3


Gambar 2. Kontak antara iris dengan kornea perifer.1

Kemungkinan terjadinya posterior synechiae pada GST primer dengan blokade


pupil juga dapat disebabkan oleh dangkalnya kamera okuli anterior sehingga jarak iris
dengan lensa menjadi lebih dekat. Selain itu, ukuran lensa mata yang besar juga menjadi
faktor risiko GST primer dengan blokade pupil.1

Pada GST tanpa blokade pupil, aliran aqueous humor dari kamera okuli posterior ke
kamera okuli anterior sangat lancar. Namun, iris menghalangi aliran drainase aqueous
humor ke trabecular meshwork dan menyebabkan peningkatan TIO secara umum pada
bola mata (Gambar 3). GST tanpa blokade pupil ini dapat disebabkan oleh plateau iris
(Gambar 4), yakni bentuk iris yang tidak melengkung akibat penebalan iris pada daerah
perifernya.1

Gambar 3. Glaukoma sudut tertutup tanpa blokade pupil.1


Gambar 4. USG plateau iris yang menutup trabecular meshwork.2

GST primer tanpa blokade pupil juga dapat disebabkan karena kamera okuli anterior
yang dangkal, posisi iris yang terlalu anterior, serta sudut iris dengan trabecular meshwork
yang terlalu sempit. Pada GST sekunder, PAS juga dapat disebabkan oleh tumor, uveitis
anterior kronik, efusi badan siliaris dengan koroid, serta neovaskular. Kesemuanya akan
membuat iris semakin menutup aliran drainase aqueous humor pada trabecular meshwork
akibat PAS dan diperparah oleh kontraksi dari badan siliaris.1

Glaukoma sudut terbuka (GSB)

Glaukoma sudut terbuka berarti sudut antara iris dengan trabecular meshwork masih
dalam rentang normal. Patogenesis terjadinya GSB primer masih belum diketahui dengan
pasti, namun ketidakseimbangan TIO, gangguan perfusi vaskular, serta nekrosis sel
ganglion menjadi teori-teori penyebab yang dipercaya untuk menimbulkan kerusakan pada
saraf optik.5,6

Pada GSB sekunder, penyebab kerusakan sudah lebih jelas diketahui, seperti
penyumbatan trabecular meshwork, toksin, inflamasi, serta trauma. Gangguan drainase
aqueous humor akibat sumbatan trabecular meshwork dapat disebabkan oleh
penggumpalan sel darah merah, sel-sel neoplasma, pigmen, dan protein lensa. Toksin atau
obat-obatan dapat menyebabkan glaukoma, seperti pada steroid-induced glaucoma.
Uveitis merupakan contoh inflamasi yang menyebabkan GSB.6
Serangan glaukoma (glaucoma attack)

Serangan glaukoma merupakan gejala akut penderita glaukoma kronik yang


disebabkan oleh pembesaran pupil, sehingga aliran aqueous humor terganggu dan
meningkatkan TIO. Serangan glaukoma ini dapat terjadi unilateral maupun bilateral.
Keadaan-keadaan yang pembesaran pupil antara lain rangsangan cahaya redup atau gelap,
rangsangan simpatis seperti cemas dan takut, obat-obatan midriatikum, serta obat-obatan
simpatis sistemik seperti psikotropik.3

III. Kesimpulan
Glaukoma merupakan penyakit penyebab penurunan penglihatan yang belum dapat
disembuhkan karena kerusakannya berada pada saraf optik. Etiologi glaukoma sangat
beragam dan sangat memengaruhi gejala tambahan pada glaukoma. Patogenesis glaukoma
masih belum diketahui dengan jelas, namun kerusakan saraf optik diasosiasikan dengan
tekanan intraokular. Mekanisme terjadinya glaukoma dibagi menjadi dua, glaukoma sudut
tertutup, dan sudut terbuka. Pada sudut tertutup, sudut antara iris dan trabecular meshwork
sudah menutup sehingga tidak ada aliran aqueous humor yang dapat lewat. Pada sudut
terbuka, gangguan drainase aqueous humor terjadi akibat faktor lain, bukan karena sudut
antara iris dengan trabecular meshwork. Glaukoma juga dapat dibedakan berdasarkan
primer dan sekunder. Glaukoma primer berarti glaukoma terjadi dengan sendirinya tanpa
adanya penyakit mata atau sistemik lainnya, sedangkan glaukoma sekunder terjadi akibat
komplikasi dari penyakit lain.1–6
Daftar Pustaka

1. Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. 8th ed. Butterworth-


Heinemann Ltd. Elsevier; 2015. 360-382 p.

2. Riordan-Eva P, Cunningham E. Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology. 18th


ed. New York: McGraw-Hill Companies; 2011. 222-236 p.

3. Lang GK, Amann J, Gareis O, Lang G, Recker D, Spraul C, et al. Ophthalmology: A


Short Textbook. New York: Thieme; 2000. 251-274 p.

4. Weinreb R, Aung T, Medeiros F. The pathophsiology and treatment of glaucoma: a


review. JAMA. 2014;311(18):1901–11.

5. Sehu K, Lee W. Ophthalmic Pathology: An illustrated guide for clinicians. Haryana:


Blackwell Publishing; 2005. 136-150 p.

6. Trattler W, Kaiser P, Friedman N. Review of Ophthalmology. 2nd ed. Edinburgh:


Elsevier Saunders; 2012. 251-265 p.

Anda mungkin juga menyukai