Anda di halaman 1dari 12

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan

Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V


Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA


POKOK BAHASAN KEPUTUSAN BERSAMA UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 6
PAHANDUT KOTA PALANGKA RAYA TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh:
Sumiati

Abstract: The goal to be achieved in this research was to know the use of STAD
type cooperative model on the subject of joint decisions on the results
of students' learning in Class V Primary School 6 Pahandut.
The results showed that the use of STAD type cooperative learning
model could improve student learning outcomes in the concepts /
materials of joint decisions in class V Elementary School 6 Pahandut,
it had seen from the pre-test and post-test showed an increase in pre-
test percentage of 51.85 % (14 students) was not complete, only 48.15%
(13 students) complete learning and value of post-test percentage of
96.3% (26 students) complete learning while 3.7% (1 student) was not
complete.

Keywords: cooperative type learning, STAD

Pendahuluan
Berdasarkan observasi penulis pada SD Negeri 6 Pahandut fakta yang dapat
dijumpai di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran
masih ditemukan kurangnya keaktifan siswa, karena metode mengajar yang
digunakan guru lebih banyak ceramah.
Berdasarkan hal di atas maka upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar adalah dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (Student Team
Adcheavement Devision). Diharapkan kendala yang muncul dapat diatasi dan
tujuan dari kurikulum khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dapat tercapai, maka perlu dilakukan penelitian menggunakan model
kooperatif tipe STAD. Agar penelitian ini terlaksana dengan baik maka ditetapkan
subjek penelitian pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Tahun
Ajaran 2016/2017.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan model kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan keputusan bersama
terhadap hasil belajar siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut.

1| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Menurut Corebima dkk (2002) pembelajaran kooperatif dicirikan oleh


struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam
situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada
suatu tugas bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugasnya. Weinstein dan Meyeer (dalam Corebima, 2002) tentang
pembelajaran yang baik adalah mengajar siswa bagaimana mengajar, bagaimana
mengingat, bagaimana berpikir dan bagaimana memotivasi diri.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung
satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi
penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok.
Ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan model kooperatif adalah:
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi
belajarnya.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan
rendah.
3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin berbeda-beda.
Adapun prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif ada lima
(Asmarawaty, 2000) yaitu:
1) Saling ketergantungan yang positif
2) Interaksi berhadap-hadapan
3) Kemampuan melaporkan secara individu
4) Menggunakan keterampilan sosial
5) Proses kelompok
Tabel 1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru


Fase-1 Guru menyampaikan semua tujuan
Menyampaikan tujuan dan memotivasi pelajaran yang ingin dicapai pada
siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.

Fase-2 Guru menyajikan informasi kepada siswa


Menyajikan informasi dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.

2| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Fase-3 Guru menjelaskan kepada siswa


Mengorganisasikan siswa ke dalam bagaimana caranya membentuk kelompok
kelompok-kelompok belajar belajar dan membantu setiap kelompok
agar melakukan transis secara efisien.

Fase-4 Guru membimbing kelompok-kelompok


Membimbing kelompok bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan
belajar tugas.

Fase-5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang


Evaluasi materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.

Fase-6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai


Memberikan penghargaan baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.
Sumber: Corebima, dkk, 2000.

STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang mengacu


kepada belajar kelompok siswa, menyampaikan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu menggunakan presentase verbal atau teks untuk memahami
bahan pelajaran mulai tutorial, kuis dan melakukan diskusi (Ibrahim, 2000).
Menurut Slavin (dalam Ibrahim, 2000) mangatakan STAD (Student Teams
Achievement Division) merupakan pendekatan pembelajaran yang paling
sederhana. Karena dibandingkan dengan Jigsaw, Investigasi Kelas dan Struktural
yang dilihat dari segi pembelajarannya lebih efektif dan efisien waktu dalam
pembelajaran kelompok. Siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah heterogen, terdiri
dari laki-laki dan perempuan dan berasal dari berbagai suku.
Menurut Arends dalam Natalino (2004) strategi pembelajaran koopertif tipe
STAD memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tujuan kognitif (kemampuan akademik yang sederhana)
2) Tujuan sosial (kerja kelompok dalam kooperatif)
3) Struktur kelompok (terdiri dari 4-5 orang yang heterogen)
4) Pemilihan topik (dilakukan oleh guru)
5) Tugas Pokok (siswa dapat mempergunakan LKS dan saling membantu
menyelesaikan pekerjaan tersebut)

3| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

6) Penilaian (dilakukan tes mingguan)


7) Penghargaan (majalah dinding atau hadiah)
Terdapat 6 fase atau langkah utama dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Pembelajaran ini dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa untuk belajr, fase ini diikuti dengan penyajian informasi.
Selanjutnya siswa dikelompokkan ke dalam kelompok belajar. Tahap ini diikuti
bimbingan guru pada saat siswa bekerjasama menyelesaikan tugas mereka. Fase
terakhir dari pembelajaran kooperatif yaitu penyajian hasil akhir kerja kelompok
dan mengetes apa yang mereka pelajari, serta memberikan penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu.
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua
unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan
proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Perubahan yang didapat berupa
perubahan fisik dan perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan-kesan yang
baru. Oleh karena itu, perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan
jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotor (Djamarah, 2002).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989). Hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar
dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam penilaian hasil belajar peranan tujuan instruksional yang berisi rumusan
kemampuan dan tingkah laku yang diinginkan dikuasai siswa menjadi unsur
penting sebagai dasar dan acuan penilaian. Oleh sebab itu, dalam penilaian
hendaknya diperiksa sejauhmana perubahan tingkah laku siswa telah terjadi melalui
proses belajarnya. Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai

4| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

tujuan-tujuan pengajaran. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu
sama lain, sebab hasil merupakan akibat dari proses.
Menurut Slameto (1995) factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi:
faktor usia, kematangan, pengalaman, mental, minat, motivasi dan kebiasaan
belajar.
2) Faktor eksternal, yaitu factor yang bersumber dari lingkungan siswa yang
meliputi: lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, kurikulum, bahan
pengajaran, metode pengajaran, media dan sumber belajar.

Metode
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dipilih dengan tujuan untuk menyelidiki nilai PKn yang kurang.
Metode pelaksanaannya mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Subjek
penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6
Pahandut Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 27 siswa. Pengumpulan data
dilaksanakan mulai bulan maret sampai mei 2017 oleh peneliti dan observer pada
kelas V. Adapun data yang dikumpulkan berupa, Tes Hasil Belajar meliputi aspek
kognitif (Pre-Tes dan Pos-Tes) berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal. Selain
itu juga dikumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa masing-masing 8
aktivitas, pengelolaan pembelajaran berjumlah 8 aspek, dan respon siswa berupa
uraian sebanyak 5 uraian respon. Instrumen-instrumen berupa lembar pengamatan
aktivitas siswa, lembar angket respon siswa, lembar pengelolaan pembelajaran
PKn.
Jenis data dalam penelitian ini berupa : 1) hasil tes awal belajar siswa Kelas
V Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut dengan menggunakan tes Objektif (pilihan
ganda) pada materi Keputusan Bersama, 2) hasil pengamatan aktivitas guru dan
siswa, 3) hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran, 4) angket respon siswa, 5)
hasil belajar kognitif siswa setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.

5| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Analisis data pengamatan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar


digunakan persentase (%) yakni jumlah siswa yang beraktivitas dibagi dengan
jumlah seluruh siswa dikalikan 100.
Analisis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat terhadap aktivitas dan
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran yaitu digunakan
persentase (%) dengan kategori sebagai berikut :
1) 1 = Kurang Baik (1 - 1,9)
2) 2 = Cukup Baik (2 – 2,9)
3) 3 = Baik (3 – 3,9)
4) 4 = Baik Sekali (4)
Analisis respon siswa terhadap kegiatan belajar mengajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw digunakan persentase (%). Respon yang
diberikan kepada siswa dengan penilaian senang dan tidak senang, baru dan tidak
baru, bermanfaat dan tidak bermanfaat.
Data Tes Hasil Belajar (THB) untuk mengetahui Tingkat Ketercapaian (TK)
atau tingkat penguasaan belajar matematika siswa setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, dapat dilihat tes hasil belajar siswa sebagai
standar ketercapaian belajar digunakan patokan yaitu 70. Untuk mengetahui
kualitas butir soal dalam tes hasil belajar digunakan rumus sensitivitas kualitas butir
soal, yaitu:
Ra  Rb
ISB 
N (Depdiknas, 2003)
Keterangan:
ISB = Indeks sensitivitas
Ra = Jumlah siswa yang dapat mengerjakan suatu butir soal sesudah
proses pembelajaran (post-test).
Rb = Jumlah siswa yang dapat mengerjakan suatu butir soal sebelum
proses pembelajaran (pre-test).
N = Jumlah siswa
Dengan kriteria:
0,80 – 1,00 = Sangat Baik
0,60 – 0,79 = Baik
0,50 – 0,59 = Cukup Baik
0,40 – 0,49 = Kurang Baik
0,00 – 0,39 = Sangat Kurang Baik

6| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Hasil dan Pembahasan


Aktivitas Guru
Tabel 2. Aktivitas Guru Selama KBM

Persentase aktivitas
Rata-rata
Aspek Yang Diamati dalam KBM (%)
(%)
Siklus I Siklus II
1. Menyampaikan indikator pembelajaran dan
memotivasi siswa 14,3 7,1 10,7
2. Menyajikan informasi 14,3 7,1 10,7
3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar 10,7 7,1 8,9
4. Membimbing siswa mengerjakan LKS dan
mengamati kegiatan siswa selama diskusi
kelompok ahli 21,4 25,0 23,2
5. Membimbing siswa mengerjakan LKS selama
diskusi kelompok asal 17,9 21,4 19,65
6. Membimbing siswa membahas LKS selama
diskusi kelompok asal 10,7 14,3 12,5
7. Mengevaluasi dan memberikan penghargaan
pada masing – masing kelompok 7,1 10,7 8,9
8. Membimbing siswa menyimpulkan materi
pelajaran 3,6 7,1 5,35
Jumlah 100 % 100 % 100 %

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas guru yang


paling dominan selama pembelajaran adalah membimbing siswa mengerjakan
LKS, memandu dan mengamati kegiatan siswa selama diskusi kelompok ahli pada
siklus I sebesar 21,4 dan pada siklus II terjadi kenaikan sebesar 25,0. Hal ini
disebabkan karena pada siklus ke II guru lebih banyak pengalaman dan aktif dalam
membimbing, memandu dan mengamati kegiatan siswa selama diskusi kelompok
ahli dengan nilai rata-rata sebesar 23,2%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas
yang dilakukan guru sangat mendukung terlaksananya proses pembelajaran dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar.
Aktivitas guru yang dominan selanjutnya adalah menyampaikan indikator
pembelajaran, memotivasi siswa, membimbing siswa membahas LKS selama
diskusi kelompok asal masing-masing pada siklus I 17,9 dan siklus II 21,4 dengan
persentase sebesar 19,65%.
Aktivitas guru yang dominan selanjutnya menyajikan informasi dengan
singkat, pada siklus I sebesar 14,3 dan pada siklus II terjadi penurunan menjadi 7,1.
Hal ini disebabkan karena pada siklus ke II guru tidak lagi memberikan penjelasan

7| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

secara panjang lebar tetapi guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
membaca/mencari sendiri dari bahan bacaan yang sudah diberikan, pada aspek yang
ke 2 ini nilai rata-rata sebesar 10,7%.
Untuk mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar pada
siklus I 10,7 dan siklus II 7,1 dengan persentase 8,9% dan membimbing siswa
menyimpulkan materi pelajaran pada siklus I 3,6 dan siklus II 7,1 dengan persentase
5,35%.
Dari hasil analisis selama pembelajaran terlihat bahwa sebagian besar waktu
dalam KBM digunakan guru untuk membimbing siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran berpusat pada siswa sehingga mengurangi
kecenderungan guru menjelaskan materi dengan ceramah.

Aktivitas Siswa
Tabel 3. Aktivitas Siswa Selama KBM

Persentase aktivitas
Rata-rata
Aspek Yang Diamati dalam KBM (%)
(%)
Siklus I Siklus II
1. Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru atau siswa lain 15,6 9,8 12,7
2. Membaca buku siswa dan LKS 12,9 8,9 10,9
3. Membentuk kelompok belajar 13,4 9,4 11,4
4. Mengerjakan LKS dalam kelompok ahli 16,5 24,1 20,3
5. Mengerjakan LKS dalam kelompok asal 12,9 16,1 14,5
6. Memaparkan hasil kerja kelompok asal 13,8 14,3 14,05
7. Mengejakan evaluasi 7,6 8,9 8,25
8. Menulis/membuat rangkuman 7,1 8,5 7,8
Jumlah 100 % 100 % 100 %

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa untuk aspek


mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain pada siklus I sebesar
15,6 dan pada siklus II terjadi penurunan menjadi 9,8. Hal ini disebabkan karena
pada siklus I siswa lebih bersemangat dan antusias mendengarkan penjelasan yang
disampaikan oleh guru atau siswa lain nilai rata-rata siklus I dan siklus II sebesar
12,7%. Persentase aktivitas ini besar karena pengamatan mulai dilakukan dari awal
pembelajaran yang diberikan oleh temannya/siswa lain mengenai materi yang
dipegang oleh masing-masing ahli.

8| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Aktivitas siswa yang dominan lainnya adalah mengerjakan LKS dalam


kelompok ahli pada siklus I sebesar 16,5 dan pada siklus II terjadi peningkatan
sebesar 24,1 hal ini disebabkan karena pada siklus II siswa lebih aktif dan antusias
dengan nilai rata-rata siklus I dan II sebesar 20,3%. Aktivitas ini dominan karena
pada saat di kelompok ahli masing-masing anggota mengerjakan LKS dan
memegang materi pelajaran yang nantinya akan diajarkan kepada teman
kelompoknya pada kelompok asal. Dari semua aktivitas yang dominan dilakukan
siswa menggambarkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
memberikan kesempatan yang banyak pada siswa untuk saling bekerjasama dalam
belajar dan membelajarkan siswa lain. Hal ini sesuai dengan pendapat (Corebima
dkk, 2002) pembelajaran secara kelompok akan menciptakan ketergantungan antara
satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.

Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Tabel 4. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Sikap
No Uraian Senang Tidak senang
F % F %
1 Bagaimana perasaan anda selama
27 100 - -
mengikuti kegiatan pembelajaran ini
2 Bagaimana pendapat anda terhadap
a. Materi pelajaran
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
27 100 - -
c. Suasana belajar di kelas
d. Cara penyajian materi oleh guru
Baru Tidak baru
F % F %
3 Apakah model pembelajaran
27 100 - -
kooperatif tipe STAD ?
Senang Tidak senang
F % F %
4 Bagaimana jika pembelajaran
kooperatif tipe STAD digunakan 27 100 - -
untuk materi lain
Bermanfaat Tidak Bermanfaat
F % F %
5 Apakah pembelajaran kooperatif tipe
27 100 - -
STAD memiliki manfaat bagi anda?

9| Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Dari hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang digunakan peneliti menunjukkan 100% siswa merasa senang selama
mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu materi pelajaran, LKS, suasana belajar di
kelas dan cara penyajian materi guru. Selain itu interaksi antara guru dan siswa
dapat tercipta dengan baik. Kemudian 100% siswa merasa bahwa pembelajaran ini
bermanfaat bagi mereka hal ini karena mereka lebih mudah memahami materi
pelajaran, melatih kekompakan. Di samping itu 100% siswa berpendapat baru
menggunakan pembelajaran ini. Kemudian 100% siswa senang apabila
pembelajaran ini digunakan pada materi lain.
Temuan hasil respon siswa ini membuktikan pendapat Imansyah dalam
Erliana (2006) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam
memberikan dan menerima materi pelajaran yang sedang disampaikan dan siswa
dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan dihadapi dalam
mempelajari materi, siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan
menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya, dan dapat
meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak dalam hal kerjasama, saling
menghargai pendapat orang lain, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya.

Pengelolaan Pembelajaran Menggunakan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


Tabel 5. Penilaian Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Skor Pengamatan
No Aspek Yang Diamati Rata-rata Kategori
RP-1 RP-2
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2,8 3,7 3,25 Baik
2. Menyajikan informasi 3 3 3 Baik
3. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif tipe STAD 3 3,8 3,4 Baik
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar 3,25 3 3,125 Baik
5. Evaluasi 3 3 3 Baik
6. Memberikan penghargaan 3 3 3 Baik
7. Pengelolaan waktu KBM 3 3 3 Baik
8. Pelaksanaan waktu KBM 2,83 3,8 3,3 Baik
Rata-rata 2,99 3,29 3,13 Baik
Keterangan skor 1,00 – 1,99 = kurang baik 2,0 – 2,99 = cukup baik
3,0 – 3,99 = baik 4,0 – 0 = sangat baik

10 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

Penilaian pengelolaan menunjukkan bahwa aspek menyampaikan tujuan dan


memotivasi siswa memiliki rata-rata 3,25 dengan kategori baik, menyajikan
informasi rata-rata 3 dengan kategori baik, mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar memiliki rata-rata 3,4 dengan ketegori baik,
membimbing kelompok bekerja dan belajar memiliki rata-rata 3,125 dengan
ketegori baik, kemampuan guru mengevaluasi proses belajar mengajar memiliki
rata-rata 3,00 dengan kategori baik.
Untuk kemampuan guru memberikan penghargaan rata-rata 3,00 dengan
kategori baik. Untuk pengelolaan waktu KBM memiliki rata-rata 3,00 ketegori
baik. Sedangkan untuk pelaksanaan KBM memiliki rata-rata 3,3 dengan kategori
baik.Hasil penelitian yang diberikan oleh pengamat secara keseluruhan kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran dengan kooperatif tipe STAD dapat terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat terlihat bahwa terjadi peningkatan pada tiap siklus.
Pada siklus I (RP 1) rata-rata 2,99 dengan kategori cukup baik, sedangkan
pada siklus II (RP 2) meningkat menjadi 3,29 dengan kategori baik. Skor rata-rata
keseluruhan pembelajaran yaitu 3,13 dengan kategori baik.
Adapun aspek-aspek yang diamati menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa, menyajikan informasi, mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar, evaluasi, memberikan penghargaan. Kemampuan guru dalam hal
pengelolaan waktu KBM dilaksanakan dengan cukup baik pula karena pelaksanaan
KBM lebih berpusat pada siswa sesuai dengan rencana tiap siklus. Jadi, dapat
dikatakan bahwa pengelolaan pembelajaran yang baik.

Tes Hasil Belajar Kognitif


Hasil pre-tes (tes awal) yang diperoleh siswa rata-rata 58,14 sedang hasil
pos-tes (tes akhir) yang diperoleh siswa rata-rata 89,63. Ini menandakan terjadi
peningkatan pemahaman dan penguasaan materi yang diiringi dengan
meningkatnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Usman (1995) bahwa seseorang yang telah mengalami proses pembelajaran akan
mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya,

11 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan
Keputusan Bersama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V
Di Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Kota Palangka Raya
Tahun Ajaran 2016/2017 | 2017

maupun sikap misalnya dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak
mengerti menjadi mengerti.

Simpulan & Saran


Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada konsep/materi keputusan bersama di kelas V Sekolah Dasar
Negeri 6 Pahandut, hal ini terlihat dari pre-tes dan pos-tes menunjukkan adanya
peningkatan persentase pre-tes 51,85% (14 siswa) tidak tuntas, hanya 48,15% (13
siswa) tuntas belajarnya dan nilai pos-tes persentase 96,3% (26 siswa) tuntas
belajarnya sedangkan 3,7% (1 siswa) tidak tuntas.
Kepada guru agar benar-benar memperhatikan model pembelajaran yang
akan digunakan pada proses belajar mengajar. Diperlukan kreativitas guru dalam
penyusunan perangkat pembelajaran yang sedemikian rupa dan sesederhana.
Kemudian guru kelas khususnya mata pelajaran PKn kelas V dapat menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
yaitu pembentukan kelompok ahli dan kelompok asal.

Daftar Pustaka
Asmarawaty. 2000. Penerapan Pendekatan Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Corebima, D. Ibrahim, M. Puspitawati, R.P. Raharjo. Rachmadiarti, F. Indana, S.
Susilo, Mahmudi, F. Leonita. Suparno, G. 2002. Pelatihan Terintegrasi
Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Teori Kognitif. Jakarta:
Direktorat SLTP Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen pendidikan Nasional.
Depdiknas.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran PKn SMP
dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful. Bahri 2002a. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Subiantoro. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Pelangi
Pendidikan
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Supraptama. 2001. Belajar dan Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Rineka Cipta

12 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XI, ISSN: 2355-1526

Anda mungkin juga menyukai

  • Ruseniwatie
    Ruseniwatie
    Dokumen12 halaman
    Ruseniwatie
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Seniansi
    Seniansi
    Dokumen15 halaman
    Seniansi
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Effrata
    Effrata
    Dokumen9 halaman
    Effrata
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Yossita Wisman
    Yossita Wisman
    Dokumen8 halaman
    Yossita Wisman
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Wawan Kartiwa
    Wawan Kartiwa
    Dokumen15 halaman
    Wawan Kartiwa
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Yunsie
    Yunsie
    Dokumen17 halaman
    Yunsie
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Marine
    Marine
    Dokumen11 halaman
    Marine
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 10 Zainah
    10 Zainah
    Dokumen13 halaman
    10 Zainah
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Gesuriasi
    Gesuriasi
    Dokumen9 halaman
    Gesuriasi
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Lendang
    Lendang
    Dokumen12 halaman
    Lendang
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Cover, Team Pengelola, Daftar Isi
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 05 Hendrawati
    05 Hendrawati
    Dokumen12 halaman
    05 Hendrawati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Betsie
    Betsie
    Dokumen9 halaman
    Betsie
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 08 Atik Fibrianti (Revisi)
    08 Atik Fibrianti (Revisi)
    Dokumen11 halaman
    08 Atik Fibrianti (Revisi)
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 07 Musleha
    07 Musleha
    Dokumen11 halaman
    07 Musleha
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Cover, Team Pengelola, Daftar Isi (Revisi)
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi (Revisi)
    Dokumen4 halaman
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi (Revisi)
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 09 Puji Arini Wasiyati
    09 Puji Arini Wasiyati
    Dokumen9 halaman
    09 Puji Arini Wasiyati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 06 Mulyati
    06 Mulyati
    Dokumen16 halaman
    06 Mulyati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Susan Daniel & Natan Prasetya
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Dokumen13 halaman
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 04 Rokmini
    04 Rokmini
    Dokumen12 halaman
    04 Rokmini
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 02 Rangkap
    02 Rangkap
    Dokumen14 halaman
    02 Rangkap
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Halimah & Asih
    Halimah & Asih
    Dokumen11 halaman
    Halimah & Asih
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Femmy Dan Mariane Tinse
    Femmy Dan Mariane Tinse
    Dokumen9 halaman
    Femmy Dan Mariane Tinse
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Harawaty
    Harawaty
    Dokumen11 halaman
    Harawaty
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Kuswari
    Kuswari
    Dokumen10 halaman
    Kuswari
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Alis
    Alis
    Dokumen13 halaman
    Alis
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Dina Mardiana & H. Kuswari
    Dina Mardiana & H. Kuswari
    Dokumen10 halaman
    Dina Mardiana & H. Kuswari
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Surina
    Surina
    Dokumen7 halaman
    Surina
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat