Oleh:
Sumiati
Abstract: The goal to be achieved in this research was to know the use of STAD
type cooperative model on the subject of joint decisions on the results
of students' learning in Class V Primary School 6 Pahandut.
The results showed that the use of STAD type cooperative learning
model could improve student learning outcomes in the concepts /
materials of joint decisions in class V Elementary School 6 Pahandut,
it had seen from the pre-test and post-test showed an increase in pre-
test percentage of 51.85 % (14 students) was not complete, only 48.15%
(13 students) complete learning and value of post-test percentage of
96.3% (26 students) complete learning while 3.7% (1 student) was not
complete.
Pendahuluan
Berdasarkan observasi penulis pada SD Negeri 6 Pahandut fakta yang dapat
dijumpai di lapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran
masih ditemukan kurangnya keaktifan siswa, karena metode mengajar yang
digunakan guru lebih banyak ceramah.
Berdasarkan hal di atas maka upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar adalah dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD (Student Team
Adcheavement Devision). Diharapkan kendala yang muncul dapat diatasi dan
tujuan dari kurikulum khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(PKn) dapat tercapai, maka perlu dilakukan penelitian menggunakan model
kooperatif tipe STAD. Agar penelitian ini terlaksana dengan baik maka ditetapkan
subjek penelitian pada siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut Tahun
Ajaran 2016/2017.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penggunaan model kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan keputusan bersama
terhadap hasil belajar siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut.
tujuan-tujuan pengajaran. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu
sama lain, sebab hasil merupakan akibat dari proses.
Menurut Slameto (1995) factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1) Faktor internal, yaitu faktor yang bersumber dari dalam diri siswa meliputi:
faktor usia, kematangan, pengalaman, mental, minat, motivasi dan kebiasaan
belajar.
2) Faktor eksternal, yaitu factor yang bersumber dari lingkungan siswa yang
meliputi: lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, kurikulum, bahan
pengajaran, metode pengajaran, media dan sumber belajar.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dipilih dengan tujuan untuk menyelidiki nilai PKn yang kurang.
Metode pelaksanaannya mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Subjek
penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 6
Pahandut Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 27 siswa. Pengumpulan data
dilaksanakan mulai bulan maret sampai mei 2017 oleh peneliti dan observer pada
kelas V. Adapun data yang dikumpulkan berupa, Tes Hasil Belajar meliputi aspek
kognitif (Pre-Tes dan Pos-Tes) berupa soal pilihan ganda sebanyak 10 soal. Selain
itu juga dikumpulkan data tentang aktivitas guru dan siswa masing-masing 8
aktivitas, pengelolaan pembelajaran berjumlah 8 aspek, dan respon siswa berupa
uraian sebanyak 5 uraian respon. Instrumen-instrumen berupa lembar pengamatan
aktivitas siswa, lembar angket respon siswa, lembar pengelolaan pembelajaran
PKn.
Jenis data dalam penelitian ini berupa : 1) hasil tes awal belajar siswa Kelas
V Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut dengan menggunakan tes Objektif (pilihan
ganda) pada materi Keputusan Bersama, 2) hasil pengamatan aktivitas guru dan
siswa, 3) hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran, 4) angket respon siswa, 5)
hasil belajar kognitif siswa setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Persentase aktivitas
Rata-rata
Aspek Yang Diamati dalam KBM (%)
(%)
Siklus I Siklus II
1. Menyampaikan indikator pembelajaran dan
memotivasi siswa 14,3 7,1 10,7
2. Menyajikan informasi 14,3 7,1 10,7
3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok belajar 10,7 7,1 8,9
4. Membimbing siswa mengerjakan LKS dan
mengamati kegiatan siswa selama diskusi
kelompok ahli 21,4 25,0 23,2
5. Membimbing siswa mengerjakan LKS selama
diskusi kelompok asal 17,9 21,4 19,65
6. Membimbing siswa membahas LKS selama
diskusi kelompok asal 10,7 14,3 12,5
7. Mengevaluasi dan memberikan penghargaan
pada masing – masing kelompok 7,1 10,7 8,9
8. Membimbing siswa menyimpulkan materi
pelajaran 3,6 7,1 5,35
Jumlah 100 % 100 % 100 %
secara panjang lebar tetapi guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
membaca/mencari sendiri dari bahan bacaan yang sudah diberikan, pada aspek yang
ke 2 ini nilai rata-rata sebesar 10,7%.
Untuk mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar pada
siklus I 10,7 dan siklus II 7,1 dengan persentase 8,9% dan membimbing siswa
menyimpulkan materi pelajaran pada siklus I 3,6 dan siklus II 7,1 dengan persentase
5,35%.
Dari hasil analisis selama pembelajaran terlihat bahwa sebagian besar waktu
dalam KBM digunakan guru untuk membimbing siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa model pembelajaran berpusat pada siswa sehingga mengurangi
kecenderungan guru menjelaskan materi dengan ceramah.
Aktivitas Siswa
Tabel 3. Aktivitas Siswa Selama KBM
Persentase aktivitas
Rata-rata
Aspek Yang Diamati dalam KBM (%)
(%)
Siklus I Siklus II
1. Mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru atau siswa lain 15,6 9,8 12,7
2. Membaca buku siswa dan LKS 12,9 8,9 10,9
3. Membentuk kelompok belajar 13,4 9,4 11,4
4. Mengerjakan LKS dalam kelompok ahli 16,5 24,1 20,3
5. Mengerjakan LKS dalam kelompok asal 12,9 16,1 14,5
6. Memaparkan hasil kerja kelompok asal 13,8 14,3 14,05
7. Mengejakan evaluasi 7,6 8,9 8,25
8. Menulis/membuat rangkuman 7,1 8,5 7,8
Jumlah 100 % 100 % 100 %
Sikap
No Uraian Senang Tidak senang
F % F %
1 Bagaimana perasaan anda selama
27 100 - -
mengikuti kegiatan pembelajaran ini
2 Bagaimana pendapat anda terhadap
a. Materi pelajaran
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
27 100 - -
c. Suasana belajar di kelas
d. Cara penyajian materi oleh guru
Baru Tidak baru
F % F %
3 Apakah model pembelajaran
27 100 - -
kooperatif tipe STAD ?
Senang Tidak senang
F % F %
4 Bagaimana jika pembelajaran
kooperatif tipe STAD digunakan 27 100 - -
untuk materi lain
Bermanfaat Tidak Bermanfaat
F % F %
5 Apakah pembelajaran kooperatif tipe
27 100 - -
STAD memiliki manfaat bagi anda?
Dari hasil angket respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang digunakan peneliti menunjukkan 100% siswa merasa senang selama
mengikuti kegiatan pembelajaran yaitu materi pelajaran, LKS, suasana belajar di
kelas dan cara penyajian materi guru. Selain itu interaksi antara guru dan siswa
dapat tercipta dengan baik. Kemudian 100% siswa merasa bahwa pembelajaran ini
bermanfaat bagi mereka hal ini karena mereka lebih mudah memahami materi
pelajaran, melatih kekompakan. Di samping itu 100% siswa berpendapat baru
menggunakan pembelajaran ini. Kemudian 100% siswa senang apabila
pembelajaran ini digunakan pada materi lain.
Temuan hasil respon siswa ini membuktikan pendapat Imansyah dalam
Erliana (2006) kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam
memberikan dan menerima materi pelajaran yang sedang disampaikan dan siswa
dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan dihadapi dalam
mempelajari materi, siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan
menunjukkan minat terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya, dan dapat
meningkatkan kualitas kepribadian anak-anak dalam hal kerjasama, saling
menghargai pendapat orang lain, toleransi, berpikir kritis, disiplin, dan sebagainya.
Skor Pengamatan
No Aspek Yang Diamati Rata-rata Kategori
RP-1 RP-2
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 2,8 3,7 3,25 Baik
2. Menyajikan informasi 3 3 3 Baik
3. Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif tipe STAD 3 3,8 3,4 Baik
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar 3,25 3 3,125 Baik
5. Evaluasi 3 3 3 Baik
6. Memberikan penghargaan 3 3 3 Baik
7. Pengelolaan waktu KBM 3 3 3 Baik
8. Pelaksanaan waktu KBM 2,83 3,8 3,3 Baik
Rata-rata 2,99 3,29 3,13 Baik
Keterangan skor 1,00 – 1,99 = kurang baik 2,0 – 2,99 = cukup baik
3,0 – 3,99 = baik 4,0 – 0 = sangat baik
maupun sikap misalnya dari yang tidak bisa menjadi bisa dan dari yang tidak
mengerti menjadi mengerti.
Daftar Pustaka
Asmarawaty. 2000. Penerapan Pendekatan Kooperatif. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Corebima, D. Ibrahim, M. Puspitawati, R.P. Raharjo. Rachmadiarti, F. Indana, S.
Susilo, Mahmudi, F. Leonita. Suparno, G. 2002. Pelatihan Terintegrasi
Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Biologi. Teori Kognitif. Jakarta:
Direktorat SLTP Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen pendidikan Nasional.
Depdiknas.2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran PKn SMP
dan Madrasah Aliyah. Jakarta: Depdiknas.
Djamarah, Syaiful. Bahri 2002a. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta
Subiantoro. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Pelangi
Pendidikan
Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Supraptama. 2001. Belajar dan Hasil Belajar Siswa. Jakarta: Rineka Cipta