Oleh:
Musleha
Abstract: This study aimed to improve the learning activeness and learning
outcomes of science students of class II SDN - 1 Pembuang Hulu
Seruyan Regency Academic Year 2016/2017 through the active
learning model of the Talking Stick technique.
From this classroom action research activity can be concluded that
there is an increase in activity and learning outcomes in science
learning with Talking Stick learning technique in class II SDN - 1
Pembuang Hulu Seruyan Regency Academic Year 2016/2017.
Pendahuluan
Pembelajaran IPA di SD / Mi diarahkan untuk melakukan dan berbuat
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar. Proses pembelajarannva lebih menekankan pada
pembelajaran saling lemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Konsep-
konsep yang ada pada mata pelajaran IPA merupakan suatu proses penemuan.
Karena itu untuk mengatasi rasa malas, bosan, dan jenuh pada diri siswa perlu
dibangun suasana pembelajaran yang menyenangkan sekaligus mengaktifkan
siswa. Dapat disimpulkan bahwa seorang guru dalam menyampaikan materi perlu
mempertimbangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kelas atau
siswa, semhingga siswa tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
Menyadari akan hal tersebut, peneliti memutuskan bahwa perlu diadakan satu
tindakan untuk meninkatkan keaktifan dan hasil belalar IPA siswa di kelas II SDN
- I Pembuang Hulu II Kabupaten Seruyan Tahun Pelajaran 2016/ 2017 dengan
memanfaatkan model pembelajaran aktif teknik Talking Stick.
Model pembelajaran ini dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar tertarik
dan dapat aktif dalam KBM, dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berani bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan lain-
lain. Model pembelajaran dengan Talking Slick merupakan salah satu model
pembelajaran aktif yang dikembangkan dan mode tanya jawab dengan
menggunakan suatu media beruupa tongkat untuk memacu keberanian dan
keaktifan siswa berbicara dalam proses pembelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian ini adalah untuk: (1)
Meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas 11 SDN - 1 Pembuang Hulu II
Kabupaten Seruyan Tahun Pelalaran 2016/ 2017 melalui penerapan model
pembelajaran aktif teknik Talking Stick; dan (2) Meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas II SDN - 1 Pembuang Hulu Kabupaten Seruyan Tahun Pelajaran 2016/
2017 melalui model pembelajaran aktif teknik Talking Stick.
Pembelajaran dengan media Talking Stick (Tongkat Bicara) merupakan salah
satu model pembelajaran aktif yang dikembangkan dan metode tanya jawab dalam
pembelajaran siswa. Dalam penelitian ini, model pembelajaran Talking Stick
digunakan untuk memotivasi atau mendorong siswa agar mau berpartisipasi aktif
dalam KUM. karena selama ini sebagian siswa pasif. tidak mau bertanya atau tidak
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan.
Adapun langkah-langkah dalam mengembangan model ini adalah sebagai
berikut: a) Guru menyiapkan sebuah tongkat; b) Guru menyampaikan materi pokok
yang akan dipelajari kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membaca dan mempelajari materi serta bertanya pada guru; c) Setelah selesai
membaca materi. siswa menutup bukunya; d) Guru mengambil tongkat dan
memberikan kepada siswa; e) Guru memberikan pertanyaan, siswa yang memegang
tongkat harus menjawabnya; f) Guru menuliskan jawaban siswa di papan tulis; g)
Pertanyaan terus diberikan guru sampai sebagian besar siswa mendapat kesempatan
menjawab pertanyaan guru; h) Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
materi; dan i) Evaluasi.
Model pembelaran ini tidak akan membuat siswa takut untuk menjawab
pertanyaan guru karena cara ini memanfaatkan teknik yang melibatkan partisipasi
siswa secara menyenangkan dengan adanya media yang menantang siswa untuk
lebih konsentrasi. Siswa harus paham terlebih dahulu dengan materi yang
disampaikan. Untuk mencapai pemahaman konsep tersebut siswa harus membaca
Metode
Penelitian dilaksanakan di kelas tempat peneliti bertugas sebagai guru yaitu
kelas II SDN - 1 Pembuang Hulu II yang berlokasi di Jalan Putri Junjung Buih
Pembuang Hulu II Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan. Kegiatan ini
dilaksanakan selama 2 bulan yaitu pada bulan Januari — Februari 2017 meliputi
tahap persiapan, pelaksanaan, tindakan dan penyusunan laporan hasil.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II tahun 2016/ 2017
berjumlah 11 (sebelas) orang dengan latar yang heterogen. Kemampuan akademik
siswa berada pada tingkatan sedang. Penetapan subjek penelitian di kelas ini
didasarkan pada data keaktifan belajar materi IPA terdahulu masih belum
memuaskan. Dalam penelitian ini peneliti dibantu 1( satu ) guru rekan sejawat
sebagai observer.
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Penelitian ini mengacu pada desain penelitian
tindakan model spiral dan Kemmis dan Tagart.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif
dan teknik analisis data kualitatif. Analisis data yang dilakukan berupa analisis
kualitatif dan analisis deskriptif kualitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui tes dan
data kualitatif diperoleh melalui observasi. Teknik analisis data sebagai berikut:
1) Aktivitas Guru
Pengamatan terhadap kegiatan guru dalam pengelolaan pembelajaran terdiri
atas 9 aspek pengamatan. Pengamatan didasarkan pada kemunculan tiap aspek pada
setiap siklusnya dengan kriteria jawaban “terlaksana” dan “tidak terlaksana”.
Kemudian masing-masing kriteria jawaban akan dijumlahkan dan diinterpretasikan
dengan indikator keberhasilan yang telali ditetapkan.
2) Keaktifan Belajar Siswa
Pengamatan terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran terdiri atas 4 aspek dengan skor 1 sampai dengan 4. Maupun
penjelasan mengenai teknik analisis data terhadap keaktifan belajar siswa
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
3) Hasil Belajar
Analisis data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
dalam penelitian ini menggunakan teknik penskoran dimana setiap jawaban benar
diberi skor satu dan setiap jawaban salah diberi skor nol sehingga jumlah skor yang
diperoleh siswa adalah dengan menghitung banyaknya butir soal yang dijawab
benar yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan Poerwanti (2010)
sebagai berikut :
𝐵
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100%
𝑁
Keterangan :
B = Nilai yang diperoleh
N = Nilai Maksimal
∑𝑌
𝑋=
𝑛
Keterangan:
X = Nilai Rata-rata
∑ 𝑌 = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa
Tabel Nilal Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Dari tabel di atas dapat
dijelaskan peningkatan nilai hasil dan ketuntasan belajar siswa pada sikius I dan II
secara terperinci sebagai berikut:
1) Siswa Tunas Belajar
a) Pada sikius I siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa atau 63.64% dan 11 siswa.
b) Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa atau 90.90% dan 11 Siswa.
2) Siswa Belum Tuntas Belajar
a) Pada sikius I siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 36,36% dad 11
siswa
b) Pada siklus 11 siswa yang belum tuntas sebanyak 1 siswa atau 9.10% dari 11
siswa.
Sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan dalam perbaikan
pembelajaran bahwa siswa yang dinyatakan tuntas belajar jika mendapat nilai tes
formatif sebesar 70 ke atas dan jika 85% dari siswa telah tuntas belajarnya.
Simpulan
Keaktifan belajar yang dicapai siswa dapat lebih ditingkatkan melalui
penerapan modal pembelajaran Talking Stick. Tingkat keaktifan siswa
menunjukkan kecenderungan yang lebih meningkat setelah diterapkannya tindakan
kelas ini. Sebelum tindakan dilakukan. siswa pada umumnya kurang aktif dan
kurang berani dalam bertanya mengemukakan pendapatnya dan menjawab
pertanyaan dalam diskusi ataupun menjawab pertanyaan guru. namun setelah
diterapkan model pembelajaran ini. jumlah siswa yang berperan aktif dalam KBM
untuk setiap siklus meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan
ketuntasan keaktifan belajar sebelum tindakan hanya 36,36% naik menjadi 54,55%
atau 6 siswa pada siklus pertama, dan 90,90% atau 10 siswa pada siklus kedua. Hal
tersebut didukung pula oleh kenaikan hasil belajar siswa dan rata-rata sebelum
perbaikan hanya 62.73, pada siklus I menjadi 69.09 dan pada siklus II rata-rata nilai
yang diperoleh siswa adalah 75,45 pada siklus kedua, dengan tingkat ketuntasan
belajar 63,64% atau 7 siswa pada siklus pertama, 10 siswa atau 90.90% pada siklus
kedua dan masih ada 1 siswa (9,10%) yang belum tuntas, namun secara klasikal
Saran
1) Guru sebagai salah satu aspek yang menentukan keberhasilan siswa seyogyanya
selalu tanggap dan mampu berinovasi agar dapat menghasilkan siswa yang aktif
dan kreatif dalam KBM.
2) Penggunaan model pembelajaran Talking Stick dapat dijadikan salah satu
alternatif untuk menciptakan suasana KBM yang menyenangkan siswa
sehingga kiranya dapat dipertimbangkan oleh guru lainnya untuk dapat
diterapkan pada mata pelajaran dan materi yang relevan.
3) Hasil penelitian ini masih merupakan gambaran umum dan terbatas pada kelas
dan sekolah peneliti saja. Desain pembelajaran pun belum sepenuhnva
sempurna. Karena itu, jika ada peminat Iainnya disarankan melakukan tellaah
lebih mendalam sehingga akan dihasilkan strategi yang mungkin berbeda dan
lebih inovatif.
Daftar Pustaka