Sifat Wajib Alloh Melalui Penerapan Metode Card Sort Siswa Kelas IIIA SDN 3
Pembuang Hulu II Kecamatan Hanau Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
| 2018
Oleh:
Zainah
Abstract: This study aimed to increase the activity and learning achievement of
class IIIA students at SDN-3 Pembuang Hulu II, Hanau, Seruyan
District, academic year 2017/2018 in PAI learning process by using
card sort learning method.
From this classroom action research activity can be concluded that
usage of card sorting methods in PAI learning process in class IIIA
SDN-3 Pembuang Hulu II can increase student activity and learning
achievement.
Pendahuluan
Siswa Kelas IIIA SDN - 3 Pembuang Hulu II memiliki prestasi belajar yang
masih rendah dan juga kreativitasnya masih kurang. Hal ini seperti yang terlihat
saat mengikuti pembelajaraan PAI. Kurangnya antusias siswa mengikuti pelajaran,
siswa kurang merespon pertanyaan yang diberikan guru, siswa enggan untuk
bertanya atau berpendapat, kurangnya interaksi siswa dengan siswa lain berkaitan
dengan pembelajaran PAI, siswa kurang responsive dalam belajar untuk
menyumbangkan ide atau gagasan mengenai pembelajaran, serta kurangnya
keikutsertaan siswa dalam membuat kesimpulan. Kondisi tersebut menunjukkan
bahwa pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif.
Oleh karena itu, diperlukan usaha perbaikan yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa saat pembelajaran PAI. Berbagai penelitian telah
menunjukkan bahwa pembelajaran aktif menekankan keaktifan siswa dan
bagaimana untuk menumbuhkan prestasi siswa dengan memberikan model -model
pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu tipe pembelajaran aktif adalah model
sortir kartu, di mana dalam proses pembelajarannya menggunakan media kartu
untuk membuat siswa senang mempelajari PAI. Dengan menggunakan model sortir
kartu ini, siswa lebih banyak belajar bersama teman sebaya. Siswa dapat saling
mengungkapkan ide dengan temannya, melakukan diskusi dan mengerjakan tugas
bersama, sehingga diharapkan dengan model pembelajaran sortir kartu ini dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI pada
materi sifat-sifat wajib Alloh di Kelas IIIA SDN - 3 Pembuang Hulu II Kecamatan
Hanau Kabupaten Seruyan
Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang hendak dicapai yaitu: 1) Tujuan
umum adalah untuk meningkatkan prestasi belajar PAI siswa kelas IIIA SDN – 3
Pembuang Hulu II Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan tahun pelajaran
2017/2018 dengan menggunakan metode pembelajaran sortir kartu; dan 2) Tujuan
khusus adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas IIIA SDN – 3
Pembuang Hulu II Kecamatan Hanau Kabupaten Seruyan tahun pelajaran 2017-
2018 dalam KBM PAI dengan menggunakan metode pembelajaran sortir kartu.
Metode sortir kartu atau dalam bahasa aslinya card sort adalah satu metode
pembelajaran dengan menggunakan media berupa potongan-potongan kertas yang
dibentuk seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Pembelajaran
model sortir kartu merupakan pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa,
dengan cara dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi kartu indeks yang berisi
informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian siswa mengelompok sesuai
dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan
mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Di sini
pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang
perlu dibahas atau materi yang belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai.
sortir kartu ini juga merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mereview
ilmu yang telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi (Modul K-13
Matematika SMP). Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu
mendinamisir kelas yang kelelahan. Metode sortir kartu, dengan menggunakan
media kartu dalam praktek pembelajaran, akan membantu siswa dalam memahami
pelajaran dan menumbuhkan motivasi mereka dalam pembelajaran, sebab dalam
penerapan metode sortir kartu, guru hanya berperan sebagai fasilitator, yang
memfasilitasi siswanya dalam pembelajaran, sementara siswa belajar secara aktif
dengan fasilitas dan bimbingan dari guru, sehingga yang aktif disini bukan guru
melainkan siswa itu sendiri yang harus aktif dalam pembelajaran.
Strategi sortir kartu ini dapat diterapkan apabila guru hendak menyajikan
materi atau topik pembelajaran yang memiliki bagian-bagian atau kategori yang
luas. Caranya guru menuliskan materi dan bagian bagiannya ke dalam kertas karton
atau yang lainnya secara terpisah. Kertas diacak dan setiap siswa dipersilahkan
mengambil satu kertas, atau beberapa siswa mengambil kertas tersebut lalu
membagikannya satu persatu pada teman-temannya. Setelah siswa memegang
kertas tersebut, kemudian mencari pasangan siswa lain dalam kelompok
berdasarkan kategori yang tertulis. Jika seluruh siswa sudah dapat menemukan
pasangannya berdasarkan kategori yang tepat, mintalah mereka berjajar secara urut
kemudian salah satu menjelaskan kategori kelompoknya.
Tujuan dari strategi dan metode belajar menggunakan “memilah dan memilih
kartu ”Sortir Kartu” ini adalah untuk mengungkapkan daya “ingat” atau recall
terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa. Sehingga siswa benar-benar
memahami dan mengingat pelajaran yang telah diberikan. Untuk itu, hal-hal yang
perlu diperhatikan adalah;
1) Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut.
2) Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama.
3) Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut.
4) Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam jumlah
yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.
5) Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah
dipelajari oleh mahasiswa atau siswa.
Pembelajaran aktif model sortir kartu merupakan pembelajaran yang
menekankan keaktifan siswa, dimana dalam pembelajaran ini setiap siswa diberi
kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan dibahas, kemudian
siswa mengelompok sesuai dengan kartu indeks yang dimilikinya. Setelah itu siswa
mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi tentang materi dari kategori
Metode
Penelitian ini dilakukan dengan metode siklus berulang dalam
mengumpulkan data yang diperlukan. Penelitian menggunakan rancangan
penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang terdiri atas lebih dari
satu siklus, tergantung permasalahan atau hambatan yang ditemukan selama
penelitian. Proses PTK merupakan proses siklus yang dimulai dari menyusun
perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi terhadap tindakan dan
melakukan refleksi yang berupa perenungan terhadap perencanaan kegiatan dan
hasil yang diperoleh sesuai prinsip umum penelitian tindakan kelas, siklusnya
dilakukan secara partisipatif.
Dalam penelitian ini penulis memilih tiga teknik pengumpulan data. Ketiga
teknik tersebut adalah tes, observasi, dan pencermatan dokumen.
Komponen-komponen yang diamati atau dinilai dari aktivitas belajar siswa
adalah kegiatan belajar mereka selama mengikuti pembelajaran menggunakan 8
Nilai rata-rata
∑𝒀
𝑿=
𝒏
Keterangan:
X = Nilai Rata-rata
∑Y = Jumlah Nilai Seluruh Siswa
n = Jumlah Seluruh Siswa
pembelajaran adalah siswa berperan aktif dalam belajar agar tercapainya tujuan
pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dengan
melibatkan siswa dalam belajar yaitu dengan metode sortir kartu.
Pada tahap awal pelaksanaan metode sortir kartu, guru melibatkan siswa
untuk memilah dan menyortir kartu untuk dicocokkan dengan kartu yang mereka
miliki. Aktivitas ini diamati dengan indicator pengamatan aspek visual yaitu
mengamati dan membaca isi kartu yang dimiliki dan memperhatikan isi kartu
dimiliki teman. Kegiatan siswa tersebut sesuai dengan pendapat Diedrich (Oemar
Hamalik, 2011: 172) bahwa kegiatan dalam belajar salah satunya adalah kegiatan
visual antara lain, membaca, melihat gambar, demonstrasi, dan mengamati orang
lain bekerja atau bermain.
Kegiatan metode sortir kartu selanjutnya yaitu siswa membahas kartu yang
diperoleh dengan teman kelompoknya diamati dengan butir pengamatan dari aspek
lisan yaitu, bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya. Selanjutnya dari kegiatan siswa membahas kartu
terdapat butir pengamatan pada aspek emosional yaitu keantusiasan dalam kegiatan
menyortir kartu. Aspek kegiatan menulis yaitu pada butir pengamatan mengerjakan
soal yang diberikan guru juga termasuk aspek yang diamati dalam kegiatan ini.
Kegiatan yang dilakukan siswa tersebut menjadikan setiap siswa berpikir secara
aktif dan terlibat aktif dalam memecahkan masalah serta siswa belajar dengan
melakukan aktivitas.
Sependapat dengan Sudjana (2009: 61) bahwa keaktifan siswa dapat dilihat
dalam hal bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapinya, berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah, melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan
petunjuk guru. Kegiatan yang dilakukan siswa selanjutnya yaitu mempresentasikan
salah satu kategori yang diperoleh membuat siswa dapat memahami materi dengan
baik dengan butir pengamatan dari aspek kegiatan mendengarkan yaitu
kesungguhan dalam mendengarkan penjelasan guru mengenai petunjuk
pelaksanaan metode sortir kartu, dan mendengarkan presentasi yang dilakukan
siswa lain. Dari aspek kegiatan emosional terdapat butir pengamatan yang sesuai
yaitu keberanian dalam presentasi di kelas.
Kegiatan tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah (2008: 84-85) mengenai
indikator cara belajar siswa aktif dapat dilihat dari komponen aktivitas belajar siswa
yang meliputi, antar siswa terjadi hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan
belajar, setiap siswa bisa mengomentari dan memberikan tanggapan terhadap
pendapat siswa lainnya, ada upaya dari siswa untuk bertanya kepada guru dan atau
menerima pendapat guru dalam kegiatan belajar.
Kegiatan-kegiatan yang ada di dalam metode sortir kartu tersebut dapat
memunculkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dikarenakan secara ringkas
langkah-langkah pada metode sortir kartu terdapat kegiatan yang melibatkan siswa
berfikir untuk memilah kartu yang berkategori sama, membaca dan membahas
kartu yang diperoleh, menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru,
mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan sehingga menumbuhkan interaksi
antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru dalam kegiatan membahas
materi.
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan ternyata, penggunaan metode sortir
kartu dalam pembelajaran PAI di kelas IIIA SD Negeri 3 Pembuang Hulu II dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal itu terbukti bahwa data hasil pengamatan
aktivitas siswa pada pra tindakan sampai dengan siklus kedua sudah mengalami
peningkatan.
Peningkatan aktivitas dan prestasi belajar yang dipaparkan ini sejalan dengan
pendapat dari Sudjana (1996: 20) yang menjelaskan mengenai pembelajaran aktif
adalah suatu proses kegiatan belajar mengajar yang subjek didiknya terlibat secara
intelektual dan emosional, jadi siswa betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif
dalam melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai lebih
baik. Dari kegiatan pembelajaran metode sortir kartu yang dapat mengkondisikan
siswa agar selalu terlibat aktif untuk berpikir, menjadikan prestasi belajar siswa
meningkat, hal tersebut sejalan dengan pendapat Uno dan Mohamad (2011: 10)
yang menjelaskan bahwa dari pembelajaran aktif diharapkan akan tumbuh dan
berkembang segala potensi yang siswa miliki sehingga pada akhirnya dapat
mengoptimalkan hasil belajar.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode sortir
kartu dalam pembelajaran PAI di kelas IIIA SDN - 3 Pembuang Hulu II dapat
meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut terjadi karena,
dalam pembelajaran melibatkan siswa untuk memilah kartu berkategori sama,
sehingga keterlibatan siswa tersebut membuat pembelajaran lebih bermakna.
Pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa dalam pembelajaran bertujuan untuk
menjadikan siswa lebih mudah memahami materi dan juga pembelajaran bersifat
menyenangkan yang pada akhirnya mendapatkan hasil maksimum. Dalam
penelitian ini, perbaikan yang dilakukan guru selama tindakan dapat terlihat dari
meningkatnya aktivitas dan prestasi belajar siswa setiap siklusnya.
Berdasarkan hasil diskusi diperoleh informasi bahwa masih ada satu siswa
dengan daya serap terhadap materi masih rendah dibandingkan dengan siswa yang
lain dan menyebabkan siswa tersebut belum tuntas. Menurut guru kelas, hal itu
terjadi tidak hanya pada pelajaran PAI saja, melainkan hampir pada semua mata
pelajaran. Selanjutnya siswa yang masih belum mencapai prestasi belajar yang
diinginkan akan ditangani secara khusus oleh guru kelas dengan cara memberi
perhatian kepada siswa tersebut agar terlibat aktif dalam belajar sehingga nantinya
mendapatkan nilai yang maksimum.
Simpulan
1) Aktivitas belajar peserta didik dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode
sortir kartu. Dengan metode ini guru dapat memacu aktivitas belajar peserta
didik melalui kerja sama antar kelompok, dengan bantuan media kartu. Guru
juga mudah memantau aktivitas peserta didik sehingga tingkat kesukaran dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dapat diketahui dan dicarikan
solusinya oleh guru. Peningkatan aktivitas belajar peserta didik ini dapat terlihat
dari pra siklus, siklus I dan siklus II, secara berturut-turut sebesar: 40,00% atau
4 siswa, meningkat menjadi 60,00 % atau 6 siswa dan 100 % atau 10 siswa.
Dengan begitu target yang ingin dicapai telah terpenuhi yaitu prosentase
aktifitas peserta didik sebesar 85%.
2) Penerapan metode sortir kartu pada pembelajaran PAI mempermudah bagi guru
dalam mencapai tujuan belajar yang diinginkan dan mengoptimalkan /
menuntaskan hasil belajar peserta didik. Hal ini terlihat dari prosentase
ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 30,00%, pada
siklus I sebesar 50,00%, dan pada siklus II ketuntasan belajar peserta didik
mencapai 90,00%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami
peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 61,00, siklus I
sebesar 73,00, dan pada siklus II naik menjadi 82,00. Hal ini berarti, target yang
ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara
klasikal mencapai 85% dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh
peserta didik 75 sudah tercapai.
Saran
1) Bagi peserta didik di SDN – 3 Pembuang Hulu II khususnya kelas IIIA, dan
peserta didik secara umum, agar lebih rajin, aktif dan semangat dalam
pembelajaran PAI. Karena dengan keaktifan siswa, pembelajaran akan terasa
lebih bermakna dan lebih menyenangkan dan pada akhirnya prestasi belajar pun
akan meningkat.
2) Bagi guru, peminat hasil penelitian ini, untuk mencapai kualitas proses belajar
mengajar dan kualitas hasil belajar yang baik dengan menggunakan metode
sortir kartu diperlukan persiapan penguasaan materi lebih baik, menggali
pengetahuan dan wawasan yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas
dan hal-hal yang terkait dengan unsur metode sortir kartu seperti
mempersiapkan kartu sortir yang lebih inovatif dan menarik.
3) Bagi pihak sekolah motivasi dan dukungan kepada guru agar selalu melakukan
perbaikan pembelajaran, tetaplah selalu diberikan karena akan berdampak
positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah melalui
peningkatan kualitas kinerja guru dalam KBM.
Daftar Pustaka