Oleh:
Femmy dan Mariane Tinse
Abstract: This study was aimed to describe the activities of students and teachers
in multigrade learning, as well as to know the students’ learning
outcomes.
The results showed that student and teacher activity in learning was
quite good although there were some deficiencies in managing students
in each group, then the classical completeness is 84% with the
completeness criteria not achieved.
Pendahuluan
Sekolah merupakan suatu penyelenggara pendidikan. Pendidikan yang
dimaksud yaitu di dalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur atau terdapat
sekelompok orang sebagai pelaksana pendidikan. Pelaksana pendidikan tersebut
diantaranya kepala sekolah, guru, komite sebagai mitra dari sekolah tersebut
Salah satu pelaksana pendidikan yang sangat berpengaruh di sekolah adalah
guru. Guru merupakan penentu berhasil tidaknya sistem pendidikan yang ada di
sekolah, dimulai dari perencanaan, proses, dan diakhiri dengan evaluasi serta
perbaikan. Oleh karena itu guru berperan penting dalam proses pendidikan.
Realita yang dihadapi seorang guru, baik mengajar di daerah terpencil
maupun di perkotaan adalah menghadapi murid dengan jumlah yang besar dan
tingkat kemampuan belajar yang berbeda, bahkan hal ini pun dapat terjadi di ruang
dan tingkat kelas yang sama. Hal ini pun terjadi di kota Palangka Raya yang padat
penduduknya, banyak guru menghadapi murid lebih dari 20 atau bahkan bisa
mencapai 30 orang. Kondisi ini juga dapat terjadi pada salah satu sekolah "favorit"
di Palangka Raya, karena besarnya minat orang tua untuk mengirimkan anak-anak
mereka ke sekolah tersebut, sementara jumlah ruang kelas dan mungkin tenaga guru
tidak mencukupi. Kenyataan ini sudah barang tentu, sulit untuk mengharapkan
berlangsungnya proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Demikian pula
halnya dengan guru yang mengajar di kelas berlangsung seragam, dalam waktu
kegiatan yang baru berlaku. Hal ini untuk mengaktifkan siswa dalam belajar, serta
siswa dapat berperan aktif dalam memecahkan masalah dengan berhadapan
langsung dengan guru, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan proses
pembelajaran.
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar
(Arifin, 2012: 413). Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar, yang meliputi ranah kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) (Sudjana, 2011: 22).
Hasil belajar siswa diperoleh dengan cara evaluasi. Evaluasi artinya penilaian
terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program (Syah, 2013: 197). Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah
proses pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar
(Mendikbud, 2015: 3). Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi oleh guru
mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran) dengan Instrumen
berupa lembar observasi atau jurnal (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2015:
6). Penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan beberapa teknik dan instrumen
penilaian, antara lain tes tertulis, tes lisan, penugasan, atau portofolio. Sedangkan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan berbagai teknik yang dipilih sesuai
dengan karakteristik KD pada KI-4, antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek,
dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan dapat berupa Lembar Kegiatan
Siswa (LKS) (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 2015: 22).
Metode
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif dipilih karena data yang terkumpul
nantinya akan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat yang menceritakan aktivitas
pembelajaran dengan pembelajaran Kelas Rangkap. Pendekatan kualitatif
digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan guru yang tercakup dalam
Keterangan:
P = Persentase
N = Banyak siswa keseluruhan
Keterangan:
TK = Tingkat ketercapaian
M = Skor rata-rata yang diperoleh siswa
Data hasil belajar dari lembar observasi penilaian sikap akan dianalisis untuk
mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa pada aspek afektif setelah dilakukan
pembelajaran dengan pembelajaran Kelas Rangkap. Adapun data tersebut akan
dianalisis dengan mendeskripsikan sikap yang ditunjukkan oleh siswa selama
proses pembalajaran berdasarkan hasil observasi.
Keaktifan Dalam asek ini hampir 80% siswa aktif dalam pembelajaran,
terlebih ketika guru memberi tantangan untuk menjawab
pertanyaan.
Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa rata-rata siswa sangat bersemangat
dalam pembelajaran, namun ada juga siswa tidak belum bisa dalam menjawab soal
tantangan dari guru. Hal ini diduga siswa kurang memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru.
Adapun secara umum, hal-hal yang memperngaruhi aktivitas pembelajaran
berdasarkan data yang terkumpul adalah sebagai berikut.
1) Siswa sangat tertarik pada materi ragam budaya indonesia yang menggunakan
video dan gambar pada LCD. Siswa sangat antusias ketika diberi tantangan,
contohnya ketika guru memberi kesempatan pada siswa yang ingin menjawab
di depan mereka tampak aktif mengacungkan tangan untuk menjawab soal di
depan walau ada beberapa siswa yang masih takut dan belum bisa mengerjakan.
2) Siswa kurang dapat mengerjakan soal tantangan dikarenakan kurang
memperhatikan guru pada saat pemberlajaran berlangsung.
3) Siswa sangat senang antusias ketika pembelajaran menggunakan benda yang
nayta, contoh ketika sedang belajar tentang bangun ruang siswa menggunakan
kertas origami untuk membentuk macam-macam bangun.
Hasil Belajar
Siswa
100
50
Siswa
0
S-17
S-22
S-10
S-11
S-12
S-13
S-14
S-15
S-16
S-18
S-19
S-20
S-21
S-23
S-24
S-25
S-9
S-1
S-2
S-3
S-4
S-5
S-6
S-7
S-8
Pada saat penelitian dilakukan guru memberikan tes akhir pada ranah
kognitif. Sebanyak 25 siswa mengikuti tes akhir dan diperoleh hasil 21 siswa
mendapatkan kriteria tuntas dan sebanyak 4 orang mendapatkan nilai tidak tuntas
sehingga ketuntasan klasikalnya 84 % dengan kriteria ketuntasan tidak tercapai.
Sedangkan ketercapaian belajar sebesar 83% dengan kriteria tercapai, 4 siswa yang
tidak tercapai tersebut yaitu S-7, S-12, S-16 dan S-22. Diduga ketiga siswa tersebut
tidak terlalu memperhatikan ketika pembelajaran berlangsung. Sedangkan pada
ranah afektif siswa menunjukkan hasil yang cukup baik dengan banyaknya siswa
yang semangat mengikuti pemberlajaran.
Pada ranah psikomotorik siswa juga menunjukkan hasil yang cukup hasil
dengan antusiasnya siswa menjawab soal dan tantangan yang diberi oleh guru.
Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Djalil, Aria, et al. 2014. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara.