Oleh:
Alis
Abstract: This study aimed to know the influence of the use of demonstration
methods in an effort to improve the ability of second grade students to
know the animals and plants in science lessons at Primary School 6
Pahandut, Palangka Raya City.
From this classroom action research activity can be concluded that
there was improvement of ability of second grade students of
Elementary School 6 Pahandut in learning to know plants and animals
in science subjects by using demontration method.
Pendahuluan
Berdasarkan pengalaman sebagai guru selama ini mengajar di sekolah dasar,
menemukan sebahagian besar siswa kurang mampu belajar mengenal hewan dan
tumbuh-tumbuhan secara lebih dalam, karena disebabkan strategi penyajian
pembelajaran hanya dilakukan dalam bentuk ceramah tanpa ada selingan metode
lain, hal inilah yang menyebabkan siswa sering kali terlihat malas memperhatikan,
kurang rajin, kurang tekun memperhatikan penjelasan guru, membeo, berbicara
dalam kelas, kurang motivasi ketika pelajaran berlangsung, rendahnya respon dari
siswa terhadap pekerjaan yang dilakukan guru di papan tulis, pemusatan perhatian
siswa sangat kurang dan lain sebagainya, sehingga akhirnya sulit menerima atau
mengerti pelajaran yang telah disajikan gurunya di depan kelas. Akhirnya siswa
cendrung bebas beraktivitas pada saat guru mengajar. Data hasil belajar mengenal
hewan dan tumbuh-tumbuhan pada mata pelajaran sains hanya sekitar 44,18 %
siswa yang mendapat nilai dibawah 6 ke atas, dan selebihnya yakni 55,82 % siswa
mendapat nilai rendah yakni di bawah 6. (Hasil test murni terakhir Ulangan Harian).
Hal ini menunjukkan penggunaan metode pembelajaran yang dilakukan selama ini
masih belum mencapai tingkat keberhasilan yang optimal. Artinya penggunaan
metode ceramah yang dilakukan selama ini di sekolah dasar belum dapat
Metode
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan menurut pendekatan kualitatif dengan
metode model Kemmis dan Mc Taggart (Depdikbud, 1999) yang dalam
pelaksanaannya mencakup empat langkah, yaitu : 1) perencanaan tindakan; 2)
pelaksanaan tindakan; 3) observasi tindakan; 4) refleksi atas tindakan yang
dilaksanakan.
Dalam bagian ini peneliti bertindak sebagai instrumen utama atau sebagai
pelaku. Posisi sebagai instrumen penelitian adalah dimana peneliti berperan sebagai
pemberi tindakan, yakni sebagai praktisi yang membuat dan menyajikan bahan
belajar dan motivator kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini personil yang
terlibat terdiri dari peneliti, murid, dan guru (teman sejawat).
Adapun bagian yang menjadi subjek dalam kegiatan melakukan penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas II Semester II di SD Negeri 6 Pahandut, yakni sebanyak
15 orang siswa.
Adapun teknik yang dipergunakan dalam rangka kegiatan mengumpulkan
data penelitian tindakkan kelas kali ini peneliti menggunakan beberapa teknik. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi, angket dan test
tertulis.
Analisis data merupakan suatu cara yang digunakan dalam pengolahan data
yang berhubungan erat dengan rumusan masalah yang telah diajukan sehingga
𝑀
𝑇𝐾 (%) = 𝑥 100%
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Dimana:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑀 (𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑅𝑎𝑡𝑎) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
Keterangan :
TK = Tingkat Ketercapaian
M = Skor Maksimum
Dengan Kriteria:
80 % - 100 % = Sangat Mampu
60 % - 79 % = Mampu
50 % - 59 % = Cukup Mampu
40 % - 49 % = Kurang Mampu
0 % - 39 % = Tidak Mampu
Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dari hasil Pre-Tes pada
pokok bahasan mengenal tumbuhan dan hewan dengan menggunakan metode
demontrasi (Peragaan) yaitu sebesar 76,6 % dan yang tidak tuntas sebesar 23,4
%. Sedangkan dari hasil Pos-Tes pada pokok bahasan mengenal tumbuhan dan
hewan dengan menggunakan metode demontrasi adalah sebesar 90,93 % dan yang
tidak tuntas adalah sebesar 9,07 %. Sedangkan ketuntasan belajar siswa pada siklus
II dapat dilihat dari hasil Pre-Tes pada pokok bahasan mengenal tumbuhan dan
hewan dengan menggunakan metode demontrasi (Peragaan) yaitu sebesar 82,66 %
dan yang tidak tuntas sebesar 17,34 %. Sedangkan dari hasil Pos-Tes pada pokok
bahasan mengenal tumbuhan dan hewan dengan menggunakan metode demontrasi
yaitu sebesar 98 % yang tidak tuntas adalah sebesar 2 %. Kesimpulannya adalah
sebagai berikut :
1) Dari data hasil Pre-tes dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar siswa kelas II SD
Negeri 6 Pahandut, selalu mengalami peningkatan, dimana pada siklus I sebesar
76,6 % dan pada siklus II sebesar 82,66 % sedangkan yang tidak tuntas
mengalami penurunan dirnana pada siklus I sebesar 23,4 % dan pada siklus II
sebesar 17,34 %.
2) Dan Dari data hasil Pos-tes dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar siswa kelas
II SD Negeri 6 Pahandut, mengalami peningkatan dimana pada siklus I sebesar
90,93 % dan pada siklus II sebesar 98 %, sedangkan yang tidak tuntas
mengalami penurunan dimana pada siklus I sebesar 9,07 % dan pada siklus II
sebesar 2 %.
Pembahasan
Dari hasil penelitian tindakan kelas terhadap kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demontrasi (Peragaan) pada pokok bahasan mengenal
tumbuh-tumbuhan dan hewan di kelas II Sekolah Dasar Negeri 6 Pahandut, ternyata
dapat meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran IPA pada pokok
bahasan mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi (pengamatan) dan analisa terhadap beberapa indikator keberhasilan yang
telah dicapai dalam kegiatan penelitian tindakkan kelas kali ini. Adapun indikator
keberhasilan yang dimaksud adalah sebagai mana yang diuraikan berikut ini :
1) Siswa sangat berminat terhadap pelajaran.
2) Siswa sangat mampu memahami materi pelajaran.
3) Siswa sangat mampu untuk memperhatikan proses belajar mengajar.
4) Siswa sangat aktif dalam bertanya dan memberikan pendapat.
5) Siswa sangat aktif dalam memberikan kritik dan saran-saran.
keaktifan siswa memberikan kritik dan saran pada kegiatan pembelajaran IPA
pada pokok bahasan mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diajarkan
guru dengan menggunakan metode demontrasi (Peragaan)
6) Siswa mampu mengerjakan soal-soal latihan, pada siklus I dimana penilaian
observer menyatakan baik, dan pada siklus yang II penilaian observer
menyatakan sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada kegiatan
pembelajaran IPA pada pokok bahasan mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan
yang diajarkan guru dengan menggunakan metode demontrasi (Peragaan).
7) Siswa mampu menjalin kerjasama, pada siklus I dimana penilaian observer
menyatakan baik, dan pada siklus yang II penilaian observer menyatakan sangat
baik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan siswa dalam
menjalin kerjasama pada kegiatan pembelajaran IPA pada pokok bahasan
mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diajarkan guru dengan
menggunakan metode demontrasi (Peragaan)
Secara umum kegiatan penelitian tindakan kelas kali ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan kemampuan siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 6
Pahandut dalam belajar mengenal tumbuh-tumbuhan dan hewan pada mata
pelajaran IPA dengan menggunakan metode demontrasi, seperti kriteria
keberhasilan berikut ini :
1) Dari data hasil Pre-tes dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar mengalami
peningkatan dimana pada siklus I sebesar 76,6 % dan pada siklus II sebesar
82,66 % sedangkan yang tidak tuntas mengalami penurunan dirnana pada siklus
I sebesar 23,4 % dan pada siklus II sebesar 17,34 %.
2) Dari data hasil Pos-tes dapat dilihat tingkat ketuntasan belajar mengalami
peningkatan dimana pada siklus I sebesar 90,93 % dan pada siklus II sebesar
98 %, sedangkan yang tidak tuntas mengalami penurunan dimana pada siklus I
sebesar 9,07 % dan pada siklus II sebesar 2 %.
Tenaga pengajar (Guru) harus lebih kreatif dalam memilih dan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang cocok untuk kegiatan pembelajaran IPA sehingga
mampu membantu siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
Untuk siswa yang jumlahnya sedikit perlu dibimbing ke dalam kelompok
belajar sehingga efektif dalam menyelesaikan suatu paket belajar yang ditugaskan
kepada mereka.
Daftar Pustaka
Ahmadi, A, dan N. Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Arief, dkk. 2007. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, S. 1990. Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia. 1999. Jakarta: Penerbit Balai
Pustaka.
Direktorat Pendidikan Menengah Umum. 2003. Pedoman Pembelajaran Tuntas
Mastery Learning. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Bahri, Djamarah Syaiful & Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT. Rineka Cipta
Fandeli, C. 2000. Pusat Informasi Lingkungan. Pengertian dan Konsep Dasar
Ekowisata. http://www. pusat informasi lingkungan Indonesia/Ensik
lopedi.htm.
Gintings Abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran.
Bandung: Humaniora.
Witherington, H. C. & W. H. Burton. 1986. Teknik-Teknik Belajar Dan Mengajar.
Bandung: Jemmars. Edisi III.
Herliyuni. 2004. Optimalisasi Pemahaman Sub Konsep Etika Lingkungan dengan
Pendekatan Problem Posing – Metode Brown dan Walter Siswa Kelas I SMA
Negeri 4 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2003/2004. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Biologi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas
Lambung Mangkurat. Banjarmasin
Kardi, S. 1997. Model Pembelajaran Langsung. Surabaya: IKIP Surabaya.
Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan KTSP Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Penerbit PT.
Raja Grafindo Persada.
Kunandar. 2008. Penelitian Tindakkan Kelas. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.