“Berkomunikasi Secara Efektif Dan Santun Dengan Peserta Didik di SD”| 2017
Oleh:
Dina Mardiana & H. Kuswari
Abstract: The purpose of this research was to produce lecture material product
with pragmatic design on the topic of communicating effectively and
courteously with students in KBM in SD / MI in order to increase
student competence. After being tested in the experiment class for two
times, the results showed that in the experimental class the development
of lecture materials with pragmatic design on the topic of
communicating effectively and courteously with learners on KBM in SD
/ MI was significantly able to increase the students' competence in the
Language Learning Program and Indonesian Literature at Low Class
in PGSD FKIP University of Palangkaraya.
Pendahuluan
Sesuai isi amanat Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Kualifikasi
Akademik dan Standar Kompetensi Guru Kelas di Sekolah Dasar/ Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI) pada Kompetensi Pedagogik yang salah satu kompetensi intinya
mendeskripsikan bahwa: (7) Guru SD/MI harus mampu berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. Kompetensi inti tersebut
dijabarkan ke dalam dua sub kompetensi yang harus dimiliki guru kelas SD/MI.
Kedua sub kompetensi tersebut seperti berikut ini.
penyebabnya adalah guru kurang menguasai teori dan prinsip pembelajaran bahasa.
Mahasiswa di Program Studi PGSD sebagai seorang calon guru kelas di SD/MI
hendaknya menguasai kompetensi berkomunikasi secara efektif, empatik, dan
santun dengan peserta didik tersebut. Peneliti, dalam hal ini sekaligus sebagai dosen
yang mengajarkan mata kuliah kelompok Bahasa Indonesia di program studi
tersebut menemukan fakta bahwa mahasiswa di semester VI belum mampu
menuturkan bahasa yang santun, bahkan secara teorinya pun mereka belum
menguasai seperti teori tentang prinsip percakapan. Selazimnya mahasiswa di
semester tersebut sudah memeroleh materinya pada mata kuliah Bahasa Indonesia
2, yakni tentang kesantunan berbahasa dalam prinsip percakapan. Indikasinya
adalah, dari tes awal yang dilakukan ditemukan sebanyak 92% mahasiswa tidak
menguasai teori prinsip percakapan dengan nilai rata-rata kelas 55. Padahal, teori
tersebut merupakan pondasi awal untuk menguasai kompetensi berkomunikasi
secara efektif dan santun dalam kegiatan belajar mengajar di SD/MI dalam materi
perkuliahan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah pada
semester VI.
Rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menguasai teori kesantunan dan
kekooperativan berbahasa tersebut diduga disebabkan oleh dua hal penting, yaitu:
(1) kurang tepatnya pendekatan yang digunakan pada saat mengajarkan materi
tentang teori tersebut, dan (2) teori prinsip percakapan yang harusnya digunakan
sebagai pengembangan salah satu wacana lisan pada perkuliahan Bahasa Indonesia
2 tidak diberikan. Oleh karena itu, dalam menyampaikan materi tentang kompetensi
berkomunikasi secara efektif dan santun pada perkuliahan Pembelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah ini pentingnya pendekatan yang tepat itu
diterapkan, yakni pendekatan pragmatik dan pendalaman materi perkuliahan
dengan mengembangkan bahan materi perkuliahan yang mengacu pada teori
prinsip percakapan dalam ilmu pragmatik.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model
pembelajaran “Bahasa Indonesia” di perguruan tinggi yang dapat dijadikan sebagai
alternatif dan pengayaan terhadap model pembelajaran yang selama ini telah
diterapkan oleh dosen dalam kegiatan perkuliahaan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas Rendah untuk topik “Berkomunikasi secara efektif dan
santun dengan peserta didik pada KBM di SD/MI”.
Dengan berdasar pada kerangka teoretis yang dipaparkan pada bagian kedua
tulisan ini, peneliti dapat melaksanakan sebuah tindakan peningkatan hasil belajar
mahasiswa pada kompetensi berkomunikasi secara efektif dan santun dengan
peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di SD/MI melalui rancangan metode
penelitian dan pengembangan (research and development). Selaras dengan masalah
dan tujuan dalam melaksanakan penelitian ini, maka penelitian ini diberi judul
“Pengembangan Bahan Materi Perkuliahan dengan Rancangan Pragmatik pada
Topik Berkomunikasi secara Efektif dan Santun dengan Peserta Didik pada KBM
di SD/MI”.
Selaras dengan uraian dalam latar belakang penelitian tersebut, maka masalah
dalam melakukan penelitian ini adalah: “Apakah melalui pengembangan bahan
materi perkuliahan dengan menggunakan rancangan pragmatik dapat
meningkatkan kompetensi mahasiswa pada topik Berkomunikasi secara Efektif dan
Santun dengan Peserta Didik pada KBM di SD/MI?”.
Di dalam melaksanakan penelitian ini digunakan beberapa teori para ahli
sebagai landasan teoretis untuk menjawab permasalahan penelitian tersebut, yakni
teori Pragmatik dan Materi Berkomunikasi secara Efektif dan Santun dalam
Perkuliahan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Kerangka teoretis yang melandasi pelaksanaan penelitian ini adalah pertama,
pragmatik. Pragmatik mengkaji bentuk-bentuk bahasa untuk memahami maksud
penutur yang mendasarkan pijakan analisis pada konteks (Rustono 1999:9).
Pragmatik berhubungan dengan makna ujaran yang dideskripsi menurut fungsinya
dalam konteks yang luas, yang mencakupi pemahaman wacana yang
mendahuluinya, kepercayaan dan harapan yang dimiliki penutur dan mitra tutur
serta yang lainnya, dengan demikian pragmatik adalah bidang linguistik yang
merupakan genre wacana. Lebih lanjut Rustono (1999:33) mengungkapkan bahwa
tindak tutur merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik. Karena
sifatnya yang sentral itulah, tindak tutur bersifat pokok dalam pragmatik.
Pentingnya dan sentralnya itu tampak di dalam perannya bagi analisis topik
pragmatik lain. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik
lain seperti praanggapan, perikutan, implikatur percakapan, prinsip kerja sama,
prinsip kesantunan, dan sebagainya.
Kedua, Materi Berkomunikasi secara Efektif dan Santun dalam Perkuliahan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Rancangan pragmatik
yang digunakan dalam penelitian ini mengutamakan keterampilan berbahasa
dengan memperhatikan faktor-faktor penentu berbahasa, seperti: pemeran serta,
tujuan, situasi, konteks juga aspek pengembangan: emosi, moral, sosial dan
intelektual Hartati (2006:12). Pada mata kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Kelas Rendah, ada dua sub kompetensi yang memuat tentang cara berkomunikasi
yang baik tersebut. Dua sub kompetensi itu dikembangkan dari kompetensi inti
nomor 7 pada kompetensi pedagogik, yakni mahasiswa calon guru kelas di SD/MI
harus mampu: (7.1) memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif,
empatik dan santun, baik secara lisan maupun tulisan; dan (7.2) berkomunikasi
secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas
dalam interaksi yang terbangun secara siklikal/berkala dari (a) penyiapan kondisi
psikologis peserta didik, (b) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan
kepada peserta didik untuk merespons, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru
terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
Tahapan materi yang diberikan melalui rancangan pragmatik tersebut
sebagai berikut.
1) Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai teori prinsip percakapan
(conversational principle) yang meliputi teori prinsip kerja sama (cooperative
principle) dan teori prinsip kesantunan (politeness principle).
2) Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menggunakan prinsip
percakapan (conversational principle) yang meliputi prinsip kerja sama
(cooperative principle) dan prinsip kesantunan (politeness principle).
3) Melatih mahasiswa menerapkan prinsip percakapan (conversational principle)
yang meliputi prinsip kerja sama (cooperative principle) dan prinsip kesantunan
(politeness principle) dalam berkomunikasi pada kegiatan belajar mengajar
bahasa dan sastra Indonesia di kelas rendah SD/MI.
Metode
Rancangan penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini
adalah jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D)
sebagai pendekatan penelitiannya yang mengacu pada buku Metode Penelitian
Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Sugiyono 2008) dengan
mengambil lokasi di Program Studi PGSD FKIP Universitas Palangkaraya Kota
Palangkaraya. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu enam bulan, yakni dimulai
pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus tahun 2017.
Gambar 1. Langkah-Langkah Penggunaan Metode R & D
tersebut dievaluasi kompetensinya melalui tes hasil belajar dengan instrumen soal
yang sudah divalidasi. Namun, sebelumnya peneliti melakukan pretest pada
mahasiswa, walaupun data awal kemampuan mahasiswa tersebut sudah diperoleh
pada studi pendahuluan yang dilakukan sebelumnya.
Data tes hasil belajar (posttest) yang diperoleh melalui penelitian eksperimen
dengan rancangan pre-test and post-test one group design tersebut itu setelah
pendalaman materi dilakukan akan dianalisis menggunakan dilakukan dengan
analisis statistik inferensial parametris dengan rumus uji t-test, karena data yang
diperoleh melalui instrumen tes hasil belajar perlu diuji secara statistik. Uji coba
secara statistik data yang terkumpul melalui instrumen penelitian dilakukan dengan
rumus statistik t-test (Arikunto 2006: 306-307).
Simpulan
Berkaitan dengan hasil yang dicapai pada pelaksanaan penelitian ini, oleh
karena rancangan pragmatik sangat penting di dalam meningkatkan kemampuan
mahasiswa berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun kepada peserta didik
pada kegiatan KMB di SD/MI, maka hendaknya para pendidik di perguruan tinggi
dapat menerapkan rancangan ini di dalam proses belajar dan mengajarnya.
Untuk itu, para pimpinan atau pengelola perguruan tinggi sebaiknya
mendukung rancangan pragmatik ini diterapkan dalam pelaksanaan perkuliahan,
terutama untuk materi “Berkomunikasi secara Efektif, Empatik, dan Santun Kepada
Peserta Didik pada Kegiatan KBM di SD/MI” dalam perkuliahan Pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah pada Prodi PGSD ini agar bisa
diterapkan di perguruan tingginya.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dikti. 2007. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007: Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Kemendiknas.
Hartati, Tatat. 2006. Modul 4: Pendekatan dan Metode Pembelajaran Bahasa di
Sekolah Dasar..
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/1953031219
79032N._TATAT_HARTATI/Penelitian/HOLISTIK/2HALAMAN_PENG
ESAHAN.pdf. Diakses pada tanggal 28 Januari 2010. Bandung: PGSD Bumi
Siliwangi FIP UPI.
Leech, Geoffrey. 1983. The Principles of Pragmatics. London: Longman.
Rustono. 1999 Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.