Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika

(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)


| 2018

PENGGUNAAN MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)

Oleh:
Atik Fibrianti

Abstract: This article aims to understand the meaning of media and teaching
aids; The nature of learning mathematics; The purpose of learning
mathematics; and objects in mathematics learning.

Keywords: media, teaching aids, mathematics

Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika adalah merupakan salah satu serangkaian mata
pelajaran yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang sangat mendukung perkembagan ilmu
pengatahuan dan teknologi. Namun sayangnya masih banyak siswa yang menggap
mata pelajaran Matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan
dan menakutkan. Hal ini terjadi dikarenakan masih banyak siswa yang mengaliami
kesulitan-kesulitan dalam menyelesiakan soal-soal matematika.
Marti (dalam Rostina Sundayana, 2013: 2) mengemukakan bahwa, meskipun
matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namaun setiap orang
harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah
sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan penggunaan
informasi, penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunaan
pengetahuan menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta
menggunakan hubungan-hubungan yang ada.
Rostina Sundayana (2013) Untuk menciptkan proses pembelajaran yang
berkualitas dan bermakna, tenaga pendidik dalam hal ini guru seringkali
menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran khususnya bagi
guru matematika. Dalam proses belajar mengajar di sekolah menujukan kekurangan
dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang
disampaikan sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak
meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh peserta didik. Kondisi semacam ini akan
terus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan
sumber belajar bagi peserta didik dan mengabaikan peran media pembelajran.
Kemp (1994) Kontribusi media dalam pembelajran adalah:
1) Penyampaian pembelajaran lebih terstandar.
2) Pembelajaran lebih menarik.
3) Waktu penyampaian pembelajaran lebih singkat.

92 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

4) Kualitas pembelajran dapat di tingkatkan.


5) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.
6) Sikap positip siswa dalam materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan.
7) Peran guru berubah kearah yang postif.

Untuk meminimalisir kesulitan-kesulitan dalam memecahkan soal-soal


matematika maka peran Media dan Alat Peraga sangatlah diperlukan untuk
memudahkan para peserta didik dalam mendapatkan pengalaman dalam
pembelajaran matematika terutama untuk materi-materi yang membutukan
pemahaman matematika secara abstrak. Harus diakui bahwa media dan alat peraga
memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajran. Pembelajaran
dengan menggunakan media yang tepat akan memberika hasil yang optimal bagi
pemahaman peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari.

Rumusan Masalah
Dari gambaran diatas maka penulis merumuskan masalah dalam artikel ini
adalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian media dan alat peraga?
2) Apakah yang dimaksud hakikat pembelajaran matematika?
3) Apakah tujuan dari pembelajaran matematika?
4) Apa saja obyek dalam pembelajaran matematika?

Pembahasan
1) Pengertia Media dan Alat Peraga
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Gerlac dan Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap.
Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2002) menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputialat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran yang antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, film,
slide, foto, gambar, grafik, televisi dan computer

93 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

Hamalik (1989) mengatakan bahwa hubungan komonikasi akan berjalan


lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut
dengan media komunikasi.
Rostina Sundayana (2013) Berpendapat memposisikan media sebagai sebagai
suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam
suatu kegiatan pembelajaran. Pesan dikmaksud adalah materi pelajaran.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang ke orang lain
sehingga dapat memotivasinya untuk belajar. Dengan kata lain media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional
di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untu belajar dimana keberadaan
media tersebut agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Ali (1989) dalam Rostina Sundayana berpendapat bahwa alat peraga adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran,
perasaan dan perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar.
Menurut Rusffendi (1992) Alat Peraga adalah alat yang menerangkan atau
mewujudkan konsep matematika. Sedangkan menurut Elly Estiningsih (1994) alat
peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-
ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah suatu benda asli dan benda
tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi
tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik. Menurut Rusffendi Alat
Peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika.

Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi


matematika dinamakan alat peraga pembelajaran matematika. Alat peraga matematika
dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda yang dirancang, dibuat, dihimpun atau
disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Dengan demikian alat peraga dapat disimpulkan sebagai benda nyata
(konkret) yang dibuat, disusun, dihimpun secara sengaja digunakan untuk
membantu pemahaman, penanaman, pengembangan konsep matematika.
Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua yaitu:
1) Alat peraga dua dan tiga demensi, misalnya kerangka bangun ruang, bagan,
grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, dan papan tulis.
2) Alat peraga yang diproyeksikan, misalnya film, slide dan filmstrip.

94 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

Dalam pembelajaran pengunaan alat peraga memilki beberapa kelebihan dan


kekurangan. Kelebihan penggunaan alat peraga: a) Menumbuhkan minat belajar siswa
karena pembelajaran lebih menarik; b) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga
siswa lebih mudah memahaminya; c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga
siswa tidak mudah bosan; dan d) Kegiatan pembelajaran akan lebih aktif
Kekurangan penggunaan alat peraga: 1) Lebih banyak memakan waktu (persiapan
bahan alat peraga); 2) Kemauan berkorban secara materi; dan 3) Menuntut guru lebih kreatif.

Perbedaan Media Dengan Alat Peraga


Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada
substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat
bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian
integral dari seluruh proses atau kegiatan. Media memiliki tugas sebagai guru dan
menjadi sumber belajar bagi peserta didiknya. Dengan demikian media memiliki peran
utama dalam keberhasilan pendidikan sedangkan alat peraga hanya menjadi perantara
dalam memudahkan penyampaian informasi dari guru kepada peserta didiknya.

2) Hakikat Pembelajaran Matematika


Pengertian Matematika
Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya
diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan
itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya
yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil
eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran
manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Russeffendi ET,
1980: 148). Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara

95 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk


konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu
mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka
digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang bernilai global
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika
adalah dasar terbentuknya matematika.
Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau
Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statistika, Topologi,
Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor, dll.
Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika antara lain:
1) Russefendi (1988) Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak
didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-
dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah
matematika sering disebut ilmu deduktif.
2) James dan James (1976: 50). Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai
bentuk, susunan, besaran, dan konsep- konsep yang berhubungan satu dengan
lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan
geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi
menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan
aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika.
3) Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972: 32) Matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu
adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat,
jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa
simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat
secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma,
sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang
keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya
terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
4) Reys – dkk (1984: 16) Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
5) Kline (1973: 25) Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat
sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi, dan alam.

Pembelajaran Matematika
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi
prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

96 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

diangggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menujukan perubahan prilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang beruparespon. Stimulus adalah apasaja yang diberikan oleh guru kepda
pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak penting untuk diperhatikan karena dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur (http: //id. wikipedia. org/wiki/belajar).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Uno, 2009).
Hamalik (2001) medefinisikan, Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu
proses siswa membangun gagasan atau pemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir,
berinteraksi sendiri, baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik maupun
pengalaman emosioanal, yang menyebabkan perubahan tingkah laku siswa.
Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap.

Pentingnya Pembelajaran Matematika


Pentingnya pelajaran matematika tidak lepas dari peran matematika dalam
segala aspek kehidupan oleh karena itu matematika tidak terlepas dari
pembelajaran. Menurut aliran behavioristic pembelajaran adalah usaha guru
membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau
simulasi. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan
memahami sesuatu yang sedang di pelajari (Darsono: 2000). Sedangkan aliran
humanistic mendefinisikan pembelajran adalah memeberikan kebeasan kepada
siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuaia dengan
minat dan kemampuannya (Sugandi: 2004) dalam Hamdani (2010: 23).

Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa pembelajaran adalah


sebagai upaya sistematis yang terdapat interaksi didalamnya baik itu antara guru
dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar, sehingga
mengarah kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.

97 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

Dengan demikian Pembelajaran Matematikan dapat dikatakan siswa belajar


tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari
atau proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif membangun
pengalaman dan pengetahuan matematika.
Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan
proses aktif dan konstruktif sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada
dan menjadi pengalaman belajar sekaligus menjadi penerima atau sumber.

Matematika Adalah Ilmu Deduktif


Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran
(generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode
deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah
metode induktif dan eksperimen. Walaupun dalam matematika mencari kebenaran
itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar
untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam
matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima
kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif.

Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu


Matematika sebagai ratu ilmu artinya matematika sebagai alat dan pelayan
ilmu yang lain. Matematika sebagai suatu ilmu yang berfungsi melayani ilmu
pengetahuan. Matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai
suatu ilmu, juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam
pengembangan dan operasionalnya. Matematika sebagai ratu ilmu dimaksudkan
bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain. Banyak sekali
cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan teori-teorinya didasarkan pada
pengembangan konsep matematika. Sebagai contoh, banyak teori-teori dan cabang-
cabang dari fisika dan kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui
konsep kalkulus, khususnya tentang persamaan differensial. Contoh lain, teori

98 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

ekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang dikembangkan melalui konsep


fungsi dan kalkulus tentang differensial dan integral.

Kegunaan Matematika
Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang
penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika.
Contoh Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk
memprediksi jumlah penduduk, Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern)
yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep Kalkulus.
Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia
memerlukan proses perhitungan matematika yang berkaitan dengan bilangan dan
operasi hitungnya. Menghitung luas daerah dan laju kecepatan kendaraan.
Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain.

3) Tujuan Pembelajaran Matematika


Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu
mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan
pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan menjadi:
1) Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan
membentuk kepribadian siswa.
2) Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan
masalah dan menerapkan matematika.
Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku
standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut (Melly, dkk., 2013:
13):
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjuk kesamaan,
perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin
tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

99 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau


mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik,
peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Kebiasana yang sering terjadi guru mengajarkan matematika dengan


menerangkan konsep dan operasi matematika. Memberikan contoh soal dan
penyelasaian soal atau mengerjakan soal tersebut kemudian siswa diberi soal
latihan yang sejenis dengan contoh soal yang sudah diterangkan oleh guru. Model
pembelajran ini menekan pada menghapal konsep dan prosedur matematika guna
menyelesaikan soal.
Freudhental (1973) menyebutnya model pembelajaran mekanistik. Model ini
guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa
terhadap konsep dan operasinya, melainkan pada pelatihan simbul-simbul
matematika dengan penekanan pemberi informasi dan latihan penerapan algoritma.
Biasanya dalam pembelajran ini guru menggunakan metode ceramah atau biasa
disebut guru sentris.

Pentingnya Media dan Alat Peraga dalam pembelajaran Matematika


Media dan alat peraga sangat berperan dalam menikatkan pemahaman dan
kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung termasuk untuk meningkatan
pemahaman dan kualitas pembelajaran matematika.
Menurut Rostina Sundayana (2013) dengan menggunakan media, konsep dan
simbol-simbol matematika yang tadinya bersifat abstrak menjadi konkret, sehingga
dapat memberikan pengenalan konsep dan simbul matematika sejak dini,
disesuaikan dengan taraf berfikir anak.
Penggunaan alat peraga yang tepat memungkinkan semua siswa dapat
melihat dengan jelas baik tulisan maupun gambar, atau keterangan yang diperlukan
untuk memperjelas bagian-bagian alat peraga tersebut. Pemilihan dan penggunaan
alat peraga yang tepat akan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan
efisien yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa yang optimal.

4) Obyek Pembelajaran Matematika


Menurut Gagne, secara garis besar ada 2 macam objek yang dipelajari siswa
dalam matematika, yaitu objek-objek langsung (direct objects) dan objek-objek tak
langsung (indirect objects).

100 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

1) Objek-objek langsung
a) Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi (kesepakatan) dalam matematika
unutk memperlancar pembicaraan-pembicaraan dalam matematika, seperti
lambang-lambang. Di dalam matematika, fakta merupakan sesuatu yang harus
diterima, tanpa pembuktian karena merupakan kesepakatan. Sebagai contoh
Simbol bilangan “3” sudah dipahami sebagai bilangan “tiga”. Jika disajikan
angka “3” orang sudah dengan sendirinya menangkap maksudnya yaitu “tiga”.
Sebaliknya kalau seseorang mengucapakan kata “tiga” dengan sendirinya dapat
disimbolkan dengan “3”.
b) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan
contoh konsep atau bukan. Suatu konsep yang berada dalam lingkup
matematika disebut sebagai onsep matematika. “Segitiga” adalah nama suatu
konsep abstrak. Dengan konsep itu sekumpulan objek dapat digolongkan
sebagai contoh atau bukan contoh. Konsep berhubungan erat dengan definisi.
Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Dengan adanya
definisi ini orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari
konsep yang didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang dimaksud
dengan konsep tertentu. Konsep trapesium misalnya bila dikemukakan dalam
definisi “trapesium adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar” akan
menjadi jelas maksudnya. Konsep trapesium dapat juga dikemukakan dengan
definisi lain, misalnya “segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong
oleh sebuah garis yang sejajar salah satu sisinya adalah trapesium. Kedua
definisi trapesium memiliki isi kata atau makna kata yang berbeda, tetapi
mempunyai jangkauan yang sama.
c) Operasi/keterampilan matematika adalah operasi-operasi dan prosedur-
prosedur dalam matematika yang merupakan suatu proses untuk mfencari suatu
hasil tertentu. Sebagai contoh misalnya “penjumlahan”, “perkalian”,
“gabungan”, “irisan dan sebagainya.
d) Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang komplek. Prinsip adalah suatu
pernyataan bernilai benar, yang memuat dua konsep atau lebih dan menyatakan
hubungan antara konsep-konsep tersebut.
2) Objek-objek tak langsung
Objek-objek tak langsung dari pembelajaran matematika meliputi
kemampuan berfikir logis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berfikir
analitis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan
dengan demikian objek-objek tak langsung berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah, menyelidiki yang membutuhkan pemikiran kreatif,
bersikap kritis, teliti dan pengembangan sikap positif lainnya dan hal-hal lain yang
secara implisit akan dipelajari jika siswa sedang mempelajari matematika.

101 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526


Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika
(Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018

Simpulan
Media pembelajaran matematika adalah alat yang digunakan untuk
menunjang pembelajaran matematika agar siswa lebih memahami materi dan dapat
merangsang pola pikir siswa. Adapun fungsi media pembelajaran matemtika adalah
untuk membuat pemebalajaran matematika menjadi lebih menarik dan untuk
mempermudah anak dalam belajar matematika. Banyak macam-macam media yang
digunakan dalam media pembelajaran, namun, salah satu jenis media pembelajaran
matematika yang sering digunakan adalah alat peraga matematika. Alat peraga
adalah salah satu komponen atau unsur penentu efektivitas belajar. Alat peraga
mengubah materi ajar yang abstark menjadi konkret dan realistik. Salah satu
pemenuhan kebutuhan untuk pembelajaran matematika adalah penyedian
perangkat alat peraga, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran matematika akan mengmaksimalkan fungsi seluruh panca indra siswa
yang akan berujung pada peningkatan efektivitas siswa dalam belajar, misalnya
siswa akan melihat, mendengar dan meraba dan kemudian akan menggunakan
pikirannya secara logis dan realistis.

Daftar Pustaka
Abddurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gerlach, V. G. dan Elly, D. P. 1971. Teaching and Media. A. Systematic Approsch.
Engliewood Cliffs: Prentice-Hill, Inc.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hudojo, H., 1988. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud: Jakarta.
Kemp, Jerrold E. 1994. Designing Effective Instruction. New York: MacMillan
Publisher.
Melly dan Mimi. 2013. Pembelajaran Matematika SD/MI. Pekanbaru: Benteng Media.
Sadiman, Arif S. dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sundayana, Rostina. 2013. Media dan Alat PeragaDalam Pembelajaran
Matematika. Bandung: CV. Alfabeta.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukuranya, Cetakan ke-5. Jakarta.
Bumi Aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/belajar

102 | Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526

Anda mungkin juga menyukai

  • Ruseniwatie
    Ruseniwatie
    Dokumen12 halaman
    Ruseniwatie
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Seniansi
    Seniansi
    Dokumen15 halaman
    Seniansi
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Effrata
    Effrata
    Dokumen9 halaman
    Effrata
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Yossita Wisman
    Yossita Wisman
    Dokumen8 halaman
    Yossita Wisman
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Wawan Kartiwa
    Wawan Kartiwa
    Dokumen15 halaman
    Wawan Kartiwa
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Yunsie
    Yunsie
    Dokumen17 halaman
    Yunsie
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Marine
    Marine
    Dokumen11 halaman
    Marine
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 10 Zainah
    10 Zainah
    Dokumen13 halaman
    10 Zainah
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Gesuriasi
    Gesuriasi
    Dokumen9 halaman
    Gesuriasi
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Lendang
    Lendang
    Dokumen12 halaman
    Lendang
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Cover, Team Pengelola, Daftar Isi
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 05 Hendrawati
    05 Hendrawati
    Dokumen12 halaman
    05 Hendrawati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Betsie
    Betsie
    Dokumen9 halaman
    Betsie
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 07 Musleha
    07 Musleha
    Dokumen11 halaman
    07 Musleha
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Susan Daniel & Natan Prasetya
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Dokumen13 halaman
    Susan Daniel & Natan Prasetya
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Femmy Dan Mariane Tinse
    Femmy Dan Mariane Tinse
    Dokumen9 halaman
    Femmy Dan Mariane Tinse
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 04 Rokmini
    04 Rokmini
    Dokumen12 halaman
    04 Rokmini
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 02 Rangkap
    02 Rangkap
    Dokumen14 halaman
    02 Rangkap
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 09 Puji Arini Wasiyati
    09 Puji Arini Wasiyati
    Dokumen9 halaman
    09 Puji Arini Wasiyati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • 06 Mulyati
    06 Mulyati
    Dokumen16 halaman
    06 Mulyati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Cover, Team Pengelola, Daftar Isi (Revisi)
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi (Revisi)
    Dokumen4 halaman
    Cover, Team Pengelola, Daftar Isi (Revisi)
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Dina Mardiana & H. Kuswari
    Dina Mardiana & H. Kuswari
    Dokumen10 halaman
    Dina Mardiana & H. Kuswari
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Harawaty
    Harawaty
    Dokumen11 halaman
    Harawaty
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Kuswari
    Kuswari
    Dokumen10 halaman
    Kuswari
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Halimah & Asih
    Halimah & Asih
    Dokumen11 halaman
    Halimah & Asih
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Surina
    Surina
    Dokumen7 halaman
    Surina
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Alis
    Alis
    Dokumen13 halaman
    Alis
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat
  • Sumiati
    Sumiati
    Dokumen12 halaman
    Sumiati
    Jurnal Pendidikan Dasar PGSD FKIP UPR
    Belum ada peringkat