Oleh:
Atik Fibrianti
Abstract: This article aims to understand the meaning of media and teaching
aids; The nature of learning mathematics; The purpose of learning
mathematics; and objects in mathematics learning.
Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika adalah merupakan salah satu serangkaian mata
pelajaran yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Matematika
merupakan salah satu bidang studi yang sangat mendukung perkembagan ilmu
pengatahuan dan teknologi. Namun sayangnya masih banyak siswa yang menggap
mata pelajaran Matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak menyenangkan
dan menakutkan. Hal ini terjadi dikarenakan masih banyak siswa yang mengaliami
kesulitan-kesulitan dalam menyelesiakan soal-soal matematika.
Marti (dalam Rostina Sundayana, 2013: 2) mengemukakan bahwa, meskipun
matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namaun setiap orang
harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah
sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan penggunaan
informasi, penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunaan
pengetahuan menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta
menggunakan hubungan-hubungan yang ada.
Rostina Sundayana (2013) Untuk menciptkan proses pembelajaran yang
berkualitas dan bermakna, tenaga pendidik dalam hal ini guru seringkali
menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran khususnya bagi
guru matematika. Dalam proses belajar mengajar di sekolah menujukan kekurangan
dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang
disampaikan sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak
meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh peserta didik. Kondisi semacam ini akan
terus terjadi selama guru matematika masih menganggap bahwa dirinya merupakan
sumber belajar bagi peserta didik dan mengabaikan peran media pembelajran.
Kemp (1994) Kontribusi media dalam pembelajran adalah:
1) Penyampaian pembelajaran lebih terstandar.
2) Pembelajaran lebih menarik.
3) Waktu penyampaian pembelajaran lebih singkat.
Rumusan Masalah
Dari gambaran diatas maka penulis merumuskan masalah dalam artikel ini
adalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian media dan alat peraga?
2) Apakah yang dimaksud hakikat pembelajaran matematika?
3) Apakah tujuan dari pembelajaran matematika?
4) Apa saja obyek dalam pembelajaran matematika?
Pembahasan
1) Pengertia Media dan Alat Peraga
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Gerlac dan Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, dan sikap.
Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2002) menyatakan bahwa media
pembelajaran meliputialat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
materi pengajaran yang antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, film,
slide, foto, gambar, grafik, televisi dan computer
Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang ke orang lain
sehingga dapat memotivasinya untuk belajar. Dengan kata lain media adalah
komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional
di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untu belajar dimana keberadaan
media tersebut agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Ali (1989) dalam Rostina Sundayana berpendapat bahwa alat peraga adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran,
perasaan dan perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses
belajar.
Menurut Rusffendi (1992) Alat Peraga adalah alat yang menerangkan atau
mewujudkan konsep matematika. Sedangkan menurut Elly Estiningsih (1994) alat
peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-
ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah suatu benda asli dan benda
tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi
tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik. Menurut Rusffendi Alat
Peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika.
Pembelajaran Matematika
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi
prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
diangggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menujukan perubahan prilakunya.
Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan
output yang beruparespon. Stimulus adalah apasaja yang diberikan oleh guru kepda
pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus
yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon
tidak penting untuk diperhatikan karena dapat diamati dan tidak dapat diukur, yang
dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan
diukur (http: //id. wikipedia. org/wiki/belajar).
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Uno, 2009).
Hamalik (2001) medefinisikan, Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu
proses siswa membangun gagasan atau pemahaman sendiri untuk berbuat, berpikir,
berinteraksi sendiri, baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik maupun
pengalaman emosioanal, yang menyebabkan perubahan tingkah laku siswa.
Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, nilai dan sikap.
Kegunaan Matematika
Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang
penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika.
Contoh Dalam ilmu kependudukan, matematika digunakan untuk
memprediksi jumlah penduduk, Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern)
yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep Kalkulus.
Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam
kehidupan sehari-hari. Contoh Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia
memerlukan proses perhitungan matematika yang berkaitan dengan bilangan dan
operasi hitungnya. Menghitung luas daerah dan laju kecepatan kendaraan.
Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain.
1) Objek-objek langsung
a) Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi (kesepakatan) dalam matematika
unutk memperlancar pembicaraan-pembicaraan dalam matematika, seperti
lambang-lambang. Di dalam matematika, fakta merupakan sesuatu yang harus
diterima, tanpa pembuktian karena merupakan kesepakatan. Sebagai contoh
Simbol bilangan “3” sudah dipahami sebagai bilangan “tiga”. Jika disajikan
angka “3” orang sudah dengan sendirinya menangkap maksudnya yaitu “tiga”.
Sebaliknya kalau seseorang mengucapakan kata “tiga” dengan sendirinya dapat
disimbolkan dengan “3”.
b) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau
mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan
contoh konsep atau bukan. Suatu konsep yang berada dalam lingkup
matematika disebut sebagai onsep matematika. “Segitiga” adalah nama suatu
konsep abstrak. Dengan konsep itu sekumpulan objek dapat digolongkan
sebagai contoh atau bukan contoh. Konsep berhubungan erat dengan definisi.
Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Dengan adanya
definisi ini orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari
konsep yang didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang dimaksud
dengan konsep tertentu. Konsep trapesium misalnya bila dikemukakan dalam
definisi “trapesium adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar” akan
menjadi jelas maksudnya. Konsep trapesium dapat juga dikemukakan dengan
definisi lain, misalnya “segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong
oleh sebuah garis yang sejajar salah satu sisinya adalah trapesium. Kedua
definisi trapesium memiliki isi kata atau makna kata yang berbeda, tetapi
mempunyai jangkauan yang sama.
c) Operasi/keterampilan matematika adalah operasi-operasi dan prosedur-
prosedur dalam matematika yang merupakan suatu proses untuk mfencari suatu
hasil tertentu. Sebagai contoh misalnya “penjumlahan”, “perkalian”,
“gabungan”, “irisan dan sebagainya.
d) Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang komplek. Prinsip adalah suatu
pernyataan bernilai benar, yang memuat dua konsep atau lebih dan menyatakan
hubungan antara konsep-konsep tersebut.
2) Objek-objek tak langsung
Objek-objek tak langsung dari pembelajaran matematika meliputi
kemampuan berfikir logis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berfikir
analitis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan
dengan demikian objek-objek tak langsung berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah, menyelidiki yang membutuhkan pemikiran kreatif,
bersikap kritis, teliti dan pengembangan sikap positif lainnya dan hal-hal lain yang
secara implisit akan dipelajari jika siswa sedang mempelajari matematika.
Simpulan
Media pembelajaran matematika adalah alat yang digunakan untuk
menunjang pembelajaran matematika agar siswa lebih memahami materi dan dapat
merangsang pola pikir siswa. Adapun fungsi media pembelajaran matemtika adalah
untuk membuat pemebalajaran matematika menjadi lebih menarik dan untuk
mempermudah anak dalam belajar matematika. Banyak macam-macam media yang
digunakan dalam media pembelajaran, namun, salah satu jenis media pembelajaran
matematika yang sering digunakan adalah alat peraga matematika. Alat peraga
adalah salah satu komponen atau unsur penentu efektivitas belajar. Alat peraga
mengubah materi ajar yang abstark menjadi konkret dan realistik. Salah satu
pemenuhan kebutuhan untuk pembelajaran matematika adalah penyedian
perangkat alat peraga, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran matematika akan mengmaksimalkan fungsi seluruh panca indra siswa
yang akan berujung pada peningkatan efektivitas siswa dalam belajar, misalnya
siswa akan melihat, mendengar dan meraba dan kemudian akan menggunakan
pikirannya secara logis dan realistis.
Daftar Pustaka
Abddurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Gerlach, V. G. dan Elly, D. P. 1971. Teaching and Media. A. Systematic Approsch.
Engliewood Cliffs: Prentice-Hill, Inc.
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Hudojo, H., 1988. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud: Jakarta.
Kemp, Jerrold E. 1994. Designing Effective Instruction. New York: MacMillan
Publisher.
Melly dan Mimi. 2013. Pembelajaran Matematika SD/MI. Pekanbaru: Benteng Media.
Sadiman, Arif S. dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sundayana, Rostina. 2013. Media dan Alat PeragaDalam Pembelajaran
Matematika. Bandung: CV. Alfabeta.
Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukuranya, Cetakan ke-5. Jakarta.
Bumi Aksara.
http://id.wikipedia.org/wiki/belajar