Oleh:
Rangkap
Abstract: The purpose of this study was to determine the effectiveness of the Make
a match type of cooperative learning on problem-solving abilities in
flat-woke material.
From this classroom action research activity can be concluded that the
type of cooperative learning model make a match effective is very
influential on the problem solving ability of fourth grade students of SD
Negeri 1 Langkai Palangka Raya on flat-build material. It is suggested
that the teacher can continue to put cooperative learning type make a
match on other material learning.
Pendahuluan
Berdasarkan observasi di SDN 1 Langkai Palangka Raya, siswa siswi terlihat
kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran matematika.Banyak siswa terlihat
bosan dan sering keluar masuk kelas dengan berbagai alasan.Hanya beberapa siswa
saja yang terlihat aktif mengikuti pelajaran.Namun pada saat di beri pertanyaan
maupun soal sedikit sekali siswa yang bisa menjawab. Guru mengatakan bahwa
hasil belajar matematika kelas IV sebanyak 65% rendah di bawah KKM.
Rendahnya hasil belajar siswa menunjukkan rendanya tingkat pemahaman siswa
terhadap konsep materi pembelajaran matematika.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut agar tidak berkelanjutan maka perlu
dicarikan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pembelajaran mengenai
bangun datar. Jenis bangun datar bermacam-macam, antara lain persegi, persegi
panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan
lingkaran. Oleh sebab itu, diperlukan model pembelajaran yang diharapkan dapat
melibatkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Saat ini telah banyak
upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
Metode
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sanjaya (dalam
Hafizah, 2014) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang di dalamnya ada intervensi atau perlakuan tertentu untuk perbaikan kinerja
dalam dunia nyata.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Penggunaan pendekatan kualitatif karena dalam penelitian im menggunakan
sumber data langsung yang berupa kata-kata atau kalimat yang dibatasi oleh
masalah dan tujuan penelitian. Sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan karena
dalam penelitian ini juga menggunakan data kuantitatif berupa angka atau skor yang
diperoleh dari data tes siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe make a match
dilaksanakan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Metode penelitian
deskriptif merupakan metode yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya (Sukardi, 2004: 157).
Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Menentukan tempat penelitian
b. Membuat instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian ini dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Pada subjek penelitian diberikan pembelajaran kooperatif tipe make a
match.
b. Pada subjek penelitian diberikan tes akhir, yang bertujuan untuk mengetahui
hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif tipe make a
match.
3. Analisis Data
Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini, dianalisis dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Menganalisis data aktivitas guru dart aktivitas siswa yang diberikan
pembelajaran kooperatif tipe make a match
b. Menganalisis data aktivitas siswa terhadap kemampuan pemecahan
masalah.
c. Menganalisis jawaban siswa pada kuis I, kuis II, dan posttest untuk
mengetahui hasil belajar siswa terhadap pemecahan masalah yang diberikan
setelah pembelajaran koopemtif tipe make a match.
d. Membuat kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi yang berada dalam kelas IVSD
Negeri 1 Langkai Palangka Raya, semester 2 yang berjumlah 36 orang siswa.
Mendapat nilai kriteria A (Sangat Baik) sebanyak 5 orang siswa atau 13,89
%; nilai kriteria. B (Baik) sebanyak 10 orang siswa atau 27,78 %; nilai kriteria, C
(Cukup) sebanyak 15 orang atau 41,65 %; mendapat nilai kriteria D (Kurang)
sebanyak 6 orang atau 16,67 %; dan siswa yang mendapat nilai kriteria E (Kurang
Sekali) sebanyak 0 orang atau 0 %.
2) Minat Belajar Siswa
Tabel 2. Data Hasil Lembar Pengamatan Aspek Minat Belajar Siswa Pada
KBM Siklus 1
Frekuensi Persentase
No Kriteria Nilai Ket
(Orang) (%)
1. A (Amat Baik) 8 22,22
2. B (Baik) 7 19,44
3. C (Cukup) 20 55,56
4. D (Kurang) 1 2,78
5. E (Kurang Sekali) 0 0
Jumlah 36 100
Sumber Data: Hasil Lembar Pengamatan KBM Siklus 1
Minat belajar siswa adalah sebagai berikut: nilai kriteria A (Sangat Baik)
sebanyak 8 orang siswa atau 22,22 %; nilai kriteria B (Baik) sebanyak 7 orang siswa
atau 19,44 %; nilai kriteria C (Cukup) sebanyak 20 omng atau 55,56 %; mendapat
nilai kriteria D (Kurang) sebanyak 1 orang atau 2,78%; dan siswa yang mendapat
nilai kriteria E (Kurang Sekali) sebanyak 0 orang atau 0 %.
Nilai kriteria A (Sangat Baik) sebanyak 4 orang siswa atau 11,11 %; nilai
kriteria B (Baik) sebanyak 7 orang siswa atau 19,44 %; nilai kriteria C (Cukup)
sebanyak 24 orang atau 66,67 %; mendapat nilai kriteria D (Kurang) sebanyak 1
orang atau 2,78 %; dan siswa yang mendapat nilai kriteria E (Kurang Sekali)
sebanyak 0 orang atau 0 %.
4) Hasil Kerja / Jawaban Siswa
Tabel 4. Persentase Nilai Matematika Siswa Kelas IV SDN 1 Langkai
Palangka Raya Pada Siklus 1
Frekuensi Persentase
No Kriteria Nilai Ket
(Orang) (%)
1. A (Amat Baik) 9 25,00
2. B (Baik) 25 69,44
3. C (Cukup) 2 5,56
4. D (Kurang) 0 0
5. E (Kurang Sekali) 0 0
Jumlah 36 100
Sumber Data: Hasil Lembar Pengamatan KBM Siklus 1
Kriteria A (Amat Baik) ada 9 orang siswa atau 25,00 %; yang mendapat nilai
kriteria B (Baik) ada 25 orang siswa atau 69,44 %; yang mendapat nilai kriteria C
(Cukup) ada 2 orang siswa atau 5,56 %; yang mendapat nilai kriteria D (Kurang)
ada 0 orang siswa atau 0 %; dan yang mendapat nilai kriteria E (Sangat Kurang)
ada 0 orang siswa atau 0 %.
Hasil nilai yang diperoleh siswa dari menjawab lembar kerja siswa siklus 1
dapat disimpulkan sebagai berikut: dari 36 orang siswa yang tuntas ada 34 orang
atau 94,44 % sedangkan siswa yang belum tuntas ada 2 orang atau 5,56 %.
Siswa yang mendapat nilai kriteria A (Amat Aktif) ada 12 orang atau 33,33
%, siswa yang mendapat nilai kriteria B (Aktif) ada 17 orang atau 47,22 %, siswa
yang mendapat nilai kriteria C (Cukup Aktif) ada 7 orang atau 19,45 %, dan siswa
yang mendapat nilai kriteria D (Kurang Aktif) ada 0 orang atau 0 %, dan siswa yang
mendapat nilai kriteria E (Kurang Sekali) ada 0 omng atau 0 %.
2) Minat Belajar Siswa
Tabel 6. Data Hasil Lembar Pengamatan Aspek Minat Belajar Siswa Dalam
KBM Pada Siklus 2
Frekuensi Persentase
No Kriteria Nilai Ket
(Orang) (%)
1. A (Amat Baik) 16 44,45
2. B (Baik) 20 55,55
3. C (Cukup) 0 0
4. D (Kurang) 0 0
5. E (Kurang Sekali) 0 0
Jumlah 36 100
Sumber Data: Hasil Lembar Pengamatan KBM Siklus 2
Siswa yang mendapat nilai kriteria A (Amat Aktif) ada 16 orang atau 44,45
%, siswa yang mendapat nilai kriteria B (Aktif) ada 20 orang atau 55,55 %, siswa
yang mendapat nilai kriteria C (Cukup) ada 0 orang siswa atau 0 %, sedangkan yang
mendapat nilai D (Kurang) ada 0 orang atau 0 %, dan siswa yang mendapat nilai
kriteria E (Kurang Sekali) ada 0 siswa atau 0.
3) Ketepatan Waktu
Tabel 7. Data Hasil Lembar PengamatanAspek Ketepatan Waktu
Mengerjakan Tugas Secara Kelompok Pada KBM Siklus 2
Frekuensi Persentase
No Kriteria Nilai Ket
(Orang) (%)
1. A (Amat Baik) 18 50,00
2. B (Baik) 12 33,33
3. C (Cukup) 6 16,67
4. D (Kurang) 0 0
5. E (Kurang Sekali) 0 0
Jumlah 36 100
Sumber Data: Hasil Lembar Pengamatan KBM Siklus 2
Siswa yang mendapat nilai kriteria A (Amat Baik) ada 18 orang atau 50,00
%, siswa yang mendapat nilai kriteria B (Baik) ada 12 orang atau 33,33 %, siswa
yang mendapat nilai kirteria C (Cukup) ada 6 orang siswa atau 16,67 %, siswa yang
mendapat nilai kriteria D (Kurang) ada 0 orang atau 0 %, dan siswa yang mendapat
nilai kriteria E (Kurang Sekali) ada 0 orang atau 0 %.
4) Hasil Kerja Kelompok
Tabel 8. Data Hasil Nilai Kerja Siswa Secara Kelompok Dalam KBM
Siklus 2
Frekuensi Persentase
No Kriteria Nilai Ket
(Orang) (%)
1. A (Amat Baik) 14 38,89
2. B (Baik) 21 58,33
3. C (Cukup) 1 2,78
4. D (Kurang) 0 0
5. E (Kurang Sekali) 0 0
Jumlah 36 100
Sumber Data: Hasil Lembar Pengamatan KBM Siklus 2
Siswa yang mendapat nilai kriteria A (Amat Baik) ada 14 orang siswa atau
38,89 %, siswa yang mendapat nilai kriteria B ada 21 orang siswa atau 58,33 %,
siswa yang mendapat nilai kriteria C (Cukup) ada 1 orang siswa atau 2,78 %, siswa
yang mendapat nilai kriteria D (Kurang) ada 0 orang siswa atau 0 %, dan siswa
yang mendapat nilai kriteria E.
Dari 36 orang siswa yang tuntas ada 35 orang atau 97,22 %, sedangkan siswa
yang belum tuntas ada 1 orang atau 2,78 %.
Pembahasan
Pembelajaran Siklus I
Proses pembelajaran pada pertemuan I dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Total waktu yang terpakai pada
pertemuan ini sebanyak 78 menit, yaitu untuk kegiatan awal 9 menit sedangkan
kegiatan inti dan penutup menghabiskan waktu berturut-turut 64 menit dan 5 menit
sehingga persentase waktu untuk kegiatan awal 11,25%, kegiatan inti 80% dan
penutup 6,25%
Pada awal pembelajaran ada kecanggungan dalam gerak-gerik siswa, mereka
mulai ribut dan belum mengerti dengan peraturan pembelajaran dalam belajar
dengan metode baru bahkan siswa masih belum berani bertanya kepada peneliti.
Pada saat belajar kelompok, beberapa siswa terlihat pasif dan masih
tergantung dengan instruksi peneliti.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada pertemuan I ini, yaitu hanya
sebagian siswa yang terlihat aktif dalam berdiskusi walaupun mereka menger jakan
LKS akan tetapi belum bekerja secara kelompok, masing-masing siswa tampak
masih berpikir sendiri-sendiri dan ada siswa yang terlihat menunggu temanya
bekerja.
Pada saat presentasi dari kelompok lain tidak ada siswa yang memberikan
tanggapan, pertanyaan, ataupun sanggahan kepada kelempok tersebut.
Dari hasil Kuis I diperoleh siswa yang menguasai materi dengan kriteria
sangat tercapai sebanyak 9 orang, tercapai 25 orang, dan cukup tercapai 2 orang.
Persentase, tingkat ketercapaian hasil belajar siswa pada kuis I adalah
75,27%, dengan kriteria tercapai.
Berikut hal-hal yang terjadi pada pembelajaran pertemuan I:
a) Proses pembelajaran pada pertemuan I dilaksanakan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Total waktu yang terpakai pada
pertemuan ini sebanyak 78 menit, yaitu untuk kegiatan awal 9 menit sedangkan
kegiatan inti dan penutup menghabiskan waktu berturut-turut 64 menit dan 5
menit sehingga persentase waktu untuk kegiatan awal 11,25%, kegiatan inti
80% dan penutup 6,25%
Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II dilakukan sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan.Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
untuk pertemuan II materi tentang bangun datar, yang dilengkapi dengan LKS II
yang berisi tentang permasalahan-permasalahan dan kuis II.Pada pembelajaran
pertemuan II ini, peneliti bertindak sebagai guru dan sebagai pengamat adalah 1
orang guru pengelola perpustakaan.Peneliti memulai pembelajaran dengan
mengucapkan selamat kepada kelompok yang mendapatkan penghargaan sebagai
kelompok super dan memberikan motivasi kepada seluruh kelompok agar dapat
meningkatkan kemampuannya. Diawal pembelajaran peneliti mengingatkan
kembali kepada siswa tentang materi pada pertemuan I dengan metode tanya jawab.
Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan ini menggunakan waktu sekitar 9
menit.
Berikut hal-hal yang terjadi pada pembelajaran pertemuan II:
Dari hasil posttest yang telah diberikan, diperoleh siswa yang menguasai materi
dengan kriteria sangat tercapai sebanyak 20 orang dan kriteria tercapai sebanyak 16
orang. Sedangkan persentase tingkat ketercapaian siswa sebesar 82,90% dengan
kriteria sangat tercapai. Selain itu, berdasarkan hasil pretest dan posttest dapat
dilihat bahwa persentase tingkat ketercapaian siswa meningkat dari 69,59%
menjadi 82,90% atau persentase kenaikkannya sebesar 13,3 1 %. Maka dari hasil
tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran tipe Make a match pada materi
bangun datar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IV SDN 1 Langkai Palangka
Rayadapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Make a match pada materi bangun datar. Tingkat ketercapaian siswa pada pretest
hanya mencapai 69,59% dengan kriteria tercapai. Pada pertemuan I, diperoleh
tingkat ketercapaian hasil belajar siswa sebesar 75,27% dengan kriteria tercapai.
Siswa yang menguasai materi pada pertemuan ini dengan kriteria sangat
tercapai sebanyak 9 orang, tercapai 25 orang, dan cukup tercapai hanya 2 orang.
Setelah pembelajaran pada pertemuan II dilakukan, diperoleh persentase tingkat
ketercapaian hasil belajar siswa mencapai 76,56% dengan kriteria tercapai. Siswa
yang menguasai materi dengan kriteria sangat tercapai sebanyak 14 orang, tercapai
21 orang. Sedangkan tingkat ketercapaian yang diperoleh siswa pada posttest
sebesar 82,90% atau dengan kata lain siswa setelah mengikuti posttest telah
mencapai tingkat ketercapaian dengan kriteria sangat tercapai. Siswa yang
memperoleh kriteria sangat tercapai sebanyak 20 orang dan tercapai 16 orang.
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, dapat dilihat bahwa persentase tingkat
ketercapaian siswa meningkat dari 69,59% menjadi 82,90% atau meningkat sebesar
13,31%.
Maka dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa model pembelajaran tipe
Make a match efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah. Selain itu
Pembelajaran tipe Make a match dalam pembelajaran fisika dapat membantu siswa
meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah dan efektif terhadap
kemampuan pemecahan masalah.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama
Simpulan
Berdasarkan hasil pretest dan posttest, dapat dilihat bahwa persentase tingkat
ketercapaian siswa meningkat dari 69,59% menjadi 82,90% atau meningkat sebesar
13,31%. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran tipe Make a match dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
SDN 1 Langkai kelas IV dengan materi Bangun Datar, oleh karena itu peneliti
menyarankan untuk para pendidik atau pihak sekolah untuk selalu berani berinovasi
dalam menyampaikan materiajar kepada siswa, supaya dapat memperoleh hasil
belajar siswa yang memuaskan. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajran
tipe Make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Langkai
tahun pelajaran 2017/2018 pada mata pelajaran Matematika.
Daftar Pustaka
Achmad DS. 1996. Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Sekolah Dasar. Jakarta:
Depdikbud.
Arikunto, Suhasmi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
______________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Rev. ed.
Jakarta: Rineka Cipta.
Biyono 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Make a match pada Siswa Kelas I SD
Maduguwongjati 02 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Tahun
Pelajaran 2011/2012. Diakses pada Maret 2013 dari http://repository. library.
uksw. edu/handle/123456789/759
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemdiknas. 2012. Bahan Pembelajaran Interaktif. Diakses tanggal 11 Juni 2012
dari http://belajar. kemdiknas. go. id/filestrong/materipokok/MP213/image/
ha110 jpg
Nur, M. 2005. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivitas
dalam pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Riduwan. 2009. Metode dan teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Sardinian. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali pers.