Pelajaran Pendidikan Agama Kristen Di Kelas IV SDN-9 Langkai Palangka Raya | 2017
Oleh:
Suriami Lendang
Abstract: The purpose of this research was to find a learning method that can
stimulate students to be more active in the learning process. This study
was conducted using a class action research approach (PTK) selected
for the purpose of investigating the value of Christian Religious
Education.
From this research concluded that Learning Model Presentation
method can improve the value of student learning outcomes in the
subjects of Christianity in Class IV SDN-9 Langkai Palangka Raya.
Pendahuluan
Pendidikan agama dimaksud untuk membentuk siswa menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta
meningkatkan potensi spiritual.
Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan Proses Belajar Mengajar
merupakan hal yang sering ditemukan dan dialami dalam kegiatan belajar
mengajar. Masalah tersebut merupakan hal yang akan menghambat tercapainya
suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan kefakuman siswa dan
pasifnya siswa dalam Proses Belajar Mengajar dapat mengakibatkan beberapa hal
yang kemungkinan dapat merugikan berbagai pihak. Terutama bagi siswa, selain
kurang terlatihnya kemampuan dalam mengemukakan pendapat juga dapat
mengakibatkan kejenuhan ketika dalam kegiatan belajar mengajar, atau bahkan
mengakibatkan ilmu pengetahuan yang didapat tidak akan dapat ditransferkan,
dicerna dan dipahami dengan baik oleh siswa. Di lain pihak guru juga akan
merasakan keragu-raguan apakah materi yang disampaikan oleh guru kepada siswa
selama proses belajar mengajar sudah dapat diterima dan dipahami dengan baik
oleh siswa, atau sebaliknya tidak dapat dimengerti oleh para siswa.
Untuk mengetahui sampai sejauhmana tingkat pemahaman para siswa
terhadap berbagai bentuk pengetahuan yang telah disampaikan selama kegiatan
terutama kemampuan yang dimiliki oleh siswa, faktor ini besar sekali pengaruhnya
terhadap hasil belajar yang dicapai. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil
belajar dikelompokan menjadi 3 faktor yaitu: 1) faktor keluarga misalnya cara
orangtua mendidik, suasana rumah tangga, 2) faktor sekolah misalnya kurikulum,
program pendidikan, sarana dan fasilitas, dan 3) faktor masyarakat.
Partisipasi merupakan suatu tingkat sejauh mana peran anggota melibatkan
diri di dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa partisipasi adalah keterlibatan sesorang baik pikiran maupun tenaga untuk
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Strategi adalah garis besar haluan bertindak mencapai sasaran yang telah
ditetapkan. Pengertian strategi pembelajaran adalah ”Sebagai upaya guru dalam
menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses
belajar dengan maksud agar tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai
secara berdaya guna dan berhasil guna” perbuatan guru-siswa untuk mewujudkan
agar proses pembelajaran itu dapat terjadi secara efektif dan efesien.
Manfaat metode presentasi adalah adanya suasana kelas yang hidup, secara
psikologis siswa merasa bangga bisa mengungkapkan ide, perasaan dan pikirannya
dan tampil paling tidak di depan teman – teman sekelas dan gurunya. Rasa bangga
itu akan lebih jelas jika menggunakan alat shooting atau kamera, dan di akhir
program sambil membagikan hasil evaluasi. Dalam hal ini dengan menggunakan
Metode Presentasi yang dilakukan oleh siswa itu sendiri sedangkan guru
mengadakan penilaian terhadap seluruh komponen yang terlibat.
Dengan menggunakan metode presentasi akan lebih mendorong siswa untuk
lebih aktif, giat dan antusias dalam mengikuti Proses Belajar Mengajar sekaligus
akan membuat siswa lebih tertarik dan selalu siap dalam menerima pelajaran.
Dalam kegiatan belajar tidak hanya dituntut hasilnya secara kuantitatif tetapi juga
kualitas perubahan sikap, perilaku dalam Proses Belajar Mengajar.
Metode
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan pendekatan penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dipilih dengan tujuan untuk menyelidiki nilai Pendidikan Agama
Kristen yang kurang. Metode pelaksanaannya mengacu pada model Kemmis dan
Taggart. Penelitian ini dilaksanakan di SDN-9 Langkai, dengan Alamat Sekolah
yaitu Jalan Nyai Balau, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka
Raya; Provinsi Kalimantan Tengah. Nomor Telepon (0536) 3220896; Kode Pos
73111. Status Sekolah Dasar Negeri-9 Langkai adalah berstatus Negeri. SDN-9
Langkai pertama berdiri pada tahun 1978 dengan nama Sekolah Dasar Inpres
Palapa. Pada tahun 2000 mengalami perubahan nama yaitu diubah nama menjadi
SDN Langkai 14. Pada tahun 2003 berubah nama lagi menjadi SDN Langkai 10.
Dan terakhir pada tahun 2005 berubah nama menjadi SDN-9 Langkai sampai
sekarang. Subjek tindakan pada penelitian ini adalah siswa-siswi Kelas IV (Empat)
SDN-9 Langkai Palangka Raya. Jumlah siswa Agama Kristen Kelas IV SDN-9
Langkai yaitu sebanyak 12 (dua belas) orang; terdiri dari 6 (enam) orang siswa laki-
laki dan 6 (enam) orang siswa perempuan. Jadi jumlah subjek penelitian sebanyak
12 Orang.
Instrumen pengumpulan data yaitu menggunakan 2 cara yaitu: (1) Hasil dari
lembar pengamatan yang dilakukan oleh guru Observer dengan menggunakan
lembar pengamatan; dan (2) Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang terdiri dari LKS
pada Siklus 1 dan LKS pada Siklus 2.
Dari analisis data pada tabel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Presentasi pada siklus 2 Selalu Dan Sering
dapat meningkatkan perhatian siswa pada penjelasan guru.
Tabel 3. Siswa Cepat Menyesuaikan Diri Dalam Kelompok
Kriteria Siklus 1 Siklus 2
No
Penilaian Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
a Selalu 0 0 10 42,11
b Sering 1 5,26 1 36,84
c Jarang Sekali 11 94,74 1 21,05
d Tidak Pernah 0 0 0 0
JUMLAH 12 100 12 100
Dari analisis data pada tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Metode Demontrasi pada siklus 2 siswa Selalu
dan Sering menyesuaikan diri dalam kelompok.
Tabel 4. Keterlibatan Siswa Dalam Kelompok
Kriteria Siklus 1 Siklus 2
No
Penilaian Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
a Selalu 0 0 2 36,84
b Sering 0 0 9 42,11
c Jarang Sekali 0 0 1 21,05
Dari analisis data pada tabel 4 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Metode presentasi pada siklus 2 siswa Selalu
ikut terlibat aktif dalam kelompok.
Tabel 5. Siswa Bertanya Materi Yang Tidak Dimengerti Kelompoknya Kepada Guru
No Kriteria Siklus 1 Siklus 2
Penilaian Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
a Selalu 0 0 1 21,05
b Sering 10 78,95 10 47,37
c Jarang Sekali 2 21,05 1 31,58
d Tidak Pernah 0 0 0 0
JUMLAH 12 100 12 100
Dari analisis data pada tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Metode presentasi pada siklus 2 dapat
membantu siswa untuk Jarang Sekali bertanya materi yang tidak dimengerti
kelompoknya kepada guru karena siswa dapat bertanya kepada teman
kelompoknya.
Tabel 6. Siswa Aktif Berdiskusi Dalam Kelompoknya
Dari analisis data pada tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Metode presentasi pada siklus 2 dapat
membantu siswa Selalu aktif berdiskusi dalam kelompok .
Tabel 7 Siswa Bekerjasama Dengan Kelompoknya Menjawab LKS Yang Dipresentasikan
Kriteria Siklus 1 Siklus 2
No
Penilaian Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
A Selalu 0 0 10 57,89
B Sering 0 0 1 26,32
C Jarang Sekali 0 0 1 15,79
D Tidak Pernah 12 100 0 0
JUMLAH 12 100 12 100
Dari analisis data pada tabel 7 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Metode presentasi pada siklus 2 siswa Selalu
bekerja sama dalam kelompok untuk menjawab LKS yang akan dipresentasikan .
Tabel 8. Siswa Mencatat Materi Yang Penting/Essensial
Kriteria Siklus 1 Siklus 2
No
Penilaian Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
a Selalu 2 26,32 10 63,16
b Sering 8 52,63 1 31,58
c Jarang Sekali 2 21,05 1 5,26
d Tidak Pernah 0 0 0 0
JUMLAH 12 100 12 100
Dari analisis data pada tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran Metode presentasi pada siklus 2 siswa Selalu
dan Sering untuk aktif mencatat hal-hal yang dianggap perlu sebagai bahan untuk
mengulang materi pelajaran di rumah.
Tabel 9. Siswa Mengerjakan Soal-Soal Pada LKS
Kriteria Siklus 1 Siklus 2
No
Penilaian Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)
a Selalu 2 31,58 10 68,42
b Sering 8 52,63 2 31,58
c Jarang Sekali 2 15,79 0 0
d Tidak Pernah 0 0 0 0
JUMLAH 12 100 12 100
Dari analisis data pada tabel 9 di atas dapat disimpulkan bahwa pada saat
proses kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) dengan
menggunakan model pembelajaran pada siklus 2 siswa Selalu dan Sering aktif
mengerjakan soal-soal latihan pada LKS.
Tabel 10. Siswa Tidak Sopan Pada Saat Proses Kegiatan Pembelajaran
No Siklus 1 Siklus 2
Dari data análisis pada tabel 10 diatas dapat disimpulkan bahwa pada proses
kegiatan pembelajaran dengan Menerapkan Pembelajaran metode presentasi di
Kelas IV SDN-9 Langkai untuk Mata Pelajaran yaitu Pendidikan Agama Kristen
(PAK) dikategorikan siswa Jarang Sekali dan Tidak Pernah berbuat yang tidak
sopan. Hal ini disebabkan karena pada saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran
siswa selalu aktif untuk belajar, mengerjakam tugas pada Lembar Kerja Kelompok
(LKK) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dibimbing oleh guru.
Tabel 11. Nilai Hasil LKS Siswa Kelas IV Pada Siklus 1 dan 2
No Nama Siswa Nilai LKS
Siklus 1 Siklus 2
1 A1 65 80
2 A2 64 80
3 A3 69 83
4 A4 73 92
5 A5 75 98
6 A6 62 85
7 A7 60 75
8 A8 69 80
9 A9 60 89
10 A10 86 100
11 A11 60 83
12 A12 70 79
JUMLAH 813 1024
NILAI RATA-RATA 67,75 85,33
Dari data nilai Lembar Kerja Siswa (LKS) Mata pelajaran pendidikan Agama
Kristen pada siklus 1 nilai rata-rata kelas adalah 67,75 dan pada siklus 2 nilai rata-
rata kelas adalah 85,33 jadi terdapat kenaikan 17,58.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Model Pembelajaran metode
Presentasi dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran Agama
Kristen di Kelas IV SDN-9 Langkai Palangka Raya.
Daftar Pustaka
Alma. B. 2008. Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Arikunto suharsimin. 1998. Pengelolaan kelas dan Siswa. Jakarta: CV Rajawali.
Hadis. A. 2008. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.