Bab II - Pengukuran Porositas
Bab II - Pengukuran Porositas
PENGUKURAN POROSITAS
6
7
2. Porositas Sekunder
Adalah porositas yang terjadi setelah proses pengendapan batuan
seperti yang disebabkan karena proses pelarutan atau tekanan.
Vp
abs x 100%
Vb
atau
9
Vp
abs x 100%
Vg Vp
atau
Vb Vg
abs x 100%
Vb
Dimana :
Vp = volume pori-pori batuan, cm3
Vb = volume bulk (total) batuan, cm3
Vg = volume butiran, cm3
abs = porositas absolute, %
2. Porositas Efektif
Porositas efektif adalah perbandingan antara volume pori-pori yang
berhubungan terhadap volume total batuan (bulk volume) yang
dinyatakan dalam persen, jika dirumuskan :
Dimana :
g = densitas butiran, gr/cc
Connected or
Effective
Porosity
Total
Porosity
Isolated or
Non-Effective
Porosity
Gambar 2.1 Skema Perbandingan Porositas Efektif, Non-Efektif dan Porositas Absolut Batuan
2. Metode Saturation
4. Menimbang
Volume total batuan
W3 W2
Vb =
B.J kerosin
Volume butiran
W1 W2
Vg =
B.J kerosin
Volume pori
W3 W1
Vp =
B.J kerosin
Porositas efektif
Volume pori
eff = x 100%
Volume total batuan
W3 W1
= B.J kerosin x 100%
W3 W2
B.J kerosin
Unit cell kubus mempunyai 2 sisi yang sama yaitu 2r, dimana r
adalah jari-jari lingkaran, sehingga
Volume total (bulk) = (2r)3 = 8r3
4r 3
Volume butiran =
3
Vb Vg
Porositas = x 100%
Vb
8r 3 4
= 3r 3 x100%
3
8r
= 1 x100% = 47,6%
2(3)
Untuk pegangan secara praktis di lapangan, ukuran porositas dengan
harga :
Semakin banyak material pengotor, seperti : silt & clay yang terdapat
dalam batuan akan menyebabkan mengecilnya ukuran pori-pori batuan.
16
2.3.2. Bahan :
1. Core (inti batuan);
2. Kerosene.
18
f) Perhitungan :
𝑊3 −𝑊2
Volume total batuan (Vb) = 𝐵.𝐽 𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
𝑊1 −𝑊2
Volume butiran (Vg) = 𝐵.𝐽 𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
𝑊3 −𝑊1
Volume Pori (Vp) = 𝐵.𝐽 𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑜𝑟𝑖
Porositas Efektif (∅) = 𝑥 100%
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
𝑊3 −𝑊1
⁄𝐵.𝐽 𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
= 𝑊3 −𝑊2 𝑥 100%
⁄𝐵.𝐽 𝐾𝑒𝑟𝑜𝑠𝑖𝑛
pada angka nol. Untuk langkah 12 ini, pada saat meletakkan pore
space scale pada angka nol, kedudukan dial handwheel tidak harus
pada angka nol. Akan tetapi perlu dicatat besarnya angka yang
ditunjukan dial handwheel (miring kiri) setelah pengukuran Vb.
harga tersebut harus diperhitunhkan saat mengukur Vp.
13. Dihitung volume pori (Vp) = skala awal-skala akhir
= (8,55-0,49) cc
= 8,06 cc.
14. Putar handwheel searah jarum jam sampai tekanan pada pressure
gauge menunjukkan angka 750 Psig.
15. Catat perubahan volume pada pore space scale dan handwheel dial
(miring kiri) sebagai volume pori (Vp).
16. Hitung besar porositas.
= 6,86 %
2.5.2. Perhitungan
W3 W2
1. Volume bulk (Vb) =
B.J kerosin
50,6 gr 20 gr
= 38,25 cc
0,8 gr / cc
W1 W2
2. Volume grain (Vg) =
B.J kerosin
23
48,5 gr 20 gr
= 35,625 cc
0.8 gr / cc
W3 W1
3. Volume pori (Vp) =
B.J kerosin
50,6 gr 48,5 gr
= 2,625 cc
0.8 gr / cc
w3 w1
4. Porositas( O ) = x 100%
w3 w2
2,6258 gr
= x 100% = 6,86 %
38,25 gr
5. Volume piknometer kosong = skala awal – skala akhir
= 53,43 cc – 3,91 cc = 49,52 cc
6. Volume piknometer + core = skala awal – skala akhir
= 56,22 cc – 38,24 cc = 17,98 cc
7. Volume Bulk Batuan = |(vol.pikno+core) – (vol.pikno kosong)
= |(49,52 cc – 17,98 cc)|
= 31,54 cc
8. Volume pori = |(skala awal – skala akhir)|
= |(5,59 cc – 0,62 cc)|
= 4,97 cc
Vp 4,97cc
9. eff x 100% x 100% 15.757 %
Vb 31,54cc
2.6. Pembahasan
Penentuan porositas dengan menimbang core dan di dapat nilai dari
core, yaitu W1 = 48,5 gr, W2 = 20 gr, W3 = 50,6 gr. Dari percobaan
menentukan porositas sample core dengan cara menimbang diatas
didapatkan Volume bulk 38,25 cc, Volume grain 35,625 cc, dan Volume
pori 2,625 cc. Maka besar harga porositas efektif yang diperoleh melalui
cara menimbang adalah 6,86 %.
24