cekungan sejak sedimen mulai mengalami penurunan atau subsiden, yang merupakan
evolusi geodinamik melalui akumulasi, kompaksi, pengangkatan, dan denudasi.
Porositas umumnya terjadi 60% selama proses sedimentasi awal. Dengan sedimen
semakin meningkat, porositas menurun turun sampai 10% ketika beberapa air keluar
dari proses tersebut. Dengan jumlah porositas yang menurun, maka permeabilitas
juga menurun, yang membuat cairan secara perlahan keluar dari sedimen,
membentuk wilayah dengan tekanan yang lebih dalam sedimen.
Dasar sejarah pengendapan lapisan sedimen atau burial history merupakan
pemodelan kompaksi atau pemadatan. Metode stacking dan backstripping dalam
pemodelan kompaksi digunakan untuk merekonstruksi sejarah pengendapan. Metode
stacking menjelaskan proses sedimentasi dan penurunan dari sejarah pengendapan
dari waktu lampau hingga sekarang. Ketebalan sedimen asli dapat direkonstruksi
berdasarkan prinsip pemadatan. Dengan menggunakan metode backstripping dapat
merekonstruksi ketebalan sedimen asli dari struktur geologi sekarang.
Yike, Liu & Xu, Chang. 2003. Modeling For The Burial And Subsidence History Of
The Sichuan Basin. Chinese Journal Of Geophysics Vol.46, No.2 (2003),
283290.
KURVA BURIAL HISTORY http://www.scribd.com/doc/62912260/oil-total
Penerapan metode Lopatin dimulai dengan pembuatan kurva burial history
pada lapisan batuan tertua. Kurva Burial history didasarkan pada informasi terbaik
yang tersedia untuk ahli geologi. Dalam kasus di mana data biostratigrafi tersedia dan
deposisi telah cukup terus menerus, mudah untuk membuat kurva burial history
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Dalam kasus dimana data biostratigrafi
kurang atau dimana sedimen memiliki sejarah tektonik yang kompleks, kurva burial
history mungkin hanya mewakili perkiraan yang tidak pasti. Namun demikian, jika
dibangun secermat sesuai data, kurva burial history dapat menunjukkan pemahaman
terhadap sejarah geologi suatu daerah.
dan
belerang
sehingga
menghasilkan
konsentrasi
hidrokarbon.
Proses ini terus berlangsung sampai suhu batuan mencapai 50 derajat celcius.
Selanjutnya, efek peningkatan temperatur menjadi sangat berpengaruh sejalan
dengan tingkat reaksi dari bahan-bahan organik kerogen. Karena temperatur terus
meningkat sejalan dengan bertambahnya kedalaman, efek pemanasan secara alamiah
ditentukan oleh seberapa dalam batuan sumber tertimbun (gradien geothermal).
Dengan mengetahui kalkulasi TTI, dapat diprediksikan apakah source
tersebut berada dalam oil window atau gas window dengan ketentuan sebagai berikut
-gas window, jika TTI 75
-oil window, jika TTI 25