Anda di halaman 1dari 10

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 1 36

ARTIKEL TINJAUAN: ANALISIS AZADIRAKTIN DALAM EKSTRAK DAN SEDIAAN


KRIM TANAMAN MIMBA MENGGUNAKAN HPLC
Bella Puteri Irinda, Rimadani Pratiwi
Program Studi Sarjana Farmasi
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
bellaputeriirinda@gmail.com

ABSTRAK

Tanaman mimba telah digunakan di berbagai negara untuk pengobatan antiparasit dan anti
skabies. Sediaan topikal dengan bentuk krim lebih disukai karena banyak keuntungannya,
diantaranya yaitu: sederhana dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan, serta mudah dicuci.
Penetapan kadar azadiraktin dalam ekstrak maupun sediaan seperti krim diperlukan untuk
mengetahui dan memastikan kadar sesungguhnya dari azadiraktin terutama dalam sediaan hayati
yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui profil bioavaibilitas azadiraktin. Instrumen yang
digunakan untuk menetapkan kadar azadiraktin yaitu KCKT. Teknik yang telah dikembangkan
untuk menarik azadiraktin dari ekstrak maupun sediaan krim yaitu dengan cara sentrifugasi dan
Soxhlet. Variasi kondisi optimasi metode yang memungkinkan untuk digunakan dalam analisis
azadiraktin yaitu asetonitril:air (40:60), kolom C-18, laju alir 4.4 mL/min, dan volume injeksi 10
μl serta metanol:air (50:50), kolom C-18, laju alir 2 mL/min, dan volume injeksi 10 μl keduanya
menghasilkan waktu retensi yang berdekatan dengan standar.

Kata Kunci: azadiraktin, kckt, ekstraksi, optimasi

ABSTRACT

Neem has been used in many countries for antiparasitic and anti-scabies treatment. Topical cream
is preferred because of its advantages, including: simple in making, easy to use, and easy to wash.
The determination of the azadiractin levels in a extract nor a cream is necessary to know the actual
levels of azadirachtin especially in the bioavailable preparations which can be used as a reference
for the bioavailability profile of azadirachtin. The instrument that can be used to analyze
azadiractin is HPLC. The technique has been developed to pull out azadirachtin from extracts and
cream by centrifugation and Soxhlet. The best variation of the conditions for analysis of
azadirachtin is acetonitrile: water (40:60), flow rate of 4.4 mL/min, and injection volume of 10 μl
resulted in retention time adjacent to the standard, and methanol: water (50:50), a 2 mL/minute
flow, and a 10 μl injection volume yields a retention time adjacent to the standard.

Keywords: azadirachtin, hplc, extraction, optimation

Diserahkan: 03 Juli 2018, Diterima 03 Agustus 2018

PENDAHULUAN antiparasit dan anti skabies. Penelitian


terdahulu melaporkan, bahwa penggunaan
Minyak mimba telah digunakan di
pasta campuran minyak mimba dan kunyit
berbagai negara untuk pengobatan
pada penderita skabies dengan hasil 97%
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 37

menunjukkan perbaikan pada 814 pasien analisis minyak mimba dalam sediaan krim
setelah terapi selama 3 – 15 hari (Charles menggunakan HPLC.
& Charles, 1992). Adapun Studi yang Tanaman Mimba
pernah dilakukan oleh Tabassam et al., Neem (Azadirachta indica) atau
2008 menunjukkan efektivitas ointment tanaman mimba, salah satu tanaman dari
methanol dengan ekstrak biji mimba 20% keluarga Meliaceae, adalah pohon asli
terhadap infestasi Sarcoptes scabiei pada Mayanmar. Pohon ajaib ini tumbuh dengan
domba (Tabassam, 2008). baik di hampir semua jenis lingkungan tanah.
Kandungan zat aktif yang terdapat Dari semua ekstrak mimba, minyak biji
pada tanaman mimba antara lain mimba adalah produk yang paling dikenal
azadiraktin, gedunin, meliacin, nimbolides, dan paling populer. Minyak mimba diekstrak
nimbidin, nimbin, salanin, valassin, dan dari biji pohon mimba dan memiliki aktivitas
tignat (Sharma, et al., 2011). sebagai insektisida yang digunakan sebagai
Sediaan topikal dengan bentuk krim bahan obat karena telah digunakan dalam
lebih disukai karena banyak keuntungannya, pengendalian hama (Sharma, 2017).
diantaranya yaitu: sederhana dalam Tanaman mimba adalah satu dari
pembuatan, mudah dalam penggunaan, dua dari spesies dalam genus Azadirachta,
mudah dicuci, bentuknya menarik serta yang sekarang terdapat pula di Afrika Barat
menimbulkan rasa nyaman bagi pengguna dan banyak dibudidayakan di Indonesia
(Ansel, 1989). sebagai tanaman hias dan obat (Vinot, et.al,
Penetapan kadar azadiraktin dalam 2012).
sediaan farmasetikal seperti krim diperlukan Klasifikasi tanaman mimba adalah sebagai
untuk mengetahui dan memastikan kadar berikut:.
sesungguhnya dari azadiraktin terutama Kingdom : Plantae
dalam sediaan hayati yang dapat dijadikan Order : Rutales
acuan untuk mengetahui profil bioavaibilitas Suborder : Rutinae
azadiraktin. Salah satu instrument yang dapat Family : Meliaceae
digunakan untuk meneliti kandungan kadar Suku : Meliaeae
azadiraktin dalam bentuk sediaan krim yaitu Genus : Azadirachta
menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Species : indica
Tinggi (KCKT) (Gai, et al., 2011). (Girish, 2008)
Dalam review artikel ini akan diuraikan Biji mimba mengandung 30-50%
mengenai berbagai kondisi dalam metode minyak yang terutama digunakan oleh
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 38

industri farmasi dalam bentuk sediaan beracun bagi mamalia (Mordue, et.al., 1993).
sabun dan juga dapat digunakan sebagai Tetapi sensitif terhadap udara, sinar matahari,
pestisida alami karena banyak mengandung panas, dan kelembaban (Larson, et.al., 1989).
bahan aktif yang disebut triterpen atau Ekstrak Tanaman Mimba
Limonoid (Hashmat, et al., 2012). Limonoid Bagian tanaman mimba yang dapat
merupakan zat aktif yang memiliki aktivitas digunakan sebagai ekstrak dapat berasal dari
insektisida dan pestisida. Empat senyawa daun (Soni, et.al., 2012), dan biji (Deota,
Limonoid terbaik adalah: azadiraktin, et.al., 2000). Ekstrak tanaman mimba dapat
Salannin, Meliantriol, and Nimbin digunakan sebagai bahan baku obat herbal.
(Hashmat, et al., 2012). Obat herbal mempunyai peranan penting
Secara tradisional, sebagian besar sebagai salah satu alternatif dalam
orang Nepal menggunakan ranting tumbuhan pemeliharaan kesehatan terutama pada
mimba untuk membersihkan gigi mereka, negara berkembang (Soni, et.al., 2012).
mengambil sarinya sebagai tonik untuk Pembuatan krim dari ekstrak tanaman mimba
meningkatkan nafsu makan dan dipercaya dapat menambah daya terima oleh
menggunakannya untuk demam atau untuk masyarakat.
mengobati cacing usus. Minyak mimba, kulit Sediaan Krim
kayu mimba dan ekstrak daun mimba Krim adalah bentuk sediaan setengah
masing-masing telah digunakan sebagai obat padat mengandung satu atau lebih bahan obat
tradisional untuk mengatasi penyakit seperti terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar
kusta, cacing usus, gangguan pernapasan, yang sesuai (Depkes RI, 1995).
sembelit, dan infeksi kulit (Biswas et al., Beberapa keuntungan dari
2002). penggunaan sediaan krim yaitu cara
Namun, terlepas dari penggunaanya, pemakaian yang relatif mudah, kemungkinan
ada beberapa laporan tentang aktivitas mengurangi efek samping yang ditimbulkan,
biologis dan tindakan farmakologis berefek lokal, menghindari first pass effect di
berdasarkan penelitian ilmiah modern, seperti hati, dan nyaman digunakan (Bora, 2017).
antivirus, antibakteri antijamur, anti- Syarat-syarat dasar krim yang baik
inflamasi dan antipiretik, antiseptik, dan ideal adalah stabil secara fisika dan
antiparalitik, dan antioksidan (Ghimeray, kimia, lunak dan bebas dari pertikel tajam,
2009). mudah digunakan, cocok dengan zat aktif,
Tanaman mimba pun telah terbukti bahan obat dapat terbagi halus dan
tidak mutagenik, biodegradable, dan tidak terdistribusi merata dalam dasar krim, tidak
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 39

mengiritasi kulit, tidak mempunyai efek ekstraksi yang bertujuan untuk menarik
terapi, tidak toksis, mudah dicuci, bebas dari azadiraktin keluar dari ekstrak maupun
bau yang tidak enak, mempunyai sediaan krim tanaman mimba dengan pelarut
kesanggupan unutk melepaskan zat tertentu. Metode utama yang sering
berkhasiat yang dimasukkan kedalamnya dan digunakan untuk ekstraksi berbagai macam
mempunyai pH yang sesuai atau mendekati tumbuhan yaitu sonikasi, Soxhlet,
pH normal kulit yaitu sekitar 4,2-6,5 (Afifah, pemanasan, ekstraksi dengan air panas
2005); 4,8-5,8 (Sukrasno, 2003). bertekanan menggunakan solven seperti
Stabilitas Kimia metanol, etanol, air, atau campuran dari
Stabilitas sediaan farmasi merupakan semuanya (Ong, 2004). Pada artikel review
salah satu kriteria yang amat penting untuk ini akan lebih membahas tentang 2 metode
suatu hasil produksi yang baik. yang paling utama yaitu diantaranya :
Ketidakstabilan produk obat dapat a. Sonikasi dan Sentrifugasi (Warthen,
mengakibatkan terjadinya penurunan 1984).
sampai dengan hilangnya khasiat obat, obat Sentrifugasi merupakan salah satu
dapat berubah menjadi toksik atau terjadinya teknik pemisahan antara 2 zat
perubahan penampilan sediaan (warna, bau, berdasarkan massa jenis zat tersebut.
rasa, konsistensi dan lain-lain) yang dapat massa jenis yang lebih besar akan
merugikan konsumen. (Ansel, 1989) berada di fasa bawah, sedangkan
(Lachman, et al., 1994). massa jenis yang lebih rendah akan
Salah satu evaluasi untuk mengetahui berada di fasa atas. Berdasarkan
stabilitas kimia dari suatu sediaan farmasi penelitian Warthen pada tahun 1984,
yaitu dengan analisis kandungan zat aktif 1 g formula mimba-kaolin dilarutkan
pada sediaan untuk mengukur profil dengan 2-10 mL etanol 95% dan
bioavaibilitas dalam rentang waktu disonikasi selama 10 menit, kemudian
penyimpanan tertentu. Instrumen yang dapat disentrifugasi pada kecepatan rendah
digunakan untuk analisis kadar zat dalam selama 5 menit menunjukkan hasil
suatu sediaan yaitu KCKT (Kromatografi yang paling efektif untuk menarik
Cair Kinerja Tinggi). azadiraktin dari formula tersebut.
Ekstraksi Azadiraktin Adapun konsentrasi azadiraktin yang
Tahap sebelum dilakukan analisis tertarik oleh beberapa pelarut yang
terhadap azadiraktin di dalam ekstrak dan berbeda terlihat pada Tabel 1.
sediaan krim tanaman mimba yaitu dilakukan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 40

Tabel 1. Ekstraksi Formula Mimba-Kaolin


Solven μg Aza/ 10 μL Solven
95% Etanol 2.80
Metanol:air (85:15) 2.60
Metanol 2.19
Metilen Klorida 1.73
Eter 1.28
Aseton 0.74

ekstraksi normal (0,386%, setelah


b. Soxhlet (Deota, 2000). enam kali ekstraksi menggunakan
Dalam percobaan ekstraksi metanol) sehingga menunjukkan
menggunakan Soxhlet, kadar bahwa metode Soxhlet lebih efisien
azadiraktin (Aza-A) ditentukan dibandingkan dengan metode
dengan menggunakan HPLC-UV. ekstraksi biasa. Grafik pada Gambar
Ekstraksi terhadap ekstrak tanaman 1. dan Gambar 2. menunjukkan
mimba dilakukan selama 72 jam bahwa pada ekstraksi menggunakan
dengan interval pengambilam sampel Soxhlet, jumlah azadiraktin dalam
setiap 4 jam. Hasil HPLC-UV larutan mengalami peningkatan
menunjukkan bahwa adanya secara bertahap hingga jam ke-24 dan
peningkatan kadar azadiraktin dalam menurun secara bertahap hingga jam
larutan yang diekstraksi dengan ke-72, hal ini mungkin terjadi karena
metode Soxhlet (0,449%) adanya dekomposisi dari azadiraktin.
dibandingkan dengan metode
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 41

Gambar 1. Kadar Aza-A selama 24 jam Soxhlet

Gambar 2. Kadar Aza-A selama 72 jam Soxhlet

Optimasi alir dan volume injeksi. Adapun kondisi


Optimasi kondisi optimum KCKT diperlukan optimasi analisis azadiraktin dari ekstrak dan
untuk memilih kondisi KCKT yang sesuai sediaan krim tanaman mimba yang telah
untuk analit yang akan dianalisis. Faktor- dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya
faktor yang mempengaruhi kondisi optimasi terlihat pada Tabel 2.
KCKT yaitu kolom, detektor, fase gerak, laju
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 42

Tabel 2. Kondisi Optimasi Azadiraktin


Volume Rt
No. Kolom Detektor Fase Gerak Laju Alir
Injeksi
C-18 UV 219 Asetonitril:air 1 25 μL Sampel = 2.97
1. (30:70) mL/min Standar = 3.6
(Soni, et.al, 2012)
C-18 UV 217 Asetonitril: 4.4 10 μL Sampel = 3.5
air(40:60) mL/min Standar = 3.4
2.
(Thejavathi,
1995).
C-18 UV 217 Asetonitril:air 1 20 μL Sampel = 18.6
3. (35:65) mL/min Standar = -
(Jadeja, 2011).
C-18 UV 217 Metanol:air (60:40) 15 1 mL Sampel = 9.16
4. mL/min Standar = 6.95
(Deota, 2000).
C-18 UV 214 Metanol:air(50:50) 2 10 μL Sampel = 11.46
5. mL/min Standar = 11.53
(Warthen, 1984).

Penggunaan kolom C-18 sebagai fasa diam gelombang, mengakibatkan adanya


untuk analisis azadiraktin pada beberapa perbedaan pemilihan panjang gelombang
penelitian karena kolom tersebut memiliki maksimum. Komposisi fase gerak
kisaran yang luas untuk selektifitas dan asetonitril:air dan metanol:air digunakan
efisiensi. Penggunaan kolom C-18 telah karena azadiraktin memiliki kelarutan yang
terbukti efisien untuk memisahkan baik pada solven tersebut. Azadiraktin dapat
azadiraktin dan kandungan tanaman mimba terlarut baik pada solven dengan kelarutan
lainnya (Thejavathi, 1995). Panjang sedang sampai tinggi seperti metanol, etanol,
gelombang maksimum azadiraktin pada 217 diethyl eter, dikloromethan, dan etil asetat
nm dipilih karena memiliki sensitivitas yang (Melwita, et.al, 2011). Laju alir merupakan
diperlukan untuk mengukur konsentrasi pada aspek penting dalam suatu pemisahan karena
sampel (Forim, et.al, 2010). Faktor perbedaan dapat mempengaruhi kecepatan pelarut dan
dalam pembacaan absorbsi panjang waktu tinggal pada kolom. Semakin tinggi
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 43

laju alir, maka volume pelarut yang Tabel 3. Validasi Metode Analisis
dibutuhkan akan lebih besar. Pemilihan laju Hasil Acuan
alir ditentukkan oleh volume pelarut yang Presisi ± 0.95% < 2% (ICH,
digunakan. Dilihat dari waktu retensi yang 1997).
dihasilkan, tiap kondisi optimasi tidak Recovery 99.5 ± 4% 95 – 105%
menunjukkan rasio waktu retensi antara (ICH,
sampel dan standar yang berjarak terlalu 1997).
besar. waktu retensi yang optimal yaitu
berada pada rentang 2-7 menit, karena waktu Nilai % recovery menunjukkan
tersebut menunjukkan bahwa analit tidak kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai
tertahan terlalu lama di kolom, dan tidak sebenarnya dalam analit. Angka 99.5 ± 4%
mudah keluar dari kolom. Perbedaan waktu menunjukkan bahwa adanya kedekatan
retensi dari tiap kondisi optimasi disebabkan antara konsentrasi analit yang diuji dengan
karena perbedaan indeks polaritas dari konsentrasi analit yang terdekteksi pada
masing-masing solven. instrumen.
Validasi Uji presisi dilakukan untuk
Validasi metode analisis merupakan mengetahui kemampuan suatu metode
serangkaian penilaian terhadap parameter analisis untuk menghasilkan keterulangan
tertentu berdasarkan percobaan laboratorium hasil yang sesuai dalam rentang dan kondisi
dan membuktikan bahwa parameter tersebut analisis tertentu. Hasil menunjukkan
memenuhi syarat untuk penggunaanya memiliki koefisien variasi kurang dari 2%
(Harmita, 2006). yang menunjukkan bahwa metode analisis
Pada keadaan optimasi asetonitril:air yang dilakukan memiliki keterulangan yang
(40:60), kolom C-18, laju alir 4.4 mL/min, baik (ICH, 1997).
dan volume injeksi 10 μL menghasilkan data SIMPULAN
validasi yang terlihat pada Tabel 3. Obat herbal kini sudah memiliki peranan
penting sebagai salah satu program
perawatan di negara-negara berkembang.
Kandungan azadiraktin pada tanaman mimba
terbukti sebagai zat potensial untuk
mengatasi penyakit kulit seperti skabies.
Penggunaan sediaan krim sudah meluas dan
lebih disukai oleh masyarakat karena mudah
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 44

dipakai dan dapat meminimalisir efek UCAPAN TERIMA KASIH


samping . Penetapan kadar azadiraktin dalam Penulis mengucapkan banyak terima kasih
sediaan farmasi sangat dibutuhkan dengan kepada, Dr. Rimadani Pratiwi, M.Si., Apt.
alasan pentingnya profil stabilitas kimia dari selaku dosen pembimbing, Rizky Abdullah,
sediaan tersebut. Salah satu instrument yang Ph.D., Apt. selaku dosen pengampu mata
dapat digunakan untuk meneliti kandungan kuliah Metodologi Penelitian.
kadar azadiraktin dalam bentuk sediaan krim DAFTAR PUSTAKA
yaitu menggunakan Kromatografi Cair
Afifah, E., 2005. Tanaman Obat untuk
Kinerja Tinggi (KCKT) . Ekstraksi analit dari Mengatasi Hepatitis. Jakarta:
Agormedia PustakBiswas.
pembawanya merupakan rangkaian yang
Ansel, H., 1989. Introduction to
penting dalam metode analisis guna untuk Pharmaceutical Dosage Form 4th. IV
ed. Jakarta: Universitas Indonesia.
meningkatkan optimasi dari suatu metode.
Biswas KI, chattopadhyay R, Banerjee K,
Terdapat beberapa teknik yang dapat Bandyopadhyay U (2002).
Biological activities and medicinal
dilakukan untuk ekstraksi azadiraktin dalam
properties of Neem (Azadirachta
ekstrak maupun krim tanaman mimba yaitu indica). Curr . Sci. 82(1 1): 1336-
1345.
dengan cara sentrifugasi dan soxhlet. Kondisi
Bora, et.al. 2017. Recent Advances in
optimasi yang perlu diperhatikan dalam Semisolid Dosage Form.
International Journal of
analisis yaitu jenis kolom, detektor, fase
Pharmaceutical Sciences and
gerak, laju alir dan volume injeksi. Kondisi research. Vol. 5(9): 3594-08.
Charles, V. & Charles, S., 1992. The Use and
optimasi yang telah dilakukan pada
Efficacy of Azadirachta Indica ADR
penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan (Neem) and Curcuma longa
(Tumeric) in Skabies. Trop. Geogr.
kondisi optimasi yang memungkinkan dapat
Med., Volume 44, pp. 178-181.
digunakan untuk analisis azadiraktin yaitu Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. IV
penyunt. Jakarta: Dirjen POM,
asetonitril:air digunakan pada perbandingan
Depkes RI.
40:60, kolom C-18, laju alir 4.4 mL/min, dan Deota, P.T., et.al. 2000. Estimation and
Isolation of Azadirachtin-A from
volume injeksi 10 μL, sedangkan untuk fase
Neem (Azadirachta indica A. Juss)
gerak metanol:air kondisi optimasi terbaik Seed Kernels Using High
Performance Liquid
pada perbandingan 50:50, kolom C-18, laju
Chromatography. Journal Liquid
alir 2 mL/min, dan volume injeksi 10 μL Chromatography & Related
Technologies. Vol. 23(14): 2225-
keduanya menunjukkan waktu retensi yang
2235.
tidak jauh berbeda dengan standarnya. Forim, RF, et.al. 2010. Simultaneous
Quantification of Azadirachtin and 3-
tigloylazadirachtol in Brazilian Seeds
and Oil of Azadirachta indica:
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 1 45

Application to Quality Control and Ong, E.S. 2004. Extraction Methods and
Marketing. Analytical Methods. Chemical Standarization of Botanical
Vol.2: 860-869. and Herbal Preparations. Journal of
Gai, M. N., Alvarez, C., Venegas, R. & Chromatography. Vol. 812:23-33.
Morales, J., 2011. An HPLC Method Sharma, et. al. 2017. Stabilization of
for Determination of Azadirachtin Azadirachtin in Neem Oil Using
Residues in Bovine Muscle. Journal Prosopisjuliaflora(Leguminoseae) as
of Chromatographic Science, Volume A Botanical Synergist. International
49, pp. 327-331. Research Journal of Natural and
Ghimeray, et.al. 2009. Antioxidant Activity Applied Sciences. Vol.4(7): 39-56.
and Quantitative Estimation of Sharma, P., L, T., M, B. & V, B., 2011.
Azadirachtin and Nimbin in Review on Neem (Azadirachta
Azadirachta indica A. Juss Grown in Indica): Thousand Problem One
Foothills of Nepal. African Journal of Solution. Int. Res. J. of Pharmacy,
Biotechnology. Vol. 8(13):3084- 2(12), pp. 97-102.
3091. Soni, Himesh. Et.al. 2012. Characterization
Girish, K. & B.S., S., 2008. Neem a Green of Azadirachtin from ethanolic
Treasure. Electronic Journal of Extract of Leaves of Azadirachta
Biology, 4(3), pp. 102-111. indica. Journal of Pharmacy
Harmita, 2006. Analisis FIsiko Kimia. Research. Vol. 5(1): 199-201.
Jakarta: Departemen Farmasi FMIPA Sukrasno, 2003. Mimba Tanaman Obat
UI. Multifungsi. Jakarta: Agromedia
Hashmat, I., A, H. & A, A., 2012. Neem Pustaka.
(Azadirachta indica A. Juss) - A Tabassam, S., 2008. Efficacy of Crude Neem
Nature's Drugstore: An Overview. Seed Kernel Against Infestation of
International Research Journal of Sarcoptes scabei var ovis. J.
Biological Sciences, 1(16), pp. 76-79. Ethnopharmacol, 115(2), pp. 284-
Jadeja, G.C. et.al. 2011. Extraction of Natural 287.
Insecticide Azadirachtin from Neem Thejavathi, R. et.al. 1995. Determination of
(Azadirachta indica A. Juss) Seed Azadirachtin by Reversed-Phase High
Kernels Using Pressurized hot Performance Liquid Chromatography
Solvent. Journal of Supercritical Using Anisole as Internal Standard.
Fluids. Vol. 56: 253-258. Journal of Chromatography. Vol.
Lachman, L., L. & Kanig, J., 1994. Teori dan 705: 374-379.
Praktek Farmasi Industri. Jakarta: Vinoth B, Manivasagaperumal R,
Universitas Indonesia. Rajaravindran M. Phytochemical
Larson, R. et.al. 1989. Focus on analysis and antibacterial activity of
Phytochemical Pesticides: The Neem Azadirachta indica A Juss.
Tree. Florida: CRC Press Inc. International Journal of Research in
Melwita, Elda, Et. al. 2011. Purification of Plant Science. 2012; 2(3): 50-55.
Azadirachtin Via Silica Gel Column Warthen, et.al. 1984. Estimation of
Chromatography. Journal of Liquid Azadirachtin Content in Neem
Chromatography & Related Extracts and Formulations. Journal of
Technologies. Vol. 34: 2462-2472. Liquid Chromatography. Vol. 7(3):
Mordue, A. et. al. 1993. Azadirachtin: an 591-598.
Update. Insect Physiology.
Vol.39:903.

Anda mungkin juga menyukai