Anda di halaman 1dari 6

Pengenalan Peralatan Listrik di Rig

Di Drilling terdapat beberapa jenis alat listrik yang dapat digolongkan menjadi
dua :

1. Peralatan non-motor
Peralatan non-motor yaitu berupa lampu mercuri, lampu flourescent,
televisi, air conditiner, laptop, komputer, pemanas air, dan peralatan
elektronik lainnya.
2. Peralatan motor
Motor-motor yang yang bekerja sebagai pendukung langsung pengeboran
bervariasi dari 5HP sampai 100HP. Motor-motor tersebut digunakan untuk
penggerak peralatan : mud hooper, agitator, shale shaker, degasser,
desilter, desander, pembantu mud pump, pompa air, dan lain-lain.

Gambar 3 : Motor 3 Phase

Gambar 4 : Motor shale shaker

13
4.2 Pemakaian frekuensi yang berbeda pada peralatan non-motor

Banyak orang mempertanyakan tentang frekuensi listrik yang tidak sesuai


dengan pemakaian apakah dapat menyebabkan kerusakan atau tidak. Hal ini
biasanya dipertanyakan saat seseorang pergi ke negara lain dengan membawa alat
elektronik dari negara asal, di mana kebijakan penerapan frekuensi listrik di
negara tersebut berbeda dengan negara asalnya. Pada beberapa jenis peralatan
jawabannya adalah iya, sedangkan pada peralatan lainnya tidak akan
menimbulkan kerusakan.

Pada peralatan non-motor, biasanya tidak tergantung harus bekerja pada


satu frekuensi listrik saja. Di drilling rig yang beroperasi, peralatan non-motor,
yaitu lampu, televisi, AC dan laptop, tidak dipengaruhi oleh frekuensi.

Pada lampu, pemakaian frekuensi tidak menjadi syarat, hanya tegangan


dan daya saja yang menjadi syarat. Frekuensi listrik pada lampu hanya dibatasi
tidak kurang dari 50Hz, karena jika di bawah 50Hz, maka lampu tersebut akan
berkedip-kedip dan tidak aman untuk kesehatan mata. Jadi, frekuensi pada lampu
baik 50Hz maupun 60Hz tidak berpengaruh.

Televisi yang ada di rig office juga memakai listrik dengan frekuensi
60Hz. Televisi biasanya memang memiliki toleransi dan sudah didesain dari
pabriknya untuk bekerja di dua jenis frekuensi, yaitu 50Hz dan 60Hz. Untuk
mengetahui tentang kemampuan kerja ini, dapat dilihat di bagian belakang televisi
berupa tulisan 110-240V~50/60Hz.

AC atau air conditioner juga memiliki toleransi yang sama dengan televisi.
Pada bagian spesifikasi AC terdapat karakteristik kerja AC yang bisa berfungsi
untuk listrik 110-240V~50/60Hz. Namun ada pula AC yang hanya bekerja pada
satu frekuensi saja yaitu 50Hz saja atau 60Hz saja. AC tipe ini akan disesuaikan
pemakaiannya di rig.

Laptop dan komputer desktop juga tidak terpengaruh oleh frekuensi listrik.
Kedua alat ini adalah peralatan yang memakai listrik DC. Pada laptop terdapat

14
adaptor yang mengubah listrik AC menjadi DC. Adaptor itu juga memiliki
toleransi kerja misalnya 100-240V~50/60Hz yang bisa dilihat di stiker adaptor.
Pada komputer desktop juga terdapat power supply yang memasok listrik DC ke
komponen komputer dari listrik AC yang disediakan. Power supply itu pula
memiliki toleransi yang sama dengan adaptor.

Selain alat-alat yang disebutkan di atas, alat-alat lain yang tidak


terpengaruh oleh frekuensi listrik adalah pemanas, elektronik yang tidak
mengandung timer, dan peralatan yang memiliki motor ukuran besar.

4.3 Pemakaian listrik 60Hz pada motor 50Hz

Motor 50Hz adalah motor yang didesain untuk bekerja pada frekuensi
50Hz yang biasanya dipakai untuk daerah Asia.

Motor 3 phase 380V/50Hz bisa berjalan dengan lancar jika diberi suplai
listrik 460V/60Hz. Namun hal ini tidak disarankan karena akan memperpendek
usia motor.

Berikut adalah efek yang ditimbulkan oleh pemakaian listrik 460V/60Hz


pada motor 380V/50Hz :

1. Motor akan berputar lebih kencang

𝟏𝟐𝟎
Dengan memakai rumus 𝒏 = 𝒇 𝒙
𝒑

n = kecepatan putar rotor (rpm)


f = frekuensi listrik (Hz)
p = jumlah pole

Maka dengan frekuensi 60Hz, motor 50Hz akan berputar 20% lebih cepat
dari putaran yang didesain aslinya. Misal jika motor tersebut awalnya
dirancang untuk berputar pada 1500 rpm, maka setelah diberi listrik 60Hz

15
akan berputar pada 1800 rpm. Jika kecepatan motor tidak menjadi
masalah, maka diperbolehkan untuk menerapkan pemakaian ini.

Salah satu efek negatif dari kecepatan motor yang terlalu cepat adalah
timing yang terlalu cepat untuk menutup pintu air pada PLTA. Jika pintu
air terlalu cepat menutup, maka air akan berhenti terlalu dini dan
menibulkan hantaman keras pada pintu air yang disebut Water Hammer.
Water Hammer dapat menimbulkan kerusakan mekanik yang cukup
berbahaya.

2. Torsi motor akan berkurang

𝑯𝑷
Dengan memakai rumus 𝑻 = 𝟓𝟐𝟓𝟐 𝒙 𝒏

T = torsi (Nm)
5252 = konstanta
HP = daya kuda (HP)
n = kecepatan putar rotot (rpm)

Maka dapat diketahui dengan naiknya kecepatan motor n sebesar 20%


akan menyebabkan torsi T turun sebesar 20% pula. Hal ini dapat
membebani motor bila telah dirancang untuk bekerja pada beban penuh.

3. Akan menimbulkan panas

Motor yang terbebani berlebih akan menarik arus lebih banyak. Hal ini
dapat menimbulkan panas. Selain itu, penyebab panas lainnya adalah
tegangan yang lebih tinggi dari desain aslinya.

4. Isolasi kabel dan ketahanan motor tidak sesuai.

Motor 380V/50Hz benar-benar dirancang untuk bekerja pada tegangan


380V dan frekuensi 50Hz. Material pada motor tersebut telah dihitung
untuk tahan terhadap kerja pada 380V dan 60Hz dengan toleransi sebesar
maksimal +/- 3%, termasuk material isolasinya.

Jika diberi tegangan 460V, maka isolasi dari kabel dan kawat kumparan
akan terbebani tegangan yang lebih tinggi melebihi 3% dari 380V. Jika

16
dipakai terlalu lama, maka dapat menimbulkan kerusakan dan usia motor
tidak berlangsung lama.

Selain tegangan, frekuensi yang lebih tinggi dapat menimbulkan efek


negatif juga, berupa skin effect yang makin besar.

4.4 Pemakaian listrik 50Hz pada motor 60Hz

Motor 60Hz adalah motor yang didesain untuk bekerja pada frekuensi
60Hz yang biasanya dipakai untuk daerah benua Amerika.

Motor 3 phase 460V/60Hz juga bisa berjalan dengan lancar jika diberi
suplai listrik 380V/50Hz. Namun, lebih terasa efek negatifnya dibanding motor
50Hz dijalankan pada frekuensi 60Hz. Tetap hal ini tidak disarankan karena juga
akan memperpendek usia motor.

Berikut adalah efek yang ditimbulkan oleh pemakaian listrik 460V/60Hz pada
motor 380V/50Hz :

1. Motor akan berputar lebih lambat

𝟏𝟐𝟎
Dengan memakai rumus 𝒏 = 𝒇 ∗ 𝒑

Maka dengan frekuensi 50Hz, motor 60Hz akan berputar 17% lebih
lambat dari putaran yang didesain aslinya. Misalnya desain asli motor
60Hz adalah berputar pada 1800 rpm, maka setelah diberi listrik 50Hz
akan berputar pada 1500 rpm.

2. Torsi motor akan naik

𝑯𝑷
Dengan memakai rumus 𝑻 = 𝟓𝟐𝟓𝟐 𝒙 𝒏

Maka dapat diketahui dengan turunnya kecepatan motor n sebesar 17%


akan menyebabkan torsi T naik sebesar 17% pula.

3. Akan menimbulkan panas

17
Dengan kecepatan motor yang turun sebesar 17%, kecepatan aliran udara
yang dibutuhkan untuk mendinginkan motor juga berkurang.

4. Besar kabel tidak sesuai dengan capacity

Dengan lebih kecilnya tegangan yang diberikan pada motor, sedangkan


beban hambatan motor yang tetap, maka motor akan menarik lebih banyak
arus. Dengan arus yang makin besar, maka diameter kabel seharusnya
lebih besar juga. Efek dari ketidak cocokan kabel dan kawat dengan
kapasitas arus yang dilaluinya, dapat menimbulkan panas berlebih dan
membakar kabel dan kawat tersebut.

18

Anda mungkin juga menyukai