Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dan telah memberikan kesehatan dan
kekompakan kepada saya untuk mengerjakan makalah ini.

Sehingga dengan penuh tanggung jawab, saya dapat mengembangkan tugas yang
diberikan Dengan tugas ini, saya dapat memberikan pengertian dan dapat
menjelaskan Hubungan Pialang dengan Nasabah..

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Surabaya, 8 oktober 2018

Muhammad Akbar Alam


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Fungsi kode
etik lebih menekankan pada pentingnya kode etik tersebut sebagai pedoman
pelaksanaan tugas profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi
masyarakat pengguna suatu profesi dalam meminta pertanggung jawaban jika ada
anggota profesi yang bertindak diluar kewajaran sebagai seorang profesional.
Etika merupakan cakupan dari analisis dan penerapan konsep seperti benar –
salah, baik-buruk, dan tanggung jawab dan dalam kebiasan yang baik atau adat
istiadat. Kode Etik umumnya termasuk dalam normal sosial, namun bila ada Kode
Etik yang mengenakan sanksi berat, maka masuk dalam norma hukum.

Profesi merupakan kegiatan yang dijalankan dengan keahlian tertentu, yang


dituntut dilaksanakannya norma-norma sosial dengan baik. Profesi adalah suatu
pekerjaan yang melaksanakan tuganya memerlukan atau menuntut keahlian,
menggunakn teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari
lembaga pendidikan khusus. Dimana setiap seseorang yang menekuni suatu
profesi bisa dikatakan dia adalah seseorang yang profesional.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Hubugan Relasi Pialang dengan Nasabah sesuai dengan etika
profesi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan relasi Pialang dengan Nasabah sesuai dengan
etika profesi
BAB II

PEMBAHASAN

Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain
adanya dan pemahaman atas ketentuan dan prinsip- prinsip yang terkandung
di dalamnya, juga adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran
untuk mematuhinya dalam menjalankan tugas dan perilaku keprofesiaannya,
serta kesiapan dan kerelaan atas kemungkinan adanya kensekuensi fan sanksi
seandainya terjadi kelalaian terhadapnya.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa
yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang
harus dihindari.
Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak professional. Kode adalah tanda atau simbol-
simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk
maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu
kesepakatan auatu organisasi. Kode juga dpat berarti kumpulan peraturan
yang sistematis. Kode etik yaitu norma yang diterima oleh suatu kelompok
tertentu sebagai landasan tinngkah laku sehari-hari dimasyarakat maupun
ditempat kerja. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan
hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya
hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik
yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang
mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk
dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat
lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah
bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode etik
akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode etik.
Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih
niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini
tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan
nilai-nilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang mendarah
daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk
dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen.
Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik
adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada umumnya kode
etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode
etik. Maksud dan tujuan diadakannya kode etik ialah untuk menjamin agar
tugas pekerjaan keprofesian itu terwujud sebagaimana mestinya dan
kepentingan semua pihak terlindungi sebagaimana layaknya. Pihak
pengemban tugas pelayanan keprofesian juga di harapkan terjamin martabat,
wibawa dan kredibilitas pribadi dan keprofesiannya serta hak atas imbalan
yang layak sesuai daengan kewajiban jasa pelayanannya. Kode Etik yang telah
mendapat pengesahan dari Anggota sesuai dengan ketentuan AD/ ART sesuai
dengan Kaidah moral yang wajib ditaati oleh setiap anggota APARI untuk
menjaga kehormatan dan keluhuran martabat profesi APARI dan Landasan
sikap dan tata laku profesionalitas setiap anggota APARI dalam melaksanakan
kegiatan profesi.

Tujuan kode etik profesi :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.


2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :


1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dlam berbagai bidang

Organisasi profesional adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat


nirlaba, yang ditujukan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi
kepentingan publik maupun profesional pada bidang tersebut.
Tujuan Organisasi Profesi adalah untuk Mengatur Anggota Organisasi,
Membantu peningkatan kualitas dan menentukan standarisasi sertifikasi
profesi bagi Anggota, Membuat kode etik profesi yang harus dipatuhi Anggota
, Memberikan sanksi bagi pelanggar kode etik profesi untuk menjaga integritas.
APARI adalah Organisasi Profesi bagi para individu yang berprofesi sebagai
Ahli Pialang Asuransi dan Ahli Pialang Reasuransi, dan satusatunya wadah
organisasi bagi Ahli Pialang Asuransi dan Ahli Pialang Reasuransi di Indonesia
Tujuan dibentuknya organisasi profesi APARI sebagai forum komunikasi dan
konsultasi tentang perasuransian, meningkatkan peran serta dalam
meningkatkan industri perasuransian, Memperoleh pengakuan kompetensi
profesi anggota secara nasional dan internasional , Menjaga keluhuran
martabat serta meningkatkan mutu profesionalitas Pialang Asuransi dalam
rangka pengabdiannya kepada Tuhan YME, bangsa dan Negara dan Kode Etik
profesi dari APARI adalah sebagai pedoman bagi para Ahli Pialang Asuransi
dan Reasuransi dalam rangka menegakkan suatu standar perilaku dan praktek
professional. Peraturan tentang pialang ada pada POJK 68/2016 Tentang
Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pialang Asuransi,
Perusahaan Pialang Reasuransi dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi
Bab VII – Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi

Mengenai kode etik yang telah disusun APARI ada pada POJK 70/2016
Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan
Pialang Reasuransi dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi Bab III –
Standar Perilaku Usaha
Pasal 15 (2) : Tenaga Ahli wajib berpedoman pada Kode Etik dan standar
perilaku yang disusun APARI
Pialang Reasuransi : Pasal 18 (2)

Pialang harus memiliki prinsip dan perilaku sebagai berikut :

 Memiliki moral, akhlak dan kepribadian yang baik;


 Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa tanggung jawab dan
berdasarkan peraturan perundangan;
 Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan
negara;
 Menjalankan profesinya dengan integritas yang tinggi dan berpegang
teguh pada prinsip Itikad Baik yang Sempurna;
 Menandatangani dokumen-dokumen asuransi yang diperlukan yang
sesuai dengan kewenangan;
 Selalu menjaga kerahasiaan dan dapat dipercaya;
 Tidak membantu dan turut serta, atau terlibat di dalam praktek bisnis
yang menipu atau tidak jujur;
 Tidak membantu atau mendukung praktek kepialangan yang melanggar
hukum;
 Memberikan informasi bilamana mengetahui ada kemungkinan
timbulnya konflik kepentingan yang dapat mempengaruhi kualitas
layanannya;
 Tidak diperbolehkan menerima kompensasi, berbentuk finansial
ataupun lainnya, dari lebih dari satu pihak untuk layanan kepialangan
yang sama atau terkait dengan program asuransi yang sama, kecuali
situasinya terbuka penuh dan disetujui oleh semua pihak yang terkait;
 Di dalam menghadapi suatu masalah, harus menjalankan perannya
seobyektif mungkin dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang sedang
bertikai.
Hal tersebut guna melancarkan hubungan relasi antara pialang dengan
nasabah untuk kedepannya.
Selain itu pialang juga harus memiliki fungsi dan kewajiban dalam
berelasi dengan nasabah untuk Memberikan nilai tambah dan menimbulkan
rasa aman terhadap Nasabah, seperti Menjelaskan jaminan pertanggungan,
memastikan proteksi yang baik dan benar sesuai kebutuhan, dengan tingkat
premi yang wajar, Mempunyai pengetahuan mendalam mengenai berbagai
jenis pertanggungan termasuk kondisi pasar, Berperan untuk kepentingan
Nasabah sesuai peraturan perundangan yang berlaku, Membantu Nasabah
menangani klaim dan memastikan diproses dengan baik dan benar, serta
pembayaran klaim dilaksanakan dalam waktu yang wajar, Segera melapor
kepada badan profesi terkait/ APARI bilamana mengetahui adanya
pelanggaran Kode Etik.
Pialang juga memiliki larangan yang tentunya tidak bisa dilanggar jika
sedangan berelasi dengan nasabah pialang dilarang melakukan perbuatan
yang melanggar ketetuan atau peraturan perundang – undangan,
Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan/ atau gelar Ahli Pialang Asuransi dan
Ahli Pialang Reasuransi yang tidak diakui oleh APARI, Membuat pernyataan
yang menyesatkan dan/ atau berlebihan, Melakukan penutupan asuransi
yang melanggar ketentuan perundangan yang berlaku.
Pelayanan pialang terhadap nasabah juga adalah salah satu point
penting untuk membangun relasi dengan nasabah pialng dipastikan harus
menjelaskan tentang hak dan kewjiban nasabah dalam bahasa yang mudah
dimengerti dan bahwa segala ketetntuan dan syarat yang tertulis adalah wajar
dan jelas, memberikan tanggapan atas setiap korespondensi dengan segara,
Menyelesaikan sampai tuntas tugas/ layanan yang belum terselesaikan dalam
hal Nasabah telah menunjuk Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi yang baru,
termasuk memberikan bantuan sepenuhnya kepada Ahli Pialang Asuransi
dan Reasuransi yang baru tersebut, Memberikan penjelasan yang benar
tentang penempatan asuransi yang dilakukan sesuai permintaan Nasabah;
dalam hal asuransi yang ditempatkannya tersebut telah berakhir, ybs tetap
wajib memberikan penjelasan yang benar mengenai penempatan Asuransi
yang dilakukannya tersebut sepanjang diminta oleh Nasabah, kecuali ybs
telah dapat menerima dengan baik keputusan Nasabah untuk
mempergunakan layanan jasa Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi yang lain
dst.
Dalam hal melayani keluhan nasabah pialang harus memastikan
perusahaan tempat bekerjanya memiliki sistem dan prosedur pengelolaan
keluhan nasabah yang baku, baik internal maupun eksternal, yang ditangani
oleh pejabat yang kompenten, pialang juga harus memastikan semua keluhan
baik lisan maupun tertulis diterima dan didokumentasikan dengan baik dan
ditanggapi sesegera mungkin sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
Untuk penangan dokumentasi pialang segera menyampaikan semua
bukti dan dokumen yang berhubungan dengan asuransi dan tidak
meanahannya tanpa alasan kepada nasabah sesegara mungkin dan untuk
pengelolaan keuangan pialang memberitahukan kepada nasabah secara
tertulis atas kewajiban pembayaran premi dan jadwaknya dan mencatat
dalam rekening terpisah antara uang nasabah dan atau penanggung dengan
uang perusahaan.
Relasi Pialang dengan Nasabah harus memiliki hubungan yang baik
untuk meningkatkan kinerja profesi dari pialang tersebut serta kepercayaan
nasabah, Bertindak jujur, hati-hati dan obyektif dalam memberikan nasihat,
dan tidak memihak dengan memperhatikan kepentingan Nasabah, termasuk
dalam merekomendasikan Perusahaan Asuransi kepada nasabah, Sebelum
memberikan advis kepada calon Nasabah, pialang harus memperkenalkan
keberadaannya dengan menyatakan identitas dirinya, okupasinya dan
tujuannya, serta wajib memberitahu Nasabah bahwa dirinya adalah Anggota
APARI dan bahwa Perusahaan tempat bekerja telah mendapatkan ijin dari
OJK dan terdaftar sebagai Anggota dari APPARINDO, dalam hal penutupan
Asuransi dilakukan kepada Perusahaan Asuransi yang tidak termasuk di
dalam rekomendasi dari pialang yang menangani nasabah tersebut, maka
diperlukan keterangan tertulis dari Nasabah dan Pialang tidak melakukan
suatu tindakan yang akan merugikan salah satu nasabahnya secara material.
Pialang wajib menyampaiakan informasi – informasi yang dapat
menjelaskan kepada nasabahnya sesuai dengan kode etik profesinya sesuai
apa yang diketahuinnya merekomendasikan kepada tenaga ahli lain, Harus
menyatakan kepada Nasabah apabila premi yang ditawarkan tersebut
berkurang, karena adanya potongan diskon, Harus menghindari
mempengaruhi Nasabah dalam hal memberikan informasi (formulir
permohonan informasi, formulir klaim, atau dokumen material lainnya).
Menjelaskan bahwa semua informasi yang dicantumkan adalah tanggung
jawab Nasabah, Harus selalu meminta Nasabah meneliti kembali informasi
yang disampaikan dan memberitahukan apabila terdapat informasi yang tidak
benar, atau tidak memberikan informasi material yang diperlukan, karena
dapat mengakibatkan pembatalan polis, penolakan klaim, atau tuntutan
hukum lainnya dan pialang harus memberitahukan kepada Nasabah setiap
perubahan atas risiko yang terjadi selama jangka waktu pertanggungan.
Dalam hal penjualan pialang menawarkan lebih dari satu jenis
pertanggungan, maka harus menjelaskan secepatnya pilihan dari jasa dan
produk yang ditawarkan tersebut, dan ybs harus menjelaskan jenis-jenis polis
yang ditawarkan dan memberikan perbandingan besaran premi, luas jaminan
dll., dan memastikan Nasabah memahami, harus memastikan bahwa jenis
Asuransi yang ditawarkan sesuai dengan keperluan Calon Nasabah, dan
ketika mengajukan penawaran Asuransi dan Reasuransi, harus dipastikan
bahwa penawaran tersebut dapat ditempatkan kepada Penanggung dengan
harga/ premi yang ditawarkan Harus menjelaskan jangka waktu penawaran,
jangka waktu pertanggungan, jumlah dan cara pembayaran premi dll.
Untuk melakukan penutupan pertanggungan maka pialang harus
Menerangkan kepada Nasabah mengenai perbedaan-perbedaan, dan biaya/
premi dari berbagai jenis asuransi yang prinsipil, yang diperlukan oleh
Nasabah pialang Harus menjelaskan semua syarat dan kondisi yang terdapat
pada polis asuransi dll., sehingga Nasabah mengerti apa yang telah dibelinya
Harus memberitahukan kepada Nasabah nama semua Penanggung yang
terlibat dalam pertanggungan dan memberitahukan kepada Nasabah semua
informasi dan perubahan yang terjadi, Dalam hal penutupan asuransi telah
dilakukan, harus secepatnya menyampaikan dokumen asuransi, berikut nota
penagihan premi.
Saat melakukan perpanjangan pertanggungan pialang harus
memberitahukan kepada nasabah kapan polis berakhir dan dalam hal yg
bersangkutan memilih untuk tidak menawarkan perpanjangan maka yang
bersangkutan harus memberitahukan pilihannya tersebut kepada nasabah
dan Memastikan Nasabah menyimpan semua informasi atau data, termasuk
korespondensi kepada Penanggung, dan dalam hal penawaran
perpanjangan Asuransi tidak lagi melalui yang bersangkutan, maka yang
bersangkutan harus memastikan bahwa Nasabahnya telah menerima
penawaran perpanjangan Asuransi dari Penanggung, dan bahwa dokumen
penawaran perpanjangan tersebut akurat dan lengkap.
Dalam hal nasabah memperoleh ganti rugi maka pialang dapat
membantu nasabah memperolah hak ganti rugi tersebut, pialang meminta
nasabah untuk menyampaikan fakta material yang benar, seimbang dan
lengkap, dan selanjutnya semua informasi yang diterima dari Nasabah
disampaikan kepada Penanggung secepat mungkin, Memberitahu Nasabah
atas semua keputusan Penanggung dengan segera, pialang juga harus
memberikan penjelasan kepada nasabah atas hal-hal yang diperlukan
mengenai ganti rugi Asuransi, dan kewajiban Nasabah untuk melaporkan
segala kerugian yang mungkin akan menimbulkan hak memperoleh ganti
rugi, serta memberitahukan semua yang diketahuinya dll.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam membangun relasi antara pialang dengan nasabah, pialang harus betul
– betul membekenalkan diri dengan nasabah mengenai yang bersangkutan
sendiri dan perusahan dimana tempat pialang bekerja, pialang
harusmemberitahukan kepada nasabah tentang resiko apa yang akan diambil oleh
nasabah dalam jangka waktu pertanggungan, sikap yang harus diambil oleh
pialang dengan nasabah
bertindak jujur dan hati-hati dalam merekomendasikan perusahan serta dalam
memberikan nasehat kepada nasabah, dan bekerja sesuai dengan kode etik yang
disusun oleh APARI sesuai dengan POJK 70/2016 Tentang penyelenggaraan
usaha perusahan pialang asuransi, perusahaan pialang ruasuransi dan
perusahaan penilai kerugian asuransi Bab III – Standar Perilaku Usaha Pasal 15
(2) Tenag ahli wajib berpedoman pada kode etik dan standar perilaku yang disusun
APARI.

Anda mungkin juga menyukai