PENGAJAR :
Harry Purwanto
DISUSUN OLEH:
Muhammad Akbar Alam
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dan telah memberikan kesehatan dan
kekompakan kepada saya untuk mengerjakan makalah ini.
Sehingga dengan penuh tanggung jawab, saya dapat mengembangkan tugas yang
diberikan Dengan tugas ini, saya dapat memberikan pengertian dan dapat
menjelaskan perbedaan antara pialang asuransi dan agen asuransi.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN….…………………………………………………………………………………………………………………..3
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………………3
C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………..3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………….4
A. PENGERTIAN APPARINDO…………………………………………………………………………………………….4
B. PENGERTIAN KODE ETIK……………………………………………………………………………………………….5
C. PENGERTIAN PIALANG ASURANSI DAN AGEN ASURANSI……………………………………….…….7
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………..………….10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui Perbedaan Pialang Asuransi secara umum maupun secara
Hukum.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian APPARINDO
- Sebagai pedoman sikap, perilaku dan perbuatan yang wajib dijunjung tinggi.
- Menjaga integritas, harkat, martabat dan kewibawaan profesi.
- Sarana pembinaan dan pengawasan
- Suatu prinsip profesionalitas yang telah digariskan organisasi
- Sebagai Sebagai alat kontrol kontrol bagi para pemangku pemangku
kepentingan kepentingan
- Mencegah intervensi pihak lain dalam menjalankan profesinya.
4
Kode etik adalah adalah norma, azas atau aturan yang merupakan kaidah
moral dalam berfikir, bersikap dan bertindak yang wajib dilaksanakan bagi
Anggota dalam menjalankan profesinya.kode etik juga bisa dikatakan sebagai
norma yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tinngkah
laku sehari-hari dimasyarakat maupun ditempat kerja. Dengan membuat kode
etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan
nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa
dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang
diterima oleh profesi itu sendiri yang mendarah daging dengannya dan menjadi
tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan
konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil
dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada
umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada
Anggota yang melanggar.
5
ketentuan yang ditetapkan Organisasi dan Memberikan dukungan terhadap
usaha-usaha dalam mencapai tujuan Organisasi.;
2. Etika terhadap perusahaan sendiri anggota berkewajiban Memberi
kesempatan yang sama secara proporsional kepada semua karyawan dalam
hal pekerjaan, tanggung jawab dan pendidikan, Menghargai perbedaan
pendapat dan Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun
golongan, Meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan seluruh jajaran organ perusahaan dan karyawan, Menciptakan
dan menjaga perilaku /sikap, Mengelola usahanya dengan penuh tanggung
jawab dan memastikan karyawan melakukan tugas masing-masing dengan
cakap dibawah pengawasan yang tepat oleh seorang tenaga ahli yang
berkualifikasi baik sesuai dengan bidangnya. Anggota tidak diperkenakan
menerbitkan dokumen penutupan sementara asuransi sebagaimana diatur
dalam ketentuan perundang – undangan.
3. Etika terhadap nasabah Memperlakukan Nasabah dengan baik sebagaimana
mestinya, menjunjung tinggi asas saling percaya, tidak memberikan
pernyataan yang menyesatkan dan tidak diskriminatif, bertindak jujur dengan
penuh rasa tanggung jawab dan objektif dalam menjalankan profesinya,
memberi informasi yang benar dan tidak menyesatkan nasabah dalam suau
penempatan risiko dan mempengaruhi nasabah atas hal hal yang tidak wajar
dalam rangka klaim asuransi, menjaga rahasia nasabaha terkait dengan
penutupan asuransi dan penanganan klaim yang dipercayakan oleh anggota,
kecuali diminta oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum
yang berlaku, anggota juga berkewajiban untuk menyimpan dan
mengamankan dokumen – dokumen, wajib mendapat surat penunjukan dari
nasabah dalam rangka menjalankan fungsi dan peran sebagai perusahaab
pialang asuransi, melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsi dan peran
perusahaan pialang.
4. Etika terhadap sesama anggota wajib membina hubungan baik dengan harus
saling menghormati, menghargai dan mempercayai, memelihara persatuan
dan kesatuan , menjaga membela kehoramatan dan nama baik atas dasar
asa solidaritas dan sikap tolong menolong, menjaga sikap kekeluargaan
sesama anggota. Anggota tidak diperbolehkan untuk melakukan praktek
persaingan usaha tidak sehat, perbuatan curang dan mendiskreditkan,
6
Memperkerjakan orang yang masih berstatus karyawan pada Anggota
lainnya, Menggunakan dokumen yang dikeluarkan Anggota lain terkait
dengan penempatan suatu risiko. Anggota dilarang menggunakan dokumen
yang dikeluarkan Anggota lain dalam
rangka penempatan suatu risiko. Dalam hal Anggota dirugikan dengan
adanya dugaan pelanggaran Kode Etik oleh anggota lain maka anggota
tersebut dapat melakukan aduan kepada dewan pengurus dan tidak
mempublikasikan hal tersebut melalui media massa.
Etika terhadap komunitas indsutri asuransi dan lembaga lainnya angota
berkewajiban untuk mnghormati dan menjaga hubungan baik dengan sesame
pelaku usaha dalam industry perasuransian dan lembaga profesi lainnya,
mengambil peran dalam kerja sama dengan sesam pelaku usaha dalam
industry perasuransian, mitra bisnis dan lembaga profesi atau instasi lainnya
dalam membangun industry perasransian pada khususnya dan perekonimian
Indonesia pada umumnya.
Tidak hanya etika kepada sesama anggota ataupun kepada nasabah
namun etika terhadap masyarakat juga adalah hal penting anggota
berkewajiban menghormati dan menjunjung tinggi norma dan kaidah yang
ada d masyarakat terutama yang berkaitan dengan usaha perasuransian,
berperan dalam pelaksanaan kebijaktanggung jawab social perusahaan
sesuai dengan kondisi perusahan anggota, berperan dalam meningkatan
kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap asuransi.
Etika terhadap pemerintah anggota wajib menjadi perekat dan pemersatu
bangsa dalam Negara kesatuaan republic Indonesia yang berlandaskan
pancasila dan undang – undang dasar 1945, mentaati semua ketentuan
perundang-undangan dibidang perasuransian, membina hubungan baik
dengan pemerintah dan anggota wajib mendukung kebijakan dan program
pemerintah terutama yang berkaitan dengan industri perasuransian.
7
2 Tahun 1992 Pasal 3). Perusahaan Pialang Asuransi dilarang menempatkan
penutupan asuransi kepada perusahaan asuransi yang tidak mempunyai izin
usaha dari menteri. (UU No. 2 Tahun 1992 Pasal 12) Perusahaan Pialang
Asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha dengan bertindak mewakili
Tertanggung dalam rangka transaksi yang berkaitan dengan kontrak
asuransi. (UU No. 2 Tahun 1992 Pasal 5)
Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 70/POJK.05/2016 yang
dimaksud dengan Usaha Pialang Asuransi adalah usaha jasa konsultasi
dan/atau keperantaraan dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah
serta penanganan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas
nama pemegang polis, tertanggung, atau peserta sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.
8
manapun selama perusahaan asuransi yang ditempatkannya mendapat izin
usaha dari Departemen. Pialang dapat mencarikan kondisi penutupan yang
paling kompetitif secara resmi berdasarkan hukum.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kode Etik adalah norma, azas atau aturan yang merupakan kaidah moral
dalam berfikir, bersikap dan bertindak bagi Anggota dalam menjalankan
profesinya.
Kode etik yang diwajibkan untuk anggota APPARINDO, yaitu:
1. Etika Berorganisasi;
2. Etika terhadap Perusahaan Sendiri;
3. Etika terhadap Nasabah;
4. Etika terhadap sesama anggota;
5. Etika terhadap komunitas industry asuransi dan lembaga lainnya;
6. Etika terhadap masyarakat;
7. Etika terhadap pemerintah.
Perbedaan antara Pialang Asuransi dan Agen Asuransi menurut Peraturan
Perundang – undangan yang berlaku adalah:
Pialang Asuransi
- Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan
jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung (UU No. 2 Th. 92 Psl. 3)
- Perusahaan Pialang Asuransi dilarang menempatkan penutupan
asuransi kepada perusahaan asuransi yang tidak mempunyai izin
usaha dari menteri. (UU No. 2 Th. 92 Psl. 12);
- Perusahaan Pialang Asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha
dengan bertindak mewakili Tertanggung dalam rangka transaksi yang
berkaitan dengan kontrak asuransi. (UU No. 2 Th. 92 Psl. 5).
Agen Asuransi
- Agen Asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya
memberikan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung (UU No.2
Th. 92)
10
- Setiap Agen Asuransi hanya dapat menjadi satu agen dari 1 (satu)
Perusahaan Asuransi (UU No. 63 Th.99 Psl. 27)
- Agen Asuransi wajib memiliki Perjanjian Keagenan dengan
Perusahaan Asuransi yang diageni (UU No. 63 Th. 99 Psl. 27)
Implikasi Pialang wajib berupa badan usaha dimana agen dapat
berupa perorangan ataupan badan usaha. Kepastian bahwa Pialang
wajib merupakan badan usaha diharapkan memberikan suatu tingkat
profesionalisme yang lebih baik karena proses yang harus dilalui lebih
sulit serta faktor pengawasan baik dari Departemen Keuangan maupun
dari asosiasi lebih memberikan suatu tingkat profesionalisme yang
lebih baik. Agen hanya diperbolehkan mengageni sebuah perusahaan
asuransi sedangkan Pialang dapat melakukan penempatan resiko
kepada asuransi manapun selama perusahaan asuransi yang
ditempatkannya mendapat izin usaha dari Departemen Keuangan.
Sehingga Pialang dapat mencarikan kondisi penutupan yang paling
kompetitif secara resmi berdasarkan hukum. Agen bertindak mewakili
penanggung sedangkan Pialang mewakili tertanggung sehingga
Pialang diharapkan dapat dengan lebih percaya diri bernegosiasi yang
terbaik demi tertanggung karena didukung secara hukum.
11