Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KODE ETIK ASURANSI DALAM


ASOSIASI APPARINDO

PENGAJAR :
Harry Purwanto

DISUSUN OLEH:
Muhammad Akbar Alam

PROGRAM PENDIDIKAN PIALANG ASURANSI DAN REASURANSI INDONESIA


TINGKAT AHLI PIALANG ASURANSI & REASURANSI INDONESIA (APARI)
SURABAYA ANGKATAN II
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dan telah memberikan kesehatan dan
kekompakan kepada saya untuk mengerjakan makalah ini.

Sehingga dengan penuh tanggung jawab, saya dapat mengembangkan tugas yang
diberikan Dengan tugas ini, saya dapat memberikan pengertian dan dapat
menjelaskan perbedaan antara pialang asuransi dan agen asuransi.

Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Surabaya, 8 Oktober 2018

Muhammad Akbar Alam

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN….…………………………………………………………………………………………………………………..3

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………………………………………3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………………………………3
C. TUJUAN………………………………………………………………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………………….4

A. PENGERTIAN APPARINDO…………………………………………………………………………………………….4
B. PENGERTIAN KODE ETIK……………………………………………………………………………………………….5
C. PENGERTIAN PIALANG ASURANSI DAN AGEN ASURANSI……………………………………….…….7

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………………………………………………10

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………………………..………….10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perumusan kode etik dalam suatu profesi dilakukan untuk kepentingan


organisasi tersebut dan para anggotanya. Etika adalah adat istiadat atau sebuah
kebiasaan yang dan yang buruk dan perbuatan yang diyakini atau dianut oleh
masyarakat dan merupakan cakupan dari analisis dan penerapan konsep seperti
benar – salah, baik-buruk, dan tanggung jawab dan dalam kebiasan yang baik
atau adat istiadat. Kode Etik umumnya termasuk dalam normal sosial, namun
bila ada Kode Etik yang mengenakan sanksi berat, maka masuk dalam norma
hukum.

profesi sendiri berarti suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian yang


menggunakan teknik – teknik ilmiah serta dedikasi yang tinggi, Dimana setiap
seseorang yang menekuni suatu profesi bisa dikatakan dia adalah seseorang
yang profesional.

B. Rumusan masalah

Apakah Perbedaan Pialang asuransi dengan Agen Asuransi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui Perbedaan Pialang Asuransi secara umum maupun secara
Hukum.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian APPARINDO

APPARINDO adalah Asosiasi Perusahan Pialang Asuransi dan Reasuransi


Indonesia suatu organisasi yang menjadi wdah perusahaan pialang asuransi dan
perusahaan pialang reasuransi di Indonesia, maksud dan tujuannya adalah:

- Sebagai pedoman sikap, perilaku dan perbuatan yang wajib dijunjung tinggi.
- Menjaga integritas, harkat, martabat dan kewibawaan profesi.
- Sarana pembinaan dan pengawasan
- Suatu prinsip profesionalitas yang telah digariskan organisasi
- Sebagai Sebagai alat kontrol kontrol bagi para pemangku pemangku
kepentingan kepentingan
- Mencegah intervensi pihak lain dalam menjalankan profesinya.

Anggota harus mengetahui fungsi peran dan tanggung jawab, manfaat


keuntungan dan tangggung jawab perusahan pialang asuransi, posisi pialang
dalam industri asuransi.

Peraturan perundangan yang mendasari ada pada POJK 68/2016 Tentang


Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan
Pialang Reasuransi dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi

BAB X – Keanggotaan Pada Asosiasi (Pasal 45 ) Setiap Perusahaan


Perusahaan wajib menjadi menjadi anggota anggota salah satu Asosiasi
Asosiasi yang sesuai dengan jenis usahanya, Asosiasi sebagaimana dimaksud
harus mendapat persetujuan tertulis dari OJK

POJK 70/2016 Tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pialang Asuransi,


Perusahaan Pialang Reasuransi dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi Bab
III – Standar Perilaku Usaha

B. Pengertian Kode Etik

4
Kode etik adalah adalah norma, azas atau aturan yang merupakan kaidah
moral dalam berfikir, bersikap dan bertindak yang wajib dilaksanakan bagi
Anggota dalam menjalankan profesinya.kode etik juga bisa dikatakan sebagai
norma yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tinngkah
laku sehari-hari dimasyarakat maupun ditempat kerja. Dengan membuat kode
etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan
nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa
dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita yang
diterima oleh profesi itu sendiri yang mendarah daging dengannya dan menjadi
tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan
konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil
dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus. Pada
umumnya kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada
Anggota yang melanggar.

Setiap anggota Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi


Indonesia dalam menjalankan usahanya harus memegang teguh prinsip-prinsip
asuransi termasuk namun tidak terbatas pada kejujuran dan kepercayaan serta
tata-krama usaha dan taat pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
menjaga citra dan martabat kehormatan profesi serta setia dan menjunjung tinggi
standar etika. Sebagai kelompok profesional, setiap anggota Asosiasi
Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia harus memiliki tingkat
ketelitian, kehati-hatian, ketekunan, kritis dan jiwa pengabdian yang tinggi serta
bertanggung jawab, baik terhadap perusahaan sendiri, nasabah, komunitas
industri asuransi dan masyarakat, terhadap sesama anggota Asosiasi
Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia, maupun pemerintah.

Ada banyak etika yang para anggotanya harus mengetahui sebagai


kewajiban untuk dilakukan , antara lain:

1. Etika Berorganisasi anggota wajib untuk Menjaga dan membela kehormatan


dan nama baik Organisasi sebagai suatu organisasi profesi yang bermartabat
tinggi Mentaati ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
semua

5
ketentuan yang ditetapkan Organisasi dan Memberikan dukungan terhadap
usaha-usaha dalam mencapai tujuan Organisasi.;
2. Etika terhadap perusahaan sendiri anggota berkewajiban Memberi
kesempatan yang sama secara proporsional kepada semua karyawan dalam
hal pekerjaan, tanggung jawab dan pendidikan, Menghargai perbedaan
pendapat dan Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun
golongan, Meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan dan
keterampilan seluruh jajaran organ perusahaan dan karyawan, Menciptakan
dan menjaga perilaku /sikap, Mengelola usahanya dengan penuh tanggung
jawab dan memastikan karyawan melakukan tugas masing-masing dengan
cakap dibawah pengawasan yang tepat oleh seorang tenaga ahli yang
berkualifikasi baik sesuai dengan bidangnya. Anggota tidak diperkenakan
menerbitkan dokumen penutupan sementara asuransi sebagaimana diatur
dalam ketentuan perundang – undangan.
3. Etika terhadap nasabah Memperlakukan Nasabah dengan baik sebagaimana
mestinya, menjunjung tinggi asas saling percaya, tidak memberikan
pernyataan yang menyesatkan dan tidak diskriminatif, bertindak jujur dengan
penuh rasa tanggung jawab dan objektif dalam menjalankan profesinya,
memberi informasi yang benar dan tidak menyesatkan nasabah dalam suau
penempatan risiko dan mempengaruhi nasabah atas hal hal yang tidak wajar
dalam rangka klaim asuransi, menjaga rahasia nasabaha terkait dengan
penutupan asuransi dan penanganan klaim yang dipercayakan oleh anggota,
kecuali diminta oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hokum
yang berlaku, anggota juga berkewajiban untuk menyimpan dan
mengamankan dokumen – dokumen, wajib mendapat surat penunjukan dari
nasabah dalam rangka menjalankan fungsi dan peran sebagai perusahaab
pialang asuransi, melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsi dan peran
perusahaan pialang.
4. Etika terhadap sesama anggota wajib membina hubungan baik dengan harus
saling menghormati, menghargai dan mempercayai, memelihara persatuan
dan kesatuan , menjaga membela kehoramatan dan nama baik atas dasar
asa solidaritas dan sikap tolong menolong, menjaga sikap kekeluargaan
sesama anggota. Anggota tidak diperbolehkan untuk melakukan praktek
persaingan usaha tidak sehat, perbuatan curang dan mendiskreditkan,
6
Memperkerjakan orang yang masih berstatus karyawan pada Anggota
lainnya, Menggunakan dokumen yang dikeluarkan Anggota lain terkait
dengan penempatan suatu risiko. Anggota dilarang menggunakan dokumen
yang dikeluarkan Anggota lain dalam
rangka penempatan suatu risiko. Dalam hal Anggota dirugikan dengan
adanya dugaan pelanggaran Kode Etik oleh anggota lain maka anggota
tersebut dapat melakukan aduan kepada dewan pengurus dan tidak
mempublikasikan hal tersebut melalui media massa.
Etika terhadap komunitas indsutri asuransi dan lembaga lainnya angota
berkewajiban untuk mnghormati dan menjaga hubungan baik dengan sesame
pelaku usaha dalam industry perasuransian dan lembaga profesi lainnya,
mengambil peran dalam kerja sama dengan sesam pelaku usaha dalam
industry perasuransian, mitra bisnis dan lembaga profesi atau instasi lainnya
dalam membangun industry perasransian pada khususnya dan perekonimian
Indonesia pada umumnya.
Tidak hanya etika kepada sesama anggota ataupun kepada nasabah
namun etika terhadap masyarakat juga adalah hal penting anggota
berkewajiban menghormati dan menjunjung tinggi norma dan kaidah yang
ada d masyarakat terutama yang berkaitan dengan usaha perasuransian,
berperan dalam pelaksanaan kebijaktanggung jawab social perusahaan
sesuai dengan kondisi perusahan anggota, berperan dalam meningkatan
kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap asuransi.
Etika terhadap pemerintah anggota wajib menjadi perekat dan pemersatu
bangsa dalam Negara kesatuaan republic Indonesia yang berlandaskan
pancasila dan undang – undang dasar 1945, mentaati semua ketentuan
perundang-undangan dibidang perasuransian, membina hubungan baik
dengan pemerintah dan anggota wajib mendukung kebijakan dan program
pemerintah terutama yang berkaitan dengan industri perasuransian.

C. Pengertian Pialang Asuransi dan Agen Asuransi


Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan
jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian
ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung (UU No.

7
2 Tahun 1992 Pasal 3). Perusahaan Pialang Asuransi dilarang menempatkan
penutupan asuransi kepada perusahaan asuransi yang tidak mempunyai izin
usaha dari menteri. (UU No. 2 Tahun 1992 Pasal 12) Perusahaan Pialang
Asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha dengan bertindak mewakili
Tertanggung dalam rangka transaksi yang berkaitan dengan kontrak
asuransi. (UU No. 2 Tahun 1992 Pasal 5)
Pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 70/POJK.05/2016 yang
dimaksud dengan Usaha Pialang Asuransi adalah usaha jasa konsultasi
dan/atau keperantaraan dalam penutupan asuransi atau asuransi syariah
serta penanganan penyelesaian klaimnya dengan bertindak untuk dan atas
nama pemegang polis, tertanggung, atau peserta sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian.

Didalam Peraturan OJK ini pula dibahas peran serta tanggungjawab


Pialang Asuransi terkait ketentuan Ruang Lingkup, Standar Perilaku Usaha
(Premi/Kontribusi, Penanganan Klaim, Tenaga Ahli, Penanganan
Keluhan/Pengaduan, Imbalan Jasa, Rekening Premi/Operasional, Objek
Asuransi, Kegiatan Usaha, Kerahasiaan Data), Kerjasama dengan Pihak
Lain, Ekuitas Minimum, Pelaporan dan Sanksi

Agen Asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya


memberikan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung (UU No.2
Tahun 1992). Setiap Agen Asuransi hanya dapat menjadi satu agen dari 1
(satu) Perusahaan Asuransi (UU No. 63 Tahun 1999 Pasal 27). Agen
Asuransi wajib memiliki Perjanjian Keagenan dengan Perusahaan Asuransi
yang diageni (UU No. 63 Tahun 1999 Pasal 27)

Pialang wajib berupa badan usaha dimana agen dapat berupa


perorangan ataupan badan usaha. Kepastian bahwa pialang wajib
merupakan badan usaha diharapkan memberikan suatu tingkat
profesionalisme yang lebih baik karena proses yang harus dilalui lebih sulit
serta faktor pengawasan baik dari Otoritas Jasa Keuangan maupun dari
Asosiasi lebih memberikan suatu tingkat profesionalisme yang lebih baik.

Agen hanya diperbolehkan mengageni sebuah perusahaan asuransi


sedangkan pialang dapat melakukan penempatan resiko kepada asuransi

8
manapun selama perusahaan asuransi yang ditempatkannya mendapat izin
usaha dari Departemen. Pialang dapat mencarikan kondisi penutupan yang
paling kompetitif secara resmi berdasarkan hukum.

Agen bertindak mewakili penanggung sedangkan pialang mewakili


tertanggung sehingga pialang diharapkan dapat dengan lebih percaya diri
bernegosiasi yang terbaik demi tertanggung karena didukung secara hokum.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode Etik adalah norma, azas atau aturan yang merupakan kaidah moral
dalam berfikir, bersikap dan bertindak bagi Anggota dalam menjalankan
profesinya.
Kode etik yang diwajibkan untuk anggota APPARINDO, yaitu:
1. Etika Berorganisasi;
2. Etika terhadap Perusahaan Sendiri;
3. Etika terhadap Nasabah;
4. Etika terhadap sesama anggota;
5. Etika terhadap komunitas industry asuransi dan lembaga lainnya;
6. Etika terhadap masyarakat;
7. Etika terhadap pemerintah.
Perbedaan antara Pialang Asuransi dan Agen Asuransi menurut Peraturan
Perundang – undangan yang berlaku adalah:
Pialang Asuransi
- Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan
jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk kepentingan
tertanggung (UU No. 2 Th. 92 Psl. 3)
- Perusahaan Pialang Asuransi dilarang menempatkan penutupan
asuransi kepada perusahaan asuransi yang tidak mempunyai izin
usaha dari menteri. (UU No. 2 Th. 92 Psl. 12);
- Perusahaan Pialang Asuransi hanya dapat menyelenggarakan usaha
dengan bertindak mewakili Tertanggung dalam rangka transaksi yang
berkaitan dengan kontrak asuransi. (UU No. 2 Th. 92 Psl. 5).
Agen Asuransi
- Agen Asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya
memberikan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung (UU No.2
Th. 92)

10
- Setiap Agen Asuransi hanya dapat menjadi satu agen dari 1 (satu)
Perusahaan Asuransi (UU No. 63 Th.99 Psl. 27)
- Agen Asuransi wajib memiliki Perjanjian Keagenan dengan
Perusahaan Asuransi yang diageni (UU No. 63 Th. 99 Psl. 27)
Implikasi Pialang wajib berupa badan usaha dimana agen dapat
berupa perorangan ataupan badan usaha. Kepastian bahwa Pialang
wajib merupakan badan usaha diharapkan memberikan suatu tingkat
profesionalisme yang lebih baik karena proses yang harus dilalui lebih
sulit serta faktor pengawasan baik dari Departemen Keuangan maupun
dari asosiasi lebih memberikan suatu tingkat profesionalisme yang
lebih baik. Agen hanya diperbolehkan mengageni sebuah perusahaan
asuransi sedangkan Pialang dapat melakukan penempatan resiko
kepada asuransi manapun selama perusahaan asuransi yang
ditempatkannya mendapat izin usaha dari Departemen Keuangan.
Sehingga Pialang dapat mencarikan kondisi penutupan yang paling
kompetitif secara resmi berdasarkan hukum. Agen bertindak mewakili
penanggung sedangkan Pialang mewakili tertanggung sehingga
Pialang diharapkan dapat dengan lebih percaya diri bernegosiasi yang
terbaik demi tertanggung karena didukung secara hukum.

11

Anda mungkin juga menyukai