Oleh:
KELOMPOK 4 :
1. M MIRZA IKHSANUDIN (21110035)
2, WINDA KLODIA ( 21110049)
2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini guna
memenuhi salah satu tugas matakuliah Etika Bisnis dengan judul “Kebijakan Etis Perusahaan dan
Penerapannya” dengan baik.
Atas dorongan serta bimbingan yang penulis terima sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik
tanpa ada kesulitan yang berarti. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu segala saran dan
kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk menerapkan
etika bisnis dalam menjalankan kegiatan usahanya. Etika bisnis merupakan pedoman bagi perusahaan
dalam bersikap dan bertindak secara etis dalam berbisnis. Penerapan etika bisnis yang baik akan
meningkatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan, termasuk pelanggan, karyawan, pemasok,
kreditur, masyarakat, dan pemerintah.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana etika bisnis dapat berperan dalam mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan?
3. Bagaimana penerapan regulasi etika bisnis, terutama terkait pemberian dan penerimaan
hadiah/gratifikasi, suap, dan pembayaran tidak wajar, memengaruhi tindakan dan keputusan
setiap Insan Perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnis Perusahaan?
4
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika
Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa
yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk
menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’.
Etika Bisnis, adalah acuan bagi Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha termasuk dalam
berinteraksi dengan pemangku kepentingan.
Etika Kerja, adalah sistem nilai atau norma yang dianut oleh setiap Pimpinan dan Karyawan dalam
melaksanakan tugasnya termasuk etika hubungan antar Karyawan dan Perusahaan. Kebijakan Etika
Perusahaan (Code of Conduct), adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari etika bisnis Perusahaan
dan etika kerja Karyawan Perusahaan yang disusun untuk membentuk, mengatur dan melakukan
kesesuaian tingkah laku sehingga tercapai keluaran yang konsisten yang sesuai dengan budaya
Perusahaan dalam mencapai visi dan misinya. Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan
loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan.
Mengapa demikian? Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang berkepentingan
dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan.
1. Pemilik (owner) atau Pemegang Saham. Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang
atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk
membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan
mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung
segala resiko bisnis.
5
2. Karyawan (employee). Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan
kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik
secara individu maupun secara kelompok.
3. Kreditor (creditor). Adalah lembaga keuangan atau individu yang memberikan pinjaman kepada
perusahaan. Kreditor sebagai pemberi pinjaman, umumnya mengajukan persyaratan tertentu
untuk meyakinkan bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat
waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.
4. Pemasok (supplier). Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi
ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada
kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok
kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit untuk
memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan
tidak selalu lemah.
5. Pelanggan (customer). Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam
memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh
karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang
menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen). Suatu perusahaan
tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan target dari suatu
perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu
perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat.
Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi
pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.
Kepercayaan merupakan unsur penting untuk meningkatkan loyalitas Pelanggan maupun pihak lain
yang berhubungan dengan Perusahaan, selain kepercayaan, peningkatan pelayanan yang tinggi
menjadikan nilai tambah tersendiri bagi Perusahaan. Untuk menciptakan harmonisasi dan iklim usaha
yang terpercaya tersebut, Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya senantiasa bertindak profesional, jujur,
adil dan konsisten dalam memberikan pelayanan kepada Pemangku Kepentingan. Landasan Perusahaan
6
dalam membina hubungan dengan Pemangku Kepentingan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Menghormati hak Insan Perusahaan serta senantiasa mengikut sertakan Insan Perusahaan dalam
menetapkan kebijakan pengelolaan Karyawan secara konsisten sesuai ketentuan dan peraturan
perundang‐undangan yang berlaku.
b. Mensosialisasikan seluruh peraturan, khususnya peraturan baru, kepada seluruh Insan Perusahaan.
c. Menerapkan sistem rekrutmen, seleksi, promosi, dan pengembangan karir secara adil
dan konsisten berdasarkan kompetensi sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
d. Menciptakan kesempatan kerja yang sama kepada seluruh Insan Perusahaan tanpa
membedakan suku, ras, gender, dan agama.
e. Menyediakan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, aman dan produktif serta menjaga kesehatan
dan keselamatan Karyawannya.
h. Menghargai kreativitas, inovasi dan inisiatif Karyawan yang memberikan nilai tambah terhadap
Perusahaan.
b. Mengembangkan pelayanan yang berkualitas sesuai harapan pelanggan dan menjalin hubungan
jangka panjang yang saling menguntungkan.
c. Menjaga kualitas produk dan jasa yang prima, sesuai dengan standar nasional dan
internasional.
d. Memberikan informasi secara jelas atas produk dan jasa yang dihasilkan serta
menyediakan sarana komunikasi bagi Pelanggan.
7
3. Hubungan dengan Pemasok
a. Memberikan perlakuan yang sama terhadap seluruh pemasok atau rekanan.
b. Proses pengadaan barang dan jasa di Perusahaan harus bebas Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN).
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang mengakibatkan
persaingan yang tidak sehat, penurunan kualitas proses pengadaan dan hasil pekerjaan.
d. Mencegah terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) pihak‐pihak yang
terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan.
e. Melaksanakan proses pengadaan secara transparan, kompetitif dan adil untuk
mendapatkan Pemasok yang memenuhi kualifikasi persyaratan pekerjaan dan harga yang
dapat dipertanggungjawabkan.
f. Saling memenuhi hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
bersama.
g. Menjalin komunikasi yang baik dengan Pemasok termasuk menindaklanjuti keluhan dan
keberatan.
8
6. Hubungan dengan Pemerintah (Regulator)
Salah satu hubungan penting yang perlu dijaga oleh Perusahaan adalah hubungan dengan
regulator. Pemahaman ini mendasari komitmen Perusahaan untuk membangun hubungan
dengan seluruh instansi dan pejabat Pemerintah (regulator) berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku. Perusahaan mempunyai komitmen untuk menjaga dan memelihara
hubungan baik serta komunikatif dengan seluruh instansi dan pejabat Pemerintah (Regulator)
yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan.
Hal‐hal yang perlu diperhatikan dalam menjaga hubungan dengan Pemerintah (Regulator) adalah
sebagai berikut :
a. Mematuhi dan mendukung peraturan perundang‐undangan yang terkait dengan operasi
Perusahaan termasuk di dalamnya ketaatan terhadap pembayaran pajak, retribusi,
masalah ketenagakerjaan dan lingkungan hidup.
b. Membina hubungan yang sehat, harmonis dan konstruktif dengan Regulator dan instansi
terkait lainnya baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.
c. Menghindari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam berhubungan dengan
Pemerintah (Regulator).
d. Mengedepankan kejujuran dan keterbukaan dalam membina hubungan dengan seluruh
instansi dan pejabat Pemerintah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
e. Tidak memanfaatkan hubungan baik dengan Pemerintah untuk memperoleh
kesempatan bisnis dengan cara yang tidak sesuai dengan peraturan perundang‐
undangan yang berlaku.
9
b. Perusahaan senantiasa menjamin bahwa informasi material mengenai Perusahaan selalu
diberikan dengan sejujur‐jujurnya, tepat waktu dan teratur kepada Pemegang Saham
sesuai ketentuan/peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
c. Tidak melakukan suatu perbuatan untuk mencari keuntungan bagi pribadi dan orang lain
dengan menggunakan informasi Perusahaan yang bukan untuk kepentingan umum atau
yang dapat menimbulkan konflik kepentingan.
d. Memperhatikan dan menghormati arahan dan keputusan Pemegang Saham sepanjang
sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
10
10. Hubungan dengan Media Massa
a. Menyampaikan informasi mengenai Perusahaan secara terbuka dan bertanggung jawab
dalam kerangka membangun citra Perusahaan yang positif dengan tetap menghormati
kode etik jurnalistik.
b. Memberikan informasi yang akurat, relevan, berimbang dan bersifat edukatif kepada
masyarakat dalam pemahaman terhadap usaha Perusahaan.
c. Menerima dan menindaklanjuti kritik‐kritik membangun yang disampaikan melalui
media massa.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:
Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-
rendahnya.
Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar
yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil
dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
11
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus mengambil tindakan
apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan mengetahui bahwa yang melanggar etika
tidak dihukum, maka kode etik menjadi tidak berarti apa-apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika sangat bergantung
pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan prinsip morl dan nilainya merupakan
jaminan terbaik untuk menghindari untuk menghindari penyimpangan etika. Untuk membuat
keputusan etika seseorang harus memiliki:
a. Komitmen etika, yaitu tekad seseorang untuk bertindak secara etis dan melakukan
sesuatu yang benar;
b. Kesadaran etika, yaitu kemampuan kompetensi, yaitu kemampuan untuk menggunakan
suara pikiran moral dan mengembangkan strategi pemecahan masalah secara praktis.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk meningkatkan kesadaran para
karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodik. Audit merupakan cara terbaik untuk
mengevaluasi efektivitas sistem etika. Hasil evaluasi tersebut akan memberikan suatu sinyal
kepada karyawan bahwa etika bukan sekadar gurauan.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya aturan. Tidak ada
seorang pun yang dapat mengatur norma dan etika. Akan tetapi, manajer bisa saja
membolehkan orang untuk mengetahui tingkat penampilan yang mereka harapkan. Standar
tingkah laku sangat penting untuk menekankan betapa pentingnya etika dalam organisasi. Setiap
karyawan harus mengetahui bahwa etika tidak bisa dinegosiasi atau ditawar.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari atasan. Atasan
harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.Komunikasi dua arah
sangat penting, yaitu untuk menginformasikan barang dan jasa yang kita hasilkan dan
menerima aspirasi untuk perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para karyawan diberi
kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang bagaimana standar etika dipertahankan.
Selain etika, yang tidak kalah pentingnya adalah pertanggungjawaban sosial perusahaan.
12
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya
perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan menjaga lingkungan, misalnya tidak
membuang limbah yang mencemari lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang
merusak lingkungan, dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Semua aktivitas manajemen sumber daya
manusia seperti peneriman karyawan baru, pengupahan, pelatihan, promosi, dan kompensasi
merupakan tanggung jawaab perusahaan terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan
terhadap karyawan dapat dilakukan dengan cara:
Sedangkan menurut Zimmerer (1996), hak-hak pelanggan yang harus dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan harus berkualitas
dan memberikan rasa aman, demikian juga kemasannya.
b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang dan jasa yang mereka
beli, termasuk perusahaan yang menghasilkan barang tersebut.
13
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arah harus dibentuk, yaitu untuk menyalurkan
keluhan produk dan jasa dari konsumen dan untuk menyampaikan berbagai informasi
barang dan jasa dari perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan, misalnya pendidikan tentang
bagaimana menggunakan dan memelihara produk. Perusahaan harus menyediakan
program pendidikan agar pelanggan memperoleh informasi barang dan jasa yang
akan dibelinya.
e. Hak untuk memilih. Hal terpenting dalam persaingan adalah memberikan hak untuk
memilih barang dan jasa yang mereka perlukan. Tanggung jawab sosial perusahaan
adalah tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang-undang
antimonopoly (antitrust).
Peraturan merupakan produk hukum yang wajib ditaati dan menjadi pedoman. Oleh karena itu,
kepatuhan terhadap hukum merupakan standar dari etika yang harus dijalankan. Memahami hukum dan
peraturan yang berlaku di segala aktivitas harus dihayati dalam setiap kegiatan bisnis Perusahaan.
Mematuhi hukum dan peraturan merupakan elemen utama yang harus dijaga dalam setiap tindakan yang
dilakukan oleh setiap Insan Perusahaan. Ketentuan selanjutnya dapat mengacu pada peraturan Perusahaan
yang berlaku.
14
Pemberian Dan Penerimaan Hadiah/Gratifikasi, Suap Dan Lainnya
Bentuk‐bentuk suap dapat berupa pemberian uang, barang, fasilitas pemberian atau penerimaan jabatan
kepada keluarga pejabat ataupun bentuk dan fasilitas lainnya yang dapat merupakan imbalan. Setiap Insan
Perusahaan tidak dibenarkan menawarkan atau menerima suap atau secara langsung menyuruh orang lain
untuk melakukannya demi kepentingan orang yang bersangkutan.
Pembayaran tidak wajar adalah praktek‐praktek pembayaran khusus, hiburan dan sokongan kepada
pihak‐pihak di luar Perusahaan guna melancarkan jalannya bisnis Perusahaan yang melebihi
kewajaran/kelayakan yang berlaku di dunia bisnis. Setiap Insan Perusahaan tidak dibenarkan melakukan
praktek‐praktek pembayaran tidak wajar kepada pihak‐pihak di luar Perusahaan atau secara langsung
menyuruh orang lain untuk melakukannya demi kepentingan pihak yang bersangkutan.
15
5 Unsur dalam Regulasi Etika Bisnis yang Wajib Dipatuhi sebagai berikut:
1. Hukum merek.
Merek merupakan suatu hak eksklusif yang diberikan negara kepada para pemilik produk
yang mereknya terdaftar pada daftar umum dalam jangka waktu tertentu. Merek bisa digunakan
sendiri maupun digunakan orang lain atas ijin dari pemilik. Regulasi mengenai merek dagang ini
diatur dalam UU no.15 tahun 2001 yang berisi merek dapat berupa gambar/logo, nama, kata,
huruf maupun susunan warna atau kombinasi tersebut yang memiliki ciri khas sebagai pembeda
dan digunakan di dalam aktivitas perdagangan produk atau jasa. Agar merek tersebut memiliki
kekuatan/perlindungan hukum, maka merek harus lebih dulu didaftarkan di Direktorat Jenderal
HAKI dan akan disetujui apabila telah memenuhi beberapa persyaratan seperti tidak bertentangan
dengan undang-undang, norma kesusilaan, agama dan ketertiban umum yang berlaku, orisinal
(berbeda) serta tidak menyerupai nama orang terkenal dan sebagainya.
2. Perlindungan konsumen.
Di dalam undang-undang yang mengatur tentang regulasi perlindungan bisnis, tepatnya
pada UU No. 8 tahun 1999 berisi tentang segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum
dalam rangka memberikan perlindungan konsumen yang merupakan hak dari para konsumen. Di
antaranya adalah hak atas kenyamanan, keamanan serta keselamatan dalam mengonsumsi barang
atau jasa, hak dalam memilih atau tidak memilih barang dan jasa tersebut, hak untuk dilayani dan
diperlakukan secara benar dan baik, serta mendapatkan ganti rugi atau kerugian yang diakibatkan
produk barang atau jasa tersebut.
16
disebut sebagai hukum yang mengatur hubungan secara hukum antara masyarakat dengan badan-
badan hukum satu sama lain di dalam suatu lapangan perdagangan. Ada 2 sistem hukum dagang
yang ada, yaitu sistem tertulis dan sistem tidak tertulis mengenai aturan perdagangan.
BAB III
PENUTUP
Etika bisnis merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Penerapan etika bisnis yang baik akan memberikan manfaat bagi perusahaan, termasuk
meningkatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan, meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan
penjualan dan keuntungan perusahaan, dan mencegah terjadinya pelanggaran hukum.
Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya etika bisnis menuntut perusahaan untuk menerapkan etika bisnis dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Perusahaan perlu memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan etika bisnis dalam setiap
aspek kegiatan usahanya.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk menerapkan etika bisnis, yaitu:
Mengembangkan budaya etika di dalam perusahaan. Budaya etika dapat dikembangkan dengan
cara menyelaraskan nilai-nilai etika dalam perusahaan dengan nilai-nilai etika yang berlaku di
masyarakat.
Menerapkan standar etika dalam setiap aspek kegiatan usaha. Standar etika perlu diterapkan
secara konsisten dalam setiap aspek kegiatan usaha, mulai dari proses produksi, pemasaran,
hingga hubungan dengan pemangku kepentingan.
17
Melakukan sosialisasi dan pelatihan etika kepada seluruh karyawan. Sosialisasi dan pelatihan
etika perlu dilakukan secara rutin kepada seluruh karyawan agar mereka memahami dan
menerapkan etika bisnis dalam kegiatan sehari-hari.
Dengan menerapkan etika bisnis, perusahaan dapat menciptakan lingkungan usaha yang sehat dan
berkelanjutan. Perusahaan juga dapat meningkatkan kepercayaan dari pemangku kepentingan dan
meningkatkan citra perusahaan.
KESIMPULAN
Etika bisnis adalah aturan main yang harus dipatuhi perusahaan dalam berbisnis. Aturan main ini penting
karena dapat meningkatkan kepercayaan, citra, penjualan, dan keuntungan perusahaan.
Perusahaan perlu memiliki komitmen untuk menerapkan etika bisnis dalam setiap aspek kegiatan
usahanya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan budaya etika, menerapkan standar etika, dan
melakukan sosialisasi dan pelatihan etika kepada seluruh karyawan.
Dengan menerapkan etika bisnis, perusahaan dapat menciptakan lingkungan usaha yang sehat dan
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, A, Sonny. (1998). Etika Bisnis – Tuntunan dan Relevasinnya, Yogyakarta: Kanisius.
Rindjin, Ketut. (2004). Etika Bisnis dan Implementasinya, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). (2016). Pedoman Etika Bisnis Perusahaan – Pedoman
Perilaku dalam Menerapkan Nilai-Nilai Perusahaan dan Memecahkan Dilema Etika dalam Bisnis,
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
18