Anda di halaman 1dari 42

Program Pendidikan Tingkat Ajun Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (AAPAI) Angkatan XXXVII/ 2024

Kode Etik APARI


23 Februari 2024

Bambang Suseno, ST, CIIB, ANZIIF (Snr. Assoc.) CIP, QRGP

Bambang Suseno mrbambangsuseno


Agenda

1. Kode Etik APARI


2. Diskusi
Tujuan:
Memahami dan mengamalkan Kode Etik APARI
Tujuan APARI
▪ Mencetak tenaga ahli kepialangan asuransi

▪ Sebagai forum komunikasi dan konsultasi para Anggota

▪ Membangun kerjasama yang profesional di antara para Anggota

▪ Meningkatkan peran serta Anggota dalam meningkatkan industri perasuransian

▪ Meningkatkan fungsi dan manfaat asuransi

▪ Memperoleh pengakuan kompetensi profesi Anggota secara nasional dan internasional

▪ Menjaga keluhuran martabat serta meningkatkan mutu profesionalitas Pialang Asuransi dalam rangka
pengabdiannya kepada Tuhan YME, bangsa dan negara

3
Visi, Misi & Nilai APARI
9 Misi
Visi
1 2 3
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
Meningkatkan akses belajar kualitas inovasi dalam
kompetensi dan inovasi Anggota untuk kepada Anggota pendidikan, P2B, menjalankan
dan Publik dan akreditasi profesi
memberikan manfaat yang lebih baik
bagi para pemangku kepentingan di
industri perasuransian 4 5 6
Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
aplikasi dan kepatuhan dan peran serta
digitalisasi dalam kode etik Anggota dalam
4 Nilai menjalankan Anggota partisipasi nyata
organisasi atas keahliannya

“CIIB” 7 8 9
1. Competence 3. Integrity Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan
komunikasi, relasi dan komunikasi dan
2. Innovation 4. Benefits koordinasi dan kolaborasi interaksi antar
kolaborasi dengan mitra Anggota
dengan mitra internasional

4
Kode Etik Profesi
Tujuan secara Umum

▪ Menjunjung tinggi martabat profesi


▪ Meningkatkan kualitas profesi
▪ Menjaga status profesi
▪ Melindungi Nasabah dari perbuatan yang tidak baik
▪ Memperat ikatan antara pekerja profesional dengan profesinya
▪ Memberikan jasa sebaik-baiknya kepada Nasabahnya

Tujuan bagi APARI

Sebagai pedoman perilaku dalam menjalankan profesi, yang menjamin, melindungi, dan mewajibkan setiap
Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi Indonesia untuk jujur dan bertanggungjawab dalam menjalankan profesi,
terutama kepada dirinya sendiri, kepada tertanggung, penanggung, masyarakat, dan negara

5
Korelasi Kode Etik Profesi APARI
dan Peraturan Perundangan (1)
POJK 24/ 2023 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang
Reasuransi dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi

Bab VI – Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi

Pasal 38 (2) → Pialang Asuransi didaftarkan ke OJK dengan melampirkan dokumen2, diantaranya:
▪ Bukti keanggotaan pada APARI
▪ Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana di bidang jasa keuangan…..
▪ Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan…..
▪ Tidak pernah dinyatakan pailit atau bersalah yang menyebabkan perusahaan dinyatakan pailit…..
▪ Tidak pernah dikenakan sanksi administratif berupa pembatalan pernyataan pendaftaran pialang asuransi…..

Pialang Reasuransi → Pasal 44 (2)

6
Korelasi Kode Etik Profesi APARI
dan Peraturan Perundangan (2)
Bab VI – Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi

Pasal 24 → Pialang Asuransi yang terdaftar di OJK dapat dibatalkan, dalam hal:
▪ Tidak lagi menjadi Anggota APARI
▪ Dinyatakan melanggar kode etik dan standar praktik oleh APARI
▪ Melakukan perbuatan tercela di bidang jasa keuangan
▪ Tidak lagi memiliki sertifikat kepialangan level 5 dari PT LSPPI

Pialang Reasuransi → Pasal 40

7
Korelasi Kode Etik Profesi APARI
dan Peraturan Perundangan (3)
POJK 70/ 2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi
dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi
Tidak ada perubahan dalam POJK 28/ 2022 tentang Perubahan atas POJK 70/ 2016 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi dan Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi

Bab III – Standar Perilaku Usaha

Pasal 15 (2) → Tenaga Ahli wajib berpedoman pada Kode Etik dan standar perilaku yang disusun APARI

Pialang Reasuransi → Pasal 18 (2)

8
Kode Etik APARI
Nama KODE ETIK ASOSIASI AHLI PIALANG ASURANSI DAN REASURANSI INDONESIA

Ditetapkan 18 Maret 2021

Ruang Lingkup Bagi seluruh Anggota APARI

Tujuan Untuk membentuk sikap dan perilaku Anggota yang:


a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. bermartabat, bersikap kesatria, berani dalam mempertahankan prinsip dan kebenaran
yang dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia;
c. berkomitmen dalam menjalankan tugas dan profesi;
d. bertanggung jawab, disiplin dan konsisten serta menjunjung tinggi hukum positif;

9
Struktur Kode Etik APARI

▪ Mukadimah
▪ Bab I Istilah dan Pengertian Umum
▪ Bab II Ruang Lingkup, Maksud dan Tujuan
▪ Bab III Pelaksanaan Kode Etik APARI
▪ Bab IV Pengawasan Kode Etik APARI
▪ Bab V Penegakan Kode Etik APARI
▪ Bab VI Peraturan Peralihan
▪ Bab VII Penutup

10
Mukadimah
▪ Menjaga profesionalitas Pialang (Re)Asuransi sesuai dengan peraturan yang berlaku

▪ Anggota APARI → salah satu pelaku utama dalam industri perasuransian Indonesia

▪ APARI wajib memberikan pedoman standar perilaku kepada setiap Anggota dalam menjalankan profesi

▪ Dalam menjalankan profesi Pialang (Re)Asuransi diatur oleh hukum dan UU dll., maka perlu dibuat
ketentuan berdasarkan nilai dan norma yang mengikat → Kode Etik APARI

▪ Kode Etik harus dihayati, dipatuhi, dijunjung tinggi, dilaksanakan sepenuh hati, sebagai bagian dari
kehidupan moral Pialang (Re)Asuransi dalam menjalankan profesi

▪ Melaksanakan Kode Etik secara konsisten dan bertanggung jawab → tanggung jawab sosial kepada
masyarakat, bangsa dan negara

▪ Kode Etik → pedoman perilaku menjalankan profesi, yang menjamin, melindungi dan mewajibkan setiap
Pialang (Re)Asuransi Indonesia untuk jujur dan bertanggungjawab dalam menjalankan profesi

11
Istilah (1)
▪ APARI: Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia
▪ Anggota: Anggota APARI yang meliputi Anggota Biasa, Anggota Afiliasi, Anggota Profesional, dan Anggota
Kehormatan
▪ Klien: adalah setiap individu atau badan hukum yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menerima
jasa dari Perusahaan Pialang (Re)Asuransi
▪ Dewan Pelaksana (Delaks): Perangkat kepengurusan APARI yang mempunyai tugas, pokok, dan fungsi
penyelenggara seluruh kegiatan APARI dan pelaksana keputusan Musyawarah Anggota
▪ Dewan Kehormatan (DK): Perangkat kepengurusan APARI yang bersifat independen yang berfungsi
mendampingi dan membantu Pengurus APARI melalui sumbang saran, pendapat dan pemikiran, baik diminta
atau tidak diminta, agar Pengurus APARI dapat melaksanakan fungsi kepengurusannya dengan baik
▪ Dewan Penegak Kode Etik (DPKE): Perangkat kepengurusan APARI yang bersifat independen yang berfungsi
sebagai pendamping Pengurus APARI dalam menegakkan kehormatan dan martabat profesi Anggota

12
Istilah (2)
▪ Kode Etik (KE): Kaidah moral, landasan sikap dan pedoman perilaku setiap Anggota dalam melaksanakan
kegiatan profesi Anggota
▪ Pelanggaran: Perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh Anggota yang melanggar ketentuan Kode Etik
APARI
▪ Kewajiban: Tindakan yang harus dilakukan Anggota dalam rangka menjaga dan memelihara citra serta
kewibawaan APARI dan menjunjung tinggi keluhuran harkat, martabat, jabatan, dan profesi Pialang
(Re)Asuransi
▪ Larangan: Perintah atas sikap, perilaku dan perbuatan atau tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh Anggota
yang dapat menurunkan keluhuran harkat, martabat, jabatan, dan profesi Pialang (Re)Asuransi
▪ Sanksi: Suatu hukuman atas pelanggaran Kode Etik APARI yang diputuskan oleh DPKE dan dimaksudkan
sebagai upaya serta alat pemaksa ketaatan anggota dalam memenuhi Kode Etik
▪ Eksekusi: Eksekusi atas Sanksi yang dijatuhkan oleh DPKE dilakukan oleh Delaks

13
Pengurus APARI 2021-2025
DEWAN KEHORMATAN KETUA UMUM DEWAN PENEGAK KODE ETIK

1. Mira Sih’hati (K) Bambang Suseno 1. Andreas Freddy Pieloor (K)


2. Mohamad Mulyatno (W) 2. Wunwun Maulidi (W)
3. Miko Sandjojo Poetro (S) 3. C. Lucy (S)
4. Kapler Arifin Marpaung (A) KESEKRETARIATAN SEKRETARIS JENDERAL BENDAHARA 4. Yualita Widyadhari (A)
5. Tanto Sudiro (A) 5. Haryanto (A)
6. Yulius B. (e/o Ketum APPARINDO) (A) 1.Khoiria Oktarina Ine Hasanah 1. Sunardi
7. M. Dede Kurniadi (e/o Ketua LSPPI) (A) 2.Diah Sofiana 2. Rusli Susilo Harno
3.Ferdi Abdullah
4.Nurlaila
5.Lia Asti Liani

KETUA 1 KETUA 2 KETUA 3 KETUA 4

Wiena Shakuntala Arief Wiadi I Putu Kusuma Hadiwijaya Fuad Hasan Sampulawa

BADAN DEPARTEMEN
BADAN BADAN DEPARTEMEN
SERTIFIKASI & DEPARTEMEN BADAN DEPARTEMEN SISTEM
PENDIDIKAN & KOORDINASI DEPARTEMEN KEPATUHAN & DEPARTEMEN
AKREDITASI HUBUNGAN KOORDINASI KOMUNIKASI & INFORMASI,
PENGEMBANGAN AKTUALISASI KEANGGOTAAN DUKUNGAN ORGANISASI
KUALIFIKASI EKSTERNAL CABANG PEMASARAN TEKNOLOGI &
PROFESI SUBJEK AHLI HUKUM
PROFESI INOVASI

1. Abdul Rohman (K) 1. Johny Mawikere (K) 1. Teguh Candera (K) 1. R. Ricky S. 1. I Putu Kusuma- 1. Roy Kerry 1. Robert 1. Reza Surya 1. Demmy Setyo 1. M. Auditya
2. Rus’an Abubakar (W) 2. Dede M. Dewantara (W) 2. I Ketut P. Swastika (W) Natapradja (K) hadiwijaya (K) Kosasih (K) Antonius (W) Permana (K) Prabowo (K) Brilliant (K)
3. Agus Murdono (A) 3. IGP Bagus Darma S. (S) 2. Daya Wulandari (W) 2. Andriyanto (W) 2. Erly Fajarini (W) 2. Endang 2. Andrew (W) 2. Saras M. Sari (W) 2. Dewi
4. Kusnadi (A) 4. Ferry Laksono (A) 3. Inti Amaliah (S) 3. Steve Raymond 3. Dennis Suparman (S) 3. Heng Yanti (S) 3. Rania Saleh (A) Setyowati (S)
5. Salusra Satria (A) 4. Jansen Sulaeman (A) Rey (S) Ferdinal (S) 3. Erni Supriyati- 4. Evi Budiawaty (A) 4. Sadewa Satwika
6. Anton Prawoto (A) 4. Asep Iman Indra ningsih (A) Yudha (A)
Permana (A) 4. Rama Muhamad 5. Natya Lakhsita (A)
Reza (A) 6. Dhany Iskandar

Dewan Kehormatan (DK) Dewan Penegak Kode Etik (DPKE) Dewan Pelaksana (DP) Perangkat Dewan Pelaksana (PDP) Kesekretariatan

14
Prinsip Umum
Pelaksanaan KE APARI dilakukan oleh seluruh Anggota.

Kewajiban
▪ Menimbulkan rasa aman terhadap Klien dan dapat memberikan nilai tambah
▪ Melaksanakan profesi kepialangan untuk kepentingan Klien
▪ Membantu Klien dalam menangani klaim asuransi dan memastikan bahwa klaim diproses dengan baik dan
benar, serta pembayaran klaim dilaksanakan dalam waktu yang wajar
Larangan
▪ Melanggar peraturan perundangan, AD, ART, KE dan Peraturan APARI
▪ Menggunakan dan mencantumkan gelar yang tidak dimilikinya
▪ Membuat pernyataan yang menyesatkan dan/ atau berlebihan

15
Prinsip Perilaku (1)
1. Memiliki moral, akhlak dan kepribadian yang baik
2. Menghormati, menjunjung tinggi harkat dan martabat profesi Pialang (Re)Asuransi
3. Menjaga dan membela kehormatan APARI
4. Bertindak jujur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa tanggung jawab dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan
5. Menjalankan profesi dengan integritas yang tinggi dan berpegang teguh pada prinsip Utmost Good Faith
6. Saling menghargai dan menghormati antar Anggota, dan tidak diperkenankan ketika menjalankan
profesinya melakukan tindakan, baik langsung maupun tidak langsung, menciderai reputasi dan citra
sesama Anggota, atau profesi Pialang (Re)Asuransi
7. Membina hubungan baik dengan asosiasi profesi, otoritas yang berwenang, dan pihak-pihak lain yang
terkait
8. Menandatangani dokumen-dokumen asuransi yang diperlukan sesuai dengan kewenangannya

16
Prinsip Perilaku (2)
9. Selalu menjaga kerahasiaan dan dapat dipercaya
10. Memberikan informasi bilamana mengetahui ada kemungkinan timbulnya konflik kepentingan yang
dapat mempengaruhi kualitas layanan
11. Menjalankan peran profesi seobjektif mungkin dan tidak terpengaruh oleh pihak-pihak yang sedang
bertikai
12. Tidak diperkenankan membantu, turut serta, terlibat di dalam praktik bisnis yang tidak jujur
13. Tidak diperkenankan membantu, mendukung praktik kepialangan yang melanggar hukum
14. Tidak diperkenankan menerima kompensasi, berbentuk finansial ataupun lainnya, dari lebih satu pihak
untuk layanan kepialangan yang sama, atau untuk layanan yang terkait dengan program asuransi yang
sama, kecuali situasinya terbuka penuh dan disetujui oleh semua pihak yang berkepentingan
15. Tidak diperkenankan menggadaikan, memalsukan, mengizinkan perusahaan lain menggunakan
kualifikasinya

17
Prinsip Praktek (1)
4 5
3
1 2 Perpanjangan
Penyampaian Penempatan
Klien Penjualan Pertanggung-
Informasi Risiko an

6
16
Penanganan
Anggota
Klaim
15 7
Komunitas
Industri &
Kewajiban Layanan
terhadap
Masyarakat
Umum
Anggota Klien
14 8
Otoritas Penanganan
yang Keluhan
Berwenang Klien
11
12 10 9
13 Pengelolaan
Penyimpanan Pengelolaan Penanganan
PPA/ PPR Kode Etik Keahlian dan
Keuangan Dokumentasi
Pelatihan 18
Prinsip Praktek (2)
1. Kewajiban Anggota dalam Hal Hubungan dengan Klien
a. Sebelum memberikan jasa kepialangan kepada Klien, Anggota harus memperkenalkan keberadaannya
dengan menyatakan identitas dirinya, peran dan tujuannya, serta memberitahu Klien bahwa dirinya adalah
anggota APARI dan bahwa perusahaan tempatnya bekerja adalah Perusahaan Pialang (Re)Asuransi yang
telah terdaftar pada otoritas yang berwenang
b. Bertindak jujur, hati-hati, objektif dan memperhatikan kepentingan Klien dalam menjalankan fungsi dan
perannya
c. Dalam hal penempatan asuransi, memastikan pemilihan Perusahaan Asuransi telah sesuai dengan
rekomendasi perusahaan Anggota (approved security list), apabila pemilihan harus dilakukan kepada
Perusahaan Asuransi yang tidak termasuk di dalam rekomendasi perusahaan Anggota, maka diperlukan
persetujuan tertulis dari Klien

19
Prinsip Praktek (3)
2. Kewajiban Anggota dalam Hal Penjualan
a. Bertindak secara hati-hati dan tidak memberikan pembatasan atas jumlah pilihan Perusahaan Asuransi
yang dapat digunakan sepanjang pilihan tersebut tersedia
b. Menjelaskan pilihan dari jasa dan produk, dan memastikan bahwa Klien memahami jenis jasa dan produk
yang dapat ditawarkan. Dalam hal yang ditawarkan lebih dari satu jenis pertanggungan, Anggota wajib
menjelaskan jenis-jenis polis dan memberikan perbandingan dalam hal besaran premi, luas jaminan dan
hal-hal lain yang material
c. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya bahwa jasa yang ditawarkan sesuai dengan
keperluan dari Klien
d. Ketika mengajukan Penawaran (Re)Asuransi atau Reasuransi, harus dipastikan bahwa penawaran tersebut
sesuai dengan penawaran dari Perusahaan (Re)Asuransi. Dalam hal penawaran tidak tersedia di Pasar,
maka harus menyediakan solusi alternatif terbaik
e. Menjelaskan jangka waktu penawaran, jangka waktu penutupan (re)asuransi, jumlah dan cara pembayaran
premi. Dalam hal penutupan (re)asuransi segera diberlakukan, maka Anggota harus menjelaskan jangka
waktu penutupan (re)asuransi, dan jumlah premi yang harus dibayar, serta cara penagihannya
f. Tidak mendiskreditkan Anggota lain, Perusahaan Pialang (Re)Asuransi dan pihak lain yang berkepentingan
20
Prinsip Praktek (4)
3. Kewajiban Anggota dalam Hal Penyampaian Informasi
a. Memberikan penjelasan atas sesuatu yang dikuasainya, atau merekomendasikan kepada tenaga ahli
b. Menyatakan kepada Klien apabila premi yang ditawarkan tersebut berkurang karena adanya potongan premi
c. Tidak mempengaruhi Klien dalam hal memberikan informasi
d. Membantu Klien melengkapi formulir permohonan asuransi, formulir klaim, atau dokumen material lainnya
e. Menjelaskan bahwa semua jawaban, informasi dan pernyataan yang dicantumkan adalah tanggung jawab Klien
f. Meminta Klien untuk meneliti kembali informasi yang disampaikan, dan memberitahukan apabila terdapat
informasi yang tidak benar, atau tidak memberikan informasi material yang diperlukan, karena dapat
mengakibatkan, antara lain pembatalan polis, ditolaknya klaim oleh Perusahaan Asuransi, atau dapat
menimbulkan tuntutan hukum lainnya
g. Meminta Klien menginformasikan setiap perubahan atas risiko yang terjadi selama jangka waktu pertanggungan
h. Menjaga kerahasiaan Klien terkait dengan penempatan (re)asuransi dan/ atau penanganan klaim yang
dipercayakan kepada Anggota, kecuali diminta oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum
i. Memberikan informasi sesuai dengan yang diketahuinya, tanpa dikurangi ataupun ditambahkan, serta tidak
memberikan komitmen sepihak,tanpa mendapat konfirmasi tertulis dari para pihak yang berwenang
j. Menjaga persaingan bisnis yang sehat
21
Prinsip Praktek (5)
4. Kewajiban Anggota dalam Hal Penempatan Risiko
a. Memberikan penawaran sesuai kebutuhan Klien kepada Perusahaan (Re)Asuransi secara jelas dan
mendapatkan persetujuan Perusahaan (Re)Asuransi atas penawaran tersebut sebelum diusulkan kepada Klien
b. Menjelaskan semua syarat dan kondisi yang terdapat pada polis asuransi dan memberikan perhatian atas
pembatasan-pembatasan yang penting dan seluruh pengecualian sehingga Klien mengerti apa yang telah
dibelinya
c. Menginformasikan kepada Klien nama semua Perusahaan Asuransi yang terlibat dalam pertanggungan dan
memberitahukan kepada Klien semua informasi dan perubahan yang terjadi
d. Secepatnya menyampaikan dokumen asuransi atau reasuransi karena pembayaran premi yang tepat waktu
merupakan syarat berlakunya kontrak asuransi
e. Menjelaskan kepada Klien detail manfaat, kondisi polis, dan biaya atau premi dari berbagai Perusahaan
Asuransi yang prinsipil, yang menurut pendapatnya diperlukan oleh Klien

22
Prinsip Praktek (6)
5. Kewajiban Anggota dalam Hal Perpanjangan Pertanggungan
a. Menginformasikan perihal perpanjangan pertanggungan paling lambat 1 bulan sebelum berakhirnya
pertanggungan
b. Memastikan Klien memperoleh semua informasi atau data termasuk surat-menyurat yang diberikan kepada
Perusahaan (Re)Asuransi
c. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya agar Klien memberikan konfirmasi tertulis kepada
Anggota, bilamana perpanjangan pertanggungan tidak dilakukan melalui Anggota.

23
Prinsip Praktek (7)
6. Kewajiban Anggota dalam Hal Penanganan Klaim sampai Hak Mendapatkan Ganti Rugi
a. Membantu Klien di dalam proses penanganan klaim
b. Dalam hal klaim dijamin Perusahaan (Re)Asuransi, maka Anggota meneruskan proses penanganan sampai
hak memperoleh ganti rugi
c. Memberikan penjelasan kepada Klien atas hal-hal yang diperlukan mengenai proses penanganan klaim
sampai dengan ganti rugi asuransi dimana kewajiban Klien untuk melaporkan segala kerugian yang mungkin
akan menimbulkan hak memperoleh ganti rugi, serta memberitahukan semua yang diketahuinya atas fakta-
fakta material kerugian tersebut, termasuk perkembangannya dengan segera
d. Meminta kepada Klien untuk menyampaikan fakta material dan fakta ganti rugi yang benar, seimbang,
lengkap, lalu menyampaikan semua informasi dan dokumen yang diterima dari Kliennya kepada Perusahaan
(Re)Asuransi dengan segera
e. Menginformasikan keputusan Perusahaan (Re)Asuransi kepada Klien dengan segera

24
Prinsip Praktek (8)
7. Kewajiban Anggota dalam Hal Penanganan Layanan terhadap Klien
a. Memberikan penjelasan yang benar tentang penempatan asuransi yang dilakukannya sesuai permintaan
Klien
b. Dalam hal asuransi yang ditempatkannya tersebut telah berakhir, Anggota tetap wajib memberikan
penjelasan yang benar mengenai penempatan (re)asuransi atau reasuransi yang dilakukannya tersebut
sepanjang hal tersebut diminta oleh Klien
c. Menjelaskan tentang hak dan kewajiban Klien
d. Memberikan tanggapan atas setiap komunikasi dengan segera
e. Menyelesaikan sampai tuntas tugas/ layanan jasa kepialangan yang belum terselesaikan, termasuk
memberikan bantuan sepenuhnya dalam hal Klien telah menunjuk Perusahaan Pialang (Re)Asuransi yang
baru, bilamana diperlukan

25
Prinsip Praktek (9)
8. Kewajiban Anggota dalam Hal Penanganan Keluhan Klien
a. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya bahwa perusahaan dimana Anggota bekerja
mempunyai sistim dan prosedur pengelolaan keluhan Klien yang baku, baik internal maupun eksternal, dan
yang ditangani oleh pejabat yang kompeten
b. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya bahwa semua keluhan, baik lisan maupun tertulis,
diterima dan didokumentasikan dengan baik, dan ditanggapi sesegera mungkin sesuai prosedur yang telah
ditetapkan

9. Kewajiban Anggota dalam Hal Penanganan Dokumentasi


a. Segera menyampaikan semua bukti atau dokumen yang berhubungan dengan asuransi kepada Klien dan
tidak menahannya tanpa alasan
b. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya bahwa semua dokumen yang diterbitkan sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku, dan mengelolanya dengan baik
c. Membuat tanda terima atas penerimaan dokumen atau uang atas transaksi (re)asuransi

26
Prinsip Praktek (10)
10. Kewajiban Anggota dalam Hal Pengelolaan Keuangan
a. Menginformasikan kepada Klien secara tertulis kewajiban pembayaran premi dan jadwal pembayarannya
b. Melakukan pencatatan keuangan sesuai Peraturan Perundangan yang berlaku
c. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya bahwa semua transaksi keuangan tersebut
ditempatkan secara wajar dan benar di rekening bank yang kredibel, dan bahwa semua transaksi keuangan
yang menghasilkan Pendapatan bebas dari usaha-usaha pencucian uang (money laundering) sesuai
ketentuan yang berlaku
d. Melaksanakan pembayaran atas kewajiban keuangannya sesegera mungkin dan tidak diperkenankan
menahan uang yang merupakan hak pihak lain lebih dari jangka waktu yang ditetapkan sesuai ketentuan yang
berlaku
e. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya bahwa perusahaan tempatnya bekerja tidak
menggunakan premi yang diterima selain pembayaran premi ke Perusahaan (Re)Asuransi

27
Prinsip Praktek (11)
11. Kewajiban Anggota dalam Hal Pengelolaan Keahlian dan Pelatihan
a. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam industri yang relevan, dan tidak terbatas pada ilmu
perasuransian
b. Memenuhi dan mempertahankan satuan kredit profesi yang diwajibkan APARI

12. Kewajiban Anggota dalam Hal Penyimpanan Ketentuan tentang Kode Etik APARI
a. Membaca dan memahami KE APARI yang dapat dilihat pada situs resmi APARI
b. Menyimpan pedoman KE APARI di tempat yang mudah dilihat oleh Anggota

28
Prinsip Praktek (12)
13. Kewajiban Anggota dalam Hal Hubungan Kerja dengan Perusahaan Pialang (Re) Asuransi
a. Menjaga hubungan baik dengan perusahaan tempatnya bekerja dan juga dengan rekan kerjanya
b. Menjaga agar tidak terjadi pertentangan kepentingan pribadi maupun perusahaan tempatnya bekerja, baik
secara internal maupun eksternal
c. Menjaga kerahasiaan informasi perusahaan tempatnya bekerja
d. Selalu berusaha memanfaatkan setiap kesempatan untuk mempertahankan profesionalitas, meningkatkan
pengetahuan dan keahliannya
e. Memastikan sesuai dengan kapasitas dan wewenangnya perusahaan tempatnya bekerja melaksanakan
kegiatan usaha sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku

29
Prinsip Praktek (13)
f. Berupaya agar KE APARI menjadi bagian dari standar tata kelola perusahaan tempatnya bekerja
g. Berupaya menciptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam melaksanakan tugas profesi dan
kegiatan sehari-hari, serta saling memperlakukan rekan sejawat secara baik, membantu, menghormati,
menghargai, serta selalu berusaha menjalin komunikasi
h. Tidak memanipulasi data, informasi, dokumen yang terkait dengan proses dan aktivitas kepialangan, serta
tidak bertindak di luar kewenangan yang diberikan
i. Tidak mengambil, membawa, menyimpan data, informasi, dokumen dan segala properti yang menjadi hak
dan milik perusahaan tempatnya dahulu bekerja dengan tujuan digunakan untuk kepentingan pribadinya
j. Tunduk pada ketentuan perusahaan lama terkait dengan pengambilalihan Klien ketika mengundurkan diri
dari perusahaan lama

30
Prinsip Praktek (14)
14. Kewajiban Anggota dalam Hal Hubungan dengan Otoritas yang Berwenang
Menjalin hubungan dengan otoritas yang berwenang secara transparan dan bekerja sama dalam memenuhi
ketentuan perundangan yang berlaku

15. Kewajiban Anggota dalam Hal Hubungan dengan Komunitas Industri dan Masyarakat Umum
a. Mempromosikan keberadaan Pialang (Re)Asuransi kepada publik
b. Menjaga citra dan reputasi yang baik sebagai Pialang (Re)Asuransi
c. Menghargai dan peduli terhadap kepentingan lingkungan dan sosial, serta hal-hal lain yang berhubungan
dengannya
d. Dapat dipercaya dan bertindak dengan penuh rasa tanggung jawab untuk memenuhi tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat dan lingkungannya
e. Memastikan tindakan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku

31
Prinsip Praktek (15)
16. Kewajiban Anggota dalam Hal Hubungan dengan Sesama Anggota
a. Memelihara hubungan dengan sesama Anggota berdasarkan sikap saling menghormati dan menghargai
b. Melaporkan tindakan sesama Anggota yang dianggap bertentangan dengan KE APARI kepada Delaks melalui
Sekjen sesuai dengan ketentuan yang diatur pada Pasal 7 dan Pasal 9 Kode Etik
c. Memperoleh surat penunjukan Pialang (Re)Asuransi pada saat mendapatkan penunjukan dari Klien

32
Pengawasan dan Pelaporan Kode Etik
Pengawasan pelanggaran KE APARI merupakan kewajiban seluruh Anggota.
Pelaporan dapat dilakukan oleh Anggota, Klien, masyarakat umum, dan pihak-pihak lain.

Tata Cara Pelaporan


a. Pelapor menyampaikan laporan dugaan pelanggaran KE kepada Delaks secara tertulis melalui Sekjen
b. Kelengkapan dokumen memuat keterangan kejadian dan bukti pendukung

Tindak Lanjut Pelaporan oleh Delaks


a. Sekjen melakukan penyaringan untuk memutuskan memproses atau tidak memproses pelaporan
b. Dalam hal pelaporan tidak dapat diproses → Sekjen menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pelapor
dengan menyampaikan dasar penolakan
c. Dalam hal pelaporan dapat diproses → Sekjen meneruskan pelaporan kepada DPKE dan meminta Pelapor
melengkapi dokumen pendukung untuk meningkatkan laporan menjadi Pengaduan
d. Delaks atau yang mewakilinya bertindak sebagai Pengadu untuk setiap pelaporan yang statusnya ditingkatkan
menjadi pengaduan
33
Penegakan Kode Etik
▪ Pemeriksaan suatu Pengaduan dilakukan dalam satu tingkat yaitu melalui DPKE
▪ DPKE berwenang memeriksa pengaduan pada tingkat pertama dan tingkat terakhir
▪ Sekjen membantu DPKE menyiapkan keperluan administrasi terkait jalannya proses penanganan dugaan
pelanggaran
▪ Segala biaya yang dikeluarkan oleh DPKE dalam menangani perkara pelanggaran KE dibebankan kepada APARI

34
Pengaduan
▪ Penegakan KE APARI dilaksanakan oleh DPKE berdasarkan pengaduan yang disertai sekurang-kurangnya 1 (satu)
bukti yang dianggap cukup
▪ Pengaduan atas dugaan pelanggaran KE APARI dapat diajukan secara tertulis kepada Delaks melalui Sekjen
APARI oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan merasa dirugikan
▪ Sekjen melakukan penyaringan untuk memutuskan memproses atau tidak memproses pengaduan
Dalam hal pengaduan tidak diproses → Sekjen menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Pengadu bahwa
pengaduannya tidak dapat diproses dengan menyampaikan dasar penolakan
Dalam hal pengaduan diproses → Sekjen meneruskan pengaduan kepada DPKE
▪ Dalam menangani pengaduan, DPKE tetap menghormati dan menjunjung tinggi martabat Teradu dengan
berpegang pada azas praduga tak bersalah, selalu menjaga suasana kekeluargaan, dan merahasiakan segala
sesuatu yang ditemukannya
▪ DPKE melakukan pemeriksaan awal dalam waktu 7 hari kerja setelah menerima berkas pengaduan dari Sekjen,
untuk menentukan apakah Pengaduan akan diproses lebih lanjut
▪ DPKE berwenang menolak atau menerima pengaduan

35
Pemeriksaaan
▪ DPKE berwenang mencari fakta pelanggaran atas prakarsa sendiri atau atas bukti tertulis dari Pengadu pihak
lain bahwa telah terjadi dugaan pelanggaran Kode Etik APARI
▪ DPKE berwenang memanggil Pengadu untuk memberikan penjelasan (bilamana diperlukan)
▪ Setelah pemeriksaan awal, DPKE akan memutuskan untuk menerima atau menolak pengaduan dan
menyampaikan kepada Pengadu dan/ atau Teradu dalam waktu 3 hari kerja
Dalam hal pengaduan ditolak → Keputusan disampaikan DPKE kepada Delaks, dan Delaks kemudian
menyampaikan keputusan tersebut kepada Pengadu
Dalam hal pengaduan diterima → DPKE memproses lebih lanjut dengan menyampaikan keputusan kepada
Pengadu dan Teradu
▪ Dalam waktu 14 hari kerja sejak pemberitahuan DPKE, Teradu harus memberikan jawaban secara tertulis
kepada DPKE, disertai bukti yang dianggap perlu
▪ Jika dalam waktu 14 hari kerja tersebut Teradu tidak memberikan jawaban tertulis, DPKE menyampaikan
pemberitahuan kedua dengan peringatan bahwa apabila dalam waktu 7 hari kerja tetap tidak memberikan
jawaban tertulis, maka Teradu dianggap telah melepaskan hak jawabnya
▪ DPKE berwenang memeriksa perkara pelanggaran KE APARI yang masih dalam proses di Pengadilan, namun
belum diputus dan berkekuatan hukum tetap
36
Sidang (1)
▪ Sidang dilakukan secara tertutup
▪ Pengadu dan Teradu harus hadir secara pribadi dan tidak dapat menguasakan kepada orang lain, yang jika
dikehendaki masing-masing dapat didampingi oleh 1 (satu) penasehat, dan berhak mengajukan saksi-saksi dan
bukti-bukti
▪ Dalam hal Teradu tidak menyampaikan jawaban dan dianggap telah melepaskan hak jawabnya, DPKE dapat
segera menjatuhkan putusan tanpa kehadiran pihak-pihak yang bersangkutan
▪ Dalam hal Teradu menyampaikan jawaban, maka DPKE dalam waktu 7 hari menetapkan hari sidang dan
menyampaikan panggilan kepada Pengadu dan kepada Teradu untuk hadir
▪ Panggilan tersebut harus sudah diterima oleh yang bersangkutan paling lambat 3 hari sebelum sidang
▪ Pada sidang pertama yang dihadiri kedua pihak → DPKE menjelaskan tata cara pemeriksaan, dan kedua pihak
diminta mengemukakan alas an pengaduan atau pembelaannya secara bergiliran, dan bukti akan diperiksa dan
saksi akan didengar

37
Sidang (2)
▪ Apabila pada sidang pertama salah satu pihak tidak hadir, maka sidang ditunda paling lambat 7 hari kerja
▪ Apabila Pengadu telah dipanggil sampai 2x tidak hadir tanpa alasan sah, pengaduan dinyatakan gugur dan ia
tidak dapat mengajukan lagi berdasarkan kasus yang sama. DPKE wajib meneruskan proses sidang bilamana
DPKE berpendapat bahwa materi pengaduan berkaitan dengan pelanggaran KE APARI.
▪ Apabila Teradu telah dipanggil sampai 2x tidak hadir tanpa alasan sah, pemeriksaan diteruskan tanpa hadirnya
Teradu. DPKE berwenang memberikan keputusan yang mempunyai kekuatan yang sama seperti keputusan
biasa.
▪ DPKE bersidang dengan Majelis Sidang yang terdiri sekurang-kurangnya atas 3 orang anggota, yang salah satu
merangkap sebagai Ketua Majelis Sidang, tetapi harus selalu berjumlah gasal
▪ Majelis Sidang dapat terdiri dari DPKE atau ditambah dengan anggota DK
▪ Majelis Sidang dipilih dalam rapat DPKE oleh Ketua DPKE yang khusus dilakukan untuk keperluan itu
▪ Setiap dilakukan persidangan, Majelis Sidang diwajibkan membuat berita acara persidangan yang disahkan dan
ditandatangani oleh semua Majelis Sidang yang menyidangkan perkara itu
38
Pengambilan Keputusan
▪ Setelah memeriksa dan mempertimbangkan informasi pengaduan, pembelaan, surat-surat bukti dan
keterangan saksi, maka Majelis Sidang mengambil keputusan berupa:
- Menyatakan pengaduan seluruhnya tidak dapat diterima, atau
- Menerima sebagian pengaduan dan memproses sesuai tata cara yang ditetapkan, atau
- Menerima seluruh Pengaduan dan memberi sanksi sesuai ketentuan
▪ Keputusan harus memuat pasal-pasal KE APARI yang dilanggar dan mempertimbangkan analisis terhadap nilai-
nilai Integrity, Transparency, Accountability, Responsibility, Independency & Fairness
▪ Majelis Sidang mengambil keputusan dengan suara terbanyak
▪ Catatan atas pendapat berbeda (dissenting opinion) wajib dilampirkan dalam berkas perkara
▪ Keputusan ditandatangani oleh Ketua dan Anggota Majelis Sidang
▪ Dalam hal terjadi pelanggaran KE APARI dimana Teradu juga berproses di Pengadilan, DPKE berwenang
memproses tanpa menunggu putusan Pengadilan. Apabila hasil Pengadilan sudah diputuskan, maka DPKE dapat
memasukkan hasil putusan tersebut untuk memperkuat atau merevisi keputusan DPKE dengan merujuk pada
ketentuan perihal rehabilitasi keanggotaan.

39
Sanksi
Sanksi atas pelanggaran KE dapat berupa:
a. Peringatan Biasa → peringatan berupa teguran tertulis
b. Peringatan Keras → peringatan berupa teguran tertulis, pemberitaan di website APARI, dan pemberitahuan
resmi kepada pihak lain yang berkepentingan

c. Pemberhentian Sementara dari Keanggotaan APARI untuk waktu tertentu → diinformasikan melalui
website APARI, dan pemberitahuan resmi kepada pihak lain yang berkepentingan.
Pemberian sanksi untuk waktu tertentu harus diikuti larangan menjalankan profesi sebagai Pialang
(Re)Asuransi.

Bilamana sanksi tersebut tidak dipatuhi, maka DPKE berwenang menetapkan sanksi lebih berat.

d. Pemberhentian Tetap dari Keanggotaan APARI → diinformasikan melalui website APARI, dan pemberitahuan
resmi kepada pihak lain yang berkepentingan

40
Penyampaian Keputusan
▪ Sekjen memastikan bahwa dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah keputusan ditetapkan,
naskah asli Keputusan Majelis Sidang harus disampaikan kepada DPKE

▪ Sekjen memastikan bahwa dalam waktu selambat-lambatnya 7 hari kerja setelah keputusan ditetapkan,
Keputusan Majelis Sidang harus disampaikan kepada:
- Teradu (salinan)
- Pengadu (salinan)
- Delaks (salinan)
- DK (copy)
- Pihak-pihak yang berkepentingan (copy)

▪ Eksekusi dilaksanakan dalam waktu 3 hari kerja setelah Delaks menerima salinan keputusan dari DPKE

41
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai