Anda di halaman 1dari 7

KODE ETIK APPARINDO

PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK

PROGRAM SERTIFIKASI GELAR PROFESI CIIB

ANGKATAN XVI TAHUN 2019


Dalam menjalankan usaha dibidang Perasuransian khususnya pada Perusahaan Pialang
Asuransi dan Pialang Reasuransi perlu ada nya wadah yang bertujuan untuk mengembangkan
potensi yang ada dan sekaligus dapat menampung aspirasi yang hidup dalam usaha
perasuransian tersebut.

Sejalan dengan perkembangan jaman dan semakin banyak nya perusahaan pialang asuransi dan
pialang reasuransi maka pada tanggal 11 Maret 1978 dibentuklah wadah berupa Asosiasi yang
disebut Asosiasi Perantara Ahli Asuransi Indonesia ( APAAI) dan selanjutnya pada tanggal 22
November 1984 berganti nama menjadi Asosiasi Broker Asuransi Indonesia (ABAI)

Pada tanggal September 2011 melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa nama organisasi
Asosiasi Broker Asuransi dan Reasuransi Indonesia (ABAI) tersebut dirubah menjadi Asosiasi
Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia yang dikenal dengan nama
APPARINDO dan juga penanda tanganan Kode Etik APPARINDO

Pengertian dari Kode Etik Profesi ( Code of Conduct ) adalah :

Etika/Etics => Adat istiadat/kebiasaan/ilmu/kumpulan mengenai akhlak/moral yang


diyakini/dianut masyarakat.
Profesi => Suatu pekerjaan yang memerlukan atau menuntut keahlian tertentu serta
dedikasi yang tinggi.
Etika Profesi => Tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok profesi tertentu
dan merupakan pola aturan, tata cara, pedoman dalam melakukan suatu
kegiatan/pekerjaan.

Adapun Fungsi dan Prinsip Kode Etik APPARINDO sebagai berikut

A. Fungsi Kode Etik APPARINDO adalah :


1. Sebagai pedoman tentang prinsip profesionalitas.
2. Sebagai sarana kontrol sosial atas profesi.
3. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi.
B. Prinsip Kode Etik APPARINDO :
1. Prinsip tanggung jawab.
2. Prinsip keadilan adalah memberikan hak – hak yang mempunyai hak seperti klien
harus mendapatkan hak – hak pelayanan tidak hanya diawal penutupan atau pada
saat terjadi klaim.
3. Prinsip Otonomi
4. Prinsip Integritas Moral

Maksud dan Tujuan disusun Kode Etik APPARINDO sebagai :

1. Pedoman sikap, perilaku dan perbuatan yang wajib dijunjung tinggi,


2. Menjaga integritas, harkat, martabat dan kewibawaan profesi.
3. Sarana pembinaan dan pengawasan,
4. Meningkatkan profesionalisme bagi anggota.
5. Sebagai prinsip profesionalitas yang telah digariskan organisasi.
6. Sebagai alat kontrol bagi para pemangku kepentingan.
7. Mencegah intervensi pihak lain dalam menjalankan profesinya

Sebagai anggota APPARINDO wajib menguasai :

1. Peran, manfaat, fungsi, tanggung jawab Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi.
2. Posisi Pialang didalam industri Asuransi.
3. Perbedaan antara Pialang dan chanel of distribution lainnya.
4. Tata kelola Perusahaan yang baik.
5. Manajemen Resiko dan pengendalian internal
6. Dll

Dan anggota wajib mengetahui :

1. Peraturan – peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan Industri Pialang
(Undang – Undang no.40, Peraturan OJK, Surat Edaran OJK, dll)
2. Self Assessment dan pelaporan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab Direksi
dan Komisaris.
3. Perkembangan Industri Perasuransi secara umum.
4. Code of Conduct APPARINDO.
5. Dll.
Setiap perusahaan Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi yang menjadi anggota
APPARINDO dalam menjalankan usaha selalu memegang teguh prinsip – prinsip asuransi dan
taat pada ketentuan – ketentuan perundang – undangan yang berlaku, menjaga citra dan
martabat kehormatan profesi serta setia dan menjunjung tinggi standar etika.

Etika – Etika tersebut mencakup sebagai berikut :

1. Etika berorganisasi
2. Etika terhadap perusahaan sendiri
3. Etika terhadap Nasabah
4. Etika sesama anggota
5. Etika terhadap komunitas Industri Asuransi dan lembaga lainnya.
6. Etika terhadap Masyarakat
7. Etika terhadap pemerintah.
PERMASALAHAN PELANGGARAN – PELANGGARAN
TERHADAP KODE ETIK APPARINDO

Kode Etik Profesi adalah aturan yang ditulis secara jelas dan tegas dan terperinci dan disepakati
oleh seluruh anggota nya mengenai kaidah moral dalam :

1. Berfikir, bersikap, bertindak dalam menjalankan profesinya.


2. Apa yang benar atau salah, apa yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

Sebagai alat untuk menghakimi tindakan menyimpang anggotanya yang melanggar.

Pelanggaran – pelanggaran bisa didapat dari :

1. Pengaduan dari Perusahaan Asuransi


Dugaan penipuan ( bersengkongkol ) direksi dengan perusahaan pialang asurnsi.
2. Laporan dari Pengurus.
Seorang komisaris perusahaan Pialang Asuransi dan sebagai Tenaga Ahli mejadi
pemberi suap hakim Mahkamah Konstitusi.
3. Pengaduan dari Nasabah.
Anggota melakukan wanprestasi/breach of contract atas perjanjian yang sudah dibuat.
4. Pengaduan Perusahaan Asuransi.
Perusahaan anggota melakukan wanprestasi terkait pembayaran premi yang diduga
digelapkan.
5. Pengaduan dari Anggota
- Anggota mengadukan mantan karyawannya yang melakukan penipuan dan
pemalsuan dokumen.
- Anggota mengadukan sesama anggota atas penggelapan premi asuransi.
- Anggota dilaporkan karyawan nya sendiri,
6. Laporan dari Regulator.
- Anggota tidak melakukan kegiatan oprasional perusahaan sesuai dengan ketentuan
perundangan (tidak ada kegiatan dan tidak ada penanggung jawab).
- Anggota dilaporkan secara langsung ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) oleh
nasabahnya/perusahaan asuransi mengenai dispute/misinterprestation.
7. Pengaduan dari asosiasi lain dari Industri perasuransian
Dugaan melanggar etika beriklan produk.
Sebagaimana yang termaktub dalam pasal 7 (bab II Etika Bisnis ) KODE ETIK
APPARINDO, Etika terhadap NASABAH, bahwa anggota wajib :

1. Memperlakukan Nasabah dengan baik sebagaimana mestinya, menjunjung tinggi asas


saling percaya, tidak memberikan pernyataan yang menyesatkan dan tidak
diskriminatif.
2. Bertindak jujur, hati – hati, transparan, penuh rasa tanggung jawab dam obyektif dalam
menjalankan profesinya.
3. Memberi informasi dan atau petunjuk yang benar dan tidak menyesatkan Nasabah
dalam suatu penempatan risiko dan atau mempengaruhi Nasabah atas hal – hal yang
tidak wajar dalam rangka penanganan klaim asuransi.
4. Menjaga rahasia Nasabah terkait dengan penutupan asuransi dan atau penanganan
klaim yang dipercayakan kepada anggota, kecuali diminta oleh pihak yang berwenang
seusai dengan ketentuan hukum.
5. Memelihara, menyimpan dan mengamankan dokumen – dokumen sebagaimana
dimaksud.
6. Mendapatkan Surat Penunjukan dari Nasabah dalam rangka menjalankan fungsi dan
peran sebagai perusahaan Pialang Asuransi dan Pialang Reasuransi.
7. Melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsi dan peran perusahaan pialang asuransi
atau perusahaan Pialang Asuransi sesuai ketentuan perundang – undangan yang
berlaku.
8. Menghindari konflik kepentingan.

Pada kasus yang terjadi dibawah ini ada perusaahan pialang anggota APPARINDO khususnya
pejabat pada perusahaan tersebut telah melakukan tindak kecurangan yang melanggar kode
etik APPARINDO khususnya pasal 7.

Direksi tersebut telah melakukan penipuan klaim asuransi kendaraan bermotor jenis mobil
mewah atas nama pribadi. Dengan bekerjasma sama dengan bagian klain asuransi.

Informasi yang disampaikan pihak pengadu bahwa yang bersangkutan (direksi tesebut)
melakukan penipuan tersebut secara personal dan tidak melibatkan perusahaan.

Walaupun dilakukan tidak melibatkan orang lain dan perusahaan nya tapi yang bersangkutan
adalah Direktur salah satu perusahaan Pialang angota APPARINDO maka akan sulit
dipisahkan.
Sanksi yang diberikan kepada yang bersangkutan dan perusahaan nya adalah pemberhentian
sementara sebagai anggota APPARINDO, dengan adanya pemberitahuan pengunduran diri
yang bersangkutan dan pengajuan direksi baru yang telah dinyatakan lulus dalam FIT &
PROPER TEST OJK sebagai direksi.

Sebagai anggota APPARINDO yang telah menanda tangani KODE ETIK APPARINDO,
sudah seharusnya mentaati dan menjalankan isi dengan baik KODE ETIK tersebut, jika
pelanggaran itu terjadi dampak yang akan terjadi tidak hanya pada diri sendiri juga pencemaran
nama baik Perusahaan.

Untuk membersihkan nama tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, banyak hal yang
harus diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai