Anda di halaman 1dari 214

TUGAS AKHIR

Analisis Perkembangan Usaha Ayam Panggang:


“Ayam Barbecue Gue” di Daerah Gading
Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci

Cecilia Augusta H 0131131203


Hanny Lovita Pandiani 0131131017
Henny 0131131154
Levina Syiariel 0131131325
Nathania Benita 0131131035

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA
JAKARTA, 2017












ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA AYAM

PANGGANG: “AYAM BARBECUE GUE” DI
DAERAH GADING SERPONG, BSD, ALAM
SUTERA, DAN LIPPO KARAWACI

OLEH


Cecilia Augusta H 0131131203
Hanny Lovita Pandiani 0131131017
Henny 0131131154

Levina Syiariel 0131131325

Nathania Benita 0131131035






TUGAS AKHIR INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI
SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA EKONOMI





PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA
JAKARTA, 2017

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR


Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul:

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA AYAM PANGGANG: “AYAM BARBECUE GUE” DI


DAERAH GADING SERPONG, BSD, ALAM SUTERA, DAN LIPPO KARAWACI

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi pada
Pendidikan S1 Universitas Prasetiya Mulya, sejauh yang kami ketahui bukan
merupakan tiruan atau duplikasi dari tugas akhir yang sudah dipublikasikan dan atau
sudah pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Universitas
Prasetiya Mulya maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian
yang sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Tangerang, 13 September 2017.




Cecilia Augusta H Hanny Lovita Pandiani

0131131203 0131131017




Henny Levina Syiariel

0131131154 0131131325





Nathania Benita

0131131035
PERSETUJUAN

Tugas akhir dengan judul:

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA AYAM PANGGANG: “AYAM BARBECUE GUE” DI


DAERAH GADING SERPONG, BSD, ALAM SUTERA, DAN LIPPO KARAWACI

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi pada


pendidikan S1 Universitas Prasetiya Mulya dan disetujui untuk diajukan dalam Ujian
Tugas Akhir.



Tangerang, 13 September 2017



Menyetujui,





Lenny Sunaryo, Ph.D Sri Widya Wijanarti, MM
Ketua Pembimbing Pembimbing



PERSETUJUAN PENYERAHAN PERBAIKAN
TUGAS AKHIR
PROGRAM S1 UNIVERSITAS PRASETIYA MULYA
KONSENTRASI BISNIS

Anggota Kelompok:

No. Induk Mahasiswa Nama


0131131203 Cecilia Augusta H
0131131017 Hanny Lovita Pandiani
0131131154 Henny
0131131325 Levina Syiariel
0131131035 Nathania Benita

telah memperbaiki Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Perkembangan Usaha Ayam
Paggang: “Ayam Barbecue Gue” di Daerah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan
Lippo Karawaci” sesuai dengan persyaratan yang ditambahkan oleh (para) penguji di
bawah ini waktu ujian Tugas Akhir.



Tangerang, 13 September 2017.


Menyetujui,







Galih Sakitri, SE, MM, MBA F.X. Hongyanto Setio, MBA
Ketua Penguji Penguji

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama kami dari ABG (Ayam Barbecue Gue) mengucapkan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kuasa dan tuntunan-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas akhir Business Project dengan judul “Analisis
Perkembangan Usaha Ayam Panggang: “Ayam Barbecue Gue” di Daerah Gading
Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci” sebagai syarat kelulusan dari
program strata satu Universitas Prasetiya Mulya.
Sehubungan dengan diselesaikannya laporan tugas akhir ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para pihak yang
telah mendukung kami dalam proses pembuatan laporan ini.
1. Keluarga dan kerabat dari setiap anggota ABG yang telah mendukung baik
secara materil dan moril selama menempuh pendidikan di Universitas
Prasetiya Mulya.
2. Ibu Lenny Sunaryo, Ph.D selaku ketua pembimbing proyek bisnis ABG yang
telah mengarahkan kami dari awal hingga akhir pelaksanaan tugas akhir ini.
3. Ibu Sri Widya Wijanarti, ST, MM selaku pembimbing kedua dari proyek
bisnis ABG yang telah membantu kami dari awal mata kuliah hatching
hingga akhir pelaksanaan tugas akhir ini.
4. Bapak Teguh Endaryono, MM selaku pembimbing kelompok ABG selama
mata kuliah hatching.
5. Seluruh personil dari Tim Pockeat selaku rekan bisnis ABG yang telah
bekerja sama dalam pembukaan cabang di Pasar Modern BSD.
6. Seluruh pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu dan mendukung kami sehingga penyusunan proyek bisnis ini
dapat berjalan dengan lancar.

Tentunya, kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Namun, besar harapan kami bahwa laporan ini dapat berguna bagi para pembaca.
Akhir kata, kami mengucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata ataupun penulisan dalam laporan tugas akhir ini.


Tangerang, 13 September 2017



Penyusun
Kelompok Ayam Barbecue Gue
RINGKASAN EKSEKUTIF


Perkembangan industri makanan di daerah Tangerang berkembang cukup pesat
yaitu sebesar 8,29% (BPS, 2016) dan permintaan dari daging ayam juga meningkat
sebesar 1.89% (Euromonitor, 2016). Didukung oleh data tersebut, kelompok melihat
adanya peluang untuk membangun bisnis di industri makanan khususnya daging ayam.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di daerah target pasar, belum ada satu pun
restoran yang menyajikan ayam panggang dengan hidangan pendamping yang
memadukan cita rasa khas Indonesia dan Barat. Oleh karena itu, kelompok memilih
untuk membangun bisnis ini.
Ayam Barbecue Gue (ABG) merupakan sebuah kedai makan yang didirikan pada
bulan Februari 2017 dan berlokasi di Kios CC no 19, Pasar Modern Paramount, Gading
Serpong, Tangerang. Setelah menjalankan bisnis selama lima bulan, ABG membuka
cabang kedua dengan bekerja sama bersama warung tenda Pockeat yang berlokasi di
kawasan Pasar Modern BSD. Produk utama yang dimiliki ABG adalah ayam panggang
dengan saos barbecue dengan adanya diferensiasi dari segi hidangan pendamping yang
memadukan cita rasa khas Indonesia dan Barat. ABG memiliki lima jenis paket ayam
panggang dan hidangan pendamping dengan harga yang berkisar antara Rp20,000-
Rp25,000. Dengan adanya produk yang bersifat unik, ABG menggunakan strategi
diferensiasi berdasarkan Porter’s Generic Strategy untuk bersaing di industri makanan.
Target pasar yang dituju oleh ABG adalah pria dan wanita berusia 13-35 tahun yang
berdomisili di daerah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Lippo Karawaci dengan
pengeluaran untuk konsumsi sebesar Rp925,000/bulan. ABG memasarkan produk
dengan membuat kedai makan, menyediakan jasa katering, dan bekerja sama dengan
Gojek dan Grab Food. ABG menjalin hubungan dengan para konsumen melalui media
sosial seperti Instagram dan selalu menerima saran dari konsumen.
Modal investasi awal dikumpulkan oleh kelima pendiri ABG yaitu sebesar
Rp33,500,000, dimana biaya tersebut dialokasikan untuk sewa tempat, membeli
berbagai keperluan awal usaha, dan untuk biaya working capital. Berdasarkan proyeksi

I
penjualan yang ditetapkan yaitu sebesar Rp114,000,000 dan beberapa strategi yang
ditetapkan, bisnis ABG diperkirakan akan mencapai payback period pada akhir tahun
pertama yaitu pada bulan Desember 2017. Berdasarkan proyeksi keuangan satu tahun
ke depan, Return on Asset (ROA) sebesar 4.49% dan Return on Investment (ROI)
sebesar 10.89%.





Kata Kunci : Ayam panggang, hidangan pendamping, diferensiasi, bumbu unik,
dan harga terjangkau.
Bidang
: Food and Beverage.
Usaha
































II
EXECUTIVE SUMMARY



The growth of food industry, particularly in Tangerang has increased rapidly at
around 8.29% per year (BPS, 2016); followed by the increasing demand for chicken
meat around 1.89% per year (Euromonitor, 2016). Supported by the data, this team
took this opportunity to establish a business in food industry specifically that of
chicken meat-based food. Based on the overall observation that took place at the area
of our target market, there’s still no restaurant that provide roasted chicken with
various Western-Indonesian style side dishes. Therefore, seeing this opportunity we
want to try and start our own business in this field.
Ayam Barbecue Gue (ABG) is established in February 2017, and has its first shop in
Kios CC no 19, Pasar Modern Paramount, Gading Serpong, Tangerang. After running
the business for five months, ABG opened its second branch in Pasar Modern BSD. The
main product offered by ABG is roasted chicken with barbecue sauce. It provides
differentiation from its competitors by offering unique side dish (fusion of Indonesian
and Western taste). ABG offers five types of set menu with price range from Rp20,000
to Rp25,000 per set. By emphasizing its product uniqueness, ABG applied
differentiation strategy based on Porter’s Generic Strategy to compete in food
industry.
The targeted market are man and woman of age 13-35 years old who lived in and
around Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, and Lippo Karawaci areas with monthly
expense for consumsion around Rp925,000. ABG distributes its products by selling
food offline (a small dinereatery) and online (partner with Gojek and Grab Food). In
order to build a strong relationship with the consumers, ABG uses Instagram as the
platform to connect and update all of the latest information to the consumers (social
media-based), also by always using their inputs to implement continuous
iimprovement.
Initial investment for this business is Rp33,500,000 whereas that investment is
used for rent, working capital, and various other business’ needs. Based on the

III
projected annual sales (Rp114,000,000) and applied strategies, ABG will reach its
payback period in the first year of business operational or to be exacty it will be on
December 2017. The projected financial statements in one year shows Return on Asset
(ROA) of 4.49% and Return on Investment (ROI) of 10.89%.





Keywords : Roasted chicken, various side dishes, differentiation, unique spices,
and affordable.
Business
: Food and Beverage.
Category































IV
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF …..……………..……………..……………………………………………………….…..…….….… I
PERSETUJUAN PENYERAHAN ………………...……………..…….……………………………………...…..…….….… III
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………………. IV
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. X
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................... XII
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... XIV
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Pembatasan Produk atau Layanan ....................................................................................... 2
1.3 Analisis Permintaan .............................................................................................................. 2
1.3.1 Jumlah Permintaan pada Pasar Sasaran ................................................................. 2
1.3.2 Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi yang Berpengaruh ....................... 3
1.4 Analisis Penawaran .............................................................................................................. 3
1.4.1 Jumlah Penawaran pada Pasar Sasaran .................................................................. 4
1.4.2 Analisis Tingkat Persaingan pada Pasar Sasaran ..................................................... 4
1.5 Kesimpulan Analisis Lingkungan Bisnis ................................................................................ 5
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................................................... 5
BAB II: KAJIAN LITERATUR ............................................................................................................ 6
2.1 Kajian Konteks Bisnis ............................................................................................................ 6
2.2 Kajian Penelitian ................................................................................................................... 7
2.3 Kajian Manajemen Bisnis ..................................................................................................... 8
2.3.1 Kajian Pemasaran ................................................................................................... 9
2.3.2 Kajian Operasi ....................................................................................................... 10
2.3.3 Kajian Sumber Daya Manusia ............................................................................... 11
2.3.4 Kajian Keuangan ................................................................................................... 13
2.3.5 Kajian Strategi Bisnis ............................................................................................. 14
BAB III: ANALISIS PELUANG USAHA ............................................................................................ 17
3.1 Penelitian Kualitatif ............................................................................................................ 17
3.1.1 Metode Penelitian Kualitatif ................................................................................. 17
3.1.2 Temuan Penelitian Kualitatif ................................................................................ 18

V
3.2 Penelitian Kuantitatif ......................................................................................................... 20
3.2.1 Metode Penelitian Kuantitatif .............................................................................. 20
3.2.2 Temuan Penelitian Kuantitatif .............................................................................. 20
3.3 Penelitian Tes Alfa .............................................................................................................. 25
3.3.1 Metode Penelitian Tes Alfa ................................................................................... 25
3.3.2 Temuan Penelitian Tes Alfa .................................................................................. 25
3.4 Penelitian Tes Beta ............................................................................................................. 27
3.4.1 Metode Penelitian Tes Beta ................................................................................. 27
3.4.2 Temuan Penelitian Tes Beta ................................................................................. 28
3.5 Kesimpulan Analisis Peluang Usaha ................................................................................... 30
BAB IV: PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN ............................................................................ 32
4.1 Deskripsi Produk atau Layanan .......................................................................................... 32
4.2 Visi Perusahaan .................................................................................................................. 35
4.3 Misi Perusahaan ................................................................................................................. 35
4.4 Tujuan dan Sasaran Perusahaan ........................................................................................ 35
4.5 Nilai yang Dianut ................................................................................................................ 36
4.6 Perencanaan Bentuk Badan Usaha .................................................................................... 36
4.7 Modal Kewirausahaan Tim Inti ........................................................................................... 37
4.8 Strategi Bersaing Perusahaan ............................................................................................ 39
4.9 Kesimpulan Rencana Bersaing Perusahaan ........................................................................ 41
BAB V: RENCANA FUNGSIONAL PERUSAHAAN .......................................................................... 42
5.1 Kerangka Model Bisnis ....................................................................................................... 42
5.1.1 Kerangka Model Bisnis .......................................................................................... 42
5.2 Rencana Pemasaran ........................................................................................................... 44
5.2.1 Tujuan dan Sasaran Pemasaran ............................................................................ 44
5.2.2 Klasifikasi Konsumen Sasaran ............................................................................... 46
5.2.3 Rencana Pembangunan Merk Bisnis ..................................................................... 46
5.2.3.1 Nama Merek ........................................................................................... 46
5.2.3.2 Identitas Logo ......................................................................................... 49
5.2.3.3 Posisi Produk/Layanan yang Diinginkan di Mata Konsumen .................. 50
5.2.4 Rencana Komunikasi Pemasaran .......................................................................... 51
5.2.4.1 Infrastruktur Media ............................................................................... 51

VI
5.2.4.2 Rencana Peluncuran Produk dan Layanan ............................................ 52
5.2.4.3 Rencana Promosi Produk dan Layanan ................................................. 54
5.2.4.4 Rencana Distribusi ................................................................................. 55
5.2.4.5 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal ................................................. 56
5.2.4.6 Rekapitulasi Matrix Komunikasi Pemasaran Terintegrasi ..................... 57
5.2.5 Rencana Penetapan Harga ................................................................................... 57
5.2.6 Organisasi Tim Pemasaran .................................................................................... 58
5.2.6.1 Struktur Tim Pemasaran ........................................................................ 59
5.2.6.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Pemasaran ............................................... 60
5.2.7 Rencana Proyeksi Penjualan 1 Tahun ke Depan ................................................... 60
5.2.8 Rencana Anggaran Pemasaran ............................................................................. 62
5.3 Rencana Operasi ................................................................................................................ 63
5.3.1 Tujuan dan Sasaran Operasi ................................................................................. 63
5.3.2 Pengendalian Proses Produksi / Layanan ............................................................ 64
5.3.2.1 Proses Produksi / Layanan .................................................................... 64
5.3.2.2 Kebutuhan Aset Produksi / Layanan .................................................... 68
5.3.3 Pengendalian Standar Kualitas Produk / Layanan ................................................ 68
5.3.3.1 Standar Kualitas .................................................................................... 69
5.3.3.2 Toleransi Barang Cacat ........................................................................... 69
5.3.3.3 Strategi Pemantapan Kualitas ................................................................ 75
5.3.4 Pengendalian Pemasok ......................................................................................... 76
5.3.4.1 Identifikasi Standar Pemasok ................................................................. 77
5.3.5 Pengendalian Persediaan ..................................................................................... 78
5.3.5.1 Identifikasi Potensi Persediaan .............................................................. 78
5.3.5.2 Identifikasi Rencana Pengendalian Persediaan ...................................... 81
5.3.6 Pengendalian Limbah dan Lingkungan ................................................................. 81
5.3.7 Penjadwalan Kegiatan Produksi ............................................................................ 83
5.3.8 Organisasi Tim Operasi ......................................................................................... 85
5.3.8.1 Struktur Tim Operasi .............................................................................. 85
5.3.8.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Operasi ..................................................... 86
5.3.9 Rencana Anggaran Operasi ................................................................................... 87
5.4 Rencana Sumber Daya Manusia ......................................................................................... 87

VII
5.4.1 Tujuan dan Sasaran Sumber Daya Manusia ......................................................... 87
5.4.2 Budaya Perusahaan yang Ingin Dikembangkan .................................................... 88
5.4.3 Struktur Organisasi ............................................................................................... 89
5.4.4 Uraian Jabatan ...................................................................................................... 90
5.4.5 Perencanaan SDM ................................................................................................ 92
5.4.5.1 Kebijakan Rekrutmen ............................................................................ 92
5.4.5.2 Kebijakan Seleksi ................................................................................... 95
5.4.6 Pengembangan SDM ............................................................................................ 95
5.4.6.1 Kebijakan Orientasi ............................................................................... 95
5.4.6.2 Kebijakan Pelatihan dan Pengembangan .............................................. 96
5.4.6.3 Kebijakan Penilaian Kerja .................................................................... 100
5.4.7 Kebijakan Kompensasi ........................................................................................ 105
5.4.8 Peraturan Perusahaan ........................................................................................ 106
5.4.9 Rencana Anggaran SDM ..................................................................................... 107
5.5 Rencana Keuangan ........................................................................................................... 107
5.5.1 Tujuan dan Sasaran Keuangan ............................................................................ 107
5.5.2 Kebijakan Modal Kerja ........................................................................................ 108
5.5.2.1 Kas dan Uang Tunai .............................................................................. 108
5.5.2.2 Piutang Usaha ..................................................................................... 109
5.5.2.3 Persediaan ........................................................................................... 109
5.5.2.4 Utang Usaha ......................................................................................... 110
5.5.3 Kebijakan Investasi ............................................................................................. 111
5.5.3.1 Kebijakan Investasi Awal ...................................................................... 111
5.5.3.2 Rincian Biaya Pra-Operasi ................................................................... 112
5.5.4 Kebijakan Pendanaan ......................................................................................... 113
5.5.4.1 Struktur Modal dan Sumber Pendanaan .............................................. 113
5.5.4.2 Kebijakan Pembagian Hasil Keuntungan Usaha ................................... 114
5.5.5 Proyeksi Laporan Keuangan ................................................................................ 115
5.5.5.1 Asumsi Penyusunan Proyeksi Laporan Keuangan ............................... 115
5.5.5.2 Pro-Forma Laporan Neraca ................................................................. 116
5.5.5.3 Proyeksi Laporan Laba Rugi 1 Tahun Kedepan ................................... 117
5.5.5.4 Proyeksi Laporan Arus Kas 1 Tahun Kedepan .................................... 119

VIII
5.5.5.5 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun Kedepan ........................................ 121
5.5.6 Analisis Risiko ..................................................................................................... 123
5.5.6.1 Identifikasi Potensi Risiko ..................................................................... 123
5.5.6.2 Mitigasi Resiko ..................................................................................... 124
BAB VI: KEGIATAN REALISASI PROYEK BISNIS .......................................................................... 126
6.1 Laporan Kegiatan Peluncuran Bisnis ................................................................................ 126
6.2 Analisis Gap Rencana dan Realisasi .................................................................................. 127
6.2.1 Rencana dan Realisasi Strategi Pemasaran ............................................................ 127
6.2.2 Rencana dan Realisasi Strategi Operasi .................................................................. 132
6.2.3 Rencana dan Realisasi Strategi Sumber Daya Manusia .......................................... 137
6.2.4 Rencana dan Realisasi Strategi Keuangan .............................................................. 143
6.2.4.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Laba Rugi ........................ 143
6.2.4.2 Perbandingan Rencana dan Realisasi Strategi Laporan Arus Kas ............. 146
6.2.4.3 Perbandingan dan Realisasi Laporan Neraca ........................................... 150
6.2.5 Kesimpulan Analisis Gap Rencana dan Realisasi ..................................................... 153
6.2.6 Analisis Kelayakan Bisnis ......................................................................................... 154
6.2.6.1 Analisis Payback Period ............................................................................ 154
6.2.6.2 Analisis Breakeven Poin ........................................................................... 155
6.2.6.3 Analisis Rasio Keuangan yang Dibutuhkan .............................................. 156
6.3 Faktor Kunci Sukses dalam Bisnis ..................................................................................... 158
BAB VII: PENUTUP ................................................................................................................... 159
7.1 Penutup ............................................................................................................................ 160
7.1.1 Kesimpulan Analisis Laporan Proyek Bisnis ........................................................ 160
7.1.2 Saran Pengembangan Proyek Bisnis ................................................................... 161
7.2 Pembelajaran yang Diperoleh .......................................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 163
LAMPIRAN ................................................................................................................................ 168

IX
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Respon Narasumber Terhadap Ayam Panggang ABG……………………………. 28
Tabel 3.2 Respon Narasumber Terhadap Hidangan Pendamping ABG…………………. 28
Tabel 3.3 Respon Narasumber Terhadap Pelayanan ABG…..........................……….…29
Tabel 4.1 Tabel Proyeksi Milestone……………….…………………….......................……….… 37
Tabel 4.2 Deskripsi Modal Kewirausahaan yang Dimiliki Pendiri ABG................…… 37
Tabel 4.3 Analisa SWOT…………………………………………………………………………………………40
Tabel 5.1 Penjelasan Pembagian Klasifikasi Konsumen ABG………………………….…….. 47
Tabel 5.2 Rencana Kegiatan Promosi ABG……………………………………………………………. 54
Tabel 5.3 Gantt Chart Kegiatan Pemasaran Selama 1 Tahun Kedepan…………….…… 57
Tabel 5.4 Proyeksi Penjualan………………………………….…….………………………….………….. 61
Tabel 5.5 Rencana Anggaran Pemasaran………….…………………………….………..…………. 62
Tabel 5.6 Kebutuhan Aset Produksi ABG………….………….…….…….……..……….…………. 68
Tabel 5.7 Standar Kualitas Produk ABG…………….……………………………………..………….. 70
Tabel 5.8 Kriteria Toleransi Barang Cacat…………….….……………………………...………….. 72
Tabel 5.9 Presentase Barang Cacat…………….…………………………….………..….……..…….. 73
Tabel 5.10 Perhitungan Defect Rate Daging Ayam Yang Dimarinasi………………………74
Tabel 5.11 Penilaian Terhadap Pemasok ABG…………….……………………..….………....... 77
Tabel 5.12 ABC Analysis Persediaan ABG…………….……………………………….………….….. 80
Tabel 5.13 Rencana Kegiatan Divisi Operasi………..…….…………………….…………………… 84
Tabel 5.14 Anggaran Dana Operasi Selama 1 Tahun…………….……………………………… 87
Tabel 5.15 Uraian Pekerjaan CEO…………….………………………………………………………….. 90
Tabel 5.15 Perencanaan Jumlah Perekrutan SDM 1 Tahun Kedepan……………………. 90
Tabel 5.16 SOP Rekrutmen Karyawan……………………………………………………………………93
Tabel 5.17 Perencanaan Jumlah Perekrutan SDM 1 Tahun Kedepan………………..……94
Tabel 5.18 Analisa Kebutuhan Pelatihan………………………………………………….……......…96
Tabel 5.19 Form Evaluasi Pelatihan Karyawan Produksi………………………………………..99
Tabel 5.20 Key Performance Indicators……………………………………………………………….100

X
Tabel 5.21 Lembar Penilaian Performa Manajer Usaha………………….……………………. 102
Tabel 5.22 Hasil Observasi Gaji Bulanan………………………………………………..………………105
Tabel 5.23 Anggaran SDM 1 Tahun Kedepan…………………………………………………………107
Tabel 5.24 Rincian Investasi Awal……………………………….…………………………………………111
Tabel 5.25 Rincian Biaya Pra-Operasi…………….…………………………………………………..… 113
Tabel 5.26 Jadwal Pengumpulan Modal Usaha……………………………….……………………. 114
Tabel 5.27 Pro-Forma Laporan Neraca…………………………………………………………………..117
Tabel 5.28 Proyeksi Laba Rugi 1 Tahun Kedepan…………………………………………………...118
Tabel 5.29 Proyeksi Arus Kas 1 Tahun Kedepan……………………………………………………..120
Tabel 5.30 Proyeksi Neraca 1 Tahun Kedepan………………………………………………………..122
Tabel 5.31 Identifikasi Potensi Resiko ABG………………………..…………………………………..123
Tabel 5.32 Mitigasi Usaha…………….…………………………….………………………………............124
Tabel 6.1 Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG…………………………………….128
Tabel 6.2 Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan Operasi ABG………………………..130
Tabel 6.3 Realisasi Kegiatan Operasi ABG di Pasar Modern BSD………………………..……132
Tabel 6.4 Biaya Pengembangan Produk Div. Operasi ……….…………………………………….134
Tabel 6.5 Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan SDM ………………………………….…137
Tabel 6.6 Rencana dan Realisasi Anggaran Biaya SDM ABG …….……………………………..140
Tabel 6.7 Proyeksi dan Realisasi Laporan Laba Rugi …….………………………………………...144
Tabel 6.8 Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas …….…………………………………………..147
Tabel 6.9 Proyeksi dan Realisasi Laporan Neraca …………………………………………..……….151
Tabel 6.10 Payback Period …….………………………………………………………………………….……154
Tabel 6.11 Break Even Point …….……………………………………………………………………………..155
Tabel 6.12 Rasio Keuangan…….………………………………………………………………………………..156



XI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Tempat yang Paling Sering Dikunjungi Konsumen…………………………….. 20
Gambar 3.2 Tipe Makanan Favorit Konsumen………………………………..………………….... 21
Gambar 3.3 Pengeluaran Konsumen Saat Makan di Luar………………………….. ………….21
Gambar 3.4 Konsep Ketertarikan Konsumen………………….……………………………………..22
Gambar 3.5 Pola Konsumsi Daging Ayam di Restoran………………………………..………….22
Gambar 3.6 Pengalaman Konsumsi Ayam Panggang………………….………………………….23
Gambar 3.7 Tingkat Kesesuaian Harga Produk ABG………………………………….………….. 23
Gambar 3.8 Jenis Sambal atau Saus yang Cocok………………………………………..…………. 24
Gambar 3.9 Ketertarikan Konsumen Mencoba Produk ABG…………………………………. 24
Gambar 4.1 Logo ABG …………………….....……………….……………….…………………..…………. 32
Gambar 4.2 Ayam ABG (1 Ekor)………………………………..…………………….………… ………… 33
Gambar 4.3 ABG dengan Nasi Putih………………………..…………........................…………. 33
Gambar 4.4 ABG dengan Nasi Daun Jeruk……………….…………………….............…………. 33
Gambar 4.5 ABG dengan Kentang Tumbuk Daun Jeruk………........................ ………….33
Gambar 4.6 ABG dengan Kentang Goreng…………………………..……………………. ………… 34
Gambar 4.7 ABG dengan Potato Wedges………………...…………….………………….………… 34
Gambar 4.8 ABG dengan Pasta Rawit Kemangi…………………………………………. ………… 34
Gambar 4.9 Piring Melamin…………………………………….…………………………………………… 35
Gambar 4.10 Perceptual Mapping ABG…………….…………………………….………… ………… 39
Gambar 5.1 Kerangka Model Bisnis ABG…………….………….……………… ………….………… 43
Gambar 5.2 Logo ABG …………….…………………………….…………………………………..………… 49
Gambar 5.3 Perceptual Mapping ABG…………….…………………………….………….. ………… 50
Gambar 5.4 Kegiatan Grand Launching ABG…………….…………………………….……………. 53
Gambar 5.5 Diagram Alur Penetapan Harga…………….…………………………….….………… 58
Gambar 5.6 Bagan Struktur Organisasi Divisi Pemasaran…………….…………….………… 59
Gambar 5.7 Proses Produksi Ayam Panggang…………….…………………………….…………. 65
Gambar 5.8 Proses Produksi Hidangan Pendamping…………….…………………..………… 66

XII
Gambar 5.9 Proses Penyajian Pesanan Kepada Konsumen…………….………….………… 67
Gambar 5.10 Kantong Plastik untuk Membuang Minyak Jelantah…………….…………. 82
Gambar 5.11 Kantong Plastik untuk Membuang Sampah…………………………………….. 83
Gambar 5.12 Bagan Struktur Organisasi Divisi Operasi………………………………………… 85
Gambar 5.13 Bagan Struktur Organisasi ABG…………………………………………….………… 89
Gambar 6.1 Endorsement Tangerangfoodstory……………………………………………………. 131
Gambar 6.2 Hasil Instagram Ads…………….……………………………………………………………. 132
Gambar 6.3 Hasil Penilaian Bahan Baku…………….…………………………….……….…………. 135
Gambar 6.4 Hasil Evaluasi Pelatihan Karyawan……………………………………………………..139

















XIII
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pertanyaan Tes Alfa……………………………………………………………………………….169
Lampiran 2 Pertanyaan Tes Beta………………………………………………………………………………171
Lampiran 3 Kuisioner Perceptual Mapping……………………………………………………………….174
Lampiran 4 Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Makanan yang Sudah Diolah)………….176
Lampiran 5 Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Bahan Baku)……………………………………177
Lampiran 6 Lembar Uraian Jabatan………………………………………………………………………….179
Lampiran 7 Proyeksi Sales, Marketing Expense, dan Income Statement.....................185
Lampiran 8 Proyeksi Perbandingan Laba Rugi (Kios CC, Pasar Modern BSD). ….……….186
Lampiran 9 Proyeksi Laporan Neraca……………………………………………………………………….188
Lampiran 10 Voucher Loyalitas Konsumen……………………………….……………………………..174
Lampiran 11 Foto Lokasi Tenda Pasmod BSD…………………………........……..…………………175
Lampiran 12 Hasil Evaluasi Penilaian Karyawan……………………………………………………….192

XIV
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri makanan dan minuman di daerah Tangerang merupakan
industri dengan prospek yang baik; didukung data dari BPS pada Laporan
Bulanan Data Sosial Ekonomi Maret 2017. Pertumbuhan produksi industri
makanan di Tangerang mencapai 8,29% pada tahun 2016. Berdasarkan data
BPS tersebut, usaha Ayam Barbecue Gue (selanjutnya disebut ABG) dapat
memanfaatkan keadaan ini sebagai peluang untuk masuk ke dalam industri
makanan.
Melihat pertumbuhan produksi di industri makanan yang meningkat,
ABG mencoba untuk membangun bisnis yang berfokus pada makanan
panggang dengan bahan dasar daging ayam. Hal ini dibuktikan dengan data dari
Euromonitor bahwa pertumbuhan konsumsi daging ayam terus bertambah
hingga mencapai 1,826 milyar ekor atau meningkat sebesar 1.89% pada tahun
2016.
Melihat peluang dalam bisnis ini, ABG melakukan observasi untuk
mengetahui jumlah restoran dengan menu utama masakan daging ayam pada
wilayah Gading Serpong, BSD, Karawaci, dan Alam Sutera yang menjadi target
market ABG. Berdasarkan hasil observasi, terdapat sekitar 85 restoran yang
memiliki menu utama masakan daging ayam. Sebagian besar restoran tersebut
hanya menjual ayam bakar dan ayam goreng. Namun, belum terdapat restoran
yang menawarkan ayam panggang dengan diferensiasi menu hidangan
pendamping. Melihat keadaan tersebut, ABG membuat produk ayam panggang
dengan cita rasa khas yang mengkombinasikan ayam panggang dan hidangan
pendamping perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia.

1
1.2 Pembatasan Produk atau Layanan
ABG merupakan ayam panggang dengan hidangan pendamping yang
memadukan cita rasa Barat dan Indonesia. Hingga saat ini, produk ABG masih
berfokus pada menu ayam panggang dengan bumbu racikan sendiri yang
memiliki cita rasa yang khas. Lokasi penjualan ABG berada di Kios CC no. 19,
Pasar Modern Paramount Gading Serpong.
Harga produk ABG per porsi berkisar antara Rp20,000-Rp25,000.
Hidangan pendamping yang tersedia adalah nasi putih, nasi daun jeruk,
kentang tumbuk daun jeruk, pasta rawit kemangi, dan potato wedges balado.
Menu pelengkap yang diberikan merupakan parutan daun kol yang dicampur
dengan mayones. Minuman yang ditawarkan adalah teh tawar (es atau
hangat), teh manis (es atau hangat), susu coklat (es atau hangat), teh rasa
lemon (es atau hangat), dan teh tarik (es atau hangat).

1.3 Analisis Permintaan


Bagian ini menjelaskan analisa jumlah permintaan masakan daging
ayam di Pasar Modern Paramount Gading Serpong, yang menjadi lokasi
penjualan ABG.

1.3.1 Jumlah Permintaan pada Pasar Sasaran
Untuk mendapatkan data jumlah permintaan, ABG melakukan
wawancara dengan beberapa pemilik rumah makan yang menjual
masakan daging ayam di Pasar Modern Paramount Gading Serpong.
Narasumber pertama, pemilik restoran Ayam Goreng Pak
Gembus, menginformasikan bahwa hasil penjualan per hari dapat
mencapai Rp1,500,000-Rp2,000,000 (125-155 porsi). Narasumber
kedua, pemilik Ayam Taliwang, menginformasikan bahwa ia berhasil
mencapai penjualan 75-100 ekor per hari, dengan harga per ekor ayam
Rp38,000. Narasumber ketiga, pemilik Ayam Goreng Lamongan, rata-

2
rata menjual 35-80 ekor per hari dengan hasil penjualan mencapai
Rp420,000-Rp960,000. Dari hasil wawancara tersebut, didapatkan
asumsi rata-rata permintaan daging ayam di Pasar Modern Paramount
Gading Serpong sebanyak 60 ekor per hari.

1.3.2 Analisis Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi yang Berpengaruh
Penggunaan teknologi yang memanfaatkan kecanggihan aplikasi
virtual sangat memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses
dimanapun dan kapanpun (Aninditha, 2016). Fenomena perkembangan
teknologi ini juga ikut berpengaruh pada berbagai industri bisnis seperti
transportasi, makanan dan minuman, kecantikan, dan lain-lain. Salah
satu bisnis yang memanfaatkan aplikasi virtual untuk memudahkan
pemesanan sarana transportasi yaitu Gojek dan Grab Bike yang juga
menyediakan layanan pesan antar untuk makanan dan minuman seperti
Go-food dan Grab Food. Dengan menggunakan aplikasi Go-Food dan
Grab Food, konsumen akan dengan mudah melakukan pemesanan
makanan pada restoran-restoran yang tidak memiliki layanan pesan
antar tersendiri. Layanan pesan antar Go-food dan Grab Food juga akan
lebih mudah dan efisien.
Penggunaan teknologi seperti media sosial juga dapat menjadi
salah satu cara untuk melakukan promosi, kegiatan pemasaran,
memperkenalkan produk, dan juga sebagai sarana komunikasi dengan
para pelanggan.

1.4 Analisis Penawaran
Bagian ini menjelaskan analisa jumlah penawaran masakan daging ayam
di Pasar Modern Paramount Gading Serpong, yang menjadi lokasi penjualan
ABG.

3
1.4.1 Jumlah Penawaran pada Pasar Sasaran
Berdasarkan hasil observasi di sekitar lokasi kios ABG, yang
terletak di Pasar Modern Paramount Gading Serpong terdapat 58
tempat makan yang menawarkan berbagai jenis makanan; sedangkan
terdapat 16 tempat makan yang menawarkan masakan daging ayam.
Untuk mengetahui jumlah persediaan masakan daging ayam
yang dijual per hari, ABG melakukan wawancara kepada 3 narasumber
yang sama, yaitu pemilik Ayam Taliwang, Ayam Goreng Pak Gembus,
dan Ayam Lamongan. Jumlah rata-rata penawaran pada Ayam Gembus
berkisar 135-165 porsi per harinya; Ayam Taliwang dengan jumlah
penawaran 100 ekor per harinya; Ayam Lamongan dengan jumlah
penawaran 80 ekor per harinya.
Jika dilihat dari ketiga tempat makan yang menjual masakan
daging ayam tersebut, jumlah potensi penawaran terhadap masakan
daging ayam sebanyak 73 ekor per harinya.

1.4.2 Analisis Tingkat Persaingan pada Pasar Sasaran


Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, ABG berada pada
pasar persaingan monopolistik. Dalam pasar tersebut, produsen dapat
mempengaruhi harga dan dengan mudah keluar-masuk pasar
dikarenakan halangan untuk memasuki industri ini sangat sedikit
(Arijanto, 2005).
ABG menggunakan strategi diferensiasi produk tambahan,
sehingga tidak mengandalkan harga sebagai faktor utama dalam
persaingan. Faktor penting lainnya yang juga memiliki dampak yang
besar dalam penjualan produk ABG adalah strategi promosi, seperti:
melakukan pemasaran di media sosial, dan juga penyebaran brosur
untuk meningkatkan brand awareness.

4
1.5 Kesimpulan Analisis Lingkungan Bisnis
Berdasarkan hasil analisa terhadap tingkat persaingan pasar
monopolistik, ABG memiliki peluang untuk dapat bersaing di dalam pasar
tersebut, dengan mengadakan diferensiasi produk. Hal ini terbukti dengan
jumlah penawaran masakan daging ayam yang di Pasar Modern Paramount
sebagian besar adalah ayam goreng dan ayam bakar. ABG sebagai penyedia
produk ayam panggang cukup optimis untuk memasuki industri tersebut.
Dengan analisa terhadap perkembangan teknologi pada subbab di atas,
ABG dapat memanfaatkan teknologi dalam kegiatan pemasaran dan juga
sarana komunikasi dengan konsumen.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi tujuh bab, yaitu:
Bab 1 berisikan tentang pendahuluan laporan yang menjelaskan analisis
permasalahan, permintaan dan penawaran, serta peluang-peluang usaha. Bab
2 dengan judul Kajian Literatur menjelaskan kajian literatur terkait konsep
bisnis, metode penelitian, serta konsep manajemen bisnis yang digunakan. Bab
3 dengan judul Analisis Peluang Usaha menjelaskan temuan dari peneitian
kualitatif, penelitian kuantitatif, tes alfa, serta tes beta yang akan dilakukan,
serta tindakan selanjutnya yang akan dilakukan terhadap produk ABG.
Bab 4 dengan judul Profil dan Strategi Perusahaan menjelaskan profil
ABG termasuk visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan, nilai yang dianut
karyawan, perencanaan bentuk badan usaha, modal, dan strategi bersaing ABG
terhadap kompetitornya. Bab 5 dengan judul Kerangka Model Bisnis yang
dijabarkan ke dalam kegiatan operasional ABG, serta rencana-rencana kegiatan
ke depannya. Bab 6 dengan judul Kegiatan Realisasi Proyek Bisnis menjelaskan
analisis rencana yang telah dibuat pada bab sebelumnya dengan realisasi yang
telah dilakukan. Bab 7 adalah penutup dari laporan ini menjelaskan kesimpulan
serta pembelajaran yang didapat dari bisnis yang telah dijalankan.

5
BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1 Kajian Konteks Bisnis
Konteks bisnis mencakup struktur, prosedur, strategi, sistem, teknologi,
dan tujuan karyawan di dalam bisnis tersebut (Taylor,2004). Adanya deregulasi,
kompetisi internasional yang meningkat, perubahan tren dalam pasar
konsumen, serta munculnya teknologi baru secara serentak membuat sektor
makanan mengalami perubahan kondisi kerja secara radikal. Situasi ini
menuntut sebuah bisnis untuk melakukan inovasi dan pengembangan produk
secara dramatis (Lagnevik,2003).
Tantangan utama dalam usaha adalah bagaimana dapat
mengimplementasikan inovasi secara dramatis. Perubahan dalam sebuah bisnis
harus terjadi di berbagai tingkat dalam organisasi. Perubahan pola pikir menjadi
hal yang paling penting bagi sebuah bisnis untuk dapat melaksanakan sebuah
inovasi (Martinez,2013).
Menurut data dari BPS, Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Maret
2017, pertumbuhan produksi industri makanan (mikro dan kecil) memiliki
angka pertumbuhan tahunan mencapai 7,52% dan merupakan salah satu
industri yang memiliki angka pertumbuhan positif.
Menurut data dari BPS Kabupaten Tangerang tahun 2015, 24.73%
penduduk berada pada golongan dengan pengeluaran bulanan sebesar
Rp500.000–Rp749,999 dan sebanyak 21.57% penduduk berada pada golongan
dengan pengeluaran bulanan sebesar Rp300,000–Rp499,999. BPS Kabupaten
Tangerang mengeluarkan data bahwa 48,52% dari pengeluaran bulanan
tersebut dialokasikan untuk membeli berbagai jenis makanan. Konsumsi
makanan menjadi sangat penting bagi identitas diri konsumen (Lagnevik,2003).
Pengembangan produk baru dan inovasi makanan menciptakan suatu
keadaan yang positif sekaligus menimbulkan keadaan negatif bagi sebuah

6
usaha. Pihak yang dapat memahami dinamika usaha dan menggunakan
keunggulan kompetitif dapat memperoleh keuntungan dari perubahan ini,
namun bagi pihak yang tidak dapat mengikutinya akan kalah dalam persaingan
usaha yang ketat (Lagnevik,2003).

2.2 Kajian Penelitian
Metode penelitian dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011). Di dalam melakukan penelitian,
kelompok menggunakan beberapa metode penelitian untuk mendapatkan data
yang valid dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut adalah beberapa metode
yang digunakan dalam melakukan penelitian:
1. Metode penelitian kualitatif
Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat masukan
baru terhadap produk yang sedang dibuat, agar produk tersebut
dapat lebih berkembang. Metode penelitian kualitatif ini
menggunakan teknik focus group discussion, dikarenakan teknik FGD
meminta pendapat dari masing-masing responden, sehingga dapat
memunculkan ide baru untuk pengembangan produk (Zickmund,
2013).
2. Metode penelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif pada umumnya bertujuan untuk
mengetahui suatu objektif dari penelitian melalui cara penelitian
empiris yang menggunakan pengukuran numerik dan analisa.
Metode penelitian kuantitatif menggunakan statistik dalam
melakukan analisa data. Metode statistik yang digunakan mencakup
semua metode yang berhubungan dengan analisis sampel untuk
menarik kesimpulan dari populasi data yang disebut statistik
inferensial. Selanjutnya, penyajian data dapat berupa Tabel, Tabel
distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, diagram lingkaran, dan

7
diagram gambar (Sugiyono, 2009). Teknik yang dipilih dalam
penelitian kuantitatif adalah teknik survei dengan menggunakan
kuesioner melalui google form, karena teknik tersebut menghasilkan
data yang relevan serta akurat untuk membantu penyelesaian
masalah yang ada dalam bisnis (Zickmund, 2013).
3. Metode penelitian tes alfa
Metode penelitian tes alfa merupakan metode penelitian yang
pertama lebih digunakan sebelum peluncuran produk. Metode ini
bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan serta kritik dan saran
responden terhadap produk (Freiler, 2011). Teknik yang digunakan
dalam metode tes alfa adalah dengan menggunakan metode in-depth
interview. Hasil dari tes alfa akan dijadikan untuk pengembangan
produk ke depannya.
4. Metode penelitian tes beta
Metode penelitian tes beta digunakan untuk mengetahui produk
tersebut setelah mendapat masukan yang didapat dari tes alfa
sebelumnya. Tes Beta akan dilakukan pada saat peluncuran produk
baru dan langsung pada tempat lokasi penjualan (Freiler, 2011). Hasil
dari tes beta akan diolah dengan menggunakan microsoft excel yang
selanjutnya menjadi masukan untuk pengembangan produk ke
depannya.

2.3 Kajian Manajemen Bisnis
Berikut ini adalah penjelasan mengenai kajian manajemen bisnis yang
meliputi kajian pemasaran, kajian operasi, kajian sumber daya manusia, dan
kajian keuangan, dan kajian strategi bisnis.

8
2.3.1 Kajian Pemasaran
Di dalam melakukan kegiatan pemasaran diperlukan berbagai
macam strategi dan konsep yang disesuaikan dengan produk yang
dimiliki. Kegiatan pemasaran sendiri adalah kegiatan untuk menciptakan
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat
untuk mencapai nilai dari pelanggan (Kotler, 2008).
Hal ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi profil dari
orang-orang yang akan menjadi konsumen dari produk yang dihasilkan.
Profil ini dapat diidentifikasi dengan melakukan STDP (Segmenting,
Targeting, Differentiating, Positioning) (Khosler, 2012). Pembagian
klasifikasi konsumen dilakukan dengan pembuatan segmentasi pasar
yang merupakan suatu kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat
heterogen menjadi homogen (Swasta, 1996). Tujuan suatu organisasi
berkaitan erat dengan konsep pemasaran karena perusahaan harus
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan memberikan
kepuasan pada konsumen yang lebih efektif dibandingkan pesaingnya
(Kotler, 2002).
Dalam melakukan kegiatan bisnis, suatu produk dapat
menggunakan marketing mix, yaitu: Product, Place, Price, Promotion
(McCarthy, 1960). Metode ini digunakan untuk mencapai objektif dari
kegiatan pemasaran kepada target market.
Media komunikasi digital merupakan salah satu media
pemasaran yang dapat mengintegrasikan produk dengan media
distribusi digital. Komunikasi pemasaran dapat diperoleh dari kegiatan
komunikasi terpadu atau Integrated Marketing Communications yang
digunakan oleh perusahaan, termasuk media masa, iklan, penawaran
promosi penjualan, website, dan direct email seperti surat, brosur,
katalog, atau video (Belch, 2001). Media ini menggunakan teknologi
terbaru khususnya untuk para pengguna telepon genggam sehingga

9
dapat memberikan informasi secara luas, efektif, dan cepat (Horton,
2015).
Merek memiliki suatu kekuatan yang kuat untuk menarik setiap
orang agar melakukan pembelian terhadap produk atau jasa (Susanto,
2004). Logo merupakan suatu elemen grafis yang berbentuk ideogram,
simbol, emblem, ikon, dan tanda yang digunakan sebagai lambang
sebuah merek (Oscario, 2013). Peranan kegiatan promosi pada
pemasaran sangat penting karena harus berkomunikasi dengan para
pelanggan untuk menjelaskan manfaat dan nilai yang ditawarkan oleh
produk (Keegan, 1992).
Struktur organisasi pada tim pemasaran menggunakan struktur
organisasi lini dimana pemberian wewenang dilakukan dari atas ke
bawah dan cocok digunakan untuk perusahaan dengan jumlah
karyawan yang masih sedikit (Nasution, 1996).

2.3.2 Kajian Operasi
Dalam menjalankan kegiatan operasi, proses manajemen operasi
merupakan salah satu hal yang penting, apabila tidak diperhatikan
dengan baik dan salah menggunakan strategi akan menghasilkan tingkat
kecacatan produk yang tinggi. Untuk mencegah hal tersebut, Gantt
chart digunakan untuk merencanakan dan memantau kegiatan operasi
yang dilakukan (Gantt, 1919).
Langkah awal yang akan dilakukan adalah pembuatan process
flowchart. Sering kali aktifitas yang berhubungan dengan proses akan
mempengaruhi proses berikutnya, sehingga sangat penting untuk
memperhatikan kinerja dari proses produksi yang berurutan dari
serangkaian aktifitas produksi (Jacobs, 2014).
Dengan menjaga kualitas produk dapat mengurangi tingkat
kecacatan barang dan produk yang diterima konsumen memiliki kualitas

10
yang baik, hal ini dapat diterapkan dengan melakukan pengecekan
kualitas dalam proses produksi. Penerapan prinsip manajemen kualitas
yang berfokus pada proses operasi dan pengelolaan sumber daya dapat
menghasilkan produksi yang lebih efisien (Lindsay,2014).
Produk rusak atau cacat adalah produk yang kondisinya rusak
atau tidak memenuhi ukuran mutu yang telah ditentukan dan tidak
dapat diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik, meskipun
mungkin secara teknik dapat diperbaiki akan berakibat biaya perbaikan
jumlahnya lebih tinggi dibanding kenaikan nilai atau manfaat adanya
perbaikan (Supriono, 1999).
Analisa ABC adalah kegiatan melakukan kategorisasi terhadap
jenis-jenis produk yang terdapat dalam persediaan. Kategorisasi
tersebut dibagi menjadi tiga kelas, yaitu: Kelas A (yang paling banyak
dikonsumsi), Kelas B, dan Kelas C (yang paling sedikit dikonsumsi)
(Flores, Olsen, & Dorai, 1992).
Weighted average score adalah penilaian yang dilakukan
terhadap beberapa subjek untuk menghitung bobot nilai yang didapat
pada setiap subjek sesuai dengan atribut-atribut penilaian yang telah
ditentukan (Econometria, 2003).

2.3.3 Kajian Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia adalah suatu proses untuk
mendapatkan karyawan, memberikan penilaian dan kompensasi pada
karyawan, serta menjaga hubungan ketenagakerjaan, kesehatan,
keamanan dan keadilan karyawan (Dessler, 2015).
Sebuah usaha dapat menjadi sukses apabila struktur organisasi
yang dimiliki memiliki kejelasan pendelegasian tugas untuk masing-
masing jabatan serta bagaimana hubungan dan koordinasi kerja antar
divisi (Robbins et al, 2013).

11
Pengelolaan sumber daya manusia diawali dengan melakukan
analisa pekerjaan, sehingga dapat mengetahui apa saja pekerjaan yang
dibutuhkan serta kompetensi karyawan yang sesuai agar dapat
mengerjakan pekerjaan tersebut secara efektif (Dessler, 2015). Setelah
melakukan analisa pekerjaan, langkah berikutnya adalah melakukan
perencanaan pemilihan dan perekrutan untuk mengisi jabatan yang
dibutuhkan tersebut (Dessler, 2015).
Langkah selanjutnya adalah proses seleksi karyawan, dengan
melakukan ulasan dan pengecekan latar belakang dari calon pekerja
sehingga dapat memperoleh orang yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut. Pelatihan juga dibutuhkan untuk memastikan karyawan
mengerti pekerjaannya dan bagaimana cara melakukannya. Metode
dan materi pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan job desc
karyawan tersebut sehingga pengetahuan tersebut dapat terserap
secara maksimal (Dessler, 2015)
Setelah karyawan mulai melakukan pekerjaan, maka perlu
dilakukan adanya penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah
mengevaluasi performa karyawan saat ini dibandingkan dengan standar
performa yang sudah ditentukan (Dessler, 2015).
Job Evaluation adalah serangkaian proses sistematis yang
dilakukan untuk menentukan nilai dari suatu pekerjaan berdasarkan
beberapa faktor tertentu. Dari hasil analisa pekerjaan ini perusahaan
dapat menentukan kompensasi yang diberikan untuk masing-masing
jabatan yang ada di dalam perusahaan (Dessler, 2000)
Bagian terakhir dari proses manajemen sumber daya adalah
pemberian insentif, gaji yang diberikan berdasarkan performa dan
kinerja karyawan selama satu bulan sebelumnya (Dessler, 2015).

12
2.3.4 Kajian Keuangan
Rencana keuangan akan membantu pemilik usaha untuk
meningkatkan efektifitas pengelolaan usaha serta menghindari
munculnya hambatan yang mengakibatkan pada kegagalan usaha
(Zimmerer, 2008). Dalam menentukan harga produk, ada 3 jenis strategi
penentuan harga yaitu target costing, cost-plus pricing, dan variable-
cost pricing (Weygandt,2009).
Kebijakan modal kerja dilihat dari susunan aktiva dan hutang
lancar pada neraca. Modal kerja berguna untuk menjaga tingkat
likuiditas suatu usaha. Perusahaan dapat membayar kewajiban,
memiliki cadangan, dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
lewat penawaran piutang apabila memiliki modal kerja yang cukup
(Mardianto,2008). Dalam menentukan tingkat persediaan optimum,
metode yang paling sering digunakan adalah Economic Order Quantity
(EOQ) karena dapat beradaptasi dengan berbagai jenis persediaan
(Pycraft, 2007).
Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal untuk
aktiva yang biasanya memiliki jangka waktu yang panjang dan disertai
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang
(Sunariyah, 2004). Modal investasi awal merupakan sesuatu yang
dipakai untuk jangka panjang dan diperlukan di masa awal pembukaan
usaha. (Suharyadi, 2007). Struktur keuangan dari sebuah usaha memiliki
peranan yang penting dalam melihat bagaimana sebuah perusahaan
mendanai aktiva yang dimiliki sesuai kebijakan manajemen yang ada.
Kebijakan ini dapat terlihat dari hutang dan modal usaha yang tercermin
dari neraca perusahaan (Sawir, 2004).
Membuat proyeksi laporan keuangan akan memudahkan suatu
usaha untuk mengubah tujuan dari bisnis menjadi suatu pencapaian
nyata. Komponen ini menjadi penting karena dapat memperkirakan

13
profitabilitas dan kondisi keuangan suatu bisnis untuk masa mendatang
(Zimmerer, 2008). Komponen laporan keuangan terdiri dari beberapa
bagian seperti sales report yaitu laporan penjualan yang dipersiapkan
pertama kali dan menjadi kunci bagi laporan keuangan lainnya, retained
earnings statement yaitu laporan berisi perubahan laba ditahan untuk
periode waktu yang spesifik, income statement yaitu laporan berisi
pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan bersih untuk
periode waktu yang spesifik, statement of cash flows yaitu laporan yang
menunjukkan antisipasi arus kas yang terdiri atas 3 bagian yaitu cash
receipt, cash disbursement, dan financing, statement of financial
positions yaitu laporan mengenai komposisi aset, hutang dan modal
usaha (Weygandt, 2012).
Tujuan merupakan suatu titik dan hasil akhir atau segala hal yang
ingin dicapai (Bastian, 2007). Biaya pra-operasi adalah biaya yang
dikeluarkan sebelum operasi usaha berjalan dan mempunyai manfaat
lebih dari satu tahun untuk sebuah usaha (Lumbantoruan, 1996).
Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk bisa
mengembalikan investasi menggunakan kas neto (Arifin, 2007). Analisis
break even point adalah analisis yang bertujuan untuk menemukan
suatu titik kesamaan antara biaya dengan pendapatan dalam unit atau
rupiah (Prasetya, 2009). Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik
untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara cepat (Rangkuti,
2006).

2.3.5 Kajian Strategi Bisnis
Di dalam menjalankan usaha, untuk mendapatkan competitive
advantage dibutuhkan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang
dapat digunakan adalah strategi generic oleh Porter (1985), yang
membagi 3 jenis strategi bersaing secara generic untuk pelaku bisnis

14
dalam industri yang sama berdasarkan pada ukuran pasar. Ketiga jenis
strategi yang dapat digunakan, yaitu: cost-leadership strategy, focus
strategy, dan differentiation strategy (Porter, 1985).
Cost leadership adalah strategi yang menekankan pada
keunggulan memproduksi satu unit produk dengan biaya yang rendah
ditujukan untuk para konsumen yang cenderung sangat sensitif
terhadap perubahan harga. Cost leadership sendiri memiliki dua jenis
tipe yaitu, low-cost strategy dan best-value strategy. Untuk tipe
pertama (low-cost strategy), strategi ini digunakan untuk barang atau
jasa kepada konsumen dengan harga terendah di pasar. Sedangkan,
untuk tipe kedua (best-value strategy), digunakan untuk produk atau
jasa dengan harga terendah di pasar yang sudah dibandingkan dengan
harga kompetitor dengan atribut serupa.
Strategi diferensiasi adalah strategi untuk memproduksi barang
atau jasa yang dipertimbangkan sebagai produk yang unik dalam
industri tempat bersaing dan ditekankan kepada konsumen yang
cenderung tidak sensitif terhadap harga. Untuk strategi fokus memiliki
sasaran untuk menyasar kepada beberapa kelompok konsumen dengan
skala kecil. Dalam strategi ini juga terdapat dua tipe yaitu, low-cost
focus strategy yang menawarkan barang atau jasa kepada beberapa
sejumlah konsumen dengan harga terendah di pasar. Untuk tipe best-
value focus strategy adalah jenis strategi yang digunakan untuk
memproduksi barang atau jasa kepada sejumlah kelompok konsumen
dengan harga terendah di pasar namun, sudah dibandingkan dengan
kompetitor (Porter, 1985).
Salah satu metode untuk merencanakan strategi bersaing
perusahaan adalah analisis SWOT. Strategi ini menganalisa Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan
Threats (ancaman) (Prawitasari, 2011).

15
Perceptual mapping adalah langkah bagi produsen untuk
membedakan produk dan jasa yang ditawarkan berdasarkan persepsi
konsumen dibandingkan dengan kompetitornya dalam persaingan
merek dengan menggunakan karakteristik yang relevan (Schiffman &
Kanuk, 2010).
Manajemen Strategis berfokus pada integrasi manajemen,
pemasaran, keuangan/akuntasi, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai
keberhasilan organisasi (David, 2006). Business Model Canvas memiliki
9 blok bangunan dasar pada sebuah bisnis model yang memperlihatkan
cara berpikir tentang bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan
uang (Osterwalder, 2012).

16
BAB III
ANALISIS PELUANG USAHA

3.1 Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat masukan baru
terhadap produk yang sedang dibuat, agar produk tersebut dapat lebih
berkembang (Zickmund, 2013). Berikut adalah penelitian kualitatif yang
dilakukan ABG.

3.1.1 Metode Penelitian Kualitatif
ABG telah melakukan penelitian kualitatif untuk mengetahui
potensi perkembangan pasar ayam panggang sebelum memasuki
industri tersebut. Metode penelitian kualitatif yang digunakan adalah
FGD (focus group discussion) dan in-depth interview. Berikut ini adalah
penjelasannya:
1. Focus Group Discussion
ABG melakukan FGD kepada responden yang berdomisili di
Tangerang Selatan, dikarenakan lokasi kios ABG yang terletak
di Gading Serpong. Kriteria responden adalah pria dan wanita
berusia 12-45 tahun, pernah makan di Pasar Modern
Paramount Gading Serpong, dan memiliki perilaku gemar
mencoba makanan baru.
2. In-Depth Interview
ABG melakukan in-depth interview kepada tiga narasumber
yang memiliki pengalaman di industri makanan, yaitu pemilik
Ayam Bakar Om Joe, Ayam Panggang Jon Gil, dan manajer
Kenny Rogers Bintaro Exchange.

17
3.1.2 Temuan Penelitian Kualitatif
Berikut adalah hasil FGD dan in-depth interview yang telah
dilakukan:
1. Focus Group Discussion
Berdasarkan hasil FGD yang dilakukan kepada 11
narasumber yang terdiri dari 7 perempuan dan 4 laki-laki yang
berdomisili di Gading Serpong, Alam Sutera, dan BSD. Rata-rata
pengeluaran setiap bulannya sebesar Rp2,900,000 dan yang
digunakan untuk membeli makanan sebesar Rp1,200,000.
Responden mengonsumsi daging ayam rata-rata seminggu 4 kali
dan jenis masakan yang biasa dipesan adalah ayam goreng dan
ayam bakar.
Narasumber menyarankan hidangan pendamping yang
cocok adalah nasi dan kentang goreng, sedangkan jenis saus
barbecue juga dianggap cocok untuk ayam panggang ABG. Biaya
yang rela dikeluarkan para narasumber untuk membeli satu porsi
ABG sebesar Rp25,000.

2. In-Depth Interview
Berikut adalah hasil in-depth interview yang dilakukan
kepada 3 narasumber:
1. Narasumber: Assistant Manager Kenny Rogers Bintaro
Xchange
Bapak Agus (26 tahun) telah bekerja di Kenny Rogers
selama 7 tahun dan saat ini menjabat sebagai assistant
manager. Narasumber berpendapat bahwa keunggulan
dari Kenny Rogers adalah ayam panggang beraroma unik,
kompetitor yang sedikit, dan lebih sehat untuk
dikonsumsi. Kenny Rogers sudah cukup dikenal dan

18
tersebar di berbagai daerah serta memiliki pelayanan
yang bersifat full service. Kunci kesuksesan dari Kenny
Rogers adalah memiliki merek yang sudah dikenal di Asia
Pasifik sejak tahun 1991. Cita rasa ayam yang khas
dengan cara masak yang unik serta pelayanan dan
kegiatan pemasaran juga merupakan salah satu kunci
kesuksesan dari Kenny Rogers.
2. Narasumber: Pemilik Ayam Bakar Om Joe
Om Joe yang seorang pebisnis ayam bakar yang
sudah berkecimpung selama 7 tahun di dalam industri ini.
Lokasi penjualan terletak di Anggrek Loka, BSD. Menurut
narasumber kedua, keunggulan dari Ayam Bakar Om Joe
adalah cita rasa yang berbeda karena bumbu diracik
sendiri. Kunci kesuksesan dari Om Joe adalah keuletan
dan kesabaran dalam berbisnis serta makanan memiliki
cita rasa yang khas dan berbeda dari yang lain.
3. Narasumber: Pemilik Ayam Panggang Jon Gil
Bapak Fajar adalah pemilik SoGil dan BosGil, restoran
ayam panggang dan ayam goreng di daerah Karawaci.
Beliau telah menggeluti bisnis ayam goreng sejak tahun
2006 dan mulai mengembangkan bisnis ayam panggang
sejak 2009. Narasumber mengatakan bahwa seorang
pebisnis harus bermental kuat, jujur, sabar, berkemauan
keras, dan dapat menjalin hubungan kerjasama yang baik.
Beliau menyatakan bahwa bisnis ayam panggang memiliki
prospek yang baik, dibuktikan dengan banyaknya
waralaba BosGil.

19
3.2 Penelitian Kuantitatif
Berikut adalah metode penelitian kuantitatif yang dilakukan dan hasil
temuan yang didapatkan.

3.2.1 Metode Penelitian Kuantitatif
ABG telah melakukan penelitian kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui lebih lanjut hal apa saja yang penting dalam
menyajikan produk makanan, khususnya jenis masakan daging ayam.
Metode kuantitatif dilaksanakan dengan cara menyebar survey melalui
google form, karena survei secara online bersifat cepat, terjangkau, dan
mudah untuk mengolah data yang sudah didapat.

3.2.2 Temuan Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dilakukan melalui survei online yang
melibatkan 256 responden. Berikut ini merupakan hasil dari penelitian
kuantitatif, antara lain:


Gambar 3.1. Tempat yang Paling Sering Dikunjungi Konsumen

20
Pada pertanyaan ini opsi yang paling banyak dipilih adalah kafe
tenda dan restoran, sehingga dirasa bahwa dengan membuka kafe
tenda/kios akan sesuai dengan target pasar ABG nantinya.



Gambar 3.2 Tipe Makanan Favorit Konsumen

Dari hasil survei yang dilakukan, responden paling banyak
memilih makanan tradisional sebagai makanan yang disukai, kemudian
diikuti oleh Japanese food dan western food.









Gambar 3.3. Pengeluaran Konsumen Saat Makan di Luar

21
Hasil survei yang ditemukan, opsi harga yang paling banyak
dipilih adalah “Rp21,000-Rp30,000” sehingga hasil tersebut sesuai
dengan harga yang ditawarkan ABG, yaitu berkisar dari Rp23,000–
Rp60,000.


G
r
a
f
i
k

Gambar 3.4. Konsep Ketertarikan Konsumen

Lebih dari 50% responden menjawab bahwa mereka tertarik
dengan konsep ayam panggang yang xditawarkan ABG.




G
r
a
f
i
Gambar 3.5. Pola Konsumsi Daging Ayam di Restoran

22
Mengenai pola konsumsi makanan di luar rumah rata-rata
konsumen makan diluar sebanyak 3 kali dalam seminggu.










Gambar 3.6. Pengalaman Konsumsi Ayam Panggang

Mengenai pengalaman konsumsi ayam panggang, 98.4% dari
responden telah mencoba ayam panggang.



Gambar 3.7. Tingkat Kesesuain Harga Produk ABG

23
Sebesar 37,2% responden menjawab harga yang cocok untuk
satu porsi produk ABG sebesar Rp20,000.








Gambar 3.8. Jenis Sambal atau Saus yang Cocok

Berdasarkan grafik di atas, ABG ingin mengetahui jenis sambal
atau saus yang cocok untuk produk ayam panggang yang dimiliki. Hasil
tersebut menunjukkan mayoritas responden memilih sambal terasi.
Untuk mushroom sauce dan blackpepper sauce juga memiliki respon
yang cukup positif. Dari data yang sudah disajikan, ABG berencana
untuk menyediakan sambal terasi sebagai pelengkap.



Gambar 3.9. Ketertarikan Konsumen Mencoba Produk ABG

24
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa ABG mendapatkan
tanggapan yang baik karena banyak responden yang tertarik dengan
produk ayam panggang ABG.

3.3 Penelitian Tes Alfa
Berikut adalah metode penelitian tes alfa yang dilakukan dan hasil
temuan tes alfa yang didapatkan.

3.3.1 Metode Penelitian Tes Alfa
Dalam melakukan proses tes alfa, ABG menggunakan metode in-
depth interview dengan 3 narasumber ahli di industri makanan. Ketiga
narasumber diminta untuk memberikan informasi mengenai
penampilan, tekstur, dan rasa dari ayam panggang dan hidangan
pendamping.

3.3.2 Temuan Penelitian Tes Alfa
Berikut adalah penjabaran hasil temuan dari in-depth interview:
1. Narasumber Gretta Aprillia – Koki di Winc Space
Penampilan ayam panggang ABG terlihat menarik, karena
warnanya menunjukkan proses pemanggangan dengan baik;
teksturnya lembut pada bagian paha, namun bagian dada terlalu
kering; rasa ayam lezat karena bumbunya meresap hingga ke dalam.
Penampilan coleslaw menarik, karena kol terlihat segar dan rasanya
enak. Gretta menyarankan coleslaw dicampur dengan kol ungu atau
wortel sehingga warnanya lebih menarik. Penampilan sambal terasi
menarik dan tidak kehitaman serta rasanya enak.
Tampilan kentang tumbuk daun jeruk terlihat seperti makanan
Indonesia, rasanya unik. Pasta rawit kemangi memiliki tampilan
menarik dan rasanya cocok untuk konsep fushion. Penampilan

25
potato wedges balado menarik, namun kulit kentang sebaiknya
dibuang sehingga mudah dikonsumsi dan rasanya enak. Penampilan
nasi daun jeruk terlihat segar; rasanya enak dan gurih, namun nasi
agak lunak sehingga Gretta menyarankan untuk mengurangi jumlah
air ketika memasak nasi.
2. Narasumber Adeline – Koki dan Baker di Iven Oven
Penampilan ayam panggang ABG terlihat menggugah selera;
tekstur luarnya garing, namun bagian dalamnya lembut; rasanya
enak, hanya saja rasa rosemary terlalu kuat sehingga Adeline
menyarankan untuk mengurangi bumbu rosemary.
Penampilan coleslaw kurang menarik karena potongan kol
terlalu tebal. Rasa coleslaw enak, namun Adeline menyarankan agar
coleslaw dicampur dengan wortel dan mayones dicampur dengan
saus tomat agar lebih lezat. Penampilan sambal terasi menggugah
selera; rasanya enak, namun sebaiknya diberi tingkat kepedasan
sambal.
Potongan daun jeruk dalam kentang tumbuk terlihat besar,
namun rasanya enak. Penampilan pasta rawit kemangi kurang
menarik karena ukuran pasta terlihat pendek dan patah; rasanya
enak, namun sedikit pedas. Potongan dari potato wedges balado
terlalu tipis, namun warnanya sudah pas (golden brown); rasanya
enak. Tampilan nasi daun jeruk terlihat kurang menarik, karena nasi
terlihat terlalu lunak; rasa sudah enak.
Adeline berpendapat bahwa coleslaw tidak cocok disajikan
dengan nasi daun jeruk, sehingga sebaiknya ABG juga menyediakan
lalapan untuk dimakan dengan nasi.
3. Narasumber Devi – Nutritionist di Nutrifood
Penampilan ayam panggang ABG menarik; tekstur sudah empuk
namun pada bagian tengah terlihat sedikit kering; rasa ayam sudah

26
enak dan cocok dengan saus yang disajikan. Penampilan coleslaw
sudah baik dan rasanya enak, namun sebaiknya tidak terlalu banyak
menggunakan mayones. Penampilan sambal terasi menarik dan
rasanya enak.
Tampilan kentang tumbuk terlihat menarik; rasanya enak.
Penampilan pasta rawit kemangi menarik namun, potongan cabai
terlalu besar; rasanya sedikit asin dan terlalu pedas. Penampilan
potato wedges balado kurang menarik karena gelap dan terlihat
kering namun, rasanya enak sehingga Devi menyarankan untuk
dimasak secara merata dan cepat agar tampilan menjadi lebih
menarik.
Penampilan nasi daun jeruk terlihat lembek; rasa sudah enak
namun, sedikit asin. Devi menyarankan agar serat pada nasi daun
jeruk harus dihilangkan.

3.4 Penelitian Tes Beta
Bagian ini menjabarkan metode dan temuan penelitian tes beta yang
dilakukan kepada 47orang responden yang merupakan konsumen ABG.

3.4.1 Metode Penelitian Tes Beta
Metode penelitian tes beta dilakukan dengan menggunakan
teknik kuesioner berupa guest comment card yang terdiri dari 4
pertanyaan yang mengacu kepada kepuasan konsumen.
Metode tes beta dilakukan setelah peluncuran produk baru.
Jumlah responden dalam tes beta tidak dibatasi, hanya saja tes beta
perlu dilakukan sampai hasil yang didapat valid serta dapat mewakili
sample dari target market.

27
3.4.2 Temuan Penelitian Tes Beta
Berikut hasil yang didapat dari penelitian tes Beta:

Tabel 3.1. Respon Narasumber Terhadap Ayam Panggang ABG

Tabel Produk Ayam Panggang
Tekstur Rasa Penampilan Porsi Harga

35%
62% 54% 41% 56%
43%
35% 45% 49% 37%
21%
3% 1% 10% 7%
1%


Tabel 3.2. Respon Narasumber Terhadap Hidangan Pendamping ABG

Tabel Hidangan Pendamping


Keterangan Kecocokkan Rasa Penampilan Porsi Harga
32%
52% 40% 24% 28%
Nasi daun 52%
40% 56% 52% 68%
jeruk 12%
8% 4% 24% 4%
4%
38% 25% 25%
Pasta rawit 13% 38%
24% 63% 63%
kemangi 87% 62%
38% 12% 12%
Potato 44% 10% 23% 56%
45%
wedges 44% 56% 54% 34%
55%
balado 12% 34% 23% 10%
Kentang 64% 55% 36% 28% 55%
tumbuk 26% 34% 36% 64% 34%
daun jeruk 10% 11% 28% 8% 11%

28
Tabel 3.3. Respon Narasumber Terhadap Pelayanan ABG

Tabel Pengalaman Makan Konsumen Keterangan
Pelayanan Memuaskan Kebersihan Restoran Lokasi strategis : Sangat Setuju
30% : Setuju
58% 41% 17% : Ragu-ragu
39% 43% 26% : Tidak Setuju
3% 16% 24%
: Sangat Tidak
3%
Setuju


Berdasarkan hasil temuan tes beta dapat disimpulkan bahwa
rasa ayam panggang sudah enak dan teksturnya pas. Harga yang
diberikan juga sudah sesuai dengan produk yang ditawarkan, namun
untuk penampilan masih kurang memuaskan sehingga perlu adanya
perbaikan. Sementara untuk semua hidangan pendamping memiliki
keunggulan dalam aspek yang sama, yaitu: rasa dan harga. Untuk aspek
penampilan nasi daun jeruk dan porsi kentang tumbuk daun jeruk masih
kurang sehingga, perlu diperbaiki agar memuaskan.
Dari keseluruhan hidangan pendamping, nasi jeruk merupakan
hidangan yang paling populer, karena dari 47 orang responden, 50%
diantaranya memesan hidangan pendamping ini. Keunggulan dari nasi
daun jeruk adalah rasa dan harga yang ditawarkan. Sementara hidangan
pendamping paling tidak populer adalah pasta rawit kemangi. Hanya
20% responden yang memesan pasta rawit kemangi karena mereka
merasa hidangan ini kurang cocok disajikan dengan ayam panggang.
Aspek pelayanan dan kebersihan mendapat respon yang positif,
namun lokasi penjualan mendapat respon yang cukup negatif karena
berada di tempat yang tidak terlalu ramai, sehingga diperlukan adanya
langkah korektif untuk permasalahan tersebut.

29
3.5 Kesimpulan Analisis Peluang Usaha
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa:
1. Metode kualitatif, ABG mendapat masukan mengenai saran
untuk menjalankan bisnis di industri makanan dan mendapatkan
hasil bahwa produk ayam panggang yang disajikan dengan saus
barbecue dan dilengkapi dengan sambal terasi merupakan
produk yang cocok untuk dikembangkan.
2. Metode kuantitatif, ABG mendapatkan rata-rata willingness to
pay sebesar Rp 20,000 untuk paket ayam panggang dengan
menu pendamping.
3. Tes alfa, ABG mendapat saran dan masukan untuk
mengembangkan variasi menu pendamping dari 3 jenis menjadi
6 jenis yaitu, nasi daun jeruk, pasta rawit kemangi, kentang
tumbuk daun jeruk, potato wedges balado, nasi putih, dan
kentang goreng. Dari variasi menu pendamping ini, tekstur dari
nasi daun jeruk perlu dikembangkan. Pengurangan pada
penggunaan cabai untuk pasta rawit kemangi agar tidak terlalu
pedas, serta potato wedges balado yang dimasak harus sesuai
dengan tingkat kematangan.
4. Tes beta, ABG mendapat masukan mengenai kepuasaan
konsumen terhadap produk dan pelayanan. Secara keseluruhan,
harga dan rasa merupakan 2 hal yang signifikan terhadap
produk ABG. Atribut penampilan nasi daun jeruk dan porsi
kentang tumbuk harus ditingkatkan. Atribut lokasi juga
menunjukkan bahwa kios ABG cukup tidak strategis karena di
belakang.


30
Selain itu, beberapa langkah korektif yang akan dilakukan, yaitu:
1. Menjaga rasa dan keunikan bumbu secara konsisten dengan
menerapkan SOP dalam proses memasak.
2. Memberikan porsi yang konsisten dengan diberlakukannya SOP dalam
proses penyajian.
3. Mengurangi penggunaan lada hitam, sehingga ayam tidak terlihat
terlalu hitam untuk memperbaiki penampilan ayam.
4. Melakukan kerja sama dengan Grab dan Gojek dalam melakukan
promosi dan pengantaran makanan untuk meningkatkan penjualan dalam
mengatasi permasalahan lokasi penjualan yang kurang strategis.
ABG akan terus menerapkan konsep bisnis dengan produk utama ayam
panggang dengan variasi hidangan pendamping perpaduan antara cita rasa
Barat dan Indonesia. ABG terus berinovasi dengan menghadirkan variasi
hidangan pendamping baru setiap 4 bulan dan mengevaluasi minat pelanggan
mengenai hidangan pendamping yang ditawarkan.
ABG menetapkan harga yang berkisar antara Rp20,000–Rp25,000 per porsi.
Harga produk telah disesuaikan dengan kondisi target market dan lokasi
penjualan ABG. Melihat respon penelitian alfa dan beta yang positif mengenai
rasa produk, maka aspek ini juga menjadi strategi bagi ABG untuk bisa
menguasai pasar dengan keunggulan rasa dan diferensiasi hidangan
pendamping yang khas.


31
BAB IV
PROFIL DAN STRATEGI PERUSAHAAN

4.1 Deskripsi Produk atau Layanan
Berdasarkan peluang dan analisis masalah yang dilakukan pada bulan
September2016 dan telah dijelaskan pada Bab 1, ABG memutuskan untuk
membuat ayam panggang saus barbecue dengan hidangan pendamping yang
memadukan cita rasa khas antara Barat dengan Indonesia. Hingga saat ini,
produk ABG masih berfokus pada produk ayam panggang dengan saus
barbecue saja, namun kedepannya ABG akan menghadirkan variasi makanan
baru. ABG berlokasi di Kios CC no. 19, Pasar Modern Paramount Gading
Serpong. Berikut adalah foto logo dari ABG, antara lain:








Gambar 4.1 Logo ABG

Harga produk ABG untuk satu ekor ayam adalah sebesar Rp60,000,
sementara untuk satu porsi ayam panggang dengan hidangan pendamping
berkisar Rp20,000-Rp25,000. Hidangan pendamping yang disediakan adalah
nasi putih, kentang tumbuk daun jeruk, potato wedges balado, nasi daun jeruk,
dan pasta rawit kemangi. Sedangkan menu pelengkap yang diberikan
merupakan parutan kol yang dicampur dengan mayones. Minuman yang
ditawarkan adalah teh tawar (es atau hangat), teh manis (es atau hangat), susu

32
coklat (es atau hangat), teh rasa lemon (es atau hangat), dan teh tarik (es atau
hangat). Berikut adalah foto dari produk-produk ABG.




Gambar 4.2 Ayam ABG (1 Ekor)







Gambar 4.3 ABG dengan nasi putih

Gambar 4.4 ABG dengan nasi daun jeruk







Gambar 4.5 ABG dengan kentang tumbuk daun jeruk

33



Gambar 4.6 ABG dengan kentang goreng





Gambar 4.7 ABG dengan potato wedges







Gambar 4.8 ABG dengan pasta rawit kemangi


Racikan bumbu ABG dibuat langsung oleh para pemilik, sehingga cita
rasa ayam panggang ABG khas dan tidak dapat dicari di restoran lain yang juga
menawarkan ayam panggang.
Untuk penyajian ke konsumen, alat makan yang digunakan adalah
sendok-garpu atau garpu-pisau, disesuaikan lagi terhadap kebutuhan
konsumen. Piring yang digunakan terbuat dari plastik melamin berwarna hitam.
Berikut adalah foto piring melamin yang digunakan.

34
Gambar 4.9 Piring Melamin

4.2 Visi Perusahaan


”Menjadi restoran penyedia ayam panggang nomor 1 di Jabodetabek.”
ABG memiliki visi tersebut diatas yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam jangka waktu 3 tahun. Untuk melengkapi ayam panggang, ABG
menawarkan hidangan pendamping dengan cita rasa perpaduan antara Barat
dan Indonesia. ABG memiliki tujuan untuk melakukan pengembangan dengan
melakukan perluasan pasar yang mencakup pembukaan cabang hingga ke
daerah Jakarta dalam kurun waktu 3 tahun kedepan.

4.3 Misi Perusahaan


Berikut ini merupakan misi yang dimiliki oleh ABG:
“Menawarkan ayam panggang berbumbu unik dengan berbagai inovasi
hidangan pendamping yang memadukan cita rasa Barat dan Indonesia.”

4.4 Tujuan dan Sasaran Perusahaan
Berikut ini adalah rincian dari tujuan dan sasaran bisnis ABG:
1. Tujuan dari ABG adalah:
Menjadi sebuah restoran yang dikenal oleh masyarakat daerah
Tangerang dengan keunikan cita rasa ayam panggang yang menjadi
keunggulan bisnis dan mutu produk yang terjamin.

35
2. Sasaran dari ABG antara lain:
1. Penjualan naik sebesar 5% di setiap bulan.
2. Secara konsisten menerapkan inovasi produk, dengan
meluncurkan minimal 1 menu inovasi baru di setiap empat bulan
sekali.
3. Menambah 1 jumlah cabang ABG di awal tahun kedua dan
membuka kesempatan waralaba (menjadi franchisor) di tahun
ketiga ABG.

4.5 Nilai yang Dianut


Subbab ini menjelaskan mengenai nilai-nilai yang dianut oleh ABG yang
disingkat menjadi IDR, yaitu:
1. Inovatif, dengan selalu bereksperimen untuk mengembangkan produk ABG.
2. Disiplin, dengan menerapkan perilaku yang sesuai dengan peraturan dan
prosedur
kerja yang ada berdasarkan standar yang sudah ditentukan.
3. Responsif, dengan cepat dalam melayani pelanggan dan menanggapi
komentar dan masukan konsumen.

4.6 Perencanaan Bentuk Badan Usaha
Bentuk badan usaha ABG adalah usaha mikro sesuai dengan Undang-
Undang No. 20 tahun 2008, karena ABG memiliki kekayaan bersih kurang dari
Rp50,000,000, serta hasil penjualan tahunan yang kurang dari Rp300,000,000.
Agar perencanaan target usaha ABG dapat berjalan tepat waktu, diperlukan
pembuatan proyek kegiatan selama satu tahun ke depan. Berikut adalah jadwal
kegiatan ABG hingga bulan Desember 2017.


36
Tabel 4.1. Tabel Proyek Milestone

Tanggal Aktivitas Durasi
Mei 2017 Pendafataran Gojek untuk 1 bulan
Go-Partner
Agustus 2017 Pendaftaran PIRT 1-3 bulan
Desember 2017 Pendaftaran merek dagang 30 hari

Pada Bulan Mei 2017 ABG melakukan kerja sama dengan Go-Jek melalui
aplikasi Go-Food dengan tujuan meningkatkan penjualan melalui sistem
pengantaran makanan. Pada Bulan Agustus 2017, ABG berencana akan
melakukan pendaftaran Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
kepada Dinas Kesehatan, dimana sertifikat ini diperlukan untuk industri
makanan dan minuman sebagai bukti telah memenuhi standar kebersihan dan
kemanan. Pada Bulan Desember 2017, ABG akan melakukan pendaftaran
merek dagang yang berupa: nama, desain, dan logo ABG kepada notaris agar
merek ABG mendapat perlindungan hukum.

4.7 Modal Kewirausahaan Tim Inti
Berikut adalah penjelasan dari kompetensi sebagai modal kewirausahaan
ABG.

Tabel 4.2.Deskripsi Modal Kewirausahaan yang dimiliki pendiri ABG

Nama Deskripsi Modal Kewirausahaan

Cecilia Augusta Untuk modal SDM, memiliki minat dalam pemasaran


(Manajer Penjualan digital dan komitmen untuk menjalankan usaha. Dapat
dan Pemasaran) melakukan editing dengan program Adobe Photoshop.
Sedangkan, modal sosial yang dimiliki pengalaman di
bidang pemasaran khususnya untuk komunikasi digital
dalam organisasi AIESEC.

37
Tabel 4.2.Deskripsi Modal Kewirausahaan yang dimiliki pendiri ABG “Lanjutan”

Nama Deskripsi Modal Kewirausahaan

Hanny Lovita Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang


(Manajer SDM dan memasak dan komitmen untuk menjalankan usaha.
R&D) Dapat menciptakan menu hidangan baru (resep).
Untuk modal sosial, memiliki koneksi dengan salah satu
ahli masak (paman) yang bekerja sebagai koki di restoran.

Henny Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang operasi


(Manajer Operasi) dan komitmen untuk menjalankan usaha. Dapat
melakukan kegiatan operasi usaha dengan efisien.
Kemudian, modal sosial yang dimiliki adalah pengalaman
di bidang operasi saat menjalankan bisnis jewelry.

Levina Syiariel Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang


(Direktur Utama) pemasaran khsususnya di penjualan dan komitmen untuk
menjalankan usaha. Dapat melakukan komunikasi
persuasif kepada konsumen untuk menjual produk.
Untuk modal sosial, memiliki pengalaman di bidang
penjualan saat menjalankan bisnis online.

Nathania Benita Untuk modal SDM, memiliki minat dalam bidang


(Manajer Keuangan keuangan dan komitmen untuk menjalankan usaha.
dan Akunting) Dapat melakukan perhitungan dan pembukuan untuk
seluruh keuangan ABG.
Kemudian, modal sosial yang dimiliki adalah pengalaman
di bidang keuangan saat menjalankan bisnis jewelry dan
online.

38
4.8 Strategi Bersaing Perusahaan
ABG menggunakan strategi diferensiasi berdasarkan strategi generik
Porter (1985) dalam industri makanan ayam panggang. Penerapan strategi
diferensiasi pada produk ayam panggang dilakukan dengan menyajikan
hidangan pendamping perpaduan cita rasa Indonesia dan Barat. Hidangan
pendamping tersebut adalah pasta rawit kemangi, nasi daun jeruk, dan kentang
tumbuk daun jeruk.
ABG menggunakan perceptual mapping untuk menentukan posisi yang
diduduki ABG dalam pasar dibandingkan dengan kompetitor. Perceptual
Mapping adalah langkah bagi produsen untuk membedakan produk dan jasa
yang ditawarkan berdasarkan persepsi konsumen dibandingkan dengan
kompetitornya dalam persaingan merek menggunakan karakteristik yang
relevan (Schiffman & Kanuk, 2010) (Gambar 4.10. Perceptual Mapping ABG).
ABG akan terus mempertahankan diferensiasi produk dan terus berinovasi
terhadap produk yang dimiliki, sehingga tidak mudah ditiru oleh para
kompetitor. Berikut ini adalah perceptual mapping dari ABG dibandingkan
dengan kompetitor yang menjual produk serupa yaitu, ayam panggang:

Gambar 4.10 Perceptual Mapping ABG

39
Untuk mengetahui posisi produk dibandingkan dengan para kompetitor,
ABG melakukan penelitian kuantitatif dengan membuat kuisioner yang telah
diisi oleh 30 orang responden yang merupakan konsumen dari ABG.
Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan, kunci keberhasilan ABG adalah rasa
(bumbu unik) dan variasi hidangan pendamping. Kedua faktor tersebut
merupakan keunggulan yang dimiliki ABG jika dibandingkan dengan
kompetitor. ABG memiliki variasi hidangan pendamping yang beraneka ragam
dengan rasa yang unik dibandingkan dengan restoran yang menjual produk
sejenis yaitu, ayam panggang. Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan, ABG
terletak di kuadran kedua yang terletak di tengah dimana memiliki enam jenis
variasi hidangan pendamping dan juga memiliki rasa yang enak dibandingkan
dengan restoran lainnya yang menjual ayam panggang serupa.
ABG juga menggunakan analisa SWOT. Strategi ini menganalisa Strength
(kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats
(ancaman) (Prawitasari, 2011). Berikut ini adalah analisis SWOT dari ABG.

Tabel 4.3. Analisa SWOT

Strength Weakness

1. Memiliki cita rasa ayam panggang 1. Lokasi kios yang kurang strategis
yang unik dan berbeda dengan 2. Merek yang belum dikenal
yang lain. masyarakat
2. Memiliki variasi hidangan
pendamping perpaduan cita rasa
Indonesia dan Barat
3. Memiliki rottiserie oven yang
dapat menarik perhatian
konsumen
4. Harga yang terjangkau
5. Penyajian konsumen yang cepat

40
Tabel 4.3. Analisa SWOT “Lanjutan”

Opportunities Threats

1. Pertumbuhan penduduk di 1. Banyaknya kompetitor yang
daerah Tangerang terus menjual produk serupa.
meningkat 2. Penjualan yang masih belum
2. Banyaknya mahasiswa yang stabil
tinggal di daerah Gading Serpong
3. Supplier bahan baku yang cukup
banyak dan mudah didapat
4. Perkembangan teknologi yang
semakin canggih.


4.9 Kesimpulan Rencana Bersaing Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian kuantitaif yang dilakukan melalui
penyebaran kuisioner kepada 30 orang responden yang merupakan konsumen
ABG dapat disimpulkan bahwa kunci keberhasilan ABG adalah rasa (keunikan
bumbu) dan variasi hidangan pendamping. ABG terletak di kuadran kedua yang
berada di tengah dengan memiliki rasa yang enak dan terdapat 6 jenis variasi
hidangan pendamping. Selanjutnya untuk mempertahankan posisi tersebut,
ABG akan menggunakan strategi diferensiasi terutama dari segi inovasi variasi
produk hidangan pendamping agar tetap mempertahankan diferensiasi produk
dan berbeda dengan para pesaingnya. ABG juga akan terus fokus dalam
menetapkan harga sehingga tetap dapat memberikan harga yang terjangkau.
ABG juga melakukan analisa SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman untuk bisnis ABG.




41
BAB V
RENCANA FUNGSIONAL PERUSAHAAN

5.1. Kerangka Model Bisnis
Kerangka Model bisnis menggambarkan dasar pemikiran tentang
bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap nilai
(Osterwalder, 2012).

5.1.1 Kerangka Model Bisnis
Business Model Canvas memiliki 9 blok bangunan dasar pada
sebuah bisnis model yang memperlihatkan cara berpikir tentang
bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang (Osterwalder, 2012).
Penjelasan dari kerangka model bisnis dari ABG menggunakan Business
Model Canvas yang dapat dilihat pada gambar 5.1.
Dalam menjalankan proses bisnis, ABG menekankan persepsi
produk ayam panggang dengan berbagai variasi hidangan pendamping
perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia. Value Proposition dari ABG
adalah ayam panggang dengan bumbu barbecue unik yang disajikan
dengan menu pendamping yang memadukan cita rasa perpaduan
antara Indonesia dan Barat.
Dalam menjalankan proses kegiatan bisnis sehari-hari, dibutuhkan
kerja sama dengan para penyalur untuk kegiatan produksi seperti
penyalur daging ayam, bumbu, dan lain-lain. Kegiatan operasi juga
membutuhkan aktivitas riset dan pengembangan untuk menghasilkan
inovasi serta resep yang khas milik ABG. Penggunaan oven juga
termasuk dalam kunci sumber daya yang dimiliki ABG.

42
Gambar 5.1 Kerangka Model Bisnis ABG
43
Dari segi pemasaran, target konsumen adalah golongan kelas
menengah karena produk yang ditawarkan memiliki harga yang
terjangkau. ABG menjalin komunikasi dengan konsumen melalui media
sosial, dan menerima saran dari konsumen secara langsung melalui jalur
distribusi secara online dan offline agar terjalin hubungan yang baik.
Proses bisnis yang dijalankan tidak terlepas dari struktur biaya
sebagai investasi awal untuk membuat sebuah bisnis start-up. Dari
keseluruhan kegiatan operasional perusahaan, akan berujung kepada
perolehan pendapatan sebagai sumber dana ABG.

5.2 Rencana Pemasaran
Di dalam melakukan kegiatan pemasaran diperlukan berbagai macam
strategi dan konsep yang disesuaikan dengan produk yang dimiliki. Kegiatan
pemasaran sendiri adalah kegiatan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk mencapai nilai dari
pelanggan (Kotler, 2008). Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rencana
pemasaran ABG yang akan dijabarkan dalam beberapa subbab yang
diantaranya adalah tujuan dan sasaran pemasaran, klasifikasi konsumen
sasaran, rencana pembangunan merek bisnis, posisi produk dan layanan yang
diinginkan di mata konsumen, rencana komunikasi pemasaran, rencana
peluncuran produk, rencana promosi, rencana distribusi, rencana pengelolaan
konsumen loyal, rencana penetapan harga, organisasi pemasaran, rencana
proyeksi satu tahun ke depan, dan rencana anggaran pemasaran.

5.2.1 Tujuan dan Sasaran Pemasaran
Tujuan suatu organisasi berkaitan erat dengan konsep pemasaran
karena perusahaan harus memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran dan memberikan kepuasan pada konsumen secara lebih efektif
dibandingkan pesaingnya (Kotler, 2002). Untuk memenuhi tujuan

44
perusahaan, bagian pemasaran juga memiliki tujuan dan sasaran untuk
mencapai tujuan utama perusahaan. Bagian ini menjelaskan tentang
rencana pemasaran yang mencakup beberapa pembahasan sebagai
berikut.
Tujuan pemasaran dari ABG adalah:
Meningkatkan penjualan dalam satu tahun kedepan dengan
mempopulerkan merek dan melakukan positioning yang tepat sesuai
dengan brand image ABG serta mempertahankan loyalitas konsumen.
Sasaran pemasaran dari ABG antara lain:
1. Meningkatkan penjualan sebesar 5% setiap bulan selama satu tahun
pertama dengan penjualan bulan pertama sebanyak 330 potong
(Febuari 2017) mencapai sekitar 560 potong pada akhir Januari 2018.
2. Melakukan kerjasama dengan Gojek dan Grab Food untuk tetap
dapat meningkatkan penjualan dengan target 5%.
3. Meningkatkan brand awareness melalui media sosial, salah satunya
adalah Instagram dengan meningkatkan followers sebesar 500% dari
jumlah saat ini yaitu 110 followers menjadi 550 followers pada bulan
Januari 2018.
4. Melakukan endorsement kepada food blogger dengan minimal 5,000
pengikut, sehingga dapat meningkatkan penjualan sebanyak 5%
hingga akhir Januari 2018.
5. Memperluas jalur distribusi dengan menambah cabang ABG melalui
sistem waralaba untuk tiga tahun ke depan yaitu pada Maret 2020.
6. Memperluas jalur distribusi dengan menambah satu cabang di Pasar
Modern BSD pada Juli 2017.



45
5.2.2 Klasifikasi Konsumen Sasaran
Pembagian klasifikasi konsumen ABG dilakukan dengan
pembuatan segmentasi pasar yang merupakan suatu kegiatan
membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen menjadi homogen
(Swasta, 1996). Identifikasi profil konsumen dapat dilakukan dengan
menggunakan STDP (Segmenting, Targeting, Differentiating,
Positioning) (Khosler, 2012). Pembagian klasifikasi konsumen ABG dapat
dilihat pada Tabel 5.1.

5.2.3 Rencana Pembangunan Merek Bisnis
Merek seringkali dianggap memiliki suatu kekuatan yang kuat
untuk menarik setiap orang agar melakukan pembelian terhadap
produk atau jasa (Susanto, 2004). Berikut ini adalah penjabaran
mengenai nama merek dan logo yang dimiliki oleh ABG:

5.2.3.1 Nama Merek
Nama merek yang digunakan adalah Ayam Barbecue Gue
atau yang biasa dikenal sebagai “ABG”. Penamaan merek ini
digunakan karena menyesuaikan dengan produk yang dijual yaitu
ayam panggang berbumbu unik yang disajikan dengan saus
barbecue. Sementara penggunaan kata “Gue” dikarenakan
bumbu yang digunakan, diracik sendiri oleh para pemilik ABG,
sehingga bersifat khas dan membedakan dengan ayam panggang
lainnya. Selain itu, penamaan Ayam Barbecue Gue juga bisa
disingkat menjadi ABG sehingga terdengar cukup unik agar dapat
diingat oleh semua orang.

46
Tabel 5.1 Penjelasan Pembagian Klasifikasi Konsumen ABG
No. Jenis STDP Keterangan sub-STDP Deskripsi Penjelasan
1. Segmenting Demografis Usia:
Masa remaja awal (13-19 tahun).
Masa remaja akhir (20-25 tahun).
Masa dewasa awal (26-35 tahun).
Masa dewasa akhir (36-45 tahun).
Jenis kelamin:
Pria dan wanita
Pengeluaran:
Berikut rata-rata pengeluaran berdasarkan data BPS 2016:
Kelas ekonomi bawah (Rp410.000,00-Rp420.000,00)/bulan
Kelas ekonomi menengah (Rp925.000,00)/bulan.
1. Kelas ekonomi atas (diatas Rp2.300.000,00)/bulan.
Geografis Seluruh masyarakat yang berada di Tangerang.
Fisiologis Kelas sosial menengah-bawah, menengah-tengah, dan menengah-atas.
Perilaku Pengelompokkan konsumen berdasarkan perilaku dalam mengonsumsi makanan, yaitu:
Penggemar daging ayam
Penggemar makanan Indonesia dan Barat
Food blogger.
2. Targetting Demografis Usia: remaja akhir-dewasa awal (13-35 tahun).
Jenis Kelamin: pria dan wanita.
Pengeluaran: golongan kelas menengah dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp
925.000,00/bulan.
Geografis Gading Serpong, BSD, Alam Sutera dan Karawaci.

47
Tabel 5.1 Penjelasan Pembagian Klasifikasi Konsumen ABG “Lanjutan”
No. Jenis STDP Keterangan sub-STDP Deskripsi Penjelasan
Fisiologis Kelas menengah-tengah dan menengah-bawah.
Perilaku Konsumen yang menyukai makanan daging ayam dengan perpaduan cita rasa Barat dan
Indonesia.
3. Differentiating Produk ABG memiliki diferensiasi pada ayam panggang bumbu unik yang menggunakan
rotisserie oven dan variasi menu pendamping dengan perpaduan cita rasa Barat dan Indonesia.
4. Positioning Restoran yang menyajikan produk ayam panggang dan menu pendamping dengan harga
terjangkau.

Berdasarkan tabel STDP di atas, untuk menghasilkan klasifikasi konsumen telah dikeructkan menjadi konsumen dari
kalangan 13-35 tahun dengan rata-rata pengeluaran konsumsi sebesar Rp925,000 per bulan. Domisil yang telah ditetapkan
mencakup wilayah Gading Serpong, BSD, Alam Sutera, dan Karawaci. Kelas konsumen yang diambil adalah menengah-tengah dan
menengah-bawah dengan perilaku penyuka makanan daging ayam khas cita rasa Barat dan Indonesia. Produk ABG menekankan
diferensiasi pada variasi menu pendamping dengan bumbu unik serta rotisserie oven sebagai alat untuk menarik perhatian
konsumen. Terakhir, ABG melakukan positioning dengan memposisikan sebagai produk ayam panggang yang khas disajikan
dengan bumbu spesial serta harganya juga terjangkau sehingga, dapat dinikmati oleh setiap konsumen.

48

5.2.3.2 Identitas Logo
Elemen grafis yang berbentuk seperti logo, ikon, simbol,
dan emblem digunakan sebagai lambang suatu merek merupakan
pengertian dari logo (Oscario, 2013). Berikut di bawah ini adalah
logo ABG dan penjelasan dari logo tersebut:







Gambar 5.2 Logo ABG

1. Warna kuning menunjukkan kebahagiaan sehingga,
konsumen dapat merasakan kegembiraan saat menikmati
produk ABG.
2. Warna merah pada tulisan ABG merupakan warna yang
paling menarik perhatian dan melambangkan keceriaan
sehingga, dapat menggugah konsumen untuk mencoba
produk ABG.
3. Gambar ayam menunjukkan bahwa produk ABG
menggunakan bahan dasar daging ayam.
4. Penggunaan topi pada ayam menunjukkan bahwa resep dari
bumbu ayam panggang ABG bersifat khas karena diracik
sendiri oleh juru masak ABG.
5. Penggunaan asap menunjukkan produk ABG yang disajikan
melalaui proses pemanggangan yang mengeluarkan aroma
khas yang dapat menarik perhatian konsumen.

49

5.2.3.3. Posisi Produk dan Layanan yang Diinginkan di Mata Konsumen
Perceptual mapping adalah langkah bagi produsen untuk
membedakan produk dan jasa yang ditawarkan berdasarkan
persepsi konsumen dibandingkan dengan kompetitornya dalam
persaingan merek menggunakan karakteristik yang relevan
(Schiffman & Kanuk, 2010). Berikut di bawah ini adalah
penjelasan mengenai perceptual mapping ABG:

Gambar 5.3 Perceptual Mapping ABG Terhadap Kompetitor


Berdasarkan perceptual mapping, posisi ABG terletak pada
kuadran dua (tengah) jika dilihat berdasarkan karakteristik rasa
(keunikan bumbu) dan jenis variasi hidangan pendamping. ABG berada
di posisi tengah yang berarti ABG unggul di variasi hidangan
pendamping jika dibandingkan dengan ayam panggang sejenis yang
dijual di AEON supermarket, Farmers Market, dan Jon Gil dengan

50
penawaran harga jual yang hampir sama. Dari segi rasa (keunikan
bumbu) ABG juga unggul dibandingkan Farmers Market, AEON, Jon Gil ,
Fish and Co, Container Grill.
Untuk mempertahankan posisi ABG saat ini dibutuhkan inovasi
yang terus menerus pada variasi hidangan pendamping yang
merupakan keunikan utama ABG.

5.2.4. Rencana Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran dapat diperoleh dari kegiatan komunikasi
terpadu atau Integrated Marketing Communications yang digunakan
oleh perusahaan, termasuk media masa iklan, penawaran promosi
penjualan, website, dan direct email seperti surat, brosur, katalog, atau
video (Belch, 2001). Berikut ini merupakan penjelasan mengenai
rencana komunikasi pemasaran yang mencakup beberapa penjabaran
sebagai berikut:

5.2.4.1. Infrastruktur Media
Media komunikasi digital merupakan salah satu media
pemasaran yang dapat mengintegrasikan produk dengan media
distribusi digital. Media ini menggunakan teknologi terbaru
khususnya untuk para pengguna telepon genggam sehingga
dapat memberikan informasi secara luas, efektif, dan cepat
(Horton, 2015). Media komunikasi dibagi menjadi 2, yang akan
dijelaskan antara lain:
1. Media Dalam Jejaring
ABG menggunakan media sosial seperti Instagram
dengan menggunakan basis gambar dan video untuk
visualisasi produk dan dapat dimanfaatkan sebagai
sarana promosi dan penjualan. Kegiatan promosi di

51
Instagram berupa endorsement kepada food blogger
untuk meningkatkan brand awareness ABG. Untuk
meningkatkan penjualan, ABG memanfaatkan aplikasi
transportasi online seperti Gojek dan Grab Food untuk
layanan antar sehingga dapat menjangkau konsumen
yang berdomisili di Alam Sutera, Karawaci, BSD dan
Gading Serpong.
2. Media Luar Jejaring
Dari sisi offline, ABG melakukan penjualan secara
langsung dengan membuka kios di Pasar Modern
Paramount. ABG juga membuat banner dan neon box
untuk memudahkan calon konsumen mencari lokasi kios
ABG (terletak dibelakang). Selain itu, ABG mencetak flyer
untuk dibagikan saat melakukan pembagian tester
produk di kafe tenda Pasar Modern Paramount agar
dapat menarik konsumen untuk mengunjungi kios ABG.
Untuk menarik perhatian konsumen, ABG menempatkan
rottiserie oven di sisi luar kios agar konsumen dapat
melihat secara langsung proses pemanggangan dan
mengeluarkan aroma panggang yang khas.

5.2.4.2 Rencana Peluncuran Produk dan Layanan
Kegiatan peluncuran produk ABG terdiri dari 2 tahap
yaitu, soft opening dan grand launching. Kegiatan soft opening
dilaksanakan selama satu minggu dari tanggal 12-20 Februari
2017. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan
konsumen terhadap produk awal ABG. Selama kegiatan
berlangsung, ABG membagikan kuesioner kepada para
konsumen yang mengunjungi kios untuk mengetahui respon

52
serta kritik dan saran untuk produk ABG sehingga dapat
ditingkatkan saat grand launching.
Berdasarkan tanggapan konsumen yang sudah
dikumpulkan, ABG melakukan perbaikan produk dengan
menghadirkan inovasi pada variasi hidangan pendamping.
Sebelumnya, ABG hanya menyediakan 3 jenis hidangan
pendamping yaitu: nasi putih, kentang goreng, dan kentang
tumbuk. Namun, untuk kegiatan grand launching ABG
menyajikan 6 jenis hidangan pendamping yaitu nasi daun jeruk,
potato wedges balado, kentang tumbuk daun jeruk, pasta rawit
kemangi, kentang goreng, dan nasi putih.
Kegiatan grand launching dilaksanakan pada 28 Maret
2017 di kios ABG. Peluncuran produk diawali dengan doa
bersama dan diakhiri dengan pemotongan tumpeng oleh para
pendiri ABG.











Gambar 5.4 Kegiatan Grand Launching ABG


53
5.2.4.3 Rencana Promosi Produk dan Layanan
Dalam melakukan pemasaran produk, kegiatan promosi
berperan penting dalam membangun relasi dan komunikasi
dengan para pelanggan agar dapat menjelaskan nilai dan
kegunaan produk yang ditawarkan (Keegan, 1992). Berikut ini
penjelasan dari rencana promosi produk ABG:

Tabel 5.2. Rencana Kegiatan Promosi ABG
No. Jenis Kegiatan Tujuan Waktu
Promosi Pelaksanaan
1. Photoshoot produk Memberikan pengenalan dan gambaran Maret 2017.
ABG pada konsumen mengenai produk yang
dijual.
2. Promo gratis potato Untuk mengenalkan paket baru yang April 2017 dan
wedges balado. disediakan oleh ABG. Oktober 2017.
3. Media sosial di Untuk meningkatkan brand awareness Februari 2017-
Instagram kepada para konsumen melalui media Januari 2018.
foto dan video.
4. Melakukan Untuk meningkatkan penjualan dan April 2017 (Grab
kerjasama dengan brand awareness ABG di Tangerang Food); Juni 2017
Grab Food dan Go- (radius 5km=Grab Food; radius (Go-Jek) sampai
Jek. 25km=Go-Jek) seterusnya.
5. Melakukan Untuk mengenalkan produk ABG kepada Juli – September
endorsement kepada para followers blogger tersebut. 2017.
food blogger daerah
Tangerang.
6. Promo gratis puding Untuk meningkatkan penjualan selama Juni 2017.
selama bulan puasa. bulan puasa.
7. Melakukan iklan di Untuk meningkatkan brand awareness Juni – Juli 2017
Instagram sesuai dengan target market.
8. Pengenalan produk Untuk menarik perhatian konsumen Agustus dan
baru dengan adanya inovasi produk baru. Desember 2017.
9. Jasa katering Untuk meningkatkan penjualan dengan Mei 2017-
melakukan bulk-selling. Desember 2017.
10. Promo tester Untuk mengenalkan produk kepada Setiap sebulan
konsumen karena lokasi penjualan yang sekali.
kurang strategis.

54
Tabel 5.2. Rencana Kegiatan Promosi ABG “Lanjutan”
Jenis Kegiatan Waktu
No. Tujuan
Promosi Pelaksanaan
11. Voucher diskon 10% Untuk menjaga konsumen yang ada agar Juli 2017-
dapat melakukan pembelian ulang. Desember 2017.
12. Pembuatan stiker Untuk memberikan penamaan logo ABG Mei 2017.
logo ABG pada setiap packaging kepada konsumen

Kegiatan yang sudah direncanakan ABG, bertujuan untuk
meningkatkan brand awareness dan meningkatkan penjualan
produk karena ABG menyadari bahwa produk ABG masih
tergolong produk baru dan belum dikenal masyarakat. Kegiatan
promosi juga dibuat untuk meningkatkan penjualan karena
mengingat lokasi ABG yang terbilang kurang strategis sehingga
penjualan masih kurang stabil. Penggunaan Gojek dan Grab juga
berfungsi sebagai layanan antar untuk menjangkau konsumen
yang tidak mengunjungi lokasi kios ABG sekaligus menjangkau
konsumen di luar daerah target market.

5.2.4.4 Rencana Distribusi
Dalam melakukan penyaluran distribusi produk kepada
konsumen, ABG memanfaatkan aplikasi layanan antar yaitu Grab
dan Gojek. Untuk aplikasi Grab, jangkauan wilayah layanan antar
adalah radius 5km yaitu, daerah Gading Serpong dan sekitar.
Sedangkan, untuk jangkauan wilayah daerah Tangerang dan di
luarnya, ABG memanfaatkan Gojek untuk layanan antar dengan
radius hingga 25 km.
Untuk menjamin kualitas produk di setiap layanan antar,
ABG menyajikan produk dengan menggunakan kertas khusus
untuk membungkus setiap hidangan yang dipesan oleh
konsumen. Bentuk kerja sama ABG dengan Grab adalah

55
menggunakan sistem komisi bagi hasil sebesar 15% dari total
transaksi penjualan selama satu bulan pada Grab. Sementara
untuk bentuk kerja sama dengan Gojek adalah menggunakan
sistem komisi bagi hasil sebesar 20% dari total transaksi
penjualan selama satu bulan pada Gojek.
Untuk menjaga kepercayaan kepada konsumen dan
pihak penyalur, ABG memberikan bukti tanda terima berupa
nota khas milik ABG, sehingga nota tersebut dapat
dipertanggung jawabkan oleh semua pihak yang terkait.
Rencana jangka panjang (3 tahun kedepan) ABG juga
berencana menerapkan sistem waralaba untuk memperluas
jalur distribusi dengan adanya pembukaan cabang agar dapat
menjangkau lebih banyak konsumen.

5.2.4.5 Rencana Pengelolaan Konsumen Loyal
Untuk mempertahankan loyalitas dari konsumen, ABG
memberikan voucher sebesar 10% kepada konsumen yang
melakukan pembelian sebanyak 3 paket yang dapat digunakan
pada pembelian selanjutnya. Voucher ini diberikan agar
konsumen ABG dapat melakukan pembelian secara berulang dan
tetap mempertahankan konsumen agar tidak berpindah ke
kompetitor lain.
Selain itu, ABG juga memberikan promosi-promosi
melalui media sosial seperti Instagram, promo gratis layanan
antar yang menggunakan aplikasi GoFood dan Grab Food, serta
promo gratis puding selama bulan puasa bagi konsumen yang
membeli satu paket.

56

5.2.4.6 Rekapitulasi Matriks Komunikasi Pemasaran Terintegrasi
Agar seluruh aktivitas berjalan dengan baik, divisi
pemasaran menerapkan Gantt chart untuk merencanakan dan
memantau kegiatan-kegiatan tersebut (Gantt, 1919), seperti
yang tertera pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Gantt Chart Kegiatan Pemasaran Selama 1 TahunKedepan


Dari keseluruhan rencana kegiatan pemasaran, ABG juga
memperkenalkan jasa katering pada Mei 2017. Metode
penjualan ini diterapkan agar dapat meningkatkan penjualan
ABG.

5.2.5 Rencana Penetapan Harga
Dalam menentukan harga produk, ada 3 jenis strategi penentuan
harga yaitu target costing, cost-plus pricing, dan variable-cost pricing
(Weygandt,2009). Pada proses penetapan harga, ABG menggunakan
strategi penetapan harga dengan metode cost plus pricing, penetapan
harga ini disesuaikan dengan biaya produksi yang ditambahkan dengan

57
jumlah marjin yang diinginkan oleh ABG. Strategi ini digunakan setelah
melakukan proses survei dan observasi lapangan.

Penetapan
Observasi
Survei harga (cost
lapangan
plus pricing)


Gambar 5.5 Diagram Alur Penetapan Harga

ABG menggunakan strategi cost plus pricing karena merupakan


strategi penetapan harga yang paling rasional dan umum karena
mengambil referensi willingness to pay konsumen yang didapat dari hasil
survei, sehingga dapat menetapkan harga yang sesuai. ABG memiliki rata-
rata biaya produksi untuk satu paket sebesar Rp10,000-Rp11,000 yang
selanjutnya ditambahkan dengan marjin sebesar 125% untuk mendapatkan
harga produk yang dijual.
Untuk layanan antar seperti Grab dan Gojek, ABG membuat harga
yang berbeda dikarenakan adanya sistem komisi bagi hasil sebesar 15%
untuk Grab Food dan 20% untuk Gojek, sehingga ABG menaikkan harga
penjualan untuk layanan antar sesuai dengan komisi yang ditetapkan.
Dalam melakukan kegiatan promosi seperti gratis potato wedges
balado setiap pembelian 3 paket produk, ABG tetap memiliki keuntungan
yang cukup signifikan karena biaya modal untuk satu porsi potato wedges
hanya membutuhkan biaya sebesar 8% dari biaya produksi 3 paket yang
nantinya akan dianggap sebagai beban marketing.

5.2.6 Organisasi Tim Pemasaran
Dalam melakukan pembagian struktur tim pemasaran, jenis
struktur organisasi yang dipilih adalah struktur organisasi lini dimana
bersifat sederhana dan pemberian wewenang diberi dari atas ke bawah

58
sehingga manajer atas memiliki tanggung jawab terbesar (Nasution,
1996). Berikut ini merupakan struktur organisasi tim pemasaran yang
mencakup beberapa penjabaran sebagai berikut:

5.2.6.1 Struktur Tim Pemasaran
ABG mengalokasikan dua anggota sebagai tim pemasaran,
baik secara digital maupun langsung. Berikut di bawah ini
adalah penjelasan dari bagan struktur organisasi divisi
pemasaran:

Manajer Penjualan dan


Pemasaran
Cecilia Augusta

Asisten Manajer Penjualan


dan Pemasaran
Levina Syiariel

Gambar 5.6 Bagan Struktur Organisasi Divisi Pemasaran


Kegiatan pemasaran digital lebih berfokus untuk
melakukan branding dengan basis digital (Adobe Photoshop),
media sosial (Instagram), dan melakukan kerjasama dengan
Grab dan Gojek. Sementara kegiatan pemasaran langsung
berfokus kepada penjualan di kios, pembagian tester dan brosur.
Kegiatan pemasaran ini dilaksanakan oleh Manager Penjualan
dan Pemasaran sedangkan, Asisten Penjualan dan Pemasaran
bertugas untuk membantu Manager dalam melakukan kegiatan

59
pemasaran yang berujung pada peningkatan brand awareness
dan penjualan produk.

5.2.6.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Pemasaran
Suatu proses untuk melakukan perekrutan
karyawan, pemberian penilaian serta kompensasi pada
karyawan, dan menjaga hubungan ketenagakerjaan,
kesehatan, keamanan merupakan pengeloaan sumber daya
manusia (Dessler, 2015). Kriteria yang dibutuhkan untuk
menjadi karyawan pemasaran adalah memiliki pengalaman di
bidang penjualan, bersikap aktif, dan dapat berkomunikasi
dengan baik. Karyawan pemasaran berada di bawah
pengawasan langsung dari Manajer Penjualan dan Pemasaran.
Selain itu, karyawan juga harus menerapkan nilai-nilai yang
dimiliki ABG.
Perekrutan 1 orang karyawan pemasaran akan
dilakukan pada tahun kedua, hal ini dikarenakan dalam satu
tahun kedepan divisi pemasaran masih dapat melakukan
aktivitas pemasaran menggunakan sumber daya manusia
yang dimiliki, sehingga tidak perlu melakukan perekrutan
pada tahun pertama. Selain itu, ABG masih berada dalam
tahap start-up, sehingga memiliki keterbatasan pendanaan
untuk menggaji karyawan.

5.2.7 Rencana Proyeksi Penjualan 1 Tahun ke Depan
Berikut ini merupakan Tabel perincian rencana proyeksi penjualan
selama 1 tahun ke depan yang telah dibuat.

60
Tabel 5.4. Proyeksi Penjualan

Proyeksi Penjualan 1 Tahun
Periode Februari 2017-Januari 2018
(dalam potong dan IDR)
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari

Sales 7,195,000 7,554,750 7,932,488 8,329,112 8,745,567 9,182,846 9,641,988 10,124,088 10,630,292 11,161,807 11,719,897 12,305,892

Paket ayam
panggang +
menu
260 273 287 301 316 332 348 366 384 403 424 445
pendamping
Ayam
panggang
ala carte
70 74 77 81 85 89 94 98 103 109 114 120
(1pcs)

Total 330 347 364 382 401 421 442 464 488 512 538 564


Berdasarkan rencana proyeksi, penjualan dari bulan Maret 2017 hingga Januari 2018 rata-rata penjualan mengalami
kenaikan sebesar 5% setiap bulannya. Hal ini disesuaikan dengan sasaran perusahaan yang telah dibuat, yaitu penjualan naik
sebesar 5% setiap bulannya. Perbandingan penjualan antara paket ayam panggang yang disajikan dengan hidangan pendamping
dan ayam panggang ala carte adalah sebesar 80% dan 20%.

61
5.2.8 Rencana Anggaran Pemasaran
Untuk dapat melaksanakan seluruh rencana pemasaran yang telah dibuat dibutuhkan adanya rencana anggaran
pemasaran yang secara lebih detail dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 5.5. Rencana Anggaran Pemasaran

Rencana Anggaran Pemasaran


Periode Februari 2017-Januari 2018
(dalam IDR)
Jenis Kegiatan Pemasaran Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
Photoshoot 300,000
Promo gratis potato
26,930 26,930
wedges
Pembagian tester 11,072
11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072
Pencetakan brosur 250,000
Endorsement 350,000 350,000 350,000
Promo gratis pudding 300,000
Instagram Ads 300,000 300,000
Potongan voucher 10% 590,000 590,000 590,000
Pembuatan stiker logo
200,000
ABG
Total per bulan
261,072 311,072
38,002 511,072 961,072 601,072 951,072 951,072 38,002 11,072 11,072 11,072
Total 4,656,724

62
Berdasarkan Tabel rencana anggaran pemasaran, jumlah rencana
anggaran pemasaran adalah sebesar Rp4,656,724. Jumlah anggaran pemasaran
ini disesuaikan dengan rencana promosi dan pemasaran yang akan dilakukan
selama satu tahun kedepan.
Anggaran pemasaran ini dialokasikan untuk kegiatan photoshoot untuk
produk ABG, promo gratis potato wedges untuk mempromosikan menu
pendamping baru, pembagian tester yang dilakukan setiap bulannya,
endorsement selama tiga bulan kepada 3 orang foodblogger yang berdomisili di
daerah Tangerang, promo gratis puding selama bulan puasa untuk pembelian
satu paket ayam panggang dan hidangan pendamping, promosi melalui media
sosial yaitu instagram ads, dan pembagian voucher untuk meningkatkan loyalitas
konsumen. Berdasarkan perbandingan proyeksi anggaran pemasaran dengan
proyeksi sales, biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi adalah sebesar 4%
dari total penjualan (total penjualan selama 1 tahun, yaitu sebesar Rp
114,000,000 sementara anggaran pemasaran sebesar Rp 4,656,724).

5.3 Rencana Operasi
Di dalam sebuah kegiatan operasi dibutuhkan strategi serta
perencanaan yang tepat untuk meningkatkan proses manajemen yang terdapat
dalam sebuah perusahaan (Gantt, 1919). Pada subbab ini akan dijelaskan
mengenai rencana kegiatan operasi ABG yang akan dijabarkan dalam beberapa
subbab yang terdiri dari tujuan dan sasaran operasi, pengendalian proses
produksi, pengendalian standar kualitas produk, pengendalian pemasok,
pengendalian persediaan, pengendalian limbah dan lingkungan, penjadwalan
kegiatan produksi, dan organisasi tim operasi.

5.3.1 Tujuan dan Sasaran Operasi
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang terdapat di perusahaan,
diperlukan tujuan dan sasaran dari setiap divisi yang terdapat dalam

63
perusahaan, salah satunya adalah divisi operasi (David, 2006). Berikut
adalah tujuan dan sasaran divisi operasi pada tahun pertama:

“Menghidangkan ayam panggang serta menu pendamping yang
berkualitas dan higienis setiap hari kepada konsumen.”

Untuk mencapai tujuan dan sasaran diatas, berikut adalah
rencana dari divisi operasi:
• Pertama, melakukan pengembangan produk baru setiap 4 bulan
sekali.
• Kedua, menjaga konsistensi dan meningkatkan kualitas produk
dengan menanyakan feedback pada konsumen secara langsung
serta mengisi form kualitas produk setiap harinya.
• Ketiga, melakukan riset pemasok bahan baku setiap tiga bulan
sekali.

5.3.2 Pengendalian Proses Produksi / Penyediaan Layanan
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam proses produksi
adalah pembuatan process flowchart (Jacobs, 2014). Pada subbab ini
akan dijelaskan mengenai pengendalian proses produksi hingga aset
yang dibutuhkan pada saat proses produksi tersebut berlangsung.

5.3.2.1 Proses Produksi / Penyediaan Layanan
Berikut adalah proses produksi dari produk ABG yang
terbagi menjadi 3 bagian antara lain proses produksi ayam
panggang, proses produksi hidangan pendamping, dan proses
penyajian kepada konsumen.

64
Berikut adalah penjabaran dari sistem produksi yang
dimiliki ABG.


















Gambar 5.7 Proses Produksi Ayam Panggang ABG

Total keseluruhan waktu proses produksi ayam panggang yang
dimulai dari pembelian bahan baku sampai pemotongan ayam yang
sudah dipanggang adalah kira-kira membutuhkan waktu setengah hari
atau 12 jam dengan kapasitas maksimal produksi 12 ekor dalam sekali
panggang. Kapasitas maksimal pemanggangan ayam dalam satu hari
adalah sebanyak 36 ekor dengan perhitungan jam operasional dari
pukul 15:00 hingga pukul 22:00. Proses berikutnya setelah

65
pemanggangan ayam adalah proses pembuatan hidangan pedamping.
Berikut adalah proses pembuatan hidangan pendamping.

Gambar 5.8 Proses Produksi Hidangan Pendamping


Total proses peracikan bumbu setengah matang hidangan
pendamping hingga proses pemasakan untuk satu menu hidangan
pendamping adalah selama 40 menit. Namun, dalam proses pemasakan
hidangan pendamping tidak semua bahan baku langsung dimasak
menjadi makanan hidangan pendamping, terdapat bahan baku yang
dijadikan bumbu setengah matang. Bumbu setengah matang yang
dibuat adalah bumbu nasi daun jeruk dan bumbu pasta rawit kemangi,
dimana bumbu setengah matang ini akan disimpan dalam freezer untuk
mempercepat proses masak hidangan pendamping jika ada konsumen
yang memesannya. Kapasitas produksi dalam satu kali masak untuk nasi
daun jeruk adalah sebanyak 15 porsi, sedangkan pasta rawit kemangi
adalah sebanyak 10 porsi.

66
Adapun hidangan pendamping yang tidak dapat disimpan dalam
warmer atau baru bisa dimasak jika ada pesanan, seperti kentang
goreng, dan potato wedges balado. Menu pendamping tersebut
memiliki waktu memasak yang lebih singkat dibanding menu
pendamping lainnya, yaitu sekitar 15 menit untuk setiap porsi.
Setelah proses pembuatan hidangan pendamping, proses
berikutnya adalah penyajian makanan kepada konsumen. Berikut
adalah flowchart service yang dimiliki ABG.




Gambar 5.9 Proses Penyajian Pesanan Kepada Konsumen

Proses persiapan sebelum membuka kios adalah selama 2.5 jam.
Sedangkan proses penerimaan pesanan hingga penyajiaannya ke
konsumen atau yang sering disebut dengan lead time adalah selama 15
menit. Untuk memaksimalkan penggunaan waktu toleransi tersebut,
kedua anggota ABG yang sedang bertugas akan membagi tugas, dimana
anggota yang satu akan mempersiapkan ayam panggang dan anggota
lainnya akan mempersiapkan hidangan pendamping dan minuman.

67
5.3.2.2 Kebutuhan Aset Produksi / Penyediaan Layanan
Dalam menjalankan sebuah usaha, aset merupakan hal
yang sangat penting bagi suatu perusahaan (Hwa, 2003).
Berikut adalah rincian kebutuhan aset ABG selama beroperasi
antara lain.

Tabel 5.6. Kebutuhan Aset Produksi ABG
No. Asset Fungsi
1. Oven Memanggang ayam.
Memasak serta
2. Rice cooker
menghangatkan nasi.
Memasak serta
3. Kompor dan gas
menghangatkan produk.
Menyimpan bahan baku dan
4. Kulkas
produk yang tersisa.
Menyimpan ayam mentah
dan ayam yang telah
5. Freezer
dimarinasi, serta bumbu-
bumbu mentah.
Untuk proses memasak dan
6. Teflon, panci, kuali
menghangatkan produk.

Salah satu aset terpenting dalam proses produksi di
ABG adalah oven. Hal ini dikarenakan ayam panggang
merupakan menu utama yang terdapat dalam ABG.
Sedangkan aset lainnya yang telah dijabarkan dalam Tabel di
atas adalah sebagai aset pendukung dalam proses produksi.

5.3.3 Pengendalian Standar Kualitas Produk / Layanan
Dengan menjaga kualitas pada suatu produk dapat mengurangi
tingkat kecacatan produk yang diterima serta meningkatkan kualitas
produk tersebut, hal ini dapat diterapkan dengan melakukan
pengecekan kualitas dalam proses produksi (Lindsay,2014). Pada
subbab ini akan dijelaskan mengenai pengendalian standar kualitas

68
produk ABG mulai dari penilaian standar kualitas produk ABG, toleransi
terhadap barang cacat pada saat produksi, serta strategi dalam
pengendalian kualitas.

5.3.3.1 Standar Kualitas
Penerapan prinsip manajemen kualitas yang berfokus
pada proses operasi dan pengelolaan sumber daya dapat
menghasilkan produksi yang lebih efisien (Lindsay, 2014).
Berikut adalah penjabaran standar kualitas produk ABG yang
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: bahan yang sudah diolah, bahan
setengah jadi, dan bahan baku mentah yang dapat dilihat
pada Tabel 5.7.
Di antara semua produk dengan standar kualitas yang
telah disebutkan, produk yang paling perlu diperhatikan
adalah bahan baku mentah. Hal tersebut dikarenakan bahan
baku mentah merupakan produk yang mudah basi atau busuk
dibanding dengan produk setengah matang dan produk yang
telah dimasak.

5.3.3.2 Toleransi Barang Cacat
Produk rusak atau cacat adalah produk yang kondisinya
rusak atau tidak memenuhi ukuran mutu yang telah
ditentukan dan tidak dapat diperbaiki secara ekonomis
menjadi produk yang baik, meskipun dapat diperbaiki akan
berakibat biaya perbaikan jumlahnya lebih tinggi dibanding
kenaikan nilai atau manfaat adanya perbaikan (Supriono,
1999:182). Berikut adalah kriteria barang cacat yang masih
dapat ditoleransi oleh ABG yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.

69

Tabel 5.7.Standar Kualitas Produk ABG

Keterangan Produk Syarat


Bahan yang Ayam Panggang Berbentuk utuh, empuk, tidak bau, dan tidak berlendir
sudah Diolah Sambal Terasi Tidak bau, berwarna kemerahan dengan biji cabai masih utuh, dan tidak berwarna
kecoklatan.
Saus Barbecue Kental, berwarna kecoklatan, dan potongan bawang pada saus masih utuh.
Nasi Putih Tekstur pulen, berwarna putih, tidak bau, dan tidak berlendir
Nasi Daun Jeruk Tekstur pulen, berwarna kehijau-hijauan, tidak bau, dan tidak berlendir
Mashed Potato Daun Tidak berlendir, tidak bau, dan tekstur creamy serta padat
Jeruk
Bahan Bumbu nasi daun jeruk Tidak berwarna hitam, masih berwarna kehijau-hijauan, dan tidak bau.
Setengah Bumbu Pasta rawit Tidak berwarna hitam, masih berwarna kehijau-hijauan, biji cabai masih utuh dan tidak bau.
Jadi Kemangi
Ayam yang telah Tidak bau, bumbu masih menempel pada ayam, tidak berlendir, dan tekstur empuk
dimarinasi
Bahan Baku Ayam Mentah Kulit masih segar dan lembut dengan pori-pori terbuka yang berwarna putih kekuning-
kuningan, kaki tidak memar, tidak berair, tidak bau namun beraroma segar, tekstur daging
masih empuk.
Potato Wedges Potongan masih utuh dengan kulit menempel, berwarna kuning dengan kulit berwarna
coklat, tidak bau, tidak berlendir

70
Tabel 5.7. Standar Kualitas Produk ABG “Lanjutan”

Bawang Merah dan Berbentuk utuh dengan kulit yang masih nempel, tidak bau, tidak terdapat kehitaman
Bawang Putih
Serai Berbentuk utuh, Berwarna kuning kehijau-hijauan, tidak terdapat noda kehitam-hitaman,
aroma masih sama dan tidak bau
Daun Kemangi dan Daun Berwarna kuning ke hijau-hijauan, tidak terdapat noda kehitam-hitaman, tidak layu

Jeruk
Cabai Tekstur dan bentuk utuh, tidak terdapat noda kehitam-hitaman.
Tomat Berwarna merah, tidak terdapat noda kehitam-hitaman, tidak bau, dan berbentuk utuh.
Jeruk Nipis Berwarna kuning kehijau-hijauan, masih terdapat biji dan air, tidak terdapat noda kehitam-
hitaman
Gula Aren Berwarna coklat terang, tekstur padat dan keras
Bumbu-bumbu kering Tidak basah namun masih berbentuk bubuk, tidak berubah warna, dan tidak bau
(garam, gula, lada, dan
bumbu penyedap)
Bubuk Minuman Masih berbentuk bubuk, tidak basah, tidak menggumpal, dan tidak ada semut

71

Tabel 5.8. Kriteria Toleransi Barang Cacat

Keterangan Jenis Barang Kriteria Toleransi
Barang
Bahan Mentah Ayam Mentah Masih terdapat bulu ayam sebesar 10-15% dari
seluruh permukaan kulit ayam.
Bahan-bahan masak Terdapat noda kehitaman sebesar 10-15% di
(tomat, jeruk nipis, permukaan, bentuk bahan baku tidak utuh 100%.
daun serai, daun
jeruk, daun kemangi,
gula aren, cabai)
Beras Terdapat kotoran pada beras sebanyak 5-10% dari
total satu karung beras.
Potato wedges dan Potongan tidak utuh 100%.
kentang goreng
Bahan Setengah Ayam yang sudah Bentuk ayam tidak berbentuk utuh seperti semula
Jadi dimarinasi atau terdapat bekas tumpukan.

Bahan Sudah Ayam panggang Kulit terkelupas sebesar 5-10% dari seluruh
Diolah permukaan kulit ayam (per potong).
Potato wedges dan Potongan tidak utuh 100%.
kentang goreng
Sambal Terasi Kering, berubah warna menjadi lebih coklat.
Nasi putih dan nasi Tekstur keras dan kurang pulen
daun jeruk
Minuman Terlalu cair, dan kurang manis.

72
Setelah mengetahui standarisasi dari barang cacat yang
terdapat pada ABG, proses berikutnya adalah mengetahui
persentase barang cacat yang dihasilkan dalam proses
produksi. Berikut adalah perhitungan jumlah barang cacat
ABG selama satu bulan.

Tabel 5.9. Persentase Barang Cacat

No. Produk yang sudah diolah Produk Yang Gagal Persentase

1. Ayam Panggang (220 potong) 2 potong 0.91%

2. Mashed Potato (630 gram) 20 gr 3.17%

3. Pasta Rawit Kemangi (1500 gr) 50 gr 3.33%

4. Potato Wedges Balado (6.5 kg) 300gr 4.62%


Jumlah produk yang sudah diolah pada tabel 5.9 di
atas merupakan jumlah permisalan terhadap penggunaan
produk yang sudah diolah yang terdapat di ABG pada bulan
Febuari hingga April. Persentase maksimal untuk defect rate
tiap menu ABG adalah sebesar 3%. Hal ini dikarenakan untuk
tidak melebihi biaya COGS yang sudah ditetapkan yang dapat
menyebabkan kerugian. Penghitungan defect rate dilakukan
setiap 3 bulan sekali, dimana berarti hasil penghitungan
defect rate adalah produksi ABG sebanyak 3 bulan.

73
Berikut adalah salah satu contoh perhitungan COGS
dari ayam mentah.

Tabel 5.10. Hitungan Defect Rate Daging Ayam yang sudah dimarinasi

COGS max: Rp28.000

COGS rata-rata: Rp26.400

Rata-rata produksi per 3 bulan: 220 potong (55 ekor)
Defect Rate:
3%
(55*97%)= 53.35

Rp26.400*55= Rp1.452.000
Rp1.452.000:53.35= Rp27.216

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, daging ayam
yang sudah dimarinasi tidak melebihi COGS maksimal, dimana
COGS maksimal dari daging ayam yang sudah dimarinasi
adalah Rp28.000 (45% dari Rp60.000). Sedangkan, COGS rata-
rata daging ayam adalah Rp26.400. Rata-rata produksi per tiga
bulan daging ayam adalah 220 potong atau sebanyak 55 ekor.
Sedangkan, defect rate maksimal tiap produk yang ditetapkan
oleh ABG adalah sebesar 3%. Sehingga hasil produksi daging
ayam yang sudah dimarinasi sebesar Rp27.216 dimana tidak
melebihi dari COGS maksimal yang ditetapkan.
Potato wedges balado memiliki persentase terbesar
dalam defect rate dan telah melebihi batas toleransi
maksimal. Mashed potato dan pasta rawit kemangi juga telah
melebihi dari persentase maksimal defect rate ABG. Untuk
menu nasi daun jeruk serta sambal terasi tidak terdapat
defect rate dalam produksi. Hal ini dikarenakan menu nasi
daun jeruk merupakan menu favorit yang paling sering
dipesan oleh konsumen, dan sambal terasi merupakan

74
makanan pendamping yang paling sering diminta oleh
konsumen. Defect rate per bulan terbesar adalah menu
potato wedges balado. Hal ini dikarenakan potato wedges
sering hancur ketika dikeluarkan dari kulkas dan ketika sedang
dilakukan proses penimbangan potato wedges.
Untuk menjaga biaya pengeluaran bahan baku
diperlukan rencana untuk mengurangi barang cacat yang
diterima maupun yang sudah diproduksi. Berikut adalah
rencana ABG dalam mengurangi barang cacat.
1. Menyeleksi dan melakukan kontrol (3 bulan sekali)
terhadap pemasok-pemasok bahan baku ABG.
2. Memeriksa dan mencatat penerimaan bahan baku
dari pemasok.
3. Menyimpan bahan baku sesuai tempatnya.
4. Menjaga kebersihan tempat penyimpanan.
5. Membeli bahan baku dan membuat bahan baku
setengah jadi sesuai dengan target penjualan.

5.3.3.3 Strategi Pemantapan Kualitas
Dalam menjaga kualitas terhadap setiap produk yang
disajikan kepada konsumen, anggota ABG harus mengikuti
prosedur yang sudah tertera pada SOP serta terus melakukan
kontrol kualitas terhadap bahan baku dan produk yang
disajikan kepada konsumen. Untuk mejaga standar kualitas
dari produk yang ada, ABG akan membuat kartu penilaian
produk yang terdapat pada lampiran tugas akhir untuk
memudahkan anggota ABG dalam melakukan kontrol kualitas
produk.

75
Penilaian kualitas produk terdiri atas tiga macam kriteria
yang disesuaikan dengan bahan makanan yang terdapat pada
persediaan, yaitu: makanan yang sudah dimasak, makanan
setengah jadi dan bahan baku. Jika anggota ABG menemukan
produk yang tidak sesuai standar kualitas dan tidak sesuai
dengan standar toleransi yang telah disebutkan di subbab
sebelumnya, maka produk tersebut akan segera dibuang. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga standar kualitas makanan
yang disajikan kepada konsumen. Berikut adalah strategi yang
dilakukan untuk menjaga pemantapan kualitas terhadap
produk ABG.
1. Melakukan kontrol kualitas terhadap seluruh jenis produk
yang dimiliki ABG serta mengisi form penilaian produk
dan melaporkan jika terdapat produk yang rusak atau basi
setiap harinya.
2. Menjaga kebersihan.
3. Menanyakan feedback konsumen secara langsung dengan
melakukan kerjasama dengan divisi marketing setiap
seminggu sekali.

5.3.4 Pengendalian Pemasok
Manejemen rantai perusahaan yang di dalamnya termasuk
pemasok adalah filosofi manajemen yang secara terus-menerus mencari
sumber-sumber fungsi bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik
dalam perusahaan maupun luar perusahaan agar mendapatkan produk
yang berkualitas (Ross, 2005). Oleh karena itu, diperlukan pengendalian
pemasok secara terus-menerus agar mendapatkan produk bahan baku
yang berkualitas. Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai
pengendalian pemasok yang dibutuhkan pada proses produksi ABG.

76

5.3.4.1 Identifikasi Standar Pemasok
ABG telah melakukan proses seleksi dalam
menentukan pemasok bahan baku yang dilakukan pada Bulan
November dan Desember lalu. Berikut adalah hasil seleksi
pemasok bahan baku dengan menggunakan metode weighted
average score antara lain.

Tabel 5.11. Penilaian Terhadap Pemasok ABG

Pemasok Daging Ayam

Rating Pasar Weighted Average Weighted Average


Key Factor Weight Rating Prima
Tradisional Prima Pasar Tradisional

Harga 60% 80 70 48 42

Kebersihan 15% 90 60 13.5 9

Jarak 5% 80 75 4 3.75

Kualitas 20% 75 85 15 17

TOTAL SCORE 80.5 71.75

Pemasok Bumbu Marinasi

Rating Toko Weighted Average Weighted Average


Key Factor Weight Rating Lotte
Bumbuku Lotte Toko Bumbuku

Harga 75% 65 90 48.75 67.5

Jarak 10% 90 60 9 6

Kualitas 15% 80 80 12 12

TOTAL SCORE 69.75 85.5

77
Tabel 5.11. Penilaian Terhadap Pemasok ABG “Lanjutan”

Pemasok Bahan Baku Sayuran


Rating Rating Weighted
Weighted Average
Key Factor Weight Pasar Pasar Average Pasar
Pasar Modern
Tradisonal Modern Tradisonal
Harga 70% 90 85 63 59.5
Jarak 20% 70 85 14 17
Kualitas 10% 70 80 7 8
TOTAL SCORE 84 84.5


Berdasarkan hasil penilaian diatas, ABG memutuskan
untuk memilih membeli ayam mentah dari toko Prima, membeli
bumbu marinasi dari toko Bumbuku, dan membeli sayuran dari
pasar tradisional karena ketiga pemasok tersebut
memiliki weighted average score yang lebih tinggi dibandingkan
kompetitornya. Kemudian, ABG berencana melakukan riset
pencarian pemasok baru setiap tiga bulan sekali untuk
mengantisipasi kekurangan bahan baku.

5.3.5 Pengendalian Persediaan


Hal berikutnya dalam proses operasi adalah manajemen
persediaan. Pada subbab ini akan dijelaskan mengenai identifikasi
potensi persediaan serta identifikasi rencana pengendalian persediaan.

5.3.5.1 Identifikasi Potensi Persediaan
Persediaan yang terdapat pada ABG terdiri dari tiga
macam, antara lain.
1. Persediaan Bahan Baku
Bahan baku yang menjadi persediaan ABG
adalah beras, ayam mentah, sphagetti, bawang, daun

78
jeruk, daun kemangi, serai, cabai, gula aren, tomat,
jeruk nipis, bumbu-bumbu kering untuk proses
memasak, dan bubuk minuman.
2. Persediaan Barang dalam Proses
Barang dalam proses yang menjadi persediaan
ABG adalah ayam yang telah dimarinasi, bumbu nasi
daun jeruk, bumbu pasta rawit kemangi, dan potato
wedges.
3. Persediaan Barang Jadi
Barang jadi yang menjadi persediaan ABG
adalah ayam yang sudah dipanggang, saus barbecue,
sambal terasi, nasi daun jeruk, nasi putih, dan mashed
potato daun jeruk.
Untuk menjaga kualitas dari persediaan barang
yang dimiliki ABG, tempat penyimpanan persediaan juga
menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dan
diperhatikan. Berikut adalah jenis-jenis tempat
penyimpanan yang dimiliki ABG:
1. Rak/laci (20-25°C)
Digunakan untuk menyimpan bumbu-
bumbu kering dan bahan baku yang mudah
busuk jika lembab, seperti: bawang, cabai,
garam, lada, bumbu-bumbu penyedap, dan
bubuk minuman.
2. Kulkas (3°C)
Digunakan untuk menyimpan bahan
baku dan makanan yang sudah matang,
seperti: daun jeruk, daun kemangi, daun
salam, nasi putih, dan nasi daun jeruk.

79
3. Freezer (-20°C)
Digunakan untuk menyimpan bahan
baku serta makanan yang mudah busuk dan
steril, seperti: ayam mentah, ayam yang sudah
dimarinasi, ayam yang sudah dipanggang,
bumbu-bumbu setengah matang, saus
barbecue, dan sambal terasi.
Berikut adalah penjabaran persediaan bahan baku
yang terdapat di ABG dengan menggunakan prinsip
ABC analysis.

Tabel 5.12. ABC Analysis Persediaan ABG

Total Biaya (per
Jenis Barang Persentase Kelas
satu bulan)
Ayam mentah Rp1,554,000 63.66%
A
Beras Rp265,000 10.99%
Kentang Rp233,000 9.66%
Bumbu-bumbu masak Rp135,000 5.60%
(tomat, cabai, bawang, gula
B
aren, jeruk nipis, daun
jeruk, daun kemangi, serai)
Minuman Rp100,000 4.15%
Knor (bubuk mashed Rp86,000 3.57%
potato)
Bumbu-bumbu Kering Rp75,000 3.11% C
(kobe, garem, gula, lada,
dan bumbu penyedap)
Total Rp2,411,000 100%

80
Berdasarkan persentase di atas, dapat disimpulkan
bahwa ayam mentah dan beras mempunyai konsumsi tertinggi
yaitu sebesar 74.65% dengan jumlah unit persediaan sebesar 15-
20% perbulannya. Kemudian, kentang, bumbu-bumbu masak,
dan minuman mempunyai konsumsi sebesar 19.41% dengan
jumlah unit persediaan sebesar 20-25% per bulannya. Terakhir,
bumbu-bumbu kering, dan bubuk mashed potato mempunyai
konsumsi sebesar 6.68% dengan jumlah unit persediaan sebesar
60-65% per bulannya.

5.3.5.2 Identifikasi Rencana Pengendalian Persediaan
Persediaan bahan baku ABG menggunakan prinsip ABC
analysis. Dimana pengendalian persediaan terdiri dari tiga kelas,
yaitu: Kelas A, yakni: ayam mentah dan beras dengan jumlah
unit persediaan sebesar 15-20% dari jumlah persediaan. Kelas B,
yakni: kentang, bumbu-bumbu masak, dan bubuk minuman
dengan jumlah unit 20-25% dari jumlah persediaan. Kelas C,
yakni: bumbu-bumbu kering, dan bubuk mashed potato dengan
jumlah unit 60-65% dari jumlah persediaan.

5.3.6 Pengendalian Limbah dan Lingkungan
Sampah serta limbah merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan
begitu saja pada saat proses produksi. Pada setiap proses produksi yang
telah dilakukan, ABG selalu menghasilkan limbah rumah tangga berupa
minyak jelantah dan sampah. Untuk menjaga lingkungan sekitar tetap
bersih, ABG melakukan pengendalian limbah tersebut dengan cara
sebagai berikut:
1. Membuang minyak jelantah ke tong sampah dengan keadaan
terbungkus plastik

81
2. Membuang sampah rumah tangga ke tong sampah yang terdapat di
sekitar kios
Pengendalian limbah dilakukan setiap hari sebelum penutupan
kios oleh setiap anggota ABG yang bertugas, hal ini bertujuan untuk
menjaga kebersihan kios serta lingkungan sekitar kios. Dimana setiap
harinya anggota ABG yang bertugas pada saat itu membuang sampah
dapur (sisa-sisa proses masak) ke kantong plastik berwarna putih.
Setelah itu, kantong plastik yang berisi sampah dapur dimasukan ke
dalam kantong plastik yang lebih besar yang berwarn hitam dan segera
dibuang ke tong sampah yang terletak di depan kios. Dengan menjaga
kebersihan kios dan lingkungan sekitar diharapkan kualitas dari
makanan ABG tidak terganggu. Selain itu pembuangan sampah
dilakukan setiap harinya untuk mencegah adanya bau yang tidak sedap
serta mencegah adanya hewan-hewan ataupun serangga masuk ke
dalam kios.






Gambar 5.10 Kantong Plastik untuk Membuang Minyak Jelantah

82








Gambar 5.11 Kantong Plastik untuk Membuang Sampah


5.3.7 Penjadwalan Kegiatan Produksi
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi pada kegiatan
produksi, Gantt chart digunakan untuk merencanakan dan memantau
kegiatan operasi yang akan dilakukan (Gantt, 1919). Berikut adalah
jadwal kegiatan produksi ABG selama satu tahun dengan menggunakan
Gantt Chart.
Pembelian perabotan memasak yang menjadi aset bagi divisi
operasi ABG dilakukan pada empat bulan pertama (tiga bulan sebelum
pembukaan kios dan satu bulan awal setelah pembukaan kios). Agar
penjualan ABG bisa meningkat setiap bulannya, ABG menetapkan untuk
melakukan pengembangan dan inovasi produk baru setiap empat bulan
sekali, dimana pada bulan April telah dilakukan pengembangan produk
pertama kali dan selanjutnya akan dilakukan pada bulan Agustus
mendatang. Terakhir, ABG berencana untuk melakukan riset terhadap
pemasok baru setiap tiga bulan sekali. Hal ini bertujuan untuk menjaga
kualitas bahan baku yang diterima serta menjaga biaya produksi agar
tidak melebihi dari biaya COGS yang sudah ditentukan oleh divisi
keuangan.

83
Tabel 5.13 Rencana Kegiatan Divisi Operasi

84

5.3.8 Organisasi Tim Operasi
Pada subbab ini akan dibahas mengenai struktur organisasi divisi
operasi ABG serta kebutuhan jumlah tenaga kerja pada divisi operasi.

5.3.8.1 Struktur Tim Operasi
Dalam menjalankan proses produksi, ABG memerlukan
struktur tim operasi serta pembagian tugas yang jelas. Berikut
adalah penjabaran struktur serta pembagian tugas dalam tim
operasi ABG:

Manajer Operasi
(Henny)

Staff Produksi
(Cecilia, Hanny,
Levina, Nathania)

Karyawan Pasmod
GS
(Yudi)

Karyawan Pasmod
BSD
(Didin)



Gambar 5.12 Bagan Struktur Organisasi Divisi Operasi

85
Manejemen operasi (Henny) bertugas untuk mengatur
dan bertanggung jawab terhadap segala kegiatan produksi
yang terdapat pada ABG. Karyawan produksi, yakni: Yudi
bertugas untuk membantu kegiatan produksi sehari-hari yang
terdapat pada ABG dan juga sebagai pelayan yang bertugas
untuk melayani konsumen yang datang ke kios ABG.
Sedangkan anggota ABG yang sedang bertugas pada saat itu
bertugas untuk melakukan kontrol pada setiap aktifitas yang
dilakukan karyawan, membantu proses produksi, menjaga
kasir, dan melayani konsumen yang ada pada saat itu.

5.3.8.2 Rencana Kebutuhan Tenaga Operasi
Divisi operasi bekerjasama dengan divisi sumber daya
manusia untuk proses perekrutan tenaga operasi yang baru.
Berikut ini adalah deskripsi mengenai kriteria dan jumlah
karyawan yang dibutuhkan divisi operasi, yaitu: jujur, bersih,
bertanggung jawab, disiplin, ulet, dan inovatif.
Dalam jangka pendek, ABG memiliki satu orang
karyawan untuk membantu divisi operasi. Karyawan tersebut
ditempatkan langsung di kios untuk membantu proses
produksi serta membantu melayani pelanggan. Sebelumnya,
karyawan akan diberikan pelatihan mengenai proses produksi
yang berupa: proses marinasi, proses pemasakan menu
pendamping, proses pemasakan sambal terasi, dan
pemakaian oven. Pada Januari 2018, ABG berencana akan
menambah satu orang karyawan untuk membantu divisi
operasi.

86
5.3.9 Rencana Anggaran Operasi
Hal terakhir dalam rencana divisi operasi adalah rencana anggaran
operasi dalam satu tahun. Berikut adalah rencana anggaran operasi
ABG.

Tabel 5.14. Anggaran Dana Operasi Selama Satu Tahun
BULAN JUMLAH
Apr Rp200,000
Agt Rp200,000
Des Rp200,000
Total Rp600,000

Anggaran dana untuk divisi operasi ABG selama satu tahun
adalah sebesar Rp600,000. Rincian biaya yang dikeluarkan adalah
sebesar Rp200,000 setiap empat bulan sekali untuk biaya research and
development produk baru.

5.4 Rencana Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia Manusia (selanjutnya disebut SDM)
yang efektif dapat menghasilkan SDM yang memuaskan sehingga bisa
membantu untuk mecapai tujuan dan sasaran sebuah usaha. (Rivai et al, 2009)

5.4.1 Tujuan dan Sasaran Sumber Daya Manusia
Tujuan dari divisi SDM adalah meningkatkan produktivitas dan
efektivitas dari setiap individu dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya untuk mencapai sasaran divisinya masing-masing, serta
menjaga keselarasan dan hubungan yang baik antar divisi untuk bekerja
sama mencapai tujuan perusahaan.
Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, divisi SDM memiliki
sasaran bahwa setiap individu berhasil mencapai nilai minimum 80 (dari
100) dalam penilaian performance appraisal.

87
5.4.2 Budaya Perusahaan yang Ingin Dikembangkan
Budaya yang ingin dikembangkan dalam seluruh proses usaha
berdasarkan pada prinsip nilai-nilai yang dimiliki ABG sesuai pada
subbab 4.5, yaitu IDR:
1. Inovatif dengan cara membebaskan sestiap individu untuk
memberi masukan ide baru yang dapat disampaikan secara
langsung kepada para pendiri ABG, sehingga bisa menjadi
masukan kedepannya mengenai hal-hal yang bisa diperbaiki,
ditingkatkan atau diperbaharui dalam seluruh aspek usaha ABG.
2. Disiplin dengan menerapkan seluruh peraturan yang ada,
diantaranya harus mematuhi seluruh SOP selama proses
produksi, harus datang tepat waktu dan pulang sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
3. Responsif dengan menjadi pribadi yang cepat tanggap dalam
merespon hal apapun, baik itu dari sisi konsumen maupun dari
para stakeholder lainnya, sehingga diharapkan segala
permasalahan dapat terselesaikan dengan cepat.
Dalam menerapkan nilai-nilai kepada seluruh staf ABG dibutuhkan
pengaplikasian dan sosialisasi secara menyeluruh pada seluruh aspek
kegiatan operasional, diantaranya adalah:
1. Proses seleksi karyawan dengan memilih karyawan yang memiliki
nilai-nilai yang sama atau mirip dengan nilai-nilai yang dimiliki
oleh ABG.
2. Para pemilik menjadi role model dengan mengimplementasikan
seluruh nilai-nilai ABG, sehingga para karyawan dapat
termotivasi untuk menerapkan nilai-nilai tersebut.
3. Dalam penilaian performance appraisal diberikan penilaian yang
mencakup ketiga aspek nilai ABG, sehingga dengan adanya

88
performance appraisal seluruh staf merasa bahwa menerapkan
nilai-niai ABG merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan.
4. Menjadikan nilai-nilai yang ada di perusahaan sebagai artifact
yang dapat dirasakan secara nyata di dalam atmosfer
perusahaan. Penerapan nilai-nilai IDR (Inovasi, Disiplin dan
Responsif) tercermin dari sikap para individu dan bagaimana cara
inteaksi antar individu di dalam perusahaan.

5.4.3 Struktur Organisasi
Dalam penentuan posisi untuk masing-masing jabatan dilakukan
berdasarkan kompetensi dan kemampuan yang dimiliki setiap individu,
sehingga ABG menggunakan struktur organisasi fungsional. Dengan
menggunakan struktur organisasi fungsional dapat mempercepat
pengerjaan tugas dikarenakan orang yang dialokasikan pada jabatan
tersebut. Struktur jabatan pada ABG secara lebih jelas dibuat dalam
Gambar 5.13.

Direktur Utama
(Levina Syiariel)

Manajer Penjualan Manajer Keuangan


Manajer Operasi Manajer R&D Manajer SDM & Akunting
& Pemasaran
(Henny) (Hanny Lovita) (Hanny Lovita)
(Cecilia Augusta) (Nathania Benita)

Asisten Penjualan & Staff Operasi


Pemasaran (Cecilia, Hanny,
(Levina Syiariel) Levina, Nathania)

Karyawan BSD
(Didin)

Karyawan Gading
Serpong
(Yudi)

Gambar 5.13 Bagan Organisasi ABG

89
Dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan, terdapat
2 praktik struktur organisasi yang berbeda, yaitu mekanik dan organik
yang disesuaikan dengan keadaan dan sifat setiap divisi. Divisi
Pemasaran dan Penjualan cenderung lebih organic karena para anggota
bekerja sama dan berkoordinasi untuk membantu proses promosi dan
juga penjualan sehingga lebih dinamis. Divisi Operasi cenderung lebih
mekanik karena dibutuhkan adanya standarisasi di dalam setiap proses
produksi sehingga dihasilkan output dan kualitas yang konsisten. Divisi
R&D cenderung bersifat organik karena membutuhkan masukan dari
setiap anggota dan pihak eksternal dalam proses riset untuk
menghasilkan menu yang inovatif. Divisi SDM bersifat organik karena
dibutuhkan fleksibilitas dan koordinasi antar divisi agar tercapai
kesinambungan dalam mencapai seluruh target. Divisi Keuangan dan
Akunting bersifat mekanik karena dalam melakukan pencatatan dan
pembukuan sudah terdapat standarisasi secara umum.

5.4.4 Uraian Jabatan
Penentuan tanggung jawab bagi masing-masing jabatan
dilakukan berdasarkan hasil observasi pada usaha start-up lainnya dan
juga disesuaikan dengan kondisi ABG saat ini. Berikut adalah contoh
uraian pekerjaan bagi CEO, uraian pekerjaan untuk posisi lain dapat
dilihat pada lampiran.

Tabel 5.15. Uraian Pekerjaan CEO
URAIAN PEKERJAAN
Titel Jabatan : CEO
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi teratas di dalam organisasi yang memiliki tanggung jawab untuk
memimpin seluruh proses usaha dan memastikan bahwa kegiatan
tersebut berjalan lancar, serta membuat dan memutuskan strategi
usaha serta mengimplementasikan strategi tersebut dengan baik sesuai
dengan tujuan dan sasaran perusahaan.

90

Tabel 5.15. Uraian Pekerjaan CEO “Lanjutan"

LINGKUP PEKERJAAN
Bertanggung jawab mengawasi dan mengatur seluruh proses kegiatan
usaha dan bertanggung jawab mengawasi dan menilai seluruh manajer
perusahaan.

ATASAN LANGSUNG
Pemegang Saham

TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
Manajer Penjualan & Pemasaran, Manajer R&D, Manajer Operasi,
Manajer SDM, Manajer Akunting & Keuangan

PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN
Pengalaman Kerja
• Berpengalaman bekerja dalam tim
• Memiliki pengalaman dalam memimpin sebuah tim

Pendidikan
• Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama

Kemampuan
Memiliki sifat kepemimpinan, berkomitmen tinggi, memperhatikan
detail, dapat memimpin dan mengkoordinasi tim, dapat membuat dan
mengimplementasikan strategi usaha.

KEGIATAN UTAMA
• Bertanggung jawab dalam memberikan arahan, mendelegasi tugas
kepada para pekerja, dan bertugas untuk mengambil keputusan
akhir.
• Mengawasi kinerja organisasi sesuai dengan strategi yang
digunakan.
• Merencanakan pengembangan perusahaan jangka panjang (5
tahun), serta pendek (1 tahun)
• Membuat strategi untuk setiap divisi bersama dengan manajer
lainnya (pemasaran, operasi, sumber daya manusia, keuangan)
• Memastikan seluruh strategi dapat diimplementasikan dengan baik
• Mengadakan rapat rutin dengan seluruh manajer usaha.

91
5.4.5 Perencanaan SDM
Sebuah usaha dapat berjalan secara efektif apabila adanya
sumber daya yang cukup dan kompeten dalam menjalankan
pekerjaannya. Proses rekrutmen dan seleksi yang baik diharapkan dapat
menjaring SDM berkualitas yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan
untuk mengisi jabatan yang ada (Rivai et al, 2009).

5.4.5.1 Kebijakan Rekrutmen
Dalam melakukan proses perekrutan karyawan, langkah
yang harus dilakukan adalah dengan membuat perencanaan
SDM untuk mengetahui posisi apa saja yang dibutuhkan untuk
masing-masing divisi. Untuk saat ini karyawan yang
dibutuhkan adalah staf untuk membantu proses produksi dan
melayani konsumen, dikarenakan jabatan yang lain masih
dapat diisi oleh para eksekutif ABG.
Teknik awal yang digunakan ABG dalam membuat
perkiraan kebutuhan SDM adalah teknik managerial
judgement, hal ini dikarenakan ABG merupakan sebuah usaha
yang baru berdiri sehingga belum memiliki riwayat jumlah
karyawan sebelumnya. Namun untuk perkiraan jumlah
karyawan yang akan direkrut menggunakan analisa
perbandingan rasio antara total volume penjualan dan
karyawan yang dibutuhkan. Dalam melakukan proses
perekrutan, ABG berpedoman pada SOP rekrutmen yang telah
dibuat.



92
Tabel 5.16. SOP Rekrutmen Karyawan

SOP Rekrutmen Karyawan
Alur Proses Keterangan


Manajer divisi terkait
mengajukan permintaan
sesuai jumlah karyawan
yang dibutuhkan.

Permintaan karyawan
harus disetujui oleh
Direktur Utama

Manajer SDM melakukan
pencarian karyawan
melalui referensi dari
kerabat.



Manajer SDM melakukan
pencarian karwayan
melalui website seperti
JobsDB, Jobsid, dan OLX.

Jika karyawan sudah
memenuhi seluruh
kriteria, dilakukan
penerimaan karyawan.


Proses pelatihan dilakukan
dan diawasi oleh manajer
divisi terkait.



93
Tabel 5.17. Perencanaan Jumlah Perekrutan SDM 1 Tahun Kedepan

Bulan Feb Apr- Jumlah
Mar Jan
Lokasi Des Karyawan
Pasar
0 1 0 1 2
Paramount
Total Karyawan 2

ABG melakukan perekrutan 1 orang karyawan pada
Maret 2017 dan Januari 2018, hal ini dilakukan menggunakan
analisa rasio antara penjualan dan jumlah karyawan yang
berdasarkan pada proyeksi penjualan selama satu tahun. ABG
menggunakan perbandingan setiap penjualan sebanyak
Rp6.000.000 dibutuhkan 1 orang karyawan. Pada Januari 2018
proyeksi penjualan diperkiran sebesar Rp12.305.892 sehingga
akan dilakukan perekrutan satu orang karyawan produksi
pada bulan tersebut.
ABG melakukan proses perekrutan secara tertutup,
sehingga ABG tidak membuka iklan lowongan pekerjaan
secara terbuka pada media sosial maupun media pencarian
kerja lainnya. Namun apabila dengan metode tertutup ABG
masih belum menemukan karyawan, maka dilakukan
perekrutan secara terbuka dengan memasang iklan pada
www.olx.com, hal ini dilakukan karena karyawan yang
dibutuhkan ABG merupakan staf untuk membantu pekerjaan
dapur sekaligus pelayan, sehingga olx merupakan salah satu
channel yang paling cocok untuk melakukan pencarian calon
pekerja.

94
5.4.5.2 Kebijakan Seleksi
Proses penyeleksian karyawan dilakukan dengan cara
pengecekan latar belakang dan wawancara. Proses
wawancara bertujuan untuk mengetahui latar belakang,
seperiti: umur, pendidikan terakhir dan riwayat pekerjaan
serta nilai-nilai yang dimiliki calon karyawan apakah sudah
sesuai dengan nilai-nilai yang dimiliki ABG.
Berikut adalah kriteria yang harus dimiliki oleh calon
karyawan ABG:
1. Usia minimal 17 tahun
2. Pendidikan terakhir minimal lulusan SMP
3. Berdomisili di sekitar lokasi kerja (Tangerang Selatan)
4. Memiliki pengalaman kerja di restoran

5.4.6 Pengembangan SDM
Pengembangan kemampuan karyawan ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas yang berujung pada peningkatan
profitabilitas (Rivai et al, 2009), sehingga dibutuhkannya rencana
pengembangan dan pelatihan karyawan yang dijelaskan lebih dalam
pada sub bab berikut.

5.4.6.1 Kebijakan Orientasi
Proses orientasi dilakukan secara informal oleh Manajer SDM
dengan materi yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan Usaha: penjelasan mengenai profil usaha secara
singkat. Penjelasan visi dan misi perusahaan, nilai-nilai,
budaya perusahaan dan struktur organisasi. Serta deskripsi
produk dan target market perusahaan.

95
2. Penjelasan Tanggung Jawab Perusahaan: penjelasan
mengenai pekerjaan yang akan dibebankan kepada
karyawan tersebut.
3. Perkenalan: memperkenalkan karyawan baru ke setiap
pendiri ABG, sehingga karyawan tersebut merasa diterima
di perusahaan dan lingkungannya.
4. Kebijakan Perusahaan: dilakukannya sosialisasi mengenai
semua peraturan dan kebijakan, mulai dari pemberian
pelatihan, prosedur penggajian, penilaian performa, dan
pemutusan hubungan kerja. Sehingga karyawan baru
tersebut bisa mengetahui hal apa saja yang harus ditaati
dalam aktivitas kerjanya.

5.4.6.2 Kebijakan Pelatihan dan Pengembangan
Untuk melatih kemampuan karyawan baru, diperlukan
adanya pelatihan yang dikhususkan untuk karyawan produksi.
Berikut adalah 5 langkah proses pelatihan untuk karyawan:
1. Analisa kebutuhan dilakukan untuk mengetahui secara
lebih jelas pelatihan apa saja yang dibutuhkan bagi
karyawan baru, diperlukan adanya analisa lebih dalam
mengenai pekerjaan secara spesifik. Berikut ini
penjabaran analisa kebutuhan pelatihan untuk
karyawan ABG

Tabel 5.18. Analisa Kebutuhan Pelatihan
Frekuensi Cara
Pekerjaan Kualitas Performa
Pengerjaan Pelatihan
Seluruh ayam harus On the
1x per
1 Marinasi Ayam tertutup bumbu job
minggu
marinasi training

96
Tabel 5.18. Analisa Kebutuhan Pelatihan “Lanjutan”

Ayam matang dengan
sempurna, tampilan On the
Memanggang 1x per
2 ayam kecoklatan job
Ayam hari
mengkilap dan tidak training
gosong
Rasa sambal enak dan On the
Membuat 2 hari
3 penampilan merah job
Sambal sekali
cerah training
Rasa masakan enak
Membuat On the
1 hari dan tampilan sesuai
4 hidangan job
sekali dengan Tabel 5.7
pendamping training
pada bab 5

2. Instructional Design adalah pembentukan dan pemilihan
program yang akan diberikan saat pelatihan.
Berdasarkan analisa pekerjaan tersebut, pelatihan yang
paling cocok diberikan adalah On The Job training. ABG
memilih metode pelatihan on the job training
dikarenakan tidak membutuhkan biaya yang besar dan
karyawan dapat memperoleh pengalaman langsung dan
pengetahuan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan,
selain itu karyawan juga dapat meningkatkan
kemampuan yang dibutuhkan dengan cara mengamati
dan mengerjakan secara langsung dengan diawasi
secara langsung oleh Manajer Operasi. Karyawan juga
dapat meningkatkan produktivitas dan kecepatan dalam
melakukan proses memasak karena mengulang
pekerjaan tersebut secara rutin.
3. Validasi dilakukan untuk memastikan apakah program
training yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan
dan dapat diterima dengan baik oleh para karyawan

97
baru. Pada ABG proses validasi tidak perlu dilakukan
pada pelatihan pekerja baru dikarenakan karyawan yang
perlu dilatih hanya sedikit.
4. Implementasi pelatihan dilaksanakan saat proses
produksi dilakukan. Sebelum pelatihan dimulai,
karyawan dijelaskan terlebih dahulu mengenai material
dan peralatan yang dibutuhkan untuk produksi. Pertama
Manajer Operasi memberi contoh terlebih dahulu cara
produksi yang benar sesuai dengan SOP yang ada,
kemudian karyawan mencoba secara langsung.
Pemberian pelatihan dimulai dari pelatihan
memanggang ayam, memasak hidangan pengamping
dan pembuatan sambal.
5. Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah pelatihan yang
telah dilaksanakan berhasil atau gagal, serta untuk
mengetahui apakah karyawan sudah dapat melakukan
pekerjaan tersebut dan bagaimana hasil akhir masakan
tersebut. Penilaian dilakukan oleh manajer operasi
secara langsung setelah karyawan menyelesaikan
pekerjaan tersebut. Kualitas performa dinilai
berdasarkan kriteria kebersihan dan kerapihan saat
proses berlangsung, keakuratan penerapan SOP serta
hasil dari masing-masing pekerjaan apakah sudah sesuai
dengan standar kualitas atau tidak. Hasil penilaian
pelatihan dilakukan menggunakan form evaluasi
pelatihan yang nantinya akan diberikan kepada Manajer
SDM.

98
Tabel 5.19. Form Evaluasi Pelatihan Karyawan Produksi
Form Evaluasi Pelatihan
Nilai Keterangan Nama:
1 Sangat Buruk
2 Buruk
3 Cukup Paraf Manajer Operasi:
4 Baik
5 Sangat Baik
Marinasi Ayam
No. Aspek Penilaian 1 2 3 4 5
1 Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung
2 Keakuratan penggunaan bumbu marinasi
3 Keakuratan penggunaan air
4 Penyimpanan ayam yang telah dimarinasi
5 Hasil akhir marinasi ayam
Total Nilai

Pemanggangan Ayam
No. Aspek Penilaian 1 2 3 4 5
1 Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung
2 Keakuratan penggunaan bumbu barbecue
3 Ketepatan waktu pemanggangan
4 Hasil penampilan (warna) ayam
5 Hasil akhir pemanggangan ayam
Total Nilai

Pembuatan Hidangan Pendamping
No. Aspek Penilaian 1 2 3 4 5
1 Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung
2 Keakuratan proses pembuatan Nasi Daun Jeruk
3 Hasil akhir (rasa & tekstur) Nasi Daun Jeruk
4 Keakuratan proses pembuatan Mashed Potato Daun Jeruk
5 Hasil akhir (rasa & tekstur) Mashed Potato Daun Jeruk
6 Keakuratan proses pembuatan Wedges Balado
7 Hasil akhir (rasa & tekstur) Wedges Balado
8 Keakuratan proses pembuatan Pasta Rawit Kemangi
9 Hasil akhir (rasa & tekstur) Pasta Rawit Kemangi
Total Nilai

Pembuatan Sambal
No. Aspek Penilaian 1 2 3 4 5
1 Kebersihan & kerapihan saat proses berlangsung
2 Keakuratan penggunaan bahan-bahan
3 Tekstur sambal
4 Rasa sambal
5 Hasil akhir pembuatan sambal
Total Nilai

Total Nilai Keseluruhan ………….. / 24

Rata-rata Nilai

99

5.4.6.3 Kebijakan Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu dasar di dalam
manajemen, hal tersebut menjadi penting karena dapat
mengindentifikasi adanya jarak antara performa yang
sesungguhnya dengan performa yang diinginkan (Ivara,2005).
Key Performance Indicator (selanjutnya disebut KPI) berguna
sebagai indikator pencapaian target pekerjaan sebagai salah
satu penentu penilaian kinerja seseorang dalam menduduki
suatu jabatan. Berikut adalah KPI yang telah dibuat dan
disepakati untuk masing-masing jabatan:

Tabel 5.20. Key Performance Indicators
Jabatan Key Performance Indicator
Direktur Utama 1. Mereview strategi minimal 6 bulan sekali
2. Memunculkan inovasi dan ide baru
(mengembangkan hidangan pendamping) minimal 3
ide dalam 1 tahun
3. Meningkatkan penjualan sebesar 5% setiap bulannya
4. Mencapai penjualan Rp114.000.000 dalam setahun
Manajer 1. Menaikan penjualan sebesar 5% setiap bulannya

Penjualan dan 2. Melakukan 100% rencana strategi pemasaran dalam

Pemasaran jangka waktu 1 tahun


3. Melakukan kerja sama dengan Go-Food dan Grab-

Food
4. Melakukan endorsement food blogger minimal 1 kali
dalam 6 bulan.
5. Meningkatkan brand awareness dengan
meningkatkan followers Instagram menjadi 330
followers dalam 6 bulan.

100
Tabel 5.20. Key Performance Indicators “Lanjutan”
Jabatan Key Performance Indicator
Manajer 1. Menerapkan SOP pada seluruh proses produksi

Operasi 100%
2. Menjaga konsistensi dan standar kualitas produk
dengan mengawasi pengisian form setiap hari
sebelum penutupan kios
3. Melakukan riset pemasok setiap 3 bulan sekali
4. Menjaga defect rate dibawah 3% dari total produksi
selama 6 bulan.
5. Menjaga COGS produk dibawah 45%
Manajer R&D 1. Melakukan riset mengenai hidangan pendamping

kepada konsumen setiap 4 bulan sekali


2. Menemukan menu baru untuk pengembangan
produk minimal 3 hidangan pendamping baru setiap
4 bulan
Manajer SDM 1. Meningkatkan produktivitas pekerja yang diukur dari

hasil penilaian performance apparaisal seluruh


personel dengan minimal rata-rata nilai 80 dalam
satu periode penilaian
2. Revenue per Employee dalam 1 tahun senilai
Rp16.300.000
3. (Average Employee Tenure) Rata-rata lama bekerja
karyawan selama 6 bulan masa kerja.

Manajer 1. Pendapatan 1 tahun minimal Rp114.000.000

Keuangan dan 2. Meningkatkan penjualan sebesar 5% setiap bulannya

Akunting 3. Menjaga COGS produk dibawah 45%


4. Membuat laporan bulanan secara rutin

5. Membuat laporan tahunan secara rutin

101
Tabel 5.20. Key Performance Indicators “Lanjutan”
Jabatan Key Performance Indicator
Pelayan 1. Maksimal komplen mengenai waktu servis dari

konsumen sebanyak 4 kali dalam sebulan


2. Ketepatan pencatatan order konsumen 100% setiap
bulannya
Karyawan 1. Kecelakaan kerja maksimal 4 kali dalam sebulan

Produksi 2. Kesalahan dalam membuat orderan maksimal 1 kali

dalam sebulan
3. Kesalahan dalam memproduksi maksimal 1% dari
total produksi per bulan.

Penilaian kinerja karyawan dibuat berdasarkan kriteria
utama bagi sebuah usaha restoran dan juga berdasarkan pada
KPI (Key Performance Index) dengan metode rating dengan
penilaian berupa pembobotan 1 hingga 5. Penilaian
performance appraisal dilakukan setiap 6 bulan. Berikut
adalah lembar penilaian performa untuk seluruh jabatan.

Tabel 5.21. Lembar Penilaian Performa Manajer Usaha
Form Penilaian Performa
Nama :
Posisi : Reviewer :
Tanggal Review Dimulai :
Tanggal Review Berakhir :

Pekerjaan Utama (Bobot 1-5)


1: sangat buruk
2: buruk
3: cukup
4: baik
5: sangat baik

No
1
Area
Responsive
Key Driving Performance Penilaian
1 2 3 4 5
2 Output Kedisiplinan 1 2 3 4 5
3 Ketepatan 1 2 3 4 5
4 Melayani 1 2 3 4 5
5 Sikap & Perilaku Sopan & Ramah 1 2 3 4 5
6 Team Work 1 2 3 4 5
7 Manajemen Menjalankan tugas sesuai dengan job description 1 2 3 4 5
Total Nilai
Nilai Rata-rata

102
Hasil penilaian performance appraisal nantinya
berguna untuk mengetahui kemampuan setiap individu
mengerjakan tanggung jawab atas jabatan yang dimilikinya
dan apakah sudah menerapkan nilai-nilai yang dimiliki ABG
dalam perilakunya. Selain itu hasil penilaian juga digunakan
untuk menentukan kompensasi serta rewards yang dapat
diberikan pada masing-masing individu, namun apabila hasil
penilaian kurang bagus dapat dilakukan langkah korektif
berupa pemberian pelatihan tambahan ataupun mutasi
jabatan.
Apabila dalam melakukan pekerjaannya, karyawan
melakukan kesalahan berat, perusahaan dapat melakukan
pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan, namun terdapat
beberapa peraturan dan alasan pemutusan hubungan kerja
karyawan ABG yang didasarkan pada peraturan Depnaker UU
No. 13 tahun 2003, yaitu:
1. Pengunduran diri secara baik-baik atas kemauan
sendiri: karyawan dapat mengajukan pengunduran diri
maksimal 2 minggu sebelum masa kerja berakhir.
2. Pekerja melakukan pelanggaran atau kesalahan berat:
Peraturan ini berlaku khusus bagi karyawan produksi
dan pelayan, pelanggaran yang dilakukan akan dibagi
ke dalam 3 tahap pemberian peringatan, yaitu:

SP 1
(Pelayan) 3 kali kesalahan dalam mencatat order
pelanggan dalam 1 minggu. (Karyawan produksi)
kecelakaan 3 kali dalam seminggu atau kesalahan
dalam membuat orderan 2 kali dalam sebulan atau

103
kesalahan dalam memproduksi 2% dari total
pembuatan.

SP 2
(Pelayan) 4 kali kesalahan dalam mencatat order
pelanggan dalam 1 minggu. (Karyawan produksi)
kecelakaan 4 kali dalam seminggu atau kesalahan
dalam membuat orderan 4 kali dalam sebulan atau
kesalahan dalam memproduksi 4% dari total
pembuatan.

SP 3
(Pelayan) 6 kali kesalahan dalam mencatat order
pelanggan dalam 1 minggu. (Karyawan produksi)
kecelakaan 5 kali dalam satu minggu atau kesalahan
dalam membuat orderan 6 kali dalam sebulan atau
kesalahan dalam memproduksi 6% dari total
pembuatan.

3. Pekerja ditahan pihak yang berwajib: perusahaan
dapat secara langsung memberhentikan karyawan
apabila karyawan tersebut mengalami kasus kriminal
hingga terjadi penahanan.
4. Perusahaan mengalami kerugian
5. Pekerja mangkir terus menerus: karyawan dapat
diberhentikan secara sepihak apabila tidak masuk
kerja selama 1 minggu terus menerus tanpa
pemberitahuan yang jelas.

104
5.4.7 Kebijakan Kompensasi
Kebijakan kompensasi yang diberikan pada karyawan berupa gaji
pokok sebesar Rp1,400,000 per bulan, jumlah ini didapat berdasarkan
hasil observasi gaji karyawan di Pasar Modern Paramount Gading
Serpong. Berikut adalah hasil observasi gaji karyawan per bulan kepada
beberapa warung tenda dan kios yang berada di Pasar Modern
Paramount yang dijelaskan lebih lanjut pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.22. Hasil Observasi Gaji Bulanan
No Restoran Gaji Per Bulan
1 Ayam Jancoeg 1.400.000
2 Warung Galput 1.350.000
3 Bakmie Akang 1.300.000
4 Ayam Lamongan 1.400.000
5 Kedai Bro 1.300.000
Rata-rata gaji 1.350.000

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, diketahui bahwa


karyawan di Pasar Modern memang memiliki turn over yang tinggi,
sehingga ABG menetapkan gaji pokok bulanan di atas rata-rata yaitu
sebesar Rp.1.400.000 setiap bulannya, selain itu karyawan juga akan
diberikan uang insentif kehadiran 100% setiap bulannya sebanyak
Rp100.000 apabila karyawan agar tidak pernah absen kerja dalam satu
bulan.
Sementara hasil perhitungan gaji untuk para eksekutif dilakukan
dengan menggunakan pengali yang sama dengan gaji karyawan pokok
karyawn ditambah dengan insentif, sebesar Rp1.500.000 per bulannya,
dengan jam kerja maksimal setiap bulannya selama 160 jam. Para
eksekutif ABG bekerja selama 3 hari dalam seminggu, untuk satu shift
pekerjaan setiap harinya selama 3 jam. Dalam satu hari kerja terdapat 2
shift untuk eksekutif, yaitu shift awal yang dimulai dari pukul 16.00-

105
19.00 dan shift akhir dimulai dari pukul 19.00-22.00. Dalam 1 shift kerja
diisi oleh satu orang eksekutif, sehingga apabila waktu kerja shift awal
sudah berakhir akan digantikan dengan shift akhir. Waktu kerja
eksekutif berlaku dari pukul 16.00 hingga 22.00 dikarenakan pada satu
jam awal dan satu jam akhir hanya karyawan yang bertugas melakukan
pembersihan kios. Berikut adalah hasil perhitungan gaji para eksekutif
dengan asumsi satu bulan periode kerja terdapat 4 minggu, sehingga
total hari efektif kerja per bulan adalah sebanyak 12 hari kerja.

(" $%& × () *%+,)
× 01(. 3//. /// = 01""5. 3//
(./ $%&


Dari hasil perhitungan tersebut dilakukan pembulatan, sehingga
setiap orang eksekutif mendapatkan gaji sebesar Rp 337.500 setiap
bulannya.

5.4.8 Peraturan Perusahaan
Untuk kelancaran sebuah usaha, diperlukan sistem dan aturan yang
berlaku dalam kegiatan sehari-hari, berikut adalah aturan yang berlaku
baik untuk karyawan maupun pemilik ABG selama bertugas:
1. Datang tepat waktu pukul 15.00 (toleransi keterlambatan 10
menit)
2. Mulai melakukan penutupan toko pukul 22.30 (namun apabila
masih ada pelanggan, harus menunggu hingga pelanggan selesai)
3. Menggunakan pakaian yang rapih, bersih dan sopan
4. Dilarang merokok di area restoran
5. Harus menjalankan kegiatan operasi sesuai dengan SOP yang ada

106
5.4.9 Rencana Anggaran SDM
Untuk menjalankan perencanaan SDM yang sudah dibuat
diperlukan adanya struktur biaya yang dijelaskan pada Tabel berikut ini.

Tabel 5.23. Anggaran SDM 1 Tahun Kedepan
Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan
Total
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
Karyawan
Kompensasi
Rp1,500,000
Karyawan
Gaji Eksekutif 5 x 337,500
Biaya Training
Rp0
Internal
Rp1.687.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp3.187.500

Rp4.687.500
Total



5.5 Rencana Keuangan
Rencana keuangan akan membantu pemilik usaha untuk meningkatkan
efektifitas pengelolaan usaha serta menghindari munculnya hambatan yang
mengakibatkan pada kegagalan usaha (Zimmerer, 2008). Bagian ini
menjelaskan mengenai rencana bagian keuangan dari ABG.

5.5.1 Tujuan dan Sasaran Keuangan
Tujuan merupakan suatu titik dan hasil akhir atau segala hal yang ingin
dicapai (Bastian, 2007). Berikut ini adalah tujuan serta sasaran bagian
keuangan ABG
Tujuan keuangan ABG:
Menjaga kondisi keuangan yang sehat dan memiliki profitabilitas
tinggi sehingga menguntungkan para pemilik usaha.

107
Sasaran keuangan ABG antara lain:
1. Net income mencapai lebih dari Rp20.000.000 dalam kurun waktu
satu tahun
2. Mengontrol food cost dan COGS untuk tidak lebih dari angka 45%
3. Mengatur arus kas usaha agar tetap positif dan
mengimplementasikan kebijakan kas minimum sebesar Rp3,000,000
di setiap bulan.

5.5.2 Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja dilihat dari susunan aktiva dan hutang
lancar pada neraca. Modal kerja berguna untuk menjaga tingkat
likuiditas suatu usaha. Perusahaan dapat membayar kewajiban,
memiliki cadangan, dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan
lewat penawaran piutang apabila memiliki modal kerja yang cukup
(Mardianto,2008). Berikut ini adalah penjelasan mengenai kebijakan
modal kerja dari bisnis ABG

5.5.2.1 Kas dan Uang Tunai
Dalam mengendalikan kas dan uang tunai usaha, ABG
menerapkan sistem kebijakan saldo kas minimum (minimum
cash balance) sebagai pedoman jumlah uang tunai minimum
yang harus dimiliki untuk memenuhi segala kebutuhan usaha.
Saldo kas minimum ditentukan dengan rumus Miller-Orr
Model yang memperhitungan rata-rata kelebihan kas di setiap
bulan dari proyeksi cash budget sesuai model manajemen kas
dari M.H. Miller dan Daniel Orr. Jumlah saldo kas optimal yang
harus dijaga adalah sebesar Rp3,000,000. Jumlah ini
merupakan biaya operasional usaha untuk pembayaran gaji
karyawan serta pembelian bahan baku selama 1 bulan.

108
Dalam menyimpan kas dan uang tunai, ABG memiliki
sebuah rekening yang dikhususkan untuk menyimpan uang
hasil penjualan dan investasi usaha. Ada pula uang untuk
kegiatan transaksi penjualan dan kebutuhan operasional
sehari-hari yang disimpan di tempat usaha dengan ketetapan
jumlah maksimal Rp1,000,000. Jika sudah lebih besar dari
jumlah tersebut, uang akan dipindahkan ke rekening agar
lebih terkontrol dan aman. ABG juga melakukan perhitungan
uang operasional dan juga pengecekkan jumlah tabungan
secara berkala untuk memantau arus kas.

5.5.2.2 Piutang Usaha
ABG menerapkan kebijakan pembayaran pesanan
sepenuhnya secara tunai sehingga saat ini ABG tidak memiliki
piutang usaha apapun. Untuk kedepannya, ABG akan terus
melaksanakan sistem pembayaran secara tunai untuk setiap
transaksi penjualanya.

5.5.2.3 Persediaan
Jumlah persediaan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kapasitas penyimpanan yang ada. Dengan berpegang pada
pengecekan persediaan secara berkala dan pembelian bahan
baku sesuai kebutuhan rencana produksi, hal ini bisa
meminimalisir pengeluaran untuk biaya persediaan yang
terlalu besar. Dengan jumlah persediaan yang terencana dan
sesuai prosedur, penghitungan jumlah biaya persediaan bisa
lebih akurat dilakukan yang akan turut mempengaruhi
pendapatan bersih usaha.

109
Biaya usaha seperti waste bahan baku bisa diminimalisir
dengan pengaturan jumlah persediaan yang tepat dan sesuai
dengan kebutuhan usaha. Jumlah persediaan tiap bulan
adalah 12% dari proyeksi penjualan bulan selanjutnya. Angka
ini didapatkan dari perhitungan menggunakan Economic
Order Quantity (Pycraft, 2007) dan ditambah dengan
inventory cushion sebanyak Rp250,000 yang merupakan biaya
untuk membeli 10 ekor ayam.

5.5.2.4 Utang Usaha
ABG saat ini memiliki utang usaha pembelian sebuah
oven rottiserie yang digunakan untuk proses pemanggangan
ayam ABG. Oven ini dibeli dengan harga Rp18,500,000 via
website yang menawarkan pilihan cicilan 12 kali dengan
bunga 0%. ABG memilih untuk membeli oven tersebut dengan
cara cicilan untuk mengurangi besarnya biaya investasi di
awal. Dengan membayar oven secara bertahap diharapkan
uang hasil penjualan tiap bulan bisa dialokasikan kembali
untuk pembayaran pembelian oven dan mengurangi beban
modal di awal usaha. Total biaya cicilan yang ABG keluarkan
setiap bulannya untuk oven adalah sebesar Rp1,596,065.
Jumlah ini didapatkan dari harga oven ditambah dengan biaya
pengiriman barang Rp500,000 dan biaya administrasi website
Rp152,780 dibagi 12 bulan sehingga setiap bulannya ABG
harus melakukan pembayaran lewat kartu kredit sebesar
jumlah diatas.
ABG mengelola utang usaha dengan cara membuat
reminder di setiap awal bulan untuk menyisihkan dan
membayar uang cicilan agar bisa tepat waktu melunasi hutang

110
tersebut dan tidak dikenakan biaya denda apabila terlambat
membayar.
Oven tesebut saat ini merupakan utang usaha ABG satu-
satunya karena jumlah nominal barangnya cukup besar.
Untuk kedepannya terutama dalam jangka pendek, ABG
belum memiliki rencana untuk kembali memiliki utang usaha
apapun dan lebih memilih untuk melakukan semua pembelian
secara tunai.

5.5.3 Kebijakan Investasi
Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman modal untuk
aktiva yang biasanya memiliki jangka waktu yang panjang dan disertai
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang
(Sunariyah, 2004). Berikut merupakan penjabaran mengenai kebijakan
investasi bisnis ABG
5.5.3.1 Kebijakan Investasi Awal
Modal investasi awal merupakan sesuatu yang dipakai
untuk jangka panjang dan diperlukan di masa awal
pembukaan usaha. (Suharyadi, 2007). Berikut ini adalah Tabel
rincian investasi awal ABG:

Tabel 5.24. Rincian Investasi Awal

Initial Investment
AYAM BARBECUE GUE (ABG)
Item Harga
Oven rottiserie ( harga Rp19.152.780 dicicil
Rp1,596,065
selama 12 bulan)
Kanopi Rp1,760,000
Neon box Rp2,500,000
Peralatan listrik & lampu Rp595,000
Gembok Rp50,000

111
Tabel 5.24. Rincian Investasi Awal “Lanjutan”

Item Harga
Peralatan kebersihan Rp560,000
Peralatan masak Rp1,467,500
Peralatan makan Rp750,000
Deposit sewa Rp1,500,000
Meja kursi Rp2,480,000
Rice cooker Rp1,200,000
Working capital Rp10,168,935
Kompor Rp700,000
Tabung gas & selang Rp745,000

Kipas angin Rp500,000
Kulkas Freezer Rp4,200,000
Meja besi oven Rp1,300,000
Cat tembok & kuas Rp146,000
Print menu dan kartu nama Rp123,000
Timbangan masak Rp162,500
Print spanduk Rp20,000
Biaya design Rp850,000

Pompa air minum Rp126,000
Total initial statement Rp33,500,000

Total modal awal yang dikumpulkan untuk membangun bisnis
ABG adalah sebesar Rp33,500,000. Modal dialokasikan untuk membeli
berbagai keperluan awal usaha. Working capital yang merupakan aktiva
lancar usaha dan digunakan untuk membeli bahan baku (persediaan)
serta berfungsi sebagai uang kas usaha.

5.5.3.2 Rincian Biaya Pra-Operasi
Biaya pra-operasi adalah biaya yang dikeluarkan sebelum
operasi usaha berjalan dan mempunyai manfaat lebih dari 1
tahun untuk sebuah usaha (Lumbantoruan, 1996). Berikut ini
adalah rincian biaya pra-operasi pada bulan November 2016
dan Januari 2017 yang sudah dikeluarkan ABG sebelum
memulai kegiatan produksi perdana:

112
Tabel 5.25. Rincian Biaya Pra-Operasi

Biaya Pra-Operasi
AYAM BARBECUE GUE (ABG)
Item Harga

R&D November 2016 Rp230,000

R&D Januari 2017 Rp250,000
Total biaya pra-operasi
Rp480,000

Biaya yang dikeluarkan sebelum kegiatan produksi
perdana diluar investasi awal adalah biaya untuk melakukan
research and development produk. Sebelum melaksanakan
kegiatan produksi perdana, ABG melakukan beberapa kali
percobaan menggunakan berbagai bumbu dan metode
untuk menemukan resep serta cara memasak yang sesuai
untuk memproduksi ayam dan hidangan pendamping ABG.

5.5.4 Kebijakan Pendanaan
Struktur keuangan dari sebuah usaha memiliki peranan yang
penting dalam melihat bagaimana sebuah perusahaan mendanai aktiva
yang dimiliki sesuai kebijakan manajemen yang ada. Kebijakan ini dapat
terlihat dari hutang dan modal usaha yang tercermin dari neraca
perusahaan (Sawir, 2004). Berikut ini adalah rincian mengenai kebijakan
pendanaan ABG:

5.5.4.1 Struktur Modal dan Sumber Pendanaan
Berdasarkan kesepakatan awal yang telah dibuat oleh
para pemilik, modal bisnis ABG sepenuhnya berasal dari
kelima pemilik dimana setiap pemilik memberikan modal
dengan jumlah yang sama sesuai dengan kebutuhan usaha.

113
Total modal usaha yang dikumpulkan untuk mendirikan bisnis
ABG adalah sebesar Rp33,500,000 sehingga setiap pemilik
memberikan dana investasi sebesar Rp6,700,000 dalam
bentuk uang tunai. Pengumpulan modal dilakukan secara
bertahap sebanyak 4 kali, yaitu dengan rincian sebagai berikut

Tabel 5.26. Jadwal Pengumpulan Modal Usaha

Jadwal Pengumpulan Modal
AYAM BARBECUE GUE (ABG)
Tanggal Jumlah
11-November-2016 Rp3,000,000
22-November-2016 Rp500,000
24-November-2016 Rp25,000,000
5-Februari-2017 Rp5,000,000
Total Modal Usaha Rp33,500,000

Pengumpulan modal usaha sepenuhnya dilakukan
sebelum peluncuran bisnis di tanggal 9 Februari 2017.
Pendanaan modal tambahan di tengah kegiatan usaha
seminimal mungkin tidak dilakukan karena ABG berusaha
untuk menggunakan kembali keuntungan penjualan dalam
membiayai segala kebutuhan usaha dan pengembangan
bisnis kecuali apabila terdapat keadaan tidak terduga yang
membutuhkan dana modal tambahan secara mendesak.

5.5.4.2 Kebijakan Pembagian Hasil Keuntungan Usaha
Berdasarkan kesepakatan dengan para pemilik ABG,
keuntungan hasil usaha akan dipergunakan 100% untuk
memenuhi segala kebutuhan dan pengembahan bisnis pada
masa 1 bulan awal setelah pembukaan bisnis. Pada paruh
pertama tahun kedua, barulah akan diterapkan sistem laba

114
ditahan sebesar 60% dari keuntungan, sedangkan 40% sisanya
dibagikan kepada para pemilik sesuai dengan besar
penanaman modal. Karena setiap pemilik memberikan dana
investasi dengan jumlah yang sama, maka hasil keuntungan
usaha pun akan dibagikan kepada 5 orang pemilik dengan
jumlah yang sama pula. Pembagian hasil usaha tersebut akan
dilakukan di setiap awal bulan setelah perhitungan profit
selesai dilakukan. Untuk kompensasi karyawan, ABG
menerapkan sistem jumlah gaji yang tetap sehingga besar
keuntungan tidak berpengaruh pada gaji yang diberikan untuk
karyawan.

5.5.5 Proyeksi Laporan Keuangan
Membuat proyeksi laporan keuangan akan memudahkan suatu
usaha untuk mengubah tujuan dari bisnis menjadi suatu pencapaian
nyata. Komponen ini menjadi penting karena dapat memperkirakan
profitabilitas dan kondisi keuangan suatu bisnis untuk masa mendatang
(Zimmerer, 2008). Berikut ini adalah proyeksi laporan keuangan untuk
satu tahun kedepan dari bisnis ABG:

5.5.5.1 Asumsi Penyusunan Proyeksi Laporan Keuangan
Asumsi-asumsi yang ada dalam proses
penyusunan proyeksi jangka pendek laporan keuangan dari ABG,
adalah sebagai berikut:
1. Proyeksi dilakukan untuk jangka waktu satu tahun mulai
dari bulan Februari 2017 – Januari 2018.
2. Dalam satu bulan (30 hari) terdapat 28 hari efektif kerja
dan 2 hari libur.

115
3. Pengeluaran lain-lain diperkirakan sebesar 1% dari total
penjualan.
4. Biaya gaji karyawan disesuaikan dengan jumlah anggaran
SDM (32.6% dari fixed expenses) sebesar Rp18.000.000
dalam satu tahun.
5. Biaya marketing disesuaikan dengan jumlah anggaran
bagian marketing (8.4% dari fixed expenses) sebesar
Rp4.656.724 dalam satu tahun.
6. COGS secara rata-rata adalah sebesar 44% dari penjualan
7. Kebijakan persediaan menggunakan perhitungan metode
EOQ (Economic Order Quantity), dimana jumlah bahan
baku tiap bulan merupakan 12% dari perkiraan penjualan
bulan berikutnya ditambah dengan inventory cushion
sebesar Rp250,000.
8. Kebijakan kas minimum menggunakan perhitungan
Miller-Orr Model dimana jumlah kas minimum tiap bulan
adalah Rp3,021,057 dengan jumlah kas awal sebesar
Rp10,168,935.


5.5.5.2 Pro-forma Laporan Neraca
Pro-forma neraca adalah sebuah laporan yang berisi
komposisi aset, hutang dan modal pada saat belum
berjalannya sebuah bisnis. Angka kas berasal dari working
capital saat investasi awal dan terdapat pula hutang sebesar
Rp17.556.715 untuk membeli aset sebuah oven rotisserie. Ada
pula inventory awal sebesar Rp3.500.000 untuk membeli
bahan baku awal sebelum pembukaan usaha. Berikut ini
adalah Tabel pro-forma laporan neraca dari bisnis ABG:

116



Tabel 5.27. Pro-Forma Laporan Neraca
Ayam Barbecue Gue (ABG)
Initial Balance Sheet
As of 8 Feb 2017
In IDR
ASSETS LIABILITIES AND EQUITY
Current Assets Current Liabilities
Cash 10,168,935 Accounts Payable 17,556,715
Accounts Receivable 0 Accrued Wages 0
Inventory 3,500,000
Total Current Assets 13,668,935 Total Current Liabilities 17,556,715

Property, Plant and
Equipment
Gross property, plant and
equipment 37,387,780
Accumulated depreciation 0
Net Book Value - PPE 37,387,780 Owner's Equity 33,500,000

Total Assets 51,056,715 Total Liabilities and Equity 51,056,715

5.5.5.3 Proyeksi Laporan Laba Rugi Satu Tahun Kedepan
Laporan laba rugi adalah laporan yang berisi
pendapatan dan biaya yang menghasilkan pendapatan bersih
untuk periode waktu yang spesifik. (Weygant, 2012). Berikut
ini adalah tabel proyeksi laporan laba rugi satu tahun ke
depan bisnis ABG yang dimulai pada bulan Februari 2017 dan
berakhir pada bulan Januari 2018. Ada pula persentase dari
setiap komponen untuk bisa melihat dengan lebih mudah
komposisi biaya variabel dan biaya tetap yang ada. Dengan
membuat laporan laba rugi, ABG dapat memproyeksikan
besar pendapatan bersih yang didapat selama satu tahun
beroperasi.

117


Tabel 5.28. Proyeksi Laba Rugi 1 Tahun ke Depan

*A&2BC&$#"D%"BE%"BF*CEG
;$5H"D)"IBJ.D52"B1)&)"2".)0
!5$B9K"B;"$'5IB3LB!"#MN>O-&.MNP
J.BJ8<

!"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$' 939*: ;<=1=69*1=
!"#$% &'()*'+++ &'**,'&*+ &')-.',// /'-.)'((. /'&,*'*0& )'(/.'/,0 )'0,(')// (+'(.,'+// (+'0-+'.). (('(0('/+& (('&()'/)& (.'-+*'/). ((,'*.-'&.* (++1+
23%453657338%5!3#8 -'(0*'/++ -'-.,'+)+ -',)+'.)* -'00,'/+) -'/,/'+*+ ,'+,+',*. ,'.,.',&* ,',*,'*)) ,'0&&'-./ ,')(('()* *'(*0'&** *')*0'+*. *+')-('/)/ ,,1*
793%%5:"9;<= ,'+.)'.++ ,'.-+'00+ ,',,.'()- ,'00,'-+- ,'/)&'*(/ *'(,.'-), *'-))'*(- *'00)',/) *')*.')0- 0'.*+'0(. 0'*0-'(,. 0'-,)'/,+ 0-'*)('/.& **1*

>?$9"@=;5AB?$=%$%
555C";$%5$B?$=%$% + ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ -'+++'+++ (/'+++'+++ -.10
555DEE9F$85$B$EF@G$5"##3H"=E$ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ .+'.*+'+++ -010
555I$=4 *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ 0'+++'+++ (+1)
555I5J5K5$B?$=%$% .++'+++ .++'+++ .++'+++ 0++'+++ (1(
555:<%E$##"=$3F%5$B?$=%$% &(')*+ &*'*,/ &)'-.* /-'.)( /&',*0 )('/./ )0',.+ (+('.,( (+0'-+- ((('0(/ ((&'()) (-*'-0* ('(*&'*,- .1(
555:"9L$@=;5$B?$=%$ .0('+&. -(('+&. -/'++. *(('+&. )0('+&. 0+('+&. )*('+&. )*('+&. -/'++. (('+&. (('+&. (('+&. ,'0*0'&., /1,
555K$?9$E<"@3= --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ *-.'*0) *-.'*0) *-.'*0) ,'*).',-* /1-
M34"#5>?$9"@=;5AB?$=%$% .'/*-'.&+ ,',+0'/0& ,'--&'*&* ,'0(,'0(( *'+0/'&&* ,'&(-'(,/ *'.0&'&,+ *'+&.'*0( ,'(0,'**- ,'-,.'&*) ,'*,/'-,+ *'/00'*+0 **'.*0'&+. (++1+

N=E3O$5P93O5>?$9"@3=% ('(&*')-+ Q(&0'.+& (+,'0(/ ,)'0). Q(&('.*/ ,.)'.,0 (-('&&, *)0')./ ('&//',(( (')+&'/*- .'+(,'/+- ,/-'--* /'--*'(., &1-

555N=4$9$%45AB?$=%$ + + + + + + + + + + + +
R$45N=E3O$ ('(&*')-+ Q(&0'.+& (+,'0(/ ,)'0). Q(&('.*/ ,.)'.,0 (-('&&, *)0')./ ('&//',(( (')+&'/*- .'+(,'/+- ,/-'--* /'--*'(., >?@


118

Dari Tabel proyeksi laba rugi diatas, dapat dilihat bahwa
dalam jangka waktu satu tahun, dengan proyeksi penjualan di
tiap bulannya mengalami kenaikan sebesar 5 persen,
diperkirakan ABG akan mendapatkan keuntungan sebesar
Rp8.335.124 atau sekitar 7.3% pada awal tahun mendatang dari
besar total penjualan. Hal ini disebabkan karena adanya
komponen beban operasional yang memiliki porsi cukup besar
antara lain gaji karyawan sebesar 32.6% serta gaji bagi eksekutif
yang berjumlah 36.6% dari total biaya operasional. Presentase
margin kotor yang didapat setelah dikurangi dengan COGS
adalah sebesar 55.5%.

5.5.5.4 Proyeksi Laporan Arus Kas Satu Tahun ke Depan
Laporan yang menunjukkan antisipasi arus kas yang
terdiri atas 3 bagian yaitu cash receipt, cash disbursement,
dan financing (Weygandt, 2012). Dengan memperhitungkan
kas masuk yang berasal dari penjualan dan dikurangi dengan
kas yang keluar untuk membiayai berbagai kebutuhan usaha
seperti persediaan, sewa, riset, marketing, dan cicilan oven
rottiserie didapatkan jumlah proyeksi kas akhir tiap
bulannya. Berikut ini adalah tabel proyeksi arus kas untuk
satu tahun ke depan dari ABG.

119


Tabel 5.29. Proyeksi Arus Kas Satu Tahun ke Depan
*V&2;O&$#"=%";W%";X*OWY
Q$5R"=)"@;9&0:;!,5S
!5$;>:";Q"$'5@;3?;!"#TBCU-&.TBJ
P.;P8<
!"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$'
!"#$%%$%#&'()*&!(+(%," -./-01/234 -4/5.1/463 -4/2--/-2. -0/327/320 -0/1-0/720 -5/.-0/561 -5/1-4/.52 -1/3-3/-13 -2/753/44. 7-/677/307 73/115/761 70/644/536
9&0:;<"="'+)0
&&&'8++",98%&:;8<&'=)>8<";) 5/-24/... 5/446/54. 5/237/611 1/372/--7 1/564/405 2/-17/160 2/06-/211 -./-76/.11 -./03./727 --/-0-/1.5 --/5-2/125 -7/3.4/127
>5)&,;=&0:;&7&',&#,";?5$;.""@0;#"?5$";A.&.='./
BCDEFEDGEH IEDIFEDIGE IEDJKEDFCJ IKDCIBDHLJ IHDHFBDJFK IFDBGGDHGK ICDKHCDLFC IJDKECDICB IGDGLEDJKI EIDHJKDBFJ EHDFLCDBKK EJDCFBDFIF

9&0:;8'0#%$0"2".)
&&&?%@"%>8;A 177/35. 3/302/6-2 3/435/112 3/5-6/516 3/2../473 6/.24/462 6/3../375 6/4-4/363 6/56-/--. 6/251/-00 4/775/.56 0/-.3/577
&&&B(#")&"CD"%)" . -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... 3/.../...
&&&E$),"++(%"8=)&FCD"%)" 5-/24. 54/461 52/374 13/72- 15/640 2-/171 20/67. -.-/76- -.0/3.3 ---/0-1 --5/-22 -34/304
&&&E(;G"9%#&"CD"%)" 70-/.57 3--/.57 31/..7 4--/.57 20-/.57 0.-/.57 24-/.57 24-/.57 31/..7 --/.57 --/.57 --/.57
&&&H"%>&"CD"%)" 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... 4../...
&&&H&I&J&"CD"%)" 7../... 7../... 7../...
&&&KD";(9%#&"CD"%)"&L&D(A$%#&;8M)";$"&D(A(N+"O -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04
>5)&,;8'0#%$0"2".) BDFHHDEGI CDEHIDBLE CDKHBDIJB CDGLHDIBI JDHKHDBBF JDEJKDHBH GDBKEDJJK GDBFEDCIB JDKJBDKJL JDFGFDGIB GDBHBDKBL BBDEKFDIIK
&&&E$%$<=<&'()*&!(+(%,"&J")$;"P 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45
&&&Q8>(+&'()*&R""P"P KDFCFDKKG BLDECEDBFL BLDKCIDEEJ BLDGIFDIFG BBDHFFDBCI BBDKLHDHCB BIDBFKDGKL BIDBJKDCCJ BBDHLIDHEC BBDCBCDGCC BIDBCIDKFC BKDEFCDIJB
&&&FC,"))&8:&Q8>(+&'()* -7/015/610 -7/12./-33 -3/35-/36. -3/524/732 -3/224/02- -6/526/.77 -4/727/-75 -0/747/623 -1/6.-/3.4 7./100/-2- 73/636/051 76/326/364
!'.&.='./
&&&R"S&!8;;8S$%# . . . . . . . . . . . .
&&&H"D(A<"%>) . . . . . . . . . . . .
&&&T8(%&!(+(%," . . . . . . . . . . . .
&&&?%>";")> . . . . . . . . . . . .
>5)&,;MN"=)0;5?;!'.&.='./ . . . . . . . . . . . .
&
M.@'./;9&0:;O&,&.=" BHDCLJDHKE BHDGBBDBGL BFDEGIDEGF BFDJBFDIGF BCDLBFDCKJ BCDJBHDLCG BJDEBEDBJE BGDICEDHHL IBDKIIDEFI IEDJJCDIKJ IFDKHHDCEK ICDKBHDKLI

120

Dari tabel proyeksi laporan arus kas, dapat dilihat
bahwa dalam kurun waktu satu tahun, diproyeksikan kas
akhir akan berjumlah sebesar Rp27,415,402. Pada bagian
pengeluaran kas terdapat berbagai beban salah satunya
adalah adanya beban pembayaran oven rottiserie yang akan
berakhir pada Januari 2018, disamping itu ada pula beban
riset yang dilaksanakan setiap 4 bulan sekali untuk
menambah inovasi menu usaha. Diproyeksikan dana untuk
membiayai kegiatan riset pengembangan produk adalah
sebesar Rp200.000.

5.5.5.5 Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun ke Depan
Laporan neraca adalah laporan mengenai
komposisi aset, hutang dan modal usaha (Weygandt, 2012).
Komposisi aset terdiri dari kas yang didapatkan dari kas akhir
di laporan arus kas, dan juga persediaan pada current assets.
Depresiasi di tiap bulan juga diakumulasi untuk setiap
bulannya pada aset tetap. Utang usaha juga berkurang pada
setiap bulannya karena pembayaran cicilan oven rotisserie
yang berakhir pada Januari 2018. Gaji eksekutif juga
bertambah di tiap bulannya dengan jumlah gaji eksekutif
sebesar Rp1.687.500. Total equity berasal dari investasi awal
sebesar Rp33.500.000 dan juga laba ditahan yang berasal
dari pendapatan atau kerugian bersih laporan laba rugi.
Berikut ini adalah Tabel proyeksi laporan neraca dari ABG
untuk 1 tahun ke depan:

121

Tabel 5.30 Proyeksi Neraca Satu Tahun ke Depan

*P&2:J&$#"Q%":R%":S*JRT
U$5V"Q)"H:J&,&.Q":1W"")0
U"$'5H:!"#X<BI-&.X<?
Y.:Y8Z

!"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$'
9%$$".):*00")0
!!!"#$% &'()*+(',- &'(.&&(&.* &/(-.0(-./ &/(+&/(0./ &)(*&/(),+ &)(+&'(*). &+(-&-(&+- &.(0)-(''* 0&(,00(-/0 0-(++)(0,+ 0/(,''()-, 0)(,&'(,*0
!!!1223456$!78289:#;<8 * * * * * * * * * * * *
!!!=5:8563>? &(&'/(')* &(0*&(+.. &(0,.(,.- &(0..(,/+ &(-'&(.,0 &(,*)(*-. &(,/,(+.& &('0'(/-' &('+.(,&) &(/'/(-++ &()0/()*) &(+),(-)+
;5)&,:9%$$".):*00")0 <=>?=@><<A <B><<A>C?D <B>=E<>?DC <?><<@>B=E <?>A=?>=?D <D>FFF><<B <D>BB?>CBE FC>BDD><?@ FA>C<<>BBD F@>@EA>=A@ F?><?F>EE< FD>F?D>B?C

@<#5!AB49CD856(!E9F64>8$!#5G!H6%8>$-)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+*
I8$$!J!1224D4<#68G!K8C>829#L35 --0(),+ //'(,.' ..+(0,- &(--*(..& &(//-()-+ &(../(,+/ 0(-0.(0-, 0(//&(.+0 0(..,()0. -('0)(0.+ ,(*'.(+/) ,('.0(,-'
6"):!'G"H:*00")0:I:J554:K&,%" -)(*''(*-0 -/()00(0+' -/(-+.('-) -/(*'/()+. -'()0,(*,0 -'(-.&(0., -'(*'+(',/ -,()0'().+ -,(-.-(*'& --(+/*(,+0 --(-0)(.&- -0().'(-,'

;5)&,:*00")0 @A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E><BF>@@A @E>CDF>BA< @E>=<A>E<< @E>?A=>=FC @@>@FE>D?E @B>ECE>?FD @D>ECE><<B =<>@<C>A@@ =F>C?@><FE

9%$$".):L'&#','M"0
!!!1223456$!@#?#;<8 &)(''/()&' &'(./*(/'* &,(-/,('+' &0()/+('0* &&(&)0(,'' .(')/(-.* )(.+*(-0' /(-+,(0/* ,()++(&.' -(&.0(&-* &('./(*/' *
!!!122>48G!M#N8$!@#?#;<8 &(/+)('** -(-)'(*** '(*/0('** /()'*(*** +(,-)('** &*(&0'(*** &&(+&0('** &-('**(*** &'(&+)('** &/(+)'(*** &+('/0('** 0*(0'*(***
!!!I3#5 * * * * * * * * * * * *
;5)&,:9%$$".):L'&#','M"0 <D>FEE>F<@ <D>AA@>=@C <D>EFB>C?@ <D>@<?>@FC <D>=CD>D@@ <D>BC<>ADC <D>BDF>?F@ <D>??E>F=C <D>DB@>=D@ FC>C=B><AC FC><@?>@=@ FC>F@C>CCC

HO58>P$!AB496?
!!AB496? --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(***
!!786#958G!A#>595N$ &(&)'(.-* ...()0- &(&*,(-,0 &(&',(*-- .+0())/ &(,&0(*0& &(',-().' 0(&,*()0, -(.0.(&-, '(+-/(.+) )(+'&().* +(--'(&0,
Q36#<!HO58>P$!AB496? AE>=B@>DAC AE>EDD>BFA AE>=CE>AEF AE>=@E>CAA AE>E?F>BB= AE>D<F>CF< A@>CEA>BD@ A@>=EC>BFE AB>EFD><AE AD>AA=>D?B E<>A@<>BDC E<>?A@><FE

;5)&,:L'&#','M"0:&.H:NO%')P @A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E><BF>@@A @E>CDF>BA< @E>=<A>E<< @E>?A=>=FC @@>@FE>D?E @B>ECE>?FD @D>ECE><<B =<>@<C>A@@ =F>C?@><FE

122
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dalam jangka waktu satu
tahun pertambahan aset hingga bulan Januari 2018 mencapai
Rp8,164,979 dengan total aset sebesar Rp62,085,124 di Januari 2018.
Beban accrued wages untuk para eksekutif dicatat mulai bulan Februari
namun baru akan mulai dibayar pada bulan Juni mengingat dana pada
awal usaha masih digunakan seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan
usaha.

5.5.6 Analisis Risiko
Subbab ini menjelaskan mengenai resiko-resiko yang mungkin
terjadi selama bisnis dijalankan.

5.5.6.1 Identifikasi Potensi Risiko
Berikut adalah penjabaran potensi resiko yang mungkin
terjadi pada bisnis ABG:
Tabel 5.31. Identifikasi Potensi Resiko ABG
No. Potensi Resiko Penjelasan
1. Penjualan tidak mencapai Penjualan selama 1 tahun kedepan
Rp114,000,000 dalam tidak sesuai dengan proyeksi yang
setahun. sudah ditetapkan.
2. Harga daging ayam naik Harga penjualan ayam tidak stabil
menjadi lebih tinggi dari dan berubah-ubah dan melebihi
Rp30,000/ekor harga toleransi untuk pembelian
daging ayam, yaitu sebesar
Rp30,000.
3. Uang kas kurang dari Uang kas yang tersisa kurang dari
Rp3,000,000 kebijakan kas minimum, yaitu
sebesar Rp3,000,000.

123
Penjualan merupakan salah satu kegiatan utama untuk
menghasilkan keuntungan bagi setiap perusahaan sehingga,
dari hal ini ABG menempatkan target penjualan selama 1
tahun kedepan sebesar Rp114,000,000. Penjualan ini
ditetapkan sebesar nominal di atas berdasarkan proyeksi
penjualan yang sudah dibuat (asumsi terjual sekitar 4 ekor per
hari). Bahan baku yang paling penting dalam produksi ABG
adalah daging ayam, oleh karena itu kelompok menetapkan
harga toleransi untuk pembelian daging ayam adalah sebesar
Rp30,000. Uang kas minimum yang terdapat dalam ABG
adalah sebesar Rp3,000,000. Nominal tersebut ditetapkan
karena merupakan biaya operasional untuk gaji karyawan dan
pembelian bahan baku ABG selama 2 minggu.

5.5.6.2 Mitigasi Resiko
Berikut adalah penjelasan mengenai mitigasi resiko yang
mungkin terjadi dalam ABG serta langkah yang akan
dilakukan:
Tabel 5.32. Mitigasi Usaha

Langkah Korektif (ini yang


No. Potensi Risiko
dimaksud Mitigasi)
1. Penjualan tidak mencapai Melakukan pembukaan
Rp114,000,000 dalam cabang baru di daerah sekitar
setahun. target market (BSD, Alam
Sutera, dan Karawaci).
2. Harga daging ayam naik Membuat perjanjian
menjadi lebih tinggi dari kesepakatan harga tetap
Rp30,000/ekor dengan pemasok ayam.

124
Tabel 5.32. Mitigasi Usaha “Lanjutan”
Langkah Korektif (ini yang
No. Potensi Risiko
dimaksud Mitigasi)
3. Uang kas kurang dari Pemegang saham akan
Rp3,000,000 melakukan pinjaman dana
pribadi pemegang saham, agar
uang kas yang tersisa bisa
lebih dari Rp3,000,000
J
Jika penjualan ABG tidak mencapai Rp114.000.000
dalam setahun, maka kelompok sepakat untuk melakukan
ekspansi atau pembukaan cabang baru di sekitar daerah target
market yang telah ditetapkan (BSD, Alam Sutera, dan
Karawaci). Hal ini dilakukan guna untuk mencapai target
penjualan yang telah ditetapkan dan memperbaiki keuangan
ABG yang masih belum mencapai target. Pemilihan lokasi akan
dilakukan dengan melakukan riset dan observasi secara
langsung guna mendapat lokasi yang tepat untuk meningkatkan
penjualan.
Mengingat harga daging ayam yang fluktuatif, ABG akan
melakukan kerjasama kontrak dengan peternak ayam di
daerah Tangerang agar memudahkan dalam pengiriman
daging ayam. Kemudian, untuk mencegah kekurangan dana
ketika operasional dengan minimum Rp3,000,000 (penjelasan
mengenai angka ini bisa dilihat pada bagian 5.5.2.1). ABG
akan melakukan pinjaman dana pribadi dari para pemegang
saham apabila uang kas yang tersisa kurang dari ketentuan
kas minimum.

125
BAB VI
KEGIATAN REALISASI PROYEK BISNIS

6.1 Laporan Kegiatan Peluncuran Bisnis
Kegiatan grand launching ABG dilaksanakan pada 28 Maret 2017 di kios
ABG yang berlokasi di Kios CC no 19, Pasar Modern Paramount Gading Serpong.
Acara ini dimulai pada pukul 17.30 yang diawali dengan doa bersama yang
dipimpin oleh para pemilik ABG dan pemberian kata sambutan dan ucapan
terima kasih kepada seluruh kerabat dan tamu undangan yang menghadiri
kegiatan grand launching ABG. Untuk meresmikan kios ABG, para pendiri ABG
melakukan proses pemotongan tumpeng yang selanjutnya diikuti dengan sesi
foto bersama.
Kegiatan grand launching ini dihadiri oleh kerabat dekat dan tamu
undangan yang berjumlah sekitar 20 orang. ABG juga tidak menutup konsumen
luar untuk menghadiri kegiatan grand launching tersebut. Selanjutnya, para
pemilik ABG membagikan nasi tumpeng serta menyajikan produk ayam
panggang dan juga hidangan pendamping khas ABG kepada seluruh partisipan
yang mengunjungi perayaan peluncuran produk ABG.
Setelah menjalani bisnis selama lima bulan, target penjualan yang telah
ditetapkan ABG sebelumnya yaitu sebesar Rp114.000.000 belum tercapai dan
masih terdapat gap yang cukup besar yaitu sebesar 10%, dimana total
penjualan yang didapat selama 5 bulan beroperasi selama di Pasar Modern GS
(Februari 2017-Juni 2017) hanya mencapai Rp 36,228,000 dan masih perlu
mengejar kekurangan dari penjualan yaitu sebesar Rp11.272.000. Maka dari
itu, untuk mengejar kekurangan dari target penjualan ini, ABG melakukan
pembukaan cabang baru di Pasar Modern BSD dengan melakukan kerjasama
bersama warung tenda Pockeat pada tanggal 1 Juli 2017 guna untuk mengejar
kembali target penjualan yang masih tertinggal.

126
6.2 Analisis Gap Rencana dan Realisasi
Setelah mengetahui rencana setiap divisi yang telah dijabarkan pada
bab sebelumnya. Berikutnya pada subbab ini akan dijelaskan mengenai analisa
gap yang terjadi pada setiap divisi dengan realisasi yang terjadi.

6.2.1 Rencana dan Realisasi Strategi Pemasaran
Di dalam melakukan implementasi terhadap kegiatan
pemasaran, terdapat beberapa rencana yang sudah berjalan sesuai
dengan target yang telah ditentukan namun, ada juga beberapa rencana
yang harus dihentikan seperti pemberian tester kepada konsumen
(penjelasan akan dijabarkan di bawah tabel 6.1.). Implementasi dari
keseluruhan rencana pemasaran akan berdampak terhadap penjualan
walaupun, ada yang berdampak secara langsung dan tidak langsung
seperti brand awareness produk ABG.
Rencana yang dijabarkan ini telah dilaksanakan ABG selama
enam bulan beroperasi. Rencana pemasaran juga mendapatkan beberapa
tambahan dikarenakan ABG melakukan penambahan cabang baru yang
berlokasi di Pasar Modern BSD agar dapat memberikan informasi kepada
konsumen mengenai hal tersebut. Berikut ini adalah penjelasan mengenai
rencana dan realisasi sasaran pada divisi pemasaran.

127
Tabel 6.1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG

No. Keterangan Rencana Realisasi Analisa Gap
1. Visualisasi produk ABG. Photoshoot produk pada Maret Terlaksana pada 6 Maret 2017.
2017. -

2. Target penjualan meningkat Pemberian tester dan brosur kepada Terlaksana pada Februari-Maret 2017. (Kegiatan tidak
sebesar 5% pada Maret 2017. konsumen setiap 1 bulan sekali. dilanjutkan).
Masih ada
perbedaan
dari total sales
target sebesar
17%.
3. Target penjualan meningkat Pengenalan produk pada Grab Food Terlaksana pada 3 April 2017 dan berlaku
sebesar 5% pada April 2017. pada April 2017. seterusnya. Kontribusi penjualan produk Masih ada
sebesar 3% dari total peningkatan penjualan. perbedaan
Promo gratis potato wedges balado Terlaksana pada 7-14 April 2017 dan akan dari total sales
pada April dan Oktober 2017. berlaku saat Oktober 2017. Kontribusi target sebesar
penjualan sebesar 1% dari total peningkatan 18%.
penjualan.
4. Peningkatan brand awareness Iklan di Instagram pada Mei-Juni Terlaksana pada 31 Mei 2017 dan berlaku
di media sosial: Instagram. 2017. hingga 4 minggu. -

5. Branding ABG kepada Penaruhan stiker logo ABG di setiap Terlaksana pada 18 Mei 2017.
konsumen. packaging untuk jasa katering pada -
Mei 2017.

128
Tabel 6.1. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG “Lanjutan”

No. Keterangan Rencana Realisasi Analisa Gap


6. Target penjualan meningkat Penjualan dengan Grab food. Terlaksana dan memberikan kontribusi Masih ada
sebesar 5% pada Mei 2017. sebesar 7% dari total peningkatan penjualan. perbedaan
Pengenalan jasa catering pada Mei Terlaksana pada 18 Mei 2017 dan dari total sales
2017. memberikan kontribusi sebesar 11% dari total target sebesar
peningkatan penjualan. 8%.
7. Target penjualan meningkat Promo gratis pudding selama Juni Terlaksana pada 7 Juni 2017 (pudding).
sebesar 5% pada Juni 2017. 2017 dan jasa kateting. Kontribusi total sebesar 16% dari total
peningkatan penjualan.
Penjualan dengan Grab Food. Kontribusi sebesar 5% dari total peningkatan -
penjualan.
Pengenalan produk pada Go-Food Terlaksana pada 7 Juni 2017. Kontribusi
pada Juni 2017. sebesar 6% dari tota peningkatan penjualan.

Pada kegiatan pemberian tester kepada konsumen yang dimana pada awalnya berencana dilakukan setiap bulan
harus dihentikan pada bulan Maret 2017 karena, terbukti bahwa kegiatan tersebut tidak efektif untuk dapat mengajak
konsumen datang ke kios ABG yang berada dibelakang. Konsumen merasa segan, sehingga tidak ingin mencobai produk
ABG. Oleh karena itu, kegiatan tersebut hanya berlaku dari bulan Februari-Maret 2017.
Untuk bulan Februari 2017 hingga Maret 2017 masih terdapat gap terhadap target dengan penjualan namun, untuk
bulan Mei 2017 terjadi peningkatan sebesar 18% karena terdapat pesanan katering dengan total kontribusi sebesar 11%
(total penerimaan katering sebanyak 37 paket sebesar Rp 842,160 dan 7% dari total peningkatan penjualan secara online.
Untuk bulan Juni 2017, ABG berhasil untuk mencapai target penjualan yang ditetapkan dengan perolehan penjualan Rp

129
9,783,000 (peningkatan sebesar 27%: 11% dari Grab Food dan Go-Food; 14% dari jasa katering dengan pudding; 2% dari
penjualan di kios dengan pudding).

Tabel 6.2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Pemasaran ABG di Pasar Modern BSD
No. Keterangan Rencana Realisasi Analisa Gap
1. Target penjualan meningkat Promo voucher diskon sebesar 10% Terlaksana sejak 1 July 2017.
sebesar 40% pada bulan Juli untuk meningkatkan loyalitas -
2017. konsumen.
Promo diskon 20% untuk pembelian Terlaksana pada 1 July 2017 dan berlaku
kedua yang hanya berlaku di Pasar selama 2 minggu. -
Modern BSD.
Pembuatan x-banner dan brosur Terlaksana pada 1 July 2017.
untuk penjualan di Pasar Modern -
BSD.
Penjualan offline (jasa katering dan Kontribusi sebesar 47% dari total
kios). peningkatan penjualan untuk dua tempat:
GS, BSD, dan katering.
Penjualan dengan Grab Food. Kontribusi sebesar 6% dari total peningkatan
penjualan. -
Penjualan dengan Go-Food. Kontribusi sebesar 4%% dari total
peningkatan penjualan.

Untuk bulan Juli 2017, penjualan yang didapat adalah Rp 15,272,000 dan ABG berhasil untuk mencapai target yang
sudah ditetapkan dengan peningkatan penjualan adalah sebesar 57% dari bulan sebelumnya (47%: 25% dari penjualan di

130
Pasar Modern BSD, 13% dari penjualan jasa katering, dan 9% dari penjualan di Pasar Modern GS; 10% dari Grab dan Go-
Food). Setelah melakukan pembukaan cabang ke-2, total keseluruhan penjualan yang didapat setelah 6 bulan beroperasi
adalah Rp 51,500,000, dan berdasarkan hasil penjualan ini, ABG dapat kembali mengejar target yang sudah ditentukan.

Berikut ini adalah foto endorsement dari Tangerang Food Story dan hasil dari Instagram Ads:

Gambar 6.1 Endorsement Tangerang Food Story

131

Gambar 6.2 Hasil Instagram Ads


6.2.2 Rencana dan Realisasi Strategi Operasi
Setelah menjalankan bisnis ABG selama enam bulan, terdapat
rencana-rencana dalam divisi operasi yang sudah berhasil direalisasikan.
Berikut adalah penjelasan mengenai rencana dan realisasi sasaran pada
divisi operasi.

Tabel 6.3. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan Operasi ABG

Analisa
No. Keterangan Rencana Realisasi
Gap
1. Pengembangan Melakukan Tercapai, divisi operasi berhasil -
Produk pengembangan melakukan pengembangan
produk setiap 4 bulan produk pada Bulan April dan
sekali mendapatkan 4 menu baru
makanan pendamping.
2. Konsistensi dan Menjaga konsistensi Tercapai, divisi operasi -
Kualitas Produk dan meningkatkan bekerjasama dengan divisi
kualitas produk marketing untuk menanyakan
dengan menanyakan serta mengelolah feedback
feedback pada konsumen yang ditanya secara

132
Tabel 6.3. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan Operasi ABG “Lanjutan”

Analisa
No. Keterangan Rencana Realisasi
Gap
konsumen secara langsung serta setiap anggota
langsung dan mengisi yang bertugas pada saat itu telah
form kualitas bahan mengisi form kualitas bahan
baku setiap harinya. baku setiap harinya.
3. Pemasok Melakukan riset Tercapai, divisi operasi telah -
pemasok bahan baku melakukan riset terhadap
setiap 3 bulan sekali pemasok pada Bulan Desember,
Maret, Juni.

Secara keseluruhan divisi operasi telah berhasil
merealisasikan semua rencana yang telah disebutkan pada
subbab 5.3. Pertama, pengembangan produk telah dilakukan
pada Bulan April dengan dana sebesar Rp 137,000 yang
pendanaannya akan dirinci pada Tabel 6.3. dan menghasilkan 4
menu pendamping baru antara lain nasi daun jeruk, pasta rawit
kemangi, mashed potato daun jeruk, potato wedges balado.
Kedua, dalam menjaga konsistensi dan kualitas produk ABG
telah terealisasi dengan baik yang dapat dilihat pada gambar
6.4., namun dalam merealisasikan rencana tersebut, terdapat
kendala yang harus dihadapi, seperti: karyawan ABG tidak
menaati dan menjalankan produksi sesuai dengan SOP yang
telah dibuat. Hal ini dapat menurunkan kualitas makanan yang
akan disajikan kepada konsumen, dimana akan berakibat tujuan
dan sasaran divisi operasi pada tahun pertama tidak tercapai.
Ketiga, dalam menjaga kualitas bahan baku yang diterima, divisi
operasi telah melakukan riset terhadap pemasok setiap tiga
bulan sekali serta melakukan kontrol bahan baku yang diterima
sebelum dimasukan ke dalam tempat penyimpanan. Berikut

133
adalah penjabaran biaya pengembangan produk pada bulan
April.

Tabel 6.4. Biaya Pengembangan Produk Div.Operasi

No. Produk Biaya
1. Spagetti Rp20,000
2. Daun Jeruk Rp3,000
3. Daun Kemangi Rp3,000
4. Daun Salam Rp3,000
5. Serai Rp3,000
6. Bawang Merah dan Bawang Rp20,000
Putih
7. Cabai Rawit dan Cabai Keriting Rp30,000
8. Kentang Rp20,000
9. Bumbu Balado Rp25,000
10. Bumbu Dapur Rp10,000
Total Rp137,000

Secara keseluruhan biaya riset dan pengembangan
produk pada bulan April adalah Rp137.000. Dimana biaya
tersebut adalah untuk membuat 4 menu hidangan pendamping
antara lain nasi daun jeruk, pasta rawit kemangi, mashed potato
daun jeruk, potato wedges balado. Diantara semua biaya, cabai
rawit dan cabai keriting merupakan biaya terbesar dalam biaya
riset dan pengembangan produk, hal ini dikarenakan biaya
pembelian cabai rawit dan cabai rawit paling mahal. Bahan baku
daging ayam tidak dimasukan, hal ini dikarenakan dalam riset

134
dan pengembangan pada bulan April lalu tidak ada perubahan
pada ayam panggang yang akan disajikan kepada konsumen


Gambar 6.3 Hasil Penilaian Bahan Baku

135

Gambar 6.3 Hasil Penilaian Bahan Baku “Lanjutan”

Namun setelah penambahan cabang di Pasar Modern BSD,


proses operasi terdapat beberapa tambahan antara lain proses
distribusi ayam panggang serta menu-menu ABG yang telah dimasak
dari Pasar Modern Paramount ke Pasar Modern BSD. Selain itu,
terdapat karyawan tambahan yang membantu di Pasar Modern BSD,
yaitu Didin yang membantu melayani pelanggan di Pasar Modern BSD.
Namun, Yudi tetap membantu dalam proses produksi di Pasar Modern
Paramount.

136

6.2.3 Rencana dan Realisasi Strategi Sumber Daya Manusia
Setelah beroperasi selama kurang lebih 6 bulan, ABG telah menerapkan strategi SDM yang dimiliki di dalam
proses operasional usahanya yang secara lebih detail dijelaskan pada Tabel berikut ini.

Tabel 6.5. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan SDM ABG
No. Keterangan Rencana Realisasi Analisa Gap
1. Perekrutan Merekrut 1 karyawan pada bulan Maret Merekrut 1 karyawan pada bulan Maret
-
Karyawan Merekrut 1 karyawan pada bulan Juli
2. Orientasi Melakukan orientasi maksimal 3 hari Program orientasi dilakukan pada hari pertama
-
Karyawan Baru setelah karyawan direkrut karyawan mulai bekerja
3. Pelatihan Pelatihan marinasi ayam maksimal 1 Pelatihan diberikan pada hari ke 5 karyawan mulai
-
Karyawan minggu setelah karyawan mulai bekerja bekerja
Pelatihan memanggang ayam maksimal 1 Pelatihan diberikan pada hari pertama karyawan
-
minggu setelah karyawan mulai bekerja bekerja
Pelatihan membuat sambal maksimal 1 Pelatihan diberikan pada hari kedua karyawan mulai
-
minggu setelah karyawan mulai bekerja bekerja
4. Penilaian Penilaian diberikan setiap 6 bulan sekali Penilaian kinerja belum dilakukan Belum ada
Karyawan penilaian
5. Kompensasi Kompensasi gaji karyawan sebesar Gaji yang diberikan kepada karyawan sebesar Beberapa kali
Rp3,000,000 dan uang insentif sebesar Rp1,400,000 dan insentif sebesar Rp100,000 setiap karyawan tidak
Rp100,000 bulannya. masuk kerja
sehingga tidak
mendapatkan
insentif bulanan.

137

Tabel 6.5. Penjelasan Rencana dan Realisasi Kegiatan SDM ABG “Lanjutan”

No. Keterangan Rencana Realisasi Analisa Gap


Tunjangan eksekutif sebesar 337,500 / Biaya untuk tunjangan eksekutif dilakukan pencatatan Sisa hutang
per orang / per bulan sejak Februari 2017 dan mulai dibayarkan pada bulan dibayarkan pada
Juni dan Juli, namun baru dibayarkan sebesar bulan berikutnya
Rp1,000,000
6. Peraturan Seluruh personel ABG mematuhi seluruh Penerapan peraturan usaha sudah terlaksanakan Ketidak disiplinan
Perusahaan peraturan perusahaan dengan baik oleh seluruh personel ABG, namun terhadap waktu
mengenai kedisiplinan waktu, beberapa kali karyawan masuk kerja
masih datang terlambat melebihi batas toleransi dan
juga mengenai kedisiplinan penerapan SOP.

Perekrutan karyawan ABG sudah berjalan sesuai dengan rencana, proses perekrutan dilakukan berdasarkan SOP rekrutmen
yang telah di buat pada bab 5. Selama 6 bulan berjalannya bisnis, ABG melakukan perekrutan berdasarkan referensi dari kerabat,
sehingga ABG tidak perlu memasang iklan pada platform pencarian kerja. ABG memiliki 1 orang karyawan produksi yang direkrut pada
bulan Maret 2017, kemudian ABG melakukan perekrutan kembali pada bulan Juli 2017 dikarenakan baru membuka cabang di Pasar
Modern BSD.
Tingkat periode pergantian karyawan cukup cepat sehingga ABG sudah berganti karyawan sebanyak 4 kali sejak dibukanya
outlet, tetapi dikarenakan mudahnya mencari karyawan pengganti, hal tersebut tidak menjadi suatu masalah. Sementara mengenai
hasil evaluasi pelatihan karyawan cukup baik (sudah sesuai dengan standar kualitas) dikarenakan pekerjaan yang dilakukan tidak

138
sulit dan sudah terdapat SOP untuk masing-masing kegiatan operasi, sehingga dalam
satu kali pelatihan pekerja dapat secara langsung mengerti dan melakukan pekerjaan
tersebut. Berikut adalah hasil pengisian form evaluasi pelatihan, hasil evaluasinya
dapat dilihat pada lampiran.

Gambar 6.5. Hasil Evaluasi Pelatihan Karyawan

139
Mengenai penilaian kinerja bagi personel ABG dilakukan setiap 6
bulan sekali yang dimulai dari bulan Febuari, sehingga nantinya akan
dilakukan penilaian pada bulan Agustus. Pemberian gaji kepada para
eksekutif dicatat sejak awal ABG beroperasi yaitu bulan Febuari, namun
baru mulai dibayarkan sejak bulan Juni. Pada bulan Juni dibayarkan gaji
eksekutif sebesar Rp1.500.000, sementara pada bulan Juli dibayarkan
tunjangan sebesar Rp1.500.000, sisa hutang gaji akan dibayarkan sesuai
jumlah penjualan yang didapatkan ABG setiap bulannya.
Masalah mengenai peraturan perusahaan, beberapa kali
karyawan tidak menaati SOP yang telah dibuat, hal ini dapat diatasi
dengan adanya pemberian SP karyawan sesuai dengan peraturan yang
tertulis pada subbab 5.4.6.3 Selain itu beberapa kali karyawan datang
terlambat melebihi batas toleransi, sehingga karyawan diberikan
peringatan verbal agar kedepannya tidak mengulang kesalahan
tersebut. Dalam melakukan realisasi rencana pada divisi SDM
dibutuhkan biaya yang secara jelas dijabarkan pada Tabel di bawah ini.

Tabel 6.6. Perbandingan Rencana dan Realisasi Biaya SDM

RENCANA
Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan
Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp2,800,000

Gaji Pokok
-
Karyawan
Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp100,000

Rp200,000

Insentif
-
Karyawan
Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Tunjangan
Eksekutif

140
Tabel 6.6. Perbandingan Rencana dan Realisasi Biaya SDM “Lanjutan”

RENCANA
Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan
Biaya
Training Rp0
Internal
Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500

Rp1,687,500
Total

REALISASI
Bulan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan
Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp1,400,000

Rp2.050.000

Gaji Pokok
- N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Karyawan
Rp100,000

Rp100,000

Insentif
- N/A N/A N/A N/A N/A N/A
0

Karyawan
Rp1,500,000

Rp 1,500,000

Tunjangan
- - - - N/A N/A N/A N/A N/A N/A
Eksekutif

Biaya
Training Rp0
Internal
Rp1,500,000

Rp1,400,000

Rp1,500,000

Rp2,900,000

Rp3,550,000

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

N/A

Total
-

141
Setelah pembukaan cabang baru yang terletak di Pasar Modern
BSD, karyawan yang dimiliki ABG bertambah sebanyak 1 orang yang
bernama Didin. Karyawan tersebut digaji dengan biaya sharing dengan
warung tenda Pockeat (tenant yang sudah berdiri), sehingga khusus
untuk biaya gaji karyawan yang berada di Pasar Modern BSD akan
diberikan kompensasi sebesar Rp750,000 setiap bulannya. Namun
khusus untuk bulan Juli 2017 gaji yang diberikan sebesar Rp650,000
dikarenakan adanya potongan biaya gaji yang diberikan oleh Pockeat.
Karyawan tersebut memiliki tugas untuk membantu proses produksi,
pelayanan, serta pemasangan dan pelepasan tenda ABG dan juga
Pockeat di Pasar Modern BSD.
Secara keseluruhan divisi SDM telah menjalankan kegiatan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Namun memang masih
terdapat beberapa masalah terutama mengenai turn over karyawan
yang cukup cepat dan juga penerapan peraturan kedisiplinan. Hal ini
dapat diatasi dengan menerapkan perjanjian kerja dan memberikan
benefits (tunjangan) lebih kepada karyawan untuk kedepannya serta
lebih mensosialisasikan peraturan dan memberikan sanksi pelanggaran.
Benefits yang diberikan dapat berupa uang transportasi dan juga tempat
tinggal bagi karyawan.
Selain itu, besarnya kompensasi yang diberikan kepada karyawan
dapat ditingkatkan menjadi UMR (Upah Minimum Regional) yang
diperkirakan dapat diwujudkan pada tahun ketiga setelah berjalannya
usaha, karena pada tahun tersebut ABG akan menerapkan sistem
franchise sehingga diperkirakan pemasukan yang didapatkan akan lebih
besar dan dapat digunakan untuk membayar gaji karyawan sebesar
UMR kota Tangerang Selatan.

142

6.2.4 Rencana dan Realisasi Strategi Keuangan
Subbab ini berisi tentang perbandingan antara rencana dan
realisasi dari strategi keuangan bisnis ABG yang terdiri dari tiga bagian
yaitu perbandingan rencana dan realisasi laporan laba rugi, laporan arus
kas, dan laporan neraca. Ketiga laporan ini dapat menggambarkan
kondisi keuangan secara umum dari sebuah usaha. Laporan laba rugi
dapat menggambarkan pendapatan bersih yang didapat selama ABG
beroperasi. Selain itu, laporan arus kas menggambarkan besar
pemasukan kas dan pengeluaran kas bulanan dari sebuah usaha.
Laporan neraca menggambarkan perbandingan posisi aset, hutang,
serta modal dari ABG. Ketiga laporan tersebut nantinya dapat diolah
untuk memperoleh perhitungan rasio keuangan yang dapat
menggambarkan posisi keuangan dengan lebih mudah. Dari
perbandingan rencana dan realisasi, ABG dapat melihat hal yang masih
harus ditingkatkan atau sasaran serta rencana yang belum tercapai
dengan lebih mudah sehingga dapat menentukan langkah korektif yang
harus diterapkan.

6.2.4.1 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Laba Rugi
Laporan ini berisi tentang komposisi pendapatan dan
biaya yang menghasilkan pendapatan bersih untuk periode
waktu yang spesifik. (Weygandt, 2012). Perbandingan rencana
dan realisasi perbulan dilakukan agar bisa melihat seberapa
besar gap yang terjadi dalam penjualan serta berbagai beban
seperti gaji karyawan, gaji eksekutif, sewa, riset, biaya lain –lain,
serta biaya marketing. Berikut ini adalah tabel perbandingan
antara rencana dan realisasi laporan laba rugi dari bisnis ABG:

143
Tabel 6.7. Proyeksi (P) dan Realisasi (R) Laporan Laba Rugi periode Februari – Juli 2017

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)

Sales 7,195,000 6,033,000 7,554,750 6,250,000 7,932,488 6,506,000 8,329,112 7,656,000 8,745,567 9,783,000 12,243,794 15,272,000

Cost of Goods Sold 3,165,800 2,594,190 3,324,090 2,625,000 3,490,295 2,862,640 3,664,809 3,445,200 3,848,050 4,402,350 5,387,269 6,566,960

Gross Margin 4,029,200 3,438,810 4,230,660 3,625,000 4,442,193 3,643,360 4,664,303 4,210,800 4,897,517 5,380,650 6,856,525 8,705,040

Operating Expenses

Wages and Commissions - - 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,400,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,400,000 2,150,000 2,150,000
Accrued executive
allowance 1,687,500 500,000 1,687,500 500,000 1,687,500 500,000 1,687,500 500,000 1,687,500 500,000 1,687,500 500,000

Rent 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 1,300,000 1,300,000

R & D expenses - - - - 200,000 137,000 - - - -

Miscellaneous Expenses 71,950 165,000 75,548 142,000 79,325 137,000 83,291 76,560 87,456 97,830 122,438 152,720




144
Tabel 6.7. Proyeksi (P) dan Realisasi (R) Laporan Laba Rugi periode Februari – Juli 2017 “Lanjutan”

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)

Marketing expense 261,072 261,072 311,072 311,072 38,002 26,930 511,072 500,000 961,072 950,000 1,401,072 1,390,000

Depreciation 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748 332,748

Total Operating Expenses 2,853,270 1,758,820 4,406,867 3,285,820 4,337,575 3,033,678 4,614,611 3,409,308 5,068,775 3,780,578 6,993,758 5,825,468

Income From Operations 1,175,930 1,679,990 -176,207 339,180 104,618 609,682 49,692 801,492 -171,258 1,600,072 -137,233 2,879,572

Interest Expense - - - - - - - - - - - -

Net Income 1,175,930 1,679,990 -176,207 339,180 104,618 609,682 49,692 801,492 -171,258 1,600,072 -137,233 2,879,572
notes : numbers are in
IDR

145
Dari Tabel diatas, berdasarkan realisasi bisnis yang terjadi
pada bulan Februari hingga Juli 2017, perbedaan pendapatan
bersih antara rencana dan realisasi secara rata-rata adalah
Rp1.177.408. Perbedaan yang cukup besar ini disebabkan karena
adanya perbedaan jumlah sales dan juga gaji eksekutif antara
proyeksi dan realisasi. Gaji eksekutif yang pada proyeksi adalah
sebesar Rp1.687.500 sedangkan pada realisasi hanya sebesar
Rp500.000 dikarenakan kemampuan kondisi keuangan usaha
yang kurang memadai. Kedepannya, ABG akan terus berusaha
untuk meningkatkan keuntungan dengan cara meningkatkan
penjualan dan juga mencoba untuk menurunkan biaya bahan
baku sehingga kondisi keuangan bisa semakin membaik dan gaji
eksekutif bisa dibayarkan sesuai dengan proyeksi awal. Pada
bulan Juli, ABG memutuskan untuk menambah cabang
penjualan di Pasar Modern BSD. Dari penambahan cabang ini,
ada kenaikan penjualan cukup drastis (56%) di bulan Juli dari
bulan sebelumnya. Ada pula pertambahan biaya sewa sebesar
Rp800.000 dan gaji karyawan sebesar Rp750.000. Biaya
pertambahan tidak teralu besar dikarenakan adanya kerja sama
dengan salah satu pemilik tenda di Pasar Modern BSD (Pockeat)
terutama untuk biaya sewa dan karyawan di BSD. Biaya
marketing memiliki pertambahan dari rencana awal karena
bertambahnya cabang membutuhkan kegiatan marketing baru
lainnya.

6.2.4.2 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Arus Kas


Laporan yang menunjukkan antisipasi arus kas terdiri atas 3
bagian yaitu cash receipt, cash disbursement, dan financing
(Weygandt, 2012). Berikut ini adalah tabel perbandingan antara
rencana dan realisasi laporan arus kas dari bisnis ABG.

146

Tabel 6.8. Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas Periode Februari – Juli 2017

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)
Beginning Cash
Balance 10,168,935 10,168,935 15,708,543 15,181,673 15,911,190 14,726,816 16,392,396 14,435,181 16,816,296 14,218,116 16,649,434 12,896,191

Cash Receipts
Collection from
Customers 7,195,000 6,033,000 7,554,750 6,250,000 7,932,488 6,506,000 8,329,112 7,656,000 8,745,567 9,783,000 12,243,794 15,272,000
Total cash
available for
needs before
financing 17,363,935 16,201,935 23,263,293 21,431,673 23,843,678 21,232,816 24,721,508 22,091,181 25,561,863 24,001,116 28,893,228 28,168,191

Cash Disbursement

Inventory 822,370 94,190 3,369,419 2,655,720 3,537,889 3,000,640 3,714,784 3,700,440 4,267,837 5,061,030 5,075,053 4,734,320
Wages and
Commissions 0 0 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,400,000 1,500,000 1,500,000 1,500,000 2,900,000 2,150,000 3,650,000
Miscellaneous
Expenses 71,950 165,000 75,548 142,000 79,325 137,000 83,291 76,560 87,456 97,830 122,438 152,720
Marketing
expense 261,072 261,072 311,072 311,072 38,002 26,930 511,072 500,000 961,072 950,000 1,401,072 1,390,000

Rent expense 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 1,300,000 1,300,000

147

Tabel 6.8. Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas periode Februari – Juli 2017 “Lanjutan”

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)

R & D expense 200,000 137,000


Operating
expense ( paying
rottiserie
payable) 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,065 1,596,965
Total
Disbursement 1,655,392 1,080,592 7,352,104 6,829,857 7,451,281 6,797,635 7,905,212 7,796,505 8,912,430 9,174,455 11,644,628 12,824,005
Minimum Cash
Balance Desired 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057 3,021,057
Total Cash
Needed 4,676,449 4,041,319 10,373,160 9,725,914 10,472,338 9,818,692 10,926,269 10,894,122 11,933,486 14,125,982 14,665,684 15,844,162
Excess of Total
Cash 12,687,486 12,160,616 12,890,133 11,705,759 13,371,340 11,414,124 13,795,239 11,197,059 13,628,377 9,875,134 14,227,544 12,324,029

Financing

New Borrowing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Repayments 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Loan Balance 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Interest 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

148
Tabel 6.8. Proyeksi dan Realisasi Laporan Arus Kas periode Februari – Juli 2017 “Lanjutan”

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)
Total Effects of
Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Ending Cash
Balance 15,708,543 15,181,673 15,911,190 14,726,816 16,392,396 14,435,181 16,816,296 14,218,116 16,649,434 12,896,191 17,248,600 15,345,086
notes : numbers
are in IDR

149


Berdasarkan tabel diatas, terdapat perbedaan saldo kas akhir
rata-rata pada bulan Februari hingga Juli 2017 sebesar Rp1,959,684
antara rencana dan realisasi. Hal ini disebabkan karena perbedaan
penjualan yang turut mempengaruhi jumlah persediaan serta
pengeluaran lain-lain. Selain itu ada pula perubahan biaya anggaran
marketing pada bulan April dan Mei yang ikut membuat adanya
perubahan pada jumlah kas akhir. Ada pula perubahan biaya karyawan,
sewa, serta marketing di bulan Juli yang bertambah karena pembukaan
cabang baru di BSD. Untuk pemberian gaji eksekutif belum dapat
diberikan sehingga tidak masuk ke dalam laporan arus kas. Hal ini
dikarenakan kondisi keuangan yang belum mencukupi, sehingga
diterapkan prinsip accrued atau hutang untuk gaji eksekutif. Ada pula
pembayaran cicilan oven rottiserie sebesar Rp1.596.065 setiap
bulannya. Biaya riset juga memiliki perbedaan dimana pada proyeksi
diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp200.000 sedangkan pada
realisasi dana yang dikeluarkan untuk melaksanakan riset adalah
sebesar Rp137.000. Penerapan kebijakan jumlah kas minimum di tiap
bulannya tetap sesuai dengan jumlah yang ditentukan di awal yaitu
sebesar Rp3.021.057 yang diperoleh dari perhitungan menggunakan
Miller-Orr Model.

6.2.4.3 Perbandingan Rencana dan Realisasi Laporan Neraca
Laporan neraca adalah laporan mengenai komposisi aset, hutang
dan modal usaha (Weygandt, 2012). Berikut ini adalah Tabel
perbandingan antara rencana dan realisasi laporan neraca dari
bisnis ABG:

150

Tabel 6.9. Proyeksi dan Realisasi Laporan Neraca per 31 Juli 2017

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)

Current Assets

Cash 15,708,543 15,181,673 15,911,190 14,726,816 16,392,396 14,435,181 16,816,296 14,218,116 16,649,434 12,896,191 17,248,600 15,345,086
Accounts
Receivable 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Inventory 1,156,570 1,000,000 1,201,899 1,030,720 1,249,493 1,168,720 1,299,468 1,423,960 1,719,255 2,082,640 1,407,039 250,000
Total Current
Assets 16,865,113 16,181,673 17,113,089 15,757,536 17,641,890 15,603,901 18,115,764 15,642,076 18,368,689 14,978,831 18,655,639 15,595,086


Plan Equipment,
Fixtures and
Others 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780 37,387,780
Less : Accumulated
Depreciation 332,748 332,748 665,495 665,495 998,243 998,243 1,330,991 1,330,991 1,663,738 1,663,738 1,996,486 1,996,486
Net Fixed Assets -
Book Value 37,055,032 37,055,032 36,722,285 36,722,285 36,389,537 36,389,537 36,056,789 36,056,789 35,724,042 35,724,042 35,391,294 35,391,294

Total Assets 53,920,145 53,236,705 53,835,373 52,479,821 54,031,427 51,993,438 54,172,553 51,698,865 54,092,731 50,702,873 54,046,933 50,986,380

151

Tabel 6.9. Proyeksi dan Realisasi Laporan Neraca per 31 Juli 2017 “Lanjutan”

GS GS + BSD

Februari (P) Februari (R) Maret (P) Maret (R) April (P) April (R) Mei (P) Mei (R) Juni (P) Juni (R) Juli (P) Juli (R)

Current Liabilities

Accounts Payable 17,556,715 17,556,715 15,960,650 15,960,650 14,364,585 14,364,585 12,768,520 12,768,520 11,172,455 11,172,455 9,576,390 9,576,390
Accrued Wages
Payable 1,687,500 500,000 3,375,000 1,000,000 5,062,500 1,500,000 6,750,000 2,000,000 8,437,500 1,000,000 10,125,000 0

Loan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total Current
Liabilities 19,244,215 18,056,715 19,335,650 16,960,650 19,427,085 15,864,585 19,518,520 14,768,520 19,609,955 12,172,455 19,701,390 9,576,390

Owner's Equity

Equity 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000 33,500,000

Retained Earnings 1,175,930 1,679,990 999,723 2,019,171 1,104,342 2,628,853 1,154,033 3,430,345 982,776 5,030,418 845,543 7,909,990
Total Owner's
Equity 34,675,930 35,179,990 34,499,723 35,519,171 34,604,342 26,704,033 34,654,033 36,930,345 34,482,776 38,530,418 34,345,543 41,409,990
Total Liabilities and
Equity 53,920,145 53,236,705 53,835,373 52,479,821 54,031,427 51,993,438 54,172,553 51,698,865 54,092,731 50,702,873 54,046,933 50,986,380
notes : numbers
are in IDR

152

Berdasarkan Tabel diatas, terdapat perbedaan total aset
atau hutang dan modal antara rencana dan realisasi rata-rata
sebesar Rp2,166,847. Hal ini disebabkan karena adanya
perbedaan jumlah kas, persediaan, serta laba ditahan akibat
jumlah penjualan yang lebih kecil pada realisasi dibandingkan
dengan penjualan pada rencana, serta ada pula perubahan
kebijakan tunjangan eksekutif pada realisasi usaha.

6.2.5 Kesimpulan Analisis Gap Rencana dan Realisasi
Untuk divisi pemasaran sebagian besar kegiatan sudah
terlaksana namun, mengenai penjualan masih terdapat gap antara
target dan realisasi tetapi penjualan tetap mengalami peningkatan. Oleh
karena itu, ABG membuka cabang dengan bekerja sama bersama
warung tenda Pockeat untuk meningkatkan penjualan. Dari divisi
operasi, ketiga rencana dan dan realisasi tercapai dengan baik selama
bisnis ini dijalankan. Dalam hal ini, berarti ketiga strategi yang telah
direncanakan telah sesuai dengan pengaplikasian bisnis untuk mencapai
target divisi operasi yaitu: “Menghidangkan ayam panggang serta menu
pendamping yang berkualitas dan higienis setiap hari kepada
konsumen.”
Mengenai permasalahan pada divisi SDM, hal utama yang harus
diperbaiki adalah mengurangi tingkat pergantian karyawan. Divisi SDM
kedepannya harus lebih selektif dalam memilih karyawan, dengan cara
mencari karyawan yang memiliki nilai-nilai serupa dengan ABG, selain
itu dengan memberikan benefits lebih dan gaji sebesar UMR bagi
karyawan juga merupakan salah satu faktor penting yang dapat
membuat karyawan bertahan di dalam perusahaan.

153
6.2.6 Analisis Kelayakan Bisnis
Subbab ini berisi analisis kelayakan bisnis dari segi keuangan
yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu analisis payback period, break even
point, serta rasio keuangan.

6.2.6.1 Analisis Payback Period

Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan


untuk bisa mengembalikan investasi menggunakan kas neto
(Arifin, 2007). Berikut ini adalah rumus serta perhitungan guna
menemukan payback period untuk bisnis ABG. Bisnis ini
ditargetkan bisa mengembalikan investasi dalam waktu 2 tahun.

Tabel 6.10. Payback Period

n + ((a-b) / (c-b)) x 1
Payback Period tahun
n ( tahun terakhir arus kas belum
dapat menutup investasi awal) 1
a ( investasi awal) Rp33,500,000
b ( jumlah kumulatif arus kas pada
tahun n) Rp27,215,402
c ( jumlah kumulatif arus kas pada
tahun n +1) Rp56,466,254
Payback Period Rp1.21
Payback period akan tercapai
pada 1,21 tahun setelah
pembukaan bisnis yaitu pada
1,21 tahun April 2018

Berdasarkan perhitungan diatas, ABG akan mencapai titik
kembali investasi awal senilai Rp33,500,000 pada 1,21 tahun
setelah pembukaan bisnis yaitu tepatnya pada April 2018.

154
6.2.6.2 Analisis Break Even Point

Analisis break even point adalah analisis yang bertujuan


untuk menemukan suatu titik kesamaan antara biaya dengan
pendapatan dalam unit atau rupiah (Prasetya, 2009). Berikut ini
adalah rumus serta perhitungan guna menemukan Break Even
Point yang dinyatakan dalam satuan unit tiap bulan:

Tabel 6.11. Break Even Point
Break Even Point ( in unit /
month) FC/(P-VC) Gading Serpong
Fixed Cost (FC) Rp3,515,612
rata-rata harga 4 paket dan
Price ( Average) (P) Rp22,800 1 ala carte ayam
Variable Cost ( Average)
(VC) Rp10,032 VC 44% dari P
BEP 275.35
setiap bulan harus menjual
276 potong ayam agar
276 tercapai BEP

Break Even Point ( in unit /
month) FC/(P-VC) BSD
Fixed Cost (FC) Rp2,982,278
rata-rata harga 4 paket dan
Price ( Average) (P) Rp22,800 1 ala carte ayam
Variable Cost ( Average)
(VC) Rp10,032 VC 44% dari P
BEP 233.57
setiap bulan harus menjual
234 potong ayam agar
234 tercapai BEP

Dari perhitungan diatas, ditemukan bahwa setidaknya
ABG harus menjual sebanyak 276 potong ayam setiap bulannya
agar bisa mencapai Break Even Point untuk ABG Kios CC Gading

155
Serpong. Dengan adanya pertambahan cabang di BSD,
perhitungan BEP memiliki angka yang lebih rendah yaitu
setidaknya ABG harus menjual 234 potong ayam untuk
mencapai titik Break Even Point.

6.2.6.3 Analisis Rasio Keuangan yang Dibutuhkan

Analisis rasio keuangan merupakan suatu teknik untuk


mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara cepat
(Rangkuti, 2006). Berikut ini adalah perhitungan rasio keuangan
yang dibutuhkan oleh ABG dalam menganalisa kondisi keuangan
bisnis.
Tabel 6.12. Rasio Keuangan
Current Ratio (Aktiva lancar / Hutang lancar) x 100%
Aktiva Lancar Rp15,595,086
Hutang Lancar Rp9,576,390
sehat karena diatas 1
Current Ratio Juli 2017 162.85 atau 100%

Profit Margin (Laba bersih / penjualan) * 100%


Laba bersih Rp7,909,990
Penjualan Rp51,500,000
Profit Margin ( Juli 2017) 15.36
Profit Margin dari bisnis
ABG adalah sebesar
15.36% 15.36%

Return On Investment (ROI) (Earning After Tax / Investasi) x 100%
Earning after tax Rp8,335,124
Investasi Rp33,500,000
ROI dari bisnis ABG
ROI 24.9% adalah sebesar 24.9%
Return On Asset (ROA) (EBIT / Total Aktiva) x 100%
EBIT Rp8,335,124
Total Aktiva Rp62,085,124
ROA dari bisnis ABG
ROA 13.4% adalah sebesar 13.4%

156
Tabel 6.12. Rasio Keuangan “Lanjutan”
Return On Investment (ROI) (Earning After Tax / Investasi) x 100%
Earning after tax Rp27,499,449
Investasi Rp33,500,000
ROI dari bisnis ABG
ROI 82% adalah sebesar 82%
Return On Asset (ROA) (EBIT / Total Aktiva) x 100%
EBIT Rp27,499,449
Total Aktiva Rp81,249,449
ROA dari bisnis ABG
ROA 33.8% adalah sebesar 33.8%

Rasio keuangan current ratio dan profit margin dihitung
berdasarkan realisasi bisnis bulan Februari hingga Juli 2017,
sedangkan ROI dan ROA dihitung berdasarkan proyeksi
keuangan 1 tahun kedepan. Terdapat 4 perhitungan rasio
keuangan dimana keempat hasil tersebut menunjukkan hasil
current ratio diatas 100%, profit margin sebesar 15,36%, ROA
sebesar 13.4% dan ROI sebesar 24.9%. ROA,ROI, serta profit
margin yang masih tergolong kecil di tahun pertama disebabkan
karena keadaan bisnis yang masih berada dalam tahap start up
dan memiliki beban usaha yang besar.
Jika dibandingkan dengan bisnis lain di indusri sejenis
yaitu makanan ayam panggang, ABG memiliki tingkat rasio
keuangan ROA lebih rendah dibandingkan dengan usaha olahan
daging ayam lainnya bernama Bageur di kawasan Karawaci yang
memiliki angka ROI sebesar 80%. Hal ini pula yang semakin
mendorong ABG untuk melakukan perubahan dengan usaha
untuk meningkatkan penjualan dengan pembukaan cabang baru
di BSD. Dengan adanya pertambahan cabang baru di BSD
proyeksi rasio keuangan ABG mengalami perubahan menjadi
seperti tabel 6.12.

157
Dengan adanya pertambahan cabang di BSD, proyeksi
ROI berubah menjadi sebesar 82% sementara ROA naik menjadi
33.8%. Apabila dibandingkan dengan usaha olahan daging ayam
lain yang sejenis, ABG memiliki tingkat ROI yang sedikit lebih
tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa bisnis ABG tergolong
memiliki prospek bisnis yang baik. Periode payback period juga
dapat tercapai lebih cepat dari awalnya diperkirakan akan
tercapai di April 2018 menjadi Desember 2017.

6.3 Faktor Kunci Sukses dalam Bisnis
Setelah menjalani dan menganalisa usaha ABG selama lima bulan,
kelompok melihat bahwa terdapat beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dan diambil untuk mencapai kesuksesan utama dalam usaha
ABG, yaitu:
1. Faktor pemilihan lokasi
Penyebab adanya perbedaan antara rencana dan realisasi pada
divisi pemasaran dan laporan keuangan terjadi karena rendahnya
penjualan yang disebabkan oleh kesalahan dalam melakukan
pemilihan lokasi usaha sehingga kurang strategis. Hal tersebut
dikarenakan lokasi kios yang terletak di belakang sehingga tidak
terlihat oleh para pengunjung dan lalu lintas pengunjung tidak
ramai membuat ABG sulit untuk mengembangkan bisnis terutama
penjualan offline. Untuk memperbaiki kesalahan dalam pemilihan
lokasi, ABG menambah cabang yang berlokasi di Pasar Modern BSD
untuk meningkatkan penjualan.
2. Manajemen bahan baku
Dalam penghitungan struktur biaya usaha, biaya variabel memiliki
jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan biaya tetap, dimana
jumlah biaya variabel melebihi 50% dari total biaya. Sehingga jika

158
ABG ingin memperbesar jumlah keuntungan usaha, diperlukan
manajemen bahan baku yang baik untuk menjaga harga bahan baku
tetap stabil.
3. Nilai yang dianut
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, ABG memiliki
nilai-nilai yang dianut oleh seluruh pemilik dan karyawan yaitu IDR.
Ketiga nilai tersebut adalah nilai inovatif dimana ABG akan selalu
bereksperimen untuk mengembangkan produk baru, nilai disiplin
dimana ABG akan menerapkan perilaku yang sesuai dengan
peraturan dan prosedur kerja yang ada berdasarkan standar yang
sudah ditentukan, dan nilai responsif dimana ABG akan cepat dalam
melayani pelanggan dan menanggapi komentar dan masukan
konsumen. Ketiga nilai ini harus dipatuhi dan dianut karena
merupakan kunci kesuksesan untuk bisnis ABG.
4. Bumbu ayam panggang yang unik
ABG menawarkan ayam panggang yang memiliki rasa yang berbeda
dibandingkan dengan para kompetitor yang menjual produk serupa
dikarenakan bumbu ayam panggang ABG diracik sendiri oleh juru
masak ABG.
5. Diferensiasi hidangan pendamping
ABG memiliki diferensiasi dari hidangan pendamping yang
memadukan cita rasa Indonesia dan Barat sehingga tidak akan
ditemukan pada restoran lainnya. ABG juga akan selalu melakukan
inovasi produk hidangan pendamping ini setiap empat bulan sekali
agar tetap dapat bersaing dengan para kompetitor.


BAB VII
PENUTUP

159

7.1 Penutup
Pada bab ini akan membahas mengenai penutup dari laporan
analisa bisnis yang sudah dijalankan. Penutup terdiri dari kesimpulan,
saran, dan pembelajaran dari analisa bisnis.
7.1.1 Kesimpulan Analisis Laporan Proyek Bisnis
Persiapan pembukaan bisnis ABG dimulai dengan
pengembangan konsep bisnis dan produk yang dijual.
Pengembangan produk dilakukan oleh para pendiri ABG hingga
berhasil menemukan resep yang sesuai dengan preferensi target
market yang dituju. Metode yang digunakan adalah pemberian
kuesioner secara online dan focus group discussion hingga
berhasil menemukan menu ayam panggang, saus barbecue, dan
sambal terasi. Selanjutnya dilakukan tes alfa menggunakan
metode in-depth interview kepada 3 orang ahli di industri
makanan sehingga memperoleh masukan untuk
menyempurnakan menu hidangan pendamping baru yang
ditawarkan.
Konsep bisnis ABG mengalami perubahan menjadi
restoran penyedia ayam panggang yang memiliki variasi menu
pendamping perpaduan cita rasa Indonesia dan Barat. Setelah
terbentuknya konsep bisnis yang baru, ABG melaksanakan grand
launching untuk peluncuran produk dan konsep bisnis baru.
Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai konsep
produk ABG dan pelayanan, dilakukan tes beta dengan
memberikan kuesioner kepada konsumen yang mengonsumsi
secara langsung di kios ABG. Hasil temuan beta dapat dilihat
pada bab 3.4.

160
ABG saat ini telah beroperasi selama enam bulan, dan
telah menerapkan strategi untuk masing-masing divisi. Divisi
pemasaran telah melakukan endorsement, instagram ads,
promo gratis potato wedges dan pudding, dan pemberian tester.
Divisi operasi telah membuat dan menerapkan SOP,
membuat dan menjaga kualitas produk dengan kartu penilaian,
dan melakukan manajemen persediaan bahan baku. Divisi
sumber daya manusia telah merekrut karyawan, memberikan
orientasi dan pelatihan serta melakukan penilaian kinerja
seluruh individu yang ada di organisasi. Divisi keuangan telah
melakukan manajemen kas, membuat laporan keuangan
bulanan, mengontrol pengeluaran bulanan, serta mengelola
keuangan usaha.

7.1.2 Saran Pengembangan Proyek Bisnis
Untuk mengembangkan bisnis, ABG akan melakukan
inovasi produk yang disajikan dengan menambahkan menu
berbahan dasar daging sapi, kambing, atau ikan. Hal ini
dilakukan untuk memperluas pasar sasaran ABG. Selanjutnya,
ABG juga akan meningkatkan penjualan dengan menawarkan
jasa ke sekolah, universitas, atau perkantoran yang ditujukan
untuk acara seperti workshop, training, gathering ataupun
seminar.
Untuk melakukan ekspansi ke daerah lain, ABG
sebaiknya membuat persiapan mengenai sistem dan ketentuan
pelaksanaan bisnis waralaba yang rencananya akan dilakukan
pada tahun ke-3 setelah pembukaan usaha.

161
7.2 Pembelajaran yang Diperoleh
Karena adanya perbedaan sekitar 10% antara rencana dan
realisasi penjualan selama lima bulan beroperasi, maka ABG menyadari
bahwa pemilihan tempat merupakan salah satu faktor yang penting di
dalam industri makanan, sehingga untuk mengatasinya ABG menambah
cabang kedua yang berlokasi di Pasar Modern BSD sehingga perbedaan
gap mengecil menjadi 4%. ABG melakukan kerja sama dengan salah satu
warung tenda yang sudah berdiri, yaitu Pockeat. Pembukaan cabang
telah dilakukan pada tanggal 1 Juli 2017.
Untuk mengurangi defect rate dan waste di bawah 3% yang
terdapat pada ABG, divisi operasi berusaha menurunkan defect rate
dengan membuat perkiraan penjualan seminggu ke depannya dan
menjalankan strategi-strategi yang telah disebutkan pada subbab
5.3.3.2., sehingga mengurangi waste produksi yang berlebihan.
Mengenai permasalahan karyawan yang sering berganti, divisi
SDM kedepannya harus lebih selektif dalam memilih karyawan,
dengan cara mencari karyawan yang memiliki nilai-nilai serupa dengan
ABG. Pemberian benefits bagi karyawan juga merupakan salah satu
faktor penting yang dapat membuat karyawan bertahan di dalam
perusahaan. Benefits yang diberikan dapat berupa tunjangan
transportasi ataupun tempat tinggal. Selain itu peningkatan pemberian
gaji karyawan sebesar UMR Kota Tangerang Selatan diperkirakan dapat
diberikan pada tahun ketiga.
Sementara untuk divisi keuangan, persentase pendapatan bersih
masih tergolong rendah (sekitar 15.4%) membuat ABG harus lebih
berusaha meningkatkan efisiensi dalam segi biaya dengan mengurangi
biaya COGS (menjadi dibawah 40%) serta biaya tetap lainnya untuk
meningkatkan pendapatan. Dengan adanya kerja sama di Pasar
Modern BSD, dapat menekan biaya operasional sebesar Rp2,100,000.

162
DAFTAR PUSTAKA

American Journal of Business Education, 2014. http://files.eric.ed.gov/
fulltext/EJ1053624.pdf, diunduh pada 8 Juni 2017.

Aninditha, et al. 2016. http://jurnal.bakrie.ac.id/index.php/INDOCOMPAC/article
/view/1638, diunduh pada 5 Juni 2017.

Arifin, Johan. 2007. Aplikasi Excel untuk Perencanaan Binis (Business Plan). Jakarta: PT
Gramedia.

Arijanto, Agus. 2005. Pengantar Bisnis. http://modul.mercubuana.ac.Id/fIles/pbael
/pbaelmecubuanaacId/Modul%20BacklInk/Modul%20GanjIl%202013%202014/Fakulta
s%20EkonomI/Manajemen/Agus%20Arijanto%20-%20Pengantar%20BIsnIs/Modul
PengantarBisnisGJ1314TM12.pdf, diunduh pada 9 April 2017.

Badan Pusat Statistik, 2010. Jumlah dan Distribusi Penduduk. http://sp2010.bps.go.id/,
diunduh pada 18 Maret 2017.

Badan Pusat Statistik, 2015.Jumlah Rumah Tangga Tangerang Selatan,
https://tangselkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/20, diunduh pada 18 Maret
2017.

Badan Pusat Statistik, 2015. Jumlah Penduduk menurut Kecamatan di kota Tangerang
Menurut Kepemilikan Kartu Keluarga 2015. https://tangerangkota.bps.go.Id/lInkTable
dinamis/view/id/20, diunduh pada 18 Maret 2017.

Bastian, Indra. 2007. Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Erlangga.

163
Belch, George E., Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion: An Integrated
Marketing Communication Perspective. Fourth Edition. Boston: McGraw Hill.

Bernard W. Taylor dan Roberta S. Russel. 2013. Operations and Supply Chain
Management. United States of America: Wiley.

David; 2006. Manajemen Strategis. Indonesia.

Dessler, Gary. 2015.Human Resource Management. Harlow: Pearson.

Dessler, Gary. 2000. Human Resource Management. New Delhi.Pearson

Euromonitor International, 2017. Chickens in Indonesia. https://www.portal
euromonItor.c om/chIcken/indonesia/view/, diunduh pada 16 Maret 2017.

Fred dan Forest R. David. 2015. Strategic Management: Concepts and Cases. America:
Pearson.

H. L. Gantt, Organizing For Work. New York, Harcourt. Brace and Hower: 1919.

Jacobs, F. Robert dan Richard B. Chase.2014. Operations and Supply Chain
Management. Berkshire: McGraw-Hill Education.

Jeripujama, 2003. Metode penelitian Konsumen Yomart Dago Pakar.http:
//elib.unikom.ac.id/files/disk1/651/jbptunikompp-gdl-jeripujama-32503-10-jeripuj-
i.pdf, diunduh pada 30 Maret 2017.

Kaufman, Ira and Chris Horton. 2015. Digital Marketing: Integrating Strategies with
Values. New York: Routledge.

164

Keegan, Warren K., 1992. Global Marketing Management, Jilid I, Penerbit Alex

Khosler, Phillip et al., 2012.Marketing Management: An Asian Perspective. Singapore:
Pearson.

Kotler, Philip, 2002 Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium Jilid 1 Prebalindo: Jakarta

Lagnevik, et al., 2003. The Dynamics of Innovation Clusters A Study of The Food
Industry.UK: Edward Elgar.

Lindsay, William M. 2015. An Introduction to Six Sigma and Process Improvement.
Stanford: Cengage Learning.

Lumbantoruan, Sophar. 1996. Akuntasi Pajak. Jakarta: PT Gramedia.

Mardianto, Handono. 2008. Inti Sari Manajement Keuangan. Indonesia: Grasindo.

Martinez, Marian Garcia. 2013. Open Innovation in the Food and Beverage Industry.
United Kingdom: Woodhead Publishing Limited.

Mulia Nasution, 1996. Pengantar Manajemen. Indonesia: Penerbit Djambatan.

Murni, 1998. http://eprints.undip.ac.id/13672/1/1998MH321.pdf, diunduh pada 11
April 2017.

Oktiya, Ana, 2006. https://core.ac.uk/download/pdf/32345413.pdf, diunduh pada 8
Juni 2017.

165
Oladokun, Timothy Tuned. 2011. Corporate Real Estate Management: A Need For
Paradigm Shift In Nigeria. Sri Lankan Journal Of Estate.
journals.sjp.ac.lk/index.php/SLJRE/article/download/127/51, diunduh pada 12 Juni
2017.

Oscario, Angela. 2013. http://research dashboard.binus.ac.id/ uploads/paper/docume
nt/publIcatIon/ProceedIng/HumanIora/Vol.%204%20No.%01%20AprI l% 02013/_19_3
3_DKV_Angela%20OscarIo_FebruarI%202012%20_DIMUS_.pdf, diunduh pada 9 Juni
2017.

Osterwalder, A. & Pigneur, Y. 2012. Business Model Generation. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Prasetya, Hery dan Fitri Lukiastuti. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta: MedPress

Prawitasari, et al. 2011. http://eprints.undip.ac.id/26745/1/skripsi_wita(r).pdf,
diunduh pada 29 Agustus 2017.

Pycraft, et al. 2007. Operations Management. South Africa: Pearson.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Robbins, et al. 2013. Fundamentals of Management. America: Pearson

Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.

Schiffman, L. G. & Kanuk, L. L. 2010.Consumer Behavior. 10th ed. Upper Saddle River,
New Jersey: Pearson Prentice Hall, diunduh pada 19 April 2017.

166
Suharyadi, et al. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda.
Jakarta: Salemba Empat.

Susanto, Himawan Wijarnako. 2004. Power Branding. Jakarta: PT Mizan Publika.

Swasta. 1996. Azas-Azas Marketing, Edisi 3. Liberty: Yogyakarta.

Taylor,2004. Change In The Business Context An Overview. www.helpIngmakeIthapp
en.com/Images/CHANGE_IN_THE_BUSINESS _CONTEXT–AN_OVERVIE W.doc+&cd=14
&hl=en&ct=clnk&gl=Id, dIunduh pada 9 AprIl 2017.

Weygandt, Jerry J et al., 2012. Financial Accounting IFRS Edition 2nd edition. America:
Wiley.

Wulandari, 2016. Analisa Tingkat Kepuasan Layanan TI (Studi kasus pada aplikasi
Gojek) http://eprints.bInadarma.ac.Id /3230/1/SEMNASTIK2016%20002%20007–012
%2004IT–MTI%20WulandarISyahAbdIllahUBD%20%5BKepuasan%2C%20IT%2C%20Goj
ek%5D.pdf, diunduh pada 10 April 2017.

Wyner, Gordon. 2011. American Assotiation of Marketing: The Power of Word of Mout
h. https://www.ama.org/publIcations/MarketIngNews/Pages/The–Power–of–Word–o
f– Mouth.aspx, diunduh pada 18 Maret 2017.

Zikmund, et al., 2013. Business Research Methods. Canada: South Western: Cengage
Learning.

Zimmerer, et al., 2008. Essentials of Entrepreneurship and Small Business Management
.USA: Pearson

167
LAMPIRAN

Lampiran 1: Pertanyaan Tes Alfa

1. Profil Narasumber
Nama:
Umur:
Pekerjaan dan tempat kerja:
Pengalaman pekerjaan dlm industri fnb:
2. Tanggapan mengenai ayam abg:
Penampilan:
Tekstur
Rasa
Kritik dan saran terhadap ayam abg:
3. Tanggapan mengenai side dish abg:
Penampilan:
Rasa
Kritik dan saran terhadap side dish abg:
4. Tanggapan mengenai garnish abg (coleslaw):
Penampilan:
Rasa
Kritik dan saran terhadap coleslaw abg:
5. Tanggapan mengenai sambal terasi abg (coleslaw):
Penampilan:
Rasa
Kritik dan saran terhadap sambal terasi abg:
6. Apakah perpaduan ayam abg dengan side dish abg cocok? (Side dish: nasi,
kentang goreng, mash potato, nasi jeruk, spageti, wedges)
7. Apakah perpaduan ayam abg dengan sambal abg cocok?
8. Apakah perpaduan ayam abg dengan garnish abg cocok?

168
(Lanjutan)

9. Apakah perpaduan antara semua atribut abg sudah cocok?
10. Mohon berikan kritik dan saran terhadap ABG.





































169
Lampiran 2: Pertanyaan Tes Beta

GUEST COMMENT CARD AYAM BARBECUE GUE (ABG)

Nama : ________________
Umur : ________________
Domisili : ______________

Terima kasih anda sudah bersedia berpartisipasi dalam survei ini. Hasil dari survei ini
akan kami pergunakan semata-mata untuk kepentingan penyelesaian tugas kami di
Progam S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya.

Silakan centang kolom angka yang paling sesuai dengan pendapat anda :
1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3= ragu-ragu 4= setuju 5= sangat
setuju

1. Produk Ayam Panggang ABG :
1 2 3 4 5

Tekstur daging
empuk

Rasa enak

Penampilan
menarik

Porsi pas

Harga sesuai

2. Mohon diisi sesuai dengan jenis hidangan pendamping yang dipesan
A. Hidangan pendamping : Nasi Daun Jeruk
1 2 3 4 5

Rasa enak

Penampilan
menarik

Porsi pas

Harga sesuai

170
(Lanjutan)

Cocok untuk
teman makan
ayam

B. Hidangan pendamping : Pasta rawit Kemangi
1 2 3 4 5

Rasa enak

Penampilan
menarik

Porsi pas

Harga sesuai

Cocok untuk
teman makan
ayam

C. Hidangan pendamping : Pototo Wedges rasa Balado
1 2 3 4 5

Rasa enak

Penampilan
menarik

Porsi pas

Harga sesuai

Cocok untuk
teman makan
ayam

D. Hidangan pendamping : Mashed Potato Daun Jeruk
1 2 3 4 5

Rasa enak

171
(Lanjutan)

Penampilan
menarik

Porsi pas

Harga sesuai

Cocok untuk
teman makan
ayam



3. Pengalaman Makan di ABG :
1 2 3 4 5

Pelayanan
memuaskan

Restoran bersih

Lokasi restoran
strategis

4. Apakah Anda akan kembali lagi ke ABG ?
❏Ya
❏Tidak

TERIMA KASIH :)











172
Lampiran 3: Kuisioner Perceptual Mapping

KUISIONER AYAM BARBECUE GUE (ABG)

Nama : ________________
Umur : ________________
Domisili : ______________

Terima kasih anda sudah bersedia berpartisipasi dalam survei ini. Hasil dari survei ini
akan kami pergunakan semata-mata untuk kepentingan penyelesaian tugas kami di
Progam S1 Bisnis Universitas Prasetiya Mulya.

1. Apakah anda pernah mencoba ayam panggang/roasted chicken
sebelumnya?
A. Ya B. Tidak

2. Jika Ya, dimana anda pernah mencoba ayam panggang/roasted chicken
tersebut?
A. Rumah
B. Restoran
C. Kafe
D. Lainnya, sebutkan ………………………………

3. Apakah nama restoran tempat anda pernah mencoba ayam panggang/ roasted
chicken tersebut?
A. Aeon
B. Farmers Market
C. Jon Gil
D. Poka Ribs
E. Container Grill
F. Porto
G. Pancious
H. Fish and Co
I. Pizza E Birra
J. Kenny Rogers
K. Lainnya, sebutkan …………………………..

4. Bagaimana menurut anda rasa dari ayam panggang ABG?
A. Sangat enak
B. Enak
C. Cukup enak
D. Kurang enak
E. Tidak enak

173
(Lanjutan)

5. Apakah jenis varian hidangan pendamping yang ditawarkan ABG sudah cukup
menarik bagi anda?
A. Sangat menarik
B. Menarik
C. Cukup menarik
D. Kurang menarik
E. Tidak menarik

6. Apakah harga yang ditawarkan ABG sudah sesuai dengan produk yang
ditawarkan bagi anda?
A. Sangat sesuai
B. Sesuai
C. Cukup sesuai
D. Kurang sesuai
E. Tidak sesuai

Nama-nama restoran:
A. Aeon
B. Farmers Market
C. Jon Gil
D. Poka Ribs
E. Container Grill
F. Porto
G. Pancious
H. Fish and Co
I. Pizza E Birra
J. Kenny Rogers
K. Lainnya, sebutkan …………………………..


7. Bagaimana menurut anda rasa dari produk ABG jika dibandingkan dengan
restoran ……………………. yang pernah anda kunjungi?
8. Bagaimana menurut anda jenis varian hidangan pendamping ABG jika
dibandingkan dengan restoran …………………….. yang pernah anda kunjungi?
9. Bagaimana menurut anda harga yang ditawarkan ABG jika dibandingkan
dengan restoran ………………….. yang pernah anda kunjungi?

TERIMA KASIH J

174
Lampiran 4: Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Makanan yang sudah diolah)

Produk Syarat Baik/Tidak Baik Komentar
Ayam Berbentuk utuh, empuk,
Panggang tidak bau, dan tidak
berlendir

Sambal Terasi Tidak bau, berwarna
kemerahan dengan biji
cabai masih utuh, dan tidak
berwarna kecoklatan.

Saus Kental, berwarna
Barbecue kecoklatan, dan potongan
bawang pada saus masih
utuh.

Nasi Putih Tekstur pulen, berwarna
putih, tidak bau, dan tidak
berlendir

Nasi Daun Tekstur masih pulen,
Jeruk berwarna kehijau-hijauan,
tidak bau, dan tidak
berlendir

Mashed Tidak berlendir, tidak bau,
Potato Daun dan tekstur creamy serta
Jeruk padat

Bumbu nasi Tidak berwarna hitam,
daun jeruk masih berwarna kehijau-
hijauan, dan tidak bau.
Bumbu Pasta Tidak berwarna hitam,
rawitKemangi masih berwarna kehijau-
hijauan, biji cabai masih
utuh dan tidak bau.










175
Lampiran 5: Kartu Tabel Penilaian Produk ABG (Bahan Baku)


Produk Syarat Baik/Tidak Baik Komentar
Ayam Mentah Kulit masih segar dan
lembut dengan pori-pori
terbuka yang berwarna
putih kekuning-kuningan,
kaki tidak memar, tidak
berair, tidak bau namun
beraroma segar, tekstur
daging masih empuk

Potato Wedges Potongan masih utuh
dengan kulit menempel,
berwarna kuning dengan
kulit berwarna coklat,
tidak bau, tidak berlendir
Bawang Merah Berbentuk utuh dengan
dan Bawang kulit yang masih nempel,
Putih tidak bau, tidak terdapat
kehitaman
Serai Berbentuk utuh,
Berwarna kuning
kehijau-hijauan, tidak
terdapat noda kehitam-
hitaman, aroma masih
sama dan tidak bau

Daun Kemangi Berwarna kuning ke
dan Daun Jeruk hijau-hijauan, tidak
terdapat noda kehitam-
hitaman, tidak layu

Cabai Tekstur dan bentuk utuh,
tidak terdapat noda
kehitam-hitaman.

Tomat Berwarna merah, tidak
terdapat noda kehitam-
hitaman, tidak bau, dan
berbentuk utuh.

Jeruk Nipis Berwarna kuning
kehijau-hijauan, masih
terdapat biji dan air,
tidak terdapat noda
kehitam-hitaman

176
(Lanjutan)

Gula Aren Berwarna coklat terang,


tekstur padat dan keras
Bumbu-bumbu Tidak basah namun
kering (garam, masih berbentuk bubuk,
gula, lada, dan tidak berubah warna,
bumbu dan tidak bau
penyedap)
Ayam yang Tidak bau, bumbu masih
telah dimarinasi menempel pada ayam,
tidak berlendir, dan
tekstur empuk
Bubuk Masih berbentuk bubuk,
Minuman tidak basah, tidak
menggumpal, dan tidak
ada semut

177
Lampiran 6: Lembar Uraian Jabatan

URAIAN PEKERJAAN
Titel Jabatan : Manajer Operasi
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi di dalam perusahaan yang bertugas melakukan perencaan
produksi, mengawasi seluruh aktivitas produksi serta menjaga
persediaan bahan baku.
LINGKUP PEKERJAAN
Bertanggung jawab mengawasi seluruh aktivitas operasi.
ATASAN LANGSUNG
Direktur Utama
TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
Karyawan produksi dan pelayan
PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN
Pengalaman Kerja
• Berpengalaman bekerja dalam tim
• Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi operasi

Pendidikan
• Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama

Kemampuan
Memahami proses operasi dalam sebuah usaha, memiliki kemampuan
bekerja sama dalam tim, memiliki kemampuan memasak, disiplin,
bertanggung jawab, pekerja keras.
KEGIATAN UTAMA
• Menjalankan, mengawasi serta memberikan arahan bagi pekerja di
dalam kegiatan operasi
• Membuat dan memastikan seluruh karyawan mengikuti SOP yang
ada dalam proses pembuatan produk.
• Melakukan formulasi dan inovasi untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi produksi serta penurunan defect rate produk.
• Memastikan produk yang diberikan memiliki kualitas yang baik
dengan menerapkan quality control
Memastikan dan mengawasi jumlah persediaan bahan baku.

178
(Lanjutan)

URAIAN PEKERJAAN
Titel Jabatan: Manajer Pemasaran dan Penjualan
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi di dalam perusahaan yang bertugas membuat dan menerapkan
strategi pemasaran dengan melakukan promosi yang bertujuan untuk
meningkatkan penjualan.
LINGKUP PEKERJAAN
Bertanggung jawab mengawasi seluruh aktivitas pemasaran dan
penjualan.
ATASAN LANGSUNG
Direktur Utama
TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
Asisten Manajer Penjualan dan Pemasaran
PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN
Pengalaman Kerja
• Berpengalaman bekerja dalam tim
• Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi pemasaran

Pendidikan
• Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama

Kemampuan
Memahami proses pemasaran dan penjualan dalam sebuah usaha,
memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, memiliki kemampuan
komunikasi yang baik, disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras.
KEGIATAN UTAMA
• Bertanggung jawab dalam memberikan arahan mengenai kegiatan
penjualan serta pemasaran kepada para SDM
• Membuat strategi pemasaran dalam memasarkan produk dan
meningkatkan penjualan
• Menciptakan brand yang baik dan dikenal masyarakat sekitar lokasi
penjualan
• Meningkatkan realisasi penjualan

179
(Lanjutan)

URAIAN PEKERJAAN
Titel Jabatan: Manajer SDM
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi di dalam perusahaan yang bertugas membuat dan menerapkan
strategi didalam mengatur dan menangani masalah sumber daya
manusia yang dimiliki perusahaan.
LINGKUP PEKERJAAN
Bertanggung jawab mengawasi seluruh aktivitas yang berhubungan
dengan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan.
ATASAN LANGSUNG
Direktur Utama
TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
Manajer Penjualan & Pemasaran, Manajer R&D, Manajer Operasi,
Manajer Akunting & Keuangan
PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN
Pengalaman Kerja
• Berpengalaman bekerja dalam tim
• Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi SDM

Pendidikan
• Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama

Kemampuan
Memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki kemampuan bekerja sama dalam
tim, tegas, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, disiplin,
bertanggung jawab, pekerja keras.
KEGIATAN UTAMA
• Bertanggung jawab mengenai sumber daya manusia di perusahaan
• Mengkoordinasi kerja sama antar divisi
• Memastikan kefektifan dan efisiensi dari setiap individu
Melakukan penilian performa karyawan

180
(Lanjutan)

URAIAN PEKERJAAN
Position Title : Manajer R&D
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi di dalam perusahan yang bertugas melakukan penelitian dan
eksperimen menu baru.
LINGKUP PEKERJAAN
Bertanggung jawab dalam menemukan menu baru.
TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
-

ATASAN LANGSUNG
Direktur Utama

PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN


Pengalaman Kerja
• Berpengalaman bekerja dalam tim

Kemampuan
Memiliki kemampuan memasak, memahami proses penelitian dan
penciptaan masakan, memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim,
disiplin, bertanggung jawab, pekerja keras.
KEGIATAN UTAMA
• Melakukan inovasi pembuatan menu dan hidangan pendamping baru
setiap 4 bulan sekali
• Menemukan racikan resep dengan biaya se-efisien mungkin

181
(Lanjutan)
URAIAN PEKERJAAN
Titel Jabatan: Manajer Keuangan dan Akunting
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab melakukan
manajemen kas, melakukan pencacatan keuangan serta membuat
laporan keuangan dalam satu periode akunting.
LINGKUP PEKERJAAN
Bertanggung jawab dalam mengelola keuangan perusahaan.
ATASAN LANGSUNG
Direktur Utama
TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
-
PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN
Pengalaman Kerja
• Berpengalaman bekerja dalam tim
• Memiliki pengalaman bekerja dalam divisi Keuangan dan
Akunting

Pendidikan
• Memiliki gelar S1 ekonomi dari Universitas Ternama

Kemampuan
Memiliki kemampuan perhitungan yang baik, memiliki tingkat ketelitian
yang tinggi, Memiliki kemampuan bekerja sama dalam tim, disiplin,
bertanggung jawab, pekerja keras.
KEGIATAN UTAMA
• Bertanggung jawab dalam memberikan arahan serta mengawasi
kegiatan finansial baik dalam pencatatan maupun proyeksi keuangan
perusahaan
• Melakukan perhitungan dan pencatatan COGS, cash flow, cash
budget, balance sheet, income statement, dan akun-akun
perhitungan finansial lainnya.
• Melakukan budgeting untuk masing-masing divisi (pemasaran,
operasi, dan sumber daya manusia)
• Menetapkan pricing produk
• Menganalisa dan menghitung profit margin dan net income dari hasil
penjualan produk
Melampirkan dan melaporkan hasil perhitungan laporan keuangan
kepada perusahaan setiap periode 1 tahun

182
(Lanjutan)

URAIAN PEKERJAAN
Titel Jabatan: Karyawan Produksi dan Pelayan
IKHTISAR PEKERJAAN
Posisi di dalam divisi operasi yang bertugas untuk memasak dan
melayani konsumen.
LINGKUP PEKERJAAN
Melakukan kegiatan produksi serta melayani konsumen.
ATASAN LANGSUNG
Manajer Operasi
TANGGUNG JAWAB SUPERVISI
-
PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN YANG DIBUTUHKAN
Pengalaman Kerja
• Memiliki pengalaman bekerja di restoran

Pendidikan
• Memiliki pendidikan terakhir minimal SMP

Kemampuan
Memiliki kemampuan memasak, ramah, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, pekerja keras.
KEGIATAN UTAMA
• Melayani dan mencatat menu pesanan konsumen
• Memasak menu pendamping, menu utama dan minuman yang
dipesan oleh konsumen
• Memasak bahan baku menjadi makanan setengah jadi (bumbu nasi
daun jeruk, bumbu pasta rawit kemangi)
• Memasak menu utama sebelum jam operasional toko dimulai.

183
Lampiran 7: Proyeksi Sales, Marketing Expense, dan Income Statement
Proyeksi Penjualan 1 Tahun
Periode Februari 2017-Januari 2018
(dalam potong)
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
Sales 7,195,000 7,554,750 7,932,488 8,329,112 8,745,567 12,243,794 14,080,364 16,192,418 18,621,281 21,414,473 24,626,644 28,320,641
Paket ayam panggang + menu pendamping 260 273 287 301 316 442 509 585 673 774 890 1023
Ayam panggang ala carte (1pcs) 70 74 77 81 85 119 137 158 181 208 240 276
Total 330 347 364 382 401 562 646 743 854 982 1,130 1,299
Rencana Anggaran Pemasaran
Periode Februari 2017-Januari 2018
(dalam rupiah)
Jenis Kegiatan Pemasaran Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Januari
Photoshoot 300,000
Promo gratis potato wedges 26,930 26,930
Pembagian tester 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072 11,072
Pencetakan brosur 250,000
Endorsement 350,000 350,000 350,000
Promo gratis pudding 300,000
Instagram Ads 300,000 300,000
Potongan voucher diskon 10% 590,000 590,000 590,000
Pembuatan stiker logo ABG 200,000
Pembuatan X-Banner dan Brosur
300,000
(Pasmod BSD)
voucher diskon 20% untuk
500,000
pembelian ke-2
Promo gratis menu pendamping
mashed potato per post & tag di 700,000
Instagram
Photoshoot produk baru 300,000 300,000
promo diskon paket nasi daun
jeruk = Rp 20.000,- per post di 900,000
Insta Story
Endorsement 500,000 500,000
Total per bulan 261,072 311,072 38,002 511,072 961,072 1,401,072 1,251,072 951,072 738,002 911,072 811,072 511,072
Total 8,656,724

184
Lampiran 8: Proyeksi Laporan Laba Rugi 1 Tahun (Gabungan Kios CC dan Pasar Modern BSD)

*B&2CD&$#"E%"CF%"CG*DFH
;$5I"E)"JCK.E52"C1)&)"2".)0
!5$C9L"C;"$'5JC3MC!"#N>AO-&.N>P
K.CK8<

!"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$' 939*: ;<=1=69*1=
!"#$% &'()*'+++ &'**,'&*+ &')-.',// /'-.)'((. /'&,*'*0& (.'.,-'&), (,'+/+'-0- (0'().',(/ (/'0.('./+ .(',(,',&. .,'0.0'0,- ./'-.+'0,+ (&*'.*0'*.& (++1+
23%453657338%5!3#8 -'(0*'/++ -'-.,'+)+ -',)+'.)* -'00,'/+) -'/,/'+*+ *'-/&'.0) 0'()*'-0+ &'(.,'00, /'()-'-0- )',..'-0/ (+'/-*'&.- (.',0('+/( &&'((.'/&. ,,1+
793%%5:"9;<= ,'+.)'.++ ,'.-+'00+ ,',,.'()- ,'00,'-+- ,'/)&'*(/ 0'/*0'*.* &'//*'++- )'+0&'&*, (+',.&')(& ((')).'(+, (-'&)+').+ (*'/*)'**/ )/'(,-'0** *01+

>?$9"@=;5AB?$=%$%
555C";$%5"=8523DD<%%<3=% + ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ ('*++'+++ .'(*+'+++ .'.*+'+++ .'.*+'+++ .'.*+'+++ .'.*+'+++ .'.*+'+++ -'&*+'+++ .-'(*+'+++ -.1/
555EFF9G$85$B$FG@H$5"##3I"=F$ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ ('0/&'*++ .+'.*+'+++ ./1&
555J$=4 *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ *++'+++ ('-++'+++ ('-++'+++ ('-++'+++ ('-++'+++ ('-++'+++ ('-++'+++ ('-++'+++ (('0++'+++ (01,
555J5K5L5$B?$=%$% .++'+++ .++'+++ .++'+++ 0++'+++ +1/
555:<%F$##"=$3G%5AB?$=%$% &(')*+ &*'*,/ &)'-.* /-'.)( /&',*0 (..',-/ (,+'/+, (0(')., (/0'.(- .(,'(,* .,0'.00 -.*'0/& ('&)*'+,0 .1*
555:"9M$@=;5$B?$=%$ .0('+&. -(('+&. -/'++. *(('+&. )0('+&. (',+('+&. ('.*('+&. )*('+&. &-/'++. )(('+&. /(('+&. *(('+&. /'0*0'&., (.1-
555L$?9$F<"@3= --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ --.'&,/ *-.'*0) *-.'*0) *-.'*0) ,'*).',-* 01*
N34"#5>?$9"@=;5AB?$=%$% .'/*-'.&+ ,',+0'/0& ,'--&'*&* ,'0(,'0(( *'+0/'&&* 0'))-'&*/ &'(0.'(.- 0'0/-'.,, 0',),',0. 0'/)*'./* &'+.&',+& /'(+0'/./ &+'0,,'.+0 (++1+

O=F3D$5P93D5>?$9"@3=% ('(&*')-+ Q(&0'.+& (+,'0(/ ,)'0). Q(&('.*/ Q(-&'.-- &..'//+ .'-/,'*(+ -')--',*, *'+)0'/() 0'&0-'*(- &'&*.'&-+ .&',))',,) (*1&

555O=4$9$%45AB?$=%$ + + + + + + + + + + + +
R$45O=F3D$ ('(&*')-+ Q(&0'.+& (+,'0(/ ,)'0). Q(&('.*/ Q(-&'.-- &..'//+ .'-/,'*(+ -')--',*, *'+)0'/() 0'&0-'*(- &'&*.'&-+ .&',))',,) >?@A

185

Lampiran 8: Proyeksi Laporan Arus Kas 1 Tahun (Gabungan Kios CC dan Pasar Modern BSD) “Lanjutan”
*V&2;O&$#"=%";W%";X*OWY
Q$5R"=)"@;9&0:;!,5S
!5$;>:";Q"$'5@;3?;!"#TBCU-&.TBJ
P.;P8<
!"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$'
!"#$%%$%#&'()*&!(+(%," -./-01/234 -4/5.1/463 -4/2--/-2. -0/327/320 -0/1-0/720 -0/062/636 -0/5-4/224 -5/0.2/0-7 7./-70/16- 76/-62/724 72/616/045 30/671/126
9&0:;<"="'+)0
&&&'8++",98%&:;8<&'=)>8<";) 5/-24/... 5/446/54. 5/237/611 1/372/--7 1/564/405 -7/763/526 -6/.1./303 -0/-27/6-1 -1/07-/71. 7-/6-6/657 76/070/063 71/37./06.
>5)&,;=&0:;&7&',&#,";?5$;.""@0;#"?5$";A.&.='./
BCDEFEDGEH IEDIFEDIGE IEDJKEDFCJ IKDCIBDHLJ IHDHFBDJFK IJDJGEDIIJ ELDCGFDEHJ EEDJLIDLIG EJDCKJDBIB KHDHFEDCFC HKDBBBDELL FKDCKGDHEK

9&0:;8'0#%$0"2".)
&&&?%@"%>8;A 177/35. 3/302/6-2 3/435/112 3/5-6/516 6/705/135 4/0.5/041 0/661/1.0 5/6-0/-75 1/471/460 2/1.5/171 --/752/..3 -7/25./143
&&&B(#")&(%C&'8<<$))$8%) . -/4../... -/4../... -/4../... -/4../... 7/-4./... 7/74./... 7/74./... 7/74./... 7/74./... 7/74./... 3/54./...
&&&D$),"++(%"8=)&EFG"%)") 5-/24. 54/461 52/374 13/72- 15/640 -77/631 -6./1.6 -0-/276 -10/7-3 7-6/-64 760/700 374/015
&&&D(;H"9%#&"FG"%)" 70-/.57 3--/.57 31/..7 4--/.57 20-/.57 -/6.-/.57 -/74-/.57 24-/.57 531/..7 2--/.57 1--/.57 4--/.57
&&&I"%>&"FG"%)" 4../... 4../... 4../... 4../... 4../... -/3../... -/3../... -/3../... -/3../... -/3../... -/3../... -/3../...
&&&I&J&K&"FG"%)" 7../... 7../... 7../...
&&&LG";(9%#&"FG"%)"&M&G(A$%#&;8N)";$"&G(A(O+"P -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04 -/420/.04
>5)&,;8'0#%$0"2".) BDFHHDEGI CDEHIDBLE CDKHBDIJB CDGLHDIBI JDGBIDKEL BIDBCCDIEE BEDBJFDCKC BEDFCHDBJJ BKDHGJDJIF BFDLCGDBBL BCDFJIDKLF ILDKHEDFCC
&&&D$%$<=<&'()*&!(+(%,"&K")$;"C 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45 3/.7-/.45
&&&Q8>(+&'()*&R""C"C KDFCFDKKG BLDECEDBFL BLDKCIDEEJ BLDGIFDIFG BBDGEEDKJF BHDBGJDIJG BFDILCDJLK BFDFGFDIKH BCDFBGDJJE BGDBLLDBFC ILDCLEDKFE IEDKCKDCEK
&&&EF,"))&8:&Q8>(+&'()* -7/015/610 -7/12./-33 -3/35-/36. -3/524/732 -3/071/355 -3/026/232 -6/411/444 -5/-.4/516 7-/-71/731 70/603/0.. 33/6.5/131 6-/756/1..
!'.&.='./
&&&R"S&!8;;8S$%# . . . . . . . . . . . .
&&&I"G(A<"%>) . . . . . . . . . . . .
&&&T8(%&!(+(%," . . . . . . . . . . . .
&&&?%>";")> . . . . . . . . . . . .
>5)&,;MN"=)0;5?;!'.&.='./ . . . . . . . . . . . .
&
M.@'./;9&0:;O&,&.=" BHDCLJDHKE BHDGBBDBGL BFDEGIDEGF BFDJBFDIGF BFDFKGDKEK BFDCBHDGGH BCDFLGDFBI ILDBIFDJKB IKDBKGDIGH IGDKJKDFHC EFDKIJDJGK KKDIGHDJHF

186


Lampiran 9: Proyeksi Laporan Neraca 1 Tahun (Gabungan Kios CC dan Pasar Modern BSD) “Lanjutan”

*P&2:J&$#"Q%":R%":S*JRT
U$5V"Q)"H:J&,&.Q":1W"")0
U"$'5H:!"#X<BI-&.X<?
Y.:Y8Z

!"#$%&$' (&$") *+$', ("' -%.' -%,' */%0)%0 1"+)"2#"$ 34)5#"$ 657"2#"$ 8"0"2#"$ -&.%&$'
9%$$".):*00")0
!!!"#$% &'()*+(',- &'(.&&(&.* &/(-.0(-./ &/(+&/(0./ &/(/,.(,-, &/()&'(..' &)(/*.(/&0 0*(&0/(+,& 0,(&,.(0.' 0.(,+,(/') -/(,0+(+., ,,(0.'(+'/
!!!1223456$!78289:#;<8 * * * * * * * * * * * *
!!!=5:8563>? &(&'/(')* &(0*&(+.. &(0,.(,.- &(0..(,/+ &()&.(0'' &(.-.(/,, 0(&.-(*.* 0(,+,('', 0(+&.()-) -(0*'(&.) -(/,+(,)) ,(&'+(0,+
;5)&,:9%$$".):*00")0 <=>?=@><<A <B><<A>C?D <B>=E<>?DC <?><<@>B=E <?>A=?>=?D <?>=@@>=AD <D>?CF>BCF FF>=<<>ADE F=>D=D>CA< AF>=?D>?@E EC>CBB>AB< E?>E@E><C@

@<#5!AB49CD856(!E9F64>8$!#5G!H6%8>$-)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+* -)(-+)()+*
I8$$!J!1224D4<#68G!K8C>829#L35 --0(),+ //'(,.' ..+(0,- &(--*(..& &(//-()-+ &(../(,+/ 0(-0.(0-, 0(//&(.+0 0(..,()0. -('0)(0.+ ,(*'.(+/) ,('.0(,-'
6"):!'G"H:*00")0:I:J554:K&,%" -)(*''(*-0 -/()00(0+' -/(-+.('-) -/(*'/()+. -'()0,(*,0 -'(-.&(0., -'(*'+(',/ -,()0'().+ -,(-.-(*'& --(+/*(,+0 --(-0)(.&- -0().'(-,'

;5)&,:*00")0 @A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E><BF>@@A @E>CDF>BA< @E>CE=>DAA @E>?=<>FE? @B>AAB><DA =<>A=F>C?F ==>@@C>AA= BA>EC@>F?E ?<>FED>EED

9%$$".):L'&#','M"0
!!!1223456$!@#?#;<8 &)(''/()&' &'(./*(/'* &,(-/,('+' &0()/+('0* &&(&)0(,'' .(')/(-.* )(.+*(-0' /(-+,(0/* ,()++(&.' -(&.0(&-* &('./(*/' *
!!!122>48G!M#N8$!#5G!"3DD9$$935$!@#?#;<8
&(/+)('** -(-)'(*** '(*/0('** /()'*(*** +(,-)('** &*(&0'(*** &&(+&0('** &-('**(*** &'(&+)('** &/(+)'(*** &+('/0('** 0*(0'*(***
!!!I3#5 * * * * * * * * * * * *
;5)&,:9%$$".):L'&#','M"0 <D>FEE>F<@ <D>AA@>=@C <D>EFB>C?@ <D>@<?>@FC <D>=CD>D@@ <D>BC<>ADC <D>BDF>?F@ <D>??E>F=C <D>DB@>=D@ FC>C=B><AC FC><@?>@=@ FC>F@C>CCC

HO58>P$!AB496?
!!AB496? --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(*** --('**(***
!!786#958G!A#>595N$ &(&)'(.-* ...()0- &(&*,(-,0 &(&',(*-- .+0())/ +,'(',- &('/+(,0- -(.'0(.-- )(++/(-+) &0(.+-(0*/ &.(),/()&. 0)(,..(,,.
Q36#<!HO58>P$!AB496? AE>=B@>DAC AE>EDD>BFA AE>=CE>AEF AE>=@E>CAA AE>E?F>BB= AE>AE@>@EA A@>C=?>EFA AB>E@F>DAA E<>A?=>A?B E=>E?A>FC= @A>FE=>B<D =C>DDD>EED

;5)&,:L'&#','M"0:&.H:NO%')P @A>DFC><E@ @A>?A@>ABA @E>CA<>EFB @E><BF>@@A @E>CDF>BA< @E>CE=>DAA @E>?=<>FE? @B>AAB><DA =<>A=F>C?F ==>@@C>AA= BA>EC@>F?E ?<>FED>EED
187

Lampiran 10: Voucher Loyalitas Konsumen

188
Lampiran 11: Foto Lokasi Tenda Pockeat dan ABG di Pasmod BSD

189
Lampiran 12: Hasil Evaluasi Pelatihan Karyawan

191

Anda mungkin juga menyukai