Anda di halaman 1dari 6

2/1/2018

SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2017-2018


JURUSAN TEKNIK KIMIA, FTI, UPN “VETERAN” YOGYAKARTA
Februari 2018 REAKTOR

REAKTOR: merupakan sebuah alat


industri kimia, di mana terjadi
reaksi kimia dari bahan mentah
(bahan baku) menjadi hasil jadi
DASAR-DASAR
(produk) yang lebih berharga.
PERANCANGAN REAKTOR
I Gusti Suinarcana Budiaman, Siti Diyar Kholisoh,
dan Endang Sulistyawati

Unjuk Kerja Reaktor Seorang sarjana Teknik Kimia perlu


mempelajari Reaktor Kimia supaya dapat:

input output
 Merancang reaktor
 Memilih tipe reaktor yang tepat untuk
POLA KONTAK KINETIKA sesuatu proses
Bagaimana aliran Berapa cepat terjadinya?  Menentukan keadaan/ kondisi operasi
material & kontak? • sangat cepat -  Memilih/ menghitung alat-alat
• pola aliran equilibrium pembantu, seperti:
• kontak • laju lambat, mass, heat
• aggregasi dll.
* alat penggiling
Bentuk persamaan: Output = f (input, kinetics, contacting)
* alat pemurnian hasil
* dll.

Tujuan Pemilihan Reaktor: Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh:


1. Yield produk (skala besar)
2. Memperoleh keuntungan yang besar 1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
3. Biaya produksi rendah 2. Tipe reaksi dan persamaan laju reaksi,
4. Modal kecil (volume reaktor minimal) serta ada tidaknya reaksi samping
5. Operasinya sederhana dan murah 3. Kapasitas produksi
6. Keselamatan kerja terjamin
7. Polusi terhadap sekeliling (lingkungan) sekecil-kecilnya. 4. Harga alat (reaktor) dan biaya
instalasinya.
Technical
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan
Economical luas permukaan yang cukup untuk
Safety consideration
perpindahan panas.
Environmental

1
2/1/2018

The Nature of
the Reactor Design Problem Sumber data esensial untuk merancang reaktor:
1. Bench scale experiment (Laboratory Scale)
1. Bagaimana komposisi umpan, kondisi, Reaktor didisain beroperasi pada suhu tetap, untuk
meminimasi transfer panas dan transfer massa.
sifat bahan, dan prosedur purifikasi?
2. Berapa kapasitas dari proses?
3. Perlu katalis?
4. Kondisi operasi?
5. Proses kontinyu atau batch? 2. Pilot plant studies
6. Berapa ukuran reaktor yang akan Reaktor yang dipakai lebih besar dari pada bench scale.
dipakai? 3. Data operasi dari ukuran reaktor komersial
Data dari penelitian dapat dipakai untuk disain reaktor.
7. Bagaimana energy transfer? Kekurangannya: sering data tidak komplit, dan kurang
akurat.

Jenis Reaktor Berdasarkan


Keadaan (Kondisi) Operasinya:
KLASIFIKASI REAKTOR
1. Reaktor isotermal: Jika umpan masuk,
 Berdasarkan fasa: homogen, heterogen (multi-
fasa) campuran dalam reaktor, dan aliran
 Berdasarkan adanya katalis: katalitik, non-katalitik yang keluar dari reaktor selalu
 Berdasarkan bentuk: tangki, pipa seragam dan bersuhu sama.
 Berdasarkan susunan: 1 reaktor, lebih dari 1 2. Reaktor adiabatik: Jika tidak ada
reaktor disusun seri atau paralel perpindahan panas antara reaktor dan
 Berdasarkan kondisi operasi sekelilingnya.
 Berdasarkan proses atau mode operasi
3. Reaktor non-adiabatik non-isotermal

BATCH VERSUS CONTINUOUS OPERATION


Klasifikasi Sistem Reaktor Berdasarkan
Proses (Mode Operasi): No. Operasi batch Operasi kontinyu
1. Biasanya lebih baik untuk Lebih baik untuk produksi
1. Batch reactor (BR) produksi volume kecil (A) jangka panjang dari satu
produk atau sejumlah produk
2. Steady-state flow reactor: (A)
a) Plug flow reactor, dan 2. Lebih fleksibel untuk operasi
b) Mixed flow reactor multi produk (multi proses)
(A)
3. Unsteady-state flow or semibatch 3. Biaya modal biasanya relatif Biaya modal biasanya relatif
reactor rendah (A) tinggi (D)
4. Mudah diberhentikan dan
membersihkan pengotor (A)

2
2/1/2018

BATCH VERSUS CONTINUOUS OPERATION


(lanjutan)
5. Memerlukan waktu-berhenti Tidak memerlukan waktu
(pengosongan, pencucian, berhenti kecuali untuk
dan pengisian) antar batch perawatan terjadwal dan
(D) emergensi (A); tetapi
kehilangan produksi pada
penghentian lama dapat
menjadi mahal (D)
6. Biaya operasi dapat menjadi Biaya operasi relatif rendah (A)
relatif tinggi (D)
7. Operasi tidak ajeg berarti Operasi ajeg berarti lebih
lebih sukar mengendalikan mudah mengendalikan dan
dan mendapatkan mendapatkan keseragaman
keseragaman produksi (D) produksi (A) Sumber: Silla, 2003, “Chemical Process Engineering: Design and Economics”

Batch Reactor (BR) ReaktoR aliR/ kontinyu: Jenis PiPa & Jenis tangki
 Biasanya dimodelkan sebagai RAP
reaktor tangki berpengaduk. Umpan
BR  Reaktan mula-mula atau Produk atau
dimasukkan sekaligus ke dalam reaktan hasil reaksi
sebuah wadah yang dilengkapi
dengan sistem pengadukan
yang baik (well mixed). Umpan/
reaktan RATB
Uniformly  Reaksi dibiarkan berlangsung
mixed selama periode waktu tertentu
sampai dicapai tingkat konversi Uniformly Produk atau
yang diinginkan. mixed hasil reaksi

Plug Flow Reactor (PFR) Continuous Stirred Tank Flow Reactor


 Biasa disebut juga sebagai piston flow, ideal (CSTFR)
tubular, atau unmixed flow reactor.  Reaktor ini disebut juga mixed flow reactor
 Reaktor ini juga disebut sebagai reaktor alir atau reaktor alir tangki berpengaduk (RATB)
pipa (RAP) ini biasanya dipakai untuk proses
alir/kontinyu tanpa pengadukan.  Pada reaktor jenis ini, reaktan dimasukkan
secara kontinyu ke dalam reaktor.
 Di dalam RAP, fluida mengalir dengan pola
seperti plug flow (aliran sumbat). Fluida  Pada saat yang bersamaan juga ada hasil
mengalir di dalam pipa dengan arah yang reaksi yang dikeluarkan dari reaktor secara
sejajar dengan sumbu pipa, dengan kecepatan kontinyu dengan kecepatan massa yang
yang sama di seluruh penampang pipa. sama.
 Biasanya diasumsikan tidak ada difusi arah
aksial maupun pencampuran balik (backmixing).

3
2/1/2018

Semibatch Reactor
 Biasanya berbentuk tangki berpengaduk.
 Pada pengoperasian reaktor jenis ini,
sebagian reaktan atau salah satu reaktan
dimasukkan ke dalam reaktor, sedangkan
reaktan yang lain atau reaktan sisanya
dimasukkan secara kontinyu dan produk
reaksi dibiarkan di dalam reaktor.
 Atau reaktan dimasukkan sekaligus dan hasil
reaksinya dapat dikeluarkan secara kontinyu
sampai konversi yang diinginkan.
Sumber: Silla, 2003, “Chemical Process Engineering: Design and Economics”

Beberapa Reaktor Heterogen: Impeller

 Reaktor Gas/ Cair dengan Katalis Padat:


1. Fixed Bed Reactor: Terdiri atas satu atau lebih pipa
berisi tumpukan katalis stasioner dan dioperasikan
vertikal.
2. Fluidized Bed Reactor: Reaktor di mana katalis
terangkat oleh aliran gas reaktan. Beroperasi
secara isotermal. Perbedaannya dengan fixed bed
reactor: (a) jumlah katalis lebih sedikit dan katalis
bergerak sesuai dengan laju aliran gas yang
masuk, (b) memberikan luas permukaan yang lebih
besar.
 Fluid-Fluid Reactor: (1) Bubble tank, (2) Contoh batch homogeneous
Agitated tank, (3) Spray tower reactor [skematik]

Contoh fixed bed reactor [skematik]

A battery of continuous flow stirred tank reactor [skematik]

4
2/1/2018

[A two-phase tubular [A slurry-type reactor]


[Fluidized bed reactor] [Trickle bed (tubular reactor) flow reactor]
for hydrodesulfurization]

Beberapa Perbandingan Sistem Batch vs Alir


Item Batch Alir (Kontinyu)
Tipikal bentuk reaktor Tangki
 karakteristik
Tangki
Pipa
Coba ulangi (penyusunan tabel
Tabel stoikiometri Dalam “mol (ni)” Dalam “laju alir mol (Fi)” stoikiometri reaksi kimia sebelumnya)
Neraca massa (mol)
Mula-mula --- akhir
…..
Masuk --- keluar
…..
untuk sistem alir (kontinyu)!
Constant density V = V0 q = q0
Variable density V  V0 q  q0 [Gantikan ‘mol komponen i (ni)’ dalam
Konsentrasi zat i Ci = n i / V Ci = Fi / q
‘laju alir mol komponen i (Fi)’]
Korelasi gas ideal P V = nt R T P q = Ft R T (total)
pi V = ni R T pi q = Fi R T (parsial)
Konversi reaktan i Xi = (n i0 – ni)/ ni0 Xi = (Fi0 – Fi)/ Fi0

Exercise: Example:
Set up a stoichiometric table for the following Tinjaulah sebuah reaksi homogen fasa-gas:
reaction and express the concentration of each A+2BR+S
species in the reaction as function of Umpan yang dialirkan ke dalam sebuah reaktor alir
pipa (V = 10 liter) mengandung 40%-mol A dan 60%-
conversion evaluating all constants. mol B, dengan: debit 1 liter/s, dan kondisi: 55 °C; 2,0
C2H4 + ½ O2  CH2(O)CH2 atm. Pada keadaan steady, aliran keluaran reaktor
mengandung 20%-mol A.
The feed enters at 6 atm and 260oC and is a (a) Nyatakan CA, CB, CR, dan CS sebagai fungsi dari
stoichiometric mixture of air and ethylene. konversi A dan konversi B (masing-masing)!
(Fogler, 1992, p. 97) (b) Berapa konversi A (XA)? Konversi B (XB)?
(c) Berapa laju alir A dan B, serta konsentrasi A dan B
dalam umpan?

5
2/1/2018

Tabel Stoikiometri - Batch


Stoikiometri Multiple Reactions (dalam Molar Extent of Reaction, Review)
SUPPLEMENTARY MATERIALS:

Komponen Awal Terbentuk Akhir (Sisa)


Perancangan Reaktor

Misal, ada 2 reaksi berlangsung secara simultan:  a 1  g  2


A nA0 nA Analog, untuk
aA+bBcC+dD … (1) sistem reaktor
gA+fCeE … (2) B nB0  b 1 nB alir
dalam reaktor. C nC0  c 1  f  2 nC (coba
diulangi,
D nD0  d 1 nD dengan cara
menggantikan
Coba susunlah tabel stoikiometri dalam: E nE0  e 2 nE “mol (ni)”
a) Molar extent of reaction (1) dan (2) dengan “laju
Inert (I) nI0 0 nI alir mol
 1 dan 2 (Fi)”…!!!)
b) Konversi reaksi c  d  a  b  1
Jumlah nt0  e  g 
n
f  2 t

Tabel Stoikiometri
Tabel Stoikiometri
(dalam Konversi Reaksi) (Lanjutan 1)
(dalam Konversi Reaksi)
Recall sistem multiple-reaction sebelumnya!
Cara ini dapat diterapkan untuk kasus multiple- Jika reaktan A dipilih sebagai basis perhitungan,
reaction di mana sebuah reaktan yang ditinjau maka reaksi dapat dituliskan sbb:
sebagai basis-perhitungan muncul (sebagai A + b/a B  c/a C + d/a D … (1)
reaktan) dalam semua tahap reaksinya.
A + f/g C  e/g E … (2)
Jika tidak, maka penyusunan tabel stoikiometri Definisikan:
dalam molar extent of reaction-lah yang bersifat mol A terkonvers i oleh reaksi (1)
X A1  Analog, untuk
lebih general dan recommended. mol A mula  mula sistem
reaktor alir
NB: Artinya, setiap cara mempunyai keunggulan/ X A2 
mol A terkonvers i oleh reaksi ( 2 ) [menyatakan
kelebihan dan keterbatasannya masing-masing. laju mol A
mol A mula  mula dalam
(Fogler, 1992) umpan]

Tabel Stoikiometri - Batch Analog, Contoh Kasus:


(dalam Konversi Reaksi) (Lanjutan 2) untuk sistem
reaktor alir (diadaptasi dari: Problem 5-11, Missen, 1999)
Komp. Mula2 Terbentuk Akhir (coba Reaksi fasa cair berlangsung dalam RATB steady isotermal:
diulangi…!!!)
A nA0 - nA0 XA1 – nA0 XA2 nA 2AB+C … (1)
A+B2D … (2)
B nB0 - b/a nA0 XA1 nB Umpan hanya mengandung A, dengan: CA0 = 2,5 mol/liter.
C nC0 + c/a nA0 XA1 – f/g nA0 XA2 nC Pada keluaran reaktor (dengan space time () = 1250 detik),
diukur: CA = 0,45 mol/liter; CC = 0,75 mol/liter.
D nD0 + d/a nA0 XA1 nD Berapakah:
E nE0 + e/g nA0 XA2 nE a) Konversi A
b) Tingkat reaksi (1) dan (2), CB, CD
Inert nI0 0 nI Artinya: c) XA1 dan XA2
(c+d-a-b)/a nA0 XA1 +
XA1 + XA2 d) Selektivitas C/A dan D/A
Jumlah nt0
(e-f-g)/g nA0 XA2
nt = XA e) Yield C/A dan D/A

Anda mungkin juga menyukai