HIPEREMIS GRAVIDARUM
Oleh:
Preseptor:
dr. Muslim Nur, Sp.OG (K)
dr. M. AlamPatria, Sp.OG
dr. Susanti Apriani, Sp.OG
2.2 Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan,
kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan
nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester
pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa
ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia
dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
2.3 Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh
berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai
perdarahan sub-endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.
2.4 Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,
yaitu:1,2
a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit
dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,
turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah
kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan
cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.
2.5 Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,
pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan,
konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna
biru.
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan
dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
mola hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton
dan proteinuria.
2.8 Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak
segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia,
menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian.
Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke.
Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-
otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur
(ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan
kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).
2.9 Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan
dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya
dapat teratur.1,2,3
LAPORAN KASUS
Nama : Ny. RM
Umur : 33 tahun
Nomor RM : 26.43.53
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Tapan
Masuk RS tanggal : 29 Januari 2019, jam 14.00 WIB
Anamnesis
Keluhan Utama
Muntah sejak 3 hari yang lalu disertai darah sebanyak 3 kali sehari
Riwayat Penyakit Sekarang :
Muntah sejak 3 hari yang lalu disertai darah sebanyak 3 kali sehari
dengan volume kurang lebih ½ gelas setiap kali muntah, mual dan
muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum.
Sebelumnya muntah berisi apa yang dimakan.
BAB Cair lebih dari 20 x sejak 3 hari yang lalu disertai lender dan darah
Lemas (+), Nafsu makan menurun
Demam (-)
Riwayat trauma (-) keputihan (-)
Penurunan berat badan tidak diketahui
Keluar darah dari kemaluan (-)
Tanda impartu (-)
Gerak anak (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, dan
hipertensi sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular, dan penyakit kejiwaan.
Riwayat Psikososial
Pasien seorang petani
Riwayat Pengobatan
Pasien mendapatkan loperamid 3x1, cefadroxil 2x1 pada tanggal 28-1-
2019 dari puskesmas Tapan
Riwayat Haid
Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, teratur, durasi haid 7 hari, siklus
30 hari, HPHT 11 November 2018.
Riwayat Kehamilan, Abortus, Persalinan
Gravida (2), Partus (1), Abortus (0), Hidup (1)
Riwayat Obstetri :
G2P1A0
1. Laki-laki, aterm, berat badan lahir 3300 gram, lahir spontan di
tolong oleh bidan, sekarang usia 2 tahun, sehat
2. Hamil ini.
Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3 kali, belum mendapatkan
imunisasi TT
Riwayat Kontrasepsi
Tidak ada
Riwayat Alergi
Tidak memiliki alergi terhadap suhu, makanan, minuman, obat, dll.
Riwayat Operasi
Belum pernah dioperasi sebelumnya
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), alkohol (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :Sakit Sedang
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda Vital
Suhu : 36.50C
Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 88 kali/menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Status Generalis
Kulit : Sianosis (-), ikterik (-)
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak tampak ikterik,
tampak cekung
Leher
Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O,
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar
Pulmo
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris kiri=kanan
Palpasi : Fremitus Normal kiri=kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, Rh-/-, Wh-/-
Cor:
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS ICR V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Abdomen : Status Obstetrikus
Genitalia : Status Obstetrikus
Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-
Status Obstetri
Abdomen
I : Perut membuncit sesuai kehamilan
Pa : TFU sesuai masa kehamilan, NT(+) epigastrium
Pe : Timpani
Au : BU (+) Normal
Genitalia:
Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Hb : 12,5 g/dl
Leukosit : 11.200 mm3
Hematokrit : 35 %
Trombosit : 420.000 mm3
PT : 19.9 detik
APTT : 30.6 detik
HbsAg : (-)
Benda Keton : +3
Protein urine : +1
Feses : Warna kemerahan, konsistensi cair, lender(+), darah (+),
eritrosit (+)
USG
CRL : 4,59 cm
Kesan : Janin hidup tunggal intra uterin
Diagnosis
G2P1A0H1, gravid 11-12 minggu + Hiperemesis Gravidarum +
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang
Penatalaksanaan
- IVFD RL D5 % + Neurobion + Ka-en mg3 + Pan amin G I 1:1:1:1 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
- Inj.Ranitidin 2x1 (IV)
- Inj.Transamin 3x1 ( 24 jam)
- Inj.Ondansentron 3x1 (IV)
- Metronidazole Inf 3 x 500 mg(IV)
- Sucralfat Syr 3x1
Follow Up
Tanggal 30-01-2019 (pukul 15.00)
S : Mencret 3x sejak masuk rawatan
O : TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/m, R: 18 x/m, S: 36,5 oC
Abdomen : BU + , nyeri tekan (+)
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)
DISKUSI
Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. RM usia 33 tahun,
G2P1A0, hamil 11-12 minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien
mengeluhkan muntah sejak 3 hari yang lalu disertai darah sebanyak 3 kali sehari
dengan volume kurang lebih ½ gelas setiap kali muntah, mual dan muntah
semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum. Sebelumnya muntah
berisi apa yang dimakan. BAB Cair lebih dari 20 x sejak 3 hari yang lalu disertai
lender dan darah. Pasien merasakan lemas dan nafsu makan menurun.
Riwayat Haid Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, teratur, durasi haid
7 hari, siklus 30 hari, HPHT 11 November 2018. Riwayat Kehamilan Gravida (2),
Partus (1), Abortus (0), Hidup (1). Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3
kali, belum mendapatkan imunisasi TT.
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena
berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah
yang berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari
sampai pekerjaanya. Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi
karena kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, tekanan darah
130 / 80 mmHg, nadi 90 x / menit, frekuensi pernapasan 20x / menit, teratur, suhu
36,5 0C, mata cekung (+/+).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung
dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat II : Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik <
80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam
urin, dan berat badan cepat menurun. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran
(delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.1,2,3
Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya
riwayat telat haid sejak tanggal 11 November 2018, pasien sudah melakukan tes
kehamilan dengan hasil yang positif.
Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat I, karena muntah
semakin berat, penderita tampak lemah dan mata cekung. Namun dalam
penegakan diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia urin,
elektrolit, gula darah dan USG.
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan
koreksi elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan
psikoterapi. Terapi cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian
cairan rehidrasi. Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan
isotonik, misalnya Ringer Laktat, ringer asetat atau normal salin. Cairan yang
digunakan untuk memperbaiki keadaan pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer
Laktat, dengan pertimbangan bahwa pada pasien terjadi penurunan volume cairan
intravaskuler dan kecenderungan defisit cairan intraseluler dan interstisial.
Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter seperti tekanan darah arteri
rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per menit, ekstremitas
hangat dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik, produksi urine
baik 0.5-1 ml
Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain Ceftriaxone
ranitidine ,transamin ,ondansentron , dan metronidazole.
DAFTAR PUSTAKA