Anda di halaman 1dari 18

Case Report Sections

HIPEREMIS GRAVIDARUM

Oleh:

Arief Meiji Surya 1840312280


Muhammad Reza Nasution 1740312223

Preseptor:
dr. Muslim Nur, Sp.OG (K)
dr. M. AlamPatria, Sp.OG
dr. Susanti Apriani, Sp.OG

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RSUD. M. ZEIN PAINAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan biasanya ditandai dengan adanya riwayat terlambat haid dan
keluhan mual muntah. Mual dan muntah dalam kehamilan dikenal dengan
morning sickness, dialami 80% wanita hamil. Mual dan muntah adalah gejala
yang umum dan wajar terjadi pada usia kehamilan trimester I . Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, dapat juga timbul setiap saat dan pada malam hari. Gejala
ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung ±
10 minggu. Derajat beratnya mual dan muntah yang terjadi pada kebanyakan
kehamilan sampai dengan gangguan yang berat dimana keluhan semakin
memburuk, menetap, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari dikenal dengan
hiperemesis gravidarum.1,2
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1,2
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan, kebanyakan
perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet dan
simptom akan teratasi hingga akhir trimester I. Etiologinya belum diketahui
secara pasti, tetapi adal beberapa ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya
dengan endokrin, biokimia dan psikologis.1,2,4
Penelitian-penelitian memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi pada
50-90% dari kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan
40-60% multi gravida. Dari seluruh kehamilan di USA 0,3-2% diantaranya
mengalami hiperemesis gravidarum. Mual dan muntah yang berkaitan dengan
kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu, puncaknya pada
usia kehamilan 11-13 minggu, dan kebanyakan sembuh pada umur kehamilan 12-
14 minggu, 1-10% dapat berlanjut melampaui 20-22 minggu.3,4
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan case report ini yaitu mengetahui definisi, etiologi,
pathogenesis, gambaran klinis, diagnois, tatalaksana, komplikasi, prognosis dan
laporan kasus serta diskusi mengenai kasus hiperemis gravidarum.

1.3 Metode Penulisan


Metode yang dipakai pada penulisan case report ini adalah tinjauan
kepustakan yang merujuk dari berbagai literatur dan laporan kasus.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hiperemesis Gravidarum.


Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang
begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi dan
terdapat aseton dalam urin.1-4

2.2 Etiologi
Mual dan muntah mempengaruhi hingga 50% kehamilan,
kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan
nutrisi dengan diet dan simptom akan teratasi hingga akhir trimester
pertama. Etiologinya belum diketahui secara pasti, tetapi adal beberapa
ahli yang menyatakan bahwa erat hubungannya dengan endokrin, biokimia
dan psikologis.1,2 Faktor-faktor yang menjadi predisposisi diantaranya:2,3
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
hehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
b) Faktor organik : masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal
dan perubahan metabolik.
c) Faktor psikologik: keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan,
rasa takut terhadap kahamilan dan persalinan, takut memikul
tanggung jawab dan sebagainya.
d) Faktor endokrin lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

2.3 Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum
diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh
berikut:2
a) Hepar: pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak
sentilobuler tanpa nekrosis.
b) Jantung: jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang dijumpai
perdarahan sub-endokardial.
c) Otak: terdapat bercak perdaran pada otak.
d) Ginjal: tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.

2.4 Klasifikasi
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan,
yaitu:1,2
a) Tingkat I : muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium,
muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit
dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering,
turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
b) Tingkat II : gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/
menit,tekanan darah sistolik < 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah
kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urin, dan berat badan
cepat menurun.
c) Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah
berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.

2.5 Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum diantaranya:1,2
a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari
terganggu.
b) Tanda vital: nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun
pada keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran.
c) Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,
pada vaginal toucher uterus besar sesuai besarnya kehamilan,
konsistensinya lunak, pada pemeriksaan inspekulo seviks berwarna
biru.
d) Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan
dan kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
mola hidatidosa.
e) Laboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, keton
dan proteinuria.

2.6 Gejala Klinik.


Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering
dijumpai adalah nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialism (saliva
yang berlebihan), tanda-tanda dehidrasi, hipotensi dan takikardi.
Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan
peningkatan hematokrit.1,2,3

2.7 Diagnosis Banding


Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan
mempunyai gejala muntah-muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa
penyakit tersebut antara lain:
a) Appendicitis akut.
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan
perut sangat menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa
appendicitis akut keluhan tersebut sedikit bahkan tidak ada. Tanda-
tanda defance musculare juga bisa dijadikan petunjuk membedakan
hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.
b) Ketoasidosis diabetes.
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil
mempunyai riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil
apalagi disertai dengan penurunan kesadaran dan pernafasan
kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton, pemeriksaan gula
darah, dan pemeriksaan gas darah.
c) Gastritis dan ulkus peptikum.
Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien
mempunyai riwayat makan yang tidak teratur, dan sering
menggunakan NSAID. Keluhan nyeri epigastrium tidak terlalu dapat
membedakan dengan wanita hamil yang tanpa gastritis/ulkus
peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis
gravidarum mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat.
Pasien dengan gastroenteritis selain menunjukkan gejala muntah-
muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien hiperemesis
gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.
d) Hepatitis.
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat
biasanya sudah menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai
peningkatan Serum Glutamic Oxaloacetate Transaminase (SGOT)
dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) yang nyata.
Kadang-kadang sulit membedakan pasien hiperemesis gravidarum
tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya tidak
menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang
sudah menderita hepatitis.
e) Pankreatitis akut
Pasien dengan pankreatitis biasanya mempunyai riwayat peminum
alkohol berat. Gejala klinis yang dijumpai berupa nyeri epigastrium,
kadang-kadang agak ke kiri atau ke kanan. Rasa nyeri dapat menjalar
ke punggung, kadang-kadang nyeri menyebar di perut dan menjalar
ke abdomen bagian bawah. Pemeriksaan serum amylase dapat
membantu menegakkan diagnosis.
f) Tumor serebri.
Pasien dengan tumor serebri biasanya selain gejala mual-muntah
yang hebat juga disertai keluhan lain seperti sakit kepala berat yang
terjadi hampir setiap hari, gangguan keseimbangan, dan bisa pula
disertai hemiplegi. Pemeriksaan CT scan kepala pada wanita hamil
sebaiknya dihindari karena berbahaya bagi janin.

2.8 Komplikasi 1
a. Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya
diplopia, palsi nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak
segera ditangani akan terjadi psikosis korsakoff (amnesia,
menurunnya kemampuan untuk beraktivitas), ataupun kematian.
Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati Wernicke.
Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-
otot ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur
(ataksia), dan bingung.
b. Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan
kejadian gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).

2.9 Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu
dilaksananakan dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan
dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan, menganjurkan mengubah makanan sehari-hari dengan makanan
dalam jumlah kecil, tetapi lebih sering. Makanan yang berminyak dan
berbau lemak sebaiknya dihindarkan. Defekasi yang teratur hendaknya
dapat teratur.1,2,3

2.10 Penatalaksanaan 1-4


 Obat-obatan.
Apabila keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan
pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital,
vitamin yang dianjurkan yaitu vitamin B1 dan B6, antihistamin juga
dianjurkan. Pada keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti
prometazin (avopreg), proklorperazin, atau mediamer B6.
 Isolasi.
Dilakukan dalam kamar yang tenang, batasi pengunjung / tamu, hanya
dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai muntah
berhenti dan pasien mau makan. Catat cairan yang masuk dan keluar
dan tidak diberikan makan dan minum dan selama 24 jam. Kadang-
kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
 Terapi psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
 Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan.
urin perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan
bilirubin. Suhu dan nadi diperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali
sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan seterusnya
menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan
keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk diberikan minuman,
dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan yang tidak
cair.
Penghentian kehamilan dilakukan bila keadaan umum memburuk
melalui pertimbangan beberapa aspek meliputi pemeriksaan medik dan
psikiatrik, manifestasi klinis berupa:
 Gangguan kejiwaan: delirium, apatis, somnolen sampai koma,
gangguan jiwa Ensephalopati Wernick.
 Gangguan penglihatan: perdarahan retina, kemunduran visus.
 Gangguan faal: hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah dalam bentuk nadi meningkat
dan tekanan darah menurun.
BAB 3

LAPORAN KASUS

Nama : Ny. RM
Umur : 33 tahun
Nomor RM : 26.43.53
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Alamat : Tapan
Masuk RS tanggal : 29 Januari 2019, jam 14.00 WIB

Anamnesis
Keluhan Utama
Muntah sejak 3 hari yang lalu disertai darah sebanyak 3 kali sehari
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Muntah sejak 3 hari yang lalu disertai darah sebanyak 3 kali sehari
dengan volume kurang lebih ½ gelas setiap kali muntah, mual dan
muntah semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum.
Sebelumnya muntah berisi apa yang dimakan.
 BAB Cair lebih dari 20 x sejak 3 hari yang lalu disertai lender dan darah
 Lemas (+), Nafsu makan menurun
 Demam (-)
 Riwayat trauma (-) keputihan (-)
 Penurunan berat badan tidak diketahui
 Keluar darah dari kemaluan (-)
 Tanda impartu (-)
 Gerak anak (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, dan
hipertensi sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, penyakit
menular, dan penyakit kejiwaan.
Riwayat Psikososial
Pasien seorang petani
Riwayat Pengobatan
Pasien mendapatkan loperamid 3x1, cefadroxil 2x1 pada tanggal 28-1-
2019 dari puskesmas Tapan
Riwayat Haid
Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, teratur, durasi haid 7 hari, siklus
30 hari, HPHT 11 November 2018.
Riwayat Kehamilan, Abortus, Persalinan
Gravida (2), Partus (1), Abortus (0), Hidup (1)
Riwayat Obstetri :
G2P1A0
1. Laki-laki, aterm, berat badan lahir 3300 gram, lahir spontan di
tolong oleh bidan, sekarang usia 2 tahun, sehat
2. Hamil ini.
Riwayat Ante Natal Care (ANC) :
Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3 kali, belum mendapatkan
imunisasi TT
Riwayat Kontrasepsi
Tidak ada
Riwayat Alergi
Tidak memiliki alergi terhadap suhu, makanan, minuman, obat, dll.
Riwayat Operasi
Belum pernah dioperasi sebelumnya
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), alkohol (-)

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum :Sakit Sedang
Kesadaran :Compos Mentis
Tanda Vital
Suhu : 36.50C
Pernapasan : 20 kali/menit
Nadi : 88 kali/menit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Status Generalis
 Kulit : Sianosis (-), ikterik (-)
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak tampak ikterik,
tampak cekung
 Leher
Inspeksi : JVP 5-2 cmH2O,
Kelenjar tiroid tidak tampak membesar
Palpasi : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Kelenjar Getah Bening tidak teraba membesar

 Pulmo
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris kiri=kanan
Palpasi : Fremitus Normal kiri=kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, Rh-/-, Wh-/-
 Cor:
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS ICR V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
 Abdomen : Status Obstetrikus
 Genitalia : Status Obstetrikus
 Ekstremitas : Edema -/-, RF +/+, RP -/-
Status Obstetri
 Abdomen
I : Perut membuncit sesuai kehamilan
Pa : TFU sesuai masa kehamilan, NT(+) epigastrium
Pe : Timpani
Au : BU (+) Normal

 Genitalia:
Inspeksi : V/U tenang, PPV (-)

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
 Hb : 12,5 g/dl
 Leukosit : 11.200 mm3
 Hematokrit : 35 %
 Trombosit : 420.000 mm3
 PT : 19.9 detik
 APTT : 30.6 detik
 HbsAg : (-)
 Benda Keton : +3
 Protein urine : +1
 Feses : Warna kemerahan, konsistensi cair, lender(+), darah (+),
eritrosit (+)
USG
CRL : 4,59 cm
Kesan : Janin hidup tunggal intra uterin

Diagnosis
G2P1A0H1, gravid 11-12 minggu + Hiperemesis Gravidarum +
Gastroenteritis akut dengan dehidrasi sedang

Penatalaksanaan
- IVFD RL D5 % + Neurobion + Ka-en mg3 + Pan amin G I 1:1:1:1 20 tpm
- Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
- Inj.Ranitidin 2x1 (IV)
- Inj.Transamin 3x1 ( 24 jam)
- Inj.Ondansentron 3x1 (IV)
- Metronidazole Inf 3 x 500 mg(IV)
- Sucralfat Syr 3x1

Follow Up
Tanggal 30-01-2019 (pukul 15.00)
S : Mencret 3x sejak masuk rawatan
O : TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/m, R: 18 x/m, S: 36,5 oC
Abdomen : BU + , nyeri tekan (+)
Genitalia : V/U tenang, PPV (-)

A : G2P1A0H1, gravid 11-12 minggu + HEG + GEA dehidrasi sedang


P : IVFD RL D5 %+Neurobion+Ka-en mg3 + Pan amin G I 1:1:1:1 20tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
Inj.Ranitidin 2x1 (IV)
Inj.Transamin 3x1 ( 24 jam)
Inj.Ondansentron 3x1 (IV)
Cek feses rutin

Tanggal 31-01-2019 (pukul 08.00)


S : BAB Cair berdarah berkurang, mual berkurang
O : TD: 120/80 mmHg, N: 83 x/m, R: 20 x/m, S: 36,5 oC
Abdomen : BU + normal , supel, nyeri tekan (-)
Genitalia : V/Utenang, PPV (-)

A : G2P1A0H1, gravid 11-12 minggu + HEG + GEA dehidrasi sedang


P : IUFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
Inj.Ranitidin 2x1 (IV)
Metronidazole Inf 3 x 500 mg(IV)
Prognosis
Que ad vitam :Bonam
Que ad fungtionam : Bonam
Que ad sanationam : Bonam
BAB 4

DISKUSI

Pada laporan kasus ini akan dibahas pasien Ny. RM usia 33 tahun,
G2P1A0, hamil 11-12 minggu dengan hiperemesis gravidarum. Pasien
mengeluhkan muntah sejak 3 hari yang lalu disertai darah sebanyak 3 kali sehari
dengan volume kurang lebih ½ gelas setiap kali muntah, mual dan muntah
semakin bertambah berat bila setelah makan dan minum. Sebelumnya muntah
berisi apa yang dimakan. BAB Cair lebih dari 20 x sejak 3 hari yang lalu disertai
lender dan darah. Pasien merasakan lemas dan nafsu makan menurun.
Riwayat Haid Pertama kali haid saat berusia 13 tahun, teratur, durasi haid
7 hari, siklus 30 hari, HPHT 11 November 2018. Riwayat Kehamilan Gravida (2),
Partus (1), Abortus (0), Hidup (1). Pasien memeriksakan kehamilannya di bidan 3
kali, belum mendapatkan imunisasi TT.
Pada kasus ini, pasien didiagnosis dengan hiperemesis gravidarum karena
berdasarkan anamnesis pada pasien ini ditemukan adanya gejala mual dan muntah
yang berat, dimana keluhan tersebut sampai menggangu aktivitas sehari-hari
sampai pekerjaanya. Muntah tersebut juga menimbulkan komplikasi dehidrasi
karena kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, tekanan darah
130 / 80 mmHg, nadi 90 x / menit, frekuensi pernapasan 20x / menit, teratur, suhu
36,5 0C, mata cekung (+/+).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan
sampai umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang begitu hebatnya
sehingga segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat
badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin.1-4
Secara klinis hiperemesis gravidarum di bedakan atas 3 tingkatan, yaitu:
Tingkat I : Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung
dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat II : Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan,
haus hebat, subfebril, nadi cepat dan > 100 – 140x/ menit,tekanan darah sistolik <
80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam
urin, dan berat badan cepat menurun. Tingkat III : terjadi gangguan kesadaran
(delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.1,2,3
Tanda kehamilan yang didapat pada anamnesis penderita ini adalah adanya
riwayat telat haid sejak tanggal 11 November 2018, pasien sudah melakukan tes
kehamilan dengan hasil yang positif.
Pasien dimasukan dalam hiperemesis gravidarum tingkat I, karena muntah
semakin berat, penderita tampak lemah dan mata cekung. Namun dalam
penegakan diagnosis ini perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin, kimia urin,
elektrolit, gula darah dan USG.
Penatalaksanaan hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi rehidrasi dan
koreksi elektrolit, isolasi, terapi nutrisi, terapi dengan obat-obatan, dan
psikoterapi. Terapi cairan dilakukan untuk mengatasi dehidrasi dengan pemberian
cairan rehidrasi. Umumnya kehilangan air dan elektrolit diganti dengan cairan
isotonik, misalnya Ringer Laktat, ringer asetat atau normal salin. Cairan yang
digunakan untuk memperbaiki keadaan pasien ini adalah kristaloid yaitu Ringer
Laktat, dengan pertimbangan bahwa pada pasien terjadi penurunan volume cairan
intravaskuler dan kecenderungan defisit cairan intraseluler dan interstisial.
Resusitasi dikatakan adekuat bila terdapat parameter seperti tekanan darah arteri
rata-rata 70-80 mmHg, denyut jantung kurang dari 100x per menit, ekstremitas
hangat dengan pengisian kapiler baik, susunan saraf pusat baik, produksi urine
baik 0.5-1 ml
Pada pasien ini diberikan terapi obat-obatan antara lain Ceftriaxone
ranitidine ,transamin ,ondansentron , dan metronidazole.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S,Wiknjosastro H. 2007. Hiperemesis Gravidarum. Dalam:


Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Hal 814-818.
2. Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis Gravidarum. Dalam: Sinopsis
Obstetri. Jakarta: EGC. Hal 141-142.
3. Tim Obsgin RSUD Ulin- FK UNLAM. 2008. Hiperemesis Gravidarum.
Dalam: Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi. Banjarmasin:
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUD ULIN – FK UNLAM
Banjarmasin. Hal 51-52.
4. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available from:
http://www.emedicine.com (Accesed : 30 Januari 2019).

Anda mungkin juga menyukai