Anda di halaman 1dari 8

MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PROSES


(PROCESS COSTING)

A. KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES


Dalam konsep ini, metode harga pokok proses lanjutan memperhitungkan harga pokok
persediaan produk dalam proses awal periode. Harga pokok persediaan produk dalam proses
yang dihitung harga pokoknya pada akhir periode akan menjadi harga pokok persediaan produk
dalam proses awal periode dalam departemen produksi yang bersangkutan. Harga poko
persediaan produk dalam proses awal periode ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan
harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Persediaan Produk Dalam Proses Awal
Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode
akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya. Produk dalam
proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari periode
sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang
dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan
demikian, jika dalma periode sekarang dihasilkan produk selesai yang ditransfer ke gudang atau
ke departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal
akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut.
Adanya tambahan bahan baku ini akan mempunyai pengaruh dalam penentuan harga pokok
produk. Untuk memberikan gambaran mengenai pangaruh adanya persediaan produk dalam
proses awala periode terhadap penentuan harga pokok produk dalam metode harga poko proses.
Misalnya, pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100 kg yang harga
pokoknya sebesar Rp 1000/kg. dalam periode tersebut terjadi pembelian bahan baku sebanyak
400 kgdengan harga Rp 1.200 per kg. jika pada akhir periode ternyata diketahui jumlah bahan
baku yang dipakai sebanyak 250 kg, timbul masalah harga pokok yang mana yang akan
digunakan untuk menghargai bahan baku yang dipakai tersebut.
Jika digunakan metode FIFO, maka perhitungan harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam periode tersebut disajikan sebagai berikut.
Persediaan bahan baku awal 100 kg x Rp Rp 100.000
1.000
Pembelian bahan baku selama 400 kg x Rp Rp 480.000
periode 1.200

1
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

Jumlah bahan baku yang tersedia Rp 580.000


untuk dipakai
Harga pokok bahan baku yang dipakai
selama periode yang ditentukan atas
dasar metode FIFO adalah :
100 kg x Rp 1.000 Rp 100.000
150 kg x Rp 1.200 Rp 180.000
Rp 280.000
Persediaan bahan baku pada Rp 300.000
akhir periode

a. Metode harga pokok rata-rata tertimbang (average cost method)


Dalam metode ini, harga pokok persediaan produk (HPP) dalam proses awal ditambahkan
kepada biaya produksi sekarang, dan jumlahnya kemudian dibagi dengan unit ekuivalensi produk
untuk mendapatkan harga pokok rata-rata tertimbang. Harga pokok rata-rata tertimbang ini
kemudian digunakan untuk menentukan harga pokok produk jadi yang ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudangn dengan cara mengalikannya dengan jumlah kuantitasnya. Berikut
contoh penggunaan metode AVERAGE.
Contoh:
PT Danaku memproduksi produk melalui dua departemen produksi, Departemen 1 dan
departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2018 di kedua departemen
tersebut disajikan sebagai berikut.
Departemen 1 Departemen 2
DATA PRODUKSI
Produk dalam proses awal
BBB 100%, BK 40% 4,000.00 -
BTK 20%, BOP 60% - 6,000.00
Dimasukan dalam proses bulan ini 40,000.00 -
Unit yg ditransfer ke Dept. 2 35,000.00 -
Unit yg diterima dari Dept. 1 - 35,000.00
Produk yg ditransfer ke gudang - 38,000.00
produk dalam proses akhir
BBB 100%, BK 70% 9,000.00 -
BTK 40%, BOP 80% - 3,000.00
WIP awal
Harga pokok dari Dept. 1 - 11,150,000.00
BBB 1,800,000.00 -
BTK 1,200,000.00 1,152,000.00
BOP 1,920,000.00 4,140,000.00
Biaya Produksi
BBB 20,200,000.00 -
BTK 29,775,000.00 37,068,000.00

2
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

BOP 37,315,000.00 44,340,000.00


Berdasarkan data diatas, yang harus dihitung pertama kali adalah sebagai berikut.
a) Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Satu Departemen (Dept. 1)
Dalam departemen produksi pertama, biaya yang harus diperhitungkan dalam penentuan
harga pokok produk adalah biaya perode sebelumnya ditambah dengan biaya periode sekarang,
kemudian dihitung rata-ratanya dengan cara membagi jumlah tersebut dengan unit ekuivalensi
unsur biaya yang bersangkutan. Harga pokok per unit kemudian dikalikan dengan jumlah unit
produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya untuk menghitung total harga pokok
produk selesai tersebut. Harga pokok per unit juga digunakna untuk menghitung harga pokok
persediaan produk dalam proses pada akhir periode. Rumus nenghitung harga pokok per unit
produk departemen pertama dengan metode average adalah sebagai berikut.
BBB periode awal+ BBB periode sekarang
1. Biaya bahanbaku ( BBB ) per unit=
unit ekuivalensi biaya bahan baku
BTK periode awal+ BTK periode sekarang
2. Biaya btenagakerja ( BTK ) per unit =
unit ekuivalensi biayatenaga kerja
BOP periode awal+ BOP periode sekarang
3. Biaya overhead pabrik ( BOP ) per unit =
unit ekuivalensi biayaoverhead pabrik
Berdasarkan rumus diatas maka biaya produksi per satuan yang dihasilkan oleh departemen
1 dalam bulan januari 2018 PT Danaku adalah sebagai berikut.
1.800.000+ 20,200.000
1. Biaya bahanbaku ( BBB ) per unit=
44000
1.800 .000+29.775 .000
2. Biaya btenaga kerja ( BTK ) per unit 2
41300
1.920 .000+37.315 .000
3. Biaya overhead pabrik ( BOP ) per unit =
41300
Atas dasar perhitungan biaya produksi per satuan yang dihasilkan oleh departemen 1 dalam
bulan januari 2018 PT Danaku diatas, maka dapat diketahui harga pokok produk selesai yang
ditransfer oleh departemen 1 ke departemen 2 dan harga pokok persediaan produk dalam proses
di departemen 1 pada akhir bulan januari 2018 sebagai berikut.
Harga Pokok Produk (HPP) selesai yang ditransfer ke Dept. 2
35.000 units @ Rp 2.200 - 77,000,000.00
Harga pokok Persediaan produk dalam proses (WIP) Akhir
BBB 100% x 9.000 units x Rp 500 4,500,000.00
BTK 70% x 9.000 units x Rp 750 4,725,000.00
BOP 70% x (.000 units x Rp 950 5,985,000.00

3
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

15,210,000.00
Jumlah Biaya Produksi yang Dibebankan dalam Dept. 1 92,210,000.00

Maka laporan biaya produksi departemen 1 dengan metode average tampak sebagai berikut
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN 1
BULAN JANUARI 2018
Data Produksi
WIP awal 4,000.00
Dimasukkan dalam proses 40,000.00
jumlah produk yang diolah dalam bulan april 44,000.00
produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 35,000.00
WIP akhir 9,000.00
Jumlah produk yang dihasilkan 44,000.00
Biaya yang dibebankan dalam Dept. 1 total unit
BBB 22,000,000.00 500.00
BTK 30,975,000.00 750.00
BOP 39,235,000.00 950.00
Jumlah biaya yang dibebankan 92,210,000.00 2,200.00
Perhitungan biaya
HPP selesai yg ditransfer ke Dept 2
35.000 units @ Rp 2.200 - 77,000,000.00
Harga pokok Persediaan produk dalam proses (WIP) Akhir
BBB 100% x 9.000 units x Rp 500 4,500,000.00
BTK 70% x 9.000 units x Rp 750 4,725,000.00
BOP 70% x (.000 units x Rp 950 5,985,000.00
15,210,000.00
Jumlah Biaya Produksi yang Dibebankan dalam Dept. 1 92,210,000.00

b) Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang Dua Departemen (Dept. 2)


Harga pokok produk (HPP) yang dihasilkan oleh departemen 2merupakan harga pokok
komulatif yaitu penjumlahan harga pokok dari departemen 1 dengan biaya produksi yang
ditambahkan dalam departemen yang bersangkutan. Berikut rumus perhitungan harga pokok per
unit produk atau HPP per unit departemen kedua dengan metode average.
HPP per satuan yang dibawa dari departemen 1
1.

HPP awal Departemen1+ HPP yg ditransfer dari Dept 1 dalam periode sekaran
HPP per unit dari Dept .1=
WIP awal+ produk yg ditransfer dari Dept 1dalam periode sekarang
HPP per satuan yang ditambahkan ke departemen 2

4
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

BBB periode awal+ BBB periode sekarang


2. Biaya bahanbaku ( BBB ) per unit=
unit ekuivalensi biaya bahan baku
BTK periode awal+ BTK periode sekarang
3. Biaya btenagakerja ( BTK ) per unit =
unit ekuivalensi biayatenaga kerja
BOP periode awal+ BOP periode sekarang
4. Biaya overhead pabrik ( BOP ) per unit =
unit ekuivalensi biayaoverhead pabrik
5. Total Haga pokok produksi per satuan = (1) + (2) + (3 )+ (4)
Atas dasar perhitungan diatas, maka dapat dihitung harga pokok komulatif per satuan
produk yang dihasilkan oleh departemen 2 sebagai berikut.
HPP per satuan yang dibawa dari departemen 1
Rp 11.150 .000+ Rp77.000 .000
1. HPP per unit dari Dept .1=
( 100 x 38.000 )+(100 x 3.000)
HPP per satuan yang ditambahkan ke departemen 2
1.152.000+ 37.068.000
2. Biaya btenagakerja ( BTK ) per unit =
( 100 x 38.000 ) +( 40 x 3000)
4.140 .000+44.340 .000
3. Biaya overhead pabrik ( BOP ) per unit =
(100 x 38.000 ) +( 80 x 3000)
4. Total Haga pokok produksi per satuan = (1) + (2) + (3 )+ (4)
Dari hasil perhitungan harga pokok produksi per satuan diatas, maka dapat dihitung harga
pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses
di departemen 2 pada akhir bulan januari 2018 sebagai berikut.
Harga Pokok Produk (HPP) selesai yang ditransfer ke gudang
38.000 units @ Rp 4.325 - 164,350,000.00
Harga pokok Persediaan produk dalam proses (WIP) Akhir
yang berasaldari Dept. 1 = 3000 units x Rp 2.150 6450000
Yang ditambahkan ke Dept. 2 =
BTK 40% x 3.000 units x Rp 975 1,170,000.00
BOP 78% x (3.000 units x Rp 1200 2,880,000.00
10,500,000.00
Jumlah Biaya Produksi yang Dibebankan dalam Dept. 2 174,850,000.00

Maka laporan biaya produksi departemen 2 bulan januari 2018 dengan metode average tampak
sebagai berikut
LAPORAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN 2
BULAN JANUARI 2018
Data Produksi

5
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

WIP awal 6,000.00


iterima dari departemen 1 35,000.00
jumlah produk yang diolah dalam bulan april 41,000.00
produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 38,000.00
WIP akhir 3,000.00
Jumlah produk yang dihasilkan 41,000.00
Biaya yang dibebankan dalam Dept. 2 total per Kg
Biaya yang berasal dari departemen 1 88,150,000.00 2,150.00
Biaya yang ditambahkan de Dept. 2
BTK 38,220,000.00 975.00
BOP 48,480,000.00 1,200.00
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Dept. 2 174,850,000.00 4,325.00
Perhitungan biaya
HPP selesai yg ditransfer ke gudang 38.000 units @ Rp 4.325 164,350,000.00
Harga pokok Persediaan produk dalam proses (WIP) Akhir -
yang berasal dari Dept. 1 6,450,000.00
Yang ditambahkan dalam Dept. 2 4,725,000.00
BTK 1,170,000.00
BOP 2,880,000.00
10,500,000.00
Jumlah Biaya Produksi yang Dibebankan dalam Dept. 1 174,850,000.00

6
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

SOAL EVALUASI
Soal ini untuk dikerjakan mahasiswa dengan anka belang NIM genap
1. Menghitung unit ekuivalensi produksi PT Reksaka
PT Reksaka menggunakan metode average dalam proses costing, Aktivitas pada Departemen
A selama bulan Januari sebagai berikut.
 Unit yang ditransfer Ke Dept B sebesar 80.000
 Unit yang telah selesai 4000
 WIP (10.000 unit) dengan tingkat penyelesaian Bahan Baku 100%, biaya konversi 60%
Hitung Ekuivalen Produksi PT Reksaka di Departemen A selama Bulan Januari
menggunakan metode average
2. Buatlah laporan biaya produksi departemen 1 berdasarkan data PT Panpan dengan
menggunakan Metode Average
unit
WIP awal dengan tingkat penyelesaian
(BB 100% ; biaya konversi 75%) 10,000
produk yang mulai di proses 70,000
Ditransfer Ke Barang Jadi 65,000
Produk jadi yang di transfer ke Gudang 2,000
WIP akhir dengan tingkat penyelesaian
(BB 100% ; biaya konversi 40%) 13,000

cost
WIP awal
bahan Baku 2,000
Tenaga Kerja Langsung 3,000
BOP 1,000
6,000
ditambahkan selama periode berjalan
Bahan baku 50,000
Tenaga Kerja Langsung 170,000
BOP 80,000
300,000
3. Buatlah laporan biaya produksi departemen 1 dan departemen 2 berdasarkan data PT Chain
dengan menggunakan Metode Average, dengan data dibawah ini.
UNIT DEPT 1 DEPT 2
WIP awal :
dengan tingkat penyelesaian dept 1
BB 100% ; biaya konversi 20% 6,000

7
MODUL KELAS TUTOR AKUNTANSI BIAYA

dengan tingkat penyelesaian Dept 2


BB 100% ; biaya konversi 70% 8,000
Mulai diproses pada periode produksi 45,000
diterima dari Dept 1 42,000
di transfer ke finished Good 44,000
Selesai dan masih di Gudang 1,000
WIP akhir :
Dept 1 dengan tingkat penyelesaian
bahan baku 100 % ; biaya konversi 75% 9,000
Dept 2 dengan tingkat penyelesaian
bahan baku 100 % ; biaya konversi 40% 5,000
BIAYA DEPT 1 DEPT 2
WIP awal dari dept sebelumnya 57,720
bahan Baku 8,000
Tenaga kerja langsung 5,000 18,000
BOP 3,000 8,000
16,000 83,720
BIAYA DEPT 1 DEPT 2
ditambahkan selam periode berjalan
Bahan baku 200,000
Tenaga Kerja langsung 100,000 150,000
BOP 90,000 120,000
390,000 270,000

Anda mungkin juga menyukai