Anda di halaman 1dari 16

ASURANSI

Adelia Widayati 175020207111035


Achmad Najib Aridly 175020207111038
Igam Marendra S.I. 175020201111043
DEFINISI ASURANSI
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246 :
“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.”

B. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian


“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”
ASAS PADA ASURANSI
1. Asas Indemnitas (Indemnity) 2. Asas Insurable Interest 3. Asas Kejujuran
(Kepentigan yang dapat
Perjanjian asuransi mempuyai diasuransikan) Tidak dipenuhinya asas ini akan
tujuan utama dan spesifik yaitu menyebabkan adanya cacat
untuk memberi suatu ganti rugi Setiap pihak yang ingin kehendak, sebagaimana
kepada pihak tertanggung oleh mengadakan perjanjian asuransi, ketentuan-ketentuan dasar yang
pihak penanggung sesuai dengan harus mempunyai kepentingan diatur oleh pasal 1320-1329 KUH
besarnya kerugian. yang dapat diasuransikan, Perdata. Bagaimanapun itikad baik
maksudnya bahwa pihak merupakan satu dasar utama dan
Contoh: tertanggung mempunyai kepercayaan yang melandasi setiap
Harga pasar kendaraan sebesar 100 keterlibatan dengan suatu perjanjian dan hukum pada
juta rupiah, diasuransikan sebesar peristiwa yang belum pasti dasarnya juga tidak melindungi
100 juta rupiah. terjadinya dan yang bersangkutan pihak yang beritikad buruk.
menjadi menderita kerugian.

Asas ini juga diatur dalam KUH


Dagang pasal 250 dan 268
ASAS PADA ASURANSI
4. Asas Subrogasi Bagi Penanggung (subrogation) 5. Asas Contribution ( kontribusi )
• Mengatur dalam hal seorang Penanggung telah Mengasuransikan harta benda yang sama pada
menyelesaikan pembayaran ganti-rugi yang diderita oleh beberapa perusahaan asuransi. Namun bila
Tertanggung, maka secara otomatis hak yang dimiliki terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan
Tertanggung untuk menuntut pihak ketiga yang maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
menimbulkan kerugian dan atau kerusakan tersebut beralih Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila kami
ke Penanggung. telah membayar penuh ganti rugi yang menjadi
hak Anda, maka kami berhak menuntut
• Pada prinsip Indemnitas tidak membenarkan pihak perusahaan-perusahaan lain yang terlibat suatu
Tertanggung mengambil keuntungan dari adanya suatu pertanggungan (secara bersama-sama menutup
kerugian yang dijamin oleh polis.Jika Tertanggung asuransi harta benda milik Anda) untuk
mempunyai hak untuk memperoleh penggantian dari pihak membayar bagian kerugian masing-masing yang
ketiga berkenaan dengan suatu kerugian yang dijamin oleh besarnya sebanding dengan jumlah
polis, berarti ada 2 sumber ganti rugi yang dimiliki oleh pertanggungan yang ditutupnya.
Tertanggung, yaitu : Perusahaan Asuransi dan Pihak Ketiga
yang menimbulkan kerugian/kerusakan tersebut.
ASAS PADA ASURANSI

6. Asas Proximate Cause ( kausa proksimal )

Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami


musibah atau kecelakaan, pihak penanggung akan mencari
sebab-sebab yang aktif dan efisien. Suatu prinsip yang
digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan
efisien adalah: “Unbroken Chain of Events” yaitu suatu
rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus.
SEJARAH ASURANSI

ASURANSI SUDAH ADA SEJAK


KERAJAAN ROMAWI
Perkembangan asuransi dilihat dari sejarahnya
secara global bermula sejak masa kerajaan Romawi
pada masa pemerintahan raja Alexander Agung.
Semula asuransi masih sangat sederhana dan
belum memiliki mekanisme canggih seperti
sekarang. Dahulu konsep asuransi lebih mengarah
pada aktivitas patungan yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk membantu anggotanya
ketika ada yang sakit atau meninggal dunia.
Bantuan tersebut berbentuk uang yang diberikan
secara langsung kepada yang bersangkutan.
SEJARAH ASURANSI

Sejarah Asuransi di Indonesia


SEJARAH ASURANSI
ASURANSI KERUGIAN
• Asuransi Kerugian, Tujuan Awal untuk Proteksi Bisnis
Pemerintah Kolonial Belanda
Pertama kali pemerintah kolonial Belanda
mendirikan perusahaan asuransi kerugian di sektor
perdagangan dan perkebunan yang bernama Bataviasche
Zee End Brand Asrantie Maatschappij pada tahun 1843.
Asuransi tersebut mengcover segala risiko yang
diakibatkan oleh kebakaran dan risiko pengangkutan
komoditas. Kemudian pada tahun 1853 menyusul
berdirinya perusahaan asuransi kerugian yang bernama
N.V. Assurantie Mij Nederlansche Lloyd dan asuransi
kerugian Assurantie Mij Langeyeld Schroeder dan
Assurantie Mij Blom van der Aa.
SEJARAH ASURANSI Asuransi Jiwa, Cikal Bakal
Perusahaan Asuransi
di Indonesia
Selain asuransi kerugian (asuransi perdagangan dan kebarakan) pada
masa penjajah juga sudah didirikan asuransi jiwa. Yang pertama kali yaitu
Foto Para Anggota Nilmij Nederlansche Indische Levensverzekering en Lijfrente Maatschappij (NILMIJ) pada
tahun 1859.
Selaras dengan semakin menguatnya kesadaran nasional bangsa
Indonesia yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, maka di
Indonesia bermunculan perusahaan-perusahaan asuransi karya anak bangsa
seperti:
• O.L Mij Boemi Poetra (1912) yang sekarang terkenal dengan nama Asuransi Jiwa
Bersama Bumiputera. O.L Mij Boemi Poetra diprakarsai oleh R.W. Dwidjosewajo
bersama kedua temannya M. Karto Hadi Soebroto dan M. Adimidjojo.
• De Bataviasche Onderlinge Levensverzekerings Maatschappij
• V. Indonesia
• De Onderlinge Levensverzekerings Maatschappij Djawa
SEJARAH ASURANSI Asuransi Zaman Modern
di Indonesia
Di era 1980-an, adalah titik awal munculnya asuransi-asuransi modern
di Indonesia. Beberapa diantaranya yang masih eksis sampai sekarang adalah AIA
Financial, Allianz, CIGNA, Avrist AXA Mandiri, Asuransi Sinar Mas, dan Prudential.
Asuransi-asuransi tersebut sudah tidak lagi berfokus pada satu perlindungan
melainkan banyak sekali produk asuransi yang ditawarkan. Bahkan tidak hanya
asuransi beberapa perusahaan tersebut juga menawarkan produk investasi
Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun
2014, pemerintah membuktikan kinerjanya dalam melayani masyarakat
khususnya di bidang proteksi jiwa dengan mendirikan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial yang produknya saat ini menjadi produk asuransi unggulan di
Indonesia yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS saat ini
menggantikan fungsi Askes dan Jamsostek yang berlaku pada periode
sebelumnya.
UNSUR – UNSUR ASURANSI
Unsur asuransi secara terminologi
JENIS & PENGGOLONGAN ASURANSI
Dalam undang-undang hukum dagang pasal 247 terdapat 5 macam asuransi :

1. Asuransi Kerugian
2. Asuransi Jiwa
Pada KUHD pasal 246 adalah 3. Asuransi Campuran
suatu perjanjian timbal-balik antara Asuransi jiwa dalam arti luas meliputi
penanggung dan tertanggung, semua perjanjian tentang pembayaran
dimana tertanggung mengikatkan diri sejumlah uang pokok (capital) atau bunga, • Asuransi jiwa bersama dan
untuk membayar uang premi, yang didasarkan atas kemungkinan hidup segala ragamnya
sedangkan penanggung mengikatkan atau matinya seseorang (pasal 308) dan • Asuransi kecelakaan diri
diri untuk memberikan penggantian oleh karena itu pembayaran uang premi (pribadi).
kepada tertanggung karena suatu atau kedua- duanya bagi segala jenis
kerugian, kerusakan, atau kehilangan (asuransi jiwa) digantungkan pada hidup
keuntungan yang diharapkan, yang dan matinya satu atau beberapa orang
mungkin akan dideritanya karena tertentu
suatu peristiwa tak tentu.
JENIS & PENGGOLONGAN ASURANSI 5. Asuransi syariah
Dalam undang-undang hukum dagang pasal 247 terdapat 5 macam asuransi : untuk dapat melihat terjadinya dan cara
mengadakan asuransi kita dapat melihat
4. Asuransi Sosial pasal 225 KUHD yang berbunyi sebagai
berikut :
Di Indonesia dewasa ini ruang lingkup atau jenis-jenis asuransi
sosial masih terbatas yaitu berupa: “Apabila penunjukan cek, pembuatan protes
• Asuransi sosial pegawai negeri sipil; atau pernyataan sepadan dengan protes itu
• Dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpan; dalam tenggang waktu yang diharuskan
• Dana kecelakaan lalu lintas jalan; tidak dapat dilangsungkan karena suatu
• Pemeliharaan kesehatan pegawai negeri sipil dan penerimaan halangan yang tak dapat diatasi (ketentuan
pensiun beserta anggota keluarganya undang-undang dari sesuatu negara atau
Asuransi sosial angkatan bersenjata republik Indonesia (ASABRI) keadaan lain yang memaksa), maka
• Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tenggang waktu itu harus diperpanjang.”

Dari bunyi pasal 225 KUHD diatas, maka


dapat ditentukan bahwa semua asuransi
harus dibentuk secara tertulis dengan suatu
akta yang dinamakan polis.
PENGGOLONGAN ASURANSI

1. Menurut Sifat Pelaksanannya


o Asuransi sukarela ( Voluntary Insurance )
o Asuransi wajib

2. Menurut jenis usaha Perasuransian


Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian jenis usaha
perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
 Asuransi kerugian
 Asuransi Jiwa (life insurance)
 Reasuransi (reinsurance)
BERAKHIRNYA ASURANSI

Asuransi
Karena Gugur
Terjadi
Evenemen
Jangka
Waktu Asuransi
Berakhir Dibatalkan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai