Anda di halaman 1dari 5

1.

Sejarah dan Perkembangan Asuransi

Dengan mempelajari sejarah asuransi kemungkinan besar akan dengan mudah memilih
asuransi terbaik sesuai dengan kebutuhan kita. Karena tidak mungkin suatu peristiwa tidak
memiliki keterkaitan dengan peristiwa terdahulu, oleh karena itu sebenarnya kredibilitas atau
kualitas sebuah perusahaan asuransi juga dapat dikenali melalui latar sejarahnya.

Mengetahui sejarah asuransi akan membuat Anda jeli jika belakangan ini banyak
bermunculan aneka ragam produk asuransi yang ditawarkan sehingga bisa memilih produk
yang sesuai dengan kebutuhan. Fenonema tersebut bisa saja membuat rancu bagi yang masih
awam akan produk asuransi sehingga mereka rentan salah dalam membuat alokasi dana untuk
proteksi, investasi atau tabungan biasa.

 Asuransi Sudah Ada Sejak Kerajaan Romawi


Perkembangan asuransi dilihat dari sejarahnya secara global bermula sejak masa
kerajaan Romawi pada masa pemerintahan raja Alexander Agung. Semula asuransi masih
sangat sederhana dan belum memiliki mekanisme canggih seperti sekarang. Dahulu konsep
asuransi lebih mengarah pada aktivitas patungan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
membantu anggotanya ketika ada yang sakit atau meninggal dunia. Bantuan tersebut berbentuk
uang yang diberikan secara langsung kepada yang bersangkutan.

Di Indonesia asuransi bermula sejak kedatangan bangsa Belanda ketika menjajah


Indonesia. Asuransi pada era penjajahan lebih mengarah pada suatu mekanisme untuk
mengamankan aktivitas perdagangan pemerintah kolonial pada sektor perkebunan dan
perdagangan. Dalam rangka mengeksploitir komoditas pemerintah kolonial Belanda membuat
sistem mekanisme jaminan agar bisnis mereka memiliki perlindungan terhadap risiko panen
hingga pengiriman hasil panen tersebut ke negara Belanda.

 Asuransi Kerugian, Tujuan Awal untuk Proteksi Bisnis Pemerintah Kolonial


Belanda
Pertama kali pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan asuransi kerugian di
sektor perdagangan dan perkebunan yang bernama Bataviasche Zee End Brand Asrantie
Maatschappij pada tahun 1843. Asuransi tersebut mengcover segala risiko yang diakibatkan
oleh kebakaran dan risiko pengangkutan komoditas. Kemudian pada tahun 1853 menyusul
berdirinya perusahaan asuransi kerugian yang bernama N.V. Assurantie Mij Nederlansche
Lloyd dan asuransi kerugian Assurantie Mij Langeyeld Schroeder dan Assurantie Mij Blom
van der Aa.

Ternyata tidak berhenti sampai disitu, N.V. Assurantie Mij Nederlansche Llyod kemudian
membuka anak cabang yang berfokus untuk menanggung risiko akibat kebakaran pada tahun
1916 tepatnya pada tanggal 1 September. Anak perusahaan asuransi tersebut bernama Indische
Lloyd yang sampai sekarang namanya masih bisa kita dengar yaitu PT. Lloyd Indonesia. Itulah
cikal bakal asuransi kebakaran pertama kali di Indonesia.

Pada akhirnya satu-satunya perusahaan asuransi yang selamat dari kondisi ekonomi buruk
tersebut adalah O.L Mij Boemi Poetera. Karena namanya masih berbau Belanda, dan orang
Jepang tidak menyukai hal itu maka perusahaan tersebut pada masa penjajahan Jepang berganti
nama menjadi Perseroan Tanggoeng Djiwa Boemi Poetera (PTD Boemi Poetera).

 Asuransi Jiwa, Cikal Bakal Perusahaan Asuransi di Indonesia

Selain asuransi kerugian (asuransi perdagangan dan kebarakan) pada masa penjajah juga sudah
didirikan asuransi jiwa. Yang pertama kali yaitu Nederlansche Indische Levensverzekering en
Lijfrente Maatschappij (NILMIJ) pada tahun 1859.

Selaras dengan semakin menguatnya kesadaran nasional bangsa Indonesia yang ditandai
dengan berdirinya Budi Utomo pada tahun 1908, maka di Indonesia bermunculan perusahaan-
perusahaan asuransi karya anak bangsa seperti:

 O.L Mij Boemi Poetra (1912) yang sekarang terkenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera. O.L Mij Boemi Poetra diprakarsai oleh R.W. Dwidjosewajo bersama kedua
temannya M. Karto Hadi Soebroto dan M. Adimidjojo.

 De Bataviasche Onderlinge Levensverzekerings Maatschappij

 V. Indonesia

 De Onderlinge Levensverzekerings Maatschappij Djawa

 Asuransi Pasca Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka terdapat peristiwa-peristiwa penting dalam dunia asuransi yang
ditandai dengan banyaknya nasionalisasi perusahaan asuransi asing serta pendirian dan
penggabungan perusahaan asuransi baru. Yang paling terkenal adalah peristiwa nasionalisasi
perusahaan asuransi belanda NV Assurantie Maatschappij de Nederlandern dan Bloom Vander
EE menjadi PT. Asuransi Bendasraya. Selain itu perusahaan asuransi De Nederlanden Van
(1845) juga dinasionalisasikan menjadi PT. Asuransi Jiwasraya.

Kemudian PT Asuransi Bendasraya dan PT Umum Internasional Underwriters (PT UIU)


digabungkan menjadi satu dan berubah menjadi PT. Asuransi Jasa Indonesia yang familiar
dengan nama Asuransi Jasindo. Selain penggabungan tersebut, pemerintah era kemerdekaan
membentuk asuransi-asuransi baru lainnya guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Diantara
asuransi produk era pasca kemerdekaan adalah:

 Perum Asabri

 Jamsostek

 Perum Taspen

 Asuransi Jasa Raharja

 Asuransi Zaman Modern di Indonesia


Di era 1980-an, adalah titik awal munculnya asuransi-asuransi modern di Indonesia.
Beberapa diantaranya yang masih eksis sampai sekarang adalah AIA Financial, Allianz,
CIGNA, Avrist AXA Mandiri, Asuransi Sinar Mas, dan Prudential. Asuransi-asuransi tersebut
sudah tidak lagi berfokus pada satu perlindungan melainkan banyak sekali produk asuransi
yang ditawarkan. Bahkan tidak hanya asuransi beberapa perusahaan tersebut juga menawarkan
produk investasi.

Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada tahun 2014, pemerintah
membuktikan kinerjanya dalam melayani masyarakat khususnya di bidang proteksi jiwa
dengan mendirikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang produknya saat ini menjadi
produk asuransi unggulan di Indonesia yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS saat ini menggantikan fungsi Askes dan Jamsostek yang berlaku pada periode
sebelumnya.

2. 4 Unsur Asuransi Secara Terminologi yang Harus Diketahui


I. Insured (Pihak Tertanggung)
Definsi dari unsur yang pertama ini adalah, seseorang atau badan atau organisasi yang
berjanji untuk membayar sejumlah uang (disebut premi) kepada pihak penanggung.
Pembayaran ini bisa dilakukan secara berturut-turut (diangsur) atau sekaligus tunai. Yang
selanjutnya dengan membayar premi ini maka pihak insured akan mendapatkan hak
mendapatkan klaim asuransi. Bersama dengan hak tersebut melekat juga kewajiban untuk tetap
membayar premi sesuai dengan kesepakatan.
II. Insure (Pihak Penanggung)
Sesuai dengan definisinya, maka unsur yang kedua ini adalah badan atau lembaga, atau
organisasi tertentu yang dalam skema perjanjian akan membayarkan sejumlah uang (bisa
disebut sebagai uang santunan atau penggantian) baik secara berangsur-angsur ataupun secara
tunai (sekaligus), kepada pihak pertama apabila terjadi sesuatu hal yang terjadi sesuai dengan
apa yang diperjanjikan. Hak insure adalah mendapatkan pembayaran premi. Sedangkan
kewajibannya adalah membayar sejumlah uang sesuai klaim yang ada dalam skema perjanjian.
III. Objek Asuransi
Unsur yang ketiga ini meliputi antara lain : benda, beserta hak dan atau kepentingan yang
melekat pada benda tersebut, hal yang terkait dengan nyawa, bagian tubuh (termasuk
kesehatan) serta lainnya yang termasuk dalam objek asuransi sesuai dengan yang dijanjikan
pihak insure (uang pensiun, pendapatan bulanan serta lainnya). Dimana
pihak insuredmembayar uang premi dengan tujuan bebas dari risiko kerusakan, kehilangan,
serta kerugian lainnya.

IV. Peristiwa Asuransi


Secara definitif unsur keempat ini bisa dijabarkan sebagai satu peristiwa tidak pasti
(evenement) yang mengancam objek asuransi, dan didalamnya terjadi persetujuan antara
pihak insure dan insured sehingga menjadi satu perbuatan hukum berupa kesepakatan antara
kedua belah pihak.

Keempat unsur ini membentuk satu hal yang disebut sebagai hubungan asuransi, yang
didalamnya didasari atau dasar hubungan sukarela antara kedua belah pihak untuk saling
memenuhi hak dan kewajiban masing-masing.

Contoh Kasus:

Si A telah mengikuti sebuah Program Asuransi Kesehatan yang jadi produk sebuah
perusahaan asuransi tertentu. Setiap bulan, Si A harus membayar premi sesuai dengan jumlah
yang disepakati, kepada pihak perusahaan Asuransi tersebut. Hingga pada suatu ketika, si A
menderita satu penyakit yang mengharuskannya untuk dioperasi.

Untuk menjalankan operasi tersebut, estimasi biaya yang harus dikeluarkan berkisar
antara 50-60 an juta. Sebagai peserta Asuransi Kesehatan, si A mengajukan klaim kepada pihak
perusahaan asuransi dimana dia mengikuti programnya. Berikutnya pihak perusahaan asuransi
akan meneliti sesuai dengan skema perjanjian pengajuan klaim yang ada, dan selanjutnya ke
tahap pencairan dana.

Dana yang cair tentu akan sesuai dengan skema perjanjian, bisa diberikan
secara cash atau tunai, juga bisa berupa pertanggungan biaya operasi serta pengobatan. Untuk
skema yang kedua biasanya pihak perusahaan asuransi tidak memberikan dalam bentuk tunai.

Anda mungkin juga menyukai