Anda di halaman 1dari 5

METODOLOGI PENELITIAN

POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING

Dosen Pengampu : Dr. Agung Yuniarinto, Se., MSi., CMA.

DISUSUN OLEH:

1. Achmad Najib Aridly 175020207111038

KELAS : BB

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
Populasi

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sedangkan Menurut Margono
(2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Jenis populasi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Populasi terbatas (definite)

yaitu objek penelitiannya dapat dihitung, seperti luas sawah, jumlah ternak,
jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.

2) Populasi tak terbatas (infinite)

yaitu objek penelitian yang mempunyai jumlah yang tak terbatas, atau sulit
dihitung jumlahnya; seperti pasir di pantai.

Sampel

sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa
sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi betul-betul representatif (mewakili).

Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling


pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
Probability sampling. Perinciannya sebagai berikut :

A. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan


peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi
anggota sampel. Teknik ini meliputi:

1) Simple Random Sampling


Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

2) Proportionate Stratified random sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak


homogen dan berstrata secara proporsional.

3) Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi


berstrata tetapi kurang proporsional.

4) Cluster Sampling (Area Sampling)

Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secra sampling juga.

B. Nonprobability Sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak


memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:

1) Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan


dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi
yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor
1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor
ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan
dari bilangan lima.

2) Sampling Kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai
contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel
yang ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500
orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi
kuota yang ditentukan.

3) Sampling Insidental

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,


yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.

4) Sampling Purposive

Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan


tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok
digunakan pada penelitian kualitatif.

5) Sampling Jenuh

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative
kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

6) Snowball Sampling

Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula


jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu
atau dua orang tetapi dengan dua orang ini belim merasa lengkap terhadap data
yang diberikan maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak
menggunakan purposive dan snowball.
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Nazir. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai