Anda di halaman 1dari 12

Konsep Dasar dan Rancangan Penelitian Kualitatif

Pengampu Mata Kuliah : Dr. Drs. Agung Yuniarinto, MS.

Disusun Oleh :

REZA FAJAR PAMUNGKAS H.P. (175020207111010)


FEBRY PRIMA SANJAYA (175020207111012)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi seperti sekarang ini, ragam penelitian dalam dunia pendidikan kian hari semakin
dikembangkan. Banyak hal- hal baru yang perlu diteliti dan dikaji lebih lanjut. Keanekaragaman budaya,
perkembangan informasi dan teknologi turut andil besar dalam kemajuan zaman seperti sekarang ini.
Dahulu manusia tidak mengenal telepon genggam atau internet. Seiring berjalannya waktu, dengan adanya
riset dan penelitian oleh para ahli teknologi, lahirlah telepon genggam, internet, laptop, tablet, dan perangkat
canggih lainnya. Semua hal ini tak lepas dari yang namanya penelitian.
Seperti yang diketahui ragam penelitian ada banyak sekali dan dapat ditinjau dari beberapa aspek,
namun dalam kajian ini dideskripsikan tentang konsep dasar penelitian kualitatif. Ketika penelitian
kualitatif sedang diperkenalkan kira-kira tahun 1990, pandangan mata peneliti khususnya peneliti muda
memincing ke arah itu. Penelitian kualitatif relatif lebih baru atau muda dibandingkan dengan penelitian
kuantitatif. Tentunya kedua penelitian ini juga memiliki kelemahan, keuntungan ataupun kerugian.
(Arikunto, 2006: 11).
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah, sistematis terhadap bagian- bagian dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan dan mengunakan model-
model matematis, teori-teori dan atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
adalah bagian sentral dalam penelitian ini karena hal ini emberikan hubungan yang fundamental antara
pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Sedangkan penelitian
kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis.
Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan
teori juga dimanfaatkan sebagai gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
penelitian.
Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan menyeluruh (holistik). Peneliti juga
menganalisis kata-kata dan melaporkan pandangan atau opini para informan. Keseluruhan studi
berlangsung dalam latar situasi yang alamiah / wajar (natural setting). Hal ini dimungkinkan karen
penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan
kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda. (Wiria Atmadja, 2008: 8)
Lebih jauh Creswell (1994: 146) menyatakan: Characteristics of a qualitative research problem
are: (a) the concept is immature due to a conspicuous lack of theory and previous research; (b) a notion
that the available theory may be inaccurate, inappropriate, incorrect, or biased; (c) a need exists to explore
and describe the phenomena and to develop theory; or (d) the nature of phenomenon may not be suited to
quantitative measure.
Pernyataan tersebut menginformasikan empat karakteristik masalah dalam penelitian kualitatif,
yaitu: 1) Konsep belum menunjukkan kemantapan sehubungan dengan teori dan penelitian sebelumnya, 2)
Patut diduga bahwa teori yang dikemukakan mungkin tidak akurat, tidak sesuai, salah, atau mengalami
bias, 3) Adanya tuntutan untuk menyelidiki dan menguraikan gejala dalam rangka mengembangkan teori
yang sudah ada. (4) Sifat alami peristiwa tidak cocok jika diukur secara kuantitatif.
Hal-hal di atas menunjukkan betapa tidak sederhananya pola kerja penelitian kualitatif. Kerumitan
akan semakin dirasakan peneliti ketika sampai pada tahap menganalisis data. Diperlukan pemahaman yang
menyeluruh dan mendetil langkah-langkah penelitian. Di samping itu, peneliti harus memiliki penguasaan
prosedur, teknik, dan langkah-langkah penelitian. Termasuk dalam hal ini adalah analisis data.
Tulisan ini secara khusus membahas konsep dasar penelitian kualitatif, yang mengkaji mulai dari
pengertian, prosedur dan tahapan, corak, dimensi-dimensi, tujuan, tahapan, dan data penelitian kualitatif.
Kajian ini cukup penting dikemukakan sebagai landasan awal bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian atau menyusun karya tulis ilmiah khususnya disertasi dalam bentuk penelitian kualitatif.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2. Bagaimana prosedur dan tahapan penelitian kualitatif?
3. Bagaimana corak penelitian kualitatif?
4. Bagaimana dimensi-dimensi penelitian kualitatif?
5. Apa yang menjadi tujuan penelitian kualitatif?
6. Bagaimana tahapan penelitian kualitatif?
7. Bagaimana data penelitian kualitatif?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kualitatif


Moleong (2013: 6) setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi penelitian kualitatif
kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif.
Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dan lain-
lain. secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Sementara itu, Mulyana (2008: 151) mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan
data dan fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian.
Nana Syaodi (2013: 94) menyebutkan bahwa penelitian kualitatif (qualitative research) adalah
suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
social, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah
pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu peneliti membiarkan permasalahan-
permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan
pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil
wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif
berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan
menuntut interpretasi berdasarkan pengalaman sosial.
Sukardi (2013: 19) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian berdasarkan mutu
atau kualitas dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang di desain secara
umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan
metode ilmiah menjadi patokan.
Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia,
dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. (Bungin, 2001: 24)
Misalkan dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang. Rancangan penelitian
kualitatif dalam pendidikan penelitiannya bersifat sementara, karena ketika penelitian berlangsung, peneliti
secara terus menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan proses penelitian dan kenyataan yang terjadi
di lapangan khususnya di dalam dunia pendidikan.
Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan
paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman
individual, makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori
atau pola) atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau orientasi
perubahan) atau keduanya.(Emzir, 2009: 28)
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan atau metode kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:
15) bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
ekperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan menggunakan metode
kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.

B. Tahapan Penelitian Kualitatif


Bahwa prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif. Penelitian
kualitatif biasanya didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpeluang
mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila perencanaan ternyata
tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian mestilah merancang
langkah-langkah kegiatan penelitian. Paling tidak terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif,
yaitu:
1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat,
didengar dan dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya
2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap
pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci
kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang
dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis, bahkan teori
baru. (Sugiyono, 2012: 43)
Secara spesifik, ketiga tahap tersebut dapat di jabarkan dalam tujuh langkah penelitian kualitatif
yaitu: 1) Identifikasi masalah, 2) Pembatasan masalah, 3) Penetapan fokus masalah, 4) Pelaksanaan
penelitian, 5) Pengolahan dan pemaknaan data, 6) Pemunculan teori, dan 7) Pelaporan hasil penelitian.
(Sudjana dan Ibrahim, 2001: 62).
Sementara itu, Danim (2002: 80) mengemukakan bahwa secara garis besar tahapan penelitian
kualitatif adalah:
1. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
2. Mengumpulkan data di lapangan.
3. Menganalisis data.
4. Merumuskan hasil studi.
5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.

C. Corak Penelitian Kualitatif


Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi tujuh tipe utama, yaitu :
phenomenology, ethnography, action research, biography, grounded theory, design and development
research, and case studi and field research.(Jonhson dan Wichern, 2005: 8)
1. Penelitian Etnografi
Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna sosiologi melalui observasi
lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural. Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan
penelitiannya pada suatu masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga memerhatikan pekerjaan,
pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam
pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan tiga jenis
data: kutiapan, uraian, dan kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk: uraian naratif.
2. Penelitian Grounded Theory “Teori Dasar”
Strauss dan Corbin dalam Sugiyono (2012: 191) mendefinisikan grounded theory (tori dasar)
adalah suatu teori yang secara induktif diperoleh dari pengkajian fenomena yang mewakilinya. Menurut
Strauss dan Corbin, penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk membangun teori yang dapat
dipercaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi.
3. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses yang dirancang untuk memberdayakan
semua partisipan dalam proses (siswa, guru, dan peserta didik lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan
praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Penelitian tindakan bertujuan untuk
memberikan konstribusi kepada kepedulian praktis dari orang dalam situasi problematis secara langsung
dan untuk tujuan lebih lanjut dari ilmu sosial secara serempak. (Sugiyono, 2012: 235).
4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (design and development research) adalah salah satu jenis penelitian
pragmatik yang menawarkan suatu cara untuk menguji teori dan memvalidasi parktikyang terus-menerus
dilakukan secara esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara untuk menetapkan prosedur-
prosedur, teknik-teknik, dan peralatan-peralatan baru yang didasarkan pada suatu analisis metodik tentang
kasus-kasus spesifik.
5. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan (Case Studi and field research)
Yin dalam Bungin (2005: 173) menyatakan bahwa studi kasus merupakan suatu inquiry empiris
yang mendalami fenomena dalam kehidupan yang nyata, ketika batas antara fenomena dan konteks tak
tampak dengan jelas (Herdiansyah, 2010:76). Tujuan penlitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk
mempelajari secara instensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit
sosial. Macam-macam penelitian studi kasus, antara lain:
a. Studi kasus intrinsik (intrinsic case study)
Studi kasus ini dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang suatu
kasus tertentu. Studi atau kasus dilakukan karena alasan peneliti ingin mengetahui secara intrinsik
fenomena, keteraturan, dan kekhususan kasus, bukan untuk alasan eksternal lainnya.
b. Studi kasus instrumental (instrumental case study)
Studi kasus instrumental merupakan studi atas kasus untuk alasan eksternal, bukan karena
ingin mengetahaui hakikat suatu kasus tersebut. Kasus hanya dijadikan sebagai sarana untuk
memahami hal lain di luar kasus seperti untuk membuktikan suatu teori yang sebelumnya sudah
ada.
c. Studi kasus kolektif (collective case study)
Studi kasus ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau generalisasi atas fenomena atau
populasi dari kasus-kasus tersebut. Studi kasus kolektif ingin membentuk suatu teori atas dasar
persamaan dan keteraturan yang diperoleh dari setiap kasus yang diselidiki.
6. Biografi
Biogafi (biography) merupakan study terhadap seseorang atau individu yang dituliskan oleh
peneliti atas permintaan individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang bersangkutan. Denzin
dan Lincoln (1994) dalam Herdiansyah (2010: 65) mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang
berdasarkan kepada kumpulan dokumen-dokumen tentang kehidupan seseorang yang melukiskan momen
penting yang terjadi dalam kehidupannya tersebut. Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai
subyek dalam penelitian dapat berupa orang yang masih hidup ataupun orang yang sudah meninggal dunia,
sepanjang data yang relevan dapat diperoleh peneliti dari dokumen yang tersedia.
7. Fenomenologi
Polkinghorne (1989) dalam Herdiansyah (2010: 67) mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah
studi untuk memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman-pengalaman beberapa individu mengenai
konsep tertentu.
Fenomenologi dapat bersifat individu misalnya seseorang mengalami malam lailatul qadar yang
dialami oleh beberapa orang Muslim pada bulan Ramadhan atau seseorang yang mengalami near-death
experiences atau dapat disebut dengan pengalaman terhadap kematian menyatakan bahwa pengalaman
tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa fenomenal sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat
ekstrim yang mendekati kematiannya.
Contoh tersebut merupakan contoh yang bersifat individual yang hanya dialami oleh perseorangan.
Selanjutnya pengalaman yang bersifat masal yaitu misalnya pada saat terjadinya tsunami di Aceh pada
tahun 2004 lalu yang menewaskan ratusan ribu orang.

D. Dimensi-Dimensi Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, metode fenomenologis, metode
impresionistik, dan metode postpositivistic. Adapun karakteristik penelitian jenis ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional atau bottomup). Metode kualitatif sering
digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis
seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating theory, sehingga teori
yang dihasilkan berupa teori substansif.
2. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat peneliti banyak tercurah pada
bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias
menemukan apa yang disebut sebagai fakta fenomenologis.
3. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku. Rancangan penelitian
berkembang selama proses penelitian.
4. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di balik data, untuk menemukan
kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan empiris logis.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data
bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
6. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu dengan memahami secara
mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
7. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak terpisahkan dengan
apa yang diteliti.
8. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung.
9. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta situasi tertentu. (Sudjana
dan Ibrahim, 2001: 11-12)

E. Tujuan Penelitian Kualitatif


Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian kualitatif dalam bidang
pendidikan yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai
bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat
ditentukan upaya penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan
sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi
yang terjadi di lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan
kualitatif. (Sudjana dan Ibrahim, 2001: 15)

F. Data Penelitian Kualitatif


Dalam hubungannya dengan data penelitian kualitatif, Sugiyono, (2012: 226) menyebutkan
terdapat 4 macam teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Menurut S. Margono dalam Zuriah (2009: 173) observasi diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan
pencatatan dilakukan terhadap objek di tempat terjadi, karena penting untuk melihat perilaku dalam
keadaan (setting) alamiah, melihat dinamika, dan gambaran perilaku berdasarkan situasi yang ada.
2. Wawancara/Interview
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Menurut Zuriah (2009: 179) wawancara
ialah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab
secara lisan pula. Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan
wawancara mendalam.
3. Dokumentasi
Menurut Zuriah (2009: 191), dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah penelitian.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data-data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan
dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan
pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan.
Sementara itu, dalam permasalahan teknis analisis data dalam penelitian kualitatif, dapat dilakukan
sebagai berikut:
1. Analisis data sebelum di lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder, yang digunakan
untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan
berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
2. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hak yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (penyajian data)
Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan natar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dala penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam
melakukan display data, selain teks naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring
kerja) dan chart.
c. Conclusion Drawing/verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. (Sugiyono, 2012: 245-252)
BAB III
PENUTUP

Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan
menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
2. Setidaknya terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) Tahap deskripsi atau tahap
orientasi, 2) Tahap reduksi, dan 3) Tahap seleksi.
3. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi lima tipe utama, yaiu : phenomenology,
ethnography, action research, biography, grounded theory, design and development research, and case
studi and field research,
4. Karakteristik penelitian kualitatif antara lain: 1) Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional atau
bottomup), 2) Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi, 3) Penelitian kualitatif
tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku, 4) Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip
fenomenologis, 5) Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak
terpisahkan dengan apa yang diteliti, dan 6) Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan
telah berlangsung.
5. Tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu: 1) Untuk mendeskripsikan suatu proses
kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, 2) Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta,
gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan, dan 3) Menyusun hipotesis berkenaan dengan
konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan.
6. Terdapat 4 macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara,
3) Dokumentasi, dan 4) Trianggulasi. Sedangkan pada analisis datanya dilakukan sebelum di lapangan dan
setelah di lapangan dengan model Miles and Huberman
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam Varian
Kontemporer). Jakarta: Rajawali Press, 2001.
Creswell, John W. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. California: Sage Publications, Inc.,
1994.
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung; Pustaka Setia, 2002.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.
RA., Johnson and Wichern DW. Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey: Prentice
Hall, Englewood Chiffs, 2005.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru, 2001.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPS UPI dan PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Cet. V; Bandung: PT Remaja Rosdakarya dan Program
Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009.

Anda mungkin juga menyukai