Anda di halaman 1dari 68

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


Kampus C- Cimanngis, Jakarta Timur
Telp. 021 – 7244722
E-mail : ftspjayabaya@yahoo.co.id
Website : www.ftspjayabaya.com

MATERI KULIAH

Ir. H. darmadi. mm
01/06/2015

SILABUS TEKNIK PENYEHATAN


Tujuan : Memberikan pengenalan kepada mahasiswa berkaitan dengan Bahan Kuliah
ruang lingkup bidang Teknik Penyehatan.

Silabus : Pendidikan Teknik Penyehatan, adalah pengenalan lingkup


bidang tugas sarjana, ilmu PENYEHATAN dan pengertian ilmu
teknik penyehatan, pengenalan bidang penyediaan air minum,
pengelolaan air limbah, persampahan, teknologi pengelolaan
kualitas PENYEHATAN.

Pustaka : 1. Ehler, Municipal and Engineer, McGraw-Hill, New York,


1965. Oleh :
2. Buku Teknik Penyehatan, Ir. Budi Kamulyan, Msc,
UGM-Yogyakarta, 1986. Ir. H. Darmadi, MM
3. Salvato, Environmental Engineering and Sanitation, John
Wiley.

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU TEKNIK PENYEHATAN BIDANG-BIDANG TEKNIK LINGKUNGAN


Asal usul teknik PENYEHATAN :

KESEHATAN Kesehatan
TEKNIK  Bidang-bidang yang dipelajari :
MASYARAKAT LINGKUNGAN LINGKUNGAN

Bangunan Air

Basah
Teknik Penyehatan
TEKNIK SIPIL air bersih air limbah sampah tanah udara
Bangunan
Gedung
Kering
Jalan dan
 Definisi Lingkungan
Jembatan
a. Sederhana : sekitar seseorang/sesuatu
Rekayasa b. Umum : atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer
Perkotaan

PLANOLOGI
Yang dipelajari air bersih dan air limbah (sumber, karakteristik,
Tata Ruang
pengolahan & sistem penyaluran)

1
01/06/2015

LAHIRNYA REKAYASA/TEKNIK
PENYEHATAN
PENYEHATAN / SANITASI
 Biosfer mempunyai kemampuan untuk menerima, • ialah pengendalian semua faktor dalam
mengasimilasi dan mendaur ulang limbah (contoh self
purification). Namun dengan semakin meningkatnya lingkungan fisik manusia yang
jumlah penduduk dan beragamnya aktivitas manusia
yang berakibat semakin banyak dan kompleksnya
melakukan atau dapat melakukan suatu
limbah, maka kemampuan biosfer menjadi terbatas. efek merugikan atas perkembangan fisik,
 Manusia harus bertanggungjawab. Para ahli membuat
rekayasa (teknik) lingkungan untuk mempertahankan kesehatan dan kelangsungan hidup
kualitas biosfer itu sendiri. manusia  contoh : Air Bersih – Sampah
 Proses rekayasa (teknik) lingkungan umumnya
mengadopsi dari proses alam. – Limbah

PENGERTIAN TEKNIK PENYEHATAN


LINGKUNGAN (Environmental Engineering)

• ialah semua faktor luar, fisik dan biologis Teknik PENYEHATAN adalah :
yang secara langsung berpengaruh pada  Salah satu cabang ilmu teknik yang merekayasa usaha-usaha
ketahanan hidup, pertumbuhan, pengolahan air demi peningkatan kualitas hidup untuk
mencapai kesehatan dan kesejahteraan umat manusia.
perkembangan dan reproduksi organisme.
• LINGKUNGAN HIDUP – ialah kesatuan ruang  Oleh sebab itu dalam teknik penyehatan ini pokok bahasan
dengan semua benda, daya keadaan dan yang akan ditinjau adalah mengenai

makhluk hidup, termasuk di dalamnya a. air bersih atau air minum

manusia dan perilakunya, yang b. Air limbah atau air buangan


mempengaruhi kelangsungan perikehidupan c. Persampahan
dan ke-sejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.

2
01/06/2015

INTERAKSI MANUSIA DAN LINGKUNGAN INTERAKSI MANUSIA DAN PENYEHATAN


2. Pengaruh lingkungan Terhadap Manusia
1. Pengaruh Manusia Terhadap Lingkungan
Ketidak seimbangan lingkungan dapat berdampak terhadap
Manusia merupakan mahluk hidup yang mempunyai manusia :
kelebihan akal dan berpikir, mempunyai kemampuan lebih
dari mahluk lain, sehingga mampu mengeksploitasi a. Gangguan terhadap kesehatan  akibat menurunnya
sumberdaya alam melebihi daya dukung alam. kualitas lingkungan (air, tanah, udara, dsb).
penyakit infeksi akibat kualitas lingkungan yang buruk
seperti penyakit diare, disentri, kolera, TBC, typus, flu
Eksploitasi sumberdaya alam yang dilakukan oleh manusia burung, DBD, malaria, dan sebagainya.
digunakan untuk memproduksi suatu barang/produk,
disadari atau tidak produk sampingan yang dihasilkan penyakit non infeksi, disebabkan oleh “non living
berupa bahan polutan (sumber pencemaran) yang organism” seperti : zat-zat kimia, radioaktif, debu,
melebihi nilai ambang batas yang dapat mengganggu panas, logam berat dan sebagainya  seperti penyakit
keseimbangan lingkungan. : kardio-vasculer; gangguan mental; pneumoconiosis;
karsinogen, mutagen dan teratogen; keracunan zat
kimia dan sebagainya.

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PENYEHATAN

MANUSIA LINGKUNGAN 1. Envirommental Strategies (secara teknis) :


perencanan menyeluruh (hukum, social, politik,
ekonomi, demografi).

2. Environmental Tactics: langkah – langkah pelaksanaan


teknis untuk mewujudkan environmental strategies.
MODIFIKASI PENURUNAN PENCEMARAN
LINGKUNGAN KUALITAS LINGKUNGAN
LINGKUNGAN PERAN SARJANA TEKNIK PENYEHATAN :
TEKNIK LINGKUNGAN 1. Banyak terlibat pada kegiatan environmental tactics
2. Menjaga PENYEHATAN agar tidak tecemar bahan
polutan.
PERLINDUNGAN
TERHADAP KESEHATAN
MANUSIA

3
01/06/2015

 PENYEDIAAN AIR MINUM

 PENGELOLAAN AIR LIMBAH


 PERSAMPAHAN

AIR
Hanya 2.5% yang berupa air
Sungai & Danau 0.001%
tawar. Air di udara 0.001%  Tubuh manusia 65% adalah
Cuma < 1% yg dapat air sehingga keperluan
dimanfaatkan dg biaya rendah, utama adalah untuk air
yaitu: air di danau, sungai, waduk Es & salju 1.75%
Air Tanah 0.72% minum, disamping mandi
dan sumber air tanah. dan cuci.
Diperlukan upaya bersama untuk  Selain itu dipakai pula untuk
mempertahankan keberadaannya irigasi, pembangkit listrik,
untuk kelangsungan kehidupan Vol. total
sekitar 1.4 milyar km3
rekreasi, produksi industri
dan peradaban sekarang dan yg
dan sebagai badan air
akan datang.
penerima air buangan
Air laut 97.5%

Sumber: Comprehensive Assessment of the Freshwater Resources of the World: WMO

4
01/06/2015

FAKTA SIKLUS HIDROLOGI


Air tawar
 Keberadaan air di muka bumi
344 juta km3 dalam bentuk
samudra, laut, sungai, danau,
es. Dari jumlah tersebut hanya
2.5% yang berupa air tawar
dalam bentuk sungai, danau
dan air tanah.  90 % Pasokan air tawar dunia
terletak di Antartika

SUMBER AIR (TAWAR) :


Permukaan : sungai, situ/embung, danau
Tanah : dangkal dan dalam  Sifat Fisik : suhu (temperatur)
Angkasa : air hujan dan salju
 Sifat Kimiawi : pH, DO, zat organik dan zat anorganik

KUALITAS AIR :  Sifat Biologi : 1. biota perairan (flora dan fauna)


Kualitas air menurut sumbernya berbeda-beda sesuai dengan sebagai ekosistem aquatic.
kondisi alam serta aktivitas manusia yang ada disekitarnya.
2. mikroorganisme pathogen
Air tanah dangkal dan air permukaan dapat berkualitas
baik bila tanah tidak tercemar, kualitas bervariasi dan 3. mikroorganisme non pathogen (dari
dipengaruhi zat terlarut atau tersuspensi. air limbah, debu, air hujan dan
Air tanah dalam pada umumnya tergolong bersih dari segi bahan pengotor lainnya)
mikrobiologis.
Air Angkasa tergantung sekali pada kualitas udara, kadar SO2 di
udara tinggi  hujan bersifat asam (daerah perindustrian).

5
01/06/2015

PEMANFAATAN AIR BAGI MANUSIA Konsumsi Air Bersih Di Perkotaan Indonesia


Berdasarkan Keperluan Rumah Tangga
Air digunakan manusia untuk keperluan :
 Rumah Tangga (domestic)  makan/minum, MCK.
Keperluan Konsumsi (l/org/hari)
 Industri
- MCK 12.0
 Transportasi
- Minum 2.0
 Sumber energi (tenaga mekanik/hydroelektik) - Cuci Pakaian 10.7
 Pertanian/peternakan - Kebersihan Rumah 31.4
 Pariwisata - Taman 11.8
- Cuci Kendaraan 21.1
 Penguraian kotoran
- Wudhu 16.2
 Penelitian, ilmu pengetahuan
- Lain-lain 33.3
 Spiritual, kebudayaan
- TOTAL = 138.5 liter/org/hari

Pemenuhan kebutuhan akan air Kebutuhan air domestik


untuk rumah tangga :
Pemenuhan kebutuhan akan air untuk
rumah tangga :
a. Kota besar 150 - 500 liter/orang/hari
b. Kota sedang 80 – 150 liter/orang/hari
c. Kota Kecamatan 60 – 80 liter/orang/hari
d. Desa 30 – 60 liter/orang/hari

6
01/06/2015

Kebutuhan air non-domestik PENGARUH AIR TERHADAP KESEHATAN


pendayagunaan air yang dapat meningkatkan atau
TIDAK menurunkan kesejahteraan manusia, misal :
LANGSUNG
1. Pemanfaatan air untuk pembangkit tenaga
listrik, industri, irigasi, pertanian dan ekreasi
dapat meningkatkan kesejahteraan manusia;
2. Pengotoran air (pencemaran air), misal : zat
kimia yang dapat menurunkan kadar DO, zat
kimia beracun yang sukar terurai secara
alami, buangan panas dari industri(proses
`pendinginan), dsb.
Mempengaruhi kesehatan manusia :
LANGSUNG
1. Zat-zat persisten  zat yang tidak mudah diuraikan
(deterjen, DDT)
2. Zat radioaktif  menimbulkan efek terhadap
kesehatan (pengelolaan dilakukan secara ketat)
3. Penyebab penyakit :
- Penyebab hidup  menyebabkan penyakit
menular.
- Penyebab tidak hidup  menyebabkan penyakit
tidak menular.

TEKNIK PENGOLAHAN AIR CONTOH

 Alamiah
Proses filtrasi atau
penyaringan air
dilakukan oleh pasir,
kerikil, batuan, di
sungai

7
01/06/2015

Unit-Unit Pengolahan Air Bersih


LANJUTAN CONTOH…
Unit-unit pengolahan air bersih bervariasi tergantung
kondisi awal air baku yang digunakan dan tingkat
 Rekayasa/teknik pengolahan yang diinginkan.
lingkungan
Penyaringan air dibuat Pada umumnya pengolahan konvensional lengkap
dengan mengadaptasi meliputi :
proses di alam : filter Air Intake Pengen- Penga- Penga-
dengan berbagai Baku dapan dukan dukan
Pertama Cepat Lambat
media

Distri Reser Desin- Filter Pengen-


busi -voir feksi dapan
kedua

8
01/06/2015

See you
Next
Week

PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH

LIMBAH adalah :
Buangan dari hasil kegiatan/proses produksi dalam bentuk
padat, cair maupun gas (termasuk debu/partikel), baik
masih memiliki nilai ekonomis maupun tidak dan dapat
menyebabkan menurunkan kualitas PENYEHATAN
penerimanya serta dapat mengancam kelangsungan hidup
manusia dan mahluk hidup lainnya.

JENIS LIMBAH INDUSTRI TERGANTUNG PADA :


1. Penggunaan bahan baku (primer) dan bahan tambahan
(sekunder).
2. Pemilihan proses produksi, termasuk pemilihan jenis
mesin.

9
01/06/2015

KEMA S
KAITAN KOMPONEN DALAM PROSES INDUSTRI
Pengelolaan limbah industri
merupakan: upaya merencanakan, melaksanakan,
BAHAN BAKU
memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan
SEKUNDER minimasi limbah yang dihasilkan dari proses produksi
sehingga tidak menimbulkan gangguan/kerusakan
terhadap PENYEHATAN dan kesehatan manusia.

BAHAN BAKU PROSES PRODUK PEMAKAI


PRIMER PRODUKSI Tujuan khusus pengelolaan limbah industri
menjaga kelestarian fungsi PENYEHATAN.
menghasilkan efisiensi dan penghematan biaya
bagi perusahaan.
LIMBAH LIMBAH

JENIS, SIFAT DAN SUMBER LIMBAH


Jenis Limbah :
LIMBAH CAIR (AIR LIMBAH)
- Limbah gas
- Limbah padat PENGERTIAN LIMBAH CAIR (WASTEWATER)
- Limbah cair Sifat Limbah :
 adalah buangan dalam bentuk cair berasal dari
- Limbah Organik dan Anorganik
aktivitas masyarakat/rumah dan juga dari proses
- Limbah B3 dan Non B3
produksi industri.

DUA SIFAT DALAM PENGELOLAAN LIMBAH : PENGOLAHAN LIMBAH :


1. Pencegahan, mencegah terjadinya limbah atau  Proses untuk mengubah karakteristik dan
mereduksi (minimasi) limbah pada sumbernya. komposisi limbah untuk menghilangkan atau
2. Penanggulangan, menanggulangi limbah dari mengurangi sifat bahaya atau sifat racun yang
proses produksi agar tidak mencemari dimilikinya.
PENYEHATAN.

10
01/06/2015

SUMBER LIMBAH CAIR


 rumah tangga AIR LIMBAH

 industri
 Sarana umum ( rumah sakit, hotel, AIR BAHAN PADAT
restoran, pasar dsb), (99,8%) (0,2%)
 Sarana pelayanan jasa (bengkel, Rumah
Potong hewan)
 Peternakan ORGANIK ANORGANIK

- Protein (65%) - Butiran


- Karbohidrat (25%) - Garam
- Lemak (10%) - Metal

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


JUMLAH DAN KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR INDUSTRI

• Jenis dan besar kecilnya industri 1. FLOATING MATERIAL


 Diantaranya minyak dan lemak, menyebabkan air tidak jernih,
• Bila tidak menggunakan proses basah menghambat dengan cara membloking sinar matahari, bersifat
diperkirakan 50 m3/ha/hari. racun bagi ikan dan biota air lainnya.

• Bila tidak menggunakan air limbah kembali, 2. SUSPENDED MATTER (TERSUSPENSI)


 Sumber  penambanagan penambangan logam.
jumlah air limbah yang dihasilkan berkisar
 Cara pengolahan dengan bantuan mikroorganisme  tidak
85-95% dari jumlah air yang dipergunakan. membahayakan PENYEHATAN
 Jika bahan tersuspensi  bahan organik dapat diuraikan dengan
• Jenis kontaminan air limbah tergantung pada oksigen terlarut (DO).
jenis industri dan proses-prosesnya.
3. DISSOLVED IMPURITIES
 Jenis bahan ini  asam, alkali, logam berat, bahan insektisida
 Menyebabkan air tidak bisa diminum dan merusak perairan.

11
01/06/2015

BANGUNAN PENGOLAHAN LIMBAH  PENGURANGAN BAHAN TERSUSPENSI DAN


TERAPUNG
CAIR (wastewater)
 PENGURANGAN BAHAN ORGANIK (BCID7CCID)
 adalah unit bangunan yang dipergunakan
sebagai satuan operasi dan proses untuk  PENGURANGAN KANDUNGAN BAHAN ANORGANIK
DAN LOGAM BERAT
menurunkan kadar/konsentrasi limbah pada
tingkatan baku mutu tertentu, sehingga tidak  PENGURANGAN KANDUNGAN NUTRIENT (N DAN P)
menimbulkan pencemaran PENYEHATAN.  PENGHILANGAN MIKROORGANISME PATOGEN.
 PENGURANGAN MINYAK DAN LEMAK.

TARGETPENGOLAHAN
AIRLIMBAH Macam Proses
1. Pengolahan Secara fisik:
o PENGOLAHAN AIR
 pengolahan dengan menggunakan gaya
LIMBAH UNTUK
atau kerja secara fisik yang meliputi :
MENGHILANGKAN
pengendapan, penyaringan, pengadukan,
BAHAN PENCEMAR
flokulasi, pengapungan, filtrasi
BERSENYAWA
.

ORGANIK MAUPUN 2. Pengolahan secara kimiawi


AN-ORGANIK  pengolahan dengan penambahan bahan
kimia atau melalui reaksi-reaksi kimiawi
antara lain : Presipitasi (koagulasi-
flokulasi), adsorpsi, pertukaran ion dan
disinfeksi
.

12
01/06/2015

PENGOLAHAN KOMPLEKS
3. Pengolahan secara biologis: D SASARAN: untuk limbah industri
• Metoda pengolahan biologis secara aerobik berpotensi pencemaran tinggi
bertujuan untuk mengkonversikan senyawa
organik yang terlarut, tersuspensi dan D BENTUK: pengolahan fisik + fisik-kimia +
koloid dalam air limbah menjadi sel sel biologis + pengolahan lanjutan +
pengolahan lumpur

mikroorganisme baru yang berkoloni


membentuk biofloc sehingga dapat
dipisahkan melalui proses pengendapan

04/10/2011 16

PENGOLAHAN KOMPLEKS

anaerobik
bioreaktor

settling
tank 1

Aerobik
Bioreator
settling tank 2

holding Pengolahan T
tank
lanjut

Treated Water

04/10/2011 16 04/10/2011 16

13
01/06/2015

Circular Radial Flow Tank

Circular Radial Flow Tank


4 4
1 1

PROSES BIOLOGIS

43
04/10/2011 44

14
01/06/2015

45
04/10/2011 44

SETTLING
TANK
AERATION
TANK

15
01/06/2015

Oxydation Ditch Kolam Stabilisasi

04/10/2011 51 04/10/2011 51

Kolam Fakultatif Rotating Biological Contactor (RBC)

04/10 53 62 04/10/2011

16
01/06/2015

PENGOLAHAN SECARA ALAMIAH SEPTIC TANK

17
01/06/2015

Definisi
SAMPAH :
- Semua jenis buangan yang bersifat padat atau
semi padat yang dibuang karena tidak dipergunakan dan
tidak diinginkan keberadaannya ( Referensi : Tchobano
Glous)

• Sesuatu yang tidak dapat digunakan, dibuang, yang


berasal dari kegiatan atau aktivitas manusia ( Referensi
A.P.H.A)

• Sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang tidak


digunakan, tidak disenangi atau dibuang, sisa aktifitas
kelangsungan hidup manusia

KARAKTERISTIK SAMPAH
KLASIFIKASI SAMPAH KOTA
KOTA
GARBAGE Kertas, plastik, tekstil, karton, • Kuantitas dan Kualitas sangat tergantung pada
Terbakar karet, kulit, kayu, sampah income (GNP)
kebun,
RUBBISH Kaca, kaleng, aluminium,
– Low income < High income
Tak Terbakar ferrous. Non ferrous
DUST, ASHES
DEMOLITION & CONSTRUCTION WASTE
Mobil bekas, bangkai binatang, sampah
SPECIAL WASTE jalan Cs = Pertambahan kuantitas sampah (%);
Ci = Pertambahan produk industri (%);
Cp = Pertambahan produk pertanian (%);
Cg = Pertambahan GNP (%)
P = Pertambahan jumlah penduduk (%)
TREATMENT-PLANT WASTE  Faktor lain:
 Lokasi geographis, musim, frekuansi pengangkutan,
pencacah sampah, karakteritik populasi, sikap
penduduk, recycle, peraturan

18
01/06/2015

SIFAT FISIK SAMPAH KOTA


• TYPICAL COMPOSITION • Berguna untuk penyediaan alat &
– Sampah sisa makanan (6 – 26 %) antisipasi dampak
– Kertas (15 – 45%)
Kayu (1 – 4%) • Terdiri dari:
– Karton (3 – 15%) Bahan organik lain (0 - 5%) – Berat jenis (target = 600 kg/m3)
– Plastik (2 – 8%) Kaca (4 – 16%)
– Tekstil (0 – 4%) Kaleng (2 – 8%)
– Kandungan air/kelembaban
– Karet (0 – 2%) Non Ferrous metal (0 -1%) – Ukuran partikel & distribusi ukuran
– Kulit (0 -2%) Debu, bongkahan (0 – 10%) – Kapasitas medan
– Sampah kebun (0 -20%) – Koefisien kelulusan air pada sampah yg
sudah terkompaksi

SIFAT BIOLOGI SAMPAH


SIFAT KIMIA SAMPAH KOTA
KOTA
• Terdiri dari • Komposisi bahan organik  pembentukan gas
 vektor lalat
– Unsur kimia dominan (C,H,O,N,S, Ash)
• Proses laju penguraian tgt habitat aerobik,
– Kalori bakar (energy content)  600–1400 anaerobik & fakultatif
BTU • Dihasilkannya air lindi (leachate)
– T pada proses dekomposisi – Vol dipengaruhi curah hujan
– T untuk pembakaran  abu (1200C) – Pengolahan  kolam oksidasi atau kolam anaerab (td
= 30 hr)
– Analisa penyusutan setelah pembakaran,
Dead zone (60-70C)
analisa partikel terlepas ke atm dan residu Breeding zone (20-40C)
abu Migration zone

19
01/06/2015

Mengelola Sampah Paradigma Lama Mengelola Sampah Paradigma Baru


. ..
DILAKUKAN WARGA DILAKUKAN PEMDA/PEMKOT

KUMPUL
Pengolahan Sampah Pengolahan Sampah ANGKUT
SUMBER KUMPUL TPS ANGKUT Skala Rumah Tangga Skala Kawasan


PENGUMPULAN LANGSUNG
(DOOR-TO-DOOR)

PENGUMPULAN LANGSUNG
(DOOR-TO-DOOR)

Paradigma Lama : Paradigma Baru :


BUANG DI TPA
Kumpul – Angkut – Buang – LUPA DEH Kurangi – Penanganan yg Tepat Tempat Pengolahan Akhir

(2).Mencegah timbulnya masalah sampah


2 pola dasar CARA PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH
(1) Konvensional, bersifat pasif yang lebih menekankan kepada sebelum ada ( clean production)
penanganan sampah yg dihasilkan ( end of pipe). - Merupakan penanganan yang sifatnya preventif
Sistematika kerja masih bisa mengandalkan berbagai pola penanganan - Mengutamakan penyadaran masyarakat
yang dilakukan pemerintah. Misalnya sistem manajemen pembentukan
TPA, pengolahan akhir yang dapat dipakai berulang ( sanitary landfill - Kesadaran dimulai dari perlakukan terhadap komoditi
reusable), penggunaan alat pembakar sampah ( incinerator), penanaman barang dengan prinsif
sampah ( landfilling), sistem pembuangan terbuka ( open dumping), 3 R ( Recycling, Reduce, Reuse )
hingga bentuk kerjasama penanganan sampah yang melibatkan
beberapa jaringan internasional. - Konsep ini dijalankan secara mandiri oleh konsumen
- Pemilihan gaya hidup konsumen yang bersifat clean
Karakteristiknya production tampak ketika menentukan skala prioitas
- Adanya keterlibatan Pemda dan negara ( penyediaan TPA, anggaran
keuangan, pajak sampah, penyediaan sarana angkut, sdm)
sebelum membeli suatu komoditi.
- Memerlukan lahan yang luas - Pemilihan tersebut berupa pemilihian komoditis yg
- Merupakan ajaran klasik, namun belum menyentuh akar permasalahan tahan lama, dapat didaur ulang dan ramah lingk.
manajemen sampah - Mengedepankan lokalitas, dimana setiap individu
mempunyai kebijakan loka dalam menangani masalah
sampah yang muncul.

20
01/06/2015

Recycle ( daur ulang ) sampah sebelum digunakan perlu


CARA PEGELOLAAN SAMPAH DENGAN 3 R
diolah ulang terlebih dahulu. Bahan-bahan yang dapat
1. REDUCE (MENGURANGI SAMPAH)
direcycle atau didaur-ulang seperti kertas atau sampah
bekas, pecahan-pecahan gelas atau kaca, besi atau Mengurangi sampah dan menghemat pemakaian
logam bekas dan sampah organik yang berasal dari barang. Contohnya, saat belanja di kantin, jika
dapur atau pasar dapat didaur-ulang menjadi kompos memungkinkan tidak memakai tas kresek.
(pupuk).

Recycle (daur-ulang) ini juga dapat mengubah sampah


menjadi energi panas yang dikenal dengan proses
insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada yang
melakukan oleh beberapa industri misal di Jakarta, yaitu
menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil
akhir pengolahan air limbahnya tidak dibuang ke tanah
tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah mengalami
pengeringan.

REUSE (PEMANFAATAN ULANG)


RECYCLE (DAUR ULANG)
Upaya untuk menggunakan kembali sampah
secara langsung. Mendaur ulang barang yang bisa didaur ulang.
1. Seperti menggunakan botol isi ulang 1. Mengolah sampah kertas menjadi kertas
2. Memanfaatkan balik kertas yang masih daur ulang/kerajinan
kosong 2. Mengolah bungkus bekas menjadi
3. Memanfaatkan kertas bekas untuk amplop. aneka kerajinan
4. Memanfaatkan kaleng bekas untuk pot bunga 3. Mengolah gabus styrofom menjadi
5. Memanfaatkan sisa makanan atau sayur bataco, pot bunga
untuk makanan ternak atau ikan. 4. Mengolah sampah organik menjadi
kompos

21
01/06/2015

DAUR ULANG PLASTIK PENGELOLAAN LIMBAH


Raw Material

Use of Material
Reuse
Waste Generation
Recycle

Waste Collection/Storage,
Transportation and Waste traders
Treatment (On Site)

Waste Transportation,
Treatment and Waste traders
Disposal (Off site)

Environment

22
01/06/2015

PENGOLAHAN SAMPAH
• Fisika
– Pembakaran  insinerator
• Kimia
– Desinfeksi
• Biologi
– Komposting  aerob
– Anaerobic digester
– Landfill

1. Metode Dumping
TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH DI TPA
Sampah dibuang begitu saja ke suatu jurang
Perlu areal yang luas
1. Metode Dumping Telah menimbulkan masalah pencemaran lingkungan
2. Metode Landfill
3. Metode Composting 2. Metode Sanitary Landfill
4. Metode Submarine disposal Sampah ditampung dalam areal kecil dan direduksi
5. Incinerator menjadi partikel- partikel kecil. Sampah yang telah diolah
6. Pyrolysis kemudian ditanam di tanah dengan kedalaman tertentu
7. Recycling yang telah dilapisi oleh tanah liat setebal 1-2 m atau
8. Terpadu plastik khusus untuk menghindari terjadinya pencemaran
lingkungan. Kegiatan ini untuk menghindari serbuan lalat
dan serangga lainnya.
Lapisan tanah ini juga untuk meminimalisasi masuknya
air ke sampah ataupun keluarnya gas bau dari timbunan
sampah.

23
01/06/2015

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)


Capacity The available voidspace must be calculated by comparison of the

landform with a proposed restoration profile. non hazardous waste landfills, must
– Density of the wastes, Amount of intermediate and daily cover, Amount of
settlement that the waste will undergo following tipping, Thickness of
capping, Construction of lining and drainage layers.
• Confined to as small an area as possible.
• Protection of soil and water through:
– Installation of liner and collection systems.
• Compacted to reduce their volume.


Storm water control
Leachate management.
• Covered (usually daily) with layers of soil.
– Landfill gas migration.
• Nuisances and hazards management.
• Costs
– Feasibility studies
– Site after care
– Site investigations
– Site respect

TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)

• LAHAN URUG SANITER (LUS) • CONTROLED LANDFILL (LUT)


– Sanitary Landfill – Dilakukan ± 30 tahun  proses dekomposisi
– Tidak terjadi pencemaran air selesai (produksi gas berhenti)
– Tidak terjadi perkembangan vektor penyakit – Pengurugan dilakukan 1 minggu sekali / tidak
– Polusi udara setiap hari
– Pencemaran estetika
– Gangguan-gangguan lingkungan
– Sampah tertutup tanah setiap akhir hari kerja
– Terhindar dari limpasan air hujan

24
01/06/2015

Tempat pembuangan akhir (sanitary landfill) yang didisain dengan baik.

25
01/06/2015

3. Metode Komposting
 Memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk,
dilakukan melalui beberapa tahap yakni pra pengomposan,
proses pengomposan, pascapengomposan.
Setiap kali produksi, paling tidak memerlukan waktu 3
hingga 4 bulan

26
01/06/2015

Metoda Penimbunan Landfill


Sampah ditimbun tanah, lapis demi lapis
3 metoda :
1. Trench method. (parit) tanah digali dengan
bentuk parit, diisi sampah, ditimbun tanah
galian
2. Area method. Sampah dibuang pada tempat
rendah, ditimbun tanah dari tempat lain
3. Ramp (depression) method. Gabungan 1 & 2

2. Methode Area : sampah ditimbun pada permukaan


tanah
1. Methode trench (galian) : sampah ditimbun pada • Digunakan bila methode galian tidak mungkin
lubang galian : sesuai untuk lahan dengan diterapkan (antara lain karena muka air tanah
lapangan tanah yang dalam, dengan muka air tinggi)
tanah yang dalam pula. • Tanah penutup berasal dan diangkut dari lokasi
Sampah ditimbun pada lubang : tanah yang dipakai lain
dijadikan lapangan tanah penutup dasar dan
• Sebagai pengganti tanah penutup seringkali di
dinding lubang galian dilapisi liner ukuran galian :
gunakan kompos.
P = 60-300 m
Dalam = 0.9-3m
L = 4.5-15 m

27
01/06/2015

3. Methode Depression (cekungan) : sampah ditimbun


pada ujung lubang bekas pertambangan
• Terdiri dari beberapa jurang lift
• Sampah ditimbun pada jurang
• Tanah penutup berasal dari potongan dinding saat
dilakukan instalasi liner dan tanah lokasi

2. Controlled Landfill

Masalah lingkungan Parameter Lindi (Leacheate)


Ditimbulkan oleh : 1.Amonia (NH3)
Lindi dan gas yg terbentuk dr proses
dekomposisi sampah
2.Nitrat (NO3),
3.BOD,
Sebutkan masalahnya ! 4.COD,
Bagi Lingkungan : air, udara, tanah
5.Sulfat,
Bagi Manusia
6.pH (biasanya < 7)

28
01/06/2015

Amonia di dalam air akan mengalami hidrolisa : Sulfat  penyebab terjadinya bau busuk (tak langsung) dan
NH3 + H2O ↔ NH4+ + OH- timbulnya korosi
Amonia sbg hasil penguraian sampah o/ bakteri diubah Akibat dari proses penguraian sulfat oleh bakteri menjadi hidrogen
sulfida pada kondisi anaerobik
mula-mula menjadi nitrit dan kemudian menjadi nitrat.
SO4 2- + senyawa organik  S2+ + H2O + CO2
Reaksi yang terjadi adalah : S2+ + 2H+  H2S
2NH3 + 3O2  2NO2 + 2H+ +2H2O Berdasarkan hukum kesetimbangan, pada kondisi anaerobik dan pH
2NO3 + O2  2NO3 dibawah 7, jumlah H2S bebas sangat kecil shg tak cukup utk
menimbulkan bau.
Proses penguraian tersebut memerlukan oksigen.
Ketika jumlah okisgen yg diperlukan banyak, berarti Reaksi senyawa yg mengandung sulfat pd kondisi aerobik :
kandungan BODnya tinggi pula. H2S + 2O2  H2SO4
Bila kandungan BOD tinggi, maka suasana anaerobik Asam sulfat (H2SO4) yg dihasilkan akan menjadi asam kuat dan
akan tercipta dan menimbulkan bau busuk. bersifat korosif.

Metana dan karbon dioksida merupakan produk


Gas yg ditemukan di TPA dari pembusukan anaerobik dari sampah organik.
Jika kandungan metana di udara mencapai 5 - 15%,
• ammonia (NH3),  (45-60%) maka landfill dapat meledak, karena pada kondisi
• karbon dioksida (CO2),  (40-60%) tersebut, jumlah oksigen dalam landfill sangat
• Karbon monookisida (CO), terbatas.
• hidrogen (H2),
• asam sulfida (H2S), Reaksi kimia pada pembusukan anaerobik secara
• metana (CH4), umum adalah sebagai berikut :
• nitrogen (N2), Organik + H2O  humus + CH4 + CO2 + gas lain
• oksigen (O2). bakteri

29
01/06/2015

PERSYARATAN TEKNIS UMUM


1. Luas lahan bisa menampung sampah 5 tahun
operasi, yg paling baik adalah 10 - 25 tahun.
2. Pemadatan setiap hari setebal 15 cm dg
kemiringan 300
3. Sanitary Landfill 3. Ada ventilasi pipa  gas
4. Hari ke 4 setelah pemadatan  perubahan suhu
550C – 650C selama 60 hari, 10 bulan kemudian
– suhu sama dengan udara sekitar.
5. TPA setelah penuh sebaiknya mempunyai
ketinggian 15 - 25 m, penutup akhir ditimbun
tanah setebal 70 cm
6. Tanah akan stabil + 2 tahun

30
01/06/2015

Peralatan

Detail Liner Sanitary landfill

Cell
Operasional TPA
1. Jalan Akses kendaraan TPA
(a)Pengerasan jalan sesuai dengan standard
Binamarga, (b) Lebar jalan dibuat 5 – 6
meter, (c) Jalan masuk mampu dilalui 1 cell : 2.4-9.6 m
kendaraan dengan beban ganda 10 ton Lebar 1 cel : 3-9 m
dan (d) Umur pemakaian minimal 5 tahun.
2. Proses Pembongkaran Sampah
(1) Proses Penimbangan kendaraan, (2)
Proses Antrian, (3) Proses bongkaran
sampah, (4) Proses Pencucian kendaraan

31
01/06/2015

Penanganan landfill
Timbulnya gas methan pada landfill biasanya terjadi
dalam 2 tahap, initial rapid degradation dengan
puncak produksi gas methan 4-5 tahun dan slower
or decelerated rate yang dapat berlangsung selama
beberapa tahun kemudian.
Untuk menanggulangi emisi methan ke lingkungan
akibat proses degradasi sampah pada landfill, upaya
yang dapat dilakukan:
1. Methane gas flaring (membakar gas methan)
Persiapan awal dan small scale electricity generation,
(Pemasangan HDPE) 2. Organic recovery  mengolah material organik
pada landfill menjadi kompos

small scale electricity generation

Gas collection

32
01/06/2015

PENUTUPAN SAMPAH DENGAN HDPE SKEMATIK LANDFILL GAS FLARING


sel cover with HDPE schematic diagram of landfill gas flaring

TUTUP

cover

LFG

PEMKOT BEKASI 129 PEMKOT BEKASI 130

PENATAAN SAMPAH DAN PEMASANGAN PERPIPAAN KONSTRUKSI LFG


cell preparation/trapping and pipe lying

ERECTION OF LFG MONITORING UNIT

131 LANDFILL GAS FLARING 132


PIPING SYSTEM

33
01/06/2015

Pengendalian Lindi
Kondisi Akhir di TPA Sumur
Batu Pengolahan dg 2 cara:
1.Resirkulasi lindi
Memanfaatkan penguapan dan
memanfaatkan timbunan sampah sbg media
pengolah lindi scr anaerobic.
(untuk controlled landfill dan sanitary landfill
yg tidak dimanfaatkan methannya)

PEMKOT BEKASI 133

2. Pengolahan biologis
a. Kolam Aerasi
b. Lumpur aktif (activated sludge)
Dg resirkulasi lumpur, mikroba berbentuk flok
c. RBC
d. Anaerobic
COD antara 4.000 mg/l - 50.000 mg/l
– Memanfaatkan bakteri non-methanogenic yg
mengubah lindi menjadi asam, karbon dioksida
dan hidrogen. Golongan kedua adalah bakteri
methanogenic yang mengkonsumsi produk dari
bakteri dipertama dan diubah menjadi gas metana

34
01/06/2015

Permasalahan dan Tujuan Standard Kualitas Air


Permasalahan: Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82
 Air baku tidak memenuhi standard Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
 Faktor ekonomi (biaya tinggi) Pengendalian Pencemaran Air
 Faktor sosial (kurangnya kesadaran dan Kelas Penggunaan
pengetahuan)
I Air baku untuk air minum
Tujuan:
 Menjadikan air baku yang kurang/tidak II Prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
memenuhi standard menjadi air bersih yang tawar, peternakan, mengairi pertanaman
memenuhi standard sesuai dengan III Pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, mengairi
peruntukannya berdasarkan standard pertanaman
peraturan yang berlaku.
IV Mengairi pertanaman

Karakteristik Sumber Air Metoda Pengolahan Air


Karakteristik Air Permukaan Air Tanah
Perubahan kualitas air
Temperatur Bervariasi, tergantung pada musim Relatif konstan Pengolahan Fisika terjadi akibat proses fisik
Kekeruhan Bervariasi, kadang-kadang tinggi Rendah, 0
Warna Akibat lempung, ganggang Akibat asam humus
Kandungan mineral Bervariasi (jenis tanah, curah hujan dll) Relatif konstan
Fe dan Mn (terlarut) Biasanya tidak ada, kecuali dasar danau Ada Perubahan kualitas air
CO2 agresif Tidak ada Ada
Pengolahan Kimia terjadi akibat reaksi-reaksi
kimiawi
DO Mendekati jenuh, kecuali air tercemar Rendah
H2S Tidak ada Sering ada
NH4 Ditemui pada air tercemar Sering ditemui
Nitrat Ditemui pada air tercemar Kadang-kadang tinggi Perubahan kualitas air
Silika Rendah Sering tinggi
Pengolahan Biologi terjadi akibat kehadiran
Mikropolutan organik Ada Biasanya tidak ada
makhluk hidup
Organisma hidup Bakteri, virus, plankton Bakteri, besi

1
01/06/2015

Penapisan (Screening) :
“Screening may be defined as consisting of those processes used to
remove grit, heavy solids and floatable material from wastewater by using
grit settling, coarse screening (bar racks), medium screening and
comminution/grinding”

Pengolaha
Screening is a preliminary treatment system that used to protect pumps,
n Fisik valves, pipelines and other appurtenances from damage or clogging by
large solids or high density materials. It will also remove large particulate
material, thus reducing loadings on following processes

Clarifier :
“Clarifiers are used for solids removal from wastewater, such as raw
sewage or highly contaminated raw water supplies. The process provides Filtration :
for removal of settleable solids and floating material while reducing “Filtration is a treatment used for removal of solids and turbidity with high
suspended solids concentrations to levels suitable for subsequent degree of efficiency in the case of raw water with low turbidity and color
treatment” (turbidity up to 50 NTU and color up to 30 units). Taste and odor are also
removed in this process. The slower the filtration process, the greater the
efficiency of removal process”

There are usually two types of clarifier, those are rectangular primary
clarifier and circular primary clarifier. Not only removing settleable solids There are many types of filter:
and floating materials, clarifier is also used to reduce Total Suspended 1. Slow sand filter
Solids (TSS) and Biochemical Oxygen Demand (BOD) and to treat raw 2. Rapid sand filter
water with high turbidity 3. Membrane filter
4. Vacuum rotation filter

2
01/06/2015

Pengolahan Kimia
Coagulation :
“Coagulation is a process of adding coagulant into raw water that aimed to
separate colloidal (particle size ranges 1 – 100 nm) from water. Many
kinds of coagulant are frequently used in the coagulation process, such as
aluminium sulfate, ferrous sulfate, ferric chloride, chlorinated copperas
and coagulant aid”

Flocculation :
“The objective of flocculation is to provide an increase in the number of
contacts among coagulating particles suspended in water by gentle and
longed agitation. Flocculation follows chemical addition. During agitation,
particles collide, producing larger and more easily removed flocs”

There are many different types of flocculators currently in use. Some of


them are gravel, baffled and horizontal and vertical mechanical
flocculators

Disinfection :
“Disinfection is conducted when the raw water contains patogenic
bacteria. Disinfection can be done through heating process, chlorination,
UV radiation and Ozone radiation. Of those techniques, chlorination in the Ozone Disinfection :
most popular method employed in disinfection process.” “Ozone is an effective agent for deactivating common forms of bacteria,
bacterial spores and vegetative microorganisms, as well as eliminating
harmful viruses. Ozone can also reduce BOD5 and COD. Ozone injection
UV Disinfection : into wastewater flow is accomplished by mechanical mixing devices,
“UV radiation is used to disinfect drinking water as well as wastewater on countercurrent or co-current flow columns, porous diffusers or jet
an increasingly frequent basis as reliable equipment become more injectors. Ozone acts quickly and consequently, requires a relatively short
available. UV radiation is generated from special low pressure mercury- contact time.”
vapor lamp that produce UV radiation as a result of an electron flow
between the electrodes in an ionized mercury vapor. The inactivation of
microorganisms by UV radiation is based on photochemical reactions in
the DNA molecule that produce reproductive system errors”

3
01/06/2015

Chlorination :
Chlorination is the most commonly used water and wastewater
disinfection process worldwide. This process involves the addition of
elemental chlorine or hypochloringe, either calcium or sodium to the
wastewater. Chlorine is supplied as a liquified gas under high pressure in
containers as well as tank cars of large sizes. Precaution should be taken Granular Activated Carbon Adsorption :
when handling chlorine gas : “Granular activated carbon (GAC) adsorption is generally utilized for the
1. Chlorine gas is both very poisonous and very corrosive, adequate removal of suspended and or colloidal matter in wastewater and the
exhaust ventilation at floor level should be provided since chlorine gas removal of tastes and odors in water supplies. Generally, applications for
is heavier than air. water supply use powdered activated carbon (PAC). GAC can also be
2. Chlorine-containing liquid and gas can be handled in black qrought used either as a tertiary treatment process in advanced wastewater
iron piping, but chlorine solution is highly corrosive and should be treatment plants or as a secondary treatment process.”
handled in rubber-lined or resistant plastic piping with hard rubber
parts where necessary

Disinfection is used to kill harmful organisms, and generally does not


result in sterile water (free of all microorganisms)

Activated Sludge :
“Activated sludge treatment is used to remove dissolved and colloidal
biodegradable organics. The technology is a continuous flow, stirred,
biological treatment process with recycling of the biomass. The process is
characterized by a suspension of aerobic microorganisms maintained in a
relatively homogeneous state by mixing and turbulence-induced or
Pengolahan diffused aeration.”

Biologi Activated Sludge systems are classified generally as high rate,


conventional or extended aeration (low rate), based on organic loading. In
the conventional activated sludge plant, the wastewater is commonly
aerated for a period of 4 – 8 hours.

4
01/06/2015

Pemilihan Metoda Pengolahan


Facultative Lagoon : Air
“Facultative lagoons are low cost, highly efficient alternatives for
wastewater treatment in tropical and subtropical climates. Lagoons are of
intermediate depth ponds in which the wastewater is stratified into three Kualitas air baku
zones. These zones consist of an anaerobic bottom layer, aerobic lsurface
layer and an intermediate zone. Stratification is a result of solids settling -Kandungan unsur-unsur yang ada
and temperature-water density variations.”
-Bahan-bahan pencemar yang terkandung di
dalamnya
In general, the aerobic surface layer serves to reduce odors while
providing treatment of soluble organic by products by means of anaerobic Kualitas air olahan
processes operating at the bottom. Sludge at the bottom of the facultative
lagoons will undergo anaerobic digestion producing largely carbon dioxide
and methane. The photosynthetic activity in the anaerobic lagoon surface
-Air Minum
produces oxygen diurnally, increasing the dissolved oxygen during -Kegiatan rumah tangga
daylight hours, while surface oxygen is depleted at night. -Pertanian
-Perikanan
-Peternakan
-Dll

Karakteristik air limbah


Suhu : Kekeruhan:
Suhu berguna dalam melihat kecenderungan aktivitas-aktivitas kimiawi Kekeruhan terjadi umumnya disebabkan adanya zat-zat koloid yaitu zat
dan biologis, pengentalan, tekanan uap, tegangan permukaan dan nilai- yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal ini disebabkan oleh
nilai penjenuhan benda-benda padat dan gas. Pengentalan mengatur kehadiran zat organik, lumpur, tanah liat dan zat koloid. Meski kekeruhan
sedimentasi; semakin tinggi suhu, pengentalan berkurang dan tidak dapat digunakan sebagai ukuran mengenai jumlah benda-benda
mengakibatkan peningkatan sedimentasi. Aktivitas biologis meningkat padat yang terapung, namun semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin
pada suhu kira-kira 60 ºC.. Tingkat oksidasi zat organik jauh lebih besar kuat limbah itu.
pada musim panas dibandingkan pada musim dingin. Nitrifikasi dari
amoniak secara kasar dilipatgandakan dengan naiknya suhu sampai 10
ºC. Pembusukan anaerobik jarang terjadi pada titik beku. Pembusukan Warna
pada suhu 27 ºC empat kali lebih besar dibandingkan pembusukan pada Warna pada air juga menunjukkan kekuatan limbah. Air limbah yang baru
suhu 8 ºC. berwarna abu-abu. Air limbah yang sudah lama/busuk berwarna gelap.
Meski demikian warna tidak dapat menunjukkan secara tegas bahaya
yang dikandungnya. Artinya, semakin gelap warna air limbah belum tentu
lebih berbahaya dibandingkan dengan yang lebih jernih.

5
01/06/2015

Bau
Bau air limbah memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan. Bau Nitrogen
dapat menunjukkan apakah air limbah masih baru atau sudah membusuk. Dalam air limbah kebanyakan nitrogen pada dasarnya terdapat dalam
Air limbah domestik yang masih baru hampir tidak berbau. Kebanyakan bentuk organik atau nitrogen protein dan amoniak. Setingkat demi
bau tidak sedap dihasilkan oleh campuran nitrogen, sulfur, fosfor, protein setingkat nitrogen organik diubah menjadi amoniak dan pada kondisi
dan bahan organik lainnya. Bau yang paling menyerang adalah bau dari aerobik, oksidasi amoniak menjadi nitrit dan nitrat.
hidrogen sulfida (H2S). Konsentrasi suatu zat dapat ditelusuri dari
baunya. Konsentrasi kira-kira 0.037 mg/l amoniak dapat menimbulkan
bau amoniak yang sedikit menyengat. Konsentrasi 0.0011 mg/l H2S
menyebarkan bau khas telur busuk; 0.0026 mg/l karbon disulfida
menimbulkan bau yang tidak enak. Meski demikian bau yang tidak Amoniak Bebas
menyenangkan tersebut tidak sendirinya mengganggu kesehatan Amoniak bebas disebut juga nitrogen amoniak dihasilkan oleh
masyarakat, kecuali apabila bau-bau tersebut keluar dari gas beracun. pembusukan secara bakterial zat-zat organik. Air limbah yang masih baru
berkadar amoniak bebas rendah dan berkadar nitrogen organik tinggi.
Nitrogen amoniak berkurang kadarnya ketika air limbah diolah sedangkan
keseimbangannya tercapai.

Nitrit
Nitrit merupakan suatu tingkat peralihan dalam proses perubahan zat Khlorida
organik ke dalam bentuk yang tetap. Nitrit, dengan demikian, tidak dapat Kotoran manusia, khusunya urine, mengandung sejumlah khlorida oleh
diketemukan dalam air limbah baru kecuali dalam jumalh kecil sekali. karena sebagian dari garam yang terdapat di dalam makanan dan
Akan tetapi dalam air limbah yang sudah membusuk, nitrit dapat saja minuman turut dibuang. Oleh sebab itu, air limbah mengandung kadar
lebih banyak ditemukan. Nitrit jarang terjadi dalam konsentrasi yang lebih khlorida yang lebih tinggi dari pada di dalam persediaan air kota. Oleh
besar dari 1 mg/l dalam air limbah. Pengaturan pembagian air limbah karena khlorida merupakan zat-zat anorganik yang larut, mereka tidak
yang salah dapat meningkatkan kadar nitrit disamping juga karena dipengaruhi oleh sedimentasi atau oleh proses-proses biologis. Khlorida
menurunnya nitrat (NO3) menjadi nitri (NO2). Keberadaan nitrit tetap tidak berubah selama pengolahan sampah dan oleh karena itu nilai
menunjukkan adanya air limbah yang pengolahannya tidak sempurna. yang kurang lebih sama harus diperoleh pada berbagai tahap
pengolahan.
Nitrat
Nitrat mewakili produk akhir dari pengoksidasian zat yang bersifat
nitrogen. Penentuan nitrat menjadi penting dalam pengolahan air limbah. Sulfat dan Sulfida
Air limbah yang diolah secara sempurna menunjukkan kadar nitrat yang Penentuan sulfat jarang sekali diperlukan, kecuali apabila ditemui
tinggi. Pada musim panas/kemarau, dimana berpotensi hilangnya oksigen masalah-masalah yang menyangkut berkaratnya beton. Sulfida
terlarut dalam air karena proses penguapan, nitrat dapat menyalurkan merupakan hasil-hasil pembusukan zat-zat organik dan juga akibat
oksigen gabungannya untuk mencegah dan menghambat terjadinya penurunan kadar belerang. Pembusukan anaerobik berbagai zat yang
kondisi anaerobik dan bau busuk. Meskipun nitrat merupakan penunjuk mengandung belerang dan penurunan kadar campuran belerang menjadi
stabilitas, kehadirannya yang terlalu tinggi pada saluran air limbah dan sulfida menghasilkan bau yang tidak menyenangkan.
bak-bak penampung maupun pada danau tidak diinginkan karena dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman air secara drastis.

6
01/06/2015

BOD COD
Pengujian BOD merupakan pengujian yang penting dalam menentukan Pengujian COD digunakan secara luas sebagai suatu ukuran kekuatan
kekuatan atau daya cemar air limbah. BOD mengukur jumlah zat organik pencemaran limbah domestik maupun industri. Pengujian tersebut
yang kemungkinan akan dioksidasi oleh kegiatan-kegiatan bakteri direncanakan untuk mengukur oksigen yang dibutuhkan untuk
aerobik. mengoksidasi zat-zat organik pada air limbah.
Nilai BOD air limbah kasar sangat berbeda-beda, berkisar 100 mg/l untuk Pengujian ini sangat bernilai terutama jika pengujian BOD tidak dapat
air limbah yang sangat encer sampai 600 mg/l atau lebih untuk air limbah ditentukan karena terdapatnya bahan-bahan beracun. Selain itu, uji COD
terpadu yang berisi beberapa jenis limbah. sangat singkat yaitu kira-kira 3 jam. Pengujian COD tidak mengadakan
Pengujian BOD dibatasi oleh beberapa kondisi. Apabila terdapat sedikit perbedaan antara zat organik yang stabil dan yang tidak stabil. Ia tidak
saja jumlah ion logam beracun dalam air limbah, tampaklah nilai BOD dapat memberikan petunjuk tentang tingkat di mana bahan-bahan yang
rendah yang menyesatkan yang disebabkan oleh aktivitas bakteri yang aktif secara biologis dapat diseimbangkan.
terhambat. Beberapa obat pembasmi bakteri seperti phenol, khlor bebas,
cyanida, formaldehyde juga mempunyai akibat yang menekan BOD.
Pengujian BOD tidak membedakan antara kebutuhan oksigen yang
disebabkan karena nitrifikasi. Air limbah yang berada dalam keadaan
nitrifikasi aktif cenderung memperlihatkan BOD tinggi yang menyesatkan.

DO
Pengujian oksigen terlarut (DO) penting untuk menjamin keadaan-
keadaan aerobik dalam daerah perairan yang menampung zat-zat
pencemar dalam bentuk air limbah yang berasal dari instalasi pH
pengolahan. Dalam suatu instalasi pengolahan, kehadiran oksigen terlarut pH menyatakan intensitas kemasaman atau alkalinitas dari suatu cairan
merupakan petunjuk bahwa suatu oksidasi yang amat berarti telah encer dan mewakili konsentrasi ion hidrogen. Skala pH adalah skala
tercapai dengan pengolahan yang digunakan.. Apabila oksigen terlarut logaritma, bukan skala ilmu-hitung. Apabila pH bertambah dengan satu
terdapat pada perairan yang menampung hasil pengolahan air limbah, hal unit, perubahan itu mewakili pengurangan sepuluh kali lipat dalam
ini berarti di perairan tersebut hanya terdapat sedikit gangguan. konsentrasi ion hidrogen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar oksigen terlarut dalam air
alamiah adalah: pergolakan permukaan air, luasnya daerah permukaan
air yang terbuka bagi atmosfer, tekanan atmosfer dan prosentase oksigen
dalam udara di sekelilingnya. Daya larut oksigen lebih rendah di dalam air
laut dibandingkan dengan daya larutnya di dalam air tawar, daya larutnya
dalam air limbah kurang lebih 95% dibandingkan daya larutnya di dalam
air tawar.
Oksidasi biologis meninggi bersamaan dengan meningkatnya suhu dan
kebutuhan akan oksigen juga bertambah. Kondisi ini membawa masalah
karena oksigen jadi paling sedikit dapat dilarutkan di dalam keadaan yang
demikian. Dengan demikian keadaan yang gawat terjadi pada musim
kemarau dimana suhu lebih tinggi dan daya larut oksigen menjadi rendah.

7
01/06/2015

proses pengolahan air

LUAS BOLA
=2/8 p d2
=1/4 p d2

VOLUME BOLA
=4/(3.8) p d3
=1/6 p d3

1
01/06/2015

Ketika kecepatan menjadi berhenti, vs akan menjadi


konstan (vterm), and Fnet = 0:

Jika aliran laminer atau Re kurang dari 200,


maka CD  24/Re, and:

Hitungan pengendapan
Dari butiran yang seragam
Settling Velocity Rapidly
0 min 10 min 20 min 30 min 40 min
z =0

h(t)

z =Z
Note: z adalah kedalaman sample air (0 di atas dan Z di bawah);
h(t) adalah jarak endapan partikel diukur dari z=0 dalam waktu t=40 min, dan
dengan besarnya dapat dinyatakan = vterm t. (v =kecepatan)

2
01/06/2015

0 min 10 min 20 min 30 min 40 min Distance Fallen, h (cm)

Conc. Velocity
h (mg/L) (cm/min) 10 min 20 min 40 min
Jika lima jenis partikel
dengan kecepatan endap 1.5 0.12 1.2 2.4 4.8

berbeda2 diuji dalam kolom 5.3 0.70 7.0 14.0 28.0


uji 100cm maka hasilnya 1.8 2.4 24 48 96
akan berbeda pula 1.4 5.0 50 100 200
1. Pada sembarang t >0, partikel terpisah jadi dua bagian
2. Settling velocity dari partikel dapat dihitung v = h/t . 0 min 10 min 20 min 40 min
0 cm
3. Setelah waktu t, the concentration in the mixture (Cmixed) would
be a weighted average of the concentrations in the two layers.
So, if h < Z: (Co= initial Concentration)

If the computed h is ≥ Z, Cmixed will be zero. 50 cm

Total particle concentration pada sembarang kedalaman


merupakan jumlah konsentrasi seluruh partikel yang ada
pada kedalaman tersebut

0 min 10 min 20 min 40 min


0
z (cm)

50
0 Cin
C (mg/L)

3
01/06/2015

KESIMPULANYA :
Efisiensi pengendapan = η

Vi

hs Vo

• Maka untuk seluruh partikel menjadi


dan
Cmengendap =
Serta jika f* , merupakan batas
Oleh sebab itu efisiensi total partikel adalah vs dan vcrit , maka integral menjadi

Jika Δf sangat kecil maka menjadi df sehingga f*

4
01/06/2015

Sehingga seluruh partikel CONTO


terendap dapat dirumuskan SOAL
• Suatu kolom pengendapan setinggi 150 cm
sebagai berikut dipakai untuk mengendapkan partikel diskret.
Pada kedalaman 120 cm terdapat titik sampling
untuk mengambil sampel pada waktu tertentu.
• Data tes yang diperoleh adalah sebagai berikut:

• Berapakah % total pengendapan partikel diskret


pada kecepatan/over flow rate 0.025 m3/detik-
m2 ?

• JAWAB : • Hitung jumlah total fraksi yg terendapkan


Hitung kecepatan mengendap v = h/t, sehingga hasilnya

Gambarkan
hubungan
fraksi tersisa
vs
kecepatan

5
01/06/2015

• Hitung luasan di atas kurva


90.00%
v R
80.00%
0.006 80.00%
70.00%
0.01 63.62%
60.00%
0.02 54.85%
50.00%
0.03 52.04%
40.00%
0.04 48.02%
30.00%
0.042 43.76%
20.00%
0.044 42.25%
10.00%
• Jadi jika kita pakai kecepatan 0.046 34.18%
0.00%
• Pengendapan 0.025 m/dtk, maka

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05
0.048 30.27%
• Partikel yang mengendap 65 % dari
• seluruh partikel yg ada

6
TUGAS KHUSUS

5.1. Perhitungan Bak Sedimentasi

5.1.1. Zona Settling

Kriteria perencanaan:

1. Q = 0,05 m3/dt + no.akhir mahasiswa

2. Jumlah bak = 1 buah

3. Jumlah subbak = 2 buah

4. Panjang subbak = 6m

5. Lebar subbak = 2m

6. Kedalaman = 4m

Perhitungan:

1. Debit (Q)

Qtotal
Qsubbak =
Σ subbak
0,05m 3 / dt
Qsubbak =
2
Qsubbak = 0,025m 3 / dt

Plate settler

2. Waktu tinggal (td)

LWH
td =
Q
6m * 2m * 4m
td =
0,025m 3 / dt
td = 1920 det ik = 0,53 jam

96
97

Plate settler

C
h (kedalaman plate) = 0,9m
a(kemiringan plate) = 60o
y h w (jarak antar plate) = 0,05m

A w

3. Panjang plate

h
y=
sin α
0,9
y=
sin 60 o
y = 1,04m

4. Panjang lintasan AC

h w
AC = +
sin α tan α
0,9m 0,05m
AC = o
+
sin 60 tan 60 o
AC = 1,07 m

5. Kecepatan mengendap partikel (Vs)

h
Vs =
td
0,9m
Vs =
1920 det ik
Vs = 0,00047m / dt

6. Kecepatan horizontal (Vo)

Vo = (0,5 − 0,7) * Vs
Vo = 0,5 * 0,00047 m / dt
Vo = 0,000235m / dt
98

Dari hasil Vs, diplotkan ke grafik diameter partikel (Reynold, 226) didapatkan

diameter partikel= 4.10-3 cm

Dari hasil Vs/Vo, diplotkan ke grafik % removal (Fair Geiyer and Okun, 25-14)

didapatkan % removal sebesar 79% best performance

7. Radius hidrolis (R)

w sin α
R=
2
0,05m * sin 60 o
R=
2
R = 0,022

8. Luas area settling (A)

Q ⎡ w ⎤
A= ⎢ ⎥
Vo ⎣ (h cos α ) + ( w cos α ) ⎦
2

0,025m 3 / dt ⎡ 0,05m ⎤
A= ⎢ o ⎥
0,000235m / dt ⎣ (0,9m * cos 60 ) + (0,05m * sin 60 ) ⎦
o 2

A = 11,5m
lebar = 2m
A
panjang ( p) =
l
11,5m
panjang ( p) =
2m
panjang ( p) = 5,75m

9. Kecepatan Horizontal (Vh)

Q
Vh =
A sin α
0,025m 3 / dt
Vh =
11,5 sin 60 o
Vh = 0,00251m / dt
99

10. Jumlah settler (n)

p sin α
n= +1
d
p sin α
n=
w [sin α
+1
]
5,75m * sin 60 o
n= +1
⎡0,05m ⎤
⎢⎣ sin 60 o ⎥⎦
n = 116buah

11. Bilangan Reynold (NRE)

VoR
N RE =
ν
0,00251m / dt * 0,022
N RE =
0,8975 *10 −6
N RE = 61,53 <2000………OK!
12. Bilangan Froud (NFR)

Vo 2
N FR =
gR
(0,00251m / dt ) 2
N FR =
9,81m / dt 2 * 0,022
N FR = 2,92 * 10 −5 >10-5 ……….OK!

5.1.2. Zona Inlet

Kriteria perencanaan:

1. Berupa pipa dengan panjang L= 54m

2. Q = 50 l/dt = 0,05 m3/dt

3. ∅pipa inlet = 30 cm = 0,3 m


100

Perhitungan:

1. Luas Penampang (A)

1
A = πD 2
4
1
A = * π * 0,3m 2
4
A = 0,071m 2

2. Kecepatan (V)

Q
V =
A
0,05m 3 / dt
V =
0,071m 2
V = 0,7m / dt (0,3-2,5) m/dt……….. OK!

3. Headloss (hf)

1, 85
⎡ QL ⎤
hf may =⎢ 2 , 63 ⎥
⎣ 0,2785 * C * D ⎦
1, 85
⎡ 0,05m 3 / dt * 54 m ⎤
hf may =⎢ 2 , 63 ⎥
⎣ 0,2785 * 130 * 0,3m ⎦
hf may = 2,87 m

V2
hf min = k
2g
(0,7 m / dt ) 2
hf min = 9,6
2 * 9,81m / dt 2
hf min = 1,2m

hf total= hf may + hf min


hf total = 2,87m + 1,2m
hf total = 4,07 m
101

5.1.3. Zona Sludge

Kriteria perencanaan:

1. Beban Ss = 1000mg/l

2. Panjang = 6m

3. Lebar = 2m

4. Kedalaman = 2m

5. ∅pipa penguras = 30cm = 0,3m

6. ρs = 1200 kg/m3

Perhitungan :

1. Solid yang mengendap (S)

S = %removal * bebanSs
S = 79% *1000mg / l
S = 790mg / l = 790 gr / m 3

2. Berat solid (Ws)

Ws = S * Q
Ws = 790 gr / m 3 * 0,025m 3 / dt
Ws = 39,5 gr / dt = 0,01975kg / dt = 1706.4kg / hr

3. Volume sludge (Vsl)

Ws
Vsl =
ρs * Ss * %removal
1706.4kg / hr
Vsl =
1200kg / m 3 * 1,1 * 0,79
Vsl = 1.64m 3 / hr
102

4. Dimensi ruang lumpur (V)

1
V = h( A + A' A * A' )
3
1 1 1
V = h(( P * L) + ( πD 2 ) ( P * L) * ( πD 2 ))
3 4 4
1 1 1
V = * 2m * ((2m * 6m) + ( π * (0,3m) 2 ) (2m * 6m) * ( π * (0,3m) 2 ) )
3 4 4
V = 8.07m 3

5.1.4. Zona Outlet

Kriteria perencanaan :
1. Panjang limpahan = 18,8 m
2. ∅pipa outlet = 30cm = 0,3m
3. grafitasi
Perhitungan :
1. Tinggi air di atas pelimpah (h)
3
3Q
h2 =
2 * Cd * P * 2 g
3
3 * 0,025m 3 / dt
h2 =
2 * 0,6 * 9,4m * 2 * 9,81m / dt 2
h = 0,013m = 1,3cm
2. WLR
Q
WLR =
P
0,05m 3 / dt
WLR =
18.8m
WLR = 0,003m 3 / mdt
103

3. Luas penampang pipa outlet (A)


1
A = πD 2
4
1
A = π * (0,3m) 2
4
A = 0,071m 2
4. Cek kecepatan (V)
Q
V =
A
0,05m 3 / dt
V =
0,071m 2
V = 0,7m / dt (0,3-2,5) m/dt……….. OK!
104
105
106
DETAIL DESAIN SLUDGE THICKENER

Kriteria Perencanaan :
1. Konsentrasi sludge solids dari proses di bak pengendap I :
Primary dan waste activated sludge = 3-8 %
2. Konsentrasi sludge solids dari proses di bak pengendap II :
Primary dan waste activated sludge = 0.5 - 1 %
3. Konsentrasi sludge solids dari proses di gravity thickener :
Primary dan waste activated sludge = 2-8 %
4. Hydraulic loading = 4 - 10 m3/m2.hari
5. Solid loading (SL) = 25 - 80 kg/m2.hari
6. Solid capture = 80 - 90 %
7. Kemiringan bak = 1:4-1:6
8. Sludge Volume Ratio (SVR) = 0.5 - 3 hari

Direncanakan :
1. Jumlah bak = 2 buah
2. Lumpur yang masuk ke thickener berasal dari bak pengendap I dan
bak pengendap II
Dari Bak Pengendap I
- Berat solid = Berat solid x jumlah BP I
= 1119.744 x 2
= 2239,48 kg/hari
- Ss (lumpur) = 1,02
- % solid = 5 %
- Volume lumpur = Berat solid / (r air x Ss x % solid)
= 43,911 m3/hari
- Volume solid = % solid x volume lumpur
= 2,196 m3/hari
- Berat lumpur = (100/5) x berat solid
= 44789,6 kg/hari
- Volume air = volume lumpur - volume solid
= 41,716 m3/hari
Dari Bak Pengendap II
- Berat solid = Berat solid x jumlah BP II
= 7457,67 kg/hari
- Ss (lumpur) = 1,005
- % solid = 1 %
- Volume lumpur = Berat solid / (r air x Ss x % solid)
= 742,057 m3/hari
- Volume solid = % solid x volume lumpur
= 7,421 m3/hari
- Berat lumpur = (100/5) x berat solid
= 745767 kg/hari
- Volume air = volume lumpur - volume solid

1
= 734,636 m3/hari
Sehingga :
- Berat solid total = 9697,15 kg/hari
- Volume lumpur total = 785,968 m3/hari
- Volume solid total = 9,616 m3/hari
- Berat lumpur total = 790557 kg/hari
Perhitungan :
1. Lumpur yang keluar dari sludge thickener :
- Kadar solid = 5 %
- Kadar air = 95 %
- volatile matter = 70 %
- fixed solid = 30 %
- spesific gravity fixed solids (Sf) :
Sf = 2,5
- spesific gravity volatile solids (Sv) :
Sv = 1
Sehingga :
1 / Ss = (0.3 / 2.5 ) + (0.7 / 1.0)
Ss = 1,22
Spesific gravity solids = 1,22
- Ss lumpur di thickener (S) :
1/S = (kadar solid / Ss solid campuran) +
(kadar air / Ss air)
S = 1,01
- r lumpur di thickener = Ss lumpur x r air
= 1009,08 kg/m3
2. Berat lumpur = 100/5 x berat solid total
= 193943 kg/hari
3. Volume lumpur = Berat lumpur / r lumpur
= 192,198 m3/hari
4. Volume lumpur yang direduksi = (volume lumpur total awal - akhir)
volume lumpur total awal
= 0,80
%, (80-
= 80 90)% OK
5. Volume air = vol lumpur - vol solid yg masuk thickener
= 182,58 m3/hari
6. Debit air yang keluar dari thickener = vol air masuk - vol air di thickener
= 776,352 m3/hari
7. Dimensi thickener :
- Berat solid total = 9697,15 kg/hari
Berat solid tiap bak = 4848,58 kg/hari
- Solid loading direncanakan = 40 kg/m2.hari
- Luas permukaan (As) :
As = Berat solid / solid loading
= 121 m2

2
- Diameter thickener (D) :
D = (4 . A / p)1/2
= 12,4 m
- Kedalaman rencana (h) = 3,5 m
- Kedalaman di tengah bak dengan kemiringan 1 : 6 (d) :
d = h + (1/2 D x 1/6)
= 5 m
8. Volume thickener = Axh
= 424,25 m3
9. Cek Sludge Volume Ratio (SVR) :
SVR = vol thickener / vol air influen
= 0,55 hari OK
(kriteria : 0.5 - 3 hari)

DETAIL DESAIN AEROBIC SLUDGE DIGESTER

Kriteria perencanaan :
1. Solid retention time (SRT) :
- standart rate = 30 - 60 hari
- high rate = 10 - 20 hari
2. Sludge loading :
- standart rate = 0.64 - 1.6 kg VS/m3.hari
- high rate = 2.4 - 6.41 kg VS/m3.hari
3. Volume kriteria (primary sludge + waste activated sludge) :
0.06 -
- standart rate = 0.08 m3/kapita
0.02 -
- high rate = 0.04 m3/kapita
4. Sludge feed solids concentration (primary + waste activated sludge) :
- standart rate = 2-4 %
- high rate = 4-5 %
5. Digested solids underflow concentration :
- standart rate = 4-6 %
- high rate = 4-6 %
6. Diameter = 20 - 125 ft

Diketahui :
1. Karakteristik lumpur sebelum didigest :
- berat solid = 9697,152 kg/hari
- berat lumpur = 193943,0 kg/hari
- kadar solid = 5 %
- kadar air = 95 %
- volatile matter = 70 %
- fixed solid = 30 %
- spesific gravity fixed solids (Sf) :
Sf = 2,5
- spesific gravity volatile solids (Sv) :

3
Sv = 1
2. Karakteristik lumpur setelah didigest :
- kadar solid = 10 %
- kadar air = 90 %
- volatile matter = 70 % (destroyed)
- spesific gravity fixed solids (Sf) :
Sf = 2,5
- spesific gravity volatile solids (Sv) :
Sv = 1
Perhitungan :
1. Spesific gravity rata-rata solid sebelum didigest (Ss) :
1 / Ss = (0.3 / 2.5 ) + (0.6 / 1.0)
Ss = 1,22
2. Spesific gravity lumpur sebelum didigest (S) :
1/S = (0.05 / 1.22) + (0.95 / 1)
S = 1,01
3. Volume lumpur sebelum didigest (Vb) :
Vb = berat solid / (r air . S . kadar solid)
= 192,198 m3/hari
4. Persentase dari volatile matter setelah didigest :
total volatile solid = 2036,4 kg
setelah digestion
total solid setelah = 4945,5 kg
digestion
% volatile matter = total volatile solid setelah digestion x 100 %
total solid setelah digestion
= 41 %
5. Spesific gravity rata-rata solid pada digested sludge (Ss) :
1 / Ss = (0.59 / 2.5) + (0.41 / 1)
Ss = 1,55 (digested solids)
6. Spesific gravity lumpur pada digested sludge (S) :
1/S = (0.1 / 1.55) + (0.9 / 1)
S = 1,04
7. Volume digested sludge (Vds) :
Vds = berat solid setelah digestion / (r air . S . kadar solid)
= 47,710 m3/hari
8. Persentase reduksi volume lumpur setelah digestion :
reduksi = 75,18 %
9. Volume digester (V) :
V = [Vf - 2/3(Vf - Vd)] . T
dimana :
V = volume digester (m3)
Vf = volume lumpur yang ditambahkan tiap hari (m3/hari)
= 192,198 m3/hari
Vd = volume digested sludge yang diremoval tiap hari

4
(m3/hari)
= 192.198 - 47.710 = 144,5 m3/hari
t = digestion time (hari)
= 15 hari
V = 2406 m3
10. Dimensi tangki (D) :
Direncanakan :
- Jumlah unit = 2 buah
- Vol tiap unit = 1203 m3
- digester berbentul lingkaran (circular) dengan :
kedalaman (h) = 4 m
Sehingga :
Luas (A) = Vol tiap unit / h
= 301 m2
D = (4 . A / p)1/2
= 19,6 m
(20 - 125)
= 64,2 ft OK ft
11. Cek solid loading (SL) :
SL = (berat total solid / jumlah tangki) / vol tiap tangki
= 4,031 kg VS/m3.hari OK
(2.4 - 6.41) kg VS/m .hari
3

Kesimpulan bahwa setelah proses digestion, maka :


- berat solid = 4945,5 kg/hari
- berat volatile = 2036,4 kg/hari
- berat fixed = berat solid - berat volatile
= 2909 kg
- volume lumpur = 47,710 m3/hari
- volume solid = 10% x vol. Lumpur
= 4,771 m3/hari
- volume air = volume lumpur - volume solid
= 42,939 m3/hari
- berat lumpur = 100/10 x berat solid
= 49455,48 kg/hari
12. Produksi gas :
Volume CH 4 = (5.62)[(So - S) - 1.42 P x ] ………(1)
dimana :
Volume CH 4 = volume dari gas methana yang diproduksi pada kondisi
standar, 0oC dan 1 atm (ft3/hari)
5,62 = theoretical conversion factor untuk sejumlah gas methana
yang diproduksi dari konversi lengkap 1 lb BOD L menjadi
gas methana dan karbon dioksida
(ft3 CH 4 /lb BOD L oxidized)
So = ultimate BOD L di influen (lb/hari)

5
S = ultimate BOD L di efluen (lb/hari))
Px = jumlah volatile solid yang diproduksi setiap hari (lb/hari)
= 2036,4 kg/hari = 4489,452 lb/hari
Sedangkan :
Px = Y (So - S) ……….. (2)
1 + kd . qc
dimana :
Y = yield coefficient (lb/lb)
= 0,05 lb cells/lb BOD L utilized
kd = endogenous coefficient (/hari)
= 0,03 /hari
qc = mean cell-residence time (hari)
= 10 hari (pada suhu operasi 35oC)
Dari rumus (2), diperoleh :
So - S = 116725,75 lb/hari
Sehingga dari rumus (1), dapat dihitung :
Volume CH 4 = 620171,1 ft3
= 17561,38 m3
Karena digester gas adalah sekitar 2/3 methana, maka total volume gas :
volume gas = Volume CH 4 / 0.67
= 26211,02 m3
13. Kebutuhan panas
a. Heating required untuk lumpur
H = berat lumpur x C p (T 2 - T 1 )
dimana :
berat lumpur = 193943,0 kg/hari
H = heat required (joule/hari)
Cp = spesific heat of sludge, sama dengan untuk air
= 4200 joule/kg
T2 = digestion temperature (oC)
= 35 oC
T1 = temperatur dari thickened sludge (oC)
= 10 oC
sehingga :
H = 2,04E+10 joule/hari
b. Kehilangan panas dari digester
q = U . A . (T 2 - T 1 )
dimana :
q = kehilangan panas (W)
U = overall coefficient of heat transfer (W/m2 . oC)
A = cross-sectional area dimana kehilangan panas terjadi (m2)

6
T2 = suhu di dalam digester
T1 = suhu di luar digester
- Luas area dari dinding, alas (lantai) dan atap (atas)
Diketahui :
Diameter = 19,6 m
Side depth = 4 m
Center depth = 6 m
Sehingga :
Area dinding = p . D . side depth
= 245,84 m2
Area alas = p . center depth . [center depth2 + (1/2. side depth)2]1/2
= 119,15 m2
Area atap : U = p . center depth2
= 113,04 m2
- kehilangan panas tiap area
Diketahui :
Area dinding : U = 0,12 Btu/ft2.oF = 0,68082 W/m2.oC
T2 = 35 oC

T1 = 0 oC
Area alas : U = 0,15 Btu/ft2.oF = 0,851025 W/m2.oC
T2 = 35 oC

T1 5 oC
Area atap : U = 0,16 Btu/ft2.oF = 0,90776 W/m2.oC
T2 = 35 oC

T1 = -5 oC

Sehingga :
q (dinding) = 5857,95 W
q (alas) = 3042,11 W
q (atap) = 4104,53 W
q total = 13004,58 W
= 1,12E+09 joule/hari
Total kebutuhan panas untuk digester (Q) :
Q = H + q total
= 2,15E+10 joule/hari
14. Dimensi tangki gas :
- volume gas total = 26211,02 m3
- kapasitas tangki = 40 % (kriteria)
= 10484,41 m3
- direncanakan :
jumlah tangki = 6 unit
kapasitas tiap tangki = 1747,401 m3
(gas tersimpan dalam tangki bertekanan)
- tinggi tangki rencana = 8 m

7
- diameter tangki = [4 . (Vol / h) / p]1/2
= 16,7 m

DETAIL DESAIN SLUDGE DRYING BED

Kriteria perencanaan :
200 -
1. Tebal lapisan media = 300 mm
2. Lebar bed = 6 m
3. Panjang bed = 6 - 30 m
Direncanakan :
1. Tebal lapisan media = 250 mm
2. Tebal cake di bed = 0,5 m
3. Lebar bed = 6 m
4. Waktu pengeringan (T) = 10 hari
5. Berat air di dalam cake sludge = 60 % berat solid (Pi)
6. Jumlah bed rencana (n) = 2 unit
Kondisi lumpur yang keluar dari anaerobic sludge digester :
1. Kadar air = 90 % (P)
2. Kadar solid = 10 %
3. Berat solid = 4945,55 kg/hari
4. Volume air = 42,939 m3/hari

Perhitungan :
1. Volume cake dari solid (Vi) :
Vi = V air . (1 - P)
1 - Pi
= 10,7 m3/hari
2. Dimensi bed
Kapasitas bed (V) = Vi . T
n
= 53,67 m3
Luas bed (A) = V / tebal cake di bed
= 107,35 m2
Sehingga :
Lebar = 6 m
Panjang bed = A / lebar
(6 - 30)
= 17,9 m OK m
3. Tebal cake di bed = 0,5 m
terdiri dari :
- h lumpur = 0,25 m
- h pasir = 0,15 m
- h gravel = 0,1 m
freeboard rencana = 0,2 m
Sehingga :
H total = h lumpur + h pasir + h gravel + fb

8
= 0,7 m
4. Desain bak
- tiap bak terdiri dari 1 drainage lateral line
- letak pipa memanjang
- slope pipa = 2 %
- diameter pipa = 100 mm
a). Letak pipa = Lbak / 2
= 3 m
b). Jarak pipa dari dinding (S) :
Lebar tempat pipa = 150 mm (rencana)
S = lebar bak - lebar tempat pipa
2
= 2,925 m
c). Kedalaman sentral (h sentral) :
Slope = 0,02
Slope = h sentral / L dimana L = S
Slope x
h sentral = S
= 0,0585 m
= 5,85 cm
= 6 cm
maka kedalaman bak dari sentral pipeline :
Hsentral = H total + h sentral
= 0,76 m

Anda mungkin juga menyukai