Anda di halaman 1dari 2

SKRIPSI PRAMUKA

1. Abdul Multi Syarif. 2014. Skripsi. Relevansi Sistem Among Dalam Gerakan Pramuka
Dengan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN
Walisongo. Semarang.

Sistem among dalam gerakan pramuka adalah 3 prinsip kepemimpinan yaitu yang pertama
“ing ngarsa sung tuladha” yang artinya di depan memberikan contoh, hal ini sesuai dengan
pendidikan akhlak dalam pendidikan Agama Islam, seperti yang di contohkan oleh
Rasulullah SAW kepada umatnya. Yang kedua “ing madya mangun karsa” artinya di
tengah-tengah membangun kemauan, prinsip kepemimpinan yang kedua ini juga sesuai dengan
pendidikan agama Islam yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits yaitu tentang
Allah yang memberikan semangat kepada hamba-hambaNya agar mau beribadah dan
selalu bertaqwa kepada-Nya dan Allah akan mencukupi keperluannya. Yang ketiga “Tut
Wuri Handayani” artinya dibelakang memberikan dorongan. Ketiga prinsip kepemimpinan
ini harus di lakukan dengan penuh kasih sayang dan Tanggung Jawab, hal ini sesuai dengan
kisah perjalanan hidup Rasulullah yang sangat mengasihi menyayangi anak-anak yang
ada di sekitarnya begitu juga dengan tanggung jawab yang juga merupakan ruang lingkup
pendidikan agama Islam. Berdasarkan penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa, sistem
among dalam gerakan pramuka sangat relevan dengan pendidikan agama Islam.

2. Abdullah Choiri. 2012. Skripsi. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam ekstrakurikuler


pramuka (studi analisis diskriptif di MTs. Darul Hasanah Genuk Semarang) Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo. Semarang.

Setelah melakukan penelitian, maka peneliti memberikan batasan nilai-nilai pendidikan


Islam sebagai berikut: Nilai ketaatan, Nilai ketakwaan, Nilai moral, Nilai kemandirian, Nilai
toleransi, Nilai tolong menolong, Nilai tanggung jawab, Nilai kedisiplinan.
Pramuka sebagai extrakurikuler yang wajib di ikuti oleh siswa di MTs Darul Hasanah
Genuk Semarang memiliki berbagai macam kegiatan yang pada prinsipnya berorientasi pada
nilai Pendidikan Islam diantranya:
Nilai ketaatan tertuang dalam Trisatya (Demi kehormatanku, aku berjanji akan
bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Negara
Keasatuan Republik Indonesia,...), tertuang dalam kegiatan Sholat asar berjama’ah,
pengucapan trisatya dalam upacara. Nilai ketakwaan tertuang dalam Dasadarma darma
yang pertama (takwa kedapa Tuhan Yang Maha Esa ), tertuang dalam kegiatan sholat asar
dan pembacaan asma’ul husna. Nilai moral tertuang dalam Dasadarma darma yang kesepuluh
(suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan) mengucapkan Dasadarma dan Trisatya,
permainan menyampaikan pesan berantai. Nilai kemandirian tertulis dalam Dasadarma darma
keenam (rajin, terampil dan gembira), tertuang dalam kegiatan perkemahan dan menghafalkan
Dasadarma dan Trisatya secara mendiri. Nilai toleransi tertulis dalam Dasadarma darma
keempat (patuh dan suka bermusyawarah) tertuang dalam kegiatan musyawarah sebelum
mengerjakan tugas kelompok. Nilai tolong menolong tertulis dalam Dasadarma darma kelima
(rela menolong dan tabah), tertuang dalam kegiatan pelatiah pembuatan drakbar, tepuk-tepuk
dan nyanyian. Nilai tanggung jawab tertulis dalam Dasadarma darma kesembilan (bertanggung
jawab dan dapat dipercaya), tertuang dalm kegiatan tanggung jawab atas penyelesai pembuatan
drakbar dan sandi kotak, serta tanggung jawab yang diberikan pembina terhadap dewan untuk
menyiapkan upacara. Nilai kedisiplinan tertuang dalam Dasadarma darma kedelapan (disiplin,
berani, dan setia), tertuang dalam kegiatan baris-berbaris dan sholat pada waktunya.

3. Marzuki dan Lysa Hapsari. Jurnal. Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan
Kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Yogyakarta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan karakter melalui kegiatan
kepramukaan di MAN 1 Yogyakarta dilakukan melalui peran pembina pramuka sebagai mitra
atau pembimbing, memberikan dukungan dan memfasilitasi siswa dengan kegiatan yang
modern, menarik, dan menantang. Metodenya antara lain: pengamalan kode kehormatan
pramuka padasetiap kegiatan; kegiatan belajar sambil melakukan, berkelompok, bekerja sama,
dan berkompetisi; kegiatan di alam terbuka seperti perkemahan; penghargaan berupa tanda
kecakapan bantara dan laksana; sertasatuan terpisah ambalan putra dan putri. Hambatan yang
muncul antara lain adalah kurangnya perhatian guru terhadap masalah pramuka danbanyaknya
siswa yang tidak suka mengikuti kegiatan kepramukaan. Upaya untuk mengatasinya dengan
mengajak para guru ikhlas melakukannya dan menciptakan kegiatan yang menarik dan
menantang siswa.

4. Nurrochim. 2014. Skripsi. Implementasi Pendidikan Kepramukaan Terhadap


Pembentukan Kedewasaan Mahasiswa Pendidiakan Agama IslamAnggota Racana
STAIN Salatiga Tahun 2013. Skripsi. Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa proses pendidikan kepramukaan yang ada di
tingkat perguruan tinggi (pandega) menunjukkan adanya data pendidikan ke arah pembentukan
kedewasaan anggotanya. Baik data yang berasal dari hasil wawancara, observasi, maupun studi
pustaka.
Setelah dilakukan analisis data penelitian, terdapat kesimpulan bahwa pendidikan
kepramukaan berpengaruh terhadap pembentukan kedewasaan anggota Racana. Bukan hanya
peningkatan kedewasaan, akan tetapi juga mempengaruhi proses perkuliahan anggota Racana
menjadi lebih baik.

5. Ulfatur Ruhama. 2016. Integrasi Interkoneksi Pendidikan Agama Islam Dan


Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Membentuk Kepribadian Siswa. Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya. JOIES: Journal of Islamic Education Studies. Volume 1,
Nomor 2, Desember 2016; p-ISSN 2540-8070, e-ISSN 2541-173X

6. ghhjkl

Anda mungkin juga menyukai