Anda di halaman 1dari 25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen

yaitu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Adapun desain yang dipilih

adalah pre-experimental designs (nondesign). Desain ini belum merupakan

eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut

berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen (Sugiyono, 2015). Bentuk

pre-experimental designs (non designs) yang dipilih yaitu model one-group

pretest-posttest design.

Penelitian ini melibatkan satu kelompok eksperimen pada ibu post seksio

caesarea . Pretest merupakan pengukuran tingkat mual muntah sebelum intervensi

dilakukan dan untuk mengetahui data dasar yang akan digunakan. Pretest juga

digunakan untuk mengetahui efek dari variabel independen. Aromaterapi jahe

akan dilakukan pada responden kemudian dilakukan postest. Hasil sebelum dan

sesudah intervensi kemudian akan diukur. Dalam model ini terdapat satu

kelompok eksperimen kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal

kelompok eksperimen, selanjutnya diberikan perlakuan dan diberikan postest.

desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Gambar 3.1. Bagan One-Group Pretest-Postest Design (Sugiyono, 2015)

49
50

keterangan:

O1= nilai pretest (sebelum diberi perlakuan aromaterapi)

O2= nilai postest (Sesudah diberi perlakuan aromaterapi)

X= Variabel perlakuan penggunaan aromaterapi.

3.2 Paradigma Penelitian

Perawatan wanita setelah persalinan SC merupakan kombinasi antara

asuhan keperawatan bedah dan maternitas. Setelah pembedahan selesai, ibu akan

dipindahkan ke area pemulihan. Pengkajian keperawatan segera setelah

melahirkan meliputi pemulihan dari efek anestesi, status pasca operasi, pasca

melahirkan, dan derajat nyeri (Bobak dkk, 2012).

Mual muntah merupakan gejala yang sering timbul akibat anestesi pada

pasien pasca operasi. Saat ini kejadian keseluruhan mual dan muntah pasca

operasi diperkirakan 25-30%. Mual muntah pada pasien post SC dengan spinal

anestesi disebabkan oleh hipotensi, hipoksia, kecemasan, pemberian narkotik,

peningkatan syaraf parasimpatik, dan reflex manipulasi oleh operator, sedangkan

pada anestesi umum disebabkan oleh intubasi, kedalamanan anestesi, perubahan

posisi kepala sesaat setalah bangun, obat-obat anestesi dan agen inhalasi.

Diperkirakan 0,18% pasien akan mengalami mual muntah pasca operasi (PONV)

yang menetap, yang menyebabkan perpanjangan waktu perawatan di Unit

Perawatan Post Operasi (UPPA) atau lamanya perawatan di rumah sakit yang

akhirnya akan meningkatan biaya perawatan.

Mual muntah pasca operasi dapat dikatakan sebagai masalah kecil yang

besar pada anestesia untuk operasi rawat jalan, karena akan dapat menghambat
51

keluarnya pasien dari ruang perawatan pasca operasi dan dapat menyebabkan

waktu rawat yang lebih lama. Meskipun mual muntah pasca operasi biasanya

sembuh sendiri dan tidak fatal, hal ini dapat menyebabkan morbiditas yang

bermakna, diantaranya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, hipertensi dan

perdarahan, ruptur esofagus dan gangguan jalan nafas yang dapat mengancam

jiwa, meskipun komplikasi yang lebih berat jarang, perawatan post operasi adalah

penting seperti halnya persiapan pre operasi. Tujuan perawatan post operasi

adalah untuk menghilangkan rasa nyeri, sedini mungkin mengidentifikasi masalah

dan mengatasinya sedini mungkin. Mengantisipasi dan mencegah terjadinya

kornplikasi lebih baik daripada sudah terjadi komplikasi (Marshaban, 2013).

Pencegahan dan penanganan mual muntah dapat menggunakan terapi

farmakologi dan terapi non farmakologi. Penanganan mual muntah dengan

menggunakan terapi nonfarmakologi yang efektif salah satunya dengan terapi

komplementer (Chiravalle & Caffrey, 2005 dalam Supatmi, 2015). Terapi

komplementer banyak menggunakan dan mengacu pada efektivitas dari beberapa

terapi. Terapi komplementer dalam ilmu keperawatan dikenal juga sebagai terapi

modalitas (Kusharyadi, 2011). Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi

komplementer sebagai dasar penerapannya dan diatur dalam UU No. 38 Tahun

2014 tentang Keperawatan pada pasal 30 ayat (2).Terapi komplementer yang

dapat digunakan untuk mencegah dan mengurangi mual muntah salah satunya

dengan aromaterapi.

Cara penyembuhan mual dalam aromaterapi dapat dilakukan dengan

penghirupan yaitu cara penyembuhan paling langsung dan cepat karena molekul-
52

molekul minyak esensial yang mudah menguap berpengaruh langsung pada organ

penciuman dan dipersepsikan oleh otak untuk memberikan reaksi tertentu pada

tubuh. Bau tertentu dapat memberikan suasana nyaman, sedangkan bau lain

dapat menyembuhkan (Primadiati, 2012).

Bagan 3.1
Kerangka Penelitian Pengaruh Aromaterapi Jahe Terhadap Keluhan Mual
Muntah Pada Pasien Post SC di RS Al Islam Bandung

Keluhan Post SC meliputi


- Nyeri Input Proses Output
- Mobilisasi terbatas
- Mual muntah post Aromaterapi Intensitas Mual
operasi (PONV) Jahe Muntah

Pretest Posttest

Ha / Ada Pengaruh Ho / Tidak Ada Pengaruh

Sumber : Modifikasi dari Miller (2010), Wood dkk(2011), Poerwadi (2006), Jaelani (2009), Sunoto (2010),
Primadiati (2012), Bobak dkk (2012), Mitayani (2013).

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan proporsi yang akan diuji keberlakuannya, atau

merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan peneliti. Hipotesis

dalam penelitian kuantitatif dapat berupa hipotesis satu variabel dan hipotesis

dua atau lebih variabel yang dikenal sebagai hipotesis kausal (Priyono,

2016). Jawaban dalam penelitian ini adalah :

Ho: Tidak ada pengaruh aromaterapi jahe terhadap keluhan mual muntah

pada pasien post seksio caesarea di Rumah Sakit Al Islam Bandung.


53

Ha : Ada pengaruh aromaterapi jahe terhadap keluhan mual muntah pada

pasien post seksio caesarea di Rumah Sakit Al Islam Bandung.

3.4 Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2015). Jenis variabel penelitian dibagi dua yaitu variabel independen

(variabel bebas/ yang mempengaruhi) dan variabel dependen (yang

dipengaruhi).

3.4.1 Variabel Independen

Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,

2015). Dalam penelitian ini variabel independen adalah aromaterapi

jahe.

3.4.2 Variabel Dependen

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini

variabel dependen adalah mual muntah.

3.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.5.1 Definisi Konseptual

Aromaterapi berarti terapi dengan memakai minyak esensial yang

ekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah bagian

dari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006). Sedangkan menurut Sharma


54

(2009) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan wangi-wangian’.

Istilah ini merujuk pada penggunaan minyak esensial dalam penyembuhan

holistik untuk memperbaiki kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam

mengembalikan keseimbangan badan. Terapi komplementer (pelengkap),

seperti homoeopati, aromaterapi dan akupuntur harus dilakukan seiring

dengan pengobatan konvensional (Jones, 2006).

Mual (nausea) adalah suatu perasaan yang tidak nyaman di daerah

epigastrik. Kejadian ini biasanya disertai dengan menurunnya tonus otot

lambung, kontraksi, sekresi, meningkatnya aliran darah ke mukosa intestinal,

hipersalivasi, keringat dingin, detak jantung meningkat dan perubahan ritme

pernapasan. Refluks duodenogastrik dapat terjadi selama periode nausea yang

disertai peristaltik retrograd dari duodenum ke arah antrum lambung atau

terjadi kontraksi secara bersamaan pada antrum dan duodenum (Wood dkk,

2011).

Retching adalah upaya kuat dan involunter untuk muntah, tampak

sebagai gejala awal sebelum muntah. Upaya ini terdiri dari kontraksi

spasmodik otot diafragma dan dinding perut serta dalam waktu yang sama

terjadi relaksasi LES (lower esophageal sphincter). Sfingter ini juga tertarik

ke atas oleh kontraksi otot longitudinal dari bagian atas esofagus. Selama

retching, isi lambung didorong masuk ke esofagus oleh tekanan intra

abdominal dan adanya peningkatan tekanan negatif intratorakal, bahan

muntahan di esofagus akan kembali lagi ke lambung karena adanya peristaltik

esofagus (Wood dkk, 2011).


55

Muntah didefinisikan sebagai keluarnya isi lambung melalui mulut. Hal

ini dapat terjadi sebagai refleks protektif untuk mengeluarkan bahan toksik

dari dalam tubuh atau untuk mengurangi tekanan dalam organ intestinal

yang bagian distalnya mengalami obstruksi. Kejadian ini biasanya didahului

nausea dan retching (Wood dkk, 2011).

Mual muntah pasca operasi (PONV) adalah mual dan/atau muntah yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah pembedahan. Mual muntah pasca

operasi terdiri dari 3 gejala utama yang dapat timbul segera atau setelah

operasi. Nausea/mual adalah sensasi subyektif akan keinginan untuk muntah

tanpa gerakan ekspulsif otot, jika berat akan berhubungan dengan

peningkatan sekresi kelenjar ludah, gangguan vasomotor dan berkeringat.

Vomiting atau muntah adalah keluarnya isi lambung melalui mulut.

Retching adalah keinginan untuk muntah yang tidak produktif. Mual muntah

pasca operasi dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu mual dan/atau

muntah yang terjadi dalam 2-6 jam pasca operasi ( early PONV), mual

dan/atau muntah yang terjadi dalam 6-24 jam pasca operasi (late PONV)

dan mual dan/atau muntah yang timbul setelah 24 jam pasca operasi

(delayed PONV). Mual muntah pasca operasi yang timbul segera atau

lambat dapat berbeda dalam patogenesisnya (Miller, 2010).


56

3.5.2 Definisi Operasional


Tabel 3.2
Definisi Operasional
3.6 Populasi dan Sampel

No Variabel Definisi Alat Cara Skala


Hasil Ukur
Penelitian Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel
Independen
Aromaterapi terapi non Prosedur Intervensi
jahe farmakologi operasio dan
pendamping nal observasi
dengan jenis aroma aroma setelah 30
terapi berasal dari terapi menit
minyak esensial jahe pemberian
jahe dengan aromatera
konsentrasi 50% pi selama
yang diberikan 24 jam
secara inhalasi post
selama 20-30 menit operasi
pada pasien post
SC yang
mengalami mual
muntah sebanyak
satu tetes.
Variabel
Dependen
Mual Muntah Mual muntah Instrume Observasi Ordinal 0 = tidak mual
Post Operasi diawali dengan n Rhodes muntah
adanya ungkapan INVR 1-8 = ringan
pasien berupa 9-16 = sedang
munculnya rasa 17-24 = berat
tidak nyaman di 25-32 = parah
area perut
(abdomen) yang
diikuti dengan
keluarnya isi
lambung melalui
mulut yang terjadi
dalam 24 jam
pertama post
operasi SC
57

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau

subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah pasien post seksio

caesarea di Rumah Sakit Al Islam Bandung, populasi tiga bulan terakhir

dengan jumlah 92 kasus. Rata-rata populasi perbulan didapat jumlah 30

kasus SC.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tertentu (Sugiyono, 2015). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu

post SC yang mempunyai keluhan mual muntah di Rumah Sakit Al Islam

Bandung.

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik

Nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk dipilih menjadi sampel dengan metode consecutive

sampling yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subyek yang

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sampai kurun

waktu tertentu, sehingga jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi

(Nursalam, 2013).
58

Penentuan besar sampel ditentukan sesuai teori Slovin dari Nursalam

(2013) dengan menggunakan rumus :

N
n = 1 + N (d)²

Keterangan (untuk prediksi) :

n= Besar sampel

N= Besar populasi

d= Tingkat signifikansi atau derajat penyimpangan terhadap

populasi yang diinginkan : 10% (0,10), 5% (0,05), atau 1%

(0,01)

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya,

maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria

inklusi, maupun keiteria ekslusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik unsur

subjek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan

diteliti. Sedangkan kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan

subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai sebab.

Dalam penelitian ini ditentukan kriteria inklusi dan kriteria eklusi sebagai

berikut :

1. Kriteria inklusi

a. Pasien post operasi seksio caesarea 0-2 jam yang diberikan antiemetik.

b. Klien post seksio caesarea yang stabil berdasarkan Aldrete Score

ditandai dengan penilaian nilai warna kulit merah muda dengan kriteria

SPO2 > 92%, pernafasan dapat bernafas dalam dan batuk, sirkulasi
59

tekanan darah dengan kriteria tekanan darah ± 20 mmHg dari normal,

kesadaran klien sadar penuh dengan kriteria respon kesadaran terhadap

orientasi tempat dan waktu , aktifitas seluruh ekstremitas dapat

digerakkan.

2. Kriteria Eklusi

a. Pasien post seksio caesarea dalam kondisi sangat lemah, tidak

stabil dan harus dirawat di HCU/ICU.

b. Pasien post seksio caesarea dengan histerektomy karena terjadi

atonia uteri pada intra operasi SC.

c. Pasien dengan orang tua/keluarga yang tidak kooperatif.

d. Pasien yang alergi terhadap aromaterapi jahe.

Dengan menggunakan rumus diatas dan tingkat signifikan yang

diambil d = 0,05 dari popupasi satu bulan terakhir yang berjumlah 30

klien post sc didapatkan hasil :

N
n = __________
1+ N(d)²

30
n = __________
1 + 30 (0,05)²

= 27

Dari perhitungan diatas didapatkan hasil besar sampel yang harus

terpenuhi adalah 27 responden.


60

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2015).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara

observasi yaitu suatu prosedur berencana, yang antara lain meliputi

melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf aktifitas tertentu

atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti yang terdiri dari dua instrumen yaitu prosedur operasional

pemberian aromaterapi dan Instrumen modifikasi dari Rhodes Index

Nausea Vomiting and Retching (Rhodes INVR).

Observasi pemberian aromaterapi dilakukan peneliti selama 24

jam post operasi dengan mengacu pada prosedur operasional pemberian

aromaterapi, sedangkan untuk mual muntah dilakukan sebelum dan

sesudah dilakukan aromaterapi dengan menggunakan Instrumen

modifikasi dari Rhodes Index Nausea Vomiting and Retching (Rhodes

INVR) yang dipopulerkan oleh Rhodes untuk pengukurannya.

Rhodes INVR digunakan sebagai alat untuk mengukur mual,

muntah dan retching (muntah-muntah) yang populer sampai sekarang,

yang akan diisi oleh responden dengan 5 respon skala Likert yaitu 0-4.

Pengukuran volume muntah dibantu dengan penggunaan gelas ukur


61

berukuran 300cc, dimana gelas ukur ini dibagikan pada masing-masing

responden/orang tua responden.

Instrumen ini akan diakukan uji validitas di Rumah Sakit Al

Islam Bandung dengan kriteria yang sama dengan sampel penelitian

dengan jumlah sampel uji 5 orang responden post SC yang mengalami

mual muntah.

3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kualitas data ditentukan oleh tingkat validitas dan reliabilitas

alat ukur. Validitas adalah kesahihan, yaitu seberapa dekat alat ukur

mengatakan apa yang seharusnya diukur (Sastroasmoro, 2008).

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal.

Instrumen yang mempunyai validitas internal bila kriteria yang ada

dalam instrumen secara teoritis telah mencerminkan apa yang diukur.

Sementara validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta

empiris (Sugiyono, 2017). Validitas instrumen dalam penelitian ini

dicapai dengan menggunakan alat ukur yang sesuai dengan apa yang

akan diukur.

Pada penelitian ini, untuk memenuhi validitas isi, peneliti

melakukan proses back translation (proses penterjemahan instrumen

dari Inggris ke Indonesia) terhadap instrumen yang digunakan (RINVR)

sehingga uji instrumen hanya uji konten ke pakar/ dosen yang

kompeten. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa alih bahasa yang

dibuat peneliti, sesuai dengan isi instrumen yang sebenarnya,


62

mengingat instrumen yang digunakan berbahasa Inggris. Proses back

translation ini dilakukan oleh peneliti dengan bantuan penterjemah

yaitu dosen bahasa Inggris dengan latar belakang pendidikan Sastra

Inggris dan telah tersertifikasi. Hasil back translation tersebut

didapatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna mengenai

inti dan isi instrumen RINVR tersebut. Uji konten dilakukan oleh

peneliti dengan bantuan dosen yang kompeten dalam bidang yang

berhubungan dalam penelitian ini dan ditunjuk dalam penyusunan

proposal ini.

Reliabilitas adalah keandalan atau ketepatan pengukuran. Suatu

pengukuran disebut handal, apabila alat tersebut memberikan nilai yang

sama atau hampir sama bila pemeriksaan dilakukan berulang-ulang

(Sastroasmoro, 2008). Pengukuran reliabilitas instrumen dapat

dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal reliabilitas

instrumen dapat diuji dengan menganalisa konsistensi butir-butir yang

ada pada instrumen. Sementara secara eksternal pengujian data

dilakukan dengan test retest (stability), dengan equivalen dan gabungan

keduanya (Sugiyono, 2015).

Rhodes INVR adalah kuesioner yang memberikan informasi

tentang mual, muntah dan retching. Kuesioner ini telah banyak

digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan mual muntah

dan memiliki reliabilitas internal dari 0,90 sampai 0,98 yang diuji

dengan Alpha Cronbach (Rhodes dan McDaniel, 2004).


63

3.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian,

karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2015). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Mengidentifikasi klien post SC yang memenuhi kriteria.

2. Menyampaikan informed consent yang meliputi maksud dan tujuan

penelitian kepada responden yang memenuhi kriteria dan sampel

menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

3. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest) dihari

pertama pada 0-2 jam post SC dengan melakukan pengukuran

mual muntah menggunakan instrumen sebelum melakukan

aromaterapi kepada responden. Melakukan intervensi atau

perlakukan dengan memberikan aromaterapi jahe kepada

responden, adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam

pemberian aromaterapi jahe yaituhari pertama 0 – 2 jam di ruang

pemulihan dan post SC 2 – 24 jam post SC di ruang perawatan.

4. Setelah diberikan intervensi kemudian peneliti melakukan post test

dengan melakukan pengukuran mual muntah setelah diberikan

aromaterapi jahe selama 20-30 menit kepada responden .

5. Data kemudian dikumpulan, diolah lalu dianalisa dan diperoleh

hasilnya.
64

3.8 Langkah-langkah Penelitian

Untuk melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan, yaitu :

3.8.1 Tahap Persiapan

1. Permohonan izin dari pihak jurusan keperawatan untuk melakukan

studi pendahuluan, mengurus surat-surat perizinan yang ditujukan

kepada RS Al Islam Bandung.

2. Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang akan mendukung

penelitian.

3. Peneliti membuat proposal penelitian yang diajukan untuk

pengujian proposal penelitian.

4. Melakukan revisi proposal penelitian sebelum melaksanakan yang

kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing I dan II.

5. Meminta permohonan izin penelitian dengan menyerahkan surat

izin penelitian kepada Bagian Diklat RS Al Islam Bandung dari

prodi Ners STIKes Bhakti Kencana.

6. Melaksanakan penelitian di RS Al Islam Bandung.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

1. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh dua

orang enumerator. Enumerator dalam penelitian ini harus

disamakan persepsinya terlebih dahulu dan pandangan yang sama

terhadap kuesioner. Enumerator dalam penelitian ini adalah

seorang perawat minimal berpendidikan D3 Keperawatan dan


65

sudah berpengalamam bekerja di ruangan pemulihan dan ruang

perawatan nifas minimal 5 tahun masa kerja.

2. Mengidentifikasi klien post SC yang memenuhi kriteria.

3. Menyampaikan informed consent yang meliputi maksud dan tujuan

penelitian kepada responden yang memenuhi kriteria dan sampel,

menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

4. Melakukan pengumpulan data tahap pertama (pretest) sejak

responden pindah ke ruang pemulihan (0 – 2 jam post SC) dengan

melakukan pengukuran mual muntah menggunakan instrumen

modifikasi dari INVR.

5. Melakukan intervensi atau perlakuan dengan memberikan

aromaterapi dengan minyak essensial jahe dengan cara

hirup/inhalasi selama 20-30 menit kepada responden, adapun

langkah-langkah yang dilakukan dalam pemberian aromaterapi

yaitu 0 -2 jam post SC di ruang pemulihan dan 2 – 24 jam post SC

di ruang perawatan.

6. Setelah diberikan intervensi kemudian peneliti melakukan post test

dengan melakukan pengukuran mual muntah setelah diberikan

aromaterapi jahe 20-30 menit kepada responden . Data kemudian

dikumpulkan, diolah, dianalisa dan diperoleh hasilnya.

3.8.3 Tahap Akhir

1. Menarik Kesimpulan

2. Menyusun Laporan Penelitan


66

3.9 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.9.1 Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu

langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh

langsung dari peneliti masih mentah, belum memberikan informasi apa-

apa dan belum siap untuk disajikan. Untuk memperoleh penyajian data

sebagai hasil yang berarti dan kesimpulan yang baik, diperlukan

pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data pada umumnya

melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Editing (Pengeditan)

Dalam penelitian ini peneliti melakukan penilaian mual

muntah sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi jahe pada

kelompok responden, kemudian dituliskan sebagai dokumentasi

pemeriksaan mual muntah oleh peneliti.

b. Coding

Dalam penelitian ini peneliti melakukan coding data berupa

merubah data berbentuk huruf menjadi bentuk angka pada

karakteristik responden (usia dan paritas), dan pada tabel kesimpulan

hasil ukur.

c. Prosesing

Pada penelitian ini peneliti melakukan entry data-data yang

diperoleh dari responden penelitian, yaitu dengan mengumpulkan


67

semua hasil penilaian mual muntah yang dilakukan sebelum dan

sesudah diberikan aromaterapi jahe pada responden.

d. Cleaning (Pembersihan Data)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali

data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak (Setiadi,

2013). Cleaning dilakukan setelah keseluruhan data dimasukan

kedalam program di komputer selanjutnya diperiksa apakah data

yang dimasukan telah benar.

e. Tabulasi

Pada penelitian ini dibuat tabel-tabel data yaitu dari

karakteristik responden berupa usia, paritas, gambaran hasil nilai

mual muntah pretest dan post test pada responden, selisih rata-rata

dan tabel hasil analisis pengaruh aromaterapi jahe terhadap mual

muntah.

3.9.2 Analisa Data

Analisa data yang dilakukan menggunakan perangkat lunak

komputer (software) . Analisa data dalam penelitian ini menggunakan

analisis univariat dan analisis bivariat.

1. Analisa univariat

Skoring penghitungan mual muntah post SC diukur dengan

menggunakan instrumen Rhodes INVR. Instrumen Rhodes INVR

terdiri dari 8 pertanyaan , yaitu 3 pertanyaan untuk mengukur mual

(No. 4,5,7). Kemudian lima pertanyaan untuk mengukur muntah dan


68

muntah berat (No. 1,2,3,6,8) dengan 5 respon skala Linkert yaitu 0-

4. Dari perhitungan berdasarkan kuesioner dari instrumen Rhodes

INVR didapatkan skala mual muntah terendah yaitu 0 dan tertinggi

32. Skala tingkat mual muntah sebelum dan sesudah pemberian

aromaterapi dari hasil perhitungan tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

0 8 16 24 32
Tidak mual Ringan Sedang Berat Parah
muntah

Keterangan :

0 = Tidak ada mual muntah

1-8 = Mual muntah ringan

9 -16 = Mual muntah sedang

17 -24 = Mual muntah berat

25-32 = Mual muntah parah

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

Proses analisa univariat dilakukan terhadap variabel-variabel dari

hasil penelitian. Analisa univariat dilakukan untuk mendapatkan

gambaran distribusi dan frekuensi dari variabel dependen dan

independen. Analisis karakteristik pada penelitian ini untuk

mendapatkan gambaran mual muntah pada post SC menggunakan

presentase dengan rumus :


𝑥
Ƥ = × 100
𝑛
69

Keterangan :

Ƥ = Prosentase

𝑥 = Jumlah klien post SC

𝑛 = Jumlah sampel

Menurut Arikunto pengelompokan data dapat dikategorikan

sebagai berikut :

0% = Tak seorangpun resonden

1% - 25% = Sebagian kecil responden

26% - 49% = Setengahnya responden

51% - 75% = Sebagian responden

76% - 99% = Hampir seluruhnya responden

100% = Seluruh responden

2. Analisa Bivariat

Jika digambarkan dalam suatu model, akan menjadi seperti

berikut ini :

Variabel X Variabel Y

Gambar 3.2 Hubungan antara variabel X dan variabel Y (Priyono, 2016).

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara

variabel independen dengan variabel dependen, apakah variabel

tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atau hanya pengaruh

secara kebetulan.
70

Pada penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh

aromaterapi terhadap mual muntah pada post SC sebelum dan

sesudah intervensi. Uji hipotesis yang digunakan ditentukan oleh

normal atau tidaknya distribusi data. Maka sebelum dilakukan uji

hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas (Dahlan, 2008).

Untuk mengetahui apakah data distribusi normal atau tidak secara

analitis, maka digunakan uji Shapiro-Wilk karena sampel yang

sedikit (kurang dari atau sama dengan 50).

Apabila data setiap variabel penelitian yang akan dianalisa

membentuk distribusi normal maka untuk uji normalitas data

digunakan statistik parametris. Sedangkan apabila data tidak

berdistribusi normal, maka sebagai gantinya digunakan teknik

statistik lain yang tidak harus berasumsi bahwa data berdistribusi

normal. Teknik statistik itu adalah statistik nonparametris (Sugiyono,

2017).

Statistik parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis

dalam penelitian ini menggunakan t-test. Teknik statistik t-test

adalah merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk

menguji komparasi data rasio atau interval, sedangkan statistik

nonparametris yang dapat digunakan adalah Wilcoxon Match

PairsTest. Statistik nonparametris digunakan untuk menguji

hipotesis bila datanya nominal dan ordinal (Sugiyono, 2017).


71

Wilcoxon match pairs test merupakan penyempurnaan dari

uji tanda. Tekhnik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif

dua sampel berpasangan bila datanya berbentuk ordinal. Hasil

Wilcoxon match pairs test dapat menjelaskan pengaruh aromaterapi

terhadap mual muntah, bila hasil uji didapatkan nilai p value = 0,000

maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada pengaruh yang

bermakna aromaterapi jahe terhadap mual muntah pada pasien post

SC.

3.10 Etika Penelitian

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang memenuhi

kriteria yang akan diambil data setelah sebelumnya diberi penjelasan

secukupnya tentang tujuan penelitian untuk menandatangani Informed

Concent tersebut, jika bersedia maka responden membubuhkan

tandatangan di informed consent tersebut

2. Anonymity

Kerahasiaan identitas responden dijaga oleh peneliti dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian, dengan cara memberikan kode

atau tanda pada lembar kuesioner yang kode itu hanya diketahui oleh

peneliti.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.


72

4. Privacy

Dalam penelitian ini privasi responden terjaga karena peneliti

mengunakan inisial saja, ketika intervensi ataupun ada beberapa tindakan

pada responden saat rawat inap privasi klien selalu terjaga.

5. Benefience

Prinsip ini yaitu tenaga kesehatan berbuat baik, menghormati martabat

manusia dan harus berusaha maksimal agar klien tetap dalam keadaan

sehat. Dengan pemberian aromaterapi sesuai dengan operasional

prosedur dan tidak membahayakan responden dan memberikan manfaat

untuk klien dimana dengan pemberian aromaterapi klien merasa nyaman

karena mual muntah post SC berkurang.

6. Justice

Suatu prinsip dimana seorang tenaga kesehatan memberikan perlakuan

yang sama rata serta adil untuk kenyamanan klien. Dimana pada saat

awal proses intervensi dilakukan di ruang pemulihan yang mempunyai

kapasitas 3 tempat tidur dan terdapat klien post op lainnya dengan jenis

tindakan yang berbeda dengan responden. Untuk menjaga kenyamanan

klien yang lain maka peneliti memilih salah satu tekhnik aromaterapi

yang lebih aman dan nyaman sehingga tidak mengganggu kenyamanan

klien lain yang ada di ruang pemulihan dengan tindakan post operasi

yang berbeda.
73

3.11 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.11.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Ruang Pemulihan Instalasi Bedah

Sentral dan ruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Al Islam

Bandung. Dilakukan terhadap klien post SC dan telah memenuhi

kriteria.

3.11.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari bulan Januari 2018 sampai dengan

September 2018. Pengumpulan data studi pendahuluan

dilaksanakan dari bulan Januari 2017 - Maret 2018. Pengambilan

data untuk penelitian dimulai pada bulan Mei 2018.

Anda mungkin juga menyukai