Anda di halaman 1dari 126

BAB 1

SISTEM SALURAN CERNA

1.1 ANTASIDA

ALUMINIUM HIDROKSIDA DAN MAGNESIUM HIDOKSIDA

F kinetik: Tidak diabsorbsi saluran cerna.


F dinamik: Menetralkan asam lambung.
I: Dispepsia.
KI: Porfiria.
Peringatan: Gangguan ginjal.
ES: Gangguan saluran cerna, gangguan absorpsi fosfat.
IO: Menurunkan absorpsi tetrasiklin, flurokuinolon, ketokonazol, itrakonazol, Fe,
propanolol, INH, indometasin, fenitoid, simetidin, ranitidin, klopromazin, mikonelat
mofetil; meningkatkan absorpsi aspirin, gibenklamid, glipizid, tolbutamid, penisilin
G, eritromisin. Interaksi dihindari dengan memberikan obat berselang 3 jam/lebih.
Dosis: 5 ml suspensi setara 1 tablet. Dewasa 1-2 tablet sebelum makan (kunyah
dulu), maksimal 4 kali/hari.
Sediaan:
Antasida DOEN I
Kombinasi :
a. Aluminium Hidroksida 200 mg
b. Magnesium Hidroksida 200 mg 1. tab. Kunyah
(Mag Cum Alumina Muti, Antasida DOEN)

Kombinasi :
a. Aluminium Hidroksida 200 mg
b. Magnesium Hidroksida 150 mg
1. tab. Kunyah + Simeticon
(Dexanta, Atmacid, Magtral tab mint, Stomach)

Antasida DOEN II :
Kombinasi per 5 ml:
a. Aluminium Hidroksida
b. Mg. Hidroksida
1. susp. btl 60 ml (+ Simeticone)
(Trianta, Stomach, Antasida DOEN, Atmacid, Gastrucid)
2. susp. btl 100 ml
(Dexanta, Lambucid)

1.2 ANTI KEMBUNG

SIMETICON

F kinetik: Tidak diabsorpsi di saluran cerna.


F dinamik: Anti busa.
I: Penimbunan gas dalam saluran cerna, rasa penuh atau tertekan pada perut bagian
atas.
Peringatan: Ulkus saluran cerna.
Dosis: Sediaan tablet 40 mg dan 125 mg. Dewasa 1- 2 tablet sesudah makan (kunyah
dulu), maksimal 500 mg/hari.

1.3 ANTISPASMODIK (ANTIMUSKARINIK)

ATROPIN SULFAT

F dinamik: Menghambat peristaltik usus melalui blokade asetikolin.


I: Hipermotilitas/kolik, ulkus peptikum, irritable bowel syndrome (IBS).
KI: Glaukoma sudut sempit, miastenia gravis, ileus paralitik, stenosis pilorik,
pembesaran prostat.
Peringatan: Anak, lansia, GERD, diare, infark miokard akut, penyakit dengan gejala
takikardia (hipertiroid, insufisiensi jantung, operasi jantung), kehamilan, menyusui.
ES: Konstipasi, bradikardia selintas (diikuti takikardia, palpitasi, aritmia), penuruna
sekresi bronkus, urgensi, retensi urin. Tanda overdosis dilatasi pupil, fotofobia, mulut
kering.
IO: Efek meningkat jika bersama antidepresan trisiklik menurunkan efek levodopa,
menurunkan efek nitrat sublingual.
Dosis: Hampir tidak pernah lagi digunakan pada gangguan saluran cerna. Sediaan
tablet setara dengan 10 mg atropin sulfat. Ekstrak Belladona 10 mg setara dengan
atropin sulfat 1 mg. Dewasa 1 tablet/kali minum, maksimal 3 kali/hari.
Sediaan: Atropin ( inj. 0,25 mg/ml, amp @ 1 ml)
HIOSIN BUTILBROMIDA (SCOPOLAMIN)

F kinetik: Dapat lewat plasenta.


F dinamik: Antispasmodik (antagonis muskarinik).
I: Hipermotilitas saluran cerna/kolik.
KI: Porfiria, glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat.
Peringatan: Anak, lansia, GERD, diare, infark miokard akut, penyakit dengan gejala
takikardia (hipertiroid, insufisiensi jantung, operasi jantung), kehamilan, menyusui.
ES: Konstipasi, bradikardia selintas (diikuti takikardia, palpitasi, aritmia), penuruna
sekresi bronkus, urgensi, retensi urin. Tanda overdosis dilatasi pupil, fotofobia, mulut
kering
IO: Efek meningkat jika bersama antidepresan trisiklik menurunkan efek levodopa,
menurunkan efek nitrat sublingual.
Dosis: Tablet Dewasa 10-20 mg/kali, maksimal 4 kali/hari; anak 6-12 tahun 5-10
mg/kali, maksimal 4 kali/hari. Injeksi Dewasa 20 mg IM atau IV lambat, bila perlu
dapat diulang setelah 30 menit, maksimal 100 mg/hari.
Sediaan: Hiosin -N Butil Bromid
Hiopar, Scopma, Scobutrin (tab 10 mg)
Hyoscine injeksi, Spashi (Inj. 20 mg/ml)

TIMEPIDIUM BROMIDA

I: Nyeri karena spasme otot polos pada gastritis, enteritis, tukak lambung, penyakit
pada kandung empedu, saluran empedu, lithanguria, intestinitis, pankreatitis; injeksi:
Selain tersebut diatas juga untuk premedikasi saluran pencernaan (endoskopik
roentgen), premedikasi sistem kemih.
Dosis: 3x sehari 1 kapsul; 1 ampul secara SK, IM, IV/hari dosis dapat ditambah atau
dikurangi sesuai usia dan berat ringannya gejala.
Sediaan: Sesden (tab 30 mg, inj 7,5 mg/ml)

1.4 STIMULAN MOTILITAS

CISAPRID
F dinamik: Prokinetik.
I: Gastroparesis pada dewasa, GERD berat pada anak.
KI: Aritmia, fibrilasi ventrikel, perpanjangan Q-T interval, penyakit jantung sistemik,
gagal jantung kongestif, gagal nafas, hipokalemi, hipomagnesia, kehamilan,
menyusui, bayi < 3 bulan.
Peringatan: Menyebabkan pemanjangan interval Q-T (hipokalemia dan
hipomagnesemia).
ES: Kram abdomen, diare, sakit kepala, kejang, efek ekstrapiramidal, peningkatan
frekuensi berkemih, aritmia ventrikel.
IO: Klaritromisin, eritromisin, flukonazol, itrakonazol, ketokonazol, mikonazol,
siklosporin, ritonavir, meningkatkan kadar Cisaprid.
Dosis: Sudah jarang digunakan. Dewasa dosis awal 3-4 x 5 mg/hari, maksimal 40
mg/hari. Anak dosis awal 3-4 x 0,2 mg/kgBB, dapat ditingkatkan hingga 0,8
mg/kgBB/hari, maksimal 20 mg/hari. Tiap kali pemberian tidak boleh lebih > 5 mg,
Obat diminum 15 menit sebelum makan dan ketika akan tidur malam. Evaluasi tiap 2
minggu pemakaian.
Sediaan: tab 5 mg

1.5 ANTAGONIS RESEPTOR H2

RANITIDIN

F kinetik: Menghambat sekresi asam lambung.


I: Tukak lambung dan duodenum, refluks esofagitis, dispepsia.
KI: Porfiria.
Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
ES: Gangguan saluran cerna Sering: Diare, sakit kepala, pusing, ruam, demam, rasa
letih ruam kulit, pruritus.
IO: Menghambat absorpsi diazepam.
Dosis: 2 x 150 mg/hari atau 300 mg pada malam hari, selama 4-12 minggu.
Intramuskular 50 mg (2 ml) tiap 6-8 jam (tanpa pengenceran). Intravena bolus
intermiten 50 mg (2 ml) tiap 6-8 jam (larutkan dalam larutan infus).
Sediaan: Ranitidin, Gasela, Omeranin, Ulseranin, Zantifar (tab 150 mg)
Ranitidin, Hexer, Ratan (inj 50 mg/2ml, amp @ 2 ml)

SUKRALFAT

F dinamik: Membentuk lapisan pelindung dinding lambung.


I: Tukak lambung dan duodenum.
KI: Gangguan ginjal, anak < 15 tahun, kehamilan.
Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui. Berikan saat perut kosong.
Jarak pemberian sukralfat dengan nutrisi enteral/antasid 1 jam.
ES: Gangguan saluran cerna (terutama konstipasi)
IO: Menurunkan absopsi siprofloksasin, norfloksasin, warfarin, ofloksasin,
tetrasiklin, fenitoin, ketokonazol, tiroksin. Berikan sukralfat 2 jam setelah pemberian
obat tersebut.
Dosis: Tukak lambung dan duodenum 2x2 g (pagi dan sebelum tidur malam) atau
4x1 g 2 jam sebelum makan dan sebelum tidur malam, selama 4-6 minggu. Maksimal
8 g/hari. Profilaksis stress-related ulcer: 6x1 g, maksimal 8 g/hari. Tablet dapat
dilarutkan dalam 10-15 ml air.
Sediaan: Ulsidex, Mucogard, Ulsicral (tab 500 mg)
Ulsafate, Mucogard, Ulsicral (susp. 500 mg/5 ml btl 100 ml)

1.6 ANALOG PROSTAGLANDIN

MISOPROSTOL

F dinamik: Sitoprotektif, menghambat produksi asam, merangsang sekresi musin


dan bikarbonat, memperbaiki aliran darah mukosa.
I: Tukak lambung dan duodenum.
KI: Kehamilan, pasien yang menginginkan kehamilan anak.
Peringatan: Dapat menyebabkan keguguran pada kehamilan.
ES: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, ruam kulit, perdarahan abnormal pada
vagina, peningkatan kontraksi uterus.
IO: NSAID mengurangi efektifitas misoprostol.
Dosis: Tukak lambung dan duodenum 2-4 x 200 mcg/hari (saat makan pagi dan
sebelum tidur malam), selama 4 minggu. Profilaksis tukak lambung dan
duodenum pada penderita yang mengkonsumsi NSAID 2-4 x 200 mcg/hari.
Sediaan: Cytostol, Citrosol, Invitec (tab 200 mcg)

1.7 PENGHAMBAT POMPA PROTON

OMEPRAZOL

F kinetik: Absorpsi tidak dipengaruhi makanan.


F dinamik: Menghambat sekresi asam melalui hambatan terhadap pompa proton,
menyebabkan supresi sekresi asam selama 24-48 jam.
I: Tukak lambung dan duodenum, refluks esofagus, sindrom Zollinger Ellison.
Peringatan: Penyakit hati, kehamilan, menyusui dapat menutupi gejala kanker
lambung.
ES: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, ruam kulit, atralgia, miopati subakut.
IO: Menghambat absorpsi ketokonazol dan itrakonazol. Meningkatkan kadar
warfarin, diazepam, siklosporin, disulfiram dan fenitoin. Menurunkan kadar
imipiramin, beberapa antipsikotik, takrin, teofilin.
Dosis: Per oral Dewasa Dispepsia 1 x 10-20 mg selama 2-4 minggu. Tukak lambung
dan duodenum dosis awal 1 x 20 mg/hari selama 4-8 minggu, dapat ditingkatkan
menjadi 40 mg/hari pada kasus berat atau kambuh. Dosis pemeliharaan 1 x 20
mg/hari. 1 x 60 mg/hari. Profilaksis aspirasi asam basa selama operasi 40 mg pada
sore hari sebelum operasi, lalu berikan lagi 40 mg 2-6 jam sebelum operasi. Penyakit
refluks gastroesofageal 1 x 20 mg/hari selama 4-8 minggu. Usia 1 bulan- 2 tahun
1x700 mcg/kgBB (maksimal 20 mg); berat badan 10-20 kg, 1 x 10 mg; berat badan >
20 kg, 1x 20 mg. Usia 1-12 tahun 1x1-2 mg/kgBB (maksimal 40 mg). Usia 12-18
tahun 1x40 mg. Kapsul diberikan 30 menit sebelum makan. Untuk pemberian
enteral , larutkan isi kapsul omeprazol dalam air atau 10 ml natrium bikarbonat 8,4 %.
Biarkan selama 10 menit sebelum diberikan.
Injeksi IV diberikan dalam 5 menit atau dengan infus IV. Usia 1 bulan – 12 tahun
1x 500 mcg/kgBB (maksimal 20 mg). Usia 12 – 18 tahun 1 x 40 mg. Dewasa 1 x 40
mg.
Sediaan: Omeprazole, Dudencer, Tamezole (kaps 20 mg)
Ozid iv, Gastrofer, Losec, Stomacer (injeksi 40 mg)

LANSOPRAZOL

F dinamik: Menghambat sekresi asam lambung melalui hambatan terhadap pompa


proton.
I: Tukak lambung, tukak duodenum, refluks esofagitis.
Peringatan: Penyakit hati/ginjal, kehamilan, menyusui. Obat ini dapat menutupi
gejala kanker lambung.
ES: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, ruam kulit, atralgia, miopati subakut.
IO: Menghambat absorpsi ketokonazol dan itrakonazol. Meningkatkan kadar
warfarin, diazepam, siklosporin, disulfiram dan fenitoin. Menurunkan kadar
imipiramin, beberapa antipsikotik, takrin, teofilin.
Dosis: Kapsul harus ditelan langsung, tidak boleh dikunyah atau digerus, kapsul
dapat dibuka dan granul dicampur ke dalam minuman. Dewasa dispepsia 1 x 15-30
mg/hari selama 2-4 minggu. Tukak lambung dan duodenum: 1 x 15-30 mg/hari
selama 4-8 minggu. Dosis pemeliharaan 1 x 15 mg/hari. GERD 1 x 30 mg/hari
selama 4-8 minggu. Dosis pemeliharaan 1 x 15-30 mg/hari. Anak > 1 tahun
esofagitis erosif dan GERD 15 mg/hari bila BB < 30 kg dan 30 mg/hari bila BB > 30
kg. ( 1 jam sebelum makan).
Sediaan: Lansoprazol, Lansoprazole, Sopralan, Laproton, Lanpracid, Loprezol
(kapsul 30 mg).
Prosogan (Inj 30 mg/ml).

1.8 OBAT UNTUK DIARE

LOPERAMID

I: Diare akut non spesifik dan kronik.


KI: Hipersensitif, wanita hamil dan menyusui, kolitis akut, kondisi konstipasi harus
dihindari. Sebagian sumber: KI < 12 tahun.
Dosis: Diare akut non spesifik: Dewasa, dosis awal 4 mg, dosis lazim: 3-4 mg, 1-2
kali sehari, dosis tidak lebih dari 16 mg/hari. Dewasa, dosis awal 2 tablet; Anak lebih
dari 5 tahun 1 tablet. Selanjutnya 1 tablet setiap kali masih diare. Bilamana diare
belum berhenti, pengobatan dilanjutkan dengan dosis yang sama 2-3 hari, dosis
dewasa tidak boleh lebih dari 16 mg/hari; Diare kronik: dewasa dosis awal 2 tablet
sehari; anak lebih dari 5 tahun 1 tablet sehari. Tidak boleh lebih dari 16 mg/hari.
Sediaan: tab 2 mg

ATTAPULGIT

I: Pengobatan simtomatik pada diare yang tidak diketahui penyebabnya.


Dosis: Dewasa dan anak > 12 tahun: 2 tablet setelah diare pertama, 2 tablet tiap kali
diare berikutnya; maksimum 12 tablet sehari; anak 6-12 tahun: ½ dosis dewasa;
maksimum 6 tablet sehari.
Sediaan: Attapulgit 600 mg, pektin 50 mg.

HIDRASEC

I: Diare akut.
Dosis: 3x sehari 1 kapsul, pemberian dimulai dengan 1 kapsul 100 mg, berikutnya
dapat diberikan setiap 8 jam sampai berhentinya diare.
Sediaan: Racecadotril 100 mg.
ABSORBAN DAN OBAT PEMBENTUK MASSA

KAOLIN

F dinamik: Sebagai adsorban, dapat memodifikasi tekstur dan viskositas feses


I: Diare non spesifik
KI: Obstruksi usus
Peringatan: Diare yang tak membaik setelah 48 jam, disertai rasa panas dan
mengandung darah
ES: Konstipasi
IO: Dapat menghambat absorpsi obat lain bila diberikan bersamaan
Dosis: Bentuk suspensi, kombinasi dengan pektin. Dewasa 15 ml setiap buang air
besar, maksimal 120 ml/hari. Anak 6-12 tahun maksimal 60 ml/hari. Anak 3-6
tahun maksimal 30 ml/hari. Anak < 3 tahun maksimal 20 ml/hari. Dewasa dan
anak diatas 12 tahun: 2 ½ tablet setiap setelah buang air besar, maksimum 15 tablet
sehari; anak: 6-12 tahun: 1 ½ tablet setelah buang air besar, maksimum 7 ½ tablet
sehari.
Sediaan: Kombinasi : Neo Diaform
a. Kaolin 550 mg.
b. Pektin 20 mg.
1. tab.
1. 9 PENCAHAR

BISAKODIL

F kinetik: Diubah menjadi metabolit aktif oleh enzim intestinal dan bakteri usus.
F dinamik: Laksatif stimulan, 6-12 jam setelah pemberian peroral, dan ¼ - 1 jam
setelah pemberian per rektal.
I: Konstipasi, pembersihan kolon sebelum prosedur radiologi dan bedah.
KI: Bedah perut akut, obstruksi usus, IBD akut, appendisitis, dehidrasi berat; fisura
anal, proklitis, hemoroid, ulseratif (bentuk suppositoria).
Peringatan: Kehamilan, menyusui, anak < 4 tahun.
ES: Gangguan saluran cerna, hipokalemia, iritasi lokal pada penggunaan
suppositoria.
IO: Antasid dan susu mengurangi absorpsi (beri jarak 1 jam).
Dosis: Dewasa dan anak > 10 tahun konstipasi 5-10 mg per oral (malam), atau
suppositoria 10 mg (pagi). Pembersihan kolon 10-20 mg per oral (malam),
dilanjutkan dengan 10 mg suppositoria (pagi). Anak 4-10 tahun konstipasi 5 mg per
oral (malam) atau 5 mg suppositoria (pagi). Pembersihan kolon 5 mg per oral
(malam), dilanjutkan dengan 5 mg suppositoria (pagi).
Sediaan: Laxana, Laxacod, Dulcolax (tab 5 mg)
Dulcolax (supp 5 mg, supp 10 mg)

LAKTULOSA

I: Konstipasi pada dewasa dan anak, ensefalopati portal-sistemik (termasuk keadaan


pre koma dan koma hepatik).
KI: Obstruksi GI, galaktosemia.
Perhatian: Hamil, diabetes, penggunaan jangka panjang (> 1 minggu).
Dosis: Konstipasi Dewasa: Keadaan berat: 15 ml 2x/hari untuk 3 hari pertama,
diikuti dengan 15-25 ml/hari, Keadaan sedang: 15-30 ml/hari untuk 3 hari pertama,
diikuti dengan 10-15 ml/hari. Keadaan ringan 15 ml/hari untuk 3 hari pertama, diikuti
10 ml/hari. Anak 5-10 tahun: 10 ml 2x/hari untuk 3 hari pertama, diikuti 10 ml/hari,
1-5 tahun: 5 ml 2x/hari untuk 3 hari pertama, diikuti 5-10 ml/hari, < 1 tahun: 2,5
2x/hari untuk 3 hari pertama, diikuti dengan 5 ml/hari. Dapat diberikan bersama
makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI. Pre koma dan koma
hepatik: Awal: 30-50 ml 3x/hari. Besarnya dosis pemeliharaan disesuaikan dengan
kebutuhan.
Sediaan: Laktulosa 3,335 g/5 ml sirup.
1. 10 PELUNAK FESES

PARAFIN CAIR

F dinamik: Mengurangi reabsorpsi air dari tinja


I:Konstipasi
KI: Anak < 3 tahun, nyeri abdomen, mual, mual, muntah, obstruksi usus, pengerasan
tinja.
Peringatan: Hindari penggunaan jangka panjang. Tidak boleh digunakan sebelum
tidur.
ES: Iritasi anal (jangka panjang), gangguan absorpsi vitamin larut lemak
IO: Menghambat absorpsi vitamin larut lemak
Dosis: Dewasa 10 ml peroral, 1-2 sendok makan sekali sehari (malam), maksimal 45
ml. Anak anak: Setengah dosis dewasa.
Sediaan: Kombinasi: Parafin + Gliserin + Fenolftalein
Dulcolactol (sirup 60 ml)
Kompolax, Laxadin (susp 60 ml)
BAB 2
SISTEM KARDIOVASKULAR

2.1 ANTIHIPERTENSI DAN ANTIANGINA

PENGHAMBAT SARAF ADRENERGIK

RESERPIN

F kinetik: t ½ waktu paruh.


I: Hipertensi ringan sampai sedang, sudah jarang digunakan karena efek samping.
KI: Depresi, gagal ginjal.
Peringatan: Ulkus peptik, kolitis ulserativa, asma bronkial, kehamilan, menyusui,
usia lanjut.
ES: Depresi akibat dosis tinggi/pemakaian jangka panjang, bronkospasm, eksaserbasi
gagal jantung kongestif, tercetusnya gagal jantung laten, gejala ekstrapiramidal,
memburuknya ulkus peptikum, mengantuk siang hari, gangguan tidur malam, mimpi
buruk, berat badan bertambah, kongesti nasal, dispepsia, kehilangan libido,
impotensi, menstruasi tidak teratur, amenorea, galaktorea.
Dosis: 0,05-0,10 mg sebagai lini kedua yang ditambahkan 1-2 minggu setelah tiazid
dan diuretika. Dosis awal 0,25 mg selama 1 minggu.
Sediaan: Reserpin (tab 0,25 mg)

PENGHAMBAT RESEPTOR ADRENERGIK ALFA

DOKSAZOSIN

I: Hipertensi, hiperplasia prostat jinak.


Peringatan: Hipotensi postural, kehamilan, menyusui, gagal hati.
ES: Hipotensi postural, pusing, vertigo, sakit kepala, letih, astenia, edema, gangguan
tidur, mual, inkontinensia urin, priapismus.
Dosis: Hipertensi: 1mg/hari, ditingkatkan setelah 1-2 minggu menjadi 2 mg/hari,
sampai 4 mg/hari bila perlu, maksimal 8 mg/hari.
Sediaan: Doxasozin Mesylate (tab 1 mg, tab 2 mg)
TERAZOSIN

I: Hipertensi, hiperplasia prostat jinak.


Peringatan: Hipotensi postural, kehamilan, menyusui, gagal hati.
ES: Lihat prazosin.
Dosis: Hipertensi: 1 mg sebelum tidur, ditingkatkan 2 mg setelah 7 hari; dosis
penunjang lazim 2-4 mg/hari.
Sediaan: Terazosin HCL (tab 1 mg, tab 2 mg)

PENGHAMBAT RESEPTOR ADRENERGIK BETA

PROPANOLOL HIDROKLORIDA

I: Hipertensi, feokromositoma, angina pektoris, aritmia, kardiomiopati, takikardia


ansietas, tirotoksikosis, profilaksis pasca infark, profilaksis migren, tremor esensial.
KI: Asma, gagal jantung, bradikardia, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV
derajat II-III, syok kardiogenik, bronkospasme.
Peringatan: Hindari putus obat mendadak, diabetes, riwayat penyakit paru obstruktif,
miastenia gravis.
ES: Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme,
vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatique, gangguan tidur, ruam kulit.
IO: Absorbsi dihambat oleh garam alumunium, kolestiramin, kolestipol, kadar
menurun dengan fenitoin, rifampisin, fenobarbital. Bersama verapamil/diltiazem efek
penghambatan konduksi jantung meningkat. Bersama antihipertensi lain efek
antihipertensi meningkat.
Dosis: Oral: hipertensi: Dosis awal 80 mg 2x/hari, tingkatkan dengan interval
mingguan; dosis penunjang 160-320 mg/hari; hipertensi portal: Dosis awal 40 mg 2-
3 kali/hari, dosis penunjang 120-240 mg/hari; aritmia, kardiomiopati, takikardia
ansietas, tirotoksikosis: 10-40 mg 3-4x/hari; ansietas (palpitasi, berkeringat, tremor)
40 mg 4x/hari selama 2-3 hari, kemudian 80 mg 2x/hari, profilaksis migren dan
tremor esensial: dosis awal 40 mg 2-3x/hari; dosis penunjang 80-160 mg/hari.
Injeksi intravena: aritmia dan krisis tirotoksik: 1 mg selama 1 menit, jika perlu
ulangi interval 2 menit, maksimal 10 mg.
Sediaan: Propanolol, Farmadral (tab 10 mg)
Propanolol (tab 40 mg)
ATENOLOL

F dinamik: Beta bloker kardioselektif.


I: Hipertensi, angina, aritmia.
KI: Asma, gagal jantung, bradikardia, hipotensi, sindrom penyakit sinus, blok AV
derajat II-III, syok kardiogenik, bronkospasme.
Peringatan: Hindari putus obat mendadak, diabetes, riwayat penyakit paru obstruktif,
miastenia gravis.
ES: Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme,
vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatique, gangguan tidur, ruam kulit,
tetapi jarang bronkospasme karena kardioselektif, jarang efek samping SSP karena
kurang lewat sawar darah otak.
Dosis: Oral: Hipertensi: 50 mg/hari; Angina: 100 mg 1-2x/hari; Aritmia: 50-100
mg sehari. Intravena: Aritmia: 2,5 mg, kecepatan 1 mg/menit, ulangi setiap 5 menit
maksimal 10 mg. Infus IV: Aritmia: 150 mcg/kgBB selama 20 menit, jika perlu
ulangi setiap 12 jam pasca infark.
Sediaan: Tensinorm, Betablok, Farnormin (tab 50 mg)
Betablok, Tensinorm (tab 100 mg)

BISOPROLOL FUMARAT

F dinamik: Beta bloker kardioselektif.


I: Hipertensi, angina, gagal jantung kronik.
KI: Gagal jantung akut/dekompensasi, blok sino-atrial.
Peringatan: Lihat propanolol, monitoring status klinis pada gagal jantung, gangguan
hati.
ES: Bradikardi, gagal jantung, hipotensi, gangguan konduksi, bronkospasme,
vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, fatique, gangguan tidur, ruam kulit.
Dosis: Hipertensi dan angina: 5-10 mg/hari (pagi hari); gagal jantung kronik: 1,25
mg/hari selama 1 minggu, jika dapat ditoleransi dengan baik ditingkatkan 2,5 mg/hari
untuk minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik ditingkatkan 3,75
mg/hari untuk minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik ditingkatkan 7,5
mg/hari untuk 4 minggu berikutnya, jika dapat ditoleransi dengan baik ditingkatkan
10 mg/hari untuk pemeliharaan.
Sediaan: Beta-One, Concor, Maintate (tab 2,5 mg)
Bisoprolol, Hapsen FC, Beta-One, Bisovell, Biscor, Concor 5, Maintate (tab
5 mg)
PENGHAMBAT ACE

CAPTOPRIL

I: Hipertensi ringan sampai sedang, hipertensi berat yang resisten terhadap


pengobatan lain, terapi tambahan gagal jantung kongestif, pasca miokard infark,
nefropati diabetik pada diabetes tergantung insulin.
KI: Penyakit renovaskuler, stenosis aortik, kehamilan, menyusui.
Peringatan: Terjadi hipotensi pada penggunaan bersama diuretika, diet rendah
natrium, dialisis, dehidrasi, penyakit vaskuler perifer, aterosklerosis menyeluruh,
gangguan fungsi ginjal.
ES: Hipotensi, sakit kepala, letih, gangguan saluran cerna, batuk kering persisten,
perubahan pengecap, gangguan ginjal, hiperkalemia, angioedema.
IO: Hiperkalemia pada pemberian bersama diuretik hemat kalium, penurunan
absorbsi pada pemberian bersama antasida, pemberian bersama AINS akan
mengurangi efek antihipertensi dan menambah resiko hiperkalemia, meningkatkan
efek hipoglikemik dengan insulin dan antidiabetik lain.
Dosis: Hipertensi: Dosis awal 2 x 12,5 mg/hari (2 x 6,25 mg/hari untuk yang
menggunakan diuretik, usia lanjut); penunjang 2 x 25 mg/hari; maksimal 2 x 50
mg/hari. Terapi tambahan gagal jantung: dosis awal 2-3 x 6,25- 12,5 mg/hari (perlu
pengawasan ketat); penunjang 2-3 x 25 mg/hari; maksimal 150 mg/hari.
Sediaan: Captopril, Dexacap, Farmoten, Vapril (tab scored 12,5 mg)
Captopril, Dexacap, Farmoten, Vapril, Otoryl (tab score 25 mg)
Captopril, Dexacap (tab 50 mg)

LISINOPRIL

I: Semua tingkat hipertensi, terapi tambahan gagal jantung kongestif, pasca miokard
infark dengan hemodinamik stabil.
KI: Hipersensitifitas (termasuk angioedema), penyakit renovaskuler, stenosis aortik,
kehamilan, menyusui.
Peringatan: Terjadi hipotensi pada penggunaan bersama diuretika, diet rendah
natrium, dialisis, dehidrasi, penyakit vaskuler perifer, aterosklerosis menyeluruh,
gangguan fungsi ginjal.
ES: Hipotensi, sakit kepala, letih, gangguan saluran cerna, batuk kering persisten,
perubahan pengecap, gangguan ginjal, hiperkalemia, angioedema.
IO: Hiperkalemia pada pemberian bersama diuretik hemat kalium, penurunan
absorbsi pada pemberian bersama antasida, pemberian bersama AINS akan
mengurangi efek antihipertensi dan menambah resiko hiperkalemia, meningkatkan
efek hipoglikemik dengan insulin dan antidiabetik lain.
Dosis Hipertensi: Dosis awal 10 mg/hari; penunjang 20 mg/hari; maksimal 80
mg/hari; Hentikan diuretika selama 2-3 hari sebelumnya dan jika perlu mulai lagi
kemudian. Terapi tambahan gagal jantung: Dosis awal 2,5 mg/hari (perlu
pengawasan ketat); penunjang 5-20 mg/hari. Profilaksis pasca infark miokard:
Sistolik > 120 mmHg: 5 mg dalam 24 jam, diikuti 5 mg dalam 24 jam berikutnya,
lanjutkan 1x10 mg/hari selama 6 minggu, Sistolik 100-120 mmHg: dosis awal 2,5
mg, tingkatkan sampai dosis penunjang 1x5 mg/hari, jangan dimulai jika sistolik <
100 mmHg; jika sistolik < 100 mmHg selama pengobatan, kurangi dosis penunjang
sampai 2,5 mg/hari.
Sediaan: Noperten, Tensiphar, Interpril (tab 5 mg)
Odace 10, Noperten, Tensiphar, Interpril, Nopril, Linoxal (tab 10 mg)

RAMIPRIL

I: Hipertensi ringan sampai sedang, terapi tambahan gagal jantung kongestif, pasca
miokard infark pada pasien gagal jantung, profilaksis infark miokard, stroke.
KI: Hipersensitifitas (termasuk angioedema), penyakit renovaskuler, stenosis aortik,
kehamilan, menyusui.
Peringatan: Terjadi hipotensi pada penggunaan bersama diuretika, diet rendah
natrium, dialisis, dehidrasi, penyakit vaskuler perifer, aterosklerosis menyeluruh,
gangguan fungsi ginjal.
ES: Hipotensi, sakit kepala, letih, gangguan saluran cerna, batuk kering persisten,
perubahan pengecap, gangguan ginjal, hiperkalemia, angioedema.
IO: Hiperkalemia pada pemberian bersama diuretik hemat kalium, penurunan
absorbsi pada pemberian bersama antasida, pemberian bersama AINS akan
mengurangi efek antihipertensi dan menambah resiko hiperkalemia, meningkatkan
efek hipoglikemik dengan insulin dan antidiabetik lain.
Dosis: Jika tidak memuaskan dengan dosis 5-10 mg/hari, dianjurkan terapi dengan
antihipertensi lain seperti diuretika non-kalsium atau antagonis kalsium. Dosis awal
1,25 mg/hari, diikuti 2x1,25 mg/hari selama 2-7 hari; pada minggu ke 2 diberikan
2x2,5 mg/hari; pada minggu ke 3 diberikan 2x5 mg/hari. Pasca infark miokard:
terapi dimulai 3 hari pasca infark miokard, dosis awal 2x1,25 mg-2,5 mg/hari (perlu
pengawasan tekanan darah dan fungsi ginjal ketat); dapat naik 2x2,5-5 mg/hari dalam
2 hari.
Sediaan: Ramixal (tab 1,25 mg)
Ramixal, Cardace, Tenapril, Vivace (tab 2,5 mg, tab 5 mg)
Ramixal, Vivace (tab 10 mg)
IMIDAPRIL

I: Hipertensi esensial.
KI: Hipersensitivitas (termasuk angioedema), penyakit renovaskular, stenosis aortik,
kehamilan dan menyusui.
Peringatan: Terjadi hipotensi pada penggunaan bersama diuretika, diet rendah
natrium, dialisis, dehidrasi, penyakit vaskuler perifer, aterosklerosis menyeluruh,
gangguan fungsi ginjal.
ES: Mulut kering, glositis, ileus, bronkitis, dispneu, gangguan tidur, depresi,
penglihatan kabur, tinitus, impoten.
Dosis: Hipertensi: Dosis awal 5 mg/hari (1x2,5 mg/hari untuk pasien yang
menggunakan diuretik, usia lanjut, gagal jantung, angina, penyakit serebrovaskular,
gangguan ginjal, gangguan hati); dapat ditingkatkan dalam interval 3 minggu;
penunjang 1x10 mg/hari; maksimal 1x20 mg/hari (lansia 10 mg/hari).
Sediaan: Tanapress (tab 5 mg, tab 10 mg)

PERINDOPRIL

I: Hipertensi, gagal jantung kongestif.


KI: Hipersensitifita (termasuk angioedema), penyakit renovaskuler, renal arteri
stenosis, stenosis aortik, kehamilan dan menyusui, anak- anak, hemodialisis, penyakit
herediter yang melibatkan enzim pengkonversi.
Peringatan: Terjadi hipotensi pada penggunaan bersama diuretika, diet rendah
natrium, dialisis, dehidrasi, penyakit vaskuler perifer, aterosklerosis menyeluruh,
gangguan fungsi ginjal.
ES: Hipotensi, sakit kepala, letih, gangguan saluran cerna, batuk kering persisten,
perubahan pengecap, gangguan ginjal, hiperkalemia, angioedema.
IO: Hiperkalemia pada pemberian bersama diuretik hemat kalium, penurunan
absorbsi pada pemberian bersama antasida, pemberian bersama AINS akan
mengurangi efek antihipertensi dan menambah resiko hiperkalemia, meningkatkan
efek hipoglikemik dengan insulin dan antidiabetik lain.
Dosis: Hipertensi: Dosis 4 mg/hari pagi hari, dapat naik menjadi 8 mg/hari setelah 1
bulan, gagal jantung dosis awal 2 mg/hari (perlu pengawasan ketat); dapat
ditingkatkan menjadi 4 mg/hari setelah 1 bulan terapi, mencegah stroke: dosis awal
2 mg/hari selama 2 minggu, dapat ditingkatkan menjadi 4 mg/hari sampai 2 minggu
sebelum pemberian indapamide.
Sediaan: Bioprexum (tab 5 mg)
ANTAGONIS RESEPTOR ANGIOTENSIN II

VALSARTAN

I: Hipertensi, gagal jantung yang tidak cocok dengan penghambat ACE.


KI: Gangguan fungsi hati/ginjal, kerusakan empedu, hamil, menyusui.
ES: Nyeri abdomen, diare, dispesia, mual, batuk, (< β-bloker), faringitis, rinitis, nyeri
otot, vertigo.
Peringatan: Gangguan hati/ginjal.
Dosis: Hipertensi: 1x80 mg/hari, dapat naik hingga 1x160 mg/hari atau ditambah
diuretika. Gagal jantung: 2x40 mg/hari; maksimal 320 mg dosis terbagi.
Sediaan: Valsartan (tab 80 mg, tab 160 mg)

IRBESARTAN

I: Hipertensi, pada DM tipe-2 dengan neuropati, terapi kombinasi dengan HCT untuk
hipertensi tidak terkontrol dengan obat tunggal.
KI: Kehamilan, menyusui.
Peringatan: Deplesi volume intravaskular, hipertensi renovaskular, gangguan ginjal,
transplantasi ginjal, hiperkalemia.
ES: Mual, muntah, lelah, nyeri otot, diare, dispepsia, kemerahan, takikardia, batuk,
disfungsi seksual, ruam, urtikaria, sakit kepala, atralgia, telinga berdenging, gangguan
pengecap, hepatitis, disfungsi ginjal.
IO: Diuretika dan antihipertensi lain, suplemen kalium, diuretika hemat kalium,
AINS
Dosis: Hipertensi: Dosis awal 1x 50 mg/hari, ditingkatkan 300 mg/hari. Hemodialisis
atau usia>75 tahun: dosis awal 75 mg/hari. Hipertensi pada DM tipe-2 dosis awal
1x150 mg/hari; ditingkatkan 300 mg/hari sebagai penunjang. Kombinasi
irbesartan/HCT 300 mg/12,5 mg digunakan pada hipertensi tidak terkontrol dengan
dosis irbesartan 300 mg atau irbesartan/HCT 150 mg/12,5 mg.
Sediaan: Irbesartan, Irtan, Irbedox, Irvebal (tab 150 mg, tab 300 mg)
TELMISARTAN

I: Hipertensi, gagal jantung yang tidak cocok penghambat ACE, terapi kombinasi
dengan HCT, untuk kombinasi.
KI: Gangguan hati/ginjal, kerusakan empedu, hamil, menyusui.
Peringatan: Gangguan hati/ginjal.
ES: Nyeri abdomen, diare, dispepsia, mual, batuk (< β- bloker), faringitis, rinitis,
nyeri otot, vertigo.
IO: Bersama tiazid meningkatkan resiko toksisitas litium.
Dosis: 1x40 mg/hari, maksimal 1x80 mg/hari setelah 4 minggu.
Sediaan: Micardis (tab 80 mg)

KANDESARTAN SILEKSETIL

I: Hipertensi, terapi kombinasi dengan HCT untuk hipertensi tidak terkontrol dengan
obat tunggal.
KI: Menyusui, kolestasis.
Peringatan: Gangguan hati dan ginjal.
ES: Vertigo, sakit kepala, mual, hepatitis, kerusakan darah, hiponatremia, nyeri
punggung, sakit sendi, nyeri otot, ruam, urtikaria, rasa gatal.
Dosis: Hipertensi: Dosis awal 1x4 mg/hari ( 2 mg untuk gangguan hati; dan ginjal
atau volume deplesi intravaskuler), ditingkatkan interval 4 minggu sampai maksimal
1x32 mg/hari; dosis penunjang 1x 8 mg/hari. Gagal jantung: dosis awal 1x4 mg/hari,
ditingkatkan interval 2 minggu sampai 1x32 mg/hari. Kombinasi dengan HCT
(kandesartan 16 mg/HCT 12,5 mg): Pasien usia lanjut:> 75 tahun dosis 2 mg tunggal,
< 75 tahun dosis 4 mg tunggal. Gangguan fungsi ginjal: CrCl > 30 ml/menit dapat
diberikan.
Sediaan: Candesartan TI (tab 8 mg, tab 16 mg)
ANTIHIPERTENSI KERJA SENTRAL

KLONIDIN HIDROKLORIDA

I: Hipertensi, migren.
KI: Depresi.
Peringatan: Penghentian bertahap hindari krisis hipertensi; (bila terjadi kembali
klonidin + β bloker) sindrom raynaud, dan penyakit obstruktif vaskular lain, porfiria,
hamil dan menyusui.
ES: Mulut kering, sedasi, depresi.
IO: Antidepresan trisiklin mengurangi efek.
Dosis: Oral: 3x50-100 mcg/hari, dapat naik setiap dua/tiga hari. Maksimal 1,2
mg/hari. Infus IV: Lambat perlahan 150-300 mcg, maksimal 750 mcg/24 jam.
Sediaan: Clonidine (tab 0,15 mg)
Catapres (inj 0,15 mg/ml, amp @ 1 ml)

METILDOPA

I: Hipertensi, krisis hipertensi, terutama pada kehamilan.


KI: Depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria.
Peringatan: Riwayat gangguan hati/ginjal, depresi.
ES: Hipotensi ortostatik, gangguan konsentrasi, malas, laktasi, coombs test +.
IO: Bersama alkohol meningkatkan kadar alkohol.
Dosis: Oral: 2-3x250 mg/hari, dapat naik bertahap tiap dua hari/lebih, maksimal
g/hari. Lansia: 2x125 mg/hari, maksimal 2 g/hari. IV: 250-500 mg, boleh ulang tiap 6
jam.
Sediaan: Dopamet (tab 250 mg)
ANTI ANGINA

NITRAT

GLISERIL TRINITRAT (nitrogliserin)

I: Angina, gagal jantung kiri.


KI: Hipotensi, hipovolemi, kardiomiopati obstruktif hipertrofik, stenosis aorta,
tamponade jantung, perikarditis obstruktif, stenosis mitral, anemia berat, trauma
kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.
Peringatan: Gangguan fungsi hati/ginjal berat, hipotiroidisme, malnutrisi,
hipotermia, infark miokard baru, toleransi.
ES: Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi. Pasca
injeksi: Hipotensi berat, mual, muntah, diaforesis, gelisah, kedutan otot, palpitasi,
nyeri perut, sinkop, methemoglobinemia.
Dosis: Sublingual: 0,3-1 mg, boleh ulang. Oral: Profilaksis angina: 3x2,6-2,8 mg/hari
atau 2-3 x 10 mg/hari, infus IV: 10-200 mcg/menit.
Sediaan: Nitrokaf Retard (tab 2,5 mg, tab 5 mg)

ISOSORBID DINITRAT

I: Angina, gagal jantung kiri.


KI: Hipersensitivitas, hipotensi, hipovolemi, kardiopati obstruktif hipertrofik,
stenosis aorta, tamponade jantung, perikarditis obstruktif, stenosis mitral, anemia
berat, trauma kepala, perdarahan otak, glaukoma sudut sempit.
Peringatan: Gangguan hati/ginjal berat, hipotiroidisme, malnutrisi, hipotermia,
infark miokard baru, toleransi.
Efek samping: Sakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural,
takikardi. Pasca injeksi: Hipotensi berat, mual, muntah, diaforesis, kuatir, gelisah,
kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop, methemoglobinemia.
Dosis: Sublingual: 5-10 mg. Oral: angina: 30-120 mg dosis terbagi; Gagal jantung
kiri: 40-160 mg dosis terbagi dapat naik sampai 240 mg. Infus IV: 2-10 mg/jam;
dapat naik sampai 20 mg/jam.
Sediaan: Isosorbid Dinitrat, Farsorbid (tab sublingual 5 mg)
Farsorbid, Vascardin (tab sublingual 10 mg)
Farsorbid, Isorbid inj, Isoket, Cedocard (inj 10 mg/ml , amp @ 10 ml)
ANTAGONIS KALSIUM

AMLODIPIN

I: Hipertensi, profilaksis angina.


KI: Syok kardiogenik, angina tidak stabil, stenosis aorta yang signifikan, menyusui.
Peringatan: Gangguan fungsi hati, hamil.
ES: Edema tungkai, tidak menurunkan kerja jantung, gangguan tidur, sakit kepala,
letih, hipotensi, tremor, aritmia, takikardi.
Dosis: 1x 5 mg/hari, maksimal 1 x 10 mg/hari
Sediaan:
Amlodipin Besylat: Amlodipin, Comdipin, Actapin, Gensia, Hexavask, Provask,
Amlogrix, Divask, Gravask (tab 5 mg)
Amlodipin, Comdipin, Actapin, Amcor, Amlogrix, Divask, Hexavask, Intervask (tab
10 mg)
Amlodipin Maleat: Amdixal (tab 5 mg, tab 10 mg)

DILTIAZEM HIDROKLORIDA

I: Pengobatan dan profilaksis angina pektoris,varian; hipertensi esensial ringan/


sedang, terutama yang dengan takikardi.
KI: Bradikardi berat, CHF, gagal ventrikel kiri dengan kongestif paru, blokade AV
II-III, sindrom penyakit sinus, hamil, menyusui, hipersensitif.
Peringatan: Gangguan fungsi hati/ginjal, gagal jantung, menurunkan kerja jantung,
gangguan fungsi ventrikel kiri, bradikardi berat, blokade AV 1, perpanjangan interval
PR.
ES: Bradikardi, blokade sino-atrial, blokade AV, pusing, hipotensi, malaise, astenia,
sakit kepala.
Dosis: Aritmia: 3x60 mg/hari; lansia: 2x/hari; dapat naik sampai 360 mg/hari.
Hipertensi esensial ringan/sedang: 1x100-200 mg/hari. Angina varian: 1x100 mg/hari
dapat naik menjadi 1x200 mg/hari.
Sediaan: Diltiazem, Farmabes (tab 30 mg)
Herbesser CD (kap 100 mg, kap 200 mg)
Farmabes (inj 25 mg/5 ml)
Herbesser (inj 50 mg)
NIFEDIPIN

I: Angina, hipertensi, fenomena raynaud.


KI: Syok kardiogenik,stenosis aorta lanjut, kehamilan (cek lagi), porfiria.
Peringatan: Nyeri dada makin memburuk, cadangan jantung buruk, gagal jantung
atau gangguan fungsi ventrikel kiri, hipotensi berat, gangguan hati, diabetes, hamil,
menyusui.
ES: Edema tungkai, tidak menurunkan kerja jantung, gangguan tidur, sakit kepala,
letih, hipotensi, tremor, aritmia, takikardi.
Dosis: Angina dan fenomena raynaud: 3x10 mg/hari setelah makan, (lansia,
gangguan hati 5 mg); penunjang 3x5-20 mg/hari. Angina sublingual: Gigit kapsul
dan telan dengan cairan. Hipertensi ringan/ sedang dan profilaksis angina: Sediaan
lepas lambat 1x30 mg/hari; maksimal 90 mg/hari atau 2x20 mg/hari.
Sediaan: Farmalat, Ficor, Nifedipin (tab 10 mg)
Calcigard Retard (tab 20 mg, slow release)
Adalat Oros (tab 20 mg, oros)

NIKARDIPIN

I: Krisis hipertensi akut selama operasi, hipertensi darurat.


KI: Hemostasis tidak lengkap dengan perdarahan intrakranial, tekanan intrakranial
meningkat pada stroke akut, hipersensitif.
Peringatan: Monitor tekanan darah dan denyut jantung; stenosis aorta, gangguan
fungsi hati/ginjal.
ES: Edema tungkai, tidak menurunkan kerja jantung, gangguan tidur, sakit kepala,
letih, hipotensi, tremor, aritmia, takikardi.
IO: Beta bloker, fentanil, digoksin, dantrolen natrium, tandospiron sitrat,
nitrogliserin, relaksan otot, imunosupresan, fenitoin, rifampisin, simetidin, intravena
protease inhibitor, antifungi azol, obat-obatan hipotensif lainnya.
Dosis: Nikardipin injeksi diencerkan dengan glukosa 5 % atau garam fisiologis
menjadi 0,01%-0,02%; larutan nikardipin hidroklorida (0,1-1,2 mg/ml). Krisis
hipertensi akut selama operasi: IV 2-10 mcg/kgBB/menit, dapat ditingkatkan sampai
10-30 mcg/kgBB/menit. Hipertensi darurat: IV 0,5 mcg/kgBB/menit dapat
ditingkatkan sambil memantau tekanan darah.
Sediaan: Perdipine (Inj. 10 mg, amp @ 10 ml)
NIMODIPIN

I: Gangguan neurologik iskemik pasca aneurisma perdarahan subarachnoid.


KI: Pasca infark miokard 1 bulan, angina tidak stabil.
Peringatan: Edema, tekanan intrakranial sangat tinggi, hipotensi, gangguan fungsi
hati/ginjal, hamil.
ES: Hipotensi, frekuensi jantung bervariasi, muka merah, sakit kepala, gangguan
saluran cerna, mual, berkeringat, rasa hangat, trombositopenia, ileus.
IO: Hindari pemberian tablet dan infus nimodipin bersamaan; antagonis kalsium lain,
beta bloker, obat yang nefrotoksik, juice grape fruit.
Dosis: Pencegahan: Oral 60 mg setiap 4 jam total 360 mg/hari, mulai dalam 4 hari
setelah aneurisma perdarahan subarachnoid, teruskan 21 hari. Pengobatan: infus IV
melalui kateter sentral, 1 mg/jam (sampai 500 mg/jam jika BB< 70 kg atau tekanan
darah tidak stabil, tingkatkan setelah 2 jam tadi 2 mg/jam, teruskan 5 hari, maksimal
14 hari; jika operasi dalam pengobatan, teruskan 5-21 hari.
Sediaan: Nimotop tab (tab 30 mg)
Ceremax IV, Nimotop I.V (inf 10 mg/50 ml)

VERAPAMIL HIDROKLORIDA

I: Angina pektoris, aritmia, hipertensi esensial.


KI: Disfungsi ventrikuler kiri, AV blok II-III, fluter/fibrilasi atrium dengan jalur
tambahan (misal sindrom WPW), hipotensi atau syok kardiogenik, sick sinus
syndrome.
Peringatan: Hati hati pada gagal ginjal dan hati, hamil, lansia, penurunan transmisi
neuromuskular. Khasiat dan keamanan pada anak kurang dari 18 belum diketahui.
ES: Konstipasi, mual, pusing, hipotensi, sakit, fatigue, edema, dispnea, bradikardia,
AV blok, rash.
I: Sinergisme kardiodepresan/beta bloker, kuinidin, antihipertensi oral lain.
Meningkatkan efek samping karbamazepin (ataksia, atau pusing). Rifampisin dan
fenobarbital menurunkan kadar verapamil.
Dosis: Hipertensi: 240-480 mg sehari 2-3 dosis terbagi. Injeksi IV lambat 3 menit
(pantau ECG). Takiaritmia paroksismal bisa 5 mg lagi setelah 5-10 menit, Hipertensi:
3x40 mg/hari, Angina: 3x80-120 mg/hari, Aritmia: dengan digitalis: 3-4x240-320 mg
dosis terbagi.
Tanpa digitalis: 3-4x240-480 mg dosis terbagi.
Sediaan: Verapamil (tab 80 mg)
2.2 DIURETIK

TIAZID

HIDROKLOROTIAZID (HCT)

F dinamik: Diuretik terpilih untuk antihipertensi.


I: Edema, hipertensi.
KI: Hipokalemia refrakter, hiperkalsemia, gangguan ginjal/hati berat, kehamilan,
menyusui.
Peringatan: Hipotensi akibat pengurangan volum intravaskular, pembatasan diet
garam, diare atau muntah. Arteri stenosis ginjal, hipertensi renovaskular, gangguan
ginjal, transplantasi ginjal, gangguan hati, kelainan katup jantung, stenosis aorta dan
mitral, hipertrofi obstruktif kardiomiopati, aldosteronisme primer, diabetes,
ketidakseimbangan elektrolit, kondisi lain yang distimulasi sistem RAA.
ES: Sangat jarang pada dosis < 25 mg/hari, anoreksia, penurunan nafsu makan, iritasi
lambung, diare, konstipasi, hipokalemi, gout, intoleransi glukosa. Reaksi berat sangat
jarang.
IO: Alkohol, barbiturat, narkotik, antidiabetik oral, insulin, kolestiramin, resin
kolestipol, kortikosteroid, ACTH, glikosida digitalis, AINS, pressor amine, relaksan
otot skelet nondepolarizing, garam kalsium, atropin, beperiden, siklofosfamid,
metotreksat.
Dosis: Edema: 12,5-25 mg/hari. Pasien edema berat yang tidak mampu mentoleransi
diuretika: 75 mg/hari. Hipertensi: 12,5 mg/hari; dapat naik jadi 25 mg/hari. Bila
perlu diberi kalium (pada yang aritmia, digitalis, infark miokard).
Sediaan: Hidroklorotiazid (tab 25 mg)

AMILORID HCL

I: Edema dan hipertensi, apabila hipokalemia sulit dihindarkan dengan kalium


tambahan.
KI: Pasien yang diketahui sensitif terhadap golongan tiazid, zat-zat sejenis
sulfonamid atau amilorid, insufisiensi ginjal akut dan kegagalan fungsi ginjal kronis,
anuria, peninggian kadar kalium darah (>5,5 mmol/L), pasien dalam pengobatan
dengan diuretika hemat kalium lain atau penambahan kalium, jangan diberikan pada
anak.
Dosis: Dewasa: 1 tablet Lorinid mite sampai 2 tablet Lorinid per hari.
Sediaan: Lorinid Mite (tab 2,5 mg)
DIURETIK KUAT

FUROSEMID

F dinamik: Diuretik kuat.


I: Edema, gagal ginjal dengan oliguria.
KI: Keadaan prakoma pada sirosis hati, gagal ginjal dengan anuria.
Peringatan: Hipotensi, gagal hati, pembesaran prostat, kehamilan.
ES: Hipokalemia, hiponatremia, hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik, ekskresi
kalsium meningkat, hipotensi, mual, gangguan saluran cerna, pirai, hiperglikemia,
dislipidemia, depresi sumsum tulang, tinitus.
Dosis: Oral: Edema: 40 mg/hari pagi. Kasus resisten: naikkan sampai 80 mg/hari.
Penunjang 20-40 mg/hari, maksimal 40 mg/hari. Oliguria: 250 mg/hari, dapat
dinaikkan bertahap tiap 4-6 jam, maksimal 2 gram. IM atau IV: Lambat (kecepatan <
4 mg/menit) 20-50 mg. (anak 0,5-1,5 mg/kgBB, maksimal 20 mg.hari)
Infus IV: Oliguria: 250 mg selama 1 jam (kecepatan < 4 mg/menit). Jika ekskresi urin
tidak memuaskan berikan 500 mg lagi selama 2 jam. Jika masih belum memuaskan
berikan 1 gram selama 4 jam, jika tetap tidak memuaskan lakukan dialisis. Dosis
efektif sampai 1 gram dapat diulang setiap 24 jam.
Sediaan: Gralixa, Furosemide (tab 40 mg)
Farsix, Furosemid (inj 10 mg/ml)
Edemin, Impugan (inj 20 mg/ampul)

SPRINOLAKTON

F dinamik: Diuretik hemat kalium.


I: Edema, asites pada sirosis hati, asites maligna, sindrom nefrotik, CHF,
hiperaldosteronisme primer.
Peringatan: Gangguan hati dan ginjal, usia lanjut, monitoring elektrolit.
ES: Impotensi, ginekomastia, sakit kepala, hiperkalemia, osteomalasia.
Dosis: 100-200 mg/hari, dapat naik sampai 400 mg/hari. Anak: 3 mg/kgBB dosis
terbagi.
Sediaan: Spironolacton, Spironolakton, Carpiaton, Spirola (tab 25 mg)
Spironolacton, Spironolacton, Spironolakton 100, Spirolactone, Carpiaton
100 (tab 100 mg)
SPIRONOLAKTON + THIABUTAZIDE

I: Hipertensi esensial, udem dan asites akibat payah jantung kongesti, sirosis hati,
sindrom nefrotik, udem adiopatik, mengurangi efusio ganas pada penderita
karsinoma.
KI: Insufisiensi ginjal akut, fungsi ginjal cepat memburuk, anuria, hiperkalemi,
hipersensitif.
ES: Ginekomastia, manifestasi androgenik ringan, intoleransi gastrointestinalis,
mengantuk ruam makulopapuler atau eritema.
Dosis: Dewasa, hipertensi esensial: sehari 2-4 tablet dalam dosis bagi, udem, sehari
1-8 tablet dalam dosis bagi (rata-rata 4 tablet sehari); anak-anak: sehari 3 mg/kgBB
dalam dosis bagi.
Sediaan: Spironolakton 25 mg + Thiabutazide 2,5 mg

DIURETIK OSMOTIK

MANITOL

F dinamik: Diuretik osmotik.


I: Edema serebral.
Peringatan: Gagal jantung kongestif, edema paru.
ES: Menggigil, demam.
Dosis: Infus IV: Diuresis, 50-200 mg/kgBB/hari selama 24 jam, didahului dosis uji
200 mg/kgBB injeksi IV lambat. Serebral edema: 1 gr/kgBB larutan 20 %.
Sediaan: Infusan M20, Mannitol, Otsu Manitol 20 (Lar Infus 20 %, btl 500 ml)

2.3 INOTROPIK POSITIF

DIGOKSIN

F dinamik: Kekuatan kontraksi naik, konduktivitas AV node turun.


I: Gagal jantung, aritmia/ fibrilasi atrium.
KI: Blok jantung komplit intermiten, blok AV derajat II, aritmia supraventrikular
sindrom WPW, takikardi/fibrilasi, kardiomiopati obstruktif.
ES: Anoreksia, mual.
IO: Penggunaan bersama amiodaron, verapamil, kolestiramin, kolestipol, kaolin,
pektin, karbo adsorben mengganggu absorpsi. Gunakan 2 jam sebelum/sesudah
pemberian digoksin. Kuinidin meningkatkan kadar digoksin.
Dosis: Digitalisasi cepat 1-1,5 mg/24 jam; digitalisasi lambat 0,5-0,75 mg/hari.
Lansia 125 mcg/hari gawat darurat/akut: 250-500 mcg dalam 15-20 menit(infus
intravena), diikuti sisanya tiap 4-8 jam (dosis terbagi) sampai total dosis muatan 0,5-1
mg tercapai.
Sediaan: Digoksin (tab 0,25 mg)

2.4 ANTIKOAGULAN

NATRIUM WARFARIN

F dinamik: Antikoagulan oral.


I: Profilaksis emboli penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium. Profilaksis setelah
pemasangan katup jantung prostetik, trombosis vena dan emboli paru, iskemik
serebral transien.
KI: Kehamilan, tukak peptik, hipertensi berat, endokarditis bakterial.
Peringatan: Gangguan ginjal/hati, baru mengalami pembedahan, menyusui.
ES: Perdarahan, hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia, diare, hematokrit turun,
nekrosis kulit, purple toes, sakit kuning, disfungsi hati, mual, muntah, pankreatitis.
IO: Juice cranberi.
Dosis: Dewasa: 10 mg/hari, penyesuaian dosis berdasarkan protrombin time.
Pemeliharaan 1x2-10 mg/hari.
Sediaan: Simarc 2, Warfarin (tab. scored 2 mg.(garam Na/K))

HEPARIN

I: Trombosis vena dalam, emboli paru, angina tidak stabil, infark miokard,
profilaksis bedah umum.
KI: Hemofilia, gangguan hemodinamik lain, trombositopenia, tukak lambung,
perdarahan serebral baru, hipertensi berat, penyakit hati berat, gagal ginjal, setelah
cedera berat atau pembedahan mata atau susunan saraf.
Peringatan: Hipersensitif terhadap heparin berat molekul rendah, gangguan hati dan
ginjal, lansia.
ES: Perdarahan, nekrosis kulit, trombositopenia, hiperkalsemia, reaksi
hipersensitivitas, osteoporosis pada penggunaan jangka panjang, alopesia (jarang).
Dosis: Trombosis vena dalam dan embolisme paru: Injeksi IV: 5000 unit(10.000
unit pada emboli paru yang berat) diikuti infus 15-25 unit/kgBB/jam. Remaja muda
dan anak: Dosis awal <, diikuti 15-25 unit/kgBB/jam. Injeksi SK 15.000 unit/12 jam
kontrol laboratorium tiap hari. Remaja muda dan anak: 250 unit/kgBB/jam.
Profilaksis bedah umum, injeksi SK: 5000 unit 2 jam sebelum pembedahan,
dilanjutkan tiap 8-12 jam selama 7 hari. Pencegahan trombosis mural: injeksi SK
12.500 unit/12 jam minimal 10 hari.
Sediaan: Inviclot (Heparin Natrium inj. 5000 IU/ml, vial 5 ml).

ENOKSAPARIN

I: Trombosis vena berhubungan dengan ortopedi/operasi umum, trombosis vena


akibat penyakit akut termasuk insuffisiensi kardiak, gagal napas, infeksi berat,
penyakit rematik, selama hemodialisis, profilaksis trombosis vena dalam, angina
tidak stabil, infark miokard non Q wave, pencegahan trombus pada sirkulasi
ekstrakoporeal.
KI: Hipertensi arteri sedang sampai berat yang tidak terkontrol disertai gagal ginjal
dengan bersihan kreatinin 30-60 ml/menit, hipersensitif.
Peringatan: Gangguan ginjal dan hati, usia lanjut, kehamilan, berat badan rendah
dapat meningkatkan resiko perdarahan.
ES: Perdarahan, nekrosis kulit, trombositopenia, hiperkalsemia, reaksi
hipersensitivitas, osteoporosis pada penggunaan jangka panjang, alopesia (jarang).
IO: Asam asetil salisilat, anti inflamasi non steroid, dekstran, tiklopidin
Dosis: Profilaksis trombosis vena dalam, injeksi SK 20 mg (2000 unit) 2 jam sebelum
pembedahan, kemudian 20 mg (2000 unit) setiap 24 jam selama 7-10 hari pada resiko
sedang. Resiko tinggi: 40 mg (4000 unit) 12 jam sebelum pembedahan kemudian 40
mg (4000 unit) setiap 24 jam selama 7-10 hari. Pengobatan trombosis vena dalam
injeksi SK 1 mg/kgBB (100 unit/kgBB) setiap 12 jam selama 5 hari.
Sediaan: Lovenox (inj. syringe 20 mg/0,2 ml; inj. syringe 40 mg/0,4 ml; inj. syringe
60 mg/0,6 ml)

2.5 ANTIPLATELET

ASETOSAL

I: Profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark miokard.


KI: Anak < 16 tahun, menyusui, sindrom Reye, tukak peptik aktif, hemophilia,
gangguan perdarahan lain.
Peringatan: Asma, hipertensi tak terkendali, tukak peptik, gangguan hati, gangguan
ginjal, kehamilan.
ES: Bronkospasme, perdarahan saluran cerna, perdarahan lain.
Dosis: 150-300 mg segera setelah kejadian iskemik, dosis pemeliharaan 1x75-300
mg.
Sediaan: Miniaspi, Aspilets (tab 80 mg)
Asetosal, Gramasal, Astika, Aptor (tab 100 mg)

KLOPIDOGREL

I: Mencegah infark miokard, stroke, dan kematian vaskuler pada pasien dengan
riwayat aterosklerosis.
KI: Hipersensitivitas, perdarahan aktif, menyusui.
Peringatan: Hati-hati pada pasien dengan resiko perdarahan, penggunaan bersama
obat yang meningkatkan resiko perdarahan, gangguan fungsi hati dan ginjal,
kehamilan.
ES: Dispepsia, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna dan intrakranial. Jarang:
Mual, muntah, gastritis, perut kembung, konstipasi, tukak lambung dan usus besar,
sakit kepala, pusing, parastesia, leukopenia, eosinofilia, ruam kulit dan gatal, vertigo,
pankreatitis, hepatitis, vaskulitis, kebingungan, halusinasi, gangguan darah, reaksi
hipersensitivitas.
Dosis: 1x75 mg. Tidak perlu penyesuaian dosis pada lansia atau kelainan ginjal.
Sediaan: Clopidogrel, Insigrel, Clogin, Clopisan, Pladel, CPG, Copidrel, Placta,
Vaclo, Plavix (tab 75 mg)

2.6 FIBRINOLITIK

STREPTOKINASE

I: Trombosis vena dalam, embolisme paru, tromboembolisme arterial akut, trombosis


lintas arteriovena, infark miokard akut.
KI: Perdarahan, trauma atau pembedahan baru, kelainan koagulasi, diatesis
perdarahan, diseksi aorta, koma, riwayat penyakit serebrovaskuler, gejala tukak
peptik baru, perdarahan vaginal berat, hipertensi berat, penyakit paru dengan kavitasi,
pankreatitis akut, penyakit hati berat, varises esophagus, reaksi alergi.
Peringatan: Resiko perdarahan dari penyuntikan atau prosedur invasif, kompresi dari
luar, kehamilan, aneurisma abdominal atau kondisi dimana trombolisis meningkatkan
resiko komplikasi embolik, retinopati diabetes, terapi antikoagulan, menyusui.
ES: Mual, muntah, perdarahan, aritmia reperfusi, hipotensi, nyeri punggung, reaksi
alergi dan anafilaksis, sindroma Guillain Barre.
Dosis: Trombosis vena dalam, emboli paru, tromboembolisme arterial akut, vena
retina pusat atau trombosis erfercil: 250.000 unit perinfus IV selama 30 menit,
dilanjutkan 100.000 unit/jam selama 24-72 jam menurut kondisi pasien. Infark
miokard: 1.500.000 unit selama 60 menit.
Sediaan: Streptase (serb. inj. 1.500.000 IU / vial)

2.7 HEMOSTATIK dan ANTIFIBRINOLITIK

ASAM TRANEKSAMAT

I: Fibrinolisis lokal, menoragia, angioedema turunan.


KI: Gangguan ginjal berat, penyakit tromboembolik.
Peringatan: Kurangi dosis pada gangguan ginjal, hematuria masif, hindari pemberian
jika ada resiko obstruksi ureter, pemeriksaan mata dan uji fungsi hati teratur pada
penggunaan jangka panjang, hamil.
ES: Mual, muntah, diare, pusing pada injeksi IV cepat.
Dosis: fibrinolisis lokal: 2-3 x 15-25 mg/kgBB. Menoragia: 3-4 x 1-1,5 g selama 4
hari bila menstruasi telah dimulai. Maksimum 4 g/hari. Angioedema turunan: 2-3 x 1-
1,5 g. Injeksi IV lambat, fibrinolisis lokal: 3 x 0,5-1 g.
Sediaan:
Clonex, Kalnex, Transamin (kaps/tab. 250 mg)
Clonex, Nexitra, Asam Traneksamat, Kalnex, Nexa 500, Transamin (kaps/tab. 500
mg)
Asam Traneksamat (inj.100 mg/ 5 ml, amp)
Asam Traneksamat, Clonex, Transamin, Kalnex, Nexa 50, Tranexid (inj.250 mg/ 5
ml, amp)
Clonex, Haemostop, Transamin, Kalnex, Nexa 100, Asam Traneksamat, Tranexid
(inj.500 mg/ 5 ml, amp)

2.8 HIPOLIDEMIK

GEMFIBROZIL

F dinamik: Terutama menurunkan kadar trigliserida serum.


I: Hiperlipidemia tipe IIa, Iib, III, IV dan V; Pencegahan primer jantung koroner pada
pria usia 40-55 tahun dengan hiperlipedemia yang tidak responsif terhadap diet dan
tindakan lain.
KI: Kombinasi dengan statin, alkoholisme, gangguan fungsi hati, batu empedu,
kehamilan, dan menyusui.
Peringatan: Periksa profil lipid, darah lengkap, uji fungsi hati dan ginjal sebelum
terapi.
ES: Gangguan saluran cerna, lemah, vertigo, dermatitis, trombositopenia, anemia,
leukopenia, eosinofilia, ruam kulit, pruritus, urtikaria, impotensi, sakit kepala, pusing,
pandangan kabur, kolestatik, angioedema, edema laring, fibrilasi atrium, pankreatitis,
miastenia, miopati, rabdomiolisis, nyeri ekstremitas, mialgia.
Dosis: 1,2 gram/hari dalam 2 dosis terbagi. Kisaran dosis 0,9-1,5 gram/hari.
Sediaan: Gemfibrozil, Scantipid, Mersikol 300, Merzasol (tab 300 mg)

PRAVASTIN

F dinamik: Menghambat sintesis kolesterol.


I: Menurunkan kolesterol total dan LDL, hiperkolesterol primer dan dislipedemia
campuran tipe IIa dan IIb dengan kadar kolesterol total, apolipoprotein B dan
trigliserida tinggi.
KI: Alergi terhadap obat, penyakit hati aktif, porfiria, hamil dan menyusui.
Peringatan: Riwayat penyakit hati, gangguan fungsi ginjal, peminum alkohol, faktor
resiko miopati atau rabdomiolisis. Monitor fungsi hati sebelum terapi, tiap 1-3 bulan
selama terapi, dan tiap 6 bulan-1 tahun setelah terapi, hentikan jika SGOT dan SGPT
≥ 3x normal. Sebelum pemberian statin, hipotiroid harus diatasi karena meningkatkan
resiko miositis. Pasien segera melaporkan nyeri otot yang tidak diketahui
penyebabnya.
ES: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, perubahan fungsi ginjal atau hati, miositis,
ruam kulit, nyeri dada, rasa lelah, gangguan tidur, gangguan urinasi, disfungsi
seksual, gangguan penglihatan, alopesia, dan reaksi alergi.
IO: Imunosupresan, gemfibrozil, asam nikotinat, eritromisin, penghambat CYP3A4,
kolestiramin, diltiazem, dan itrakonazol.
Dosis: 1x10 mg, maksimal 40 mg/hari, bersama imunosupresan: 1x20 mg
Sediaan: Cholespar (tab 10 mg)
Pravastatin, Gravastin (tab 20 mg)

SIMVASTATIN

F dinamik: Menghambat sintesis kolesterol.


I: Hiperkolesterolemia primer (hiperlipidemia tipe IIa). Mengurangi resiko
kardiovaskular dan memperlambat aterosklerosis koroner pada penyakit jantung
koroner dan kadar kolesterol ≥ 5,5 mmol/L.
KI: Alergi, penyakit hati aktif, gagal ginjal, porfiria, hamil dan menyusui.
Peringatan: Penyakit hati, peminum alkohol, resiko miopati atau rabdomiolisis;
monitor fungsi hati sebelum terapi, hentikan jika SGOT dan SGPT ≥ 3x normal.
Sebelum pemberian statin, hipotiroid harus diatasi karena meningkatkan resiko
miositis. Pasien segera melaporkan nyeri otot yang tidak diketahui penyebabnya.
ES: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, perubahan fungsi ginjal atau hati, ikterik,
hepatitis, pankreatitis, alopesia, depresi, anemia, dan alergi.
IO: Tidak boleh digunakan bersama gemfibrozil.
Dosis: Hiperkolesterolemia: 1x10 mg sekali sehari, malam; dapat dinaikkan dengan
interval 4 minggu kisaran dosis 10-40 mg/hari. Penyakit jantung koroner: 1x20 mg.
Sediaan: Simvastatin, Selvim, Mersivas 10, Stimpid 10, Pontizoc 10, Esvat,
Normofat (tab 10 mg)
Esvat, Simvastatin (tab 20 mg)

2.9 OBAT UNTUK MENGATASI SYOK DAN HIPOTENSI

DOBUTAMIN

F dinamik: Bekerja pada reseptor β1 di otot jantung sehingga meningkatkan


kontraktilitas.
I: Infark miokard, bedah jantung, kardiomiopati, syok septik dan syok kardiogenik.
Peringatan: Meningkatkan hambatan perifer sehingga memperburuk kinerja otot
jantung dan memperparah iskemia jaringan.
ES: Takikardi dan tekanan sistolik yang sangat tinggi bila dosis terlalu tinggi; flebitis
pada tempat pemberian.
Dosis: Infus IV 2,5-10 mcg/kgBB/menit.
Sediaan: Cardiject, Dobutamine Hameln, Dominic, Doburan, Dobutel, Inodex (Inj
250 mg/vial)

DOPAMIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Meningkatkan kontraktilitas otot jantung.


I: Syok kardiogenik pada infark miokard atau bedah jantung, dosis rendah
meningkatkan perfusi ginjal.
KI: Takiaritmia, feokromositoma.
Peringatan: Sebelum pemberian koreksi hipovolemia pasien; syok akibat infark
miokard akut harus diberikan dosis rendah.
ES: Dosis berlebih efek serupa epinefrin, mual, muntah, vasokontriksi perifer,
hipotensi, hipertensi, takikardi.
Dosis: Dosis awal infus IV 2-5 mcg/kgBB/menit.
Sediaan: Udopa, Proinfark, Cetadop (inj. 40 mg/ml, amp @ 5 ml)
NOREPINEFRIN BITATRAT

F dinamik: Bekerja pada reseptor alfa adrenergik sehingga menimbulkan konstriksi


pembuluh darah perifer.
I: Hipotensi akut, henti jantung.
KI: Hipertensi dan kehamilan.
Peringatan: Hati-hati pada trombosis pembuluh darah koroner, mesentrik atau
perifer, setelah infark miokard akut, angina prinzmetal, penyakit tiroid, diabetes
mellitus, hipoksia, atau hiperkapnia, dan lansia. Efek konstriksi mengurangi perfusi
organ vital. Ekstravasasi di tempat suntikan menyebabkan nekrosis.
ES: Hipertensi, sakit kepala, bradikardia, aritmia, dan iskemia perifer.
Dosis: Hipotensi akut: Infus IV melalui kateter vena sentral larutan yang
mengandung norepinefrin bitatrat 80 mcg/ml, kecepatan awal 0,16-0,33 ml/menit.
Kecepatan disesuaikan dengan respon. Henti jantung: Injeksi IV secara cepat atau
intrakardia 0,5-0,75 ml larutan yang mengandung norepinefrin bitatrat 200 mcg/ml.
Sediaan: Raivas, Vascon (inj 4 mg/4ml, amp 4 ml)
Levosol (inj 8 mg/8ml, amp 8ml)

EPINEFRIN/ADRENALIN

I: Obat satu-satunya untuk syok anafilaktik, henti jantung, resusitasi jantung-paru.


Peringatan: Penyakit jantung, DM, hipotiroid, hipertensi, aritmia, dan penyakit
serebrovaskular.
ES: Ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas dingin. Dosis berlebih;
aritmia, perdarahan otak, udem paru, mual, muntah, berkeringat, letih dan
hipoglikemia.
Dosis: 1:10.000 (1 mg/10 ml) dalam dosis 10 ml melalui pembuluh darah sentral. Jika
melalui perifer, obat dilarutkan dalam 20 ml larutan NaCl 0,9%
Sediaan: Epinefrin, Phinev (0,1 % inj 1ml)
BAB 3
SISTEM SALURAN NAFAS

3.1 BRONKODILATOR

AMINOFILIN

F kinetik: Makanan memperlambat absorpsi.


F dinamik: Bronkodilatasi, kronotropik dan ionotropik positif, meningkatkan sekresi
asam lambung/kontriksi.
I: Obstruksi saluran napas, asma akut dan kronik.
KI: Penderita porfiria.
Peringatan: Hati-hati penyakit jantung, hipertensi, hipertiroid, tukak lambung,
gangguan hati, demam, masa kehamilan, menyusui, lansia.
ES: Intoksikasi, sakit kepala, palpitasi, pusing, mual, nyeri prekordial.
IO: Efek meningkat bersama diltiazem, eritromisin, fluvoxamine, verapamil,
siprofloksasin, norfloksasin, simetidin. Efek aminofilin menurun bersama rifampisin;
bersama litium efek litium menurun.
Dosis: Oral, 3-4 x 100-300 mg/hari sesudah makan.
Sediaan: Erphafilin, Aminopyline (tab score 200 mg)
Aminophylin, Phaminov (inj. 24 mg/ml, amp @ 10 ml)

TEOFILIN

F kinetik: Makanan memperlambat absorpsi.


F dinamik: Bronkodilatasi, kronotropik dan ionotropik positif, meningkatkan sekresi
asam lambung/kontriksi.
I: Obstruksi saluran napas, asma akut dan kronik.
KI: Penderita porfiria.
Peringatan: Hati-hati penyakit jantung, hipertensi, hipertiroid, tukak lambung,
gangguan hati, demam, masa kehamilan, menyusui, lansia.
ES: Intoksikasi, sakit kepala, palpitasi, pusing, mual, nyeri prekordial. Intoksikasi
pada pemberian berulang atau injeksi IV cepat.
IO: Efek meningkat bersama diltiazem, eritromisin, fluvoxamine, verapamil,
siprofloksasin, norfloksasin, simetidin. Efek aminofilin menurun bersama rifampisin;
bersama litium efek litium menurun.
Dosis: Dewasa, 130-150 mg, bisa sampai 2 kalinya. Anak 6-12 tahun: 3-4 x 65-150
mg/hari, < 1 tahun 3-4 x 65-75 mg/hari. Tablet lepas lambat 1 x/hari tergantung
respon pasien.
Sediaan: Bronsolvan (tab 150 mg)
Retaphyl SR (tab 300 mg)

FENOTEROL HIDROBROMIDA

F dinamik: Bronkodilator, (agonis adrenoreseptor beta-2 selektif).


I dan Dosis: Termasuk lansia dan anak > 6 tahun: asma akut: 1 vial unit dosis (0,5
mg), kasus berat dapat diberi hingga 2 vial.
Profilaksis asma yang dipicu olahraga: 1 vial, sampai dengan 4x/hari. Asma bronkial
dan penyempitan saluran napas reversibel, bila perlu pengulangan dosis, 1 vial
sampai dengan 4 x/hari.
Peringatan: Hati-hati pada hipertiroid, penyakit kardiovaskular, aritmia, kepekaan
terhadap perpanjangan interval QT, hipertensi, gangguan ginjal dan hati, hamil.
ES: Mulut kering dan kelainan ventrikel.
Sediaan: Berotec MDI (i.h 100 mcg/puff, 200 dosis)

FORMOTEROL FUMARAT DIHIDRAT+ BUDESONID

F dinamik: Bronkodilator kerja panjang lebih dari 12 jam, antiinflamasi.


I: Asma, penyakit paru obstruksi kronis.
Peringatan: Hati hati pada tirotoksikosis, feokromositoma, obstruksi hipertrofi
kardiomiopati, stenosis aortik subvalvular idiopatik, hipertensi berat, aneurisma,
penyakit jantung iskemik, takiaritmia, gagal jantung, hiperkalemia, hiperglikemia
pada penggunaan bersama stimulan adrenoseptor beta-2, sirosis hati. TB aktif/diam.
ES: Sakit kepala, agitasi, lemah, bingung, pusing, mual, gangguan tidur, palpitasi,
takikardi, tremor, kram, infeksi kandida pada orofaring, iritasi tenggorokan, batuk,
serak, spasme bronkus, urtikaria, pruritus.
IO: Efek antagonis bersama penghambat-β non selektif (propanolol, nadolol,
pindolol, okseprenolol, timolol, alprenolol, penbutolol, sotalol).
Dosis: Asma dewasa: 80/4,5 mcg 1-2 inhalasi 2 kali/hari atau 160/4,5 mcg inhalasi 2
kali/hari; anak 6-11 tahun diberikan dosis rendah. Obstruksi paru kronis: 2 inhalasi 2
kali/hari.
Sediaan: Symbicort (inh. 80/4.5 mcg, 60 dosis ; inh. 160/4.5 mcg, 60 dosis)
SALBUTAMOL

F dinamik: Relaksasi otot polos bronkus, uterus, dan pembuluh darah otot rangka
melalui aktivitas pada reseptor β2.
I: Asma, obstruksi saluran napas reversibel lainnya.
Peringatan: Hati-hati pada hipertiroid, penyakit kardiovaskular, aritmia, peka
terhadap perpanjangan interval QT, hipertensi, DM.
ES: tremor, ketegangan, sakit kepala, kram otot, palpitasi, takikardi,aritmia,
vasodilatasi perifer, gangguan tidur dan tingkah laku. Bronkospasme paradoksikal,
urtikaria, angioedema, hipotensi, kolaps jarang. Hipokalemia terjadi pada dosis tinggi
IO: Efek antagonis bersama penghambat-β non selektif (propanolol, nadolol,
pindolol, okseprenolol, timolol, alprenolol, penbutolol, sotalol).
Dosis: Oral: Dewasa , 4 mg; lansia dan pasien yang sensitif dosis awal 2 mg, 3-4 kali
sehari. Dosis tunggal maksimal 8 mg. Anak < 2 tahun 200 mcg/kgBB 4x/hari, 2-6
tahun 1-2 mg 3-4 kali/hari, 6-12 tahun 2 mg. Injeksi SK/IM: 500 mcg, diulang tiap 4
jam bila perlu. Infus IV lambat: 250 mcg, diulang bila perlu. Infus IV: awal 5
mcg/menit, sesuaikan dosis dengan respon dan denyut jantung, biasanya 3-20
mcg/menit.
Inhalasi aerol: dewasa 100-200 mcg (1-2 hirupan). Gejala persisten 3-4 kali/hari.
Anak 100 mcg (1 hirupan), naik menjadi 200 mcg (2 hirupan) bila perlu. Profilaksis
bronkospasme akibat latihan fisik, dewasa 200 mcg ( 2 hirupan), anak 100 mcg (1
hirupan). Inhalasi nebuliser: bronkospasme kronis tidak responsif terhadap terapi
konvensional, asma akut berat dewasa dan anak> 18 bulan 2,5 mg, beri sampai
4x/hari, tidak dianjurkan untuk anak < 18 bulan.
Sediaan: Salbutamol (tab 2 mg, tab 4 mg, sirup 100 ml)
Ventolin (i.h 100 mcg/puff, 200 semprot, nebules 2,5 mg)
Kombinasi:
a. Ipratropium Br 0,5 mg
b. Salbutamol 2,5 mg
Farbivent, Combivent-UDV (nebules, vial @2,5 ml)

SALMETEROL XINAFOAT + FLUTIKASON PROPIONAT

F dinamik: Bronkodilator kerja panjang, antiinflamasi.


I dan dosis: obstruksi saluran napas reversibel, termasuk asma:
 2 inhalasi 25 mcg salmeterol, 50 mcg flutikason; atau
 2 inhalasi 25 mcg salmeterol, 125 mcg flutikason; atau
 2 inhalasi 25 mcg salmeterol, 250 mg flutikason obstruksi paru kronis
termasuk bronkitis kronis dan emfisema:
 2 inhalasi 25/125-25/150 2 x/hari
KI: Anak kurang dari 4 tahun.
Peringatan: Tidak untuk asma akut, tidak boleh dihentikan mendadak, hati-hati pada
tuberkulosis paru, penyakit kardiovaskuler berat (aritmia), DM, hipokalemia,
tirotoksikosis, dan menyusui.
ES: tremor, ketegangan, sakit kepala, kram otot, palpitasi, takikardi,aritmia,
vasodilatasi perifer, gangguan tidur dan tingkah laku. Bronkospasme paradoksikal,
urtikaria, angioedema, hipotensi, kolaps jarang. Hipokalemia terjadi pada dosis
tinggi. Efek samping lain: suara serak, kandidiasis mulut dan tenggorokan,
menurunkan densitas mineral tulang, katarak, glaukoma, menghambat pertumbuhan
anak.
IO: Efek antagonis bersama penghambat-β non selektif (propanolol, nadolol,
pindolol, okseprenolol, timolol, alprenolol, penbutolol, sotalol). Interaksi lain
mengurangi efek pada penggunaan bersama barbiturat, karbamazepin, fenitoin,
griseovulvin, rifampin, efavirentz. Meningkatkan efek pada penggunaan bersama
siklofosfamid, siklosporin, diltiazem, flukonasol, itrakonazol, ketokonazol,
makrolida, mikonazol, nefazodon, nicardipin, verapamil, zafirlukast, ritonavir,
indinavir
Dosis: Tidak perlu penyesuaian dosis pada lansia, gangguan ginjal dan hati.
Sediaan:
Salmeterol Xinafoate 25 mcg, Fluticasone Propionat 50 mcg inh 50 mcg/puff, 120
dosis (Seretide Diskus 50)
Salmeterol Xinafoate 50 mcg, Fluticasone Proprionat 100 mcg inh 100 mcg/puff, 60
dosis (Seretide Diskus 100)
Salmeterol Xinafoate 50 mcg, Fluticasone Proprionat 250 mcg inh 250 mcg/puff, 60
dosis (Seretide Diskus 250)
Salmeterol Xinafoate 50 mcg, Fluticasone Proprionat 500 mcg inh 500 mcg/puff, 60
dosis (Seretide Diskus 500)

TERBUTALIN SULFAT

F dinamik: Bronkodilator kerja panjang.


I: Asma, obstruksi saluran napas reversibel lain.
Peringatan: Hati-hati pada hipertiroid, penyakit kardiovaskular, aritmia, peka
terhadap perpanjangan interval QT, hipertensi, DM.
ES: Tremor, ketegangan, sakit kepala, kram otot, palpitasi, takikardi, aritmia,
vasodilatasi perifer, gangguan tidur dan tingkah laku.
IO: Efek antagonis bersama penghambat-β non selektif (propanolol, nadolol,
pindolol, okseprenolol, timolol, alprenolol, penbutolol, sotalol).
Dosis: Oral: dewasa 2,5 mg 3 x/hari selama 1-2 minggu, naik menjadi 5 mg3x/hari.
Anak 75 mcg/kgBB 3x/hari; 7-15 tahun 2,5 mg 2-3x/hari.
Injeksi SK,IM,IV lambat: dewasa 250-500 mcg sampai 4x/hari. Anak 2-15 tahun 10
mcg/kgBB sampai maksimal 300 mcg.
Infus IV: dalam larutan mengandung 3-5 mcg/ml, 1,5-5 mcg/menit selama 8-10 jam
Inhalasi aerol: dewasa dan anak 250-500 mcg (1-2 hirupan), untuk gejala persisten
sampai 3-4x/hari. Inhalasi serbuk: 500 mcg (1 hirupan); gejala persisten sampai
4x/hari. Inhalasi nebuliser: dewasa 5-10 mg 2-4 x/hari, dosis tambahan untuk asma
akut berat. Anak <3 tahun 2 mg, 3-6 tahun 3 mg, 6-8 tahun 4 mg, > 8 tahun 5 mg, 2-
4x/hari.
Sediaan: Terasma (tab. 2,5 mg, sir 1,5 mg/5ml, btl 60 ml)
Bricasma Turbu (turbu 0.50 mg, 200 dosis)
Relivan (inj. 0,5 mg/ml, amp. @ 1 ml)
Bricasma Injeksi (injeksi 1 ml/ampul)

EFEDRIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Bronkodilator, vasokonstriktor.


I: Obstruksi saluran napas reversibel.
Peringatan: Hati-hati pada hipertiroid, DM, penyakit jantung iskemik, hipertensi,
gangguan ginjal, lansia, bayi usia< 3 bulan, menyebabkan retensi akut pada hipertrofi
prostat. Hindari penggunaan berlebihan/jangka lama.
ES: Takikardi, ansietas, ketegangan, insomnia, tremor, aritmia, mulut kering, rasa
dingin pada ekstremitas. Tetes hidung menyebabkan iritasi setempat, mual, sakit
kepala. Penggunaan jangka panjang menimbulkan efek kardiovaskular dan terjadi
toleransi.
IO: Bersama penghambat MAO (moklobemid) menyebabkan respon hipertensi akut
Dosis: Dewasa: 15-60 mg, 3x/hari. Anak < 1 tahun 7,5 mg; 1-5 tahun 15 mg; 6-12
tahun 30 mg; 3x/hari. Tetes hidung: 1-2 tetes tiap lubang hidung, 3-4x/hari jika perlu.
Sediaan: Ephedrine (tab 25 mg).

TIOTROPIUM BROMIDA

F dinamik: Bronkodilator kerja panjang, mengurangi sekresi mukus saluran napas.


I: Penyakit paru obstruktif kronik, termasuk bronkitis, emfisema.
Peringatan: Hati-hati pada glaukoma sudut sempit, hiperplasia prostat, obstruksi
leher kandung kemih, hamil, menyusui. Tidak untuk terapi awal pada bronkospasme
akut.
ES: Mulut kering, konstipasi, batuk, iritasi lokal tenggorokan, takikardi, faringitis,
sinusitis, kandidiasis, susah buang air kecil, retensi urin pada hiperplasia prostat.
IO: Meningkatkan efek bronkodilator teofilin, aminofilin, agonis β2: salbutamol,
formoterol. Meningkatkan efek antikolinergik, efek samping bersama antikolinergik
lain: atropin, scopolamin, hiosin N butilbromida, propantelin, pirenzepin, ekstrak
beladona, antidepresan trisiklik: imipiramin, desmetilpiramin, amitriptilin.
Mengantagonis efek bronkodilator penghambat beta tidak selektif: propanolol,
nadolol, pindolol, oksprenolol, timolol, alprenolol, penbutolol, sotalol.
Dosis: 1 x/hari satu kapsul untuk inhalasi: 22,5 mcg titropium bromida setara dengan
18 mcg tiotropium, tidak boleh > 1 kali/hari.
Sediaan: Spiriva Combo (cap 18 mcg, + handihaller)
Spiriva Refill (cap 18 mcg, refill)

3.2 KORTIKOSTEROID

BUDESONID

F dinamik: Antiinflamasi, mengurangi edema, sekresi mukus dalam saluran napas.


I: Profilaksis asma sebagai “controller”, terutama jika tidak teratasi oleh
bronkodilator /kromoglikat.
KI: Kontraindikasi relatif: DM, tukak peptikum, infeksi berat, hipertensi, gangguan
kardiovaskular.
ES: Sering suara serak, kandidiasis orofaring; bronkospasme paradoksikal; dosis
tinggi jangka panjang menyebabkan supresi adrenal, osteoporosis, katarak, glaukoma;
ansietas, depresi, gangguan tidur dan perilaku.
IO: Mengurangi efek bila bersama barbiturat, karbamazepin, fenitoin, griseofulvin,
rifampin, efavirenz. Meningkatkan efek bersama siklofosfamid, siklosporin,
diltiazem, flukonasol, itrakonazol, ketokonazol, makrolida, mikonazol, nefazodon,
nicardipin, verapamil, zafilrlukast, ritonavir, indinavir.
Dosis: Inhalasi: dewasa : 2x 200 mcg/hari/ 3-9 x 100 mcg/hari, kondisi berat dosis
awal 600-800 mcg/hari. Anak: 2-4x 50-100 mcg/hari.
Sediaan: Pulmicort Turbu (i.h 200 mcg/puff, 100 dosis)
Obucort Swinghaler (i.h 200 mcg/puff, 200 dosis)

FLUTIKASON PROPIONAT

F dinamik: Antiinflamasi saluran napas, mengurangi edema, sekresi mukus.


I: Profilaksis asma, mengatasi eksaserbasi asma akut.
KI: Kontraindikasi relatif: DM, tukak peptikum, infeksi berat, hipertensi, gangguan
kardiovaskular.
ES: Sering suara serak, kandidiasis orofaring; bronkospasme paradoksikal; dosis
tinggi jangka panjang menyebabkan supresi adrenal, osteoporosis, katarak, glaukoma;
ansietas, depresi, gangguan tidur dan perilaku.
IO: Mengurangi efek bila bersama barbiturat, karbamazepin, fenitoin, griseofulvin,
rifampin, efavirenz. Meningkatkan efek bersama siklofosfamid, siklosporin,
diltiazem, flukonasol, itrakonazol, ketokonazol, makrolida, mikonazol, nefazodon,
nicardipin, verapamil, zafilrlukast, ritonavir, indinavir.
Dosis: Dewasa dan anak > 16 tahun: 2x 500-2000 mcg/hari, anak 4-16 tahun 2x1000
mcg/hari. Lama pengobatan eksaserbasi asma 7 hari.
Sediaan: Flixotide nebules (nebules 0,5 mg, amp 2 ml)

3.3 ANTI HISTAMIN

DIFENHIDRAMIN

F dinamik: Antagonis reseptor histamin 1 (AH1) generasi 1 ].


F kinetik: Efek timbul 15-30 menit setelah pemberian oral, maksimal 1-2 jam. Masa
kerja 4-6 jam.
I: Antihistamin, antiemetik, antispasmodik; parkinsonisme, reaksi ekstrapiramidal
karena obat, anak dengan gangguan emosi, dan mabuk perjalanan.
KI: Bayi baru lahir, prematur.
Peringatan: Menyebabkan kantuk, mengganggu keterampilan mengemudi dan
menjalankan mesin. Hati hati pada glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi
piloroduodenal, hipertrofi prostat, obstruksi kandung kemih, penyakit kardiovaskular,
kenaikan tekanan intraokular, hipertiroid.
ES: Sedasi, gangguan saluran cerna, efek antimuskarinik: retensi urin, mulut kering,
pandangan kabur, mempengaruhi sistem kardivaskular dan sistem saraf pusat,
kelainan darah.
IO: Penggunaan bersama penghambat MAO memperlama masa kerja dan
meningkatkan efek antihistamin. Penggunaan bersama dengan alkohol, antidepresan
trisiklik, barbituran atau depresan sistem saraf pusat lain akan memperkuat efek
sedatif antihistamin, bersama antikolinergik lain: atropin, skopolamin, meningkatkan
resiko timbulnya efek antimuskarinik.
Dosis: Dewasa 3 x 25 – 50 mg/hari; anak 5 mg/kgbb/hari dalam dosis terbagi. IM
atau IV; 1-5 ml tiap kali suntik.
Sediaan: Difenhidramin (10 mg/ml).
KLORFENIRAMIN MALEAT

F kinetik: Efek timbul 15-30 menit setelah pemberian oral, maksimal 1-2 jam. Masa
kerja 4-6 jam.
F dinamik: Antagonis reseptor histamin 1 (AH1) generasi 1
I: Gejala alergi, rinitis alergika, urtikaria, pengobatan darurat reaksi anafilaktik
KI: Porfiria, serangan asma akut, anak < 1 tahun, bayi prematur
Peringatan: Menyebabkan kantuk, mengganggu keterampilan mengemudi dan
menjalankan mesin. Hati hati pada glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi
piloroduodenal, hipertrofi prostat, obstruksi kandung kemih, penyakit kardiovaskular,
kenaikan tekanan intraokular, hipertiroid.
IO: Penggunaan bersama penghambat MAO memperlama masa kerja dan
meningkatkan efek antihistamin. Penggunaan bersama dengan alkohol, antidepresan
trisiklik, barbituran atau depresan sistem saraf pusat lain akan memperkuat efek
sedatif antihistamin, bersama antikolinergik lain: atropin, skopolamin, meningkatkan
resiko timbulnya efek antimuskarinik.
Dosis: Oral: dewasa, 4 x 4 mg/ hari, maksimal 16 mg/ hari. Anak 1-2 tahun 2 x 1 mg/
hari; anak 2-5 tahun 4 x 1 mg/ hari maksimal 6 mg/ hari. Anak 6-12 tahun 4 x 2
mg/hari maksimal 12 mg/ hari
Injeksi SK/IM: 10-20 mg, diulang bila perlu, maksimal 40 mg dalam 24 jam. Injeksi
IV lambat> 1 menit: 10-20 mg dilarutkan dengan 5-10 ml darah atau NaCl steril 0,9
% atau air khusus untuk injeksi.
Sediaan: Chlorpheniramin, CTM (4 mg)

LORATADIN

F kinetik: Efek timbul 15-30 menit setelah pemberian per oral, maksimal setelah 1-2
jam. Masa kerja 24 jam. Diberi dengan atau tanpa makanan.
F dinamik: Antagonis reseptor histamin 1 (AH1) generasi II.
I: Gejala alergi, rinitis alergika, urtikaria,
KI: Bayi prematur, bayi baru lahir, asma akut, kehamilan, menyusui,.
ES: Sedasi, nyeri kepala, gangguan psikomotor, efek antikolinergik: retensi urin,
mulut kering, pandangan kabur, gangguan saluran cerna. Efek sedasi dan
antimuskarinik ringan.
Dosis: Dewasa, 10 mg/hari. Anak 2-12 tahun: < 30 kg, 5 mg/hari, > 30 kg, 10
mg/hari.
Sediaan: Loratadin, Winatin (10 mg)
SETIRIZIN HCL

F kinetik: Efek timbul 15-30 menit setelah pemberian oral, maksimal setelah 1-2
jam. Masa kerja 12-24 jam.
F dinamik: Antagonis reseptor histamin 1 (AH1) generasi II.
I: Rinitis menahun, rinitis alergi musiman, konjungtivitis, pruritus, urtikaria idiopatik
kronis.
KI: Kehamilan, menyusui.
Peringatan: Menyebabkan kantuk, mengganggu keterampilan mengemudi dan
menjalankan mesin. Hati hati pada glaukoma sudut sempit, tukak lambung, obstruksi
piloroduodenal, hipertrofi prostat, obstruksi kandung kemih, penyakit kardiovaskular,
kenaikan tekanan intraokular, hipertiroid.
ES: Mengantuk, nyeri kepala, mengganggu keterampilan mengemudi, gangguan
psikomotor; efek antimuskarinik: retensi urin, mulut kering, pandangan kabur,
gangguan saluran cerna, sedasi ringan.
IO:Penggunaan bersama penghambat MAO memperlama kerja dan meningkatkan
efek antihistamin.
Dosis: Dewasa dan anak> 6 tahun: 10 mg/hari malam hari bersama makanan. Anak 3-
6 tahun dengan rinitis alergi: 5 mg/hari malam hari atau 2,5 mg pagi dan malam hari.
Gangguan ginjal beri dosis setengah dewasa.
Sediaan: Cetirizin (10 mg)
Cetirizin, Lerzin (sirup 60 ml)

MEBHIDROLIN NAPADISILAT

I: Alergi, gigitan serangga, urtikaria, rhinitis vasomotor.


KI: Serangan asma akut, bayi prematur.
Peringatan: Glaukoma sudut sempit, hamil, retensi urin, hipertrofi prostat, pasien
dengan lesi fokal pada korteks serebri. Jangan mengemudi/ menjalankan mesin.
IO: Alkohol, SSP depresan, antikolinergik, MAOI.
ES: Sedasi, gangguan GI, efek antimuskarinik, hipotensi, lemah otot, tinitus, eforia,
sakit kepala.
Dosis: Dewasa dan anak > 10 tahun: 3x sehari 1-2 tablet; anak < 10 tahun, 3x sehari
2-3 mg/kgBB/hari.
Sediaan: Gabiten, Omecidal, Interhistin (tab 50 mg)
3.4 MUKOLITIK

AMBROKSOL

F dinamik: Mengencerkan sekret saluran napas dengan memecah benang


mukoprotein dan mukopolisakarida sputum.
I: Sekretolitik gangguan saluran napas akut dan kronik khususnya eksaserbasi
bronkitis kronik dan asma bronkial.
Peringatan: Hati-hati pada kehamilan dan menyusui, gangguan ginjal. Metabolit
ambroksol mungkin dapat terakumulasi di hati.
IO: Pemberian bersama amoksisilin, sefuroksim, eritromisin, doksisiklin
meningkatkan kadar antibiotik dalam jaringan paru.
Dosis: Oral: dewasa, sediaan kapsul lepas lambat, dosis 1x75 mg/hari sesudah makan.
Dewasa dan anak > 12 tahun: 2-3x 30 mg/hari; anak 6-12 tahun: tablet 2-3 x 15
mg/hari; sirup tetes (drops) 15 mg/ml drops (1 ml=20 tetes). Sirup tetes (sediaan 15
mg/ml): anak 6-12 tahun: 2-3x 1 ml/hari (1 ml=20 tetes). Anak sampai dengan 2
tahun: 2x 0,5 ml (10 tetes)/hari. Sirup (sediaan 15 mg/5ml, 1 sendok takar 5 ml):
anak 6-12 tahun: 2-3 x 1 sendok takar/hari; anak 2-6 tahun: 3x ½ sendok takar/hari.
Anak < 2 tahun: 2x ½ sendok takar/hari.
Sediaan: Ambroksol (tab 30 mg, sirup tetes 15 mg/ml, dan sirup 15 mg/ml)

3.5 ANTITUSIF

DEKSTROMETORFAN

F dinamik: Bekerja sentral meningkatkan ambang rangsang reflek batuk, tidak


bersifat adiktif, efek antitusif 5-6 jam.
I: Batuk kering, tidak produktif.
KI: Asma, batuk produktif, dan gangguan hati.
Peringatan: hati-hati pada anak, hamil, menyusui.
ES: Psikosis hiperaktif dan halusinasi, depresi napas pada dosis besar.
Dosis: Dewasa: 6 x 10-20 mg/hari atau 3-4 x 30 mg/hari, dapat naik maksimal 120
mg/hari. Anak 4 x 1 mg/kgbb/hari, 3x/hari.
Sediaan: Dextrometorphan HBr, Dekstrometorfan (tab salut 15 mg, sir. 10 mg/5 ml,
btl 60 ml)
KODEIN FOSFAT

F dinamik: Bekerja sentral meningkatkan ambang rangsang reflek batuk,


menimbulkan adiksi.
I: Batuk kering, batuk dengan nyeri.
KI: Batuk berdahak, gangguan ventilasi, penyakit hati.
Peringatan: Hati-hati pada pasien anak, asma, gangguan hati/ginjal, riwayat
penyalahgunaan obat.
ES: Konstipasi, depresi napas pada dosis besar.
IO: Bersama alkohol, antidepresan trisiklik, barbiturat/depresan SSP lain,
memperkuat efek sedatif.
Dosis: Dewasa: 4 x 10-20 mg/hari, naik maksimal 120 mg/hari. Anak 6-12 tahun: 5-
10 mg atau 0,5-1,5 mg/kgbb/hari, 4x/hari, dapat dinaikkan maksimal 60 mg/hari;
anak 2-6 tahun: 0,5-1 mg/kgbb/hari, 4 x/hari, naik maksimal 30 mg/hari.
Sediaan: Codein (tab 10 mg, 15 mg, 20 mg)

3.6 EKSPEKTORAN

GLISERIL GUAIAKOLAT

I: Meredakan batuk berdahak.


ES: Jarang; mual, mengantuk.
Peringatan: Hamil, laktasi, anak < 2 tahun.
Dosis: Dewasa 2-4 tab tiap 4 jam, maksimal 24 tab/hari. Anak 2-6 tahun ½ - 1 tab
tiap 4 jam, maksimal 6 tab/hari. 6-12 tahun 1-2 tab tiap 4 jam, maksimal 12 tab/hari.
Sediaan: Gliseril Guaiakolat (tab 100 mg)

OBAT BATUK HITAM

I: Cairan oral: Gangguan batuk disertai dahak berlebih. Sirup: Batuk, melancarkan
keluarnya dahak, melonggarkan pernafasan dan hidung tersumbat.
Dosis: Cairan oral: Dewasa, 1-4x sehari 1 sendok makan cairan; anak-anak, 1-4x
sehari 1 sendok takar cairan. Sirup: Dewasa, 3x sehari 2-3 sendok takar sirup; anak-
anak, 3x sehari 1-2 sendok takar sirup.
Sediaan: O.B.H (sir. btl 100 ml, sir. btl 200 ml)
NICHODRYL/SIDIADRYL

I: Mencairkan dan mengeluarkan lendir dari saluran pernafasan, batuk karena alergi.
Batuk yang disebabkan oleh batuk atau alergi.
KI: Serangan asma akut, bayi prematur atau neonatus.
Peringatan: Glaukoma sudut sempit, retensi urin, hipertrofi prostat. Jangan
mengemudi/menjalankan mesin.
ES: Gangguan GI, anoreksia atau nafsu makan meningkat, mengantuk, penglihatan
kabur, gangguan miksi, mulut kering, dada terasa berat, hipotensi, lemah otot, tinitus,
sakit kepala, epilepsi, fotosensitivitas.
Dosis: Dewasa: 1-2 sendok teh tiap 2-3 jam (3-4x sehari 1-2 sendok teh), Anak: ½ -
1 sendok teh tiap 3 jam (3-4x sehari ½ - 1 sendok teh).
Sediaan: Nichodryl (sir. botol 60 ml)
Sidiadryl (sir. botol 100 ml)
BAB 4
SISTEM SARAF PUSAT

4.1 ANTIANSIETAS, SEDATIF, ANTI KEJANG

DIAZEPAM

F dinamik: Antiansietas, sedatif, anti kejang, antiepilepsi.


I: Ansietas jangka pendek, premedikasi anastesi, anti kejang, epilepsi.
KI: Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, gangguan paru akut,
fobia, obsesi, psikosis, glaukoma akut, asma, kehamilan, bayi prematur.
Peringatan: Jangan mengemudi/ mengoperasikan mesin, menyusui, bayi, lansia,
penyakit hati dan ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan otot. Jangan digunakan> 2
minggu.
ES: Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia, ketergantungan,
depresi napas, bingung, nyeri kepala, hipotensi, gangguan pencernaan, gangguan
penglihatan, ruam, gangguan libido, retensi urin.
IO: Efek aditif dengan barbiturat dan obat sedatif lain.
Dosis: Oral 2 mg 3 x sehari, maksimum 30 mg sehari dosis terbagi; Lansia ½ dosis
dewasa. Insomnia yang disertai ansietas 5-15 mg sebelum tidur. Injeksi IM atau IV
lambat, kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih 5 mg/menit untuk ansietas
akut berat, serangan panik akut dan putus alkohol akut; 10 mg diulangi bila perlu
setelah minimal 4 jam. Rektal: untuk ansietas akut dan agitasi: larutan 10 mg (lansia
5 mg) bila perlu diulangi setelah 5 menit. supositoria: 10-30 mg (dosis lebih tinggi
terbagi). Anak, Diazepam rektal 0,5 mg/kgBB, 5-10 kg: 5 mg, > 10 kg: 10 mg atau
Diazepam IV (0,2-0,5 mg/kgBB/dosis)
Sediaan: Diazepam, Valdimex (5 mg)
Valdimex, Stesolid (10 mg/ 2 ml)
Stesolid rectal, Trazep rectal (5 mg/ ml, 10 mg/ ml)

MIDAZOLAM

F dinamik: Sedatif, waktu bedah, anastesia, kejang demam.


I: Premedikasi, sedasi untuk anastesi lokal, anastesi IV.
KI: Bayi prematur, miastenia gravis, glaukoma sudut sempit.
Peringatan: Insomnia, depresi berat, gangguan pernafasan, jangan mengemudi/
mengoperasikan alat berat, lansia, hamil, menyusui, gangguan hati, ketergantungan,
gejala putus obat, penurunan dosis bertahap pada pemakaian lama, penggunaan IV
harus ada fasilitas resusitasi.
ES: Mual, muntah, nyeri kepala, cegukan, laringospasme, dispneu, halusinasi,
mengantuk, ataksia, ruam kulit, reaksi paradoksikal, amnesia.
IO: Alkohol, depresan SSP, penghambat MAO.
Dosis: IV dewasa 0,07-0,1 mg/kgBB; IM: lansia 0,025-0,5 mg/kgBB, 30 menit
sebelum operasi. IM premedikasi- dewasa 0,07-0,1 mg/kgBB; Anak 0,15-0,2
mg/kgBB; IV premedikasi sebelum diagnosis atau intervensi bedah 2,5-5 mg,
selanjutnya 1 mg bila diperlukan.
Induksi untuk anastesi dewasa 10-15 mg IV dalam kombinasi dengan narkotik 0,03-
0,3 mg/kgBB perjam; anak 0,15-0,2 mg/kgBB IM dalam kombinasi dengan ketamin
Sedasi dalam unit perawatan ICU dosis loading 0,03-0,3 mg/kgBB, penunjang 0,03-
0,2 mg/kgBB/jam.
Sediaan: Miloz, Hipnoz, Fortanest, Anesfar (5 mg/5 ml inj 5 ml)
Fortanest, Sedacum, Miloz, Dormicum (15 mg/ 3 ml inj 3 ml)

ALPRAZOLAM

F kinetik: Masa paruh panjang.


F dinamik: Antiansietas.
I: Ansietas jangka pendek, gangguan panik. Tidak dianjurkan pada anak.
KI: Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, gangguan paru akut,
fobia, obsesi, psikosis, glaukoma akut, asma, kehamilan, bayi prematur.
Peringatan: Jangan mengemudi/ mengoperasikan mesin, menyusui, bayi, lansia,
penyakit hati dan ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan otot. Jangan digunakan> 2
minggu.
ES: Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia, ketergantungan,
depresi napas, bingung, nyeri kepala, hipotensi, gangguan pencernaan, gangguan
penglihatan, ruam, gangguan libido, retensi urin.
IO: Efek aditif dengan barbiturat dan obat sedatif lain.
Dosis: Ansietas dosis awal 3x 250-500 mcg (0,25-0,5 mg)/hari maksimal 3 mg sehari,
gangguan panik: Dosis awal 0,5-1 mg sebelum tidur atau 3x0,5 mg/hari; lansia 2-3 x
250 mcg/hari.
Sediaan: Actazolam, Apazol, Atarax, Alprazolam, Grazolam, Alviz, Calmlet, Zypraz
(tab 0,5 mg)
Actazolam, Apazol, Alprazolam, Grazolam, Alviz, Zypraz (tab 1 mg)
KLOBAZAM

F kinetik: Masa kerja pendek.


F dinamik: Antiansietas, kurang menyebabkan kantuk.
I: Ansietas jangka pendek, epilepsi, gangguan panik, anti kejang.
KI: Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, gangguan paru akut,
fobia, obsesi, psikosis, glaukoma akut, asma, kehamilan, bayi prematur.
Peringatan: Jangan mengemudi/ mengoperasikan mesin, menyusui, bayi, lansia,
penyakit hati dan ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan otot. Jangan digunakan> 2
minggu.
ES: Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia, ketergantungan,
depresi napas, bingung, nyeri kepala, hipotensi, gangguan pencernaan, gangguan
penglihatan, ruam, gangguan libido, retensi urin.
IO: Efek aditif dengan barbiturat dan obat sedatif lain.
Dosis: 20-30 mg/hari dosis terbagi atau dosis tunggal sebelum tidur; pasien rawat
inap ansietas berat, maksimal 60 mg/hari dosis terbagi. Lansia 10-15 mg/hari; anak >
3 tahun ½ dosis dewasa.
Sediaan: Clofritis, Asabium, Anxibloc, Frisium (tab 10 mg)

LORAZEPAM

F dinamik: Antiansietas, insomnia


I: Ansietas jangka pendek, insomnia, status epileptikus. Tidak dianjurkan pada anak.
KI: Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, gangguan paru akut,
fobia, obsesi, psikosis, glaukoma akut, asma, kehamilan, bayi prematur.
Peringatan: Jangan mengemudi/ mengoperasikan mesin, menyusui, bayi, lansia,
penyakit hati dan ginjal, penyakit pernapasan, kelemahan otot. Jangan digunakan> 2
minggu.
ES: Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, gangguan mental, amnesia, ketergantungan,
depresi napas, bingung, nyeri kepala, hipotensi, gangguan pencernaan, gangguan
penglihatan, ruam, gangguan libido, retensi urin.
IO: Efek aditif dengan barbiturat dan obat sedatif lain.
Dosis: Ansietas: oral 14 mg/hari dosis terbagi. Lansia ½ dosis dewasa. Insomnia
dengan ansietas 12 mg sebelum tidur. Injeksi IM atau IV lambat pada serangan
panik akut 25-30 mcg/kgBB, ulang tiap 6 jam bila perlu.
Sediaan: Merlopam (tab 2 mg)
4.2 ANTIPSIKOSIS

KLORPROMAZIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antipsikosis tipikal (sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal).


I: Skizofrenia, manik, ansietas, agitasi, antimuntah, cegukan.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, feokromositoma, gangguan hati/ginjal.
Peringatan: Penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, Parkinson, epilepsi, hamil,
menyusui, leukopenia, hipotiroid, gangguan hati/ginjal.
ES: Mimpi buruk gejala ekstrapiramidal, hipotermia, apatis, mengantuk, mimpi
buruk, insomnia, agitasi, depresi, kejang.
IO: Efek ekstrapiramidal bersama dopamin.
Dosis: Dosis awal 3 x 25 mg/hari, maksimal 1gr/hari; lansia dan anak setengah dosis.
Sediaan: Khlorpromazine (tab sal 25 mg (HCl) )
Chlorpromazine, Cepezet 100 (tab. sal. 100 mg ( HCl ) )
Cepezet (inj. 25 mg/ml, amp @ 2 ml (HCl) )

FLUFENAZIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antipsikosis, efek sedatif kurang.


I: Skizofrenia, mania, ansietas, agitasi.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, feokromositoma, gangguan hati/ginjal, anak.
Peringatan: Penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, Parkinson, epilepsi, hamil,
menyusui, leukopenia, hipotiroid, gangguan hati/ginjal.
ES: Gejala ekstrapiramidal, lebih dari klopromazin, sedasi kurang dari klorpromazin,
efek hipotensi kurang dari klorpromazin.
IO: Efek ekstrapiramidal bersama dopamin.
Dosis: 2,5-10 mg/hari dalam 2-3 dosis terbagi; boleh dapat ditingkatkan 20 mg/hari,
lansia 20 mg dengan perhatian khusus. Terapi tambahan jangka pendek pada ansietas
berat, agitasi psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan/ impulsif yang berbahaya:
Dosis awal 2x1 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 2x2 mg/hari.
Sediaan: Flufenazine (inj.25 mg / ml vial @ 1 ml)

HALOPERIDOL

F dinamik: Antipsikosis.
I: Skizofrenia, psikosis bipolar, ansietas, agitasi.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, feokromositoma, gangguan hati/ginjal, anak.
Peringatan: Penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, Parkinson, epilepsi, hamil,
menyusui, leukopenia, hipotiroid, gangguan hati/ginjal.
ES: Gejala ekstrapiramidal, lebih dari klopromazin, sedasi kurang dari klorpromazin,
efek hipotensi kurang dari klorpromazin.
IO: Efek ekstrapiramidal bersama dopamin
Dosis: Dosis awal 2-3 x 1,5-3 mg/hari; 2-3 x 3,5 mg/hari pada kasus berat, dosis
pemeliharaan 5-10 mg/hari; lansia dosis awal ½ dosis dewasa; anak: Dosis awal 25-
50 mcg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi, maksimal 10 mg. Skizofrenia resisten
mungkin diperlukan sampai 100 mg sehari; dosis pemeliharaan serendah mungkin,
min 5-10 mg/hari. Inj Haldol Decanoas: Awal 25-75 mg/hari. Maks: 100 mg/hari.
Sediaan: Haloperidol (tab 0,5 mg, tab 1,5 mg, tab 5 mg)
Lodomer (tab 5 mg, inj. 5 mg/ml, amp. @ 1 ml)
Haldol Decanoas (inj 50 mg/ml)

TRIOFLUOPERAZIN

F dinamik: Antipsikosis.
I: Skizofrenia, psikosis, ansietas, agitasi, antiemetik.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, feokromositoma, gangguan hati/ginjal, anak.
Peringatan: Penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, Parkinson, epilepsi, hamil,
menyusui, leukopenia, hipotiroid, gangguan hati/ginjal.
ES: Mimpi buruk gejala ekstrapiramidal, hipotermia, apatis, mengantuk, mimpi
buruk, insomnia, agitasi, depresi, kejang.
IO: Meningkatkan efek ekstrapiramidal dengan dopamin.
Dosis: Dewasa: skizofrenia, psikosis lain, maniak, terapi tambahan jangka pendek
agitasi psikomotor, eksitasi, perilaku kekerasan/impulsif dosis awal: 2 x 5 mg/hari,
naikkan 5 mg setelah 1 minggu, lalu interval 3 hari sesuai respon. Anak 12 tahun: 5
mg sehari dalam dosis terbagi, sesuaikan umur dan berat badan. Dewasa: Terapi
tambahan jangka pendek ansietas berat 2-4 mg sehari dalam dosis terbagi, maksimal
6 mg/hari. Anak 3-5 tahun: 1 mg/hari, 6-12 tahun sampai 4 mg/hari.
Sediaan: Trifluoperazin, Stelosi, Stelazine (tab 5 mg)

KLOZAPIN

F kinetik: Waktu paruh panjang.


F dinamik: Antipsikosis, atipikal.
I: Antipsikosis, resisten pengobatan.
KI: Hipersensitif, kehamilan, menyusui, anak < 15 tahun.
Peringatan: Monitor leukosit pada bulan ke-3 dan berat badan tiap 4 minggu:
Pengawasan ketat awal terapi: resiko kolaps karena hipertensi.
ES: lihat aripiprazol, anemia aplastik, agranulositosis.
IO: Alkohol.
Dosis: Dewasa > 16 tahun 1-2 x 12,5 mg/hari dinaikkan 25-50 mg bertahap maksimal
300 mg/hari dalam dosis terbagi, dosis malam lebih besar.
Sediaan: Clopine, Clorilex 25, Clozer, Luften, Clozaril (tab 25 mg)
Clopine (tab 100 mg)

OLANZAPIN

F kinetik: Waktu paruh panjang.


F dinamik: Antipsikosis, atipikal, menghambat reseptor dopamin dan 5-HT 1.
I: Skizofrenia akut, mania, gangguan bipolar.
KI: Hipersensitif, kehamilan, menyusui, glaukoma sudut sempit, miokard akut,
angina, hipotensi.
Peringatan: Insufisiensi ginjal, riwayat kejang, lansia, Parkinson, geriatri, gangguan
hati, hamil, hipertrofi prostat, ileus paralitik, penderita DM.
ES: Galaktorea, amenorea, ginekomastia, payudara bengkak, impotensi, berat badan
naik.
IO: Alkohol.
Dosis: Oral dewasa: > 18 tahun 5-20 mg/hari, maksimal 20 mg/hari. Injeksi IM,
dewasa dan > 18 tahun, dosis awal 5-10 mg setelah 2 jam bila perlu. Lansia, dosis
awal tunggal 2,5-5 mg, diikuti 2,5-5 mg bila perlu; maksimal 3 x injeksi/hari selama
3 hari; dosis kombinasi oral dan parenteral 20 mg.
Sediaan: Olandoz (kap salut 5 mg, kap salut 10 mg)
Zyprexa RAIM (inj 10 mg/vial)

QUETIAPIN

F dinamik: Antipsikosis, atipikal penghambat reseptor dopamin dan 5-HT.


I: Skizofrenia akut, mania, gangguan bipolar.
KI: Hipersensitif, kehamilan, menyusui, glaukoma sudut sempit, miokard akut,
angina, hipotensi, anak, remaja.
Peringatan: Insufisiensi ginjal, riwayat kejang, lansia, Parkinson, geriatri, gangguan
hati, hamil, hipertrofi prostat, ileus paralitik, penderita DM.
ES: Galaktorea, amenorea, ginekomastia, payudara bengkak, impotensi, berat badan
naik.
IO: Alkohol.
Dosis: Skizofrenia 2x25 mg/hari dosis dinaikkan bertahap, hingga 300-450 mg/hari
maksimal 750 mg/hari. Mania 2x50 mg/hari ke 1, naikkan bertahap sampai 200
mg/hari, maksimal 800 mg/hari, dosis terbagi. Lansia dosis awal 25 mg/hari tunggal,
ditingkatkan bertahap 25-50 mg/hari dosis terbagi. Gangguan hati/ginjal, dosis awal
25 mg/hari, ditingkatkan perhari 25-50 mg/hari.
Sediaan: Seroquel (tab 200 mg)

RISPERIDON

F dinamik: Antipsikotik, menghambat reseptor dopamin dan 5-HT.


I: Psikosis akut/kronik, mania.
KI: Hipersensitif, kehamilan, menyusui, anak < 15 tahun.
Peringatan: Insufisiensi ginjal, riwayat kejang, lansia, Parkinson, gangguan
hati/ginjal, hamil.
ES: Galaktorea, amenorea, ginekomastia, payudara bengkak, impotensi, berat badan
naik, gejala ekstrapiramidal, gangguan saluran cerna.
IO: Alkohol.
Dosis: Psikosis: Dewasa 1-2 x 2 mg/hari, lazim 4-6 mg/hari maksimal 16 mg/hari.
Lansia, gangguan hati/ginjal, dosis awal 2x500 mcg/hari, naik bertahap 500 mcg
sampai 2 x 1-2 mg/hari. Mania: Dosis awal 1x2 mg/hari, boleh naik bertahap 1
mg/hari, lazim 1-6 mg/hari: lansia, gangguan hati/ginjal, dosis awal 2 x 50 mcg/hari
ditingkatkan bertahap 500 mcg 2 x 500 mcg/hari sampai 2x 1-2 mg/hari.
Sediaan: Persidal, Nodiril, Zofredal, Neripros (tab 1 mg, tab 2 mg)

4.3 ANTIDEPRESAN

AMITRIPTILIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antidepresan trisiklik, efek antikolinergik, paling kuat.


I: Depresi, nyeri neuropatik, enuresis nokturnal.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, infark miokard aritmia, gangguan hati dan ginjal.
Peringatan: Kardiovaskular, serebrovaskular, epilepsi, hamil, menyusui, hipotiroid,
gangguan hati/ginjal, glaukoma.
ES: Gejala ekstrapiramidal, hipotermia, apatis, mengantuk, mimpi buruk, insomnia,
agitasi, depresi, kejang.
IO: Dengan antidepresan sejenis
Dosis: Depresi: oral 1 x 75 mg/hari, naik bertahap maksimal 150 mg, dosis lazim 50-
100 mg/hari. Anak < 16 tahun tidak dianjurkan; Nocturnal enuresis, anak 7-10 tahun
10-20 mg, 11-16 tahun 25-50 mg pada malam hari. Maksimal periode pengobatan,
termasuk penghentian obat bertahap 3 bulan.
Sediaan: Amitriptyline (tab. sal. 25 mg ( HCl ) )

IMIPIRAMIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antidepresan trisiklik.


I: Depresi, enuresis nocturnal pada anak.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, infark miokard, aritmia, gangguan hati/ginjal.
Peringatan: Kardiovaskular, serebrovaskular, epilepsi, hamil, menyusui, hipotiroid,
gangguan hati/ginjal, glaukoma.
ES: Apatis, kantuk, mimpi buruk, insomnia, agitasi, depresi, kejang.
IO: Dengan antidepresan sejenis.
Dosis: Dosis awal 75 mg/hari dosis terbagi, naik bertahap maksimal 150-200 mg,
lazim 50-100 mg/hari dosis tunggal sebelum tidur. Lansia dosis awal 10 mg/hari,
naik bertahap sampai 30-50 mg/hari. Pada depresi anak tidak dianjurkan. Nocturnal
enuresis, anak 7 tahun 25 mg, 8-11 tahun 25-50 mg; > 11 tahun 50-75 mg sebelum
tidur. Maksimal periode pengobatan termasuk penghentian obat secara bertahap 3
bulan. Untuk mengulang perlu pemeriksaan lengkap.
Sediaan: Tofranil (tab 25 mg)

MAPROPTILIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antidepresan.
I: Depresi yang perlu efek sedasi.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, infark miokard, aritmia, gangguan hati dan ginjal,
riwayat epilepsi, anak.
Peringatan: Kardiovaskular, serebrovaskular, epilepsi, hamil, menyusui, gangguan
hati dan ginjal, kejang.
ES: Kantuk, kurang sedatif, penglihatan kabur, mulut kering, retensi urin, obstipasi,
kejang, ruam kulit.
IO: Dengan antidepresan sejenis.
Dosis: 25-75 mg/hari dosis terbagi atau tunggal sebelum tidur, boleh naik maksimal
150 mg/hari.
Sediaan: Mavelline, Ludios, Tilsan (tab 25 mg)
Mavelline, Sandepril, Ludiomil (tab 50 mg)
FLUOKSETIN

I: Depresi, bulimia nervosa. Anak tidak dianjurkan.


KI: Hepatitis.
Peringatan: Hamil, menyusui, jantung, epilepsi, gangguan hati dan ginjal, riwayat
mania
Efek samping: Mual, libido turun, reaksi kulit, sakit kuning, gugup, insomnia,
hipotensi, konstipasi, mulut kering, sinusitis, fatigue, gangguan pengecapan.
IO: Menghambat MAO.
Dosis: Depresi 20 mg/hari, dosis dapat ditingkatkan hingga 30 mg/hari, bulimia
nervosa 60 mg/hari.
Sediaan: Kalxetin, Zac, Antiprestin (kaps 10 mg)
Noxetin, Depresac, Elizac, Andep, Courage, Nopres, Antiprestin, Kalxetin
(kaps 20 mg)

KLOMIPIRAMIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antidepresan.
I: Depresi, gangguan obsesif-kompulsif.
KI: Depresi sumsum tulang, infark miokard, aritmia, gangguan hati/ginjal, anak < 16
tahun tidak dianjurkan.
Peringatan: Kardiovaskular, serebrovaskular, epilepsi, hamil, menyusui, hipotiroid,
gangguan hati/ginjal, glaukoma.
ES: Gejala ekstrapiramidal, hipotermia, apatis, mengantuk, mimpi buruk, insomnia,
agitasi, depresi, kejang.
IO: Dengan antidepresan sejenis.
Dosis: Dosis awal 10 mg/hari, naik bertahap maksimal 30-150 mg, lazim 30-50
mg/hari, dosis terbagi/tunggal sebelum tidur, maksimal 250 mg/hari. Gangguan
obsesif kompulsif, dosis awal 25 mg sehari (lansia 10 mg), naik setelah 2 minggu
sampai 100-150 mg sehari.
Sediaan: Anafranil (tab 25 mg)

4.4 ANTIOBESITAS

ORLISTAT

F kinetik: Mengurangi absorpsi lemak.


F dinamik: Menghambat enzim lipase.
I: Obesitas, terapi tambahan diet rendah kalori.
KI: Sindroma malabsorpsi, kolestasis, menyusui, hipersensitivitas.
Peringatan: Anak, kehamilan
ES: Gangguan BAB, flatulen, ISK.
IO: Mengurangi absorbsi vitamin larut lemak, A, D, E, K.
Dosis: 120 mg sebelum/bersama makan, maksimal 360 mg/hari. Lama pemakaian
maksimal 2 tahun.

4.5 ANTI MUAL DAN VERTIGO

DIMENHIDRINAT

F dinamik: Antihistamin.
I: Mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan, kelainan labirin.
KI: Porfiria, asma, bayi prematur, gagal jantung.
Peringatan: Hamil, glaukoma, retensi urin, hipertrofi prostat, epilepsi.
ES: Mengantuk, sakit kepala, gangguan psikomotor, aritmia.
IO: Menyebabkan aritmia jika diberikan bersama golongan azol.
Dosis: 2-3 x 50-100 mg/hari; anak 1-6 tahun: 12,5-25 mg; 7-12 tahun: 25-50 mg.
Mabuk perjalanan: Dosis pertama 30 menit sebelum perjalanan.
Sediaan: Dimenhidrinat, Omedrinat (tab 50 mg)

KLORPROMAZIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Antipsikosis tipikal (sering menimbulkan gejala ekstrapiramidal).


I: Skizofrenia, manik, ansietas, agitasi, antimuntah, cegukan.
KI: Koma, depresi sumsum tulang, feokromositoma, gangguan hati/ginjal.
Peringatan: Penyakit kardiovaskular, serebrovaskular, Parkinson, epilepsi, hamil,
menyusui, leukopenia, hipotiroid, gangguan hati/ginjal.
ES: Mimpi buruk gejala ekstrapiramidal, hipotermia, apatis, mengantuk, mimpi
buruk, insomnia, agitasi, depresi, kejang.
IO: Efek ekstrapiramidal bersama dopamin.
Dosis: Dosis awal 3 x 25 mg/hari, maksimal 1gr/hari; lansia dan anak setengah dosis.
Sediaan: Khlorpromazine (tab sal 25 mg (HCl) )
Chlorpromazine, Cepezet 100 (tab. sal. 100 mg ( HCl ) )
Cepezet (inj. 25 mg/ml, amp @ 2 ml (HCl) )
BETAHISTIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Regulasi mikrosirkulasi di otak.


I: Vertigo, tinnitus, kehilangan pendengaran karena Meniere.
KI: Kehamilan, menyusui, faokromositoma
Peringatan: Asma, tukak peptik
ES: Gangguan saluran cerna, sakit kepala, ruam kulit, pruritus.
IO: Obat dopaminergik.
Dosis: Dosis awal 3 x 16 mg/hari bersama makanan, umumnya hingga 3 x 8-16
mg/hari.
Sediaan: Vertikaf, Betaserc (tab 8 mg)

BETAHISTIN MESILAT

I: Vertigo perifer, pusing berhubungan dengan gangguan keseimbangan yang terjadi


pada gangguan sirkulasi darah atau sindrom meniere, penyakit meniere.
Dosis: 3x sehari 1-2 tablet, diberikan secara oral sesudah makan.
Sediaan: Vercure, Versilon 6, Lexigo, Betahistin, Histigo, Noverty, Vastigo

METOKLOPRAMID

I: Gangguan GI, mabuk perjalanan, muntah pada kehamilan, mual dan muntah yang
diinduksi oleh obat, anoreksia, aerofagia, ulkus peptik, stenosis pilorik (ringan),
dispepsia paska gastrektomi, endoskopi, intubasi.
KI: Obstruksi intestinal atau perforasi saluran cerna, feokromositoma, epilepsi,
perdarahan GI.
Perh: Anak dan dewasa muda; kehamilan; laktasi; diabetes; depresi; pasien yang
mendapat obat lain juga menyebabkan reaksi ekstrapiramidal.
ES: Reaksi ekstrapiramidal, pusing, lelah, mengantuk, sakit kepala, depresi, gelisah,
gangguan GI, hipertensi.
Dosis: Tablet: Dewasa 3x 10 mg/hari atau 2 sendok takar sirup ½ jam sebelum
makan. Ampul: Merangsang peristaltik dan pengosongan lambung: Dewasa: 10 mg
IV disuntikkan selama 1-2 menit. Anak 5-14 tahun: 3x sehari ¼ - 1 tablet atau ½ - 1
sendok takar sirup sebelum makan; sirup tetes: 1-3 tetes/kgBB. Sirup anak > 6 tahun
maksimal: 0,5 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis terbagi, < 6 tahun: maksimal: 0,1
mg/kgBB dosis tunggal. Anak 6-14 tahun: 2,5-5 mg IV, < 6 tahun 0,1 mg/kgBB/hari.
Mencegah muntah akibat kemoterapi: 1-2 mg/kgBB/hari secara infus IV, 30 menit
sebelum kemoterapi.
Sediaan: Metoklopramid, Sotatic, Emeran, Metolon, Omevomid (tab 10 mg)
Metolon, Ethiferan (5 mg/ 5 ml sirup, botol 60 ml)
Metolon (2 mg/ml obat tetes, botol 10 ml)
Remetin, Clopramel, Sotatic, Ethiferan, Omevomid, Metolon, Raclonid,
Vertivom (inj. 5 mg/ml,amp @ 2 ml)

ONDANSETRON

I: Penanganan mual dan muntah yang diinduksi oleh kemoterapi yang sitotoksik dan
radioterapi.
KI: Hipersensitif.
Perh: Gangguan hati sedang atau berat, hamil dan laktasi.
ES: Sakit kepala, sensasi hangat dan kemerahan pada kepala dan epigastrium,
konstipasi.
Dosis: Dewasa: Kemoterapi yang sangat emetogenik: Awal 8 mg secara IV lambat
atau secara infus selama 15 menit segera sebelum kemoterapi, diikuti dengan infus
berikutnya 1 mg/jam selama 24 jam atau 2 dosis 8 mg secara IV lambat atau secara
infus selama 15 menit dengan selang waktu 4 jam. Rejimen ini diikuti dengan
pemberian secara oral 8 mg tiap 8 jam selama 5 hari. Kemoterapi yang kurang
emetogenik: 8 mg secara IV lambat atau secara infus selama 15 menit segera sebelum
kemoterapi, diikuti dengan pemberian secara oral 8 mg tiap 8 jam selama 5 hari.
Anak > 4 tahun: 5 mg/m2 secara IV selama 15 menit segera sebelum kemoterapi,
diikuti dengan 4 mg secara oral tiap 8 jam selama 5 hari.
Sediaan: Ondansetron, Mitno (tab 4 mg)
Ondansetron, Onetic, Dantroxal (tab 8 mg)
Ondansetron, Ceteron, Glotron, Vometraz, Vomceran, Onetic, Narfoz (inj 4
mg/2ml, amp 2 ml)
Ondansetron, Ceteron (inj 8mg/4ml, amp 4 ml)

DOMPERIDON

I: Sindrom dispepsia yang sering disertai pengosongan lambung yang terlambat,


GERD dan esofagitis. Rasa penuh pada epigastrium dan abdomen, rasa panas
terbakar pada epigastrium dan retrosternal, mual dan muntah.
Dosis: Dispepsia fungsional dewasa dan lanjut usia: 3x 10-20 mg/hari dan 10-20
mg/hari (tidak boleh lebih dari 12 minggu). Mual dan muntah dewasa (lansia): 10-20
mg tiap 4-8 jam. Anak 0,2-0,4 mg/kgBB tiap 4-8 jam.
Sediaan: Domperidon (tab 10 mg, sirup 5 mg/5 ml, 5 mg/ml drop)
4.6 ANTI MIGRAIN

ERGOTAMIN TARTRAT

F dinamik: Antimigrain, kontraksi uterus, vasokonstriksi perifer.


I: Migrain akut dan varian.
KI: Gangguan hati, ginjal, usus, sepsis, penyakit pembuluh darah kranial.
Peringatan: Vasospasmus perifer, lansia, ketergantungan.
ES: Mual, muntah, vertigo, gangguan jantung.
IO: Efek hilang bersama metoklorpramid.
Dosis: 1-2 tablet, maksimal 4 tablet dalam 24 jam, maksimal 8 tablet/minggu.
Sediaan: Ericaf (tab 1 mg)

SUMATRIPTAN

F dinamik: Antimirain (vasokonstriksi pembuluh darah kranial).


I: Migrain akut.
KI: Gangguan vaskular dan koroner jantung, gangguan hepar/ginjal.
Peringatan: Vasospasmus perifer, lansia, ketergantungan.
ES: Parastesia, astenia, fatique, flushing, nyeri dada, leher dan rahang, kantuk,
pusing, mual dan berkeringat.
Dosis: 25-100 mg segera saat serangan, di ulang 2 jam bila kambuh, maksimal 200
mg, maksimal 200 mg dalam 24 jam.
Sediaan: Sumatriptan (tab 100 mg)

4.7 ANTIKONVULSAN/ANTIEPILEPSI

KARBAMAZEPIN

F dinamik: Antikonvulsi.
I: Epilepsi, bangkitan parsial kompleks, tonik-klonik dan lenatrigeminal neuralgia,
manik-depresif.
KI: Gangguan konduksi AV, depresi sumsum tulang, porfiria.
Peringatan: Gangguan hati, ginjal, jantung dan hematologik, glaukoma, hamil,
menyusui
ES: Pusing, vertigo, ataksia, diplopia, penglihatan kabur, anemia aplastik,
agranulositosis, Sindrom Steven Johnson.
IO: Metabolisme meningkat dengan fenobarbital dan fenitoin, menurunkan kadar
asam valproat, fenobarbital, fenitoin, metabolisme dihambat oleh eritromisin
Dosis: 1-2x100-200 mg/ hari naikkan bertahap sampai 800-1200 mg/ hari dalam
dosis terbagi. Lansia kurangi dosis awal; anak 1-5 tahun 100 mg/hari, 6-12 tahun
2x100 mg/hari dalam dosis terbagi.
Sediaan: Carbamazepin, Bamgetol (tab 200 mg)

FENOBARBITAL

F dinamik: Antikonvulsi (membatasi perjalanan aktivitas dan menaikkan ambang


rangsang).
I: Epilepsi, kejang demam pada anak.
KI: Depresi pernafasan, porfiria.
Peringatan: Gangguan hati, ginjal dan jantung, lansia, hamil dan menyusui.
ES: Sedasi, psikosis, agitasi.
IO: Asam valproat.
Dosis: Meningkatkan kadar fenobarbital. Dewasa 2x120-250 mg/hari, Anak 30-100
mg/hari, Anak 30-100 mg/hari Injeksi IM/IV 50-200 mg, bila perlu ulang setelah 6
jam, maksimal 600 mg/ hari. Status epileptikus injeksi IV, kecepatan tidak boleh
lebih dari 100 mg/menit sampai bangkitan teratasi; tidak boleh lebih dari 15
mg/kgBB/hari. Kejang demam berulang loading dose 6-8 mg/kgBB, dosis
pemeliharaan 3-4 mg/kgBB. ANAK: Loading dose: Fenobarbital IV/IM 10-20
mg/kgBB, Maintenance dose: Fenobarbital IV 5-7 mg/kgBB diberikan 12 jam
kemudian setelah loading dose.
Sediaan: Fenobarbital (tab 30 mg)
Sibital (inj 200 mg/ 2 ml)

FENITOIN

F dinamik: Antikonvulsi.
I: Epilepsi (bangkitan tonik-klonik, parsial, fokal), neuralgia trigeminal.
KI: Depresi napas, porfiria.
Peringatan: Gangguan hati, ginjal dan jantung, lansia, hamil, menyusui.
ES: Gangguan saluran cerna, diplopia, ataksia, vertigo, nistagmus, sukar berbicara
hipotensi.
IO: Kadar fenitoin meningkat jika diberikan bersama dengan kloramfenikol,
disulfram, sulfenamid, fenibultazon, salisilat, asam valproat.
Dosis: Dewasa 300 mg, dosis terbagi; dosis pemeliharaan 300-400 mg/hari,
maksimal 600 mg/hari. Anak > 6 tahun sama dengan dewasa.
Anak < 6 tahun dosis awal 1/3 dosis dewasa, dosis pemeliharaan 4-8 mg/hari,
maksimal 300 mg
Status epileptikus IV lambat/infus 15 mg/kgBB, kecepatan maksimal 50 mg/menit.
Dosis pemeliharaan 100 mg setelah 6 jam. Monitor kadar plasma. ANAK, Loading
dose: Fenitoin IV (15-20 mg/kgBB) diencerkan dengan NaCl 0,9 % diberikan selama
20-30 menit atau dengan kecepatan 50 mg/menit, Maintenance dose: Fenitoin IV 5-7
mg/kgBB diberikan 12 jam kemudian setelah loading dose.
Sediaan: Phenitoin, Kutoin, Zentropil (kaps 100 mg)
Natrium Phenioin, Kutoin (inj 100 mg/ 2 ml)
Dilantin (inj 250 mg/ 5 ml)

VALPROAT (Asam/Natrium Valproat)

F dinamik: Antikonvulsi.
I: Epilepsi, penyakit Alzheimer, gangguan bipolar, profilaksis migrain.
Peringatan: Gangguan hati dan otak, kongenital, retardasi mental.
ES: Gangguan saluran cerna, hepatotoksik, gangguan sistem saraf.
IO: Meningkatkan kadar fenobarbital.
Dosis: Dewasa dosis awal 3x 200 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 3x400
mg/hari, maksimal 1-4 g/hari. Anak: asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari.
Sediaan: Natrium Valproat; Depakote (250 mg, 500 mg), Depakene (250 mg/5 ml
120 ml)
Asam Valproat: Asam Valproat (300 mg)

TOPIRAMAT

F kinetik: Waktu paruh 20-30 jam.


F dinamik: Antikonvulsi.
I: Epilepsi (bangkitan parsial dan umum tonik-klonik).
KI: Menyusui.
Peringatan: Gangguan hati, ginjal dan jantung, lansia, hamil, menyusui, porfiria.
ES: Gangguan saluran cerna, pusing, tremor, insomnia, ansietas, parastesia.
Dosis: Dewasa 200-600 mg/hari, ditingkatkan bertahap. Anak 6-16 tahun, 0,5-1
mg/hari selama 1 minggu, dinaikkan bertahap 0,5-1 mg/kgBB/hari dengan interval 1-
2 minggu, dalam 2 dosis terbagi. Dosis lazim 3-6 mg/kgBB/hari, maksimal 16
mg/kgBB/hari.
Sediaan: Topamax (tab 25 mg)
4.8 ANTIPARKINSON

TRIHEKSILFENIDIL

F dinamik: Mengurangi aktivitas kolinergik di ganglia basal.


I: Parkinson, gangguan ekstrapiramidal karena obat.
KI: Retensi urin, glaukoma, obstruksi saluran cerna.
Peringatan: Penyakit kardiovaskular, hati dan ginjal, lansia, hindari pemutusan obat
mendadak.
ES: Gangguan saraf (ataksia, disarbia, hipertermia), gangguan mental, mulut kering,
penglihatan kabur, retensi urat.
IO: Atropin, alkaloid.
Dosis: 1 mg/hari, dinaikkan bertahap, dosis pemeliharaan: 5-15 mg/hari dosis terbagi
3-4 x/hari.
Sediaan: Trihexyphenidyl, Hexymer (tab 2 mg)

PRAMIPEKSOL

F dinamik: Agonis dopaminergik non ergot.


I: Parkinson
KI: Gangguan saluran cerna, hati dan ginjal, glaukoma.
Peringatan: Pembesaran hipofisis, ulkus peptikum, kontrasepsi, psikiatri, porfiria
ES: Mual, muntah, hipotensi, gangguan psikis.
IO: Eritromisin, alkohol
Dosis: 3 x 0,5-1,5 mg/hari.
Sediaan: Sifrol ER (tab 0,375 mg, tab 0,750 mg)

LEVODOPA BENZERAZID (Co-Beneldopa)

F dinamik: Dopaminergik sentral.


I: Parkinson.
KI: Gangguan saluran cerna, hati dan ginjal, glaukoma.
Peringatan: Pembesaran hipofisis, ulkus peptikum, kontrasepsi, psikiatri, porfiria.
ES: Mual, muntah, hipotensi, gangguan psikis.
IO: Simpatomimetik, neuroleptik
Dosis: 125-500 mg/hari dalam dosis terbagi setelah makan, ditingkatkan sesuai
respon
Sediaan:
Kombinasi :
a. Levodopa 100 mg,
b. Benzerasid 25 mg.
1. kaps
(Levoben, Leparson, Pardoz, Levazide, Madopar)

LEVODOPA-KARBIDOPA (Co-Kareldopa)

F dinamik: Dopaminergik sentral.


I: Parkinson
KI: Gangguan saluran cerna, hati dan ginjal, glaukoma.
Peringatan: Pembesaran hipofisis, ulkus peptikum, kontrasepsi, psikiatri, porfiria.
ES: Mual, muntah, hipotensi, gangguan psikis.
IO: Simpatomimetik, neuroleptik.
Dosis: 250 mg levodopa/25 mg karbidopa untuk pasien yang mendapat levodopa >
1500 mg, 1 tablet 3-4x/hari, dapat dinaikkan sampai 8 tablet/hari.

ENTEKAPON

F dinamik: Penghambat enzim pemecah dopamin.


I: Parkinson (obat tambahan pada levodopa).
KI: Gangguan saluran cerna, hati dan ginjal.
Peringatan: Pembesaran hipofise, ulkus peptikum, kontrasepsi, psikiatri, porfiria.
ES: Mual, muntah, hipotensi, gangguan psikis.
IO: Simpatomimetik.
Dosis: Entakapon 200 mg, maksimal 2 gr/hari. Dosis levodopa dikurangi 10-30 %,
diberikan bersama levodopa.
Sediaan: Kombinasi :
a. Levodopa 100 mg
b. Carbidopa 25 mg
c. Entecapone 200 mg
1. tab
(Stalevo)
BAB 5
INFEKSI

5.1 PENISILIN

 F dinamik: Bakterisidal
 Pasien yang alergi penisilin biasanya alergi terhadap semua turunan penisilin
 Penisilin sebaiknya tidak boleh diberikan secara intratekal
 Diare sering terjadi pada pemberian penisilin per oral terutama ampisilin dan
turunannya

BENZILPENISILIN (PENISILIN G)

F kinetik: Dirusak oleh asam lambung.


I: Infeksi tenggorokan, otitis media, endokarditis, penyakit meningokokus,
pneumonia, selulitis, antraks, profilaksis amputasi pada lengan atau kaki.
Peringatan: Gangguan ginjal memperlambat ekskresi.
ES: Urtikaria, demam, nyeri sendi, angioedema, anafilaksis, serum sickness-like
reaction, diare, konvulsi pada dosis tinggi, nefritis intersisial, anemia hemolitik,
leukopenia, trombositopenia, dan gangguan pembekuan darah.
IO: Sekresi penisilin dihambat oleh probenesid.
Dosis: Dewasa injeksi IM atau IV lambat atau infus 2,4-4,8 g sehari dalam dosis
terbagi. Bayi prematur dan neonatus < 1 minggu 50 mg/kgBB dalam 2 dosis
terbagi; bayi 1-4 minggu 75 mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi; anak 1 bulan-12
tahun 100 mg/kgBB/hari dalam 4 dosis terbagi. Endokarditis infus atau IV lambat
7,2 g/hari dalam 6 dosis terbagi. Antraks dewasa infus atau IV lambat 2,4 g setiap 4
jam; anak 150 mg/kgBB sehari dalam 4 dosis terbagi. Profilaksis infeksi
Streptokokus grup B intrapartum infus atau IV lambat dosis awal 3 gram selanjutnya
1,5 mg gram setiap 4 jam hingga saat melahirkan. Meningokokus injeksi tunggal
benzilpenisilin secara IM atau IV dewasa 1,2 g; < 1 tahun 300 mg; anak 1-9 tahun
600 mg.
Sediaan: Procaine Penisillin-G Crystal Meiji (serb. inj. 3 juta I.U/vial,)

FENOKSIMETILPENISILIN

Nama lain: Penisilin V.


F kinetik: Lebih tahan asam lambung, diberikan peroral.
I: Infeksi pada mulut, tonsilitis, otitis media, erisipelas, selulitis, demam rematik,
profilaksis infeksi pneumokokus.
Peringatan: Gangguan ginjal ekskresi lambat.
ES: Urtikaria, demam, nyeri sendi, angioedema, anafilaksis, serum sickness-like
reaction, diare, konvulsi pada dosis tinggi, nefritis intersisial, anemia hemolitik,
leukopenia, trombositopenia, dan gangguan pembekuan darah.
IO: Sekresi penisilin dihambat oleh probenesid.
Dosis: Dewasa 500 mg setiap 6 jam, dapat ditingkatkan hingga 1 g tiap 6 jam pada
infeksi berat; anak < 1 tahun 62,5 mg tiap 6 jam; 1-5 tahun 125 mg tiap 6 jam; 6-12
tahun 250 mg tiap 6 jam dapat ditingkatkan hingga 12,5 mg/kgBB tiap 6 jam pada
infeksi berat.
Sediaan: Fenocin (tab 125 mg.(sbg.garam K) )
Fenoksimetil Penisilin (tab 250 mg, tab 500 mg, (sbg garam K) )

AMOKSISILIN

F kinetik: Absorbsinya lebih baik meski bersama makanan.


I: Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut, bronkitis,
uncomplicated, infeksi Haemophillus influenza, salmonella invasif, meningitis
listerial.
Peringatan: Infeksi sitomegalovirus, leukemia limfositik akut atau kronis.
ES: Mual, muntah, diare, ruam
Dosis: Oral dewasa 250 mg tiap 8 jam, dosis dapat digandakan pada infeksi berat;
anak hingga 10 tahun 125-250 mg tiap 8 jam, dosis dapat digandakan pada infeksi
berat; IM/IV lambat/infus dewasa 500 mg tiap 8 jam. Otitis media dewasa 1 gram
tiap 8 jam; anak 40 mg/kgBB hari dalam 3 dosis terbagi (maksimal 3 gram sehari).
Pneumonia dewasa 0,5-1 gram tiap 8 jam. Antraks untuk terapi dan profilaksis
setelah paparan dewasa 500 mg tiap 8 jam; anak < 20 kg diberikan 80
mg/kgBB/hari dalam 3 dosis terbagi. Listerial meningitis dewasa infus IV 2 gram
tiap 4 jam untuk 10-14 jam. Endokarditis dewasa infus IV 2 gram tiap 6 jam
ditingkatkan hingga 2 gram tiap 4 jam.
Sediaan: Amoxicilin (kaps 250 mg, kaplet 500 mg, 125 mg/ 5ml sirup 60 ml, seb inj
1 g/vial)
Mokbios ( kaplet 500 mg)
Omemox (125 mg/ 5 ml sirup 60 ml)
Pehamoxil (serb inj 1 g/ vial)
AMPISILIN

F kinetik: Absorbsinya menurun bila bersama makanan.


I: Infeksi saluran kemih, otitis media, sinusitis, infeksi pada mulut, bronkitis,
uncomplicated community acquired pneumonia, infeksi Haemophillus influenza,
Salmonella invasif, meningitis listeria.
Peringatan: Infeksi sitomegalovirus, leukemia limfositik akut atau kronis.
ES: Mual, muntah, diare, ruam.
IO: Meningkat kadar bila bersama disulfiram, probenisid dan warfarin.
Dosis: Dewasa 0,25-1 gram peroral tiap 6 jam, diberikan 30 menit sebelum makan;
IM atau IV lambat 500 mg/tiap 4-6 jam. Infeksi saluran kemih dewasa 500 mg tiap 8
jam; anak 10 tahun ½ dosis dewasa. Neonatus 50 mg/kgBB setiap 6 jam; bayi 1-3
bulan 50-100 mg/kgBB setiap 6 jam; Anak 3 bulan-12 tahun 100 mg/kgBB setiap 6
jam, maksimal 12 gram sehari.
Sediaan: Ampicilin ( kaps 500 mg, 125 mg/ 5 ml sirup 60 ml)
Viccillin, Kalpicilin, Penbiotic (serb inj 1000 mg/vial)

5.2 PENISILIN ANTIPSEUDOMONAS

PIPERASILIN

I: Infeksi Pseudomonas aeruginosa.


Peringatan: Gangguan ginjal memperlambat ekskresi.
ES: Urtikaria, demam, nyeri sendi, angioedema, anafilaksis, serum sickness-like
reaction, diare, konvulsi pada dosis tinggi, nefritis intersisial, anemia hemolitik,
leukopenia, trombositopenia, dan gangguan pembekuan darah.
Dosis: IM/IV lambat/infus 100-150 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi; pada infeksi
berat dapat diberikan 200-300 mg/kgBB/hari. Pada infeksi lebih berat lagi dapat
diberi hingga 16 gram/hari; dosis tunggal diatas 2 gram hanya diberikan IV.

5. 3 SEFALOSPORIN

SEFALOSPORIN

SEFADROKSIL

I: Infeksi bakteri gram positif gram negatif.


Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
ES: Diare dan kolitis (dosis tinggi), mual, muntah, iritasi saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi, demam, atralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, gangguan hati,
eosinofil, gangguan darah, nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur.
Dosis: Dewasa 2 x 0,5-1 g/hari. Infeksi jaringan lunak, kulit, dan saluran kemih tanpa
komplikasi 1 gram/hari. Anak < 1 tahun 25 mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi; anak
1-6 tahun 2 x 250 mg/hari; anak > 6 tahun 2 x 500 mg/hari.
Sediaan: Cefadroksil, Cefadroxil (kap. 500 mg, sirup kering 125 mg/5ml btl 60 ml,
sirup kering 250 mg/5ml btl 60 ml).

SEFIKSIM

I: Infeksi saluran kemih ringan Escheria coli, Proteus mirabilis, otitis media
Haemophilus influenza (beta-laktamase positif, negatif), Moraxela (branhamella)
Catarrhalis (kebanyakan beta-laktamase positif), Sreptococus pyogenes; faringitis dan
tonsilitis; bronkhitis akut, bronkhitis kronik, yang disebabkan oleh Streptococus
pneumoniae dan Hemophilus influenzae, demam tifoid pada anak yang resisten
regimen standar.
Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
ES: Diare dan kolitis (dosis tinggi), mual, muntah, iritasi saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi, demam, atralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, gangguan hati,
eosinofil, gangguan darah, nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur.
Dosis: Dewasa dan anak diatas 30 kg, dosis umum oral 2 x 50-100 mg/hari. Untuk
infeksi berat/infeksi yang sulit disembuhkan ditingkatkan sampai 2 x 200 mg/hari;
demam tifoid pada anak, 10-15 mg/kgBB/hari selama 2 minggu.
Sediaan: (kaps 100 mg, sirup kering 100 mg/5 ml)

SEFOPERAZON

I: Infeksi saluran napas, infeksi saluran kemih, peritonitis, kolesistitis, kolangitis,


infeksi intrabdomen lainnya, septikemia, infeksi kulit dan jaringan, infeksi
tulang/sendi, pelvis, endometritis, gonore, dan infeksi saluran genital lainnya.
Peringatan: Kehamilan, menyusui, bayi prematur, bayi baru lahir
ES: Hipersensitivitas, kelainan darah, hati, saluran cerna.
Dosis: Dewasa 2-4 gram/hari, dalam dosis terbagi, diberikan setiap 12 jam. Infeksi
berat dosis ditingkatkan total 8 g/hari dalam dosis terbagi, diberikan setiap 12 jam,
atau 12 gram/hari dosis terbagi setiap 8 jam, maksimal 16 gram/hari. Uretritis
gonokokal 500 mg IM dosis tunggal. Gangguan ginjal 2-4 gram/hari. Bayi < 8 hari
dan anak 50-200 mg/kgBB/hari untuk meningitis tanpa komplikasi.
Sediaan: (inj 1 g vial)
SEFOTAKSIM

I: Profilaksis pembedahan, epiglotitis karena hemofilus, meningitis.


Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
ES: Diare dan kolitis (dosis tinggi), mual, muntah, iritasi saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi, demam, atralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, gangguan hati,
eosinofil, gangguan darah, nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur.
Dosis: IM/IV /infus dewasa 1 gram tiap 12 jam, dapat sampai 12 gram/hari dosis
terbagi 3-4. Infeksi Pseudomonas sp > 6 gram/hari. Gonore 1 gram dosis tunggal.
Neonatus 50 mg/kgBB/hari dosis terbagi 2-4, infeksi berat dapat sampai 150-200
mg/kgBB/hari. Anak 100-150 mg/kgBB/hari dosis terbagi 2-4, pada infeksi berat
dapat ditingkatkan menjadi 200 mg/kgBB/hari.
Sediaan: Cefotaxime (serb.inj. 500 mg /vial, serb.inj. 1000 mg /vial)

SEFTRIAKSON

I: Infeksi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.


KI: Bayi < 6 bulan.
Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
ES: Diare dan kolitis (dosis tinggi), mual, muntah, iritasi saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi, demam, atralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, gangguan hati,
eosinofil, gangguan darah, nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur.
Dosis: IM dalam IV/infus dewasa 1 gram/hari (dosis tunggal), pada infeksi berat 2-4
gram/hari (dosis tunggal). Dosis > 1 gram diberikan dua tempat atau lebih. Anak > 6
minggu 20-50 mg/kgBB/hari (dosis tunggal). Dosis > 50 mg/kgBB, diberikan secara
infus IV. Gonore tanpa komplikasi 250 mg (dosis tunggal). Profilaksis bedah 1 gram
(dosis tunggal), profilaksis bedah kolorektal 2 gram (dosis tunggal).
Sediaan: Ceftriaxone (serb. inj. 1000 mg / vial)

SEFTAZIDIM

I: Infeksi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.


Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui
ES: Diare dan kolitis (dosis tinggi), mual, muntah, iritasi saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi, demam, atralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, gangguan hati,
eosinofil, gangguan darah, nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur.
Dosis: IM dalam IV/infus 1 gram tiap 8 jam atau 2 gram tiap 12 jam, infeksi berat 2
gram tiap 8-12 jam. Bila lebih dari 1 gram diberikan IV.
Sediaan: Ceftazidime (serb. inj. 1000 mg / vial)
SEFAZOLIN

I: Infeksi bakteri gram positif gram negatif.


Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui.
ES: Diare dan kolitis (dosis tinggi), mual, muntah, iritasi saluran cerna, sakit kepala,
reaksi alergi, demam, atralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-Johnson, gangguan hati,
eosinofil, gangguan darah, nefritis interstisial reversibel, gangguan tidur.
Dosis: Injeksi IM/IV/infus dewasa 0,5 gram-1 gram tiap 6-12 jam; anak 25-50
mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi, dapat ditingkatkan sampai 100 mg/kgBB/hari
pada infeksi berat
Sediaan: Cefazolin (inj 1 gr/ vial)

5.4 ANTIBIOTIK BETA LAKTAM LAIN

MEROPENEM

I: Infeksi gram positif, gram negatif, aerobik,anaerobik.


Peringatan: Gangguan hati/ginjal, wanita hamil, menyusui.
ES: Mual, muntah, diare, nyeri perut, gangguan hati, trombositopenia, eosinofilia,
neutropenia, sakit kepala, parastesia.
Dosis: IV dosis dewasa 3x 500 mg/hari, dua kali lipat pada infeksi nosokomial dan
pada netropenia. Anak 3 bulan-12 tahun 10-20 mg/kgBB tiap 8 jam. Anak dengan
berat badan >50 kg diberikan dosis dewasa; meningitis 2 gram tiap 8 jam. Infeksi
saluran napas bawah kronik pada fibrosis kistik 2 gram tiap 8 jam. Anak 4-12 tahun
25-40 mg/kgBB tiap 8 jam.
Sediaan: Meropenem, Ronem, Meronem, Merofen (inj 500 mg)
Meropenem, Penemac (inj 1000 mg)
5.5 TETRASIKLIN

TETRASIKLIN

F kinetik: Dalam cairan serebrospinal kadar hanya 10-20 % kadar dalam serum.
I: Kuman Gram-positif dan gram negatif, aerobik dan anaerobik.
KI: Anak < 12 tahun (pewarnaaan gigi), wanita hamil, menyusui.
Peringatan: Gangguan hati/ginjal, fotosensitif.
ES:Mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala, gangguan penglihatan, pankreatitis,
dan kolitis.
IO: Bersama penisilin menurunkan efektivitas tetrasiklin; bersama warfarin
memperpanjang waktu protrombin; bersama antasida efektivitas berkurang;
mengurangi efektivitas pil KB
Dosis: Oral 4 x 250 mg/hari; infeksi berat 3-4 x 500 mg/hari. Sifilis primer,
sekunder, dan laten 3-4 x 500 mg/hari. Uretritis non gonokokus 4 x 500 mg/ hari
diberikan selama 7-14 hari. Injeksi IV 2x 500 mg/hari, maksimal 2 gram perhari.
Efusi pleura 500 mg dalam 50 ml NaCl fisiologis, sebagai infus intrapleural.
Sediaan: Tetrasiklin (250 mg)
Tetrasiklin, Ramatetra (500 mg)

OKSITETRASIKLIN

F kinetik: Dalam cairan serebrospinal kadar hanya 10-20 % kadar dalam serum.
I: Kuman Gram-positif dan gram negatif, aerobik dan anaerobik.
KI: Anak < 12 tahun (pewarnaaan gigi), wanita hamil, menyusui.
Peringatan: Gangguan hati/ginjal, fotosensitif.
ES:Mual, muntah, diare, eritema, sakit kepala, gangguan penglihatan, pankreatitis,
dan kolitis.
IO: Bersama penisilin menurunkan efektivitas tetrasiklin; bersama warfarin
memperpanjang waktu protrombin; bersama antasida efektivitas berkurang;
mengurangi efektivitas pil KB.
Dosis: 4 x 250-500 mg/hari.
Sediaan: Oxybiotic, Terramycin (inj 500 mg/ ml vial @ 10 ml)
DOKSISIKLIN

F dinamik: Bakteriostatik, spektrum luas terhadap bakteri gram positif dan gram
negatif.
I: Untuk chlamydia, spirochaeta, infeksi saluran napas dan genital karena
mikoplasma, pengobatan dan profilaksis antraks, pengobatan dan profilaksis malaria,
kekambuhan ulserasi aphthous; periodontitis; herpes simpleks oral; rosacea, akne
vulgaris.
KI: Anak < 12 tahun (pewarnaan gigi), wanita hamil dan menyusui. Tetapi dapat
diberikan pada anak untuk pengobatan dan profilaksis jika antibakteri lain tidak dapat
diberikan.
Peringatan: Fungsi hati/ginjal, miastenia gravis.
ES: Mual, muntah, anoreksia, diare, demam, pankreatitis, gangguan darah,
fotosensitivitas dan reaksi hipersensitivitas. Jika hipertensi intrakranial sakit kepala
dan gangguan penglihatan.
IO: Bersama karbamazepin/fenitoin/barbiturat efektivitas berkurang; absorpsi
diganggu antasida.
Dosis: Dewasa dan anak > 8 tahun dengan berat badan > 45 kg 100 mg tiap 12
jam pada hari pertama dilanjutkan dengan 100 mg sekali sehari. Anak > 8 tahun
dengan berat badan < 45 kg 4,4 mg/kgBB/hari tiap 12 jam pada hari pertama
dilanjutkan dengan 1 x 2,2 mg/kgBB/hari. Infeksi berat 200 mg/hari. Dilanjutkan
hingga 1-2 hari setelah gejala hilang.
Sediaan: Doxycycline, Doxacin, Dohixat (100 mg)
5.6 AMINOGLIKOSIDA

GENTAMISIN

I: Septikemia sepsis pada neonatus, meningitis/infeksi sistem saraf pusat, infeksi


bilier, pielonefritis, prostatitis akut, endokarditis karena Sreptococcus viridians atau
Streptococcus faecalis, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pada meningitis
karena Listeri sp.
KI: Kehamilan, miastenia gravis.
Peringatan: Gangguan ginjal, bayi, lansia; hindari penggunaan jangka panjang.
ES: Gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia, kolitis.
Dosis: Injeksi IM, IV lambat atau infus, 2-5 mg/kgBB/hari. Anak dibawah 2 minggu,
3 mg/kgBB tiap 12 jam; 2 minggu sampai 2 tahun, 2 mg/kgBB tiap 8 jam. Infeksi
intratekal: 1 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 5 mg/hari disertai pemberian IM 2-4
mg/kgBB/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam.
Sediaan: Gentamisin, Timact, Ethigent (inj. 40 mg/ml (sbg. Sulfat), amp @ 2 ml)

AMIKASIN

I: Infeksi gram negatif yang resisten terhadap gentamisin.


KI: Kehamilan, miastenia gravis.
Peringatan: Gangguan ginjal, bayi, lansia; hindari penggunaan jangka panjang.
ES: Gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia, kolitis.
Dosis: IM/IV lambat/infus 15 mg/kgBB/hari dosis terbagi 2.
Sediaan: Amikasin, Micasin (250 mg/ vial, 500 mg/ vial)

KANAMISIN

I: Septikemia sepsis pada neonatus, meningitis/infeksi sistem saraf pusat, infeksi


bilier, pielonefritis, prostatitis akut, endokarditis karena Sreptococcus viridians atau
Streptococcus faecalis, pneumonia nosokomial, terapi tambahan pada meningitis
karena Listeri sp.
KI: Kehamilan, miastenia gravis.
Peringatan: Gangguan ginjal, bayi, lansia; hindari penggunaan jangka panjang.
ES: Gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia, kolitis.
Dosis: IM 4 x 250 mg/hari atau 2 x 500 mg/hari. IV 15-30 mg/kgBB/hari dosis
terbagi tiap 8-12 jam.
Sediaan: Kanamycin (kaps 250 mg)
Kanabiotic (inj 1000 mg/vial)
5.7 MAKROLID

ERITROMISIN

I: Pneumonia, penyakit legionare, sifilis, uretritis non gonokokus, prostatitis kronik,


akne vulgaris, profilaksis, difteri, pertusis.
KI: Penyakit hati.
Peringatan: Gangguan hati, perpanjangan interval QT, kehamilan, dan menyusui.
ES: Gangguan saluran cerna, reaksi alergi, gangguan pendengaran yang reversibel,
ikterus kolestatik, gangguan jantung.
IO: Bersama astemizol, terfenadin dan cisaprid menyebabkan aritmia.
Dosis: Oral dewasa dan anak > 8 tahun 250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 gram tiap
12 jam; infeksi berat dinaikkan sampai 4 gram/hari. Anak sampai 2 tahun 125 mg
tiap 6 jam; anak 2-8 tahun 250 mg tiap 6 jam. Akne dewasa 2x250 mg/hari,
kemudian satu kali sehari selama 1 bulan. Sifilis stadium awal 4 x 500 mg/hari
selama 14 hari. Infus IV infeksi berat pada dewasa dan anak 50mg/kgBB/hari
secara infus kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam; infeksi ringan 25 mg/kgBB/hari
bila pemberian oral tidak memungkinkan.
Sediaan: Eritromisin, Trovilon (kaps 250 mg)
Eritromisin, Eryra forte (tab 500 mg)
Eritromisin, Kemothrocin (sir 200 mg/5 ml (sbg. Etil Suksinat), btl 60 ml)

KLINDAMISIN

F kinetik: Dapat melewati placenta. Absorpsi lengkap pada pemberian per oral dan
tidak dipengaruhi oleh makanan.
I: Aktif untuk streptokokus dan stafilokokus, S.aureus, S.pneumonia, S.pyogenes,
S.anaerobic, S.viridans, Actinomyces israelli. Infeksi kuman anaerobik (Bacteroides
fragilis), sepsis, tracchomatis, infeksi saluran napas bawah.
KI: Diare.
Peringatan: Hentikan jika diare atau kolitis, hati-hati pada gangguan hati/ginjal, ibu
hamil dan menyusui, penderita porfiria. Hindari penyuntikan IV encer harus lambat
30 mg/menit.
ES: Diare, rash, kolitis pseudomembranosa.
Dosis: Sediaan: kapsul 150 mg dan 300 mg; suspensi oral isi 75 mg/5 ml;
Klindamisin fosfat 150 mg/ml dalam ampul 2 ml dan 4 ml. Injeksi IM dan IV infeksi
berat kokus gram (+) aerob 600 mg-1200 mg/hari dalam 2-4 x pemberian. Infeksi
anaerob B.fragilis 1,2-2,7 gram/hari terbagi beberapa kali ditempat berbeda. Bayi > 1
bulan dan anak 15-25 mg/kgBB/hari; dosis pada infeksi berat 25-40 mg/kgBB/hari.
Oral dewasa 3-4 x 150-300 mg/hari, dosis pada infeksi berat 3-4 x 450 mg/hari. Anak
8-16 mg/kgBB/hari dalam beberapa dosis, infeksi berat: 20 mg/kgBB/hari.
Sediaan: Clindamycin, Dacin 150, Lindan (kaps. 150 mg)
Clindamycin, Daclin, Dacin 300, Lindan, Milorin (kaps. 300 mg)

SPIRAMISIN

I: Infeksi saluran napas atas, infeksi kulit/ jaringan lunak ringan dan sedang, otitis
media, terapi tambahan eradikasi Helicobacter pylory.
Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui. Pemberian IV tidak dianjurkan
pada anak.
ES: Dispepsia, sakit kepala, gangguan inda perasa dan penciuman.
Dosis: Dewasa 3 x 500 mg/hari, selama 5 hari. Anak 50-100 mg/kgBB/hari dosis
terbagi 2-3 (5-15 ml/hari) selama 5 hari.
Sediaan: Spiramicin, Sorov, Rofacin, Ismacrol (tab 500 mg)

AZITROMISIN

I: Infeksi saluran napas, infeksi kulit/jaringan lunak, penyakit akibat hubungan


seksual, yang disebabkan oleh Chalmiydia trachomatis, Ureplasma urealyticum dan
Neisseria gonorhoeae.
KI: Gangguan hati.
ES: Gangguan saluran cerna, pankreatitis, hepatitis, sycope, sakit kepala, mengantuk,
astenia, parestesia, neurtropenia ringan, trombositopenia, interstitial nefritis, gagal
ginjal akut, atralgia.
Dosis: Dewasa 1x 500 mg/hari selama 3 hari. Anak > 6 bulan 10 mg/kgBB sekali
sehari selama 3 hari; berat badan 15-25 kg 200 mg sekali sehari selama 3 hari;
berat badan 26-35 kg 300 mg sekali sehari selama 3 hari; berat badan 36-45 kg
400 mg sekali sehari selama 3 hari. Infeksi klamidia genital tanpa komplikasi dan
uretritis non-gonokokal 1 gram sebagai dosis tunggal.
Sediaan: Zicho 250, Zycin (tab 250 mg)
Azitromycin, Trozin, Binozyt, Zycin 500 (tab 500 mg)
Azitromisin (500 mg, 200 mg/ 5 ml sirup)
ROKSITROMISIN

I: Infeksi saluran napas atas, infeksi kulit/ jaringan lunak ringan dan sedang, otitis
media, terapi tambahan eradikasi Helicobacter pylory.
Peringatan: Gangguan ginjal, kehamilan, menyusui. Pemberian IV tidak dianjurkan
pada anak.
ES: Mual,muntah, nyeri perut, reaksi alergi kulit.
IO: Meningkatkan kadar teofilin, meningkatkan penyerapan digoksin, meningkatkan
kadar terfenadin.
Dosis: Dewasa 2 x150 mg/hari sebelum makan. Anak 5-8 mg/kgBB/hari dosis
terbagi 2 maksimal 10 hari.
Sediaan: Sitro, Ixor, Rulid, Simacron (tab 150 mg)
Sitro (tab 300 mg)
5.8 KUINOLON

SIPROFLOKSASIN

F kinetik: Kadar tinggi dalam LCS pada meningitis, ekskresi ginjal.


I: Infeksi bakteri gram positif dan gram negatif paling kuat (termasuk P Aeruginosa
dan Enterobacter), saluran napas (tuberculosis dan atipikal mycobact), infeksi saluran
kemih (juga profilaksis pada bedah saluran cerna atas)
Peringatan: Hindari alkalinasi urin berlebihan dan pastikan minum yang cukup
untuk menghindari resiko kristaluria; hati hati pada pengendara kendaraan bermotor
karena dapat menurunkan kewaspadaan, efeknya meningkat bila diberi bersama
alkohol.
ES: Flatulen, disfagia, pankreatitis, takikardia, hipotensi, udem, kemerahan,
berkeringat, gangguan dalam bergerak, tinnitus, vaskulitis, tenosinovitis, eritema,
hemorraghic bullae, petekia dan hiperglikemia; nyeri dan flebitis di tempat
penyuntikan
IO: Efek berkurang bersama antasid/besi; beri selama 3 jam. Meningkat bila
diberikan bersama alkohol
Dosis: Infeksi saluran napas 2x250-270 mg/hari. Infeksi saluran kemih 2x250-500
mg/hari (untuk akut tanpa komplikasi, 2x250 mg/hari selama 3 hari). Gonore 500 mg
dosis tunggal.
Sediaan:
Ciprofloksasin (tab 250 mg)
Ciprofloksasin, Ciprofloxacin, Floxifar 500, Siflox 500, Fimoflox, Floxigra 500,
Omeproksil (tab 500 mg)
Ciprofloxacin, Ciprofloxacine, Ciprofloksasin, Glojaya, Jayacin, Civell,
Ciprofloxacin, Ciprox, Floxigra, Hexiquin, Starquin (inf. 2 mg/ml, btl 100 ml)

LEVOFLOKSASIN

I: Paling kuat terhadap Gram positif dan atipik (termasuk S. Pneumonia), saluran
napas (termasuk legionella, chlamydia, mycoplasma), infeksi kulit/jaringan, infeksi
saluran kemih berat (juga yang multiresisten, p aeruginosa, gonoccoccus),
pielonefritis akut, prostatitis.
KI: Disimpan untuk TB-MDR dalam kombinasi khusus, anak-anak dan remaja < 18
tahun, kehamilan dan menyusui.
Peringatan: Menurunkan kewaspadaan ketika mengendarai kendaraan bermotor.
ES: Flatulen, disfagia, pankreatitis, takikardia, hipotensi, udem, kemerahan,
berkeringat, gangguan dalam bergerak, tinnitus, vaskulitis, tenosinovitis, eritema,
hemorraghic bullae, petekia dan hiperglikemia; nyeri dan flebitis di tempat
penyuntikan.
IO: Selang 3 jam dengan antasida/besi supaya efek tidak berkurang.
Dosis: Oral 250-500 mg sekali sehari selama 7-14 hari, Community acquired
pneumonia 1-2 x 500 mg/hari selama 7-14 hari. Infeksi saluran kemih 250 mg.hari
selama 7-14 hari (3 hari bila tanpa ada komplikasi). Prostatitis kronis 500 mg sekali
sehari selama 28 hari. Infeksi kulit jaringan lunak 250 mg/hari atau 1-2 x 500 mg/hari
selama 7-14 hari. IV lambat (awas hipotensi) 500 mg selama 60 menit x/hari.
Bersihan kreatinin 20-40 ml/menit dosis awal 500 mg, selanjutnya 250 mg/24 jam.
Bersihan kreatinin 10-19 ml/menit, hemodialisis dan CAPD dosis awal 500 mg
selanjutnya 250 mg tiap 48 jam.
Sediaan: Levofloxacin, Levoquin (tab 500 mg)
Levofloxacin, Tevox, Levosal, Zoquin (infus 500 mg/ 100 ml)

OFLOKSASIN

F kinetik: Kadar tinggi dalam LCS pada meningitis, ekskresi ginjal.


I: Prostatitis, demam tifoid, diare, shigela, salmonela, E.coli, Pseudomonas sp,
Pseudomonas aeruginosa, Haemophillus sp (Haemophillus influenza, Haemophillus
aegyptius), Moraxella sp (morax-axenfeld diplobacilus) Serratia sp. Klebsiella sp,
Proteus sp, Acinobacter sp, keratitis, dan ulkus kornea.
Peringatan: Gangguan fungsi hati; riwayat kelainan psikiatrik; hindari penggunaan
jangka panjang. Sedimentasi pada ulkus dapat terjadi pada pengobatan untuk ulkus
kornea dengan kuinolon topikal. Bila tidak hati hati dapat merusak jaringan kornea;
hati-hati pada pengandara motor, karena dapat menurunkan kewaspadaan.
ES: Flatulen, disfagia, pankreatitis, takikardia, hipotensi, udem, kemerahan,
berkeringat, gangguan dalam bergerak, tinnitus, vaskulitis, tenosinovitis, eritema,
hemorraghic bullae, petekia dan hiperglikemia; nyeri dan flebitis di tempat
penyuntikan.
IO: Selang 3 jam dengan antasida/besi supaya efek tidak berkurang.
Dosis: Oral infeksi saluran kemih 200-400 mg/hari, sebaiknya pagi hari; infeksi
saluran kemih atas dapat dinaikkan sampai 2x400 mg/hari. Infeksi saluran kemih
bawah, 400 mg/hari, bila perlu dapat dinaikkan menjadi 2 x 400 mg/hari. Infeksi
jaringan lunak 2 x 400 mg/hari. Gonore tanpa komplikasi 400 mg dosis tunggal.
Infeksi klamidia genital tanpa komplikasi, uretritis non gonokokus 400 mg/hari dosis
tunggal atau dosis terbagi selama 7 hari. Penyakit radang pelvis 400 mg dosis
tunggal. Infus IV (200 mg/30 menit). Infeksi saluran kemih bawah 2 x 200 mg/hari.
Septikemia 2 x 200 mg/hari. Infeksi kulit dan jaringan lunak 2 x 400 mg/hari. Pada
infeksi berat atau dengan komplikasi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 x 400
mg/hari.
Sediaan: Ofloxacin, Flotavid 200 (tab 200 mg)
Ofloxacin, Grafloxin 400 (tab 400 mg)

5.9 SULFONAMID DAN TRIMETOPRIM

KOTRIMOKSAZOL (SULFONAMID dan TRIMETOPRIM)

I: Infeksi saluran kemih, genitalia (gonorea dan chancroid), bronkitis akut


shigellosis, infeksi oleh Pneumocystis carinii, infeksi toksoplasmosis.
KI: Riwayat gangguan fungsi ginjal, porfiria, bayi < 6 minggu (resiko kernikterus).
Peringatan: S.aureus, E.coli umumnya resisten.
ES: Mual, diare, stomatitis, ikterus, sakit kepala, anemia, gangguan koagulasi,
purpura, ruam, sindrom Steven Johnson, dermatitis eksfoliatif.
IO: Efek antikoagulan oral, antidiabetik, sulfonilurea, fenitoin meningkat.
Dosis: Dewasa 2 x 960 mg/hari, pada infeksi berat dosis dapat ditingkatkan sampai
1,44 gram tiap 12 jam. Anak trimetoprim 8 mg/kgBB/hari + sufametoksazol 40
mg/kgBB/hari
Sediaan:
Kotrimoksazol DOEN II (Pediatrik) : Kotrimoksazol (120 mg komb)
Sultrimix, Omegtrim (60 ml)

Kotrimoksazol DOEN I (Dewasa): Kotrimoksazol, Sultrimix, Ulfaprim, Sisoprim


(480 mg komb)

Kotrimoksazol forte: Fasiprim, Graprima, Sultrimix, Ratrim, Sisoprim (960 mg


komb)

5.10 ANTIBIOTIK LAIN

KLORAMFENIKOL

F kinetik: Lewat sawar otak


F dinamik: Bakteriostatik, terhadap aerob dan anaerob gram + dan gram –
I: Meningitis karena Haemophilus influenza, demam tifoid, infeksi mata (spektrum
luas), kuman
KI: Wanita hamil, menyusui, gangguan hati
Peringatan: Sindrom Grey baby pada neonatus hindari pemberian berulang/jangka
panjang, turunkan dosis pada gangguan ginjal dan hati.
ES: Depresi sumsum tulang antara lain lekopesi, anemia aplastik, neuritis perifer,
neuritis optik, eritema multiforme.
Dosis: Demam tifoid Dewasa 4x500 mg/hari, selama 2 minggu. Anak 50-100
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari. Bayi prematur maksimal 25
mg/kgBB/hari oral, 2 dosis; bayi aterm umur < 2 minggu bayi umur > 2 minggu
50 mg/kgBB/hari peroral terbagi dalam 3-4 dosis. Sediaan vial setara dengan 1 gram
kloramfenikol, dilarutkan dengan 10 ml aqudes steril/ dekstrose 5 % (berisi 100
mg/ml). IV dewasa dan anak 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis diawal
pengobatan meningitis bersama ampisilin, teruskan peroral
Sediaan: Lanacetine, Camicetine (250 mg)
Kloramfenikol, Chloracol supp (60 ml)
Chloramex, Chlorbiotic (inj 1 g/vial)

5.11. TUBERKULOSIS DAN LEPRA

ANTI TUBERKULOSIS

Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis


di Indonesia:
- Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
- Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (HRZE)
- Kategori Anak: 2HRZ/4HR

􀂃 Paduan OAT kategori-1 dan kategori-2 disediakan dalam bentuk paket berupa obat
kombinasi dosis tetap (OAT-KDT), sedangkan kategori anak sementara ini
disediakan dalam bentuk OAT kombipak.
Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4 jenis obat dalam satu tablet.
Dosisnya disesuaikan dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu
paket untuk satu pasien.

􀂃 Paket Kombipak.
Terdiri dari obat lepas yang dikemas dalam satu paket, yaitu Isoniasid, Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol. Paduan OAT ini disediakan program untuk mengatasi
pasien yang mengalami efek samping OAT KDT.
Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket, dengan tujuan untuk memudahkan
pemberian obat dan menjamin kelangsungan (kontinuitas) pengobatan sampai selesai.
Satu (1) paket untuk satu (1) pasien dalam satu (1) masa pengobatan.

KDT mempunyai beberapa keuntungan dalam pengobatan TB:


1. Dosis obat dapat disesuaikan dengan berat badan sehingga menjamin efektifitas
obat dan mengurangi efek samping.
2. Mencegah penggunaan obat tunggal sehinga menurunkan resiko terjadinya
resistensi obat ganda dan mengurangi kesalahan penulisan resep
3. Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi
sederhana dan meningkatkan kepatuhan pasien

Paduan OAT dan peruntukannya.

1. Kategori-1 (2HRZE/ 4H3R3)


Paduan OAT ini diberikan untuk pasien baru:
􀂃 Pasien baru TB paru BTA positif.
􀂃 Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif
􀂃 Pasien TB ekstra paru
2. Kategori -2 (2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3)
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnya:
􀂃 Pasien kambuh
􀂃 Pasien gagal
􀂃 Pasien dengan pengobatan setelah default (terputus)

Catatan:
Untuk pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin
adalah 500 mg tanpa memperhatikan berat badan. Cara melarutkan streptomisin vial
1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest sebanyak 3,7 ml sehingga menjadi 4
ml. (1 ml=250 mg)

3. OAT Sisipan (HRZE)


Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap intensif kategori 1
yang diberikan selama sebulan (28 hari).
Penggunaan OAT lapis kedua misalnya golongan aminoglikosida (misalnya
kanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan diberikan kepada pasien baru
tanpa indikasi yang jelas karena potensi obat tersebut jauh lebih rendah daripada
OAT lapis pertama. Di samping itu dapat juga meningkatkan terjadinya risiko
resistensi pada OAT lapis kedua.

PENGOBATAN TB PADA KEADAAN KHUSUS.

a. Kehamilan
Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan
TB pada umumnya. Menurut WHO, hampir semua OAT aman untuk kehamilan,
kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat
permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap
pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa
keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat
berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular
TB.

b. Ibu menyusui dan bayinya


Pada prinsipnya pengobatan TB pada ibu menyusui tidak berbeda dengan pengobatan
pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui. Seorang ibu menyusui
yang menderita TB harus mendapat paduan OAT secara adekuat. Pemberian OAT
yang tepat merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan kuman TB kepada
bayinya. Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan bayi tersebut dapat terus disusui.
Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan
berat badannya.

c. Pasien TB pengguna kontrasepsi


Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi hormonal (pil KB, suntikan KB, susuk
KB), sehingga dapat menurunkan efektifitas kontrasepsi tersebut. Seorang pasien TB
sebaiknya mengggunakan kontrasepsi non-hormonal, atau kontrasepsi yang
mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg).
d. Pasien TB dengan infeksi HIV/AIDS
Tatalaksanan pengobatan TB pada pasien dengan infeksi HIV/AIDS adalah sama
seperti pasien TB lainnya. Obat TB pada pasien HIV/AIDS sama efektifnya dengan
pasien TB yang tidak disertai HIV/AIDS. Prinsip pengobatan pasien TB-HIV adalah
dengan mendahulukan pengobatan TB. Pengobatan ARV(antiretroviral) dimulai
berdasarkan stadium klinis HIV sesuai dengan standar WHO. Penggunaan suntikan
Streptomisin harus memperhatikan Prinsip – prinsip Universal Precaution (
Kewaspadaan Keamanan Universal ) Pengobatan pasien TB-HIV sebaiknya diberikan
secara terintegrasi dalam satu UPK untuk menjaga kepatuhan pengobatan secara
teratur. Pasien TB yang berisiko tinggi terhadap infeksi HIV perlu dirujuk ke
pelayanan VCT (Voluntary Counceling and Testing = Kónsul sukarela dengan test
HIV).

e. Pasien TB dengan hepatitis akut


Pemberian OAT pada pasien TB dengan hepatitis akut dan atau klinis ikterik, ditunda
sampai hepatitis akutnya mengalami penyembuhan. Pada keadaan dimana pengobatan
Tb sangat diperlukan dapat diberikan streptomisin (S) dan Etambutol (E) maksimal 3
bulan sampai hepatitisnya menyembuh dan dilanjutkan dengan Rifampisin (R) dan
Isoniasid (H) selama 6 bulan.
f. Pasien TB dengan kelainan hati kronik
Bila ada kecurigaan gangguan faal hati, dianjurkan pemeriksaan faal hati sebelum
pengobatan Tb. Kalau SGOT dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali OAT tidak
diberikan dan bila telah dalam pengobatan, harus dihentikan. Kalau peningkatannya
kurang dari 3 kali, pengobatan dapat dilaksanakan atau diteruskan dengan
pengawasan ketat. Pasien dengan kelainan hati, Pirasinamid (Z) tidak boleh
digunakan. Paduan OAT yang dapat dianjurkan adalah 2RHES/6RH atau
2HES/10HE.

g. Pasien TB dengan gagal ginjal


Isoniasid (H), Rifampisin (R) dan Pirasinamid (Z) dapat di ekskresi melalui empedu
dan dapat dicerna menjadi senyawa-senyawa yang tidak toksik. OAT jenis ini dapat
diberikan dengan dosis standar pada pasien-pasien dengan gangguan ginjal.
Streptomisin dan Etambutol diekskresi melalui ginjal, oleh karena itu hindari
penggunaannya pada pasien dengan gangguan ginjal. Apabila fasilitas pemantauan
faal ginjal tersedia, Etambutol dan Streptomisin tetap dapat diberikan dengan dosis
yang sesuai faal ginjal. Paduan OAT yang paling aman untuk pasien dengan gagal
ginjal adalah 2HRZ/4HR.
h. Pasien TB dengan Diabetes Melitus
Diabetes harus dikontrol. Penggunaan Rifampisin dapat mengurangi efektifitas obat
oral anti diabetes (sulfonil urea) sehingga dosis obat anti diabetes perlu ditingkatkan.
Insulin dapat digunakan untuk mengontrol gula darah, setelah selesai pengobatan TB,
dilanjutkan dengan anti diabetes oral. Pada pasien Diabetes Mellitus sering terjadi
komplikasi retinopathy diabetika, oleh karena itu hati-hati dengan pemberian
etambutol, karena dapat memperberat kelainan tersebut.

i. Pasien TB yang perlu mendapat tambahan kortikosteroid


Kortikosteroid hanya digunakan pada keadaan khusus yang membahayakan jiwa
pasien seperti:
􀂃 Meningitis TB
􀂃 TB milier dengan atau tanpa meningitis
􀂃 TB dengan Pleuritis eksudativa
􀂃 TB dengan Perikarditis konstriktiva.
Selama fase akut prednison diberikan dengan dosis 30-40 mg per hari, kemudian
diturunkan secara bertahap. Lama pemberian disesuaikan dengan jenis penyakit dan
kemajuan pengobatan.

j. Indikasi operasi
Pasien-pasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru), adalah:
Untuk TB paru:
􀂃 Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara konservatif.
􀂃 Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara
konservatif.
􀂃 Pasien MDR TB dengan kelainan paru yang terlokalisir.
Untuk TB ekstra paru:
􀂃 Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang yang disertai
kelainan neurologik.

EFEK SAMPING OAT DAN PENATALAKSANAANNYA


Tabel berikut, menjelaskan efek samping ringan maupun berat dengan pendekatan
gejala.
Efek samping ringan OAT

Efek samping berat OAT

Penatalaksanaan pasien dengan efek samping “gatal dan kemerahan kulit”:


Jika seorang pasien dalam pengobatan OAT mulai mengeluh gatal-gatal singkirkan
dulu kemungkinan penyebab lain. Berikan dulu anti-histamin, sambil meneruskan
OAT dengan pengawasan ketat. Gatal-gatal tersebut pada sebagian pasien hilang,
namun pada sebagian pasien malahan terjadi suatu kemerahan kulit. Bila keadaan
seperti ini, hentikan semua OAT. Tunggu sampai kemerahan kulit tersebut hilang.
Jika gejala efek samping ini bertambah berat, pasien perlu dirujuk.
Ringkasan paduan obat

Sisipan
Bila pada akhir fase intensif, pengobatan pasien baru BTA positif dengan kategori 1
atau pasien BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan
dahak masih BTA positif. Regimen pengobatan 1HRZE.

ISONIAZID

F kinetik: Absorbsi diganggu karbohidrat.


F dinamik: Bakterisid.
I: Antituberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain, profilaksis.
KI: Penyakit hati yang aktif
Peringatan: Gangguan fungsi hati dan fungsi ginjal, resiko efek samping meningkat
pada asetilator lambat, epilepsi, riwayat psikosis, alkoholisme, kehamilan dan
menyusui, perlu tambahan vitamin B6 (piridoksin).
ES: Reaksi hematologik, neuritis perifer, neurotoksisitas (kejang pada riwayat kejang,
kedut otot, vertigo, ataksia, parastesia, stupor, ensefalopati), kelainan mental
(euphoria, hilangnya pengendalian diri, psikosis), ikterus dan kerusakan hati, mulut
terasa kering, rasa tertekan pada ulu hati, tinitus, retensi urin.
IO: Sakit sendi, demam sedasi/inkoordinasi bila bersama fenitoin.
Dosis: Dewasa 5 mg/kgBB/hari, maksimal 300 mg/hari, kasus berat 10 mg/kgBB,
maksimal 600 mg/hari. Anak < 4 tahun 10 mg/kgBB/hari. Dosis intermitten INH
15 mg/kgBB/hari, 2 kali seminggu. Profilaksis dewasa 300 mg/hari selama 6 bulan
atau lebih; anak 5 mg/kgBB (maksimal 300 mg/hari) selama 6 bulan atau lebih.
Sediaan: Isoniazid (tab 100 mg)
I.N.H, Isoniazide (tab 300 mg)

RIFAMPISIN

F kinetik: Absorpsi dihambat oleh PAS dan makanan


I: Tuberkulosis, brusellosis, legionellosis, infeksi berat stafilokokus
Peringatan: Sesuaikan dosis pada penderita gangguan fungsi hati/ginjal, kehamilan
dan menyusui. Dapat merubah warna lensa kontak. Jika pengobatan terputus di ulangi
dengan dosis rendah dan dinaikkan bertahap.
ES: jarang, ruam kulit, demam, mual, muntah, sakit kepala, bingung, sukar
konsentrasi, sakit tangan dan kaki, kelemahan otot, urtikaria, pruritus, flu-like
syndrome, nefritis intersisial, trombositopenia, hepatitis
IO: PAS menghambat absorpsi rifampisin; penggunaan bersama antidiabetik
oral/kortikosteroid/fenitoin dapat menurunkan efektivitas bersama vitamin D;
penggunaan bersama probenesid/disulfiram akan meningkatkan efektivitas
rifampisin; meningkatkan resiko hepatotoksisitas INH; menurunkan efektivitas
kontrasepsi hormonal.
Dosis: Dewasa dengan berat badan < 50 kg dosis 450 mg/hari, berat badan > 50
kg dosis 600 mg/hari. Anak 10-20 mg/kgBB/hari, maksimal 600 mg/hari. Bruselosis,
legionelosis, infeksi berat, stafilokokus (dalam kombinasi dengan obat lain) 0,6-1,2
gram/hari per oral/IV dalam dosis terbagi 2-4.
Sediaan: Rifampicin (tab 300 mg)
Rifampicin, Rifampisin, Rifabiotic, Merimac 450 (tab 450 mg)
Rifampicin, Rifampisin, Rifabiotic, Merimac 600 (tab 600 mg)

PIRAZINAMID

F dinamik: Bakterisid.
I: Antituberkulosis kombinasi dengan obat lain, efektif untuk TB meningitis.
KI: Gangguan fungsi hati berat
Peringatan: Riwayat gangguan hati/ginjal, diabetes mellitus, gout
ES: Gangguan hati, atralgia, anoreksia, disuria, malaise, demam, gout.
Dosis: Dewasa 20-35 mg/kgBB/hari, maksimal 3 gram untuk 2-3 bulan pertama.
Sediaan: Pyrazinamide, Corsazinamide (tab 500 mg)
ETAMBUTOL

F dinamik: Menekan pertumbuhan kuman yang resisten terhadap INH dan


streptomisin.
I: Anti tuberkulosis (kombinasi dengan obat lain).
KI: Anak < 6 tahun.
ES: Jarang dan membedakan warna penurunan ketajaman penglihatan bilateral, ruam
kulit, demam, pruritus, nyeri sendi, gangguan saluran cerna, malaise, sakit kepala,
bingung, disorientasi, halusinasi, rasa kaku, dan kesemutan di kaki, kadar asam urat
darah naik.
Dosis: Dewasa. 15 mg/kgBB/hari, sekali sehari; atau 25 mg/kgBB/hari selama 60
hari pertama, lalu diturunkan menjadi 15 mg/kgBB/hari.
Sediaan: Tibitol, Etambutol (tab 250 mg)
Ethambutol, Corsabutol, Tibigon, Tibitol (tab 500 mg)

SREPTOMISIN

F dinamik: Antituberkulosis dalam kombinasi obat lain.


KI: Lihat aminoglikosida
Peringatan: Dosis dikurangi untuk lansia, anak, orang dewasa berbadan kecil, dan
gangguan fungsi ginjal.
ES: Lihat aminoglikosida, ototoksisitas, nefrotoksisitas.
IO: Bersama penghambat neuromuskular efek penghambatan meningkat. Bersama
furosemid meningkatkan ototoksik.
Dosis: Injeksi IM 15 mg/kgBB, diberikan 1-3 kali seminggu.
Sediaan: Streptomycin (serb.inj.1000 mg/vial (sbg.Sulfat), serb.inj.5000 mg/vial
(sbg.Sulfat) )

ANTI LEPROSI

WHO merekomendasikan pengobatan lepra sebagai berikut:


Lepra multibasiler (regimen 3 obat). Rifampisin: 600 mg dan BB < 35 kg sebanyak
450 mg sekali sebulan. Dapson: 100 mg/hari dan BB < 35 kg 50 mg/kgBB/hari atau
1-2 mg/kgBB/hari. Klofazimin: 300 mg sekali sebulan dan 50 mg/hari atau 100 mg/2
hari. Diobati minimal 2 tahun dan diteruskan sampai BTA negatif.
Lepra pausibasiler (regimen 2 obat). Rifampisin: 600 mg dan BB < 35 kg sebanyak
450 mg sekali sebulan. Dapson: 100 mg/hari dan BB < 35 kg 50 mg/hari atau 1-2
mg/kgBB/hari.
Diobati selama 6 bulan, jika pengobatan terputus maka harus dilanjutkan dengan
menambah dosis yang sesuai dengan waktu pengobatan yang terputus.

DAPSON

I: Lepra, dermatitis herpetiformis.


Peringatan: Penyakit jantung paru, anemia, defesiensi G6PD, hamil, menyusui.
ES: Sindrom dapson (ruam, demam, eusinofilia), mual, muntah, anoreksia, sakit
kepala, insomnia, anemia, hemolisis, agranulositosis, neuropati, dermatitis alergika,
sistem saraf pusat.
Dosis: 1-2 mg/kgBB/hari.
Sediaan:

KLOFAZIMIN

F kinetik: Waktu paruh 2 bulan.


I: Lepra tipe lepromatosis, efek anti inflamasi dapat mencegah eritema nodusum.
Kombinasi dengan rifampisin pengganti untuk basil lepra yang resisten dapson.
Peringatan: Gangguan hati/ginjal, hamil dan menyusui, perubahan warna lensa
kontak, hentikan diare, sakit perut.
ES: Reaksi pigmentasi kulit (kulit merah dan hitam untuk yang berkulit putih), mual,
muntah, sakit perut, sakit kepala, diare, ruam, pruritus, fotosensitif, anoreksia, mata
kering, pigmentasi kornea subepitel dan mukosa, hiperglikemia.
Dosis: Semua bentuk lepra 100 mg sehari, reaksi lepromatosis 3x100 mg/hari.
Sediaan:

5.12 ANTI JAMUR

GRISEOFULVIN

F kinetik: Preparat miconized diserap lebih baik.


I: Dermatofitosis sedang/berat pada kulit kepala, kulit rambut, telapak, kuku.
Kandidiasis/tinea versicolor bukan indikasi. Dermatofitosis ringan obati topikal.
KI: Wanita hamil, gangguan hati berat, sindrom lupus eritematosus.
Peringatan: Pada pengemudi kendaraan dapat menurunkan kewaspadaan.
ES: Leukopenia dan granulositopenia dosis besar waktu lama, atralgia, neuritis
perifer, insomnia, pusing, gangguan saluran cerna, alergi.
IO: Kadar warfarin dan kontrasepsi oral menurun.
Dosis: Sediaan griseofulvin mikrokristal berupa tablet 125 mg dan 500 mg, sediaan
ultramikrokristal berupa tablet 330 mg. Dewasa 50-1000 mg/hari, sebagai dosis
tunggal; anak 5-15 mg/kgBB/hari.
Sediaan: Griseofulvin, Omefulvin (tab 125 mg)
Omefulvin, Rexavin (tab 500 mg)

KETOKONAZOL

I: Histoplasmosis paru, tulang, sendi, dan jaringan lemak, kriptokokosis (kecuali


meningitis), kandidosis, koksidioidomikosis, dermatomikosis. Untuk indikasi yang
sama itrakonazol lebih aman.
KI: Hamil, menyusui, riwayat gangguan hati, bersama, terfenadin, astemizol, sisaprid
(aritmia).
Peringatan: Uji fungsi hati secara klinis dan biokimia bila > 14 hari. Hindari obat
pada penderita porfiria, aritmia.
ES: Mual, muntah (cegah dengan makanan), sakit kepala, alergi, ginekomastia,
menstruasi tidak teratur, gangguan hati.
IO: Kadar turun bila bersama rifampisin, fenitoin, kadar warfarin, indinavir,
midazolam naik.
Dosis: Histoplasmosis 400 mg/hari 6-12 bulan. Dewasa 1 x 200-400 mg/hari; anak
3,3-6,6 mg/kgBB/hari. Lama pengobatan adalah 5 hari untuk kandidiasis
vulvovaginitis, 2 minggu untuk kandidiasis esofagus, 6-12 bulan untuk mikosis
dalam.
Sediaan: Ketokonazol, Tokasid, Omegzole, Mycazol, Solinfec (tab 200 mg)

NISTATIN

F kinetik: Nistatin tidak diserap melalui saluran cerna, kulit dan vagina.
F dinamik: Menghambat pertumbuhan hanya jamur dan ragi
I: Kandidiasis
ES: Jarang, mual, muntah, diare ringan
Dosis: Sediaan berupa krim, bubuk, salep, suspensi, obat tetes isi 100.000 unit
nistatin/gram atau per ml. Sediaan oral berupa tablet 250.000 unit dan 500.000 unit.
Kandidiasis oral, usus, esofagus dewasa 3-4 x 500.000 unit/hari, dosis ganda pada
infeksi berat. Anak 100.000 unit dosis tunggal. Rongga mulut tidak langsung ditelan
karena topikal. Sediaan tablet vagina digunakan 1-2 kali sehari selama 14 hari. Untuk
kuku topikal
Sediaan: Nistatin tsg (tab salut 500.000 IU)
Enystin (susp. 100.000 IU/ml, btl. 12 ml.)
Cazetin (susp. 100.000 IU/ml, btl. 15 ml.)
Nistatin Vaginal (tab vagina 100.000 IU)

FLUKONAZOL

F kinetik: Absorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan. Kadar plasma per oral= IV
melewati sawar darah otak.
I: Mencegah relaps meningitis Cryptococcus sp pada pasien AIDS setelah terapi
amfoterisin B, kandidiasis oral dan tenggorokan.
KI: Wanita hamil, menyusui, gangguan fungsi ginjal dan fungsi hati.
ES: Gangguan saluran cerna, urtikaria, eosinofilia, sindrome Stevens- Johnson,
gangguan fungsi hati yang tersembunyi dan trombositopenia.
IO: Meningkatkan plasma fenitoin dan sulfonilurea, menurunkan plasma warfarin,
siklosporin.
Dosis: Vaginitis dan balantidiasis kandida 150 mg dosis tunggal. Kandidiasis mukosa
(kecuali genitalia) 50 mg/hari atau 100 mg/hari untuk infeksi yang sulit sembuh
selama 7-14 hari. Anak 3-6 mg/kgBB pada hari pertama kemudian 3 mg/kgBB/hari.
Tinea pedis, korporis, kruris, versicolor dan kandidiasis dermal 50 mg/hari selama 2-
4 minggu. Lama pengobatan maksimal 6 minggu. Pencegahan kambuhnya meningitis
kriptokokus pada pasien AIDS 100-200 mg/hari. Profilaksis infeksi jamur pada
pasien immunocompromised, setelah kemoterapi atau radioterapi 50-400 mg/hari
disesuaikan dengan resiko 400 mg/hari.
Sediaan: Fluconazole, Kifluzol (kaps 150 mg)
Fluconazole, Cryptal, Fluxar, Diflucan, Zemyc (inj. 200 mg/100 ml)

5.13 ANTI VIRUS

ASIKLOVIR

F dinamik: Antiviral.
I: Infeksi HSV-1 dan HSV-2, HSV ensefalitis pada neonatus ( > 6 bulan), varicella
(gejala kurang bila < 24 jam).
KI: Gangguan fungsi ginjal, kehamilan dan menyusui.
ES: Mual, diare, ruam kulit, sakit kepala, topikal neurotoksik, iritasi mukosa dan rasa
terbakar IV gangguan fungsi ginjal reversibel, neurotoksis cream, inj IV pada luka di
daerah genital.
Dosis: Oral tablet 200 mg, 400 mg, 800 mg. Herpes genitalis 5 x 200 mg/hari (400
mg pada penderita immunocompromised). Anak < 2 tahun setengah dosis dewasa.
Herpes zoster 4 x 400 mg/hari; Varicella dewasa 5 x 400-800 mg/hari, anak 20
mg/kgBB (maksimal 800 mg). Herpen ensefalitis 30 mg/kgBB/hari secara IV lambat.
Herpes mata (topikal) diberi krim oftalmik 3 % dan herpes labialis (topikal) diberi
krim 5 %.
Sediaan: Acyclovir, Zorel, Acifar, Danovir (tab. Scored 200 mg)
Acyclovir, Zorel, Acifar 400, Lovires 400, Povira (tab. Scored 400 mg)
Acyclovir (krim 5%, tube 5 gram)
Scanovir (krim 5%, tube 10 gram)

LAMIVUDIN

F dinamik: Kompetitif inhibitor pada reverse transkriptase.


I: Infeksi HBV dengan penyakit dekompensasi hati yang disertai replikasi virus dan
inflamasi hati aktif serta infeksi HIV yang progresif.
KI: Wanita menyusui.
Peringatan: Kelainan fungsi ginjal, penyakit infeksi hepatitis B kronis dengan resiko
kembalinya hepatitis saat penghentian pengobatan.
ES: Fatigue, mual, muntah, diare, nyeri perut, sakit kepala, peningkatan kadar SGOT
dan SGPT, malaise, atralgia, trombositopenia, anemia, dan gangguan muskuloskletal.
IO: Trimetoprim meningkatkan kadar lamivudin dalam plasma.
Dosis: Sediaan berupa tablet 100 mg dan 150 mg.
Dewasa 100 mg/hari; anak 1 mg/kgBB (sebaiknya tidak diberikan bersama dengan
makanan). Lama terapi adalah 1 tahun pada pasien HbeAg negatif; > 1 tahun untuk
pasien dengan HbeAg positif. Sediaan kombinasi zidovudin 300 mg dan lamivudin
150 mg diberikan 2 x 1 tablet, dapat diberikan dengan atau tanpa makanan.
Sediaan: 3 TC HBV (tab 100 mg)

TELBIVUDIN

I: Hepatitis B kronik pada pasien dengan replikasi virus dan peradangan hati aktif.
KI: Anak < 16 tahun.
Peringatan: Lansia dengan penurunan fungsi hati dan ginjal, kehamilan dan
menyusui.
ES: Pusing, sakit kepala, diare, mual.
IO: Bersama dengan obat yang mempengaruhi fungsi ginjal kadar plasma telbivudin
Dosis: Dewasa 1 x 600 mg peroral/hari.
Sediaan: Sebivo (tab 600 mg)
5.14 OBAT ANTI MALARIA

Malaria tanpa komplikasi


Malaria Falciparum
. Lini pertama
a) Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Dosis tunggal harian selama 3 hari: artesunat 4 mg/kgBB, amodiakuin 10
mg/kgBB, primakuin 0,75 mg/kgBB hari pertama.
b) Dihidroartemisin + Piperakuin + Primakuin, saat ini khusus digunakan di
Papua, dapat diberikan pada ibu hamil trisemester 2 dan 3: Dihidroartemisin
2-4 mg/kgBB, Piperaquin 16-32 mg/kgBB, primakuin 0,75 mg/kgBB

. Lini kedua
Kina + Doksisiklin / Tetrasiklin + Primakuin
Kina 10 mg/kgBB diberikan 3x sehari (7 hari), doksisiklin: Dewasa 4 mg/kgBB; anak
(8-14 th) 2 mg/kgBB → 2x sehari 7 hari. Tetrasiklin: 4-5 mg/kgBB diberikan 4x
sehari selama 7 hari, primakuin 0,75 mg/kgBB diberikan 1x sehari di hari pertama.

Malaria vivaks dan ovale


. Lini pertama
a) Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Dosis tunggal harian: artesunat 4 mg/kgBB, amodiakuin 10 mg/kgBB,
primakuin 0,25 mg/kgBB (14 hari)
b) Dihydroartemisin + Piperaquin + Primakuin
Dapat diberikan pada ibu hamil trisemester 2 dan 3: dihidroartemisin 2-4
mg/kgBB, piperaquin 16-32 mg/kgBB, primakuin 0,25 mg/kgBB (14 hari).
. Lini kedua
Kina + Doksisiklin / Tetrasiklin + Primakuin
Kina 10 mg/kgBB diberikan 3x sehari (7 hari), primakuin 0,25 mg/kgBB diberikan
1x sehari (14 hari).

Malaria vivaks yang relaps


. Dosis primakuin di tingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari selama 14 hari

Malaria malariae
. Lini pertama
a) Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Dosis tunggal harian: artesunat 4 mg/kgBB, amodiakuin 10 mg/kgBB,
Primakuin 0,25 mg/kgBB, hari ke 2-14 hari.
b) Dihidroartemisin + Piperaquin + Primakuin
Dapat diberikan pada ibu hamil trisemester 2 dan 3: Dihidroartemisin 2-4
mg/kgBB, Piperakuin 16-32 mg/kgBB, primakuin 0,25 mg/kgBB, hari ke 2-
14 hari.

ARTESUNAT PARENTERAL

Bentuk vial 60 mg serbuk kering asam artesunik dilarutkan dengan 0,6 ml Na


bikarbonat 5 % ditambah larutan Dextrose 5 % 3-5 cc. Loading dose bolus 2,4
mg/kgBB per IV selama 2 menit diulangi 12 jam dengan dosis yang sama.

ARTEMETER IM

Bentuk ampul 80 mg dalam larutan minyak. Loading dose 3,2 mg/kgBB selanjutnya
1,6 mg/kgBB diberikan 1x/hari sampai penderita bisa minum. Bila sudah bisa minum
pengobatan dilanjutkan pada seperti terapi malaria falsiparum tanpa komplikasi.

KINA DIHIDROKLORIDA

Alternatif di daerah yang tidak terdapat artemisin parenteral. Bentuk ampul kina
dihidroklorida 25 % berisi 500 mg/2ml. Loading dose 20 mg/kgBB dilarutkan dalam
500 ml dekstrose 5 % atau NaCl 0,9 % selama 4 jam, 4 jam kedua hanya diberikan
cairan dekstrose 5% atau NaCl 0,9 %. Dosis pemeliharaan 10 mg/kgBB dilarutkan
dalam 500 ml dekstrose 5 % atau NaCl 0,9 % sampai pasien bisa minum kina per
oral.
Dosis anak kina per infus 10 mg/kgBB (bila umur < 2 bulan 6-8 mg/kgBB)
diencerkan dengan dekstrose 5 % atau NaCl 0,9 % sebanyak 5-10 cc/kgBB selama 4
jam dan diulangi setiap 8 jam sampai pasien sadar dan dapat minum obat.
Bila tidak memungkinkan memberikan kina perinfus maka kina hidroklorida 10
mg/kgBB IM diencerkan dengan 5-8 cc NaCl 0,9 % dengan masing ½ dosis pada
paha kiri dan kanan.
Kina per oral 10 mg/kgBB/kali diberikan 3 kali sehari selama 7 hari dihitung mulai
dari pemberian kina perinfus.

Catatan:
1. Kina tidak boleh IV karena toksik pada jantung dan dapat menimbulkan
kematian
2. Pada penderita gangguan ginjal loading dose tidak di berikan dan dosis
penunjang diturunkan ½ nya.
3. Dosis maksimal dewasa 2000 mg/hari.

ARTEMETER

I: Malaria berat termasuk malaria P. falciparum resisten klorokuin dan skizontisid


darah semua parasit malaria.
KI: Kehamilan, menyusui, riwayat aritmia, gagal jantung kongestif.
Peringatan: Hindari obat yang memperpanjang interval QT seperti eritromisin,
terfenadin, astemizol, probukol, anti aritmia kelas IA dan III, bepridil, sotalol,
antidepresan trisiklik, fenotiazin.
ES: Mual, muntah, diare, atralgia, mialgia, ruam, peningkatan SGOT, aritmia.
Dosis: Terapi alternatif pada malaria falsiparum resisten-klorokuin yang tidak
berkomplikasi dosis tunggal harian 4 mg/kgBB pada hari ke 0, 2 mg/kgBB pada hari
ke 2 dan 3, 1 mg/kgBB pada hari ke 4-7; atau Coartem (coartemeter 20
mg+lumefantrin 120 mg) 4 tab 2x/hari selama 3 hari.
Infeksi P.falciparum berat atau dengan komplikasi artemeter 3,2 mg/kgBB IM,
lalu 1,6 mg/kgBB/hari IM.
Sediaan: Artem (inj. 80 mg)
Coartem (Kombinasi: a. Artemether 20 mg.b. Lumefantrine 120 mg)

PRIMAKUIN

F dinamik: 3 metabolit utama berpotensi menyebabkan hemolisis.


I: Fase dominan hipnozoit P.vivax dan P.ovale dan gametosid semua plasmodium,
Malaria vivax/ovale, infeksi Pneumocystis jiroveci.
KI: Defesiensi G6PD, riwayat granulositopenia atau methemoglobinemia, dalam
pengobatan yang berpotensi mielosupresif, gangguan mielosupresi, kehamilan.
Peringatan: tidak digunakan rutin karena potensi toksisitas pada penggunaan jangka
panjang.
ES: hemolisis terutama pada defesiensi G6PD, gangguan perut (makan dulu), sakit
kepala.
Dosis: kemoprofilaksis malaria falciparum dan vivax → 0,5 mg/kgBB/hari.
Gametosid dosis tunggal 0,75 mg/kgBB atau 45 mg basa selama 14 hari.
Sediaan: Primakuin (tab 15 mg (sbg. Fosfat) )
SULFADOKSIN + PIRIMETAMIN
(FANSIDAR)

I: Efektif untuk P.falciparum resisten klorokuin.


KI: Gangguan fungsi ginjal/hati/darah, hamil dan menyusui, anak < 2 bulan.
Peringatan: Tidak untuk profilaksis penggunaan jangka panjang. Hentikan obat bila
timbul batuk atau sesak napas berat.
ES: Infiltrat paru (alvolitis alergi atau eosinofilik), reaksi kulit: eritema multiforme,
SSJ, nekrolisis epidermal toksik.
Dosis: Tablet kombinasi 500 mg sulfadoksin + 25 mg pirimetamin. Dosis tunggal per
oral: 3 tablet dewasa / anak BB > 45 kg; 2 tablet anak BB 31-45 kg; 1 ½ tablet anak
BB 21-30 kg; 1 tablet anak BB 11-20 kg; ½ tablet anak BB 5-10 kg. Serangan akut
malaria falciparum tanpa komplikasi: 3 tablet dosis tunggal setelah diberikan kina 3 x
650 mg/hari selama 3-7 hari.
Sediaan: Komb : Sulfadoxine + Pyrimethami, Plasmodin (Antimalaria DOEN
Kombinasi :
a.Pirimetamin 25mg
b.Sulfadoksin 500mg
1. tab)

5.15 OBAT ANTI AMUBA

METRONIDAZOL

F kinetik: Kadar plasma bertahan lama pada gangguan fungsi hati.


F dinamik: Antimikroba.
I: Infeksi protozoa, infeksi anaerob termasuk pada gigi, eradikasi Helicobacter pylori.
KI: Kehamilan dan menyusui.
Peringatan: Hati-hati pada penyakit SSP. Dosis disesuaikan pada penyakit hati/ginjal
berat.
ES: Yang sering: Mual, sakit kepala, mulut kering, rasa kecap logam pada mulut.
Yang jarang: muntah, diare, insomnia, kelelahan, pusing, rash, sariawan, disuria, urin
berwarna gelap, vertigo, parestesia, neurtropenia. Yang berat dan jarang: pankreatitis
dan toksisitas SSP (ataksia, ensefalopati, kejang).
IO: Bersama makanan akan menurunkan efek iritasi saluran cerna. Menimbulkan
mual dan muntah jika dikonsumsi bersama alkohol selama terapi, memperbesar efek
antikoagulan tipe kumarin. Fenitoin dan fenobarbital akan mempercepat eliminasi
metronidazol, simetidin menurunkan bersihan plasma. Penggunaan bersama litium
akan menimbulkan toksisitas.
Dosis: Oral: amubiasis intestinal invasif, 800 mg tiap 8 jam selama 5 hari. Anak 1-3
tahun, 200 mg tiap 8 jam; 3-7 tahun, 200 mg tiap 6 jam; 7-10 tahun, 200-400 mg tiap
8 jam. Amubiasis ekstra instestinal (termasuk abses hepar) dan pembawa kista amuba
asimtomatik, 400-800 mg tiap 8 jam selama 5-10 hari. Anak 1-3 tahun, 100-200 mg
tiap 8 jam; 3-7 tahun, 100-200 mg tiap 6 jam; 7-10 tahun, 200-400 mg tiap 8 jam.
Trikomoniasis urogenital: 200 mg tiap 8 jam selama 7 hari atau 400-500 mg tiap 12
jam selama 7 hari; atau 800 mg pagi hari dan 1,2 g malam hari selama 2 hari; 2 g
dosis tunggal. Anak 1-3 tahun, 50 mg tiap 8 jam selama 7 hari; 3-7 tahun, 100 mg
tiap 12 jam; 7-10 tahun, 100 mg tiap 8 jam.
Giardiasis: 2 g/hari selama 3 hari atau 500 mg dua kali sehari selama 1-10 hari. Anak
1-3 tahun, 500 mg/hari selama 3 hari; 3-7 tahun, 600-800 mg/hari; 7-10 tahun, 1
gram/hari.
Infeksi anaerob: (biasanya selama 7 hari). Oral, dosis awal 800 mg, kemudian 400 mg
tiap 8 jam atau 500 mg tiap 8 jam. Rektal, 1 g tiap 8 jam selama 3 hari, kemudian 1
gram tiap 12 jam. Infus IV 500 mg tiap 8 jam. Anak, untuk semua cara pemberian 7,5
mg/kgBB tiap 8 jam.
Infeksi gigi akut: oral, 200 mg tiap 8 jam selama 3-7 hari.
Profilaksis bedah: oral, 400 mg tiap 8 jam dimulai 24 jam sebelum operasi,
dilanjutkan sesudah operasi secara IV atau rektal sampai pemberian oral dapat
dilakukan lagi. Anak 7,5 mg/kgBB tiap 8 jam. Rektal 1 gram tiap 8 jam. Anak 125-
250 mg tiap 8 jam. IV 500 mg beberapa saat sebelum operasi, kemudian tiap 8 jam
sampai pemberian oral bisa dilakukan.
Sediaan: Metronidazol (tab 250 mg)
Metronidazol, Grafazol, Omenizol (tab 500 mg)
Farizol, Omenizol (sir. 125 mg/5 ml, btl 60 ml)
Novamet, Metronidazol, Diazole (lar Infus 5 mg/ml, btl 100 ml)
Vagizolovula, Vagistin (ovula 500 mg)

5.16 INFEKSI CACING DAN FILARIA

MEBENDAZOL

Absorbsi meningkat bersama makanan berlemak.


I: Cacing gelang, cacing kremi, cacing tambang, cacing cambuk, T. Trichiura,
Trichostrongylus.
KI: hamil trismester 1, menyusui, anak < 1 tahun.
ES: Diare, iritasi lambung. Dosis tinggi pada penyakit hidatid dengan gejala alergi,
neutropenia reversibel, nyeri muskuloskletal, demam, nyeri akut daerah kista.
IO: Karbamazepin menurunkan efektivitas. Simetidin meningkatkan kadar plasma.
Dosis: Infeksi cacing kremi, dosis 1x 100 mg, diulang pada minggu ke 2 dan 4
Ascaris lumbricoides, T. Trichiura, Trichostrongylus, cacing tambang: dosis
dewasa dan anak > 2 tahun: 2 x 100 mg/ hari selama 3 hari. Terapi diulang dalam 2-3
minggu.
Penyakit hidatid: Dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis selama 3 bulan
Trichinosis dosis awal 600 mg, naik perlahan selama lebih 3 hari sampai 1200-1500
mg selama 10 hari
Taeniasis: Dosis 2x 300 mg/hari selama 3 hari
Visceral larva migran: Dosis 200-400 mg terbagi dalam 5 hari
Sediaan: Mebendazol (500 mg)

ALBENDAZOL

I: Askariasis, Trikuriasis, Strongilodiasis, cacing tambang, Sistiserkosis, penyakit


hidatid oleh Echinococcus granulosus, bersama DEC untuk pengobatan massal
filariasis.
KI: Ulkus saluran cerna, wanita hamil, menyusui, anak < 2 tahun, penderita sirosis
hepatis.
Peringatan: Gunakan kontrasepsi hormonal sampai 1 bulan sesudah pengobatan.
ES: sakit kepala, pusing. Penyakit hidatid: Alopesia, leukopenia reversibel
peningkatan kadar aminotransferase reversibel, gangguan saluran cerna.
IO: Bersama lemak absorbsi 4x lebih cepat. Steroid meningkatkan kadar albendazol.
Dosis: Dosis anak > 2 tahun dan dewasa: 400 mg dosis tunggal. Cacing kremi:
diulang sesudah 2 minggu. Askariasis berat: diulang sesudah sesudah 2-3 hari.
Strongiloidiasis: 2x400 mg/ hari selama 7-14 hari, diberikan bersama makanan.
Neurosistiserkosis: dosis 15 mg/kgBB selama 30 hari
Infeksi lain: Cutaneus larva migran: dosis 2x200 mg/hari selama 3-5 hari;
Trichinosis: dosis 2x400 mg/hari selama 15 hari
Kombinasi DEC: program WHO eliminasi global filariasis limfatik: DEC 6 mg/kgBB
+ albendazol tunggal 400 mg satu kali setahun.
Sediaan: Albendazol (400 mg)

PIRANTEL PAMOAT

I: Infeksi cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang, Trichostrongilus.


KI: Kehamilan, anak < 2 tahun, gangguan hati.
Peringatan: Orang yang berdekatan infeksi parasit diberikan pirantel pamoat kepada
sekitarnya.
ES: Mual, muntah, diare, kram perut, pusing, mengantuk, sakit kepala, insomnia,
kulit kemerahan serta demam.
Dosis: Tablet 125 mg dan 250 mg, sirup 50 mg/ml. Dosis standar 10 mg/kgBB
maksimal 1 gram. Enterobius vermicularis dosis tunggal, diulang 2 dan 4 minggu.
Ascariasis lumbricoides dosis tunggal, diulang 2 minggu. Infeksi berat cacing
tambang dosis 20 mg/kgBB tunggal selama 2 hari. Pengobatan massal Ascariasis
lumbricoides 2,5 mg/kgBB dosis tunggal.
Sediaan: Phyrantel (125 mg)

DIETIL KARBAMAZIN (DEC)

F kinetik: Obat diberi sesudah makan.


I: Mikrofilaria dan bentuk dewasa Loa loa, Wucheria brancrofti, Brugia malayi.
KI: Hipertensi, penyakit ginjal, malaria, limfangitis.
Peringatan: Hentikan pengobatan jika gangguan serebral.
ES: Sakit kepala, malaise, mengantuk, mual dan muntah. Pada infeksi berat dapat
terjadi reaksi.
IO: Albendazol meningkatkan efek DEC.
Dosis: Wuchereria brancrofti, Brugia malayi, Brugia timori, Loa loa: 3x2 mg/ kgBB/
hari sebelum makan 10-30 hari mulai dosis rendah ditingkatkan.
Diberi antihistamin dan kortikosteroid bila alergi terhadap mikrofilaria yang mati adal
reaksi alergi. Untuk profilaksis: 300 mg/minggu (loiasis), WHO untuk eliminasi
massal: DEC 6 mg/kgBB + albendazol 400 mg/1x setahun.
Sediaan: Dietilkarbamazin (100 mg)
BAB 6
SISTEM ENDOKRIN

6.1 INSULIN

INSULIN REGULER SOLUBEL

F kinetik: Mula kerja 30 menit, mencapai puncak dalam 2-3 jam setelah penyuntikan
SK, masa kerja 5-8 jam. Pada penyuntikan IV, masa kerja 30 menit. Disuntikkan 15-
30 menit sebelum makan.
F dinamik: Efek anaboliknya perangsangan, penggunaan dan penyimpanan glukosa,
asam amino, dan asam lemak intrasel. Efek katabolismenya adalah pemecahan
glikogen. Insulin menghambat pemecahan lemak dan protein.
I: Keadaan darurat diabetes (ketoasidosis diabetik, pembedahan).
Peringatan: Sesuaikan dosis pada gangguan ginjal, hati dan endokrin; serta celiac
disease, ibu menyusui.
IO: Salisilat, penghambat MAO, penghambat adrenoseptor beta, anabolik steroid dan
fenfluramin meningkatkan potensi efek hipoglikemik.
ES: Udema sementara, reaksi lokal dan hipertrofi lemak pada injeksi SK. Kelebihan
dosis menyebabkan hipoglikemia.
Dosis: Cara pemberian (SK, IM, IV) disesuaikan dengan kebutuhan. Kebutuhan rata-
rata insulin 0,6-0,7 U/kgBB/hari; pasien obesitas membutuhkan dosis 2 U/kgBB/hari.
Pra/pasca pembedahan: Malam hari sebelum pembedahan, berikan injeksi insulin
seperti biasa. Pada hari saat pembedahan, berikan infus glukosa 5% atau 10% IV
yang mengandung kalium klorida 10 mmol/L (diberikan pada pasien yang tidak
hiperkalemia), kecepatan pemberian 125 ml/jam. Buat larutan insulin 1 unit/ml dalam
larutan natrium klorida 0,9% dan berikan IV menggunakan syringe secara “piggy
backed”.
Kecepatan infus insulin secara normal:
- glukosa darah < 4 mmol/liter, diberikan 0,5 unit/jam
- glukosa darah 4-15 mmol/liter, diberikan 2 unit/jam
- glukosa darah 15-20 mmol/liter, diberikan 4 unit/jam
- glukosa darah > 20 mmol/liter, dikaji dahulu
- pasca pembedahan: beri insulin subkutan sebelum sarapan
Sediaan:
ANALOG HUMAN INSULIN (INSULIN ASPART, INSULIN GLULISINE,
INSULIN LISPRO)

F kinetik: Mula kerja 15 menit, mencapai puncak dalam 0,5-1,5 jam, masa kerja 2-5
jam.
I: DM
Peringatan: Sesuaikan dosis pada gangguan ginjal, hati dan endokrin; serta celiac
disease, ibu menyusui.
IO: Salisilat, penghambat MAO, penghambat adrenoseptor beta, anabolik steroid dan
fenfluramin meningkatkan potensi efek hipoglikemik.
ES: Udema sementara, reaksi lokal dan hipertrofi lemak pada injeksi SK. Kelebihan
dosis menyebabkan hipoglikemia. Hipoglikemia lebih jarang terjadi dibandingkan
pada insulin reguler soluble.
Dosis: Injeksi SK segera sebelum makan atau jika diperlukan secepatnya setelah
makan, sesuai kebutuhan. Preparat ini membantu pasien yang mudah mengalami
hipoglikemia sebelum makan siang dan mereka yang lambat makan malam dan
mudah mengalami hipoglikemia nokturnal.
Sediaan:

INSULIN KERJA SEDANG DAN LAMA

INSULIN GLARGIN (REKOMBINAN INSULIN HUMAN-KERJA


PANJANG)

F kinetik: Mula kerja 2-5 jam, masa puncak 5-24 jam, masa kerja 18-24 jam.
I: DM.
IO: Lihat insulin reguler soluble.
ES: Gangguan penglihatan sementara; yang jarang terjadi yaitu reaksi antibodi
terhadap insulin, retensi natrium, udema, bronkospasme, penurunan tekanan darah,
dan syok; reaksi alergi berat yang mengancam nyawa dapat terjadi pada kondisi
tertentu.
Dosis: Diberikan SK berdasarkan penetapan secara individu satu kali sehari. Tidak
boleh diberikan secara IV.
Sediaan:
INSULIN ISOPHANE-KERJA SEDANG

F kinetik: Mula kerja 1-2 jam, puncak 6-12 jam, masa kerja 18-24 jam.
I: DM.
Peringatan: Lihat insulin reguler soluble.
IO: Lihat insulin reguler soluble.
Dosis: Suntikan SK sesuai kebutuhan. Dapat diberikan 2 kali/hari sesuai kebutuhan.
Sediaan:

6.2 ANTI DIABETIK ORAL

SULFONILUREA

GLIBENKLAMID

F kinetik: Mula kerja cepat, masa kerja 15 jam.


F dinamik: Merangsang sekresi insulin di pankreas.
I: DM tipe 2.
Peringatan: Tidak boleh diberi secara tunggal pada penderita diabetes tipe I, diabetes
berat, dan pasien yang mendapat diuretik tiazid.
IO: Meningkatkan resiko hipoglikemik jika diberi bersama insulin, alkohol,
fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolik
steroid, fenfluramin dan klofibrat.
KI: Gangguan hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
ES: Mual, muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati (cholestatic jaundice,
hepatitis, gagal fungsi hati), reaksi hipersensitivitas, gangguan darah: leukopeni,
trombositopeni, agranulositosis, pansitopeni, anemia hemolitik dan anemia aplastik.
Dosis: Dosis awal 1 x 5 mg segera setelah makan pagi, dosis lanjut 2,5 mg/hari
disesuaikan dengan respon, dosis maksimal. 15 mg sehari.
Sediaan: Glibenklamide, Glibenclamide, Prodiabet, Padonil, Renabetic (tab 5 mg)
GLIKALIZID

F kinetik: Absorbsi baik melalui usus, mula kerja cepat.


F dinamik: Merangsang sekresi insulin di pankreas.
I: DM tipe 2.
Peringatan: Tidak boleh diberi secara tunggal pada penderita diabetes tipe I, diabetes
berat, dan pasien yang mendapat diuretik tiazid.
IO: Meningkatkan resiko hipoglikemik jika diberi bersama insulin, alkohol,
fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolik
steroid, fenfluramin dan klofibrat.
KI: Gangguan hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
ES: Mual, muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati (cholestatic jaundice,
hepatitis, gagal fungsi hati), reaksi hipersensitivitas, gangguan darah: leukopeni,
trombositopeni, agranulositosis, pansitopeni, anemia hemolitik dan anemia aplastik.
Dosis: Dosis awal 1 x 40-80 mg/hari diberikan bersama sarapan; dapat ditingkatkan
menjadi 160 mg/hari. Dosis lebih tinggi diberikan terbagi; maksimal 240 mg/hari.
Sediaan: Gored, Glicab, Glidabet, Glikamel, Glucodex (tab 80 mg)

GLIPIZID

F kinetik: Absorpsi baik melalui usus, masa kerja > 12 jam.


F dinamik: Merangsang sekresi insulin di pankreas.
I: DM tipe 2.
Peringatan: Tidak boleh diberi secara tunggal pada penderita diabetes tipe I, diabetes
berat, dan pasien yang mendapat diuretik tiazid.
IO: Meningkatkan resiko hipoglikemik jika diberi bersama insulin, alkohol,
fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolik
steroid, fenfluramin dan klofibrat.
KI: Gangguan hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
ES: Mual, muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati (cholestatic jaundice,
hepatitis, gagal fungsi hati), reaksi hipersensitivitas, gangguan darah: leukopeni,
trombositopeni, agranulositosis, pansitopeni, anemia hemolitik dan anemia aplastik.
Dosis: Dosis awal 2,5 – 5 mg sehari, maksimal 20 mg/hari. Dapat diberikan sebagai
dosis tunggal sampai 15 mg. Diberikan segera sebelum makan pagi atau makan siang.
Sediaan: Glyzid (tab 5 mg)
GLIKUIDON

F kinetik: Absorbsi baik melalui usus.


F dinamik: Merangsang sekresi insulin di pankreas.
I: DM tipe 2.
Peringatan: Tidak boleh diberi secara tunggal pada penderita diabetes tipe I, diabetes
berat, dan pasien yang mendapat diuretik tiazid.
IO: Meningkatkan resiko hipoglikemik jika diberi bersama insulin, alkohol,
fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolik
steroid, fenfluramin dan klofibrat.
KI: Gangguan hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
ES: Mual, muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati (cholestatic jaundice,
hepatitis, gagal fungsi hati), reaksi hipersensitivitas, gangguan darah: leukopeni,
trombositopeni, agranulositosis, pansitopeni, anemia hemolitik dan anemia aplastik.
Dosis: Dosis awal 15 mg/hari, diberikan sebelum makan pagi; dapat diberikan hingga
2 atau 3 x 45-60 mg/hari. Dosis maksimal pemberian tunggal 60 mg, dosis total
maksimal harian 180 mg.
Sediaan: Fordiab, Lodem, Glidiab, Glurenorm (tab 30 mg)

GLIMEPIRID

F kinetik: Absorbsi baik melalui usus.


F dinamik: Merangsang sekresi insulin di pankreas.
I: DM tipe 2.
Peringatan: Tidak boleh diberi secara tunggal pada penderita diabetes tipe I, diabetes
berat, dan pasien yang mendapat diuretik tiazid.
IO: Meningkatkan resiko hipoglikemik jika diberi bersama insulin, alkohol,
fenformin, sulfonamid, salisilat dosis besar, fenilbutazon, oksifenbutazon,
probenezid, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, anabolik
steroid, fenfluramin dan klofibrat.
KI: Gangguan hati, gagal ginjal, porfiria, ketoasidosis, kehamilan dan menyusui.
ES: Mual, muntah, diare, konstipasi, gangguan fungsi hati (cholestatic jaundice,
hepatitis, gagal fungsi hati), reaksi hipersensitivitas, gangguan darah: leukopeni,
trombositopeni, agranulositosis, pansitopeni, anemia hemolitik dan anemia aplastik.
Dosis: Dosis awal 1-2 mg/hari; dosis pemeliharaan 1-4 mg/hari; maksimal 8 mg/hari.
Diberikan sebagai dosis tunggal, sebelum sarapan. Sediaan dalam bentuk tablet 1 mg,
2 mg, 3 mg, dan 4 mg.
Sediaan: Glimepiride, Mepirilid, Diaversa, Mapryl, Glimepiride, Actaryl, Metrix,
Solosa (tab 1 mg)
Glimepiride, Mepirilid, Diaversa, Mapryl, Glimepiride, Actaryl, Relide 2, Solosa (tab
2 mg)
Glimepiride, Norizec, Glimepiride, Actaryl, Solosa (tab 3 mg)
Relide 4, Glimepiride, Actaryl, Solosa (tab 4 mg)

BIGUANID

METFORMIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Menurunkan glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di


jaringan.
I: DM, pilihan pertama pada pasien dengan berat badan berlebih.
Peringatan: Hentikan sebelum pembedahan dan ganti dengan insulin. Periksa fungsi
ginjal sebelum atau sekali setahun selama pengobatan.
KI: Gangguan fungsi ginjal, ketoasidosis, baru mengalami infark miokard, gangguan
hati, menggunakan kontras media yang mengandung iodine, anastesi umum, hamil,
menyusui.
ES: Anoreksia, mual, muntah, diare, nyeri perut, rasa logam, asidosis laktat,
penurunan penyerapan vitamin B12, eritema pruritus, urtikaria dan hepatitis.
Dosis: Dosis awal 1 x 500 mg/hari setelah sarapan (diberikan minimal 1 minggu),
lanjutkan dengan 2 x 500 mg/hari setelah makan (minimum 1 minggu), lanjutkan
dengan 3 x 500 mg/hari setelah makan. Dosis maksimal 2 gram/hari dalam dosis
terbagi.
Sediaan: Omeglucophage, Glikos, Gludepatic, Metformin, Glucotika, Gliformin (tab
500 mg)
Metformin, Gliformin, Glucotika (tab 850 mg)

ANTIDIABETIK LAIN

AKARBOSA

F dinamik: Menghambat alfa-glukosidase sehingga memperlambat dan menghambat


penyerapan karbohidrat.
I: DM yang tidak dapat diatur hanya dengan diet.
Peringatan: Monitor fungsi hati.
IO: Meningkatkan efek hipoglikemia insulin dan sulfonilurea jika diberikan bersama.
KI: Wanita hamil, menyusui, anak dan remaja kurang dari 18 tahun, obstruksi usus
halus sebagian, gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, hernia, riwayat bedah
abdomen.
ES:Flatulens, diare, perut kembung dan nyeri, mual, reaksi pada kulit, gangguan hati.
Dosis: Dosis awal 3 x 50 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 3 x 100 mg/hari,
maksimal 3 x 200 mg/hari. Tablet dikunyah bersama satu suapan pertama makanan
atau ditelan utuh dengan sedikit air segera sebelum makan.
Sediaan: Eclid, Glucobay (tab 50 mg, tab 100 mg)

PIOGLITAZON

F dinamik: Menurunkan resistensi insulin perifer.


I: DM tipe 2 tunggal atau kombinasi dengan metformin atau sulfonilurea.
Peringatan: Monitor fungsi hati; penyakit jantung; ganti dengan insulin saat akan
operasi. Pemakai kontrasepsi dapat hamil.
KI: Gangguan hati, riwayat gagal jantung, kombinasi dengan insulin (resiko gagal
jantung), kehamilan, menyusui.
ES: Gangguan saluran cerna, peningkatan berat badan, udema, anemia, sakit kepala,
gangguan penglihatan, pusing, atralgia, hipestesia, hematuria, impoten, hipoglikemia
jarang, lemah, insomnia, vertigo, berkeringat, mempengaruhi kadar lemak darah,
proteinuria, hepatotoksik.
Dosis: Dosis awal 1 x 15-30 mg/hari. Dapat ditingkatkan menjadi 1x 45 mg/hari
sesuai respon.
Sediaan: Actos/Pioglitazone TI, Deculin, Pionix (tab 15 mg, tab 30 mg)

6.3 ANTIHIPOGLIKEMI

GLUKAGON

F dinamik: Mengubah glikogen yang disimpan di hati.


I: Hipoglikemia yang di induksi oleh insulin, membantu diagnostik, keracunan beta
bloker.
Peringatan: Insomnia, glukagonoma, tidak efektif pada hipoglikegenemia kronik,
kelaparan dan kekurangan adrenalin.
KI: Feokromositoma
ES: Mual, muntah, nyeri perut, hipokalemia, hipotensi, reaksi hipersensitivitas
(jarang).
Dosis: Hipoglikemik Dewasa, anak > 8 tahun atau BB > 25 kg 1 mg SK/IM/IV;
anak < 8 tahun atau BB < 25 kg 0,5 mg SK/IV/IM. Keracunan beta bloker Dewasa
50-150 mcg/kgBB dalam larutan laktosa, diberikan secara IV. Bila respon kurang
baik, dosis dapat diulang atau diberikan secara infus.
Sediaan:

6.4 HORMON TIROID

NATRIUM LEVOTIROKSIN (GARAM TIROKSIN)

I: Hipotiroid.
Peringatan: Panhipopituarisme atau predisposisi insufiensi adrenal, lansia, penyakit
jantung, hipotiroid dalam jangka lama, diabetes insipidus, DM, kehamilan dan
menyusui.
KI: Tirotoksikosis.
ES: Nyeri angina, aritmia, palpitasi, kram otot skelet, takikardi, diare, muntah,
tremor, gelisah, bergairah, insomnia, sakit kepala, muka merah, berkeringat, demam,
intoleransi terhadap panas, berat badan menurun drastis, lemah.
Dosis: Dewasa dosis awal 50-500 mcg/hari, diberikan sebelum sarapan; dosis
ditingkatkan tiap 3-4 minggu sesuai respon. Pasien dengan penyakit jantung dosis
awal 25 mcg/hari atau 50 mcg secara bergantian dinaikkan 25 mcg secara bertahap
tiap 4 minggu, sesuai respon. Hipotiroidisme bawaan, miksedema juvenile,
neonatus dosis awal 5-10 mcg/kgBB/hari dinaikkan 25 mcg tiap 2-4 minggu sampai
gejala toksik ringan muncul kemudian dosis diturunkan bertahap.
Sediaan: Euthyrox (tab 0,1 mg)

6.5 ANTITIROID

KARBAMIZOL

I: Hipertiroid
Peringatan: Gangguan hati, kehamilan, menyusui
ES: Muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, nyeri
sendi, miopati, alopesia, supresi sumsum tulang (pansitopenia dan agranulositosis),
ikterik
Dosis: Dewasa Dosis awal 15-40 mg/hari (4-8 minggu), dosis pemeliharaan 5-15
mg/hari (12-18 bulan); anak dosis awal 250 mcg/kgBB dalam 3 dosis terbagi.
Sediaan: Neo-Mercazole (tab 5 mg)
PROPILTIOURASIL

F kinetik: Waktu paruh 75 menit, ikatan dengan protein plasma 75 %, daya tembus
sawar plasenta rendah, jumlah yang disekresikan dalam ASI sedikit.
F dinamik: Menghambat enzim peroksidase sehingga oksidasi ion yodida dan gugus
yodotirosin terganggu, juga menghambat deyodinasi tiroksin menjadi triyodotironin
di jaringan perifer.
I: Hipertiroid.
Peringatan: Gangguan hati, kehamilan, menyusui, gangguan ginjal.
ES: Muntah, gangguan pencernaan ringan, sakit kepala, ruam kulit, pruritus, nyeri
sendi, miopati, alopesia, supresi sumsum tulang (pansitopenia dan agranulositosis),
jaundice, leukopenia, kutaneus vaskulitis, trombositopenia, anemia aplastik,
hipoprotombinemia, hepatitis, ensefalopati, nekrosis hati, nefritis, gejala seperti lupus
eritematosus.
Dosis: Dosis awal 200-400 mg/hari, dosis pemeliharaan 50-150 mg/hari.
Sediaan: Propiltiourasil (tab 100 mg)

TIAMAZOL

I: Hipertiroid, persiapan pemberian radio yodium pada pasien hipertiroid, persiapan


operasi hipertiroid.
Peringatan: Kehamilan; monitor kadar TSH; monitor pasien dengan kelainan fungsi
sumsum tulang; sesuaikan dosis pada gangguan fungsi hati.
KI: Hipersensitivitas; menyusui
ES: Reaksi alergi kulit, mual, muntah, nyeri epigastrik, atralgia, parastesia,
kehilangan indera pengecap, rambut rontok, mialgia, sakit kepala, pruritus,
mengantuk, neuritis, edema, vertigo, pigmentasi kulit, ikterus, dan gangguan pada
indera pengecap; gangguan darah, parotitis peradangan pembuluh darah dan saraf,
gangguan sensitifitas, SLE, sindrom autoimun insulin; diduga dapat menyebabkan
karsinogenesis, mutagenesis, dan gangguan kesuburan.
Dosis: Dewasa kasus ringan 2 x 10 mg/hari, kasus berat 2 x 20 mg/hari (selama 3-8
minggu); dosis pemeliharaan 5-20 mg/hari. Anak 0,3-0,5 mg/hari, dosis
pemeliharaan 0,2-0,3 mg/kgBB/hari, dibutuhkan pengobatan tambahan dengan
hormon tiroid. Wanita hamil: 2,5-10 mg/hari, pengobatan tanpa penambahan
hormon tiroid.
Sediaan: Thyrozol (tab 5 mg)
6.6 KORTIKOSTEROID

DEKSAMETASON

F kinetik: Masa kerja panjang, waktu paruh 36-72 jam


F dinamik: Aktivitas glukokortikoid sangat tinggi, aktivitas mineralokortikoid
sangat rendah, tidak ada retensi natrium.
I: Supresi inflamasi dan gangguan alergi; Cushing disease, hiperplasia adrenal
kongenital; edema serebral yang berhubungan dengan kehamilan; batuk yang disertai
sesak nafas; penyakit reumatik; udema serebral atau peningkatan tekanan intrakranial
akibat keganasan, sebagai terapi tambahan pada penanganan gawat darurat dengan
adrenalin.
Peringatan: Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek glukokortikoid
yang berlebihan. Supresi adrenal dan infeksi, anak, remaja, lanjut usia, diperlukan
pengawasan terus menerus jika ada riwayat TBC atau ada perubahan X- ray,
hipertensi, infark miokard, gagal jantung kongestif, gagal hati, gangguan ginjal, DM
(termasuk riwayat keluarga), osteoporosis, glaukoma, perforasi kornea, epilepsi,
tukak lambung, hipotiroid, riwayat steroid miopati, kehamilan dan menyusui.
KI: Infeksi sistemik, hindari pemberian vaksin virus hidup pada pemberian dosis
imunosupresif
ES: Iritasi saluran cerna, pankreatitis akut, ulkus esofagus, ulserasi esofagus dan
kandidiasis, miopati proksimal, osteoporosis, patah tulang, vaskular osteonekrosis,
tendon ruptur, haid tidak teratur, amenorea, Cushings syndrome, hirsutism, berat
badan meningkat, keseimbangan nitrogen dan kalsium negatif, memperberat infeksi,
euforia, adiksi/ketergantungan, depresi, insomnia, meningkatkan tekanan intrakranial,
psikosis, memperburuk skizofrenia, glaukoma, papiledema, katarak suprakapsular
posterior, menipisnya kornea atau sklera dan eksaserbasi infeksi virus mata atau
penyakit jamur, atau atropi kulit, menimbulkan luka memar, striae, talangiektasis,
jerawat, ruptur jantung, infark jantung, leukositosis, reaksi hipersensitif,
tromboembolisme dan cegukan.
Dosis: Oral Dewasa 0,5-10 mg/hari; anak 10-100 mcg/kgBB/hari. IM/IV lambat
atau infus dewasa 0,5-24 mg/hari; anak 200-400 mcg/kgBB/hari. Udema serebral
yang berhubungan dengan kehamilan: awal 10 mg IV, 4 mg IM selama 2-4 hari,
tappering off setelah 5-7 hari. Pengobatan pendukung pada meningitis: dewasa 10
mg IV tiap 6 jam selama 4 hari; anak 150 mcg/ kgBB tiap 6 jam selama 4 hari
Sediaan: Deksametason, Lanadexon, Dexametazone, Etason, Dexamethasone,
Deksametason (tab 0,5 mg)
Deksametason (inj 5 mg/ ml)
METILPREDNISOLON

F kinetik: Masa kerja 12-36 jam (sedang).


I: Supresi inflamasi dan gangguan alergi; edema serebral dihubungkan dengan
keganasan, penyakit rematik.
Peringatan: Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek glukokortikoid
yang berlebihan. Supresi adrenal dan infeksi, anak, remaja, lanjut usia, diperlukan
pengawasan terus menerus jika ada riwayat TBC atau ada perubahan X- ray,
hipertensi, infark miokard, gagal jantung kongestif, gagal hati, gangguan ginjal, DM
(termasuk riwayat keluarga), osteoporosis, glaukoma, perforasi kornea, epilepsi,
tukak lambung, hipotiroid, riwayat steroid miopati, kehamilan dan menyusui.
Pemberian dosis besar secara IV dihubungkan dengan kejadian kolaps jantung.
KI: Infeksi sistemik, hindari pemberian vaksin virus hidup pada pemberian dosis
imunosupresif.
ES: Iritasi saluran cerna, pankreatitis akut, ulkus esofagus, ulserasi esofagus dan
kandidiasis, miopati proksimal, osteoporosis, patah tulang, vaskular osteonekrosis,
tendon ruptur, haid tidak teratur, amenorea, Cushings syndrome, hirsutism, berat
badan meningkat, keseimbangan nitrogen dan kalsium negatif, memperberat infeksi,
euforia, adiksi/ketergantungan, depresi, insomnia, meningkatkan tekanan intrakranial,
psikosis, memperburuk skizofrenia, glaukoma, papiledema, katarak suprakapsular
posterior, menipisnya kornea atau sklera dan eksaserbasi infeksi virus mata atau
penyakit jamur, atau atropi kulit, menimbulkan luka memar, striae, talangiektasis,
jerawat, ruptur jantung, infark jantung, leukositosis, reaksi hipersensitif,
tromboembolisme dan cegukan.
Dosis: Oral dewasa 2-40 mg/hari; IM/IV lambat atau infus 10-500 mg/hari. Reaksi
penolakan pencangkokan dapat diberi sampai 1 g/hari melalui infus selama 3 hari.
Anak: sehari 0,4-1,6 mg/kgBB.
Sediaan: Methylprednisolone, Metil Prednisolon, Rhemafar, Lexcomet, Ometilson,
Tison, Toras (tab 4 mg)
Methylprednisolone, Metil Prednisolon (tab 8 mg)
Methylprednisolone, Metil Prednisolon, Nichomedson (tab 16 mg)
Methylprednisolone, Solumedrol (inj.125 mg/2ml, vial)
PREDNISON

I: Alergi, peradangan dan penyakit lain yang membutuhkan pengobatan dengan


glukokortikoid.
KI: Hipersensitif, tukak peptik, tuberkulosis aktif, osteoporosis, gangguan syaraf,
gangguan ginjal, jantung; infeksi fungi sistemik, herpes simplek okuler.
Dosis: Dewasa: 1-4 kaplet/hari. Anak: sehari 1-2 mg/kgBB dalam 3-4 dosis terbagi.
Sediaan: Prednison, Nufapredson, Prednison (tab 5 mg)

TAMBAHAN

BROMOKRIPTIN

F dinamik: Merangsang reseptor dopamin pada otak menghambat pelepasan


prolaktin oleh hipofisis.
I: Supresi laktasi, galaktore, prolaktinoma, akromegali, clinical benign breast
disease
Peringatan: Evaluasi hipofisis dan ginekologis selama pengobatan. Hipotensi dapat
sangat mengganggu pada hari pertama pengobatan, hati-hati pada pengemudi dan
operator alat berat.
KI: Toksemia gravidarum, hipertensi pada wanita pasca persalinan
ES: Mual, muntah, konstipasi, sakit kepala, pusing, vasospasme jari kaki dan tangan
khususnya pada pasien penyakit Raynaud; pada dosis tinggi terjadi bingung,
halusinasi, perangsangan psikomotor, mulut kering, kram tungkai, efusi pleura.
Dosis: Prolaktinoma dan akromegali dosis awal 1-1,25 mg menjelang tidur,
ditingkatkan menjadi 5 mg setiap 6 jam. Clinical benign breast disease (nyeri
payudara terutama menjelang haid): 1-1,25 mg menjelang tidur, ditingkatkan menjadi
2 x 2,5 mg/hari. Galaktore 1-1,25 mg menjelang tidur, ditingkatkan menjadi 7,5 mg
dalam beberapa kali pemberian. Supresi laktasi 2,5 mg/hari pada hari pertama (untuk
mencegah) atau selama 2-3 hari per hari selama 14 hari.
Sediaan: Bromocriptine (tab. 2,5 mg)
BAB 7
OBSTETRI-GINEKOLOGI

7.1 PROSTAGLANDIN DAN ANTIPROSTAGLANDIN

METILERGOMETRIN MALEAT (METHERGIN)

I: Pencegahan dan penghentian perdarahan pasca persalinan


KI: Kala 1 dan 2 persalinan, penyakit jantung berat, sepsis, hipertensi berat,
eklampsia
Peringatan: Riwayat penyakit jantung, paru, hati, ginjal, porfiria, kehamilan ganda
dan multipara.
ES: Mual, muntah, sakit kepala, pusing, tinitus, nyeri dada, nyeri perut, palpitasi,
dispneu, bradikardia, hipertensi, vasokontriksi, stroke, infark miokard, edema paru.
Dosis: Kala 3 persalinan 0,1-0,2 mg (0,5-1 ml) IM. Atoni uteri IM , sectio caesaria
1 ml IM setelah mengeluarkan bayi, perdarahan pada masa nifas 0,5-1 ml IM.
Sediaan: Metherinal (tab salut 0,125 mg ( Maleat ))
Metilergometrin, Pospargin, Myomergin (inj 0,200 mg/ml, amp @ 1 ml)

SALURAN KEMIH

7.3 ANTISEPTIK SALURAN KEMIH

ASAM PIPEMIDAT

I: Infeksi saluran kemih


KI: Anak, wanita hamil
Sediaan: Urinter, Urixin (kaps 400 mg)

7.4 RELAKSAN SALURAN KEMIH/OBAT PROSTAT

TERASOZIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Merelaksasi otot pada hiperplasia prostat yang jinak, mengakibatkan


peningkatan aliran kemih dan perbaikan gejala obstruksi.
I: Gangguan berkemih pada hipertrofi prostat jinak hipertensi
KI: Riwayat hipotensi ortostatik
Peringatan: Bila terjadi hipertensi ortostatik beberapa jam setelah minum obat,
pasien harus berbaring sampai gejala hilang, hati-hati pemakaian pada lansia, gagal
hati/ginjal. Tidak boleh mengemudi/mengoperasikan mesin. Hati-hati pada
kehamilan.
ES: Sakit kepala, peningkatan berat badan, parastesi, dispneu, trombositopenia, nyeri
punggung, nyeri pada anggota gerak, asthenia, mengantuk, penglihatan kabur,
rhinitis, takikardi, hipotensi ortostatik, sinkop, gangguan ereksi, depresi, diare,
konstipasi, mual, muntah, mulut kering, ruam, pruritus.
IO: Pasien yang mendapat antihipertensi dosis dikurangi untuk mengurangi resiko
hipotensi ortostatik.
Dosis: Hiperplasia prostat jinak: awal max 1 mg. Dosis dapat ditingkatkan bertahap
menjadi 2 mg, 5 mg, atau 1 x 10 mg/hari. Umumnya dosis yang diberikan untuk
mendapatkan efek terapi adalah 10 mg/hari selama 4-6 minggu. Jika pengobatan
berhenti beberapa hari, ulangi dengan dosis awal.
Hipertensi: Dosis awal maksimal 1 mg. Dosis dapat ditingkatkan bertahap hingga 5
mg. Dosis diatas 20 mg tidak boleh diberikan. Jika pengobatan berhenti beberapa
hari, ulangi dengan dosis awal.
Sediaan: Hytrin, Hytroz (tab 1 mg, tab 2 mg)

DOKSAZOSIN

F dinamik: Merelaksasi otot uretra pada hiperplasi prostat yang jinak, sehingga
meningkatkan aliran kemih dan perbaikan gejala obstruksi.
I: Gangguan berkemih pada hipertrofi prostat jinak, antihipertensi
KI: Riwayat hipotensi ortostatik, sinkop mikturisi
Peringatan: Bila terjadi hipertensi ortostatik beberapa jam setelah minum obat,
pasien harus berbaring sampai gejala hilang, hati-hati pemakaian pada lansia, gagal
hati/ginjal. Tidak boleh mengemudi/mengoperasikan mesin. Hati-hati pada
kehamilan.
ES: Sakit kepala, asthenia, mengantuk, penglihatan kabur, rhinitis, takikardi,
hipotensi ortostatik, sinkop, gangguan ereksi, depresi, diare, konstipasi, mual,
muntah, mulut kering, ruam, pruritus
IO: Bersama antihipertensi kurangi dosis untuk mencegah hipotensi ortostatik.
Dosis: Oral awal 1 mg/hari. Bila perlu, tingkatkan hingga 8 mg/hari, dengan interval
1-2 minggu. Dosis pemeliharaan umumnya 2-4 mg/hari.
Sediaan: Cardura (tab 1mg, tab 2 mg)
TAMSULOSIN HIDROKLORIDA

F dinamik: Relaksasi otot pada hiperplasia prostat jinak, → peningkatan aliran


kemih dan perbaikan gejala obstruksi.
I: Gangguan berkemih pada hipertrofi prostat jinak.
KI: Riwayat hipotensi ortostatik, sinkop mikturisi
Peringatan: Bila terjadi hipertensi ortostatik beberapa jam setelah minum obat,
pasien harus berbaring sampai gejala hilang, hati-hati pemakaian pada lansia, gagal
hati/ginjal. Tidak boleh mengemudi/mengoperasikan mesin. Hati-hati pada
kehamilan.
ES: Sakit kepala, asthenia, mengantuk, penglihatan kabur, rhinitis, takikardi,
hipotensi ortostatik, sinkop, gangguan ereksi, depresi, diare, konstipasi, mual,
muntah, mulut kering, ruam, pruritus.
IO: Pasien yang mendapat antihipertensi dosis dikurangi untuk mengurangi resiko
hipotensi ortostatik.
Dosis: 400 mcg/hari sebagai dosis tunggal.
Sediaan: Harnal D (tab 0,2 mg)
Harnal Ocas (tab 0,4 mg)
BAB 8
GIZI DAN DARAH

BESI (III) HIDROKSIDA DALAM SUKROSA

I: Anemia kekurangan besi pada pasien yang dihemodialisis jangka panjang dan
dalam terapi suplemen eritropoetin
KI: Penyakit hati, infeksi, hipotensi, bradikardi
Peringatan: Pastikan terdapat fasilitas resusitasi kardiopulmonar.
ES: Gangguan pengecapan, gangguan saluran cerna, nyeri dada, sakit kepala, mialgia,
hipotensi, takikardi, palpitasi, flushing, bronkospasme, dispneu, reaksi anafilaksis
yang fatal.
IO: Sediaan parenteral menurunkan absorpsi besi oral jika diberikan bersamaan.
Pemberian besi oral dapat dimulai 5 hari setelah injeksi besi terakhir.
Dosis: Pasien hemodialisis 100 mg (5 ml) sediaan besi didilusi dalam 100 ml NaCl
0,9 % dan diberikan sebagai infus IV selama 15 menit, diberikan berturut turut
selama masa dialisis, dosis kumulatif 1000 mg. Pasien gagal ginjal kronik non-
hemodialisis 200 mg injeksi IV lambat selama 2-5 menit. Diberikan 5 kali dalam 14
hari, dosis kumulatif 1000 mg.
Sediaan: Rinofer, Venofer, Nefrofer (inj. amp 100 mg/5ml).

FERO SULFAT

I: Anemia defesiensi besi


Peringatan: Kehamilan
ES: Mual, nyeri epigastrium, konstipasi, perubahan warna tinja
IO: Obat yang menurunkan keasaman lambung menghambat absorpsi fero sulfat
Dosis: Dewasa profilaksis 200 mg/hari; terapeutik 200 mg, diberikan 2-3 x/hari.
Sediaan: Ferrosus Sulphate (tab salut 300 mg)

ASAM FOLAT

I: Anemia megaloblastik, pencegahan neural tube defect


Peringatan: Tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal pada anemia megaloblastik
dan penyakit defesiensi vitamin B12 lain.
KI: Penyakit ganas, kecuali jika anemia megaloblastik merupakan komplikasi
penting
Dosis: Dewasa dosis awal 5 mg/hari selama 4 bulan; dosis pemeliharaan 5 mg setiap
1-7 hari tergantung penyakit yang mendasari. Anak ≤ 1 tahun: 500 mcg/kgBB.
Pencegahan Neural Tube Defect pencegahan berulangnya neural tube defect 5
mg/hari (dikurangi hingga 4 mg/hari); pencegahan neural tube defect pada pasien
yang merencanakan kehamilan 400 mcg/hari sebelum konsepsi dan pada 12 minggu
pertama kehamilan.
Sediaan: Anemolat (tab 1 mg)

SIANOKOBALAMIN

I: Anemia megaloblastik, sebab lain dari defesiensi vitamin B12, degenerasi korda
spinalis
Dosis: Dewasa defesiensi vitamin B12 50-150 mcg peroral diberikan di antara waktu
makan; atau dosis awal 1 mg secara IM (diulang 10 kali dengan interval 2-3 hari),
dosis pemeliharaan 1 mg/bulan. Anak defesiensi vitamin B12 35-50 mcg, diberikan
2x/hari.
Sediaan: Vitamin B12, Glocyan (tab 50 mcg)
Vitamin B12 (inj.500 mcg/ml, amp @ 1 ml)

PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA (VITAMIN B6)

I: Defesiensi vitamin B6 (karena pemberian isoniazid jangka panjang, kelainan


metabolisme, anemia sideroblastik, dan sindrom pra haid)
Dosis: Dewasa Defesiensi vitamin B6 3 x 20-50 mg/hari; neuropati akibat
penggunaan isoniazid sebagai terapeutik 3 x 50 mg/hari; anemia sideroblastik 100-
400 mg/hari dalam dosis terbagi; sindrom pra haid 50-100 mg/hari.
Sediaan: Piridoksin, Vitamin B6 (tab 10 mg)
Vit B6 (inj. 100 mg/ml amp @ 1 ml)

TIAMIN (VITAMIN B1)

I: Defesiensi vitamin B
ES: Syok anafilaktik (setelah pemberian injeksi)
Dosis: Dewasa defesiensi kronik ringan 10-25 mg/hari; defesiensi berat 200-300
mg/hari; koma, delirium karena alkohol, opioid, atau barbiturat, kolaps sesudah
pembiusan injeksi/infus IV 2-3 pasang tiap 8 jam; psikosis setelah pembiusan atau
terapi elektrokonvulsif injeksi atau infus IV atau IM dalam pada otot gluteal 1 pasang
2 x/hari, hingga 7 hari. Injeksi IV dilakukan dalam 10 menit. Penggunaan bentuk
injeksi hanya dibatasi untuk pasien yang benar-benar memerlukan.
Sediaan: Thiamin, Vitamin B1 (tab 50 mg (HCl Nitrat))
Vit B1 (inj 100 mg/ml, ampul @ 1 ml)
VITAMIN C (ASAM ASKORBAT)

I: Pencegahan dan pengobatan scurvy


Dosis: Dewasa profilaksis 25-75 mg/hari; teurapetik ≥ 250 mg/hari dalam dosis
terbagi.
Sediaan: Asam Askorbat (tab 50 mg)
Vitamin C (tab 250 mg)

FITOMENADION (VITAMIN K)

I: Malabsorpsi lemak, khususnya bila ada obstruksi bilier atau penyakit hati; bayi
baru lahir, bayi dengan gangguan empedu, dan bayi sehat untuk mencegah defesiensi
vitamin K
Peringatan: Injeksi intravena harus diberikan perlahan.
Dosis: Bayi baru lahir dosis tunggal 1 mg IM. Jika bayi sehat dan dapat diberikan
peroral, dapat diberi sediaan koloid 2 mg saat bayi lahir, usia 1 minggu, dan usia 1
bulan. Untuk bayi yang diberi susu formula tidak perlu diberi vitamin K. Bayi
prematur 400 mcg/kgBB (maksimal 1 mg)
Sediaan: Vitamin K, Phytomenadione (tab salut 10 mg, inj. 10 mg/ml, amp @ 1 ml.)
BAB 9
OTOT SKELET DAN SENDI

9.1 ANTI INFLAMASI NON STEROID (AINS)

F dinamik: Menghambat pembentukan prostaglandin melalui hambatan (selektif dan


nonselektif) enzim siklooksigenase (COX)

NATRIUM DIKLOFENAK

F dinamik: Menghambat COX (terutama COX 2)


I: Reumatoid artritis, ankilosing spondilitis, osteoartritis, spondilartritis, juvenile
artritis, reumatik non atrikular, gout akut, nyeri pascabedah.
KI: Riwayat hemorraghic diathesis, riwayat perdarahan serebrovaskular, riwayat
asma, pembedahan yang berisiko tinggi menyebabkan perdarahan, gangguan ginjal,
gagal jantung berat, kehamilan
Peringatan: Gangguan hematopoetik, SLE, retensi cairan, riwayat tukak peptik,
gangguan ginjal/hati, lansia.
ES: Iritasi rektum pada pemberian suppositoria, reaksi pada tempat injeksi, sistitis
berat, perdarahan dan ulserasi saluran cerna, sakit kepala, gangguan pendengaran,
fotosensitif, hematuria, gangguan darah/ hati/ ginjal.
IO: Menurunkan efek antihipertensi tiazid/diuretik kuat, pemberian bersama
kortikosteroid/ AINS lain dapat meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna.
Dosis: Dewasa 3 x 50 mg/ hari atau 2 x 75 mg/ hari
Sediaan: Renadinac, Atranac, Natrium diklofenac (tab 25 mg)
Gatheros, Trimoren, Trimaclo, Renadinac, Fenaren, Natrium diklofenac
(tab 50 mg)

ASAM MEFENAMAT

F dinamik: Menghambat COX secara nonselektif


I: Nyeri ringan-sedang
KI: Kehamilan, anak < 14 tahun
Peringatan: Lihat natrium diklofenak
ES: Gangguan saluran cerna, eritema kulit, bronkokontriksi
IO: Lihat natrium diklofenak
Dosis: Dewasa 2-3 x 250-500 mg/hari
Sediaan: Asam mefenamat (kaps 250 mg, kaps 500 mg, suspensi 50 mg/5ml, 60 ml)
Asimat Mers, Grafamic, Corstanal, Camistan, Omestan (kaps 500 mg)
Omestan , Pondex (susp 50 mg/5ml)

IBUPROFEN

F dinamik: Menghambat COX secara nonselektif


I: Nyeri ringan sampai sedang, demam pada anak
KI: Gagal jantung berat, infark miokard, stroke, anak < 7kg, kehamilan, menyusui
Peringatan: Lihat natrium diklofenak
ES: Lihat natrium diklofenak
IO: Lihat natrium diklofenak; meniadakan sifat kardioprotektif aspirin
Dosis: Dewasa artritis 3-4 x 400-800 mg/hari. Nyeri ringan-sedang 4-6 x 200-400
mg/hari (jika diperlukan). Anak 1-2 tahun 3-4 x 50 mg/hari, 3-7 tahun 3-4 x 100-
125 mg/hari, 8-12 tahun 3-4 x 200-250 mg/ hari. Diberikan setelah makan
Sediaan: Ibuprofen (tab 200 mg, tab/kaps 400 mg, sirup 100 mg/5ml, sirup 200
mg/5ml)
Ibufenz, Farsifen (sirup 100 mg/5 ml)

KETOPROFEN

F dinamik: Menghambat COX secara nonselektif


I: Reumatoid artritis, gangguan muskoloskletal lainnya, pasca pembedahan
ortopedik, gout akut, dismenorea
KI: Gagal jantung berat, infark miokard, stroke, anak, kehamilan, menyusui
Peringatan: Lihat natrium diklofenak
ES: Nyeri pada tempat injeksi, iritasi rektum pada pemberian suppositoria, lihat
natrium diklofenak
IO: Lihat natrium diklofenak
Dosis: Analgesia 3-4 x 25 mg/ hari; antiinflamasi 3-4 x 50-75 mg/ hari
Sediaan : Kaltrofen, Remapro, Nasaflam, Ketoprofen (tab 50 mg)
Ketoprofen, Profika E, Rematof, Nasflam, Flamed (tab 100 mg)
Ketoprofen, Nasaflam (inj 50 mg/ml Inj 2 ml)
Nazofel, Hextrofen, Profika, Protofen, Ketros, Profecom, Pronalges,
Profenid, Kaltrofen (Supp 100 mg)
MELOKSIKAM

F dinamik: Menghambat COX-2


I: Reumatoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis
KI: Gagal ginjal (kecuali bila menerima dialisis), gagal hati berat, gagal jantung
berat, infark miokard, stroke, anak < 15 tahun, kehamilan, menyusui
Peringatan: Lihat natrium diklofenak
ES: Lihat natrium diklofenak
IO: Lihat natrium diklofenak
Dosis: Oral, bersama makanan, osteoartritis 7,5 mg/ hari, jika perlu naikan hingga 15
mg/ hari; reumatik, ankilosing spondilitis 15 mg/hari. Lansia 7,5 mg/ hari
Sediaan: Meloksikam, Cameloc, Velcox, Atrilox (7,5 mg)
Meloksikam, Cameloc, Velcox, Flasicox, Rhemacox (15 mg)
Meloksikam supp (supp 15 mg)
Relox, Movicoex, Mexpharm (injeksi 15 mg/1,5 ml)

PIROKSIKAM

F dinamik: Menghambat COX secara nonselektif


I: Reumatoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan muskoloskletal
lain, gout akut.
KI: Gagal jantung berat, infark miokard, stroke, anak, kehamilan, menyusui, tukak
lambung, sedang menggunakan antikoagulan
Peringatan: Lihat natrium diklofenak. Lakukan pemeriksaan mata jika mengalami
gangguan penglihatan selama terapi
ES: Gangguan saluran cerna, gangguan hati/ darah/ ginjal, tinitus, eritema, pusing,
sakit kepala, gangguan pendengaran, fotosensitivitas, hematuria
IO: Lihat natrium diklofenak
Dosis: Reumatoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, dosis awal 20 mg
sebagai dosis tunggal, lalu 10-30 mg/hari. Gout akut 40 mg/hari selama 4-6 hari
Gangguan otot skelet akut 40mg/hari selama 2 hari. Dilanjutkan 20 mg/hari selama 7-
14 hari
Sediaan: Piroksikam (tab 10 mg)
Piroksikam, Denicam, Omeritik (kaps/tab 20 mg)
PARACETAMOL (Asetaminofen)

F dinamik: Analgesik, antipiretik


I: Nyeri ringan-sedang, demam
KI: tukak saluran cerna, menyusui, hamil
Peringatan : Gangguan fungsi hati dan ginjal, ketergantungan alkohol
ES: ruam kulit, kelainan darah, hipotensi, kerusakan hati dan ginjal
Dosis: 0,5-1 gr setiap 4-6 jam, maksimal 4 g/hari, Anak < 3 bulan 60-120 mg, 1-5
tahun 120-250 mg; 6-12 tahun 250-500 mg. Dosis ini dapat diulang setiap 4-6 jam
Sediaan: Parasetamol (tab 500 mg, sirup 120 mg/5ml, 100 mg/ml oral drop)
Nalgesik (500 mg)
Fasidol (100 mg/ml oral drop)

9.2 KORTIKOSTEROID SISTEMIK

PREDNISOLON

I: Reumatoid atritis, polimiagia reumatik, poliatritis nodosa, polimiositis, LSE,


juvenile idiopathic arthritis.
Peringatan: Digunakan jika antiinflamasi lain tidak memberikan respon. Cegah
osteoporosis bila diberikan jangka panjang. Kekambuhan dapat terjadi bila
pengurangan dosis dilakukan terlalu cepat.
ES: Osteoporosis, hambatan pertumbuhan dan perkembangan saat pubertas.
Dosis: Reumatoid artritis: 7,5 mg/hari. Polimialgia reumatik: dosis awal 10-15
mg/hari, dosis dikurangi bertahap hingga 7,5-10 mg/hari. Poliartritis nodosa,
polimiositis, SLE: dosis awal 60 mg/hari. Dosis dikurangi bertahap hingga 10-15
mg/hari.
Sediaan:

9.3 OBAT YANG MENEKAN PROSES PENYAKIT REUMATIK / Disease


Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARDS)

METOTREKSAT

I: Reumatoid artritis yang tidak memberikan respon dengan pengobatan


konvensional, keganasan, psoriasis
KI: Kehamilan, menyusui.
ES: Toksisitas pulmoner, hepatotoksik.
Dosis: Oral, 7,5 mg, 1x seminggu, dosis tunggal atau terbagi dalam 3 dosis, dosis
maksimum 20 mg per minggu.
Sediaan: Emthexate RTUS, Methotreksat Ebewe (tab 2,5 mg, serb inj 5 mg/ 2 ml,
vial, serb.inj. 50 mg/ 2 ml, vial)

SIKLOSPORIN

I: Reumatoid artritis yang tidak memberikan respon dengan pengobatan


konvensional, penyakit graft versus host, dermatitis atopi, psoriasis.
KI: Gagal ginjal, hipertensi tidak terkendali,infeksi tidak terkendali, keganasan, anak
< 18 tahun.
Peringatan: Ukur kreatinin serum, minimal 2x sebelum pengobatan. Pantau setiap 2
minggu dalam 3 bulan pertama, dilanjutkan bersama AINS, monitoring tekanan
darah.
Dosis: Oral, dosis awal 2,5 mg/kgBB/hari, dalam 2 dosis terbagi, jika perlu naikkan
bertahap setelah 6 minggu, hingga 4 mg/kgBB/hari. Hentikan pengobatan jika tidak
terlihat respon setelah 3 bulan. Dosis pemeliharaan disesuaikan menurut respon. Kaji
ulang pengobatan setelah 6 bulan.
Sediaan: Sandimun Neoral (kaps lunak 25 mg, kaps lunak 100 mg)

SULFASALAZIN

I: Reumatoid artritis, juvenile idiopathic arthritis, kolitis ulseratif


Peringatan: Hentikan pengobatan apabila terdapat diskrasia darah.
ES: Ruam, gangguan saluran cerna, trombositopenia, perdarahan, memar.
Dosis: Dosis awal 500 mg sehari, naikkan 500 mg dengan interval 1 minggu hingga
2-3 g/hari dalam dosis terbagi.
Sediaan: Lazafin, Sulfasalazine, Sulfitis (tab 500 mg)

9.4. OBAT GOUT DAN HIPERURISEMIA

ALOPURINOL

F dinamik: Penghambatan xantin oksidase


I: Profilaksis gout, profilaksis batu asam urat dan batu kalsium oksalat di ginjal
KI: serangan akut; (ketika sudah memakai alopurinol dan terjadi serangan akut
teruskan terapi dan atasi serangan secara khusus), kehamilan, menyusui.
Peringatan: Berikan kolkisin profilaktik atau AINS (bukan asetosal atau asam
salisilat) hingga setidaknya 1 bulan setelah hiperurisemia dikoreksi. Hati-hati pada
gagal ginjal dan hati. Bila timbul ruam ringan, gunakan kembali dengan hati hati
namun hentikan bila reaksi kulit timbul kembali. Pada terapi neoplastik, pengobatan
allopurinol harus dimulai sebelum pengobatan sitotoksik
ES: ruam, gangguan saluran cerna, hepatotoksik, parastesia, neuropati, gangguan
darah
Dosis: oral: setelah makan, dosis awal 100 mg sebagai dosis tunggal, naikkan secara
bertahap dalam 1-3 minggu, sesuaikan dengan kadar asam urat dalam plasma atau
urin. Dosis penunjang 200-600 mg. Anak dengan neoplastik/ gangguan enzim: 10-20
mg/ kg BB / hari.
Sediaan: Allopurinol, Merzaluric, Sinoric, Omeric (tab 100 mg, tab 300 mg)

PROBENESID

I: Profilaksis gout, mengurangi ekskresi penisilin dan sefalosporin tertentu


KI: Riwayat gangguan darah, nefrolitiasis, porfiria
Peringatan: Berikan kolkisin profilaktik/ AINS bukan asetosal/ asam salisilat.
Usahakan agar urin bersifat basa jika asam urat sangat tinggi. Hati-hati pemakaian
pada gangguan ginjal, defesiensi G6PD
IO: Pengunaan bersama asetosal dan salisilat dapat menurunkan efektivitas
probenesid
Dosis: Oral, dosis awal 250 mg, 2 x/ hari, bila perlu, naikkan hingga 500 mg, 2 x/
hari, setelah seminggu
Sediaan: Probenid (tab 500 mg)

9.5 OBAT UNTUK GANGGUAN NEUROMUSKULAR

NEOSTIGMIN

I: Miastenia gravis, mengatasi kelumpuhan akibat pelemas otot non depolarisasi.


KI: Obstruksi usus dan saluran kemih, kehamilan, menyusui.
Peringatan: Asma, bradikardi, infark miokard baru, epilepsi, hipotensi,
parkinsonisme, tukak peptik, gangguan ginjal.
ES: Mual, muntah, diare, hipersalivasi, kejang perut, overdosis (berkeringat,
hipersekresi bronkus, gangguan saluran cerna, defekasi dan berkemih tidak
terkendali, miosis, nistagmus, bradikardi, hipotensi, agitasi, lemah, fasikulasi,
paralisis).
Dosis: Oral, neonatus: 1-5 mg, tiap 4 jam, ½ jam sebelum menyusui. Anak sampai 6
tahun: Mula-mula 7,5 mg; 6-12 tahun: Mula-mula 15 mg, dosis total 15-90 mg/hari.
Dewasa: 15-30 mg, diulang dengan interval sesuai kebutuhan; dosis total 75-300
mg/hari.
Sediaan: Neostigmin Hameln, Prostigmin (inj 0.5 mg/ml)

9.6 PELEMAS OTOT SKELET

DIAZEPAM

I: Kejang otot
ES: Hipotonia, sedasi
Dosis: Oral, 2-15 mg/hari dalam dosis terbagi. Dapat ditingkatkan hingga maksimal
60 mg/hari. Anak 2-40 mg/hari dalam dosis terbagi. Spasme otot akut: 10 mg, injeksi
IM atau IV lambat dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit, dapat diulangi
setiap 4 jam. Tetanus: anak dan dewasa: 100-300 mcg/kg BB, injeksi IV, diulang
tiap 1-4 jam atau infus IV 3-10 mg/kgBB selama 24 jam.
Sediaan: Diazepam, Valdimex (tab 5 mg)
Diazepam, Stesolid, Valdimex (inj. 10 mg / 2ml)

9.7 TAMBAHAN ANTIPIRETIK DAN ANALGESIK NON NARKOTIK

METAMPIRON

I:
BAB 10
OBAT MATA

10.1 ANTIINFEKSI UNTUK MATA

GENTAMISIN

F dinamik: Penghambat sintesis protein irreversibel


I: Konjungtivitis, blefaritis, blefarokonjungtivitis, keratitis, keratokonjungtivitis,
tukak kornea dan infeksi pada kelopak mata. Terapi tambahan glaukoma sudut lebar.
Peringatan: Berkembangnya kuman yang resisten terhadap gentamisin pada
penggunaan jangka panjang
ES: Iritasi sementara, rasa panas. Pandangan kabur, blefaritis, mata kering, keluar
cairan mata, mata nyeri, tidak nyaman, dan pruritus. Hiperemia, diplopia, kelelahan
mata, keratokonjungtivitis, keratopati, mata berair, gatal-gatal.
IO: Jangan gunakan bersama obat golongan penghambat karbonik anhidrase oral.
Dosis: 1-2 tetes tiap 4 jam; salep mata gunakan 2-3 kali/hari. Gunakan dengan
interval minimal 10 menit bila bersama dengan obat penurun tekanan mitra okular
lain.
Sediaan: Genoint, Genta (salep mata 0,3 %, tube 3,5 gr)
Gentamicin 0,3%, Genoint (tts mata 0,3% btl 5ml)
BAB 11
TELINGA, HIDUNG, TENGGOROK (THT)

11. OBAT YANG BEKERJA PADA TELINGA

KLORAMFENIKOL

F dinamik: Spektrum antibakteri meliputi D. pneumonia, S pyogenes, S. viridans,


Neisseria sp, Haemophillus sp, Bacillus spp, Listeria, Bartonelia, Brucella s, C
diphteriae, Chlamydia, Mycoplasma, Rickettsia, Treponema sp, dan kuman anaerob
lain.
I: Infeksi bakteri pada otitis eksterna
KI: Alergi obat atau komponen obat
Peringatan: Hindari penggunaan jangka panjang
ES: Reaksi alergi terhadap komponen obat cukup tinggi
Dosis: 2-3 x, 2-3 x/hari tetes ke telinga yang sakit.
Sediaan: Chloramphenicol (tts. telinga 3 %, btl 5 ml)

BAB 13
PENANGANAN DARURAT PADA KERACUNAN

KARBON AKTIF
F dinamik: Mengikat racun disaluran cerna
F kinetik: Lebih efektif bila diberikan sebelum 1 jam, pemberian setelah 1 jam tetap
efektif pada keracunan sediaan lepas lambab/antikolinergik
I: Absorbsi racun dalam sistem saluran cerna
KI: Gangguan jalan nafas dan saluran cerna, tidak untuk keracunan minyak tanah
destilat, bahan korosif, alkohol, klofenetan (diklofan, DDT), malation, dan garam
logam termasuk garam besi dan garam litium.
Peringatan: Menurunnya motilitas saluran cerna, resiko obstruksi
ES: Feses hitam
Dosis: Bubuk karbon aktif dalam suspensi air, dapat diberikan melalui nasogastric
tube. Dosis awal 35-50 g, disusul dengan dosis 15-20 g tiap 4-6 jam
Sediaan: Karboadsorben (0,5 gr)

NATRIUM TIOSULFAT
I: Alternatif keracunan sianida, gunakan bersama natrium nitrit
Dosis: Injeksi IV Dewasa 300 mg (konsentrasi 30 mg/ml) selama 5-20 menit; anak 4-
10 mg/kg BB. Lanjutkan dengan injeksi natrium tiosulfat 12,5 gram (konsentrasi 500
mg/ml) selama 10 menit; dosis anak 400 mg/kgBB.
Sediaan: Natrium Tiosulfat (inj 10 ml)

NALOKSON HIDROKLORIDA
F kinetik: Masa kerja 1-4 jam
F dinamik: Mengantagonis semua efek agonis opioid
I: Overdosis opioid (koma, bradipneu, depresi pernafasan pasca bedah)
Peringatan: Ketergantungan fisik pada opioid, iritabilitas jantung. Dosis pada kasus
keracunan opioid akut mungkin tidak sesuai untuk tatalaksana depresi napas dan
sedasi pada pasien yang mendapat opioid jangka panjang.
Dosis: Injeksi IV Dewasa: 0,4-2 mg diulang tiap 2-3 menit hingga maksimum 10 mg
bila fungsi pernapasan tidak membaik. Anak: 10 mcg/kgBB, maksimum 100 mcg/kg
BB. Dosis injeksi SK dan IM sama dengan IV, dilakukan bila pemberian IV tidak
dapat dilakukan. Infus IV kontinyu menggunakan pompa infus: 4 mg dilarutkan
dalam 20 ml larutan infus IV, kecepatan infus disesuaikan dengan respon pasien.
Kecepatan awal adalah 60 % dari dosis awal, diberikan selama 1 jam.
Sediaan Naloxone HCL: Nokoba (0,4 mg/ml inj 2 ml)

Anda mungkin juga menyukai