0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
206 tayangan1 halaman
Pulau Petak adalah sebuah kecamatan di Kalimantan Tengah yang telah ada sejak abad ke-18. Sejarahnya berkaitan dengan Nyai Nunjang istri Sempung yang berasal dari sana. Pada abad ke-18, Belanda menjadikannya distrik dengan ibukota Kwala Kapuas yang dipimpin oleh kepala suku Dayak setempat.
Pulau Petak adalah sebuah kecamatan di Kalimantan Tengah yang telah ada sejak abad ke-18. Sejarahnya berkaitan dengan Nyai Nunjang istri Sempung yang berasal dari sana. Pada abad ke-18, Belanda menjadikannya distrik dengan ibukota Kwala Kapuas yang dipimpin oleh kepala suku Dayak setempat.
Pulau Petak adalah sebuah kecamatan di Kalimantan Tengah yang telah ada sejak abad ke-18. Sejarahnya berkaitan dengan Nyai Nunjang istri Sempung yang berasal dari sana. Pada abad ke-18, Belanda menjadikannya distrik dengan ibukota Kwala Kapuas yang dipimpin oleh kepala suku Dayak setempat.
Pulau Petak adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah,
Indonesia. Ibukota Kecamatan Pulau Petak adalah Sei Tatas. Desa Sei Tatas terletak di pinggir Sungai Kapuas Murung. Sebagian besar masyarakat di kecamatan ini masih berada di pinggir sungai mengingat sebelum adanya jalan darat, mengingat jalur transportasi utama adalah melalui sungai. Desa Sei Tatas di mekarkan pada bulan Februari 2009 menjadi 2 (dua) Desa yaitu Desa Sei Tatas Hilir dan Desa Sei Tatas Hulu. Sejarah Pulau Petak menurut tetek tatum merupakan salah satu yang tertua di wilayah Kalimantan Tengah. Seperti yang kita ketahui istri dari Sempung (anak Maharaja Bunu) yaitu Nyai Nunjang berasal dari daerah Pulau Petak walaupun secara spesifik letaknya di Pulau Kupang Kuta Bataguh, yang merupakan muara dari sungai Murung Kapuas (Moeroeng/Murong). Suku Dayak Ngaju sejak dahulu kala mengenal gelar untuk kepala kampong/desa dengan sebutan Damang/Demang/Dambung, tommonggong/temanggung/tamanggong , Raden atau Patih, yang mana dengan gelar-gelar tersebut mereka memiliki wilayah dan kekuasaannya masing-masing, dan setiap kepala wilayah tersebut dibantu oleh para tetua adat di setiap kampungnya masing-masing. Pada abad ke 18 Pulau Petak dijadikan sebuah distrik oleh pemerintah kolonial Belanda dengan ibukota Kwala Kapuas, dan yang ditunjuk sebagai Kepala District Poeloe Petak 1860 adalah seorang kepala suku Dayak yaitu Temanggong Nicodemus Djaja Negara (Temanggong Nicodemus Djaija Negara, Temanggong Djaja Negara, Temanggong Djaija, Tamanggong Ambo) anak dari Raden Labih dari Sei Apoi Palingkau, yang juga merupakan keponakan dari Ngabe Mangon Joeda. Tugas kepala district saat itu adalah untuk mengawasi lalu lintas dari sungai Kapuas dan sungai Kahayan sekaligus menjaga stabilitas keamanan diwilayah tersebut. Kepala District Poeloe Petak (Pulau Petak) yang pernah menjabat : 1. Temanggong Nikodemus Djaja Negara (Poeloe Petak 1860) 2. Raden Djaja (Poeloe Petak Ielier) 2. Damang Anoem Jayakersa (Poeloe Petak 1894)