Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SEKOLAH KARAKTER

BIDANG KEGIATAN:

PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:

Satryo Dewanto; 18/428892/TK/47394; 2018

Dhea Atika; 18/425144/TK/46839; 2018

Farhah Nur Fadila; 18/425147/TK/46842; 2018

Yenni Irmawati; 18/425179/TK/46874; 2018

Arfigo Ghiffary; 18/428875/TK/47377; 2018

Muhammad Husnaini Zaidan; 18/428877/TK/47379; 2018

Mohammad Bagaskara Widyo; 18/428876/TK/47378; 2018

Zefanya Christian Kelana; 18/428903/TK/47405; 2018

Ryan Febrino; 18/431265/TK/47858; 2018

Aderio Pangestu; 18/431224/TK/47817; 2018

Muhammad; 18//TK/

Fildza Dini Adristi; 18/242/TK/47835; 2018

Qofiyyu Huda; 18/425167/TK/46862; 2018

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018
PENGESAHAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Sekolah Karakter

2. Bidang Kegiatan : PKM-GT

3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap : Satryo Dewanto

b. NIM : 18/428892/TK/47394

c. Jurusan : Teknik Kimia

d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Gadjah Mada

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Timoho 31A / 08112631805

f. Email : satdewanto11@gmail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 12 Orang

5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Gefri Budiyangsyah

Yogyakarta, 25 September 2018

Menyetujui

Wakil/Pembantu Dekan atau

Ketua Jurusan Departemen/Program Studi/

Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa

NIP

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/

NIP/NIK. ( )

Ketua Pelaksana Kegiatan

NIM

Dosen Pembimbing

NIp
DAFTAR ISI

1. Pendahuluan……………………………………………………………………
2. Gagasan………………………………………………………………………..
3. Kesimpulan……………………………………………………………………
4. Daftar Pustaka…………………………………………………………………
5. Lampiran………………………………………………………………………
BAGIAN INTI

1. PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya memiliki dua tujuan, yaitu membantu manusia


untuk menjadi pintar, dan berperilaku baik. Menjadikan manusia pintar, boleh jadi
mudah melakukannya, tetapi menjadikan manusia agar menjadi orang yang baik
dan bijak, tampaknya merupakan tantangan yang lebih sulit. Dengan demikian,
sangat wajar apabila dikatakan bahwa problem moral merupakan persoalan akut
atau penyakit kronis yang mengiringi kehidupan manusia kapan dan di mana pun.
Menurut Franz Magnis-Suseno, dalam acara Sarasehan Nasional
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (14/01/2010) mengatakan
bahwa pada era sekarang ini yang dibutuhkan bukan hanya generasi muda yang
berkarakter kuat, tetapi juga benar, positif, dan konstruktif.
Sebagai aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan dari kepribadian
secara utuh dari seseorang: mentalitas, sikap dan perilaku. Pendidikan karakter
semacam ini lebih tepat sebagai pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata-
krama, sopan santun, dan adat-istiadat, menjadikan pendidikan karakter semacam
ini lebih menekankan kepada perilaku-perilaku aktual tentang bagaimana seseorang
dapat disebut berkepribadian baik atau tidak baik berdasarkan norma-norma yang
bersifat kontekstual dan kultural.
Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia Indonesia dewasa
ini, terutama di kalangan siswa, menuntut diselenggarakannya pendidikan karakter.
Sekolah dituntut untuk memainkan peran dan tanggungjawabnya untuk
menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai yang baik dan membantu para siswa
membentuk dan membangun karakter mereka dengan nilai-nilai yang baik.
Pendidikan karakter diarahkan untuk memberikan tekanan pada nilai-nilai tertentu
seperti rasa hormat, tanggungjawab, jujur, peduli, dan adil– dan membantu siswa
untuk memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan mereka sendiri.
Maka dari itu penulis berinisiatif untuk membuat sebuah gagasan tertulis
mengenai program sekolah karakter di Indonesia. Diharapkan dari gagasan tertulis
ini dapat terealisasi program pembentukan karakter anak bangsa melalui sekolah
karakter yang dapat mencetak generasi emas Indonesia.
2. GAGASAN

Bagian gagasan berisi uraikan tentang:

a. Kondisi kekinian pencetus gagasan (diperoleh dari bahan bacaan, wawancara,


observasi, imajinasi yang relevan);

b. Solusi yang pernah ditawarkan atau diterapkan sebelumnya untuk memperbaiki

keadaan pencetus gagasan;

c. Seberapa jauh kondisi kekinian pencetus gagasan dapat diperbaiki melalui

gagasan yang diajukan dan prediksi hasil jika gagasan tersebut

diimplementasikan;

d. Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan

gagasan dan uraian peran atau kontribusi masing-masingnya; dan

e. Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan

gagasan sehingga tujuan atau perbaikan yang diharapkan dapat tercapai.

3. KESIMPULAN

Kesimpulan merupakan bagian akhir tulisan yang membawa pembaca keluar dari

pembahasan. Secara umum kesimpulan mengungkap gagasan yang diajukan, teknik

implementasi yang akan dilakukan, dan prediksi hasil yang akan diperoleh (manfaat dan

dampak gagasan).
DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah, D. 2007. “Pendidikan Demokrasi Sebagai Konteks Civic


Education di Negara-negara Berkembang”, Jurnal Acta Civicus, Vol.1 No.1, hlm.11-
26.
Koesoema, Doni. 2010. Pendidikan Karakter. Roma: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Kepausan Salesian.
Raka, I.I.D.G. 2008. Pembangunan Karakter dan Pembangunan Bangsa:
Menengok Kembali Peran Perguruan Tinggi. Bandung: Majelis Guru Besar ITB.
Sudrajat, Akhmad. 2010. “Tentang Pendidikan Karakter” (dalam
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/-08/20/pendidikan-karakter-di
smp) diakses 18 Oktober 2010.
Sudrajat, Akhmad. 2010. “Indikator Keberhasilan Program Pendidikan
Karakter” (dalam http://akhmadsudrajat.-wordpress.com/2010/08/20/pendidi
kan-karakter-di-smp/) diakses 18 Oktober 2010.
Widodo, Rachmad. 2010. “Benarkah Pendidikan Kita Mengabaikan
Pendidikan Karakter” (dalam http://wyw1d.-wordpress.com/2010/01/24/-
benarkah-pendidikan-kitamengabaikanpendidikan-karakter/) diakses 18
Oktober 2010.
5. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota yang ditandatangani (Lampiran 10.2)

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas (Lampiran

10.4).

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim (Lampiran 10.5)

Anda mungkin juga menyukai