Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sundadikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b[1] dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak terdapat nama penulis. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.
Gurindam (Jawi: )ڬوريندامadalah bentuk puisi lama
yang terdiri dari dua bait, tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat dengan rima yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Gurindam ini dibawa oleh orang Hindu atau pengaruh sastra Hindu. Gurindam berasal dari bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi Syair adalah salah satu jenis puisi. Kata "syair" berasal dari bahasa Arab syu’ur yang berarti "perasaan". Kata syu’ur berkembang menjadi kata syi’ru yang berarti "puisi" dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga syair di desain sesuai dengan keadaan dan situasi yang terjadi Dalam perkembangannya di Asia Tenggara, syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair di negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir. Baca buku janganlah jarang
Sebab buku jendela dunia
3. Tanah tandus penuh batu
Tanah subur selalu gembur
Jika orang banyak berilmu
Sehat makmur sepanjang umur
4. Di sana gunung di sini gunung
Di tengah-tengah gunung Rajabasa
Ke sana bingung ke situ bingung
Lebih baik ke sekolah saja
5. Tinta hitam untuk menulis
Pensil warna untuk melukis
Ilmu itu tak pernah habis
Turun temurun ke ahli waris
6. Daun ilalang taruh di topi
Daun Kurma ditambah lagi Pantun kukarang di malam sepi Kala purnama telah meninggi
7. Terbang rendah burung peragam
Dari huma terbang ke hutan Budaya daerah beraneka ragam Mari bersama kita lestarikan
8. Anak cecak mencari makan
Bersembunyi di bawah papan Orang bijak pasti pikirkan Hari ini dan masa depan
9. Orang kaya banyak berharta
Ke papua setiap tahun Bismillah saya membuka kata Belajar sastra membuat pantun
10. Jalan-jalan ke negeri denmark
Kumpulan Pantun: ketemu uang segopek 1. Anak ayam belajar berkokok Ada apa dibalik tembok Meniru suara ayam jantan Ada orang asing lagi cebok Anak kecil jangan merokok
Kalau merokok pasti penyakitan
2. Buah duku dari Palembang
Pulau Bali mashur mangganya
3.Sakit hati makin terasa,
Karena dia sudah ada yang punya,
Tetapi hati merasa bahagia,
Karena masih ingat Yang Maha.
4 Pada zaman dahulu kala,
Tersebutlah sebuah cerita, Sebuah negeri yang aman sentosa, Dipimpin sang raja yang bijaksana.
5. Malam ini bulan seolah tenggelam,
Tak memberi sinar untuk sang malam,
Akupun teringat kisahku silam,
Membuat hatiku menjadi kelam.
6. Bumi ini tak perlu terbelah,
Barat dan timur pastilah pisah,
Cinta remaja tidaklah salah,
Tapi mampukah kita bertingkah.
7. Ceritaku tidaklah indah,
Bahkan bisa dikatakan musibah,
Hidup ini memang tak mudah,
Tetap jalani dengan tabah.
8 Dimanakah kita menaruh cita,
Disitulah ada doa ibunda,
Tinggallah kita berusaha,
Agar tercapai cita dan asa.
Kumpulan Syair: 9. Manusia diberi akal dan nyawa,
Mestilah bijak menggunakannnya, 1. Manusia turun kebumi untuk diuji, Agar menbangun segenap maya, Untuk menjadi manusia sejati, Bersyukurlah kita kepada Yang Esa. Muliakan hati untuk mendapatkan derajat tertinggi, Menjadi kekasih yang dikasihi dan diberkati 10. Harus bijak ketika membeli, Agar kita tidak menyesal nanti, 2. Beri aku penerang jalan-Mu, Benda itu tak pernah lari, Agar tak tersesat saat ku melaju, Ia akan terus mati. Kuatkan awak kapalku, Saat badai menghalangi jalanku Daripada segala berat dan ringan.