Anda di halaman 1dari 44

SKENARIO 4

Nyeri Paha Kanan

Seorang pasien laki-laki berusia 20 tahun datang ke klinik dokter dengan


keluhan nyeri pada paha sebelah kanan. Keluhan dirasakan sejak 30 menit yang lalu
saat pasien sedang bermain sepak bola. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital
normal. Pemeriksaan stratus lokalis didapatkan otot quadricep femoris rigid, nyeri
tekan (+), dan mengalami keterbatasan gerak pada tungkai kanan. Pasien bertanya
kepada dokter apakah sebab dari rasa nyerinya tersebut berasal dari otot atau tulang.
Dokter kemudian menjelaskan bahwa kondisi pasien tersebut merupakan kondisi yang
tidak berbahaya dan dapat dihindari dengan asupan karbohidrat yang cukup.

Klarifikasi Istilah (STEP 1)

1. Nyeri tekan : Keadaan yang tidak menyenangkan.


2. Karbohidrat : Senyawa aldehid.
3. Otot quadricep femoris : Kumpulan otot besar yang terdiri dari musculus
vastus lateralis, musculus vastus medialis, dan
musculus vastus intermedius.
4. Rigid : Keadaan yang kaku.

Rumusan Daftar Masalah (STEP 2)

1. Apa hubungan asupan karbohidrat dengan aktivitas?


2. Peranan pemanasan terhadap olahraga?
3. Mengapa otot tersebut menjadi rigid?
4. Mengapa pada pasien timbul nyeri paha sebelah kanan?
5. Dimana letak otot quadricep femoris?
6. Bagaimana proses pembentukan karbohidrat menjadi energi?

1
Analisis Masalah (STEP 3)

1. - Karena karbohidrat adalah sumber energi

- ATP didapatkan dari proses glikolisis

- Glukosa merupakan monosakarida

2. - Untuk menghindari terjadi kram

- Untuk meningkatkan stamina

3. - Kurangnya asupan ATP energi

- Kontraksi otot yang berlebihan

- Kurangnya pemanasan

4. Karena kontraksi otot quadricep femoris yang berlebihan

5. Terletak di anterior mencakup musculus vastus lateralis, musculus rectus


femoris, musculus vastus medialis, musculus vastus intermedialis ( ada 4 otot
besar yang menonjol ).

6. - Energi dibentuk pada saat istirahat

- Terdapat 2 tahapan ( katabolisme dan anabolisme )

- Katabolisme = Glikolisis, siklus krebs, transfer elektron

Sistematika Masalah (STEP 4)

1. - Monosakarida -> yang dapat di hidrolisis menjadi


- disakarida -> 2 unit monosakarida maltosa sukrosa laktosa gabungan
oligosakarida (contoh: Glukosa + Galaktosa -> Laktosa).
- Olligosakarida -> 3 – 10 unit monosakarida.
- Poligosakarida : Lebih dari 10 unit monosakarida.
2. Otot tidak siap menerima getaran lebih besar saat tidak pemanasan.

2
3. Saat olahraga membutuhkan oksigen, oksigen berkurang karena adanya proses
pembentukan ATP di proses glikolisis. pada saat proses fermentasi, terbentuk
asam laktat. Asam laktat lebih banyak diproduksi ketika olahraga. Karena asam
laktat naik, terjadi kontraksi otot yang menyebabkan paha pasien tersebut kaku.
4. kontraksi itu aktin dan membutuhkan kalsium pada otot glikolisis yang berubah
menjadi glikogen lalu berubah menjadi asam laktat sehingga jadi kram otot dan
tulang.
5. a. Ossa
- Os coxae
- Os ischii
- Os pubis
- Os illium
- Os tibia
- Os fibula
- Os Tarsal, Metatarsal, Phalanges
b. Regio
- Femoris
- Trigonum femoris
- Genus
- Surae
- Cruris
- Dorsum pedis
- Calx dan Plantar
c. Musculus
- M. tensor fascilia latae
- M. biceps femoris
- M. tibialis anterior
- M. fibularis longus
- M. extensor digitorum longus
- dll.

3
e. Articulatio
5. Terletak di inferior mencakup musculus rectus femoris, musculus vastus
medialis, musculus vastus intermedius, dan musculus vastus lateralis.
6. Karbohidrat tersusun atas atom C, H, dan O. Bahannya ada glukosa.
Pemebntukannya terjadi pada proses glikolisis, siklus krebs, dan
glikoneogenesis (bahannya non karbohidrat seperti asama amino, gliserol, dan
asam laktat).
MIND MAP

Gambar 1. Mind Map

Sasaran Belajar (STEP 5)

1. Struktur ektremitas inferior (os, musculus, inervasi, vaskularisasi, hasil gerakan


atau fungsi, artikulatio).
2. Mekanisme kebutuhan energi pada otot rangka.
3. Proses metabolisme karbohidrat.
Belajar Mandiri (STEP 6)

4
Penjelasan (STEP 7)

1. Struktur Ekstremitas Inferior atau Alat Gerak Bawah


Ekstremitas adalah anggota badan seperti tungkai atas dan tungkai
bawah dimana ekstremitas terdiri dari tulang, otot, inervasi, vaskularisasi,
nervus. Ekstremitas inferior berfungsi untuk lokomosi, penopang beban dan
mempertahankan keseimbangan. Ekstremitas inferior terdiri dari empat bagian:
1. pelvis yang terdiri dari os coxae yang menghubungkan kerangka ekstremitas
inferior dengan columna vertebralis
2. paha dengan femur yang menghubungkan panggul (pelvis) dengan lutut
(genus) dan patela
3. tungkai bawah dengan tibia dan fibula yang menghubungkan lutut dengan
ossa tarsi
4. kaki dengan ossa tarsi, ossa metatarsi, dan phalanx yang merupakan ujung
distal ekstremitas inferior.1
Paha (Femur) ditunjang oleh tulang dengan nama yang sama, yang
merupakan tulang panjang terbesar di tubuh. Di sendi panggul (Arti-culatio
coxae), Caput femoris yang berbentuk seperti bola berartikulasi dengan lekuk
Os coxae yang berbentuk hemisferis. Rentang pergerakan sendi panggul,
khususnya ekstensi, dibatasi oleh ligamen-ligamen yang kuat dan tebalnya
hampir satu sentimeter, yang turut tergabung ke dalam kapsul. Karena Femur
dikelilingi oleh otot, kita hanya bisa meraba dua (epi)-Condylus (terletak
bilateral di atas lutut) dan Trochanter major di regio pinggul.1
Di Regio genus, Os femur dan Tibia membentuk sendi lutut (Articulatio
genus). Patella adalah bagian ventral Articulatio genus dan membentuk
artikulasi dengan Femur di sepanjang permukaan posteriornya. Lutut sejatinya
merupakan sendi engsel di antara Femur dan Tibia. Dalam posisi fleksi, sendi
ini juga memungkinkan terjadinya rotasi tungkai dalam derajat tertentu. Regio
posterior lutut, yakni Fossa poplitea, teraba lembut dan lunak ketika lutut
difleksikan. Jauh di dalarn fossa, cabang-cabang N. ischiadicus dan A. poplitea

5
turun dari paha ke tungkai. Oleh sebab itu, denyut A. poplitea sulit teraba ketika
lutut dalam posisi fleksi.1
Tungkai bawah (Crus, tungkai) ditunjang oleh Tibia yang terletak di
medial dan anterior serta Fibula yang terletak di posisi lateral. Caput fibulae
mudah diraba di sisi distal sendi lutut (yang tidak turut disusun oleh Fibula). N.
fibularis communis turun melalui lapisan subkutan dan dorsal dari Caput
fibulae. Kerusakan N. fibularis communis bisa terjadi di titik ini, misalnya
akibat tekanan gips yang tidak diberi bantalan dengan baik.1
Di lokasi transisi menuju ke kaki (Pes), kita bisa dengan mudah meraba
tonjolan pergelangan kaki di kedua sisi (Malleolus lateralis dan medialis).
Malleolus lateralis (merupakan bagian dari Fibula) selalu terletak lebih rendah
daripada Malleolus medialis (merupakan bagian dari Tibia). Tepat di inferior
dan posterior Malleolus medialis, sekumpulan pembuluh darah, saraf dan tendo
turun dari sisi dorsal Crus menuju telapak kaki. Denyut nadi A. tibialis posterior
bisa teraba di dekat Malleolus medialis. Kedua malleoli Tibia dan Fibula
berartikulasi dengan Talus, membentuk sendi pergelangan kaki (Articulatio
talocruralis). Sendi ini memfasilitasi elevasi dan depresi kaki. Tendo-tendo
ekstensor jari kaki menonjol di perrnukaan Dorsum pedis. Di antaranya, bisa
teraba denyut nadi A. dorsalis pedis. Tulang rangka kaki meliputi Tarsus,
Metatarsus, dan phalanges (Digiti). Ada 7 tulang tarsal (Ossa tarsi), dan Talus
terletak di bagian atasnya. Tepat di bawah Talus, terletak tulang tumit
(Calcaneus), tempat melekatnya tendo ACHILLES (Tendo calcaneus) di
permukaan posteriornya. Di sisi medial, Os naviculare terletak di inferior dan
anterior dari Talus. Ketiga tulang yang disebut di atas membentuk Articulatio
talocalcaneonavicularis. Sendi ini memungkinkan kaki berotasi ke dalam
(supinasi) dan keluar (pronasi). Sisa tulang tarsal, tiga Ossa cuneiformia dan Os
cuboideum, saling terkait oleh sendi yang ketat dan hampir tidak bergerak.
Metatarsus ditunjang oleh lima tulang panjang, yakni Ossa metatarsi. Bersama
dengan tulang tarsal, mereka membentuk Arcus plantaris. Arcus plantaris yang
fleksibel ini terutama ditunjang oleh otot-otot dan tendo-tendo yang terletak di

6
telapak kaki (Planta pedis). Jari (Digiti) I sampai V terbentuk dari tulang-tulang
panjang yang lebih pendek, yakni phalanges. Kita mulai menghitung jari kaki
dari ibu jari kaki (Hallux, Digitus primus); analog dengan ibu jari tangan,
Hallux hanya memiliki dua phalanges.1
Struktur ekstremitas inferior terdiri atas:

Gambar 2. Tulang dan sendi ekstremitas bawah, Membrum inferius,


sisi kanan; dilihat dari ventral.1

7
Gelang panggul (Cingulum pelvicum) disusun oleh dua tulang panggul (Os
coxae) dan Os sacrum. Paha dan tungkai membentuk sudut terbuka di sebelah lateral
sebesar 174°, yang dinamakan sudut-Q. Pada deformitas knock-knee (kaki-X, Genu
valgum), sudut-Q menjadi lebih kecil daripada biasanya, pada deformitas bowleg
(tungkai busur, Genu varum), sudut-Q menjadi lebih besar daripada biasanya.1

Gambar 3. Os Pelvis; dilihat dari ventral kranial.1

Articulatio sacroiliaca dan Symphysis pubica menghubungkan dua Ossa coxae


dan Os sacrum. Cincin stabil yang terbentuk dari penghubungan ini melindungi visera
lewat peran Os ilium dan memindahkan bobot tubuh ke ekstremitas bawah.1
Linea terminalis bermula dari Symphysis pubica, melalui Pecten ossis pubis
dan berlanjut melewati Linea arcuata hingga Promontorium. Linea terminalis
mengelilingi pintu masuk panggul (Apertura pelvis superior) dan memisahkan pelvis
semu kranial (besar) (Pelvis major) dari pelvis sejati kaudal (kecil) (Pelvis minor).
Promontorium merupakan bagian Columna vertebralis yang menonjol paling jauh ke
pintu dalam panggul. Pintu luar panggul (Apertura pelvis inferior) dibatasi oleh margo
inferior Symphysis pubica di bagian anterior, Tuber ischiadicum di bagian lateral,

8
dan ujung Os coccygis di bagian posterior.1

Gambar 4. Os coxae, sisi kanan; dilihat dari medial.1

Os coxae terdiri atas tiga bagian, yakni Os ilium, Os ischium, dan Os pubis. Os
ilium menyusun panggul semu, sementara Os ischium dan Os pubis menyusun cincin
tulang di sekitar oramen obturatum, masing-masing dari sisi posterior dan anterior.
Facies auricularis berperan sebagai permukaan artikulasi bagi Articulatio sacroiliaca.
iscus ̀ inter pubicus melekat dengan Facies symphysialis.1

9
Gambar 5. Os coxae, sisi kanan; dilihat dari ventral.1

10
Gambar 6. Tulang paha, Ossa femur, sisi kanan; dilihat dari ventral dan
dorsal.1
Di proksimal Corpus emoris, terletak rochanter maor di sisi lateral dan
Trochanter minor di dorsomedial. Linea asepera berperan sebagai apofisis
oriogo M. quadriceps femoris serta insertio beberapa otot kelompok adduktor.1

11
Gambar 7. Ossa tibia, sisi kanan; dilihat dari ventral (Gambar 4.26), lateral (Gambar
4.27), dan dorsal (Gambar 4.28).1
Permukaan artikular proksimal bergeser ke dorsal terhadap sumbu Corpus tibiae
(retroposisi). Selain itu, permukaan artikular bergeser miring-miring ke dorsal sebesar
3°-7° (retroversi). Retroversi terlihat lebih jelas di Condylus medialis ketimbang
Condylus lateralis dan juga terlihat jelas di tepi medial permukaan artikular.1

12
Gambar 8. Ossa fibula, sisi kanan; dilihat dari medial (Gambar 4.30) dan lateral
(Gambar 4.31).1
Sewaktu menentukan posisi fibula, orientasi yang digunakan bergantung pada
fakta bahwa Facies articularis capitis fibulae dan Facies articularis malleoli lateralis
mengarah ke medial.1

13
Gambar 9. Ossa pedis, sisi kanan; dilihat dari dorsal.1
Kaki (Pes) tersusun atas Tarsus dengan Ossa tarsi, Metatarsus dengan Ossa
metatarsi, dan jari kaki (Digiti) yang terdiri atas beberapa phalanges. Tarsus tersusun
atas Talus, Calcaneus, Os naviculare, Os cuboideum, dan tiga Ossa cuneiformia. Secara
klinis, kaki bagian depan dibedakan dengan kaki bagian belakang. Keduanya
dipisahkan oleh satu garis artikular di Articulationes tarsometatarsales.1

14
Gambar 10. Ossa pedis, sisi kanan; dilihat dari plantar.1

15
Gambar 11. Articulatio genus, sisi kanan, dalam posisi fleksi 90°; dilihat dari
ventral; pasca pengangkatan Capsula articularis dan igamen kolateral.1
Ligamen bagian dalam yang paling penting adalah dua ligamentum cruciatum.
Lig. cruciatum anterius berjalan dari permukaan dalam Condylus lateralis femoris ke
arah anterior menuju Area intercondylaris anterior Tibia (dari superior posterior lateral
ke inferior anterior). Lig.cruciatum posterius berjalan dengan arah berlawanan dari
permukaan dalam Condylus medialis femoris ke Area intercondylaris posterior Tibia
(dari superior anterior medial ke posterior inferior). Meski Ligamenta cruciata terletak
di dalam Capsula articularis fibrosa (intraartikular), letaknya masih di luar Capsula
synovialis sehingga disebut extrasynovial.1

16
Gambar 12. Ligamentum collaterale mediale, dalam posisi ekstensi (Gambar 4.67)
dan fleksi (Gambar 4.68); dilihat dari medial.1
Hanya serabut posterior Lig. collaterale tibiale yang terhubung dengan
Meniscus medialis. Dalam keadaan fleksi, kontorsi ligamen tersebut memfiksasi
Meniscus medialis tetap di posisinya. Sebaliknya, Lig. collaterale fibulare tidak
terhubung dengan Meniscus Ligamenta kolateral menstabilkan Articulatio genus di sisi
medial dan lateral. Ligamen kolateral medial (istilah klinis: MCL) secara khusus
menstabilkan lutut terhadap gerak abduksi, ligamen kolateral lateral (istilah klinis:
LCL) menstabilkan lutut terhadap gerak adduksi.1

17
.

Gambar 13. Articulatio genus, sisi kanan, beserta bursae; dilihat dari lateral (Gambar
4.76) dan dorsal (Gambar 4.77).1
Ilustrasi Cavitas articularis melalui injeksi polimer sintetik. genus dikelilingi
oleh sekitar 30 bursa (Bursae synoviales). Beberapa bursa terhubung dengan Capsula
articularis, seperti Bursa suprapatellaris (anterior superior) di bawah tendon M.
quadriceps femoris, atau Bursa subpoplitea (posterior inferior) di bawah M. popliteus.
Bursae yang lain bertempat di area-area yang terpajan tekanan tinggi (contoh, ketika
berlutut) seperti Bursa prepatellaris atau Bursa infrapatellaris.1

18
Gambar 14. Otot-otot dorsal pangkal paha, paha dan tungkai, sisi kanan;
dilihat dari ventral.1

19
Gambar 15. Otot-otot dorsal pangkal paha, paha dan tungkai, sisi kanan; dilihat dari
dorsal.1

20
Gambar 16. Plexus lumbosacralis (T12-S5,Co1): saraf-saraf ekstremitas bawah, sisi
kanan; dilihat dari ventral dan dorsal.1

21
Gambar 17. Arteri-arteri ekstremitas bawah, sisi kanan; dilihat dari ventral (
Gambar 4.168) dan dorsal ( Gambar 4.169).1

22
Gambar 18. Vena-vena ekstremitas bawah, sisi kanan; dilihat dari ventral.1

23
Tabel 1. Cabang-cabang plexus lumbosacralis yang berkaitan dengan extremitas
inferior.2,3

24
Tabel 2. Musculi pada regio glutealis.2,3

25
Tabel 3. Musculi pada kompartemen posterior regio femoralis.2,3

Tabel 4. Musculi pada kompartemen medial regio femoralis.2,3

26
Tabel 5. Musculi pada kompartemen posterior regio femoralis.2,3

Tabel 6. Kelompok superficialis musculi pada kompartemen posterior regio


cruralis.2,3

Tabel 7. Kelompok profundus musculi pada kompartemen posterior regio cruralis.2,3

27
Tabel 8. Musculi pada kompartemen lateral regio cruralis.2,3

Tabel 9. Musculi pada kompartemen anterior regio cruralis.2,3

Tabel 10. Musculi pada aspectus dorsalis pedis.2,3

Tabel 11. Lapis pertama musculi pada regio plantaris pedis.2,3

28
Tabel 12. Lapis kedua musculi regio plantaris pedis.2,3

Tabel 13. Lapis ketiga musculi pada regio plantaris pedis.2,3

Tabel 14. Lapis keempat musculi pada regio plantaris pedis.2,3

29
2. Mekanisme kebutuhan energi pada otot rangka
Mekanisme kebutuhan energi pada otot rangka adalah Otot berkontraksi
memerlukan energi. Energi dapat diperoleh dengan tiga cara, yaitu melalui
penguraian kreatin fosfat, fermentasi dan respirasi selular. Dua cara pertama di
lakukan secara anaerob, sedangkan cara ketiga di lakukan secara aerob.5
Kreatin fosfat merupakan senyawa kaya energi yang di bangun ketika
otot dalam keadaan istirahat. Namun, energi tersebut tidak dapat di gunakan
secara langsung melainkan harus diubah terlebih dahulu Reaksi penguraian
kreatin fosfat ini biasa berlangsung pada pertengahan proses pergeseran
filamen. Dalam hal ini kebutuhan energi untuk berkontraksi otot paling cepat
terpenuhi.5
Fermentasi secara anaerob juga mampu menghasilkan sejumlah ATP.
Selama fermentasi anaerob, terjadi penguraian glukosa menjadi asam laktat.
Penumpukan asam laktat di dalam serat-serat otot dapat membuat sitoplasma
bersifat asam sehingga mengganggu fungsi enzim. Jika fermentasi terus
berlangsung lebih dari dua atau tiga menit, makan dapat menyebabkan otot
mengalami kejang (kram) dan kelelahan.5 Respirasi selular biasa terjadi di
dalam mitokondria. Kelebihan respirasi selular adalaha mampu menyediakan
ATP untuk kontraksi otot dalam jumlah paling banyak. Sumber energi tersebut
berasal dari glikogen dan lemak yang di simpan di dalam sel-sel otot. Melalui
cara ini sebuah sel otot dapat menggunakan glukosa dari glikogen dan asam
lemak sebagai bahan bakar untuk menghasilkan ATP. 5
Terdapat empat langkah dalam proses eksitasi, kontraksi, dan relaksasi
yang memerlukan ATP:4,5
a. Penguraian ATP oleh miosin ATPase menghasilkan energi untuk kayuhan
kuat jembatan silang.
b. Pengikatan (bukan penguraian) molekul ATP baru ke memungkinkan
jembatan silang terlepas dari filamen aktin pada akhir kayuhan kuat sehingga
siklus dapat diulang. ATP ini kemudian terurai untuk menghasilkan energi
bagi kayuhan jembatan silang selanjutnya.

30
c. Transpor aktif Ca2+ kembali ke dalam kantong lateral retikulum sarkoplasma
selama relaksasi bergantung pada energi yang berasal dari penguraian ATP.
d. Transpor aktif Na+ ke cairan ekstrasel dan K+ ke cairan intrasel setelah
potensial aksi penghasil-kontraksi di sel otot dilaksanakan oleh pompa Na+-
K dependen- ATP.

31
Gambar 19. Jalur metabolik yang menghasilkan ATP digunakan selama kontraksi
dan relaksasi otot.4,5
Karena ATP adalah satu-satunya sumber energi yang dapat langsung
digunakan untuk berbagai aktivitas ini, agar aktivitas kontraktil dapat berlanjut,
ATP harus terus-menerus tersedia. Di jaringan otot persediaan ATP yang dapat
segera digunakan berjumlah terbatas, tetapi terdapat tiga jalur yang
rnemberikan tambahan ATP sesuai kebutuhan selama kontraksi otot: (1)
transfer fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat ke ADP, (2) fosforilasi
oksidatif (sistem transpor elektron dan kemiosmosis), dan (3) glikolisis.4,5
1) Kreatin fosfat
Merupakan senyawa energi tinggi dibangun ketika otot sedang
beristirahat. Kreatin fosfat tidak dapat berpartisipasi langsung dalam
kontraksi otot. Reaksi ini terjadi di tengah-tengah filamen geser dan oleh
karena itu adalah cara tercepat untuk membuat ATP yang tersedia untuk otot.
Creatine phosphate menyediakan energi yang cukup untuk sekitar delapan
detik dari aktivitas intens. Kreatin fosfat dibangun kembali ketika otot
sedang beristirahat dengan mentransfer gugus fosfat dari ATP ke kreatin.
Ketika serat otot yang santai, mereka menghasilkan lebih banyak ATP
daripada mereka butuhkan untuk beristirahat.4,5
Kelebihan ATP digunakan untuk mensintesis kreatin fosfat, molekul
yang kaya energi yang hanya ditemukan dalam serat otot. Enzim creatine
kinase (CK) mengkatalisis transfer salah satu energi tinggi gugus fosfat dari
ATP ke kreatin, membentuk creatine phosphate dan ADP (lihat gambar
20).4,5

32
Gambar 20. Proses Kreatin Fosfat.4,5
Creatine adalah molekul asam amino yang disintesis dalam hati, ginjal,
dan pankreas dan kemudian diangkut ke serat otot. Kreatin fosfat tiga sampai
enam kali lebih banyak daripada ATP dalam sarcoplasm dari serat otot yang
beristirahat. Ketika kontraksi dimulai dan tingkat ADP mulai meningkat, CK
mengkatalisis transfer energi tinggi fosfat kelompok dari kreatin fosfat
kembali ke ADP.4,5
Fosforilasi langsung ini merupakan reaksi cepat meregenerasi molekul
ATP baru. Apabila bersama-sama, kreatin fosfat dan ATP menyediakan
energi yang cukup untuk otot untuk berkontraksi secara maksimal selama
sekitar 15 detik. Ini jumlah energi yang cukup untuk ledakan singkat
maksimal kegiatan-misalnya, untuk berlari 100 meter.4,5
2) Fosforilasi oksidatif
Jika kontraktil tergantung energi kegiatan adalah untuk melanjutkan,
pergeseran otot untuk alternatif yang jalur fosforilasi oksidatif dan glikolisis
untuk membentuk ATP. Jalur multistepped ini membutuhkan waktu untuk
mengambil mereka tingkat pembentukan ATP untuk mencocokkan tuntutan
peningkatan energi, waktu yang diberikan oleh pasokan energi langsung dari

33
sistem kreatin fosfat satu langkah. Fosforilasi oksidatif terjadi di dalam otot
mitokondria jika O2 hadir.4,5
Oksigen diperlukan untuk mendukung sistem transpor elektron
mitokondria, yang bersama-sama dengan chemiosmosis oleh ATP synthase,
efisiensi memanfaatkan dengan efisien energi yang diambil dari pemecahan
molekul nutrisi dan menggunakannya untuk menghasilkan ATP. Jalur
adalah didorong oleh glukosa atau asam lemak, tergantung pada intensitas
dan durasi aktivitas, meskipun memberikan hasil yang kaya dari 32 molekul
ATP untuk setiap molekul glukosa diproses, fosforilasi oksidatif relatif
lambat karena dari jumlah langkah yang terlibat.4,5
Selama latihan ringan (seperti berjalan) sampai sedang latihan (seperti
jogging atau berenang), sel-sel otot dapat membentuk cukup ATP melalui
fosforilasi oksidatif untuk mengikuti dengan kebutuhan energi sederhana
dari mesin kontraktil untuk jangka waktu yang lama. Untuk
mempertahankan oksidatif yang sedang berlangsung fosforilasi, otot-otot
berolahraga tergantung pada pengiriman memadai O2 dan nutrisi untuk
mempertahankan aktivitas mereka, aktivitas yang dapat didukung dengan
cara ini adalah aerobik ("dengan O2") atau ketahanan -jenis latihan. O2
diperlukan untuk fosforilasi oksidatif terutama disampaikan oleh darah.4,5
Peningkatan O2 yang tersedia untuk otot selama latihan melalui
beberapa mekanisme: Deeper, lebih cepat pernapasan membawa lebih
banyak O2, jantung berkontraksi lebih cepat dan tegas untuk memompa lebih
banyak darah beroksigen ke jaringan; lebih banyak darah dialihkan ke otot-
otot berolahraga dengan pelebaran pembuluh darah memasok mereka, dan
molekul hemoglobin yang membawa O2 dalam rilis darah lebih O2 dalam
melaksanakan otot. Selain itu, beberapa jenis otot memiliki kelimpahan
mioglobin, yang mirip dengan hemoglobin. Mioglobin dapat menyimpan
sejumlah kecil O2, tetapi yang lebih penting, meningkatkan laju transfer O2
dari darah ke otot. Glukosa dan asam lemak, pada akhirnya berasal dari
tertelan makanan, juga dikirim ke sel otot oleh darah. Selain itu, sel-sel otot

34
dapat menyimpan jumlah terbatas glukosa dalam bentuk glikogen (rantai
glukosa).4,5
Selain itu, sampai titik hati dapat menyimpan karbohidrat sebagai
glikogen tertelan kelebihan, yang dapat dipecah untuk melepaskan glukosa
ke dalam darah untuk digunakan di antara waktu makan. Karbohidrat
karbohidrat pemuatan meningkat. Asupan sebelum kompetisi - adalah taktik
yang digunakan oleh beberapa atlet dengan harapan meningkatkan kinerja
daya tahan acara-acara seperti maraton. Namun, setelah otot dan hati toko
gl, kelebihan karbohidrat dicerna (atau lainnya gizi kaya energi) akan
dikonversi ke lemak tubuh.4,5
3) Glikolisis
Batas pernapasan dan kardiovaskular untuk berapa banyak O2 dapat
dikirim ke otot. Itu adalah, paru-paru dan hati dapat mengambil dan
memberikan begitu banyak O2 untuk berolahraga otot. Selanjutnya, dalam
kontraksi - dekat maksimal, kuat kontraksi kompres hampir menutup
pembuluh darah yang tentu saja melalui otot, sangat membatasi O2 yang
tersedia ke otot. Bahkan ketika O2 tersedia, relatif sistem oksidatif fosforilasi
- lambat mungkin tidak dapat untuk menghasilkan ATP cukup cepat untuk
memenuhi kebutuhan otot ini selama aktivitas intens.4,5
Konsumsi energi Sebuah otot rangka yang dapat meningkatkan hingga
100 kali lipat ketika pergi dari diam ke highintensity latihan. Ketika O 2
delivery atau fosforilasi oksidatif tidak bisa mengimbangi permintaan untuk
pembentukan ATP sebagai intensitas latihan meningkat, sehingga otot
mengandalkan semakin pada glikolisis untuk menghasilkan ATP. Reaksi
glikolisis hasil produk untuk masuk utama ke dalam fosforilasi oksidatif
jalur, tetapi glikolisis juga dapat melanjutkan sendirian dalam ketiadaan
pengolahan lebih lanjut dari produk-produknya dengan fosforilasi oksidatif.
Selama glikolisis, sebuah molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul
piruvat, menghasilkan dua molekul ATP di proses (lihat gambar 21).4,5

35
Gambar 21. Proses Glikolisis.4,5
Piruvat dapat lebih terdegradasi oleh oksidatif fosforilasi untuk
mengekstrak lebih banyak energi. Namun, glikolisis sendiri memiliki dua
keunggulan dibandingkan fosforilasi oksidatif jalur: (1) glikolisis dapat
membentuk ATP tanpa adanya O2 (operasi anaerob, yaitu, "tanpa O2"), dan
(2) itu dapat lanjutkan lebih cepat dibandingkan fosforilasi oksidatif.
meskipun glikolisis ekstrak molekul ATP jauh lebih sedikit dari setiap
molekul nutrisi diproses, dapat dilanjutkan sehingga jauh lebih cepat bahwa
hal itu dapat outproduce fosforilasi oksidatif selama periode waktu tertentu
jika cukup glukosa hadir. Kegiatan yang dapat didukung dengan cara ini
adalah anaerobik atau latihan intensitas tinggi.4,5

36
4) Produksi laktat
Meskipun glikolisis anaerob menyediakan sarana melakukan latihan
intens ketika O2 kapasitas fosforilasi pengiriman/oksidatif terlampaui,
dengan menggunakan jalur ini memiliki dua konsekuensi. Pertama, sejumlah
besar bahan bakar nutrisi harus diproses, karena glikolisis jauh kurang
efisien dibandingkan fosforilasi oksidatif dalam mengkonversi energi nutrisi
menjadi energi ATP. (Glikolisis menghasilkan bersih 2 ATP untuk setiap
molekul molekul glukosa terdegradasi, sedangkan fosforilasi jalur oksidatif
dapat mengekstrak 32 molekul ATP dari setiap molekul glukosa).4,5
Otot Sel-sel dapat menyimpan jumlah terbatas glukosa dalam bentuk
glikogen, tapi anaerobik glikolisis menghabiskannya dengan cepat otot ini
persediaan glikogen. Kedua, ketika produk akhir anaerobik glikolisis,
piruvat, tidak dapat diproses lebih lanjut oleh jalur fosforilasi oksidatif,
waktunya akan diubah ke laktat. Akumulasi laktat telah terlibat dalam nyeri
otot yang terjadi selama ini bahwa latihan intens sebenarnya terjadi.
(tertunda-onset nyeri dan ness kaku yang dimulai hari belakang tenaga otot
terbiasa, namun, mungkin disebabkan oleh reversibel struktural
kerusakan).4,5
Selain itu, laktat (asam laktat) dijemput oleh darah menghasilkan
asidosis metabolik yang menyertai intens latihan, latihan anaerobik
intensitas tinggi dapat berkelanjutan hanya untuk durasi pendek, berbeda
dengan tubuh. Kemampuan lama untuk mempertahankan kegiatan
ketahanan-jenis aerobik. Para peneliti percaya bahwa kedua menipisnya
cadangan energi dan penurunan pH otot yang disebabkan oleh akumulasi
laktat memainkan peran dalam timbulnya kelelahan otot, topik yang kami
mengalihkan perhatian pada bagian berikutnya.4,5
5) Oxygen Debt
Selama latihan, pembuluh darah otot membesar dan aliran darah
meningkat sehingga pasokan O2 akan meningkat. Sampai titik tertentu,
peningkatan konsumsi O2 sebanding dengan energi yang dikeluarkan dan

37
semua kebutuhan energi dipenuhi oleh proses aerobik. Namun, ketika tenaga
otot sangat besar, resintesis aerobik menyimpan energi tidak dapat mengikuti
dengan pemanfaatannya. Dengan kondisi tersebut, phosphorylcreatine
masih digunakan untuk resynthesize ATP.4,5
Beberapa sintesis ATP dilakukan dengan menggunakan energi yang
dilepaskan oleh pemecahan anaerobik glukosa menjadi laktat. Penggunaan
jalur anaerobik adalah membatasi diri karena meskipun difusi cepat laktat ke
dalam aliran darah, cukup terakumulasi pada otot untuk akhirnya melebihi
kapasitas buffer jaringan dan menghasilkan penurunan enzim - penghambat
dalam pH. Namun, untuk jangka pendek, keberadaan jalur anaerobik untuk
pemecahan glukosa memungkinkan tenaga otot berkekuatan jauh lebih besar
daripada yang mungkin tanpa itu.4,5
Setelah masa tenaga berakhir, O2 dikonsumsi untuk menghilangkan
kelebihan laktat, mengisi ATP dan penyimpanan phosphorylcreatine, dan
mengganti sejumlah kecil O2 yang berasal dari mioglobin. Jumlah O2
tambahan yang dikonsumsi proporsional dengan sejauh mana kebutuhan
energi saat beraktivitas melebihi kapasitas untuk sintesis aerobik
menyimpan energi, yaitu sejauh mana utang oksigen tersebut terjadi. Utang
O2 diukur secara eksperimental dengan menentukan konsumsi O2 setelah
latihan sampai, konsumsi basal yang konstan tercapai dan mengurangi
konsumsi basal dari total. Jumlah utang ini mungkin enam kali konsumsi O2
basal, yang menunjukkan bahwa subjek mampu enam kali tenaga yang akan
mungkin terjadi tanpa itu.4,5
Atlet terlatih mampu meningkatkan konsumsi O2 otot mereka ke tingkat
yang lebih besar daripada individu yang tidak terlatih dan mampu
memanfaatkan FFA lebih efektif. Akibatnya, mereka sanggup mengeluarkan
tenaga yang lebih besar tanpa menghabiskan penyimpanan glikogen mereka
dan meningkatkan produksi laktat mereka. Karena itu, mereka kontrak utang
oksigen lebih kecil untuk jumlah yang diberikan tenaga. Mereka juga telah
belajar untuk ngarai karbohidrat selama beberapa hari sebelum acara

38
kompetitif, meningkatkan otot mereka glikogen. Ini saja dapat sangat
meningkatkan daya tahan tubuh mereka.4,5
3. Proses metabolisme karbohidrat
a. Definisi karbohidrat
Karbohidrat adalah senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen
dan oksigen. Jumlah atom karbonnya bisa bervariasi. Hampir sebagian besar
organisme memperoleh sebagian besar energi untuk menunjang kehidupannya
dari karbohidrat. Secara umum, karbohidrat atau sakarida (berasal dari bahasa
Yunani yang artinya ‘gula’) dibagi menjadi 2 jenis, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Yang membedakan satu karbohidrat
dengan karbohidrat lainnya adalah jumlah unit gula yang terkandung molekul
tersebut dan bagaimana unit-unit itu tertaut bersama.6
1) Karbohidrat sederhana
Karbohidrat Sederhana yaitu karbohidrat yang terdiri dari satu unit
gula (monosakarida) atau unit gula dobel (disakarida). Karbohidrat dengan
satu unit gula disebut gula sederhana atau monosakarida (mono = satu;
sakarida = gula). Contoh dari monosakarida ini adalah fruktosa (gula buah)
dan glukosa (gula darah), gula yang diproduksi ketika tubuh mencerna
karbohidrat, dan galaktosa, gula yang diperoleh dari mencerna laktosa (gula
susu). Karbohidrat dengan dua unit gula disebut disakarida (di = dua).
Contoh dari disakarida ini adalah sukrosa (gula dapur) yang terbuat dari satu
unit fruktosa dan satu unit glukosa.6
2) Karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks yaitu karbohidrat yang terdiri dari 3 unit gula
atau lebih dan tertaut dalam rantai. Karbohidrat yang terdiri dari 3 sampai 10
unit gula disebut oligosakarida (oligo = beberapa), sedangkan karbohidrat
yang terdiri dari banyak unit gula disebut polisakarida (poli = banyak). Pada
bakteri, karbohidrat kompleks ini dicerna oleh enzim untuk menghasilkan
gula sederhana. Contohnya adalah pati dan selulosa, yaitu suatu polimer

39
(rantai atom yang panjang) unit glukosa yang dipecah menjadi glukosa
sederhana.6
Karbohidrat adalah bahan bakar jangka pendek yang baik
untuk organisme uniseluler, karena karbohidrat lebih sederhana untuk
dimetabolisme oleh tubuh dari pada lemak atau asam amino (komponen
protein). Karbohidrat biasanya disimpan dalam molekul glukosa polimer
panjang atau sebagai penyimpanan energi.6
Pada umumnya, semua karbohidrat mempunyai rumus umum
CnH2nOn, seperti contohnya, rumus molekul glukosa yaitu C6H12O6.
Monosakarida-monosakarida (gula sederhana) bisa terikat bersama untuk
membentuk disakarida seperti sukrosa dan polisakarida seperti pati dan
selulosa.6
b. Macam-macam metabolisme karbohidrat
Sel hidup, termasuk di dalamnya organel-organel sel, adalah ‘mesin
organik’ yang beraktivitas tidak ada henti-hentinya. Seperti
contohnya, organel sel yang berkerja-sama dan saling berkoordinasi dengan
baik untuk menjaga suatu organisme tetap berfungsi. Untuk menjaga
‘kehidupannya’, setiap sel sangat bergantung pada reaksi-reaksi biokimia
yang terjadi dan karbohidrat adalah sumber energi penting yang menggerakan
reaksi-reaksi ini.6
Metabolisme adalah reaksi kimia yang terorganisir, dan terkoordinasi
dengan baik yang terjadi dalam sel. Proses metabolisme ini mempunyai jalur
(metabolic pathway) yang terdiri dari jalur katabolisme (merombak molekul),
jalur anabolisme (menyusun molekul), dan jalur amfibolik (yang melibatkan
katabolisme dan anabolisme). Berikut ini adalah macam-macam metabolisme
karbohidrat yang terjadi dalam tubuh organisme.6
1) Glikolisis
Glikolisis terjadi dihampir bagian setiap sel hidup. Reaksi ini dipercaya
sebagai jalur biokimia tertua yang terjadi di organisme. Glikolisis ini juga
bisa terjadi secara anaerobik, yang artinya proses ini sudah terjadi dalam

40
bakteri prokariotik saat Bumi masih mempunyai atmosfer yang miskin
oksigen (pra-eukariotik).6
Glikolisis didefinisikan sebagai reaksi berantai mengkonversi glukosa
atau glikogen menjadi piruvat atau laktat, dengan produksi energi ATP
(Adenosine Triphospate, bentuk energi yang paling umum digunakan oleh
sel).6
Glukosa + 2 NAD+ + 2 ADP + 2 P —> 2 piruvat + 2 NADH + 2 ATP +
2H2O + 2H+

Glikolisis terjadi dalam sitosol sel, dan bisa dibagi menjadi 2 fase:6
a) Fase membutuhkan energi
Pada fase ini, molekul glukosa disusun kembali, dan 2 kelompok fosfat
terikat pada glukosa ini. Kelompok fosfat ini kemudian membuat gula
‘modifikasi’ yang tidak stabil (fruktosa-1,6-bisfosfat), memungkinkan gula
‘modifikasi’ ini terbagi menjadi dua dan membentuk gula glyceraldehyde-
3-phospate. Karena fosfat yang digunakan pada langkah ini berasal dari
ATP (adenosine trifosfat), maka 2 molekul ATP digunakan. Fase ini sering
disebut juga fase ‘investasi’ energi, karena menggunakan energi (ATP)
untuk menjalankan prosesnya.6
b) Fase melepaskan energi
Pada fase ini, setiap gula glyceraldehyde-3-phospate dikonversi
menjadi piruvat, melalui beberapa reaksi. Reaksi ini membuat 2 molekul
ATP dan 1 molekul NADH. Karena fase ini terjadi dua kali, maka proses
ini membuat 3 ATP dan 2 NADH secara keseluruhan.6
Katalisator yang memicu raksi pada Glikolisis dilakukan oleh enzimnya
sendiri, salah satunya adalah enzim phosphofurctokinase, yang
mengkatalisasi pembentukan molekul gula 2 fosfat (fructose-1,6-
bisphospate). Phosphofructokinase ini mempercepat atau memperlambat
proses glikolisis sebagai respon dari kebutuhan sel akan energi.6

41
Intinya, Glikolisis mengubah molekul glukosa (6 karbon) menjadi
molekul piruvat (3 karbon). Produk bersih dari proses ini adalah 2 molekul
ATP (4 ATP diproduksi menggunakan 2 ATP) dan 2 molekul NADH.6
2) Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat, atau siklus asam trikarboksilat, atau siklus Krebs
adalah pusat pengendali dalam respirasi seluler. Siklus ini terjadi
setelah Glikolisis dan menggunakan acetyl coenzim A (CoA), dibuat dari
oksidasi piruvat, sebagai bahan awalnya.6
Tahap awal dari siklus ini, acetyl CoA bergabung dengan molekul
penerima oksaloasetat (4 karbon) untuk membentuk molekul sitrat (6
karbon). Kemudian, molekul sitrat ini melepaskan 2 karbonnya dalam
bentuk karbon dioksida dan memproduksi molekul NADH. Enzim yang
mengkatalisasi reaksi ini adalah kunci utama dalam mengatur siklus asam
sitrat, mempercepat atau memperlambat reaksi berdasarkan kebutuhan
energi sel.6
Selanjutnya, molekul 4 karbon yang tersisa mengalami reaksi-reaksi
tambahan, pertama membuat molekul ATP, kemudian mereduksi pembawa
elektron FAD (Flavin adenine dinucleotide) menjadi FADH2, dan akhirnya
menghasilkan NADH lagi. Himpunan reaksi-reaksi ini menghasilkan
kembali molekul awal, oksaloasetat, agar siklus ini bisa mengulang
kembali.6
Secara keseluruhan, satu putaran siklus asam sitrat melepaskan 2
molekul karbon dioksida dan memproduksi 3 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP.
Karena pada Glikolisis, ada 2 piruvat yang dihasilkan, maka siklus asam
sitrat terjadi dua kali untuk setiap molekul glukosa.6
3) Jalur Fosfat Pentosa
Jalur fosfat pentosa atau pentose phosphate pathway adalah jalur
metabolik yang berjalan secara pararel dengan Glikolisis. Jika produk dari
Glikolisis diolah kembali melalui respirasi seluler untuk memproduksi
energi, ada juga cabang alternatif dari Glikolisis untuk memproduksi gula

42
yang menyusun DNA dan RNA. Jalur yang disebut Jalur Fosfat Pentosa ini
unik karena tidak ada energi dalam bentuk ATP yang diproduksi dan
digunakan dalam jalur ini.6
Sama seperti proses lainnya dalam respirasi seluler, molekul yang
melalui jalur fosfat pentosa ini kebanyakan terbuat dari karbon. Cara mudah
untuk memahami jalur ini adalah dengan mengikuti karbonnya.6
Pemecahan glukosa pada Glikolisis menghasilkan molekul 6 karbon
yang dibutuhkan dalam proses jalur fosfat pentosa. Pada langkah pertama
glikolisis, glukosa diubah oleh kelompok fosfat untuk menghasilkan
glukosa-6-fosfat. Jalur fosfat pentosa ini bisa menggunakan molekul glukosa
6-fosfat yang dihasilkan oleh Glikolisis atau metode lainnya.6
Jalur Fosfat Pentosa ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase
oksidatif dan fase non oksidatif. Kata ‘oksidatif’ berasal dari kata ‘oksidasi’,
oksidasi adalah pemecahan molekul ketika molekul itu kehilangan
setidaknya satu elektronnya.6
a) Fase oksidatif
Dalam fase ini, 2 molekul NADP+ direduksi menjadi NADH,
memanfaatkan energi dari perngubahan glukosa-fosfat menjadi ribulosa-5-
fosfat. Reaksi keseluruhan untuk proses ini adalah:6
Glukosa-6-fosfat + 2 NADP+ + H2O —> Ribulose 5-fosfat + 2 NADPH +
2 H+ + CO2
b) Fase non-oksidatif
Fase non oksidatif ini reversibel (bisa dibalik). Hal ini memungkinkan
molekul-molekul yang berbeda untuk masuk ke jalur fosfat pentosa di area-
area yang berbeda pada fase non-oksidatif dan bisa ditransformasikan
sampai molekul pertama dari fase non-oksidatif (ribulose-5-fosfat).
Ribulose-5-fosfat ini adalah prekursor dari gula yang menyusun DNA dan
RNA, dan juga produk dari fase oksidatif.6

43
DAFTAR PUSTAKA
1. Paulsen F, Waschke J. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Edisi 23 Jilid 1. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2010.
2. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray Dasar-Dasar Anatomi. Indonesia:
Elsevier; 2014.
3. Netter FH. Atlas Anatomi Manusia Edisi 6. Indonesia: Elsevier; 2015.
4. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC; 2014.
5. Sherwood LZ. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2014.
6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper edisi 30. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC; 2017.

44

Anda mungkin juga menyukai