Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matahari diyakini mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan manusia.

Paparan sinar matahari secara luas dapat dirasakan manfaatnya, seperti sintesis

vitamin D3 dan pengaturan jam biologis manusia. Sinar matahari juga dapat

menyebabkan pigmentasi, terbakar surya, reaksi inflamasi kronis, kanker kulit,

dan photodamage (Irene et al., 2008). Indonesia dikenal sebagai negara tropis

yang setiap harinya terkena banyak paparan sinar matahari (Wilkinson, 2013).

Photodamage adalah proses dimana sinar matahari atau radiasi ultraviolet

(UV) secara bertahap menginduksi perubahan klinis dan histologis pada kulit.

Penampakan klinis kulit photodamage dapat bervariasi antar individu (Farage et

al, 2013). Mekanisme photodamage telah dipelajari secara luas dan berbagai

model hipotetis menarik telah diusulkan, tetapi belum sepenuhnya dipahami

(Rijken, 2004). Sinar UV dikatakan meningkatan pelepasan mediator pro-

inflamasi dari berbagai sel-sel kulit. Inflamasi akan mengaktivasi matrix

metalloproteinases (MMPs), yang selanjutnya mengarah pada degradasi matriks

normal dan akumulasi komponen matriks nonfungsional di dermis, dimana fungsi

mekanik kulit disokong oleh matriks ektraseluler (ME) di dermis. Akibat dari

reaksi peradangan oleh karena sinar UV pada kulit ini dapat menimbulkan

perubahan elastisitas kulit, kelembapan kulit, keriput, dan penebalan pada kulit

(Kim et al, 2013). Kerutan dan tekstur kulit dipengaruhi sifat mekanik kulit yang

ditentukan oleh viskositas dan elastisitas kulit (Randhawa et al, 2016).

 
2

Untuk mencegah efek buruk paparan sinar matahari dapat dilakukan

dengan cara menggunakan tabir surya (TS). Senyawa ini digunakan untuk

melindungi kesehatan kulit manusia dari pengaruh negatif sinar UV akibat radiasi

sinar matahari. Tabir surya merupakan suatu bentuk sediaan yang didalamnya

mengandung zat yang mampu menyerap dan atau memantulkan radiasi UV

sehingga mengurangi energi radiasi yang berpenetrasi ke kulit. Dengan

berkurangnya energi radiasi yang berpenetrasi ke dalam kulit diharapkan efek–

efek kerusakan yang tidak diinginkan pada kulit akibat paparan sinar matahari

yang berlebihan dapat berkurang (Shaath & Nadim, 2005).

Pada beberapa penelitian sebelumnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung menunjukkan bahwa tabir surya dapat mengurangi beberapa tanda-tanda

perubahan kulit seperti, pigmentasi, perubahan kelembapan kulit, dan keriput.

Salah satu penelitian dimana partisipan menggunakan krim tazarotene 0.1%

dibandingkan dengan vehikulumnya saja, dan seluruh partisipan menggunakan

tabir surya SPF 15 setiap pagi selama 24 minggu, dilaporkan bahwa krim

tazarotene lebih baik daripada vehikulumnya, tetapi pada partisipan yang

menggunakan vehikulumnya saja juga menunjukkan perbaikan pada tekstur, dan

kerutan halus. Para peneliti menganggap bahwa perbaikan yang terjadi mungkin

karena efek perlindungan UV dari penggunaan tabir surya sehari-hari (Randhawa

et al, 2016).

Beberapa alat pengukuran non-invasif tersedia untuk mengevaluasi

properti mekanik dari kulit dengan metode tarikan, puntiran (torsi), atau

penghisapan. Cutometer® sudah lebih sering digunakan utuk menilai elastisitas

 
3

kulit dengan teknik penghisapan. Reviscometer® belum sering digunakan sebagai

teknik standar pengukuran viskoelastisitas kulit, tetapi beberapa tahun terakhir ini

telah dilaporkan beberapa penelitian yang menggunakan Reviscometer® untuk

menilai kondisi viskoelastisitas kulit terhadap beberapa penggunaan bahan

kosmetik ataupun bahan anti penuaan. Reviscometer® menggunakan teknik

mengukur kecepatan hantaran gelombang akustik untuk menilai viskoelastisitas

kulit (Paye et al, 2007).

Penelitian pengaruh tabir surya terhadap viskoelastisitas kulit secara

langsung belum banyak dilakukan dan sebagian besar penelitian TS menggunakan

teknik survey dan pengambilan gambar (pencitraan) sebagai alat ukurnya untuk

menilai tanda-tanda perubahan kulit berupa tekstur, kerutan wajah, dan keriput

yang diakibatkan penurunan elastisitas kulit, sedangkan penilaian properti

mekanik kulit dengan menggunakan alat seperti Reviscometer® belum banyak

dilakukan. Waktu penelitian yang diperlukan untuk melihat efektivitas pemakaian

TS terhadap kulit biasanya memerlukan waktu 6 bulan sampai 1 tahun. Alat ukur

untuk menilai viskoelastisitas kulit sendiri belum memiliki standar yang baku,

sehingga menghasilkan laporan penelitian yang bervariasi (D’Orazio et al, 2013).

Penelitian tentang efek TS dalam mempengaruhi viskoleastisitas kulit dengan

menggunakan alat Reviscometer® di Indonesia sejauh ini belum pernah

dilaporkan.

B. Pertanyaan Penelitian

Apakah penggunaan tabir surya dapat mempengaruhi viskoelastisitas

kulit?

 
4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penggunaan tabir surya

terhadap viskoleastisitas kulit.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti dapat mengetahui bagaimana efek penggunaan tabir surya

terhadap perubahan viskoleastisitas kulit akibat penuaan dini.

2. Bagi partisipan penelitian dapat mengetahui bagaimana cara mempertahankan

viskoleastisitas kulit.

3. Bagi institusi penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan data dan

informasi efek tabir surya secara klinis terhadap viskoleastisitas kulit.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkn penelusuran yang dilakukan penulis melalui

www.sciencedirect.com, www.ncbi.nlm.nih.gov, www.lib.ugm.ac.id, dan

www.ncbi.nlm.nih.gov dengan kata kunci uji klinis, tabir surya, penuaan,

elastisitas kulit, viskoelastisitas, reviskometer, reviscometer, skin elasticity, skin

viscoelasticity sunscreen, photodamage, photoaging, aging, diperoleh beberapa

kepustakaan yang relevan dengan penelitian ini (tabel 1). Sejauh ini di Indonesia

belum pernah dilakukan penelitian mengenai uji klinis tentang efek penggunan

tabir surya terhadap viskoelastisitas kulit menggunakan alat Reviscometer®.

 
5

Tabel 1. Penelitian berkaitan dengan efek tabir surya terhadap elastisitas kulit

No Peneliti, tahun Judul Metode Partisipan Perbedaan


penelitian
1 Mizuno et al, The effects of Studi 14 Partisipan orang
2016 continuous kohort partisipan Jepang, melihat
application of prospektif. Jepang. menilai tekstur,
sunscreen on Skala kecerahan, dan
photoaged skin in numerik pigmentasi kulit
Japanese elderly selama 18 bulan.
people – the
relationship with
the usage
2 Alliali et al, The sun screen use Studi 250 Penelitian
2015 and sun protection potong perempuan menggunakan
behavior among lintang. Saudi, usia kuesioner terhadap
young females in Skala 17-26 tahun penilaian pribadi
makkah city, Saudi nominal sebagai penilaian
Arabia penggunaan TS
3 Randhawa et Daily Use of a Studi 12 orang Penelitian menilai
al, 2016 Facial Broad kohort relawan tekstur, kecerahan,
Spectrum prospektif. dengan kulit dan pigmentasi
Sunscreen Over Skala Fitzpatrick kulit dalam 52
One-Year nominal stipe I- III minggu.
Significantly
Improves Clinical
Evaluation
of Photoaging
4 Seite et al, The benefit of daily Studi uji 12 orang Penelitian efek krim
2008 photoprotection klinis. laki-laki harian TS
Skala dan menggunakan
numerik perempuan spektroradiometer,
kromameter dan
biopsi kulit

Penelitian-penelitian tersebut di atas menggunakan penilaian subyektif

seperti penilaian klinis dari ahli dan survey kepuasan dari partisipan, dan tidak

menggunakan alat ukur yang objektif seperti Reviscometer®. Waktu penelitian

yang dilakukan rata-rata membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan.

Anda mungkin juga menyukai