Anda di halaman 1dari 9

Fitriana.

Pengaruh Pemberian Pelembap terhadap Hasil Tes Diskriminasi Dua Titik pada Penghuni Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta

PENGARUH PEMBERIAN PELEMBAP


TERHADAP HASIL TES DISKRIMINASI DUA TITIK
PADA PENGHUNI PANTI WREDHA ABIYOSO YOGYAKARTA
Fitriana, A.M.1, Nurmasitoh, T.2, Malik, R.3
1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
2
Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
3
Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang
Proses penuaan yang terjadi pada lansia mengakibatkan perubahan pada sistem organ,
terutama kulit yang dapat mengalami penurunan fungsi sensoris. Fungsi sensoris dapat
dideteksi secara sederhana menggunakan tes diskriminasi dua titik. Sementara itu,
pemakaian pelembap dapat memperbaiki tampilan dan fungsi kulit pada lansia.

Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia di Panti Wredha
Abiyoso Yogyakarta sebelum dan sesudah pemberian pelembap.

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan rancangan pre-test and
post-test control group dan melibatkan 32 subjek penelitian yang terbagi pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil
Analisis dengan uji T tidak berpasangan menunjukkan bahwa secara statistik terdapat
perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik yang signifikan antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (p=0,001). Pada kelompok eksperimen, terdapat perbedaan nilai
pre-test dan posttest yang bermakna setelah pemberian pelembap (p=0,007), sedangkan
pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan antara hasil pre-test
dan post-test (p=0,344).

Kesimpulan
Terdapat perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik yang bermakna pada lansia di Panti
Wredha Abiyoso Yogyakarta antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kata Kunci: pelembap, tes diskriminasi dua titik, lansia

208
JKKI, Vol.6, No.4, Januari-April 2015

ABSTRACT

Background

Aging process will affect all the organ systems, especially skin. Skin alteration in the elderly
included decline of sensory function. Sensory function can be measured simply by two-point gap
discrimination test. Furthermore, moisturizer application can improve the appearance and
function of the elderly skin.

Objective
This study was carried-out to find the disparity of two-point gap discrimination test result between
before and after moisturizer application in the elderly at Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta.

Method
This was an experimental study which used pre-test and post-test control group design, involved 32
respondents divided into control group and experiment group.

Results
Independent-T test analysis showed that there was a significant disparity of two-point gap
discrimination test result between before and after moisturizer application in the elderly
(p=0.001). In the experiment group, there was a significant disparity of pre-test and post-test
outcome after moisturizer application (p=0.007). In the other hand, there was no significant
disparity of two-point gap discrimination test result between pre-test and post-test outcome in the
control group (p=0.344).

Conclusion
There is significant disparity of two-point gap discrimination test result between before and after
moisturizer application in the elderly at Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta.

Keywords: moisturizer, two-point gap discrimination, elderly

PENDAHULUAN integumentum.3 Secara umum, kulit


Usia lanjut (lansia) adalah tingkatan seseorang yang sudah memasuki usia lanjut
umur yang dimulai sejak 65 tahun dan akan tampak keriput, terlihat kering, dan
berakhir dengan kematian.1,2 Seiring terjadi perubahan elastisitas kulit.4
dengan peningkatan usia suatu individu, Perubahan juga terjadi pada reseptor
terjadi penurunan fungsi organ tubuh. sensoris di kulit yang berdampak pada
Sebagian besar sistem dan proses fungsi taktil neurosensoris.2 Selain itu, usia
metabolisme tubuh tentu akan mengalami lanjut ikut menyebabkan penurunan jumlah
perubahan, salah satunya adalah sistem serabut mielin aferen di kulit.

209
Fitriana. Pengaruh Pemberian Pelembap terhadap Hasil Tes Diskriminasi Dua Titik pada Penghuni Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta

Berkurangnya sensasi penerimaan impuls hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia
sensoris juga diperkirakan disebabkan oleh di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta pada
berbagai perubahan mekanis kulit itu kelompok kontrol dan kelompok
sendiri, salah satunya adalah dehidrasi yang eksperimen.
nampak dengan adanya penurunan turgor.
Keadaan itu dapat diperparah dengan METODE PENELITIAN
minimnya komponen pelembab kulit, Penelitian ini merupakan penelitian
perubahan elastisitas kulit, atau kurangnya eksperimen yang menggunakan rancangan
aliran darah perifer.5 Pre-test post-test with control group. Kedua
Pelembap adalah kunci penting kelompok menjalani pre-test terlebih dulu
perawatan kulit dasar. Ahli dermatologi kemudian pada kelompok eksperimen
meneliti mengenai manfaat pelembap dan diberikan perlakuan. Setelah itu, kedua
ternyata pemakaian pelembap secara umum kelompok dilakukan post-test dengan cara
dapat menyebabkan perbaikan barier kulit, yang sama. Penelitian dilakukan di Panti
peningkatan kandungan air di kulit, Sosial Tresna Wredha Abiyoso Yogyakarta
menutupi fisura yang sangat kecil di kulit, dan berlangsung selama bulan Februari
dan pertahanan integritas kulit. Fungsi 2015.
tersebut diperankan oleh tiga komponen Populasi dalam penelitian ini adalah
utama pelembap yakni humektan, emolien, seluruh lansia yang ada di Panti Sosial
dan oklusif. Pada prinsipnya, pelembap Tresna Wredha Abiyoso Yogyakarta yang
memperlambat proses evaporasi, sehingga berjumlah 126 orang, sementara subjek
mempertahankan hidrasi dan memperbaiki yang digunakan adalah lansia berusia lebih
tampilan kulit serta memperbaiki fungsi besar atau sama dengan 50 tahun yang
taktil pada kulit yang kering atau keriput.6 bersedia mengikuti penelitian dan dapat
Sementara itu, fungsi deteksi stimulus berkomunikasi dengan baik. Subjek yang
sensoris dapat dilihat dengan beberapa dieksklusi adalah lansia yang memiliki
macam cara. Salah satu cara yang riwayat penyakit kronis, lesi atau kalus
sederhana adalah dengan menggunakan tes pada telapak tangan, memakai pelembap
diskriminasi dua titik.7,8 Tujuan penelitian setiap hari, memakai pelembap sejak
ini secara umum adalah untuk mengetahui kurang dari satu bulan yang lalu, sedang
pengaruh pemberian pelembap terhadap menjalani pengobatan, tunanetra, dan tidak

210
JKKI, Vol.6, No.4, Januari-April 2015

lulus MMSE (Mini-Mental State titik kembali pada kedua kelompok dengan
Examination). cara yang sama pada saat di awal.
Pengambilan data didahului dengan Instrumen yang diperlukan dalam
pendataan identitas, pemeriksaan MMSE, penelitian ini antara lain adalah data
dan pemeriksaan tanda vital untuk mencari identitas, lembar informed consent,
subjek yang sesuai dengan kriteria kuesioner MMSE, jangka, penggaris, tisu
penelitian. Teknik sampling secara acak kering, dan pelembap merk tertentu. Data
mendapatkan 16 orang yang masuk di yang diperoleh kemudian dianalisis
kelompok eksperimen dan 16 orang di menggunakan SPSS 19.0. dengan
kelompok kontrol. Kedua kelompok menggunakan uji T tidak berpasangan.
menjalani pre-test yaitu pengukuran
diskriminasi dua titik dengan menggunakan HASIL PENELITIAN
jangka pada tiga titik telapak tangan yang Analisis Univariat
dominan sambil memejamkan mata. Setelah Jumlah keseluruhan subjek penelitian
itu, telapak tangan subjek akan dicuci adalah 32 orang yang terbagi atas 16 orang
dengan air bersih dan dikeringkan berada di kelompok kontrol dan 16 orang di
menggunakan tisu. Pada kelompok kelompok eksperimen. Berdasarkan total
eksperimen kemudian akan diberikan jumlah subjek penelitian, sebanyak 23
sejumlah pelembap yang sudah diukur orang (72%) adalah berjenis kelamin

Tabel 1. Distribusi jenis kelamin pada kelompok kontrol dan eksperimen


Kelompok Jenis Kelamin n (orang) Persentase (%)
Kontrol Perempuan 13 41
Laki-laki 3 9
Eksperimen Perempuan 10 31
Laki-laki 6 19
Jumlah 32 100

sesuai dengan luas area uji di telapak perempuan, sedangkan sisanya, yakni
tangannya sambil diberikan penekanan sebanyak 9 orang (28%) adalah laki-laki.
selama 20 menit. Langkah terakhir adalah Tabel 1 menjelaskan distribusi jenis
melakukan pengujian tes diskriminasi dua kelamin subjek berdasarkan kelompok
penelitian.

211
Fitriana. Pengaruh Pemberian Pelembap terhadap Hasil Tes Diskriminasi Dua Titik pada Penghuni Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta

Berdasarkan keseluruhan subjek, usia mm. Tabel 3 menggambarkan nilai rerata


terbanyak adalah 70 tahun (15,6%) pre-test dan post-test pada kedua kelompok.
kemudian disusul dengan usia 80 tahun Analisis Bivariat
(12,5%) dan 75 tahun (9,4%). Sedangkan Analisis bivariat kedua variabel
usia rata-rata subjek penelitian adalah 72,50 menggunakan uji T tidak berpasangan
tahun dengan usia minimal adalah 50 tahun untuk melihat pengaruh intervensi pada
(3,1%) dan usia maksimal adalah 87 tahun kedua kelompok. Akan tetapi, karena
(3,1%). sebaran data tidak normal, maka data
Tabel 2. Distribusi usia pada seluruh subyek dianalisis menggunakan uji Mann-Whitney.
penelitian
Persentase Hasil pengujian memberikan hasil p=0,001.
Usia (tahun) n (orang)
(%) Oleh karena nilai p<0,05; maka secara
50-60 3 9,3
61-70 10 31,3 statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat
71-80 15 47
perbedaan hasil tes diskriminasi dua titik
81-90 4 12,4
Jumlah 32 100 yang bermakna antara sebelum dan sesudah
diberikan pelembap.
Tabel 2 menunjukkan distribusi rentang
Selain melakukan pengujian pada dua
usia seluruh subjek pada kedua kelompok
kelompok penelitian, penelitian ini juga
penelitian. Sementara itu, pengujian
menguji signifikansi perbedaan nilai pre-
diskriminasi dua titik terbagi atas pre-test
test dan post-test pada setiap kelompok
dan post-test pada masing-masing
dengan menggunakan uji T berpasangan.

Tabel 3. Nilai rerata tes diskriminasi dua titik pada kelompok kedua kelompok
Kelompok Rata-rata nilai Rata-rata nilai Nilai tes diskriminasi
penelitian pre-test (mm) post-test (mm) (mm)
Eksperimen 6,06 5,29 -0,77
Kontrol 5,81 6,21 0,40

kelompok penelitian. Untuk memperoleh Hasil analisis pada kelompok eksperimen


nilai akhir tes diskriminasi dua titik, maka memberikan nilai p=0,007 atau secara
digunakan selisih dari nilai post-test dan statistik bermakna (bermakna apabila
nilai pre-test. Pengujian hasil tes p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa pada
diskriminasi dua titik dicatat dalam satuan kelompok eksperimen, terdapat perbedaan
yang signifikan antara sebelum dan sesudah

212
JKKI, Vol.6, No.4, Januari-April 2015

pemberian pelembap. Sedangkan untuk terdapat pengaruh pemberian pelembap


kelompok kontrol yang tidak diberikan terhadap hasil tes diskriminasi dua titik
intervensi, juga dilakukan pengujian untuk pada subjek penelitian berjenis kelamin
melihat signifikansi nilai pre-test dan post- laki-laki.
test. Karena sebaran data tidak normal,
maka digunakan alternatif uji Wilcoxon. PEMBAHASAN
Hasil analisis data pada kelompok kontrol Sesuai dengan hasil analisis data pada
menujukkan nilai p=0,344 atau secara kedua kelompok penelitian, maka dapat
statistik tidak bermakna (bermakna apabila disimpulkan bahwa secara statistik terdapat
p<0,05). Dengan demikian, dapat pengaruh pemberian pelembap terhadap
disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol, hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia
tidak terdapat perbedaan antara nilai pre- (p=0,001). Temuan ini serupa dengan
test dan post-test. penelitian lain yang menunjukkan bahwa
Peneliti juga menguji hasil tes terdapat pengaruh pemakaian pelembap
diskriminasi dua titik sesuai dengan jenis jangka panjang dengan hidrasi kulit dan
kelamin antara kelompok eksperimen dan fungsi barier kulit.9 Hasil penelitian lainnya
kelompok kontrol. Pengujian pada subjek menggunakan dua metode, yaitu tes
berjenis kelamin perempuan menghasilkan diskriminasi dua titik dan
nilai p=0,01. Nilai tersebut dianggap mikroneurografik, untuk melihat perubahan
bermakna (nilai p bermakna jika p<0,05) ketajaman taktil oleh proses hidrasi kulit.
sehingga secara statistik dapat disimpulkan Penelitian tersebut berhasil menemukan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan bahwa nilai tes diskriminasi dua titik
pemberian pelembap terhadap hasil tes menurun dari 10,90,8 ke 7,50,87 setelah
diskriminasi dua titik pada subjek penelitian perbaikan hidrasi kulit menggunakan
yang berjenis kelamin perempuan. pelembap.10
Sementara itu, pengujian pengaruh Namun demikian, temuan pada
pemberian pelembap pada subjek yang penelitian ini berbeda dengan suatu hasil
berjenis kelamin laki-laki menghasilkan penelitian lain yang justru mendapatkan
nilai p=0,065. Nilai tersebut dianggap tidak bahwa tidak ada perbaikan pada kondisi
bermakna (nilai p bermakna jika p<0,05) TEWL (Transepidermal water loss) dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak kapasitansi kulit respondennya setelah

213
Fitriana. Pengaruh Pemberian Pelembap terhadap Hasil Tes Diskriminasi Dua Titik pada Penghuni Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta

hidrasi kulit menggunakan pelembap pada dimodifikasi seperti skema yang


saat hari pertama pemakaian (p=0,89 dan ditunjukkan pada gambar di bawah ini;10
p=0,31). Hasil terebut kemudian berubah
menjadi signifikan pada keduanya (TEWL
dan kapasitansi kulit) ketika pengukuran
dilakukan pada minggu ke empat
(p<0,01).11
Sesuai dengan keterkaitan hasil Gambar 1. Skema modifikasi tampilan kulit10
penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya, terdapat beberapa mekanisme Selain faktor pemberian pelembap secara
yang dapat menjelaskan kebermaknaan umum, pemilihan jenis pelembap yang
hasil yang diperoleh. Pemakaian pelembap memiliki kandungan tertentu dalam
merupakan salah satu pilihan untuk kondisi penelitian ini juga bisa mempengaruhi hasil
kulit kering yang secara fisiologis dialami penelitian. Pelembap yang dipilih memiliki
para lansia. Terkait dengan pemberiannya kandungan gliserin (atau gliserol) yang
terhadap hasil tes diskriminasi dua titik, bekerja sebagai humektan sehingga dapat
penelitian ini membuktikan bahwa menarik air yang salah satunya adalah air
perbaikan hidrasi kulit melalui pemakaian yang berasal dari lingkungan eksternal.12
pelembap dapat memperbaiki sensasi taktil Pada penelitian ini, prosedur mencuci
melalui mekanisme yang berada pada level tangan terlebih dahulu sebelum
paling tepi dari sistem transfer informasi, pengaplikasian pelembap bertujuan untuk
yaitu dengan cara memodifikasi bagian melembapkan lingkungan eksternal kulit,
penghantaran impuls menuju ke reseptor sehingga ketika diaplikasikan pelembap
taktil sensoris. Modifikasi secara mekanik yang mengandung humektan, maka air akan
pada kulit yang diberi pelembap terjadi diserap ke dalam untuk mencapai hidrasi
akibat perubahan tingkat hidrasi pada kulit yang lebih baik. Pelembap yang
stratum korneum kulit sehingga berdampak digunakan juga mengandung asam stearat
10
pada proses hantaran impulsnya. Selain dan dimetikon yang dapat berperan sebagai
itu, ketika terjadi perubahan hidrasi di oklusif sehingga mengurangi TEWL
lapisan kulit paling luar, tampilan dengan baik.12 Tidak hanya itu, ekstrak
deformasi kulit pada gilirannya juga akan Aloe vera pada pelembap juga sudah

214
JKKI, Vol.6, No.4, Januari-April 2015

dibuktikan dapat meningkatkan hidrasi kulit Yogyakarta pada kelompok kontrol dan
dan memiliki efek sinergis jika kelompok eksperimen.
ditambahkan dengan komponen pelembap Saran
yang lain.13 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Meskipun demikian, penelitian ini tidak tentang pengaruh pemberian pelembap
dapat menunjukkan hubungan yang terhadap hasil tes diskriminasi dua titik
signifikan sesuai dengan jenis kelamin dengan memperhatikan kekurangan dalam
subjek. Hal tersebut dapat diakibatkan penelitian ini.
antara lain karena keterbatasan alat,
proporsi jenis kelamin yang berbeda jauh DAFTAR PUSTAKA
antara laki-laki dan perempuan, serta 1. Kementerian Kesehatan Repubik
kemungkinan penyakit yang dialami subjek Indonesia. Gambaran Kesehatan Lanjut
Usia di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela
penelitian tetapi tidak dapat dideteksi Data dan Informasi Kesehatan. 2013
2. Timiras, P.S. Physiological Basis of Aging
dengan pemeriksaan sederhana. Beberapa and Geriatrics (3rd ed.). New York:
variabel pengganggu juga dapat Informa Healthcare USA. 2007
3. Darmojo, R.B. dan Martono, H.H. Buku
mempengaruhi setiap hasil dalam penelitian Ajar Geriatri (edisi 3). Jakarta: Balai
Penerbit FK UI. 2004
ini. Akan tetapi, Peneliti sudah berusaha 4. Xin S., Man W., Fluhr J.W., Song S., Elias
untuk meminimalisir keberadaan variabel P.M., Man M. Cutaneous Resonance
Running Time Varies with Age, Body Site
pengganggu agar hasil yang diperoleh and Gender in a Normal Chinese
Population. Skin Res Technology.
mendekati akurat dengan beberapa cara,
2010;16(4) : 413-421
diantaranya adalah dengan pemeriksaan 5. Bowden J.L. Sensorismotor Changes with
Age and Stroke. Thesis. Medical Faculty,
fisik sederhana di awal dan pemilihan University of New South Wales Australia.
lokasi penelitian. 2012
6. Kraft JN., Lynde, CW. Moisturizers: What
they are and a practical approach to
product selection. Skin Therapy Letter.
KESIMPULAN DAN SARAN 2005;10(5)
Kesimpulan 7. Tong J., Mao O., Goldreich D. Two-point
orientation discrimination versus the
Kesimpulan yang diperoleh dalam traditional two-point test for tactile spatial
acuity assessment. Frontier in Human
penelitian ini adalah terdapat perbedaan Neuroscience. 2013;7(579)
hasil tes diskriminasi dua titik pada lansia 8. Bruns P., Camargo CJ., Campanella H.,
Esteve J., Dinse HR., Roder B. Tactile
di Panti Tresna Wredha Abiyoso Acuity Charts: A reliable measure of
spatial acuity. PlosOne. 2014;9 (2)

215
Fitriana. Pengaruh Pemberian Pelembap terhadap Hasil Tes Diskriminasi Dua Titik pada Penghuni Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta

9. Held E., Sveindottir S., Agner T. Effect of Moisturizer Improves Skin Barrier and
Long-ter Use of Moisturizer on Skin Benefits Subjects With Rosacea, Cutis.
Hydration, Barrier Function, and 2005;76 pp.135-141
Susceptibility to Irritants. Acta Derm 12. Draelos, ZD. Cosmetic Dermatology:
Venereol (Stockh). 1999;79 pp.49-51 Products and Procedures. USA: Wiley-
10. Leveque J., Dresler J., Ribot-Ciscar E., Blackwell. 2010
Roll J., Poelman C. Changes in Tactile 13. Saraf S., Sahu S., Kaur C., Saraf S.
Spatial Discrimination and Cutaneus Comparative Measurement of Hydration
Coding Properties by Skin Hydration in Effects of Herbal Moisturizers.
the Elderly, Journal Invest Dermatol. Pharmacognosy Res. 2010;2(3) pp.146-
2000;115(3) pp.454-458 151
11. Draelos ZD., Ertel MD., Berge C.
Niacinamide-Containing Facial

216

Anda mungkin juga menyukai