Anda di halaman 1dari 12

HASIL LITERATURE REVIEW

a. Sintesis Table

NO Penulis Tujuan Hasil Kritik


/Tahun Metode Penelitian
1. (Lisnawati, Tujuan penelitian ini a. Design Penelitian: a. Hasil utama: Berdasarkan CASP
dkk,. 2016) untuk mengetahui Penelitian ini menggunakan design Indikator tingkat pengetahuan siswi SMK 1. Pada penelitian ini
bagaimana tingkat Deskriptif Negeri 4 tentang zat-zat bahaya kosmetika tidak menjelaskan
pengetahuan dan b. Tempat & Waktu: - yang mengandung bahan pemutih mengenai waktu
persepsi siswi-siswi Tempat penelitian dilaksanakan di sebagian besar pengetahuan dalam penelitian
kelas XI terhadap SMK Negeri 4 Yogyakarta kategori cukup (51,8%) di pengaruhi dari 2. Pada penelitian ini
bahaya kosmetika yang c. Populasi: faktor internal (pendidikan, minat, umur) tidak menjelaskan
mengandung pemutih, Populasi penelitian ini adalah dan ekternal (lingkungan & informasi). keterbatasan
serta darimana saja Siswi SMK Negeri 4 Yogyakarta Persepsi reponden tentang kosmetika yaitu penelitian yang telah
sumber informasi siswi- yang terdaftar sebagai siswi untuk menunjang penampilan/merawat dibahas.
siswi kelas XI tentang jurusan jecantikan kelas XI kulit, responden belum mengetahui 3. Pada penelitian ini
bahaya kosmetik yang d. Sample besar: banyak jenis bahan berbahaya dan tidak menjelaskan
mengandung bahan Penelitian ini menggunakan besar menganggap jika menggunakan kosmetik mengenai sumber
pemutih. sample 56 responden. bahan pemutih berbahaya tidak berlebihan dana atau konflik yang
Teknik: Penelitian ini tidak masalah. Responden yakin kosmetik mempengaruhi
menggunakan teknik Quota yang digunakan aman dan banyak yang interpretasi penelitian.
sampling. tidak begitu yakin. Responden 4. Pada penelitian ini
Kriteria Inklusi & Eksklusi: memperoleh informasi dari teman, tidak menjelaskan
Kriteria Inklusi penelitian ini: internet, perpus sekolah, iklan TV dan bagaimana etika
Siswi terdaftar sebagai siswa SMK kemasan kosmetika. Minimnya dalam penelitian
Negeri 4 Yogyakarta Jurusan Tata pengetahuan akan menimbulkan persepsi (Informed Consent,
Kecantikan kelas XI, Siswi yang yang kurang. Persepsi responden Anonimity,
tercatat sebagai warga Kecamatan dipengaruhi beberapa faktor (pengetahuan, Confidentialy)
Magetan, Bersedia menjadi pengalaman, usia, kepribadian)
responden dan mengikuti prosedur b. Hasil –hasil terkait masalah penelitian:
penelitian, Siswi usia 15-17 tahun. Usia responden karakteristik remaja
Kriteria eksklusi pada penelitian petengahan yaitu 15-18 tahun.
ini: Mengetahui jenis-jenis pengetahuan tentang kosmetika berbahaya
kosmetika, Mengenal fungsi dari para responden masih dalam kategori
kosmetika, Menggunakan cukup sehingga belum seluruh responden
kosmetika. memiliki pengetahuan yang baik tentang
e. Metode pengumpulan data: kosmetika berbahaya mengandung bahan
Penelitian ini menggunakan pemutih. Tingginya keinginan untuk
kuesioner dengan pertanyaan memiliki kulit putih sering membuat
tertutup sebanyak 18 item untuk seseorang mengabaikan informasi yang
mengukur tingkat pengetahuan utuh tentang kosmetika yang mereka
responden serta kuisioner terbuka pergunakan. Efek yang cepat dan harga
sebanyak 5 item untuk mengukur murah merupakan faktor yang selalu
persepsi dari responden diinginkan konsumen terhadap kosmetika,
f. Instrument: tanpa memperhatikan keamanan dari
Bahan yang akan digunakan dalam kosmetika tersebut. Banyaknya kosmetika
penelitian adalah data yang yang beredar mempersulit responden
merupakan hasil dari jawaban dalam memilih kosmetika.
responden. Alat yang digunakan c. Rekomendasi penelitian: -
untuk pengambil data adalah
menggunakan kuesioner
g. Jenis analisa:
Analisa data ditentukan dengan
klasifikasi tingkat pengetahuan
menjadi: (Pengetahuan baik jika
76-100% jawaban benar,
Pengetahuan cukup jika 56-75%
jawaban benar, Pengetahuan
kurang jika <56% jawaban benar
(Arikunto, 2006)). Persepsi siswi
SMK dianalisa berdasarkan hasil
pembahasan dari kuesioner
terbuka yang berisi jawaban dan
tanggapan dari responden
2. (Amanda, Penelitian ini bertujuan a. Design penelitian: a. Hasil utama sesuai tujuan penelitian: Berdasarkan CASP
Lilis,.2016) untuk melihat faktor Design penelitian ini observasional Faktor yang berhubungan dengan 1. Pada penelitian ini
yang berhubungan dan bersifat deskriptif dengan penggunaan krim pemutih wajah adalah tidak menjelaskan
dengan penggunaan rancangan penelitian cross  Motivasi intrinsik (memiliki motivasi apakah sample yang
krim pemutih wajah sectional dalam diri kecenderungan mencoba hal digunakan
pada mahasiswa S1 b. Tempat & Waktu: baru untuk menjaga penampilannya) berpengaruh pada
Fakultas Kesehatan Penelitian ini dilaksanakan pada  Motivasi ekstrinsik (memiliki motivasi sample yang non
Masyarakat. bulan November 2015 hingga Juli dari orang lain disekitarnya atau respon
2016 di Fakultas Kesehatan adanya anggota keluarga yang 2. Pada penelitian ini
Masyarakat Universitas Airlangga. menggunakan), dan tidak menjelaskan
c. Populasi:  Motivasi ekstrinsik dari media massa keterbatasan
Populasi penelitian ini adalah (adanya tagline di media massa yang penelitian,
Mahasiswa aktif S1 Fakultas selalu membuat responden tertarik dan 3. Pada penelitian ini
Kesehatan Masyarakat Universitas akhirnya menggunakannya). tidak menjelaskan
Airlangga b. Hasil –hasil terkait masalah penelitian: sumber dana atau
d. Sample besar:  Mayoritas responden perempuan dan konflik kepentingan
Sampel dalam penelitian ini memiliki usia 21 tahun . yang bisa
berjumlah 24 mahasiswa S1  Semakin tinggi pendapatan individu mempengaruhi
Fakultas Kesehatan Masyarakat dapat mendukung fasilitas yang interprestasi penelitian
Universitas Airlangga. dibutuhkan. 4. Pada penelitian ini
Teknik:  Responden tidak yakin bahwa krim tidak menjelaskan
Penelitian ini menggunakan teknik pemutih wajah yang digunakan bebas bagaimana etika
sampling purposive sampling. dari merkuri klorida, keyakinan dalam penelitian
Variabel independen: terhadap keamanan krim yang (Informed Consent,
Variabel independen penelitian ini digunakan diperoleh dari berbagai Anonimity,
adalah motivasi intrinsik, motivasi sumber yang tidak dapat dibuktikan Confidentialy).
ekstrinsik peran orang lain, dan secara langsung, mengabaikan 5. Pada kesimpulan
peran media massa keamanan karena mempunyai dokter dijelaskan mayoritas
Variabel dependen: dari klinik kecantikan untuk mengatasi keluhan dirasakan
Variabel dependen penelitian ini keluhan. adalah pengelupasan
adalah penggunaan krim pemutih  Harga tidak dijadikan suatu standar kulit pada bagian
wajah yang dilengkapi data diri untuk kualitas, responden telah wajah sedangkan pada
responden didalamnya seperti menggunakan krim lebih dari satu hasil dan pembahasan
umur, jenis kelamin, pendapatan, tahun. tidak terdapat
tahun angkatan, tingkat keyakinan  Keluhan yang dialami responden penjelasan tersebut.
individu tentang ada atau tidaknya adalah pengelupasan kulit pada bagian
kandungan merkuri klorida dalam wajah.
krim pemutih wajah yang c. Rekomendasi penelitian: -
digunakannya).
Kriteria Inklusi & eksklusi:
Laki-laki maupun perempuan dan
telah menggunakan krim pemutih
wajah dengan merek yang sama
selama penelitian
e. Metode pengumpulan data:
Penelitian ini menggunakan
kuesioner
f. Instrument:
Penelitian ini menggunakan
kuesioner yang telah dilakukan uji
validitas dan reliabilitas
sebelumnya
g. Jenis analisa:
Penelitian ini diuji menggunakan
uji korelasi chi square
3 (Nigsih, 1. Menganalisis pengaruh a. Design: a. Hasil utama: Berdasarkan CASP
Nurlela., pengetahuan kosmetika Penelitian ini menggunakan design  Terdapat pengaruh pengetahuan 1. Pada penelitian ini
2016) terhadap keputusan pendekatan kuantitatif kosmetika terhadap keputusan pembelian tidak menjelaskan
pembelian produk BB b. Tempat & Waktu: - mengenai waktu
produk BB cream pada mahasiswa Tata
cream untuk penampilan
Universitas negeri surabaya Rias Universitas Negeri Surabaya. Di penelitian
diri pada mahasiswa
c. Populasi: dukung oleh temuan lebih dominan pada 2. Pada penelitian ini
Program Studi Tata Rias
Universitas Negeri
Penelitian ini menggunakan pengetahuan yaitu indikator prinsip tidak menjelaskan
Surabaya. populasi mahasiswa prodi tata rias dasar sedian dan keamanan kosmetika tindakan yang
2. Menganalisis pengaruh universitas negeri surabaya  Terdapat pengaruh persepsi terhadap dilakukan untuk
persepsi terhadap angkatan tahun 2012 s/d 2014 keputusan pembelian produk BB cream menangani dan
keputusan pembelian d. Sample besar: pada mahasiswa Tata Rias Universitas mengkategorikan
produk BB cream untuk Penelitian ini menggunakan Negeri Surabaya. Di dukung oleh bukan responden.
penampilan diri pada jumlah sampel 110 mahasiswa temuan yang lebih dominan pada 3. Pada penelitian ini
mahasiswa Program Teknik: persepsi yaitu indikator exposure tidak menjelaskan
Studi Tata Rias Penelitian ini menggunakan teknik keterbatasan
(pemasaran) dan temuan selanjutnya
Universitas Negeri
simple random sampling. attention (perhatian). penelitian.
Surabaya
3. Menganalisis pengaruh
Variabel:  Terdapat pengaruh signifikan 4. Pada penelitian ini
pengetahuan kosmetika
Pengetahuan kosmetika (X1), pengetahuan kosmetika dan persepsi tidak menjelaskan
dan persepsi terhadap Persepsi (X2), Keputusan membeli secara bersama-sama terhadap keputusan apakah sample yang
keputusan pembelian produk BB crem (Y) pembelian produk BB cream pada digunakan
produk BB cream untuk Inklusi & eksklusi: - mahasiswa Tata Rias Universitas Negeri berpengaruh pada
penampilan diri pada e. Metode pengumpulan data: Surabaya. (variabel yang lebih dominan sample yang non
mahasiswa Program Penelitian ini menggunakan berpengaruh pada keputusan pembelian respon.
Studi Tata Rias metode pengumpulan data dengan produk BB cream adalah variabel 5. Pada penelitian ini
Universitas Negeri menggunakan angket dan persepsi) tidak menjelaskan
Surabaya. dokumentasi b. Hasil-hasil terkait masalah penelitian: sumber dana atau
f. Instrument: Pada penelitian ini jumlah responden konflik kepentingan
Penelitian ini menggunakan yang memakai BB cream 41% dengan yang bisa
Angket yang disusun berdasarkan memiliki pengetahuan yang baik mengenai mempengaruhi
variabel penelitian dengan skala kosmetika, tentunya dampak negatif dari interprestasi
pengukuran instrumen kesalahan dalam pemilihan serta penelitian.
menggunakan skala likert penggunaan kosmetika khususnya pada 6. Pada penelitian ini
g. Uji analisa: produk BB cream dapat dihindarkan. tidak menjelaskan
Penelitian ini menggunakan Walaupun mahasiswa memiliki bagaimana etika
Teknik analisis data menggunakan pengetahuan tinggi tentang kosmetik dalam penelitian
regresi linier berganda dengan terdapat indikator responden tidak (Informed Consent,
kriteria uji F dan uji t. melakukan tes reaksi produk kosmetik Anonimity,
sebelum digunakan dan cenderung Confidentialy).
menggunakan tempat yang kurang tepat
untuk tes reaksi. Penggunaan kosmetik
yang aman tidak hanya didukung oleh
pengetahuan dasar tetapi didukung juga
oleh bagaimana merespon informasi.
Responden cenderung membeli BB cream
yang mereka ketahui saja.
c. Rekomendasi penelitian: -

4. (Damanik, Untuk mempelajari a. Design: Penelitian ini a. Hasil utama: Berdasarkan CASP
dkk,. 2011) persepsi remaja menggunakan kombinasi Pemahaman indikator tentang kosmetik 1. Pada penelitian ini tidak
perempuan tentang penelitian survei dan penelitian berbahaya diketahui remaja melalui menjelaskan mengenai
waktu penelitian
risiko paparan kosmetik kualitatif dengan rancangan studi informasi pemberitaan di TV dan banyak
2. Pada penelitian ini tidak
berbahaya dan perilaku kasus melalui pendekatan dijual pada pedagang kaki lima. Kosmetik
menjelaskan sumber
dalam memilih dan deskriptif eksploratif tidak terdaftar (berasal dari cina dan belum dana atau konflik
menggunakannya b. Tempat & Waktu: -. Pemilihan diuji) kosmetik berbahaya dipahami kepentingan yang bisa
lokasi dan tempat survei dilakukan sebagai produk berbeda. Pendaftaran mempengaruhi
secara multistage sampling. produk dipahami sebagai formalitas izin interprestasi penelitian
3. Pada penelitian ini tidak
c. Populasi: Populasi peneitian ini edar. Remaja memastikan kosmetik itu
menjelaskan bagaimana
pertama dipilih klaster kecamatan berbahaya bila menyebabkan flek noda
etika dalam penelitian
yang memiliki jumlah sekolah hitam dan jerawat banyak, iritasi kulit
(Informed Consent,
terbanyak dari 5 kecamatan yang dianggap sebagai reaksi atau cara kerja
Anonimity,
ada menjadi 3 kecamatan yaitu: kosmetik.
Confidentialy).
Sirimau, Nusaniwe, dan Teluk Perilaku menggunakan dan memilih
Baguala Ambon. Kedua, tiap-tiap produk kosmetik dengan memperhatikan
kecamatan diambil klaster sekolah manfaat, cara pakai, kadaluarsa,
sebanyak 4 sarana sehingga kesesuaian jenis produk yang dibeli dan
diperoleh total sekolah sebanyak pengguna. Tingginya risiko terpapar
12 sarana yang terdiri dari 6 SMA kosmetik berbahaya disadari remaja putri
swasta dan SMA negeri. Pemilihan disebabkan karena beberapa faktor yaitu:
sekolah dilakukan secara langsung faktor sikap; mudah tergiur dengan harga
oleh peneliti murah dan ajakan teman, faktor perilaku;
d. Sample besar: Sample penelitian sering ganti-ganti kosmetik dan tidak teliti
ini dengan jumlah responden dalam memilih, dan faktor rendahnya
sebanyak 394 orang. Pengambilan pengetahuan.
informan FGD diambil dari hasil b. Hasil-hasil terkait masalah penelitian:
survei secara purposive sampling Remaja Putri di Kota Ambon pada
yaitu peneliti memiliki kebebasan umumnya memiliki kulit berwarna
dalam penentuan jumlah sampel kecoklatan hingga hitam. Warna kulit
sesuai dengan tujuan penelitian yang dimiliki seharusnya tidak menjadi
sehingga diperoleh total informan penghalang bagi mereka untuk tampil
FGD sebanyak 44 orang. menarik diri. Body image digambarkan
e. Inklusi & eksklusi: dengan konsep cantik yang dipahami dapat
Pemilihan sampel untuk survei memberi rasa kepuasan terhadap keadaan
yaitu dengan kriteria inklusi siswi fisik yang dimiliki dan mempengaruhi rasa
kelas 3, bersedia untuk diteliti, dan percaya diri dalam pergaulan khususnya
masih aktif sekolah. Pemilihan pertemanan dengan lawan jenis.
SMA swasta dan negeri dengan Perubahan paradigma cantik menyebabkan
jurusan IPS dan IPA dimaksudkan kebutuhan yang besar terhadap kosmetik.
untuk memperoleh variasi yang Harapan yang besar untuk menjadi seperti
maksimum dalam sampel. paradigma yang dipahami, mengakibatkan
Sampel dalam FGD diambil remaja putri lebih konsumtif terhadap
dengan kriteria inklusi yaitu: siswi kosmetik untuk merombak penampilan
kelas 3, menggunakan banyak wajah, rambut, dan tubuh.
jenis kosmetik, bersedia sebagai Masalah-masalah yang terjadi setelah
informan, dan pernah mengalami menggunakan kosmetik seperti kulit
atau sedang mengalami masalah mengelupas, kulit merah dan rasa terbakar,
pada kulit akibat menggunakan dan gatal dianggap sebagai efek samping
kosmetik kosmetik dan bukan merupakan bahaya
f. Metode pengumpulan data: iritasi kulit tersebut dipersepsikan sebagai
Pengumpulan data penelitian ini reaksi dari cara kerja kosmetik untuk
adalah deskriptif dan deskripsi membuat kulit jadi putih dan halus.
Focus Group Discription (FGD) Remaja memastikan kosmetik itu
dilakukan pada 3 kelompok siswi berbahaya baginya, bila dalam
SMU negeri dan siswi SMA penggunaan menimbulkan flek noda
swasta. Masing-masing kelompok hitam, dan jerawat yang banyak.
FGD terdiri dari 6-8 orang. Impian yang kuat dari remaja putri untuk
g. Instrument: Instrumen penelitian terlihat sempurna seperti memiliki kulit
ini adalah tiap-tiap sekolah dalam putih dan halus mempengaruhi sikap dan
satu ruangan kemudian perilaku remaja dalam memilih dan
membagikan kuesioner dan diisi menggunakan kosmetik. Faktor risiko
langsung pada waktu yang sama. lainnya yang dipersepsikan remaja putri
Pengisian kuesioner setiap sekolah adalah kurangnya pengetahuan tentang
dilakukan pada waktu berbeda kosmetik dan ketidaktahuan terhadap
sesuai dengan persetujuan waktu tindakan pencegahan, sehingga
yang ditentukan oleh pihak menyebabkan mereka berisiko tinggi
sekolah. terpapar kosmetik berbahaya.
h. Jenis analisis: Penelitian ini c. Rekomendasi penelitian:
menggunakan analisis data Disarankan untuk menggunakan
tematis. responden pria dan wanita sehingga dapat
diketahui bagaimana tanggapan remaja
pria terhadap konsep cantik, melakukan
penelitian dengan jenis penelitian
kuantitatif untuk melihat hubungan antara
persepsi tentang risiko terpapar kosmetik
berbahaya dengan perilakunya dalam
memilih dan menggunakan kosmetik,
hubungan antara status ekonomi dengan
perilaku dalam memilih dan menggunakan
kosmetik, dan hubungan antara frekuensi
penggunaan dengan masalah iritasi kulit.

5. (Sari, Siti,. Penelitian ini bertujuan a. Design: Design penelitian ini non- a. Hasil utama: Berdasarkan CASP
2012) untuk mengetahui eksperimental dengan pendekatan Tingkat pendidikan seseorang tidak 1. Pada penelitian ini
hubungan antara tingkat cross sectional menentukan perilaku pemilihan produk tidak menjelaskan
pendidikan dan status b. Tempat dan waktu: Penelitian ini pencerah kulit pada seseorang seutuhnya. sumber dana atau
pekerjaan terhadap dilaksanakan pada Februari 2010 Status pekerjaan seseorang menentukan konflik kepentingan
pemilihan produk di Desa Tamantirto, di Dusun I perilaku pemiilihan produk pencerah kulit yang bisa
pencerah kulit pada Geblakan RW 01 RT 04 di mana wanita yang bekerja lebih banyak mempengaruhi
wanita. Tegalwangi Bantul menggunakan produk pencerah kulit interprestasi penelitian
c. Populasi: Populasi penelitian ini daripada wanita yang tidak bekerja. 2. Pada penelitian ini
adalah semua wanita berusia 22-55 b. Hasil-hasil terkait masalah penelitian: tidak menjelaskan
tahun yang sudah menikah yang Tingkat pendidikan seseorang tidak bagaimana etika
ada atau menetap di dusun tersebut menentukan perilaku pemilihan produk dalam penelitian
d. Sample besar: Sampel penelitian pencerah kulit pada seseorang akibat (Informed Consent,
ini sebanyak 32 orang adanya peningkatan peran wanita dibidang Anonimity,
Variabel bebas yang digunakan sosial , maka wanita-wanitta yang berkerja Confidentialy).
adalah tingkat pendidikan dan menyadari bahwa penampilan diri sangat
status pekerjaan, sedangkan penting. Seseorang yang mendapatkan
variabel tergantung adalah informasi atau pengetahuan akan
perilaku pemilihan mempersepsikan informasi tersebut sesuai
produk/kosmetik pencerah kulit dengan predisposisi psikologinya.
e. Inklusi & eksklusi: Kriteria c. Rekomendasi penelitian:
inklusi adalah wanita yang sudah Perlu penelitian lanjut mengenai faktor-
menikah dengan usia 22-55 tahun, faktor yang mempengaruhi perilaku
sedangkan kriteria eksklusi adalah seseorang dalam menentukan pilihan
wanita yang menolak untuk terhadap produk kesehatan, terutama
berpartisipasi menjadi responden kesehatan kulit.
f. Metode pengumpulan data:
Data diambil dengan wawancara
terstruktur berdasarkan kuesioner
g. Instrument: 21 pertanyaan
terbuka dan tertutup.
h. Jenis analisa data: Data dianalisis
secara statistik dengan uji korelasi
Spearman
b. Kesimpulan tabel sintesis
Selama tahun 2018 BPOM RI menemukan 112 miliar rupiah kosmetik ilegal, bahan
dilarang atau bahan berbahaya. Hasil laporan PMAS (Post Marketing Alert System) yang di
laporkan oleh negara lain sebanyak 113 item kosmetik merupakan produk yang tidak
terdaftar di BPOM RI. Banyak pilihan produk kosmetik agar wanita lebih cantik salah
satunya krim pemutih wajah. Menurut (Parengkuan, dkk.,2013 dalam Erasiska, dkk.,2015)
krim pemutih adalah campuran bahan kimia atau bahan lainya dengan khasiat untuk
memutihkan kulit atau memucatkan noda hitam pada kulit. Penelitian (Susanti, Silvia,. 2017)
terdapat kadar merkuri tinggi pada krim pemutih tidak bermerek 2.307,9928 ppm melebihi
ambang ketentuan BPOM >1mg/L (2014). Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada area
tubuh khususnya wajah jika terlalu lama terpapar dapat terjadi kerusakan sel yang akan
menjadi kanker kulit (Susanti, Silvia,.2017). Usia remaja memiliki kecenderungan untuk
mencoba hal baru, seperti tingginya keinginan untuk memiliki wajah mulus, bersih, kulit
putih, efek yang cepat dan harga yang murah sering menyebabkan orang tidak
memperdulikan informasi, termasuk dalam penggunan krim pemutih wajah, remaja putri
mempersepsikan cantik harus memiliki identitas seperti model yang dapat meningkatkan rasa
percaya diri dan meningkatkan citra diri yang menyebabkan remaja putri lebih konsumtif
terhadap kosmetik untuk merombak penampilan wajah (Darmanik, dkk,.2011). Remaja
menggunakan kosmetik karena adanya dorongan dalam dirinya untuk menjaga
penampilannya, adanya dorongan dari anggota keluarga atau teman yang menggunakan krim
pemutih wajah, atau terpengaruh oleh media massa yang selalu membuat tertarik, remaja
sering kali mengabaikan informasi dan salah persepsi seperti menganggap terjadinya
pengelupasan kulit atau iritasi kulit merupakan cara kerja dari kosmetik (Oktaviani,
Lilis,.2016). Pengelupasan kulit secara tidak wajar terus-menerus tanpa disertai pemberian
nutrisi yang baik bagi sel, sehingga permukaan kulit tampak putih pucat, Merkuri (Hg) masuk
melalui pori- pori kulit dan terhubung dengan pembuluh darah akhirnya dapat menyebabkan
gangguan syaraf, ginjal, serta organ tubuh lainnya (Rohaya, dkk.,2016). Hampir 50% wanita
menggunakan krim pemutih selama tiga tahun yang menyebabkan ketergantungan bila
dihentikan akan timbul jerawat, bintik merah, iritasi serta rasa gatal (Mayaserli,
Sasmita,.2016). Meskipun memiliki pengetahuan yang cukup harus didukung bagaimana
mereka merespon segala informasi yang didapatkan (Ningsih, Nurlaela,.2016). Remaja hanya
mengetahui bahan berbahaya merkuri dan hidroquinon padahal masih banyak bahan
berbahaya seperti asam retinoat, bahan pewarna, K3, K10 dan lain-lain (Lisnawati,
dkk,.2016). Tingginya perilaku konsumtif dalam pembelian produk kosmetik disebabkan
karena remaja putri mulai memandang tidak realistis dengan tidak menilai dirinya apa
adanya, tidak menghargai apa yang dimilikinya, keluarganya, dan orang lain seperti keadaan
yang sebenarnya sehingga menimbulkan perasaan tidak puas dan rasa kecewa karena impian
remaja putri untuk memiliki kulit putih dan halus mempengaruhi sikap dan perilaku remaja
dalam memilih dan menggunakan produk kosmetik (Sunastiko, dkk). Persepsi tentang
bahaya kosmetika dilatarbelakangi oleh faktor pengalaman, usia, kepribadian. Bagi wanita
mode dan trend baru yang sangat mempengaruhi penampilan dan sering menjadi perhatian
salah satunya kulit, kulit putih dan cantik, remaja memperoleh informasi tentang kosmetik
dari teman, internet, perpustakaan sekolah, iklan di TV dan lebel kemasan (Lisnawati,
dkk,.2016). Pengetahuan kosmetika dan persepsi secara simultan berpengaruh pada
keputusan pembelian produk BB cream untuk penampilan diri (Ningsih, Nurlaela,. 2016).
Faktor risiko remaja putri yaitu kurangnya pengetahuan tentang kosmetik dan ketidaktahuan
terhadap tindakan pencegahan dan karena banyaknya/ terjadi peningkatan jumlah kosmetik
berbahaya (Darmanik, dkk,.2011). Kurangnya pengetahuan tentang produk kosmetik wajah
baik dan aman menjadikan orang tetap menggunakan krim pemutih, namun tidak sedikit yang
mengetahui bahaya pemakaian krim pemutih yang mengandung merkuri justru tetap
menggunakannya untuk mempercantik diri dalam waktu yang singkat tanpa memikirkan efek
samping dan bahaya yang ditimbulkan terhadap kesehatan (Mayaserli, Sasmita,.2016).

Anda mungkin juga menyukai