Anda di halaman 1dari 10

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM KUSTA


PUSKESMAS NANGA TAYAP

Nomor : 92/KAK/II/2018

I. PENDAHULUAN
Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman yaitu
mycobacterium leprae. Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang
menjadi masalah kesehatan di lingkungan masyarakat . Kejadian penyakit ini
prevalensinya masih tinggi di beberapa daerah. Sebagian besar dari penderita
kusta berasal dari golongan ekonomi lemah .

II. LATAR BELAKANG


Penyakit kusta masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Saat ini
penyakit ini susah dideteksi karena suspek penderita merasa malu untuk
memeriksakan diri dan animo masyarakat yang kurang baik terhadap
penderita kusta.Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari
medis saja tetapi masalah sosial dari masyarakat dilingkungan penderita .
Jumlah penderita kusta di UPTD Puskesmas Nanga Tayap selama tahun
2017 sebanyak 4 kasus ( kusta tipe MB/kusta basah ).Untuk mengetahui
keberhasilan eliminasi kusta, salah satu nya dengan melihat keberhasilan
Sesuai dengan Visi Puskesmas Nanga Tayap adalah Ketapang yang maju
menuju masyarakat sejahtera,dan tata nilai Puskesmas Nanga Tayap yaitu
Amanah, Ramah, Rahasia, Akuntabel, Harmonis dan Inovatif.maka di
susunlah kerangka acuan kegiatan Program Kusta Puskesmas Nanga Tayap
Tahun 2018

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mencegah terjadinya penyakit kusta , menurunkan angka kesakitan
penyakit kusta dan mencegah terjadinya kecacatan pada penderita kusta
sehingga penyakit ini tidak lagi merupakan masalah kesehatan di
masyarakat.
B. Tujuan Khusus
1. Ditemukannya kasus yang ada dimasyarakat.
2. Terlaksananya pengobatan penderita kusta
IV. KEGIATAN POKOK
A. Penemuan dan diagnosis penderita.
1. Menentukan suspek kusta
2. Melaporkan suspek kusta
3. Konfirmasi diagnosa kusta
B. Pengobatan penderita kusta
1. Mengenal klasifikasi kusta
2. Menentukan dosis pengobatan
3. Membagi obat
4. Mengawasi keteraturan obat
5. Mengenal komplikasi pengobatan atau reaksi.
6. Mengobati komplikasi pengobatan atau reaksi.
C. Pencegahan cacat
1. Pemeriksaan cacat
2. Mencatat dasar kecacatan
3. Tindakan khusus pencegahan cacat.
4. Penyuluhan tentang kusta
D. Pencatatan dan pelaporan.

V. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan kegiatan penemuan kasus dilaksanakan secara pasif dalam
gedung dimana suspek datang sendiri ke puskesmas dan secara aktif
dengan melakukan pemeriksaan kontak serumah.
B. Pelaksanaan secara aktif dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan
kontak serumah dengan penderita dilakukan di luar gedung atau di
lapangan.

VI. SASARAN
Masyarakat yang mengalami gejala-gejala Cardinal Sign :
1. Adanya kelainan kulit dapat berupa panu, bercak kemerahan, penebalan
kulit dan nodul (benjolan).
2. Berkurang sampai hilang rasa pada kelainan kulit tersebut diatas.
3. Penebalan syaraf tepi.
4. Adanya kuman tahan asam di dalan kerokan jaringan kulit (BTA positif)

VII JADWAL KEGIATAN


No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Penemuan dan X X X X X X X X X X

diagnosis
penderita
2 Pengobatan X X X X X X X X X X

penderita kusta
3 Penyuluhan X
tentang kusta

4 Pencatatan dan X X X X X X X X X X
pelaporan.

a. Penyuluhan dilakukan pada bulan Agustus 2018 di 10 desa Kecamatan


Nanga Tayap
b. Penanganan dan pengobatan penderita kusta dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur.
VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Mengisi buku pencatatan harian penemuan penderita puskesmas.
2. Mengisi kartu penderita
3. Membuat laporan bulanan puskesmas

VIII. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan program. Kegiatan monitorng
dilaksanakan secara berkala dan terus menerus untuk dapat mendeteksi
bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan kegiatan
berjalan.

Kepala UPTD Puskesmas Nanga Tayap

YUPITA
Nip.19670703 198901 2 003
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM RABIES
PUSKESMAS NANGA TAYAP

Nomor : 97/KAK/II/2018

I. PENDAHULUAN
Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang sangat
ditakuti dan dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini ditularkan dari hewan
yang sudah terkena virus rabies kepada manusia yang disebut dengan
zoonosis. Penyakit rabies ini bersifat akut dan dapat menularkan dengan
secara cepat kepada satu penderita dengan penderita lain melalui saliva (air
liur) penderita yang sudah terkena virus rabies. Penyakit rabies disebabkan
oleh virus rabies dan penularannya kepada manusia dapat terjadi melalui
gigitan hewan penular rabies (HPR) terutama anjing, kucing dan kera.
Timbulnya penyakit ini pada manusia dapat dicegah dengan pemberian
vaksinasi anti rabies (VAR) dan serum anti rabies (SAR) setelah digigit hewan
yang menderita rabies (Soeharsono, 2002) Seperti kita ketahui bersama bahwa
kebiasaan memelihara anjing, kucing ataupun monyet yang sebenarnya
memiliki suatu resiko yang cukup besar bagi kehidupan terutama dalam
bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan penyakit rabies. Kasus
klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu berakhir dengan kematian.

II. LATAR BELAKANG


Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis seperti kepanikan,
kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan pada orang-
orang yang terpapar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada daerah
tertular terjadi karena biaya penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta
tingginya biaya postexposure treatment. Disamping itu, kerugian akibat
pembatalan kunjungan wisatawan, terutama di daerah yang menjadi tujuan
wisata penting di dunia, seperti Bali, dapat saja terjadi jika tingkat kejadian
rabies sangat tinggi.
Jumlah penderita gigitan anjing di UPTD Puskesmas Nanga Tayap selama
tahun 2017 sebanyak 19 kasus, 10 orang pada anak-anak dan 9 orang pada
dewasa.
Sesuai dengan Visi Puskesmas Nanga Tayap adalah Ketapang yang maju
menuju masyarakat sejahtera,dan tata nilai Puskesmas Nanga Tayap yaitu
Amanah, Ramah, Rahasia, Akuntabel, Harmonis dan Inovatif.maka di
susunlah kerangka acuan kegiatan Program Rabies Puskesmas Nanga Tayap
Tahun 2018.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan umum Menekan serendah rendahnya kasus penyakit rabies
B. Tujuan Khusus
1. Ditemukannya kasus yang ada dimasyarakat.
2. Penemuan dan tatalaksana dini kasus gigitan anjing, kucing atau pun
hewan penularan dan pemberian vaksin
IV. KEGIATAN POKOK

V. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan kegiatan penemuan kasus dilaksanakan secara pasif dalam
gedung dimana suspek datang sendiri ke puskesmas dan secara aktif
dengan melakukan pemeriksaan kontak serumah.
B. Pelaksanaan secara aktif dengan melakukan penyuluhan dan pemeriksaan
kontak serumah dengan penderita dilakukan di luar gedung atau di
lapangan.
VI. SASARAN
Masyarakat yang mengalami gejala-gejala Cardinal Sign :
1. Adanya kelainan kulit dapat berupa panu, bercak kemerahan, penebalan
kulit dan nodul (benjolan).
2. Berkurang sampai hilang rasa pada kelainan kulit tersebut diatas.
3. Penebalan syaraf tepi.
4. Adanya kuman tahan asam di dalan kerokan jaringan kulit (BTA positif)

VII JADWAL KEGIATAN


No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Penemuan dan X X X X X X X X X X

diagnosis
penderita
2 Pengobatan X X X X X X X X X X

penderita kusta
3 Penyuluhan X

tentang kusta

4 Pencatatan dan X X X X X X X X X X

pelaporan.

c. Penyuluhan dilakukan pada bulan Agustus 2018 di 10 desa Kecamatan


Nanga Tayap
d. Penanganan dan pengobatan penderita kusta dilakukan sesuai dengan
standar operasional prosedur.

VII. PENCATATAN DAN PELAPORAN


1. Mengisi buku pencatatan harian penemuan penderita puskesmas.
2. Mengisi kartu penderita
3. Membuat laporan bulanan puskesmas

VIII. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan program. Kegiatan monitorng
dilaksanakan secara berkala dan terus menerus untuk dapat mendeteksi
bila ada masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi dilakukan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan kegiatan
berjalan.
Kepala UPTD Puskesmas Nanga Tayap

YUPITA
Nip.19670703 198901 2 003
KERANGKA RABIES
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bersama masyarakat Bali memiliki suatu kebiasaan
memelihara anjing ataupun kucing, yang sebenarnya memiliki suatu resiko
yang cukup fatal bagii kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni
berkaitan dengan penularan penyakit rabies. B. TUJUAN
a. Melakukan upaya untuk mencegah terjadinya penularan penyakit rabies
b. Melakukan upaya untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang
penyakit rabies
C. CARA PELAKSANAAN : a. Penyuluhan tentang rabies b. Pelayanan kesehatan
rabies
D. SASARAN : a. Pasien rabies b. Masyarakat
E. PELAKSANAAN KEGIATAN N o JENIS KEGIATAN TUJUAN SASARAN
JADWAL KEGIATA N
LOKASI PELAKSA NA
1
Pemeriksaan dan pemberian vaksin kepada pasien yang terkena gigitan.
Mencegah terjadinya gejala klinis yang berkelanjutan
Pasien rabies
Puskesm as
Petugas Puskesm as
2 Penyuluhan tentang Rabies
Memberikan pengetahuan kepada
Masyarak at
Puskesm as
Kepala Puskesm as
masyarakat tentang gejala dan pencegahan rabies
Petugas Puskesm as
3 Evaluasi
Mengukur tingkat keberhasilan program dan mengidentifik asi hambatan-
hambatan pelaksanaan
Petugas Kesehata n
F. PENCATATAN, PELAPORAN DAN DOKUMENTASI a. Dilaksanakan sesuai
dengan prosedur pelaksanaan. b. Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan
Mengetahui: Kepala Puskesmas Waihaong
dr. Adriyati Arief NIP. 19640111 200604

Penyakit rabies atau anjing gila adalah suatu penyakit yang sangat ditakuti dan
dapat menimbulkan kematian. Penyakit ini ditularkan dari hewan yang sudah
terkena virus rabies kepada manusia yang disebut dengan zoonosis. Penyakit
rabies ini bersifat akut dan dapat menularkan dengan secara cepat kepada satu
penderita dengan penderita lain melalui saliva (air liur) penderita yang sudah
terkena virus rabies. Penyakit rabies disebabkan oleh virus rabies dan
penularannya kepada manusia dapat terjadi melalui gigitan hewan penular
rabies (HPR) terutama anjing, kucing dan kera. Timbulnya penyakit ini pada
manusia dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi anti rabies (VAR) dan serum
anti rabies (SAR) setelah digigit hewan yang menderita rabies (Soeharsono, 2002)
Seperti kita ketahui bersama bahwa kebiasaan memelihara anjing, kucing
ataupun monyet yang sebenarnya memiliki suatu resiko yang cukup besar bagi
kehidupan terutama dalam bidang kesehatan yakni berkaitan dengan penularan
penyakit rabies. Kasus klinis rabies pada hewan maupun manusia selalu
berakhir dengan kematian. Penyakit Rabies menimbulkan dampak psikologis
seperti kepanikan, kegelisahan, kekhawatiran, kesakitan dan ketidaknyamanan
pada orang-orang yang terpapar. Kerugian ekonomi yang ditimbulkan pada
daerah tertular terjadi karena biaya penyidikan, pengendalian yang tinggi, serta
tingginya biaya postexposure treatment. Disamping itu, kerugian akibat
pembatalan kunjungan wisatawan, terutama di daerah yang menjadi tujuan
wisata penting di dunia, seperti Bali, dapat saja terjadi jika tingkat kejadian
rabies sangat tinggi.
B.

Tujuan
1.

Tujuan umum Menekan serendah rendahnya kasus penyakit rabies 2.

Tujuan umum Penemuan dan tatalaksana dini kasus gigitan anjing, kucing atau
pun hewan penularan dan pemberian vaksin
C.

Cara pelaksanaan
1.

Penyuluhan 2.

Pelayanan kesehatan rabies

D.

Sasaran
1.

Pasien rabies 2.

Masyarakat
E.

Pelaksanaan Kegiatan
No JENIS KEGIATA N TUJUAN SASAR AN JADWAL KEGIATAN LOKASI
PELAKSANA 1 Pemeriksaan danPemberian vaksin kepada pasien yang terkena
gigitan Mencegah terjadinya gejala klinis yang berkelanjutan Pasien Rabies
Dinkes Kabupaten 2 Penyuluhan tentang rabies Memberikan pengetahuan
kepada masyarakat tentan rabies, tanda dan gejala rabies, dan cara pencegahan
rabies Masyarakat Puskesmas Petugas program 3 Evaluasi Mengukur tingkat
keberhasilan program dan mengidentifikasi hambatan-hambatan pelaksanaan
Petugas kesehatan
F.

Pencatatan, Pelaporan dan Dokumentasi


1.

Dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksaan 2.

Dokumentasi penunjang dan foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai