ABSTRAK
“Reheater merupakan salah satu komponen penting dalam PLTU yang berfungsi untuk memanaskan kembali
uap keluaran HP Turbine sebelum menuju IP Turbine dengan memanfaatkan panas gas buang. Unjuk kerja
reheater perlu dicari untuk mengetahui karakteristik kerjanya terhadap perubahan beban yang fluktuatif agar
dapat mempertahankan kontinyuitas kerja PLTU. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
pengaruh perubahan beban terhadap unjuk kerja reheater Babcock & Wilcox Carolina Radiant Boiler PLTU
Tanjung Jati B Unit 1. Data yang diambil merupakan data harian pada bulan Maret 2015 dan pengambilan
data dilakukan dengan mengunduh melalui software Top-i solvo secara online dari Central Control Room
(CCR) PLTU Tanjung Jati B Unit 1, kemudian pengolahan data menggunakan metode Log Mean Temperature
Different (LMTD) dan Effectiveness - NTU. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa Effectiveness tertinggi
didapatkan sebesar 77.6 % ketika laju perpindahan panasnya 238.2 M W pada pembebanan 617.8 MW.
Effectiveness meningkat seiring meningkatnya pembebanan disebabkan karena laju perpindahan panas juga
meningkat. ”
II. D A SA R TEORI
PLTU merupakan salah satu pembangkit
listrik tenaga termal yang memanfaatkan
Gambar 2.1. Diagram T - S ReheatRankine Cycle
energi kinetik dari uap untuk memutar
generator dan menghasilkan listrik. PLTU Reheater merupakan salah satu
yang banyak digunakan adalah PLTU dengan komponen penting di dalam boiler yang
bahan bakar batu bara. Fluida kerja uap berfungsi sebagai tempat terjadinya
dihasilkan dari evaporasi feedwater (air pemanasan ulang uap keluaran HP Turbine
umpan) dengan memanfaatkan panas dari dengan memanfaatkan panas dari gas buang.
hasil pembakaran batu bara di dalam ruang Pertukaran panas antara uap dengan gas
bakar (furnace ) boiler secara radiasi maupun buang terjadi secara konveksi.
konveksi. Pemanasan feedwater dan Aliran pertukaran panas secara konveksi
evaporasi terjadi di dalam pipa - pipa yang antara flue gas dengan uap terjadi secara
dipasang di dalam boiler yang berupa counter flow atau kombinasi antara counter
walltube, economizer, superheater, maupun flow dengan cross flow, namun secara
reheater . keseluruhan aliran perpindahan panas terjadi
Dalam prakteknya, PLTU Tanjung Jati B secara crossflow. Pipa reheater berbentuk
menerapkan Reheat Rankine Cycle (siklus melengkung - lengkung (coil) bertujuan agar
Rankine dengan pemanasan ulang) sebagai kontak antara aliran uap dengan aliran gas
dasar instalasi dan pengoperasian komponen buang dalam pipa lebih luas dan panjang
59
E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 2 Mei 2016; 58-65
60
Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Unjuk Kerja Reheater Babcock (Ilyas R, Wahyono)
Data yang digunakan adalah data harian Effectiveness - NTU dengan uraian sebagai
bulan Maret 2015 dengan penyeleksian berikut :
sebanyak 15 sampel data dikarenakan pada 1. Laju perpindahan panas (Q)
tanggal - tanggal tertentu dilakukan a. Laju perpindahan panas reheater
maintenance dari pihak O&M, sehingga Sebelum menghitung Q reheater perlu
tidak semua data bisa digunakan sebagai data diketahui nilai Cp dari gas buang dengan
pengoperasian harian pada kondisi normal. menggunakan tabel ideal-gas specific
Data yang didapatkan dirasa cukup untuk heats of various common gases dari buku
dapat mengetahui unjuk kerja reheater pada referensi Thermodynamics An
PLTU Tanjung Jati B Unit 1. Engineering Approach 5th Edition -
Selain data reheater , dihitung pula data Cengel, Boles, sehingga didapatkan Cph
untuk economizer, primary superheater, serta sebesar 1,2 kJ/kg.K.
secondary superheater untuk dapat dicari
nilai laju perpindahan panas total masuk Q = riih . Cph . (Thi - Tho)
siklus uap yang kemudian dapat kg kJ
= 609,002 — . 1,200 — . (1004,3 - 699,6) K
s kg. K
dibandingkan dengan laju perpindahan panas
reheater . kg kJ
= 609,002 — . 1,2 — 1- . (1004,3 - 699,6) K
s kg. K
Beberapa parameter yang diambil adalah
sebagai berikut : = 221532633 W
61
E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 2 Mei 2016; 58-65
= (221532633 + 79918685 + 825673416 Tabel 4.1. Data hasil perhitungan unjuk kerja
+ 245138485)W reheater
= 1372263220 W
1 3 1 ,2 8 7 W /m 2. K . 1 6 4 0 8 m 2
U = ----------Q ---------
A . F . A t lm 727072 W /K
221532633 W
= 2 ,9 6 3
= 16408 m 2 . 0 ,7 7 .1 3 3 ,6 K
c. Effectiveness (e)
(N T U 0 ’ 2 2
= 1 3 1 ,2 8 7 W / m 2. K £ = 1 - exp j — - — [ e x p ( - C . NTU0’78) - 1]
x 100%
4. Effectiveness - NTU ( 2,9630,22
1 - expj [ex p (-0 ,6 7 4 . 2,9630'78) - 1] x 1 0 0 %
600
MW, sedangkan untuk laju perpindahan
400 panas masuk total terbesar didapatkan
200
sebesar 1372,3 MW pada pembebanan 557
0
400.0 450.0 500.0 550.0 600.0 650.0 MW dan laju perpindahan anas masuk total
Beban (MW) terkecil didapatkan sebesar 973,6 MW pada
pembebanan 457,3 MW. Grafik hubungan
Gambar 4.1. Grafik hubungan laju perpindahan panas
dengan pembebanan laju perpindahan panas dengan pembebanan
juga menunjukkan bahwa semakin beban
Grafik hubungan laju perpindahan panas (Q) dinaikkan, maka laju perpindahan panas pun
dengan pembebanan menunjukkan bahwa semakin tinggi.
hubungan nilai laju perpindahan panas Unjuk kerja reheater juga dapat
dengan pembebanan adalah linier. Grafik
dinyatakan dalam bentuk grafik
hubungan
antara laju perpindahan panas reheater perpindahan panas total bisa diketahui bahwa
dengan koefisien perpindahan panas total terjadi hubungan linier naik antara keduanya,
reheater. dimana nilai koefisien perpindahan panas
total tertinggi didapatkan sebesar 142,6
150 W/m2.Kketika laju perpindahan panas
140 sebesar 238,2 MW, sedangkan nilai koefisien
S ' 130 perpindahan panas terkecil didapatkan
rsi
120 sebesar 103,7 W/m2.K ketika laju
g
110 perpindahan panas sebesar 201,4 MW.Grafik
100 hubungan laju perpindahan panas reheater
90 dengan koefisien perpindahan panas total
160 180 200 220 240 260
memiliki kecenderungan trendline yang
Q (MW)
linier, sehingga seharusnya semakin besar
Gambar 4.2. Grafik hubungan laju perpindahan panas nilai pembebanan maka semakin tinggi juga
reheater dengan koefisien perpindahan nilai koefisien perpindahan panas. Hal
panas total reheater tersebut seharusnya terjadi karena nilai
koefisien perpindahan panas total berbanding
Pada grafik hubungan laju perpindahan
panas reheater (Q) dengan koefisien
63
E K S E R G I Jurnal Teknik Energi Vol 12 No. 2 Mei 2016; 58-65
lurus dengan laju perpindahan panas sesuai • Reheater PLTU Tanjung Jati B unit 1
dengan persamaanU = Q . akan menunjukkan unjuk kerja
A . F.Atlm
terbaik ketika PLTU Tanjung Jati B
NTU dan Effectiveness pun dapat dibuat
unit 1 beroperasi pada beban 580 -
grafik hubungannya, mengingat bahwa
630 MW, karena pada beban tersebut
keduanya merupakan parameter penting
untuk parameter laju perpindahan
dalam unjuk kerja reheater sebagai heat
panas (Q), koefisien perpindahan
exchanger (penukar kalor).
panas total (U), NTU, dan
Effectiveness berada pada titik
77.8
tertingginya, sedangkan LMTD
g 77.6 berada pada titik yang cukup rendah
1/5
1/5
OJ pada beban 580 - 630 MW.
£ 77.4
> b. Saran
u
CV
fc 77.2 Saran yang dapat penulis sampaikan
adalah perlunya dijaga pengoperasian
77.0
2.7 2.8 2.9 3.0 3.1 serta perawatan sootblower pada area
NTU reheater untuk meminimalisir terjadinya
fouling atau pengerakan gas buang pada
Gambar 4.3. Grafik hubungan NTU dengan
Effectiveness
permukaan luar pipa - pipa reheater.
D A FTA R PU STAK A
Grafik hubungan NTU dengan
Anonim. 2013. ReheaterBoiler . www.em cee-
Effectiveness menunjukkan adanya hubungan
engg.com, (13 April 2015)
yang linier fluktuatif. Nilai NTU tertinggi
didapatkan sebesar 3,051 ketika Effectiveness Cengel, Yunus A. dan Boles, Michael A.
sebesar 77,6 %, sedangkan nilai NTU 2001. Thermodynamics : An
terendah didapatkan sebesar 2,783 ketika Engineering Approach. Boston :
Effectiveness sebesar 77,3 %. Jika McGraw-Hill.
diperhatikan, grafik hubungan NTU dengan
Cengel, Yunus A. 2006. Heat and Mass
Effectiveness cenderung linier, sehingga
Transfer: A Practical Approach, 2nd
semakin tinggi Effectiveness maka semakin Edition., N ew York : Mc.Graw-Hill.
tinggi nilai NTU begitupun sebaliknya.
El Wakil, M. M. 1992. Powerplant
V. PENUTUP Technology. N ew York : Mc. Graw-
a. Kesimpulan Hill.
Kesimpulan yang dapat penulis ambil
Incropera, F.P., DeWit, Bergan, Lavine.
adalah: 2006. Fundamentals o f Heat and Mass
• Semakin tinggi pembebanan maka Transfer, 6th Edition.
akan semakin baik unjuk kerja
reheater yang berupa semakin Rahardjo, Parsumo et al. 2014. Buku
tingginya nilai laju perpindahan panas Pedoman Penyusunan Tugas
Akhir/Skripsi. Semarang.
(Q), koefisien perpindahan panas total
(U), NTU, dan Effectiveness, atau The Babcock & W ilcox Company.
dengan kata lain parameter Q, U, 2004. Tanjung Jati B Training Boiler
NTU, dan Effectiveness linier dengan Overview. Charlotte.
pembebanan.
64
Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Unjuk Kerja Reheater Babcock (Ilyas R, Wahyono)
65