ABSTRACT
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Banten 3 Lontar merupakan salah satu pembangkit dengan bahan
bakar batubara yang terdiri dari 3 unit, dengan kapasitas masing-masing unit sebesar 315 MW
sehingga total yang dihasilkan sebesar 945 MW. Alat penukar kalor yang terdapat dalam pembangkit
salah satunya adalah High Pressure Heater (HPH). High Pressure Heater merupakan alat penukar
kalor tipe shell and tube yang berfungsi untuk memberi pemanasan awal air pengisi dengan
memanfaatkan uap ekstraksi dari turbin. Apabila proses perpindahan kalor pada HPH menurun, akan
berpengaruh terhadap meningkatnya penggunaan batubara untuk proses terbentuknya uap dalam
boiler. Untuk mengetahui performa pada High Pressure Heater perlu dilakukan analisis. Sehingga
dapat diketahui HPH masih dalam keadaan normal atau tidak. Disini penulis menghitung, dan
menganalisis perpindahan kalor, nilai effectiveness (ε) pada High Pressure Heater 1, 2, dan 3 setelah
overhaul dan saat kondisi terakhir di PLTU Banten 3 Lontar Unit 1. Dari hasil perhitungan dan
analisis dapat diketahui bahwa performa High Pressure Heater mengalami penurunan pada kondisi
terakhir saat ini dibandingkan dengan tahun lalu (setelah overhaul). Dari nilai effectiveness (ɛ) pada
HPH 1 mengalami penurunan yang paling besar dari ketiga HPH tersebut yaitu sebesar 0,14 antara
setelah overhaul 0,95 dan kondisi terakhir 0,81. Sedangkan nilai effectiveness (ɛ) pada HPH 2 saat
kondisi terakhir yaitu tetap sebesar 0,92. Dan nilai effectiveness (ɛ) pada HPH 3 terjadi penurunan
yang kecil yaitu sebesar 0,02 antara setelah overhaul 0,80 dan kondisi terakhir 0,78.
Kata kunci : High Pressure Heater, Alat Penukar Kalor, Perpindahan Kalor, Effektivitas
166
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
HPH 1, HPH 2, dan HPH 3. Air pengisi boiler 1) Pada alat penukar kalor yang langsung,
pertama-tama akan dipanaskan di HPH 3 lalu fluida yang panas akan bercampur secara
menuju ke HPH 2 dan terakhir HPH 1. Ekstraksi langsung dengan fluida dingin (tanpa
uap HPH 1 dan HPH 2 berasal dari HP (High adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
Pressure) turbin, sedangkan ekstraksi uap HPH ruangan tertentu.
3 berasal dari IP (Intermediate Pressure) turbin. 2) Pada alat penukar kalor yang tidak
Performa High Pressure Heater dapat langsung, fluida panas tidak berhubungan
menyebabkan menurunnya efisiensi pemanasan langsung dengan fluida dingin. Jadi proses
air dalam boiler, apabila kemampuan perpindahan panas itu mempunyai media
perpindahan kalor pada feedwater heater perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan
menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh jenis lainnnya. Untuk meningkatkan
beberapa faktor, seperti kerusakan pada pipa efektivitas pertukaran energi, biasanya
atau terjadinya pengotoran pada permukaan bahan permukaan pemisah dipilih dari
pipa, dan lainnya. bahan-bahan yang memiliki konduktivitas
Penurunan performa High Pressure Heater termal yang tinggi seperti tembaga dan
akan berpengaruh terhadap meningkatnya aluminium.
penggunaan batu bara untuk proses terbentuknya Pertukaran panas secara tidak langsung
uap dalam boiler, dan berpengaruh terhadap terdapat dalam beberapa tipe dari penukar kalor
efisiensi siklus pembangkit secara keseluruhan. diantaranya tipe plat, shell and tube, spiral, dan
Untuk mengetahui performa alat ini perlu lain-lain.
dilakukan analisis secara matematis terhadap
berbagai parameter yang dipantau selama 2.2. Shell and Tube Heat Exchanger
operasi, seperti tekanan, temperatur, dan laju Penukar kalor jenis ini terdiri dari bundle
aliran. Dari hasil analisis itulah sehingga dapat (kumpulan) tube berbentuk bulat yang tersusun
segera dilakukan tindakan yang tepat agar High banyak dan berada pada sumbu yang sejajar
Pressure Heater dapat beroperasi seperti semula dengan shell. Satu aliran fluida berada didalam
apabila terjadi penurunan kinerja. Hal tube sedangkan fluida lainnya berada diluar tube
tersebutlah yang melatar belakangi penulis namun berada dalam shell.
untuk mengambil judul “Analisis Perpindahan Tipe shell and tube sendiri memiliki
Kalor High Pressure Heater PLTU Banten 3 berbagai konfigurasi berdasarkan jumlah
Lontar Unit 1”. perlintasan (passes) shell maupun tubes. Baffle
berguna untuk menahan pipa-pipa dan
mengurangi getaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger)
Alat penukar kalor (heat exchanger) adalah
suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
panas antara dua buah fluida atau lebih yang
memiliki perbedaan temperatur yaitu fluida yang
bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah. Perpindahan panas
tersebut baik secara langsung maupun secara Gambar 1. Shell and tube heat exchanger
tidak langsung.
Tujuan perpindahan panas tersebut di 2.3. High Pressure Heater
dalam proses industri diantaranya adalah : High Pressure Heater merupakan alat
a) Memanaskan atau mendinginkan fluida penukar kalor yang berfungsi memberi
hingga mencapai temperature tertentu yang pemanasan awal pada air umpan dengan
dapat memenuhi persyaratan untuk proses memanfaatkan uap ekstraksi turbin. Tipe shell
selanjutnya, seperti pemanasan reaktan atau and tube dengan pipa U dipilih karena
pendinginan produk dan lain-lain. kemampuannya menangani tekanan tinggi dan
b) Mengubah keadaan (fase) fluida : destilasi, menyediakan area perpindahan kalor yang luas
evaporasi, kondensasi dan lain-lain. seperti ditunjukkan gambar 2.2.
Proses perpindahan panas tersebut dapat
terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Maksudnya adalah :
167
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
168
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
169
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
Tabel 1. Data Spesifikasi High Pressure Heater 4.1. Analisis Perhitungan TTD
Analisis perhitungan nilai TTD (Terminal
Temperature Difference) pada High Pressure
Heater setelah Overhaul dan kondisi terakhir
diperlihatkan pada Gambar 4.
170
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
171
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
4.5. Analisis Nilai Heat Capacity Analisis perhitungan nilai effectiveness (ɛ)
Berdasarkan data pada Tabel 2, berikut ini pada High Pressure Heater setelah Overhaul
disajikan perhitungan nilai Heat Capacity yang dan kondisi terakhir. Nilai effectiveness berkisar
disajikan pada Gambar 8 berikut ini. antara nol dan satu, semakin mendekati satu,
maka kinerja alat semakin baik. Perbandingan
nilai effectiveness (ɛ) pada HPH 1, 2, dan 3
setelah Overhaul sebesar 0,95; 0,92; dan 0,80.
Sedangkan nilai effectiveness (ɛ) pada HPH 1, 2,
dan 3 pada kondisi terakhir sebesar 0,81; 0,90;
dan 0,78. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa
nilai effectiveness (ɛ) pada HPH 1 mengalami
penurunan terbesar dari ketiga HPH,
dibandingkan setelah Overhaul dengan kondisi
terakhir.
172
Jurnal Power Plant, Vol. 4, No. 3 November Tahun 2016 ISSN : 2356-1513
173