Oleh :
Exchanger.
High pressure heater (HPH) adalah salah satu contoh alat penukar panas
yang banyak digunakan di industri pembangkit listrik yang berfungsi sebagai
pemanas air umpan sebelum masuk ke boiler. Media pemanas yang digunakan
adalah uap panas hasil ekstraksi dari turbin. Alat ini terdiri dari sebuah shell
silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana
temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam
shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida di dalam tube dan di
luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebut
dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Oleh sebab itu perawatan (maintenance) yang baik dan pemilihan alat
penukar panas yang tepat dalam suatu industri akan menghemat biaya operasional
harian. Sehingga fungsi dari High pressure heater (HPH) di pembangkit listrik
tenaga uap Amurang unit 1 sangatlah penting karena itu performa dan efisiensinya
harus terjaga dengan baik. Apabila terjadi kerusakan pada alat tersebut, maka
harus secepatnya ditangani untuk menghindari penurunan kinerja (derating) yang
berujung pada trip atau kegagalan operasi pada boiler.
1
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan efisiensi efektif dari High pressure heater (HPH)
pada PLTU Amurang unit 1.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Menurut Sugiyanto (2006), alat penukar kalor merupakan suatu peralatan
dimana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih
tinggi kepada fluida yang temperaturnya lebih rendah.
b. Alat penukar kalor yang tidak langsung, ialah dimana fluida panas tidak
berhubungan langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses
perpindahan panasnya itu mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat
atau peralatan jenis lainnya.
High Pressure Heater (HPH) adalah pemanas air pengisi (feed water)
bertekanan tinggi yang dipasang setelah Boiler Feed Pump (BFP). Media panas
High Pressure Heater (HPH) adalah uap yang diambil dari turbin uap. High
Pressure Heater (HPH) memiliki peran sebagai alat pemanas awal air pengisi
(feed water) sebelum masuk ke boiler, oleh sebab itu peralatan ini berfungsi juga
untuk menaikan efisiensi sistem secara keseluruhan.
Dalam pengoperasiannya High Pressure Heater (HPH) harus dijaga
performanya karena berhubungan langsung dengan konsumsi batubara selain itu
gangguan pada High Pressure Heater (HPH) juga berpengaruh terhadap target
produksi. Oleh sebab itu segala bentuk permasalahan yang berhubungan dengan
peralatan ini harus segera ditindak lanjuti agar efisiensi sistem tetap terjaga.
4
Gambar 2.2. High Pressure Heater 1 unit 1
(Sumber : PLTU Amurang)
Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan unjuk kerja dari suatu alat
sedangkan efektifitas adalah ukuran tingkat pemenuhan output atau tujuan proses,
semakin tinggi pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses
tersebut semakin efektif. Dan efisiensi efektif pada heat exchanger adalah
perbandingan antara laju perpindahan panas aktual dengan laju perpindahan panas
5
maksimum yang mungkin terjadi. Dari kedua parameter tersebut nantinya dapat
diketahui kualitas unjuk kerja dari suatu heat exchanger.
Salah satu contoh efisien selain efisien efektif adalah efisiensi termal yang
mempunyai ukuran tanpa dimensi untuk menunjukan performa peralatan termal
seperti mesin pembakaran dalam dan sebagainya. Panas yang masuk atau input
adalah energi yang didapatkan dari sumber energi. Hasil atau output dapat berupa
panas atau kerja, atau mungkin keduanya. Berdasarkan hukum pertama
termodinamika, output tidak bisa melebihi input, sehingga ketika ditulis dalam
persentase, efisiensi termal harus berada di antara 0% dan 100%. Karena
inefisiensi dapat berupa gesekan, hilangnya panas, dan faktor lainnya, maka
efisiensi termal mesin tidak pernah mencapai 100%. Seperti contoh, mesin mobil
bensin memiliki efisiensi 25%, dan mesin pembangkit listrik tenaga batu bara
yang besar memiliki efisiensi maksimum 46%. Mesin diesel terbesar di dunia
memiliki efisiensi maksimum 51,7%. (sumber: wikipedia)
Desain dari tipe vertikal High Pressure Heater (Gambar 2.2) memiliki
kelebihan yaitu tidak memakai tempat yang banyak seperti pada tipe horizontal
yang memakai tempat yang begitu luas. Tipe ini juga dilengkapi dengan alat ukur
seperti thermometer , pressure gauge dan emergency drain. Sebagai pemanas air
umpan sebelum masuk ke boiler, air tersebut dipompakan menggunakan Boiler
Feed Pump (BFP) menuju ke fedd water inlet setelah dipanaskan air akan ke
boiler dengan tekanan yang tinggi. Kontruksi tipe vertikal High Pressure Heater
sama dengan Heat Exchanger lainnya yang mempunyai shell yang merupakan
badan dari High Pressure Heater untuk fluida pemanas (steam) yang didalam
shell terdapat banyak tube atau pipa-pipa untuk fluida air (water) sebagai media
yang dipanaskan. Tube tipe U jenis ini hanya mempunyai 1 buah tube sheet,
dimana tube dibuat berbentuk U yang ujung-ujungnya disatukan pada tube sheet
sehingga biaya yang dibutuhkan paling murah di antara Shell and Tube Heat
6
Exchanger yang lain. Tube bundle dapat dikeluarkan dari shellnya setelah
channel head nya dilepas. Tipe ini juga dapat digunakan pada tekanan tinggi dan
beda temperatur yang tinggi.
Masalah yang sering terjadi pada heat exchanger ini adalah terjadinya erosi pada
bagian dalam bengkokan tube yang disebabkan oleh kecepatan aliran dan tekanan
di dalam tube, untuk itu fluida yang mengalir dalam tube side haruslah fluida yang
tidak mengandung partikel-partikel padat.
2.6.1 Shell
Gambar 2.3. Konstruksi alat penukar kalor jenis shell and tube
(Sumber : William S Janna, 1976)
Tube atau pipa merupakan bidang pemisah antara kedua jenis fluida yang
mengalir didalamnya dan sekaligus sebagai bidang perpindahan panas. Ketebalan
dan bahan pipa harus dipilih pada tekanan operasi fluida kerjanya. Selain itu
7
bahan pipa tidak mudah terkorosi oleh fluida kerja. Adapun beberapa tipe susunan
tube dapat dilihat dibawah ini:
Adapun fungsi dari pemasangan sekat (baffle) pada heat exchanger ini
antara lain adalah untuk :
1. Sebagai penahan dari tube bundle
2. Untuk mengurangi atau menambah terjadinya getaran.
3. Sebagai alat untuk mengarahkan aliran fluida yang berada di dalam tubes.
4. Sekat impingement
Heat exchanger tipe Shell and Tube adalah alat pemindah panas yang
terdiri dari bagian shell yang didalamnya berisi bagian tube yang jumlahnya
banyak. Heat exchanger ini digunakan apabila luas perpindahan panasnya > 120
ft2. Untuk menyatakan tipe shell and tube dinyatakan dengan penulisan :
Menurut D.Q Kern (1983), urutan analisis perpindahan panas Shell and
9
Tube Heat Exchanger dijelaskan sebagai berikut.
10
2.7.2. Menentukan Neraca Panas / Heat Balance
Neraca panas pada shell (Qs) dan Neraca panas pada tube (Qt) dapat
dihitung dengan persamaan berikut.
Dimana:
11
∆ T maks−¿ ∆ T
LMTD=∆ T ⍳ m= min
¿
¿ ∆ T maks
∆ T min
T 1−T 2
R= ............................................................................ 2.4
t 2−t 1
t 2−t 1
S= ............................................................................ 2.5
T 1−t 1
Besarnya temperatur kalorik dari fluida pada sisi shell (Tc) dan fluida pada
T c =T 2+ F c (T 1 −T 2 ) ............................................................ 2.7
t c =t 2+ F c (t 2 −t 1 ) .............................................................. 2.8
12
tc = Temperatur kalorik untuk sisi tube (oF)
Luas penampang aliran dari shell (as) dapat diperoleh sebagai berikut.
'
I DS x C x B
a s= ..................................................................... 2.9
144 x Pt
Dimana,
Ws
Gs = ............................................................................... 2.10
as
Dimana,
Gs = Kecepatan aliran masa untuk shell (lb/ft2jam)
Ws = Laju aliran masa untuk shell (lb/jam)
13
as = Luas penampang aliran pada shell (ft2)
De x Gs
ℜ s= ...................................................................... 2.11
μ
Dimana,
De = Diameter ekuivalen (ft)
Luas penampang aliran dari tube (at) dapat diperoleh sebagai berikut.
N t x a' t
a t= ........................................................................ 2.12
144 x n
Dimana,
at = Luas penampang aliran bagian tube (ft2)
Nt = Jumlah tube
a’t = Luas aliran per tube (ft2)
n = Jumlah passes
Kecepatan aliran massa pada tube (Gt) dapat diperoleh sebagai berikut.
Wt
Gt = ............................................................................... 2.13
at
Dimana,
14
Gt = Kecepatan aliran masa untuk tube (lb/ft2jam)
Wt = Laju aliran masa untuk tube (lb/jam)
at = Luas penampang aliran pada tube (ft2)
Dimana,
menggunakan grafik Shell Side Heat Transfer Curve For Segmental Baffles, untuk
bilangan Reynolds yang telah diketahui dapat diperoleh harga faktor perpindahan
menggunakan grafik Tube Side Heat Transfer, untuk bilangan Reynolds yang
telah diketahui dapat dicari perbandingan antara panjang tube dan diameter tube
(L/D), sehingga akan diperoleh harga faktor perpindahan panas pada tube (JHt).
Harga bilangan Prandtl pada shell (Prs) dapat peroleh sebagai berikut.
Cp s x μ
Prs = ........................................................................ 2.15
Ks
Dimana,
Harga bilangan Prandtl pada tube (Prt) dapat peroleh sebagai berikut.
Cp t x μ
Prt = ........................................................................ 2.16
Kt
Dimana,
16
B. Koefisien Perpindahan Panas pada Tube
Koefisien perpindahan panas pada tube (hi /Φt) dapat diperoleh sebagai berikut.
1
hi k
=J H t x t x ( Prt ) 3 ......................................................... 2.18
Φt ID t
Dimana,
hi /Φt = Koefisien perpindahan panas pada tube (Btu/jam.ft2.oF)
JHt = Faktor perpindahan panas
IDt = Diameter dalam pada tube (ft)
Kt = Konduktivitas termal pada tube (Btu/jam (ft2).(oF/ft)
Prt = Bilangan Prandtl pada tube
Dimana,
ho /Φs = Koefisien perpindahan panas pada shell (Btu/jam.ft2.oF)
TC = Temperatur kalorik untuk sisi Shell (oF)
tc = Temperatur kalorik untuk sisi Tube (oF)
( )
0.14
μ
Φ s= .................................................................... 2.21
μw
Dimana,
µ = viskositas dari steam pada Tav,in
µw = viskositas dari steam pada Tw
( )
0.14
μ
Φ t= .................................................................... 2.22
μw
Dimana,
µ = viskositas dari air pada Tav
µw = viskositas dari air pada Tw
Lapisan film pada dinding bagian luar tube (ho) dapat diperoleh sebagai
berikut.
Dimana (ho/Φs) telah diketahui, maka akan didapat nilai ho (Btu/jam.ft2.oF)
Lapisan film pada dinding bagian dalam tube (hi) dapat diperoleh sebagai
berikut.
Dimana (hi /Φt) telah diketahui, maka akan didapat nilai hi (Btu/jam.ft2.oF)
18
E. Lapisan Film pada Keseluruhan Dinding Tube
Lapisan film pada keseluruhan dinding tube (hio) dapat diperoleh sebagai
berikut.
Dimana (hio /Φt) telah diketahui , maka akan didapat nilai hio (Btu/jam.ft2.oF)
hio x h o
U c= ........................................................................ 2.23
hio + ho
qt
Ud= .................................................................. 2.24
A x ∆ T LMTD
Dimana,
19
A = Luas permukaan pada bagian luar dari tube.
= Nt x L x a’t
dimana : Nt = Jumlah dari tube
L = Panjang dari tube (ft)
a’t = Untuk ODt dari tabel Heat Exchanger And Condenser Tube Data
Dimana,
∆Ps = Beda tekanan antara fluida pada saat masuk dengan tekanan fluida saat
f = Friction factor (ft2/in2), dari grafik Shell-Side Friction Factor For Bundles
With 25% Cut Segmental Baffles (fig.29 Kern)
N = Jumlah Baffles
n = Jumlah passes
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
23
3.3 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Observasi
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Selesai
24
DAFTAR PUSTAKA
Sulawesi Utara 2x25 MW Coal Fired Power Plant. Steam Turbine Maintenance
Manual. PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Sulawesi Utara 2x25 MW Coal Fired Power Plant. Boiler Operation Manual. PT.
Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Ahmad Budiman. 2014. Analisis Perpindahan Panas dan Efisiensi Efektif High
Pressure Heater (HPH) di PLTU Asam-Asam. Teknik Mesin Fakultas Teknik:
Universitas Lambung Mangkurat.
Sitompul, T.M. 1993. Alat Penukar Kalor. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Utara.
Sugiyanto. 2006. Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube dan Aplikasi
Perhitungan Dengan Microsoft Visual Basic 6.0. Teknik Mesin Fakultas
Teknologi Industri: Universitas Gunadarma.
25