Makalah Struktur Beton Gedung Lanjutan
Makalah Struktur Beton Gedung Lanjutan
Disusun Oleh :
KELAS : VI A KBG
2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Penggunaan Beton Pracetak pada Pembangunan Hotel Marron dan Resort
Kota Tomohon”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dari Mata Kuliah Struktur Beton
Lanjutan. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya
karya makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kota Tomohon dianugerahi dengan kekayaan potensi di sektor pariwisata yang
melimpah, baik wisata alam, religi, budaya, bahari, sejarah dan kuliner, maka sudah
menjadi tanggungjawab kita bersama untuk mentransformasikan potensi ini menjadi
kekuatan pembangunan daerah, guna mengangkat daya saing daerah serta tentunya
kesejahteraan masyarakat kota tomohon secara menyeluruh.
Dalam mengantisipasi berbagai event yang akan dilaksanakan di daerah ini,
sehingga ketersediaan hotel dan fasilitas pertemuan lainnya akan semakin menambah
kesiapan kota tomohon sebagai penyelenggara berbagai kegiatan nasional maupun
internasional,
Kesiapan tersebut menjadi semakin nyata dengan akan dibangunnya Hotel
Marron dan Resort di Kota Tomohon sebagai salah satu penunjang sektor
kepariwisataan di daerah ini. Karena itu, kesiapan sumber daya perhotelan yang baik
dan berkualitas harus senantiasa menjadi perhatian manajemen,sehingga kehadiran
Hotel Marron dan Resort di Kota Tomohon, benar-benar dapat memperkokoh pilar
ekonomi daerah di Kota Tomohon.
Pembangunan Hotel Marron dan Resort ini berlokasi di kelurahan Kakaskasen
Dua, kecamatan Tomohon Timur, Kota Tomohon. Lebih tepatnya di jalan lingkar bukit
Kelong berdekatan dengan tempat wisata religi Bukit Doa Tomohon.
Lokasi proyek merupakan tanah timbunan sehingga perencanaannya pun
menggunakan tiang pancang setelah mengetahui hasil sondir. Awalnya tiang
pancangnya di pesan langsung di pabrik yang ada di Makasar, namun seiring
berjalannya waktu pada saat pemancangan di dapati bahwa tanah keras pada saat
pemancangan kedalamannya bervariasi dan stok tiang pancangpun habis dan tak sesuai
perencanaan.
Maka setelah dilakukan kajian dan pertimbangan akhirnya di buatlah addendum
atau perubahan dimana dari pihak owner memutuskan untuk memproduksi sendiri tiang
pancangnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja profil proyek Hotel Marron dan Resort?
2. Material-material pracetak apa saja yang digunakan?
3. Bagaimana proses produksi dari beton pracetak (tiang pancang)?
4. Bagaimana metode pelaksanaannya?
5. Bagaimana metode penyambungannya?
6. Bagaimana metode quality kontrolnya?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui profil proyek Hotel Marron dan Resort.
2. Mengetahui material-material pracetak apa saja yang digunakan.
3. Mengetahui proses produksi dari beton pracetak (tiang pancang).
4. Mengetahui metode pelaksanaan dari beton pracetak (tiang pancang).
5. Mengetahui metode penyambungan dari beton pracetak (tiang pancang).
6. Mengetahui metode quality kontrolnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Proyek
- Nama proyek : Pembangunan Hotel Marron dan Resort Tomohon
- Pemilik proyek : PT Multi Pilar Kencana
Direktur Utama; Joyo Soetoyo
(Pengawas in House)
- Kontraktor Struktur : PT Tatamulia Nusantara Indah (PT TATA)
- Sub Kontraktor : PT Pacifil Nusa Indah Group
(Pelaksana Pemancangan)
- Konsultan Struktur : PT Cipta Sukses
- Konsultan Arsitektural : Sonny Sutanto Architects
- Description : 138 rooms
- Floor : 8FL. Above Ground Podium & 1FL. Below Ground
- Total Floor Area : 32,560 Sqm
- Biaya/Anggaran : Rahasia Perusahaan
(Proyek Swasta & masih sementara pengerjaan)
beton f’c = 40 MPa dan mutu baja tulangan fy = 3900kg/cm2 untuk tulangan utama, dan
Untuk penulangan digunakan tulangan dengan sengkang spiral dan pelat baja
pada dua sisi tiang pancang sedangkan untuk material pengecoran digunakan ready mix
dari CBSP.
3. Pemancangan
Proses pemancangan pondasi tiang pancang dilakukan pada titik pemancangan
yang sebelumnya sudah di ukur oleh surveyor diberi patok sesuai dengan jarak pada
perencanaan (denah pile cap). Tiang – tiang yang akan dipancang diberi keterangan
berupa nomor per meter agar pendataan keterangan jumlah pukulan hammer untuk
setiap 50cm dapat dicatat dan dihitung daya dukung tanah pada satu titik berdasarkan
akumulasi data yang ada. Untuk penyambungan dilakukan dengan menggunakan
elektroda 3,2 mm tipe LB.
Pemancangan dilakukan hingga tiang pancang telah mencapai tanah keras. Tolak
ukur untuk menentukan tiang pancang sudah berada pada posisi kedalaman tanah keras
yaitu dengan melihat tiang yang sudah tidak bergerak masuk pada hitungan ke 100 dan
dilakukan kalendering.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan beton pracetak bukan hanya pada struktur atas saja melainkan juga bisa
pada struktur bawah seperti pondasi tiang pancang. Pemilihan beton pracetak juga harus
melalui banyak pertimbangan dari segi efisiensi dan efektifitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Redaksi Fajar, “Eman Sebut Marron Resort Akan Menunjang Sektor Pariwisata Tomohon” 17
November 2017. (diakses 12 April 2019 di http://fajarmanado.com/2017/11/17/eman-sebut-
marron-resort-akan-menunjang-sektor-pariwisata-tomohon/)